Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang
Nur Maulidya
Novita W.R
LiliSafrida
Universitas Lambung Mangkurat
nurmaulidya123@yahoo.co.id
ABSTRACT
This research has a purpose to examine the influence of competence, inpendence, ethics, and
the complexity of the task on the quality of government internal controller audit.This research
is a research with quantity approach. The data is used in this research is primary data. The
respondent is inspectorate employee who does the inspection on inspectorate which placed in
south borneo. The technique of data collecting is used in this research is the questionnaire
survey method. The techniques of data analysis include the data quality test, classic assumption
test, and the influence of multiple linear regressionanalysis test.The result of research showed
that the competence and independence had positive effect on audit quality, in order that the
higher the competence and independence of the better quality of the resulting audit. Variable
ethics had no effect on audit quality, thus keeping the relationship with auditee, co-workers,
superiors, and society as well as professional responsibility alone is not enough to improve the
quality of audit. Variable complexity of the task had no negative effect on audit quality, during
an auditor follows the audit procedures in accordance SPKN well then the quality of the audit
will be maintained despite the complexity of the task that occur in the duty.
Key words:compentence, independence, ethics, the complexity of the task, audit quality.
A. PENDAHULUAN
Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan
(Arens et al., 2011:4). Audit terhadap setiap organisasi termasuk organisasi pemerintah (sektor
publik) pada dasarnya dapat berupa audit eksternal atau audit Internal (Rita dan Sony, 2014).
Penelitian ini akan difokuskan pada pengawas internal pemerintah. Pengawasan internal di
Permendagri Nomor 23 tahun 2007 menyebutkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
inspektorat sebagai pengawas internal pemerintah antara lain: pertama, Pemeriksaan secara
berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, barang
Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsinya tentu harus memperhatikan norma dan
ketentuan yang berlaku bagi pengawas internal pemerintah yaitu kode etik APIP dan standar
audit APIP. Kode etik ditujukan agar pengawas internal pemerintah menjaga perilakunya
dalam menjalankan tugasnya. Standar audit juga harus diterapkan oleh pengawas internal
pemerintah guna menjaga kualitas hasil audit yang telah dihasilkan. Government
Accountability Office (GAO), menjelaskan bahwa kualitas audit itu sebagai ketaatan terhadap
standar profesi dan ikatan kontrak selama melaksanakan audit (Lowenshon et al., 2005).
Kualitas audit yang dihasilkan oleh aparat inspektorat Kalimantan Selatan saat ini
dirasakan belum optimal, karena masih adanya temuan-temuan audit yang tidak terdeteksi oleh
aparat inspektorat sebagai pengawas internal pemerintah, akan tetapi ditemukan oleh pengawas
eksternal pemerintah yaitu BPK. Inspektorat selaku pengawas Internal seharusnya dapat
lebih banyak memiliki informasi dari pada pengawas eksternal yang merupakan pihak luar.
Kasus indikasi penyimpangan yang ditemukan BPK RI perwakilan Kalimantan Selatan yaitu
mengenai Laporan hasil pemeriksaan (LHP) APBD 2013, mengenai temuan BPK RI
Perwakilan Kalimantan Selatan berupa dana BOS selama 4 bulan dan dana BOM selama 2
bulan Tahun 2013 yang belum diserahkan Bendahara Dinas Pendidikan Kota Baru kepada
sejumlah sekolah sebesar Rp 3,7 Milyar. Padahal diketahui dari jadwal pencairan, dana BOS
dan Dana BOM sudah ada di tangan Bendahara waktu itu (www.Jurnalisia.co). Kasus ini
mengindikasikan bahwa kualitas audit aparat inspektorat masih dipertanyakan, sebab jika
kualitas dari aparat inspektorat telah optimal maka tidak akan ada lagi
Kualitas audit dari pengawas internal pemerintah (inspetorat) yang belum optimal di duga
disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal ini mengacu pada
lingkungan sekitar dari pengawas internal pemerintah sedangkan faktor internal mengacu pada
faktor dalam diri/karakteristik individual yang dimiliki pengawas internal. Penelitian ini akan
menguji empat variabel bebas terkait kualitas audit yaitu kompetensi, independensi, etika, dan
kompleksitas tugas.
Menurut Bedard (1986) dalam Efendy (2010) mengartikan keahlian atau kompetensi
sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang
kualitas audit telah banyak dilakukan, beberapa diantaranya adalah Ningsih dan Dyan (2013),
Ruslan (2011), dan Hasbullah, Erni, Trisna (2014) yang menunjukkan bahwa kompetensi
(keahlian) berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang berbeda mengenai
pengaruh kompetensi datang dari Kisnawati (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak
Sikap mental independen sama pentingnya dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh
auditor. Menurut Arens et al. (2011: 74) independensi dalam audit berarti mengambil sudut
pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan
penerbitan laporan audit. Penelitian mengenai pengaruh Independensi terhadap kualitas audit
telah dilakukan oleh Ruslan (2011), Ningsih dan Dyan (2013), Ayu (2013) hasil penelitian
Semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang
dihasilkan. Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Hafidz dan Winarna (2010) yang
menyatakan bahwa Independensi yang dimiiki oleh auditor tidak berpengaruh pada kualitas
audit yang dihasilkan karena auditor pemerintah daerah dalam penyusunan program audit
masih terdapat intervensi dari pimpinanan tentang prosedur yang dipilih auditor.
Selain Kompetensi dan independensi faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit adalah
etika. Menurut Kanter (2001) Etika secara etimologis dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa
yang biasa yang dilakukan, atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan hidup
yang baik dan yang buruk. Nilai-Nilai atau norma-norma yang dijadikan sebagai pedoman
dalam tugas profesional pengawas internal telah diatur dalam PERMENPAN Nomor
PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP. Hasil penelitian mengenai etika yang
dilakukan oleh Kisnawati (2012), Ayu (2013), dan Hasbullah, Erni, Trisna (2014)
menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Semakin tinggi
etika yang dimiliki auditor semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkannya, sehingga etika
profesi yang ditunjukkan sebagai seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit, dapat
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu kompleksitas tugas yang
diemban oleh auditor. Menurut Jamilah, dkk (2007:26) kompleksitas tugas merupakan persepsi
individu tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, daya ingat,
serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat
keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni, Trisna (2014) dan Zulkifli (2014)
membuktikan bahwa kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Semakin tinggi tingkat kompleksitas tugas yang diemban oleh auditor, maka semakin rendah
kualitas audit yang dihasilkan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Rita dan Sony (2014)
justru menunjukkan hasil bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
penelitian mengenai kualitas audit. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni, Trisna (2014) yang menguji pengaruh variabel keahlian
(kompetensi), kompleksitas tugas, dan etika profesi terhadap kualitas audit. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian Hasbullah, Erni, Trisna (2014) terletak pada penambahan
variabel bebas yaitu independensi dan objek yang diteliti pada penelitian ini adalah Inspektorat
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang
perilaku seseorang baik yang berasal dari internal atau eksternal (Robbins dan Judge, 2008).
Menurut Luthans (2005) mengatakan bahwa teori atribusi mengacu pada bagaimana orang
Terdapat dua jenis umum atribusi yang ada pada orang, yaitu atribusi disposisional, dan
atribusi situasional. Dispositional attributions atau penyebab internal yang mengacu pada
aspek perilaku individual yang ada dalam diri seseorang seperti kepribadian, persepsi diri,
mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial,
Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena peneliti akan melakukan studi empiris
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam menentukan kualitas audit
yang dilakukannya, khususnya pada karakteristik personal auditor itu sendiri. Karakteristik
personal seorang auditor merupakan faktor penentu utama dalam menentukan kualitas audit,
karena hal tersebut merupakan suatu faktor internal yang mendorong seseorang untuk
Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan
(Arens et al., 2011:4).Tipe auditor menurut Mulyadi (2012) dapat dikelompokkan menjadi tiga
instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara
efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan
ketentuan.Kegiatan utama APIP meliputi audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan
3. Kualitas Audit
Government Accountability Office (GAO), menjelaskan bahwa kualitas audit itu sebagai
audit (Lowenshon,et al, 2005). Menurut De Angelo dalam Efendy (2010: 30) kualitas audit
adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu
independensi, etika, dan kompleksitas tugas menurut penelitian terdahulu dapat mempengaruhi
kualitas audit.
Profesi akuntan berhubungan erat dengan kemampuan atau kompetensi orang yang
bersangkutan untuk bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing.
bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
berkaitan dengan entitas yang diperiksa (SPKN, paragraf 11). Kompetensi yang diperlukan
dalam proses audit tidak hanya berupa penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing,
namun juga penguasaan terhadap objek audit.Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh
seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik (Ningsih dan Dyan,
2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Ruslan (2011), dan Ayu (2013) menunjukkan bahwa
kompetensi (keahlian) berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil dari penelitian yang
berbeda datang dari Kisnawati (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang berbeda ini menurut Kisnawati (2012)
disebabkan karena masih ada auditor inspektorat daerah Lombok yang pendidikannya SMA
dan Diploma atau tidak sesuai standar audit APIP. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
Menurut Arens (2011: 74) independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang
yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan
penugasan profesionalnya maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik (Ayu,
2013).
Hasil penelitian oleh Ruslan (2011), Ningsih dan Dyan (2013) memberikan bukti empiris
bahwa semakin tinggi independensi yang dimilki seorang pengawas/auditor maka semakin
Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Hafidz dan Winarna (2010) yang menyatakan
bahwa Independensi yang dimiliki oleh auditor tidak berpengaruh pada kualitas audit.
Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap
sesamanya (Boynton et al., 2002). Standar etika sangat diperlukan dalam pelaksanaan audit
sebab profesi audit memiliki posisi sebagai orang yang bisa dipercaya dan kemungkinan
yang berlaku terkait dengan pedoman etika APIP tertuang dalam PERMENPAN Nomor
PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP yang mengatur nilai-nilai dasar dan
pedoman perilaku.
Hasil penelitian oleh Kisnawati (2012), Ayu (2013), dan Hasbullah, Erni, Trisna (2014)
menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian
yang berbeda dilakukan oleh Ruslan (2011) yang menyatakan bahwa etika tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah :
Menurut Jamilah, dkk (2007: 26) kompleksitas merupakan persepsi individu tentang
kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, daya ingat, serta
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat keputusan.
2013:47).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni, Trisna (2014) dan Zulkifli (2014)
membuktikan bahwa kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Rita dan Sony (2014) justru menunjukkan hasil bahwa
kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kualitas auditkarena auditor Inspektorat adalah
pegawai negeri sipil yang terikat dengan sumpah jabatan, sehingga apapun kondisinya, baik
kompleksitas tugas tinggi ataupun rendah, sebagai pegawai negeri mereka wajib melaksanakan
tugas dengan baik dan menghasilkan audit yang berkualitas.Berdasarkan uraian diatas, maka
Variabel
Kompetens
Variabel
Independen
Kualitas
Etika (X3) Audit
Kompleksit
Gambar 1
Model penelitian
D. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Populasi dalam
penelitian ini adalah PNS yang mempunyai Jabatan Fungsional Auditor (JFA), PNS yang
digunakan adalah convinience sampling. Dari kuesioner yang dibagikan dalam penelitian ini
a) Kompetensi
dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat, dan seksama (Efendy,
2010: 30). Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompetensi ini diadopsi dari penelitian
Harhinto (2004) dengan beberapa modifikasi berdasarkan SPKN dalam Penelitian Efendy
(2010). Indikator yang digunakan antara lain : Penguasaan standar akuntansi dan auditing,
b) Independensi
Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam
melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit (Arens
et al., 2011: 74). Instrumen yang digunakan untuk mengukur independensi ini diadopsi dari
penelitian Ruslan (2011). Indikator yang digunakan antara lain :memiliki objektifitas, memiliki
c) Etika
Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap
sesamanya (Boyton et al., 2002). Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit dan
wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit
etika ini diadopsi dari penelitian Ruslan (2011). Indikator yang digunakan antara lain: auditor
d) Kompleksitas Tugas
Kompleksitas audit (tugas) adalah persepsi auditor tentang kesulitan suatu tugas audit yang
yang dimiliki oleh seorang auditor tersebut (Muhsyi, 2013). Indikator yang digunakan dalam
variabel kompleksitas tugas ini diadopsi dari indikator yang digunakan pada penelitian Zulkifli
(2014), antara lain : kemampuan auditor dalam melaksanakan tugas, adanya rencana dan tujuan
yang jelas, tanggung jawab dalam penugasan, kejelasan tugas/ program kerja audit,
e) Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran pada sistem akuntansi pemerintah dengan berpedoman pada standar akuntansi dan
standar audit yang telah ditetapkan (Efendy, 2010: 47). Instrumen yang digunakan untuk
mengukur kualitas audit ini diadopsi dari penelitian Deis dan Giroux. (1992);. Carcello dkk.,
(1992); Behn dkk., (1997); Duff (2004); Samelson dkk., (2006) dan Boon dkk.,
(2008)}dalamWahyudin Nor (2011). Atribut yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Pengalaman tim auditor inspektorat, pemahaman audit yang efektif dalam mengaudit, memiliki
respon yang baik atas kebutuhan klien, tim kerja audit memiliki kompetensi teknis, tingkat
pedoman pekerjaan lapangan, keterlibatan dengan tim audit, kode etik akuntan dan
pengetahuan auditing, sikap skeptis tim audit, independensi auditor, profesionalime auditor,
memahami sistem internal control klien, tanggung jawab staf inspektorat secara individu,
Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi uji instrumen yaitu Analisis statistik
deskriptif, uji validitas dan reliabilitas data, kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik
yang terdiri dari uji normalitas data, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini akan diuji menggunakan analisis
1. HasilPenelitian
Kuesioner disebar sebanyak 283 mulai tanggal 20 November 2014 dengan batas
pengembalian tanggal 4 Desember 2014, dan kuesioner yang kembali sebanyak 100, tetapi
Tabel 1
Deskripsi Data
Inspektorat Daerah Kuesioner yang disebar Kuesioner yang kembali
Karakteristik responden ditinjau dari jenis kelamin menunjukkan bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki sebesar 46 orang (50,5%) dan yang berjenis kelamin perempuan
sebesar 45 orang atau 49,5%. Berdasarkan umur dalam penelitian ini pengawas memiliki usia
antara 51 - 60 tahun sebanyak 17 orang (18,7%), lalu 41 - 50 tahun sebanyak 29 orang (31,9%),
dan 31- 40 tahun sebanyak 33 orang ( 36,2%) serta 20 - 30 tahun sebanyak 12 orang (13,2%).
responden yang memiliki pendidikan terakhir, Diploma / DIII sebanyak 3 orang (3,3%),
Sarjana (S1) sebanyak 73 orang (80,2%), dan Magister (S2) sebanyak 15 orang (16,5%).
Responden yang mempunyai masa kerja antara 1 - 5 tahun sebanyak 21 orang (23,1%), 6-10
tahun sebanyak 22 orang (24,2%), 11-15 tahun sebanyak 11 orang (12,0%), 16-20 tahun
sebanyak 8 orang (8,8%), dan > 20 tahun sebanyak 29 orang (31,9%). Dari 91 responden terdiri
dari JFA sebanyak 43 orang (47,3%) dan JFP2UPD sebanyak 48 orang (52,7%).
Uji validitas item dengan analisis Reliability dapat dilihat dari output Item-Total Statistics
pada kolom Corrected Item-Total Correlation jika item memiliki nilai koefisien korelasi di
bawah 0,30 dianggap tidak valid (Duwi:2012,184).Uji validitas dalam penelitian ini
memperlihatkan bahwa terdapat 3 item yang berada di bawah 0,30 yaitu X1.1, Y10 dan Y12
sehingga 3 item tersebut harus dikeluarkan. Sedangkan hasil uji reliabilitas memperlihatkan
bahwa semua variabel memiliki croncbachs alpha > 0,7. Hasil tersebut membuktikan bahwa
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini berdistribusi
4. Pembahasan
Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Regresi Nilai t Sig. Korelasi Parsial
n = 91 Sig. F = 0,000
kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel
kompetensi adalah 0,799. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value
0,000. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai t hitung 4,865 > t tabel 1,663 sehingga
H1 pada penelitian ini diterima. Hasil uji hipotesis tersebut didukung oleh data responden yang
didapat bahwa rata-rata mereka yang bekerja sebagai pengawas/auditor memiliki pendidikan
terakhir S1 sebesar 80,2% bahkan ada sekitar 16,5 % memiliki pendidikan S2, dan 3,3%
memiliki pendidikan terakhir DIII. Selain itu, tabulasi data jawaban responden atas variabel
kompetensi didominasi jawaban setuju sehingga dapat dikatakan bahwa APIP memiliki
pemahaman dan kemampuan melakukan audit sesuai standar auditing dan akuntansi,
Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan pendapat Ruslan (2011) dan Ayu (2013) yang
dapat dipahami bahwa kompetensi sangatlah dibutuhkan oleh seorang auditor untuk bertindak
sebagai seorang ahli dalam menjalankan tugasnya, jika auditor memiliki kompetensi yang baik
maka auditor dapat melaksanakan penugasan dengan baik dan tentunya akan menghasilkan
audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel kompetensi
adalah 0,711. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi (0,05) dengan p value (0,000). Hasil
ini didukung oleh hasil perhitungan nilai t hitung (4,446) > t tabel (1,663), sehingga dapat
Semakin seorang pengawas mampu menjaga independensinya maka semakin baik pula
kualitas audit yang dihasilkannya. Tabulasi data jawaban responden pada variabel
independensi didominasi jawaban setuju, sehingga dapat dikatakan bahwa APIP memiliki
sikap netral, menghindari konflik kepentingan dalam penugasan dan melapor kepada atasan
pemeriksaan untuk menjaga kepercayaan pihak lain terhadap pemeriksaan yang dilakukan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ruslan (2011), Ningsih dan Dyan
(2013) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit yang
dihasilkan.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Hipotesis 3 penelitian ini di tolak, bukti empiris menunjukkan koefisien regresi etika sebesar
0,110 dan probabilitas (0,634) > tingkat signifikan (0,05).Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ruslan (2011) yang menyatakan bahwa etika tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian dari Hasbullah, Erni dan Trisna
(2014) yang menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh etika seorang auditor.
indikator yang kurang dapat mengukur variabel etika pada inspektorat. Penelitian ini yang
hanya mendefinisikan etika dilihat dari hubungannya dengan rekan sekerja, atasan, auditi, dan
masyarakat dan tanggung jawab profesi auditor tanpa mempertimbangkan indikator seperti
integritas, kerahasian, dan objektivitas yang merupakan komponen dari etika profesi dalam
melakukan audit. Semakin auditor mampu menjaga hubungannya dengan pihak lain sesuai
dengan kode etik yang telah ditetapkan dan memiliki sikap objektif, berintegritas, tidak
mengungkapkan informasi tanpa otorisasi yang memadai serta bertanggung jawab pada
kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel
kompleksitas tugas adalah 0,974. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p
value 0,000. Namun arah positif pada hasil Unstandardized beta Coefficients variabel
kompleksitas tugas berlawanan dengan hipotesis alternatif yang diajukan sehingga H4 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita dan Sony (2014)
yang menunjukkan hasil bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit
karena auditor Inspektorat adalah pegawai negeri sipil yang terikat dengan sumpah jabatan,
sehingga apapun kondisinya, baik kompleksitas tugas tinggi ataupun rendah, sebagai pegawai
negeri mereka wajib melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan audit yang
berkualitas.Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni,
Trisna (2014) dan Zulkifli (2014) menyatakan bahwa kompleksitas tugas (audit) mempunyai
pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Menurut Abdul Muhshyi (2013:47) meningkatnya
Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kompleksitas tugas tidak menurunkan
kualitas audit sebab setiap kompleksitas tugas yang terjadi pada penugasan akan dicari
solusinya sehingga beragamnya kompleksitas tugas yang dihadapi dapat menambah khazanah
keilmuan auditor yang bersangkutan. Selain itu, selama seorang auditor mengikuti langkah-
langkah atau prosedur-prosedur audit sesuai SPKN dengan benar maka kualitas audit akan
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan untuk etika tidak berpengaruh positif
terhadap kualitas audit, menjaga hubungan kepada auditi, teman sekerja, dan masyarakat sesuai
kode etik serta tanggung jawab profesi saja masih belum cukup untuk meningkatkan kualitas
audit. Kompleksitas tugas tidak berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Kompleksitas
tugas tidak menurunkan kualitas audit sebab setiap kompleksitas tugas yang terjadi pada
penugasan akan dicari solusinya sehingga beragamnya kompleksitas tugas yang dihadapi dapat
Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan, keterbatasannya antara lain penelitian ini
memiliki kendala karena response rate rendah. Selain itu Indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel etika dalam penelitian ini hanya melihat dari hubungannya dengan rekan
sekerja, atasan, auditee, dan masyarakat dan tanggung jawab profesi auditor tanpa
dari etika. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kompleksitas tugas dalam
penelitian ini hanya diukur melalui kejelasan dalam memahami tugas, kejelasan dalam
seperti kemampuan bekerja dalam tekanan, tingkat kesukaran tugas, dan kemampuan bekerja
Beberapa implikasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah studi ini memberikan
masukan bagi pengawas internal pemerintah mengenai kualitas audit. Bagi peneliti selanjutnya
dapat melakukan pengujian kembali pada aparat inspektorat se-Kalimantan Selatan sebab
terdapat beberapa wilayah yang tidak terwakili dalam penelitian ini, sehingga hasilnya belum
langsung dan menambahkan variabel-variabel lain yang belum termasuk dalam model regresi
Daftar Pustaka
A.A Putu Ratih. C Ningsih dan P. Dyan Y. S . 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan
Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit.ISSN: 2302-8556.
Abdul Muhshyi. 2013. Pengaruh Time Budget Pressure, Risiko Kesalahaan dan Kompleksitas
terhadap Kualitas Audit. Program Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Arens, A. A., Randal J.E dan Mark S.B, 2011, Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu
(Adaptasi Indonesia). Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf. Buku Satu. Salemba Empat.
Jakarta .
Ayu Dewi. R.N. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit.
Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
Boyton C. William, Kell. G Walter dan Johnson N Raymond, 2002, Modern Auditing. Edisi
Ketujuh. Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Duwi Priyatno. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. ANDI. Yogyakarta.
Hasbullah, Erni, dan Trisna. 2014. Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, dan Etika
Profesi Terhadap Kualitas Audit. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014).
Havidz dan Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit
Di Lingkungan Pemerintah Daerah. SNA XIII Purwokerto 2010.
Http://www. Jurnalisia.co diakses tanggal 20 oktober 2014
Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas
Auditor (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan Kota Se-
Pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 8 No. 3 November 2012 Hal 159-
169.
Luthans. 2005. Organizational Behaviour 10th Edition. ANDI. Yogyakarta.
Muh. Taufiq Efendy. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris
pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis. UNDIP. Semarang.
Mulyadi. 2012. Auditing.Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta.
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Permenpan Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
Rita. A dan Sony. H.A. 2014. Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Skeptisme
Profesional Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2 (April). Universitas
Riau.
Robbins, S.P., T.A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.
Ruslan Ashari. 2011. Pengaruh Keahlian, Indepedensi, dan Etika terhadap Kualitas Auditor
pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Program Studi Akuntansi, Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Siti Jamilah, Zaina Fanani dan Grahita. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan
Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement. SNA X. Universitas Hasanudin. Makasar
Wahyudin, Nor. 2011. Pengaruh Fee Audit, kompetensi Auditor dan Perubahan Regulasi
terhadap Motivasi Auditor dan Implikasinya pada Kualitas Audit (Survei pada Auditor
Eksternal KAP Terdaftar di BPK-RI). Disertasi Doktor IlmuEkonomi, Bidang Kajian
UtamaIlmuAkuntansi. UNPAD. Tidak Dipublikasikan.
Zulkifli. 2014. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas
Audit Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Studi pada BPKP Perwakilan Kalimantan
Selatan). Skripsi. Unlam. Banjarmasin.
LAMPIRAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil Uji Validitas
Corrected Item-
No Indikator Item Keterangan
Total Correlation
X1.1 0,201 Tidak Valid
X1.2 0,676 Valid
X1.3 0,449 Valid
1 Kompetensi
X1.4 0,618 Valid
X1.5 0,600 Valid
X1.6 0,606 Valid
X2.1 0,472 Valid
X2.2 0,655 Valid
X2.3 0,638 Valid
2 Independensi
X2.4 0,403 Valid
X2.5 0,635 Valid
X2.6 0,503 Valid
X3.1 0,723 Valid
X3.2 0,912 Valid
3 Etika
X3.3 0,941 Valid
X3.4 0,908 Valid
X4.1 0,823 Valid
4 X4.2 0,851 Valid
Kompleksitas
X4.3 0,903 Valid
Tugas
X4.4 0,915 Valid
X4.5 0,874 Valid
Y1 0,621 Valid
Y2 0,657 Valid
Y3 0,590 Valid
Y4 0,472 Valid
Y5 0,582 Valid
Y6 0,648 Valid
Y7 0,657 Valid
Y8 0,539 Valid
5 Kualitas Audit
Y9 0,495 Valid
Y10 0,178 Tidak Valid
Y11 0,735 Valid
Y12 0,263 Tidak Valid
Y13 0,695 Valid
Y14 0,727 Valid
Y15 0,714 Valid
Y16 0,575 Valid
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2818,135 4 704,534 72,696 ,000b
Residual 833,469 86 9,692
Total 3651,604 90
a. Dependent Variable: KUALITAS AUDIT
b. Predictors: (Constant), KOMPLEKSITAS TUGAS, INDEPENDENSI, KOMPETENSI,
ETIKA
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero- Tolera
Model B Error
Beta t Sig. order Partial Part nce VIF
1 (Constant) 4,871 3,406 1,430 ,156
KOMPETENSI ,799 ,164
,320 4,865 ,000 ,713 ,465 ,251 ,612 1,635
INDEPENDENSI ,711 ,160
,308 4,446 ,000 ,669 ,432 ,229 ,553 1,808
ETIKA ,110 ,231
,035 ,477 ,634 ,623 ,051 ,025 ,486 2,057
KOMPLEKSITAS
,974 ,168 ,409 5,787 ,000 ,770 ,529 ,298 ,531 1,882
TUGAS
a. Dependent Variable: KUALITAS AUDIT