Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 24

Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT


PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH
(Studi Empiris pada Inspektorat Kalimantan Selatan)

Nur Maulidya
Novita W.R
LiliSafrida
Universitas Lambung Mangkurat

nurmaulidya123@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research has a purpose to examine the influence of competence, inpendence, ethics, and
the complexity of the task on the quality of government internal controller audit.This research
is a research with quantity approach. The data is used in this research is primary data. The
respondent is inspectorate employee who does the inspection on inspectorate which placed in
south borneo. The technique of data collecting is used in this research is the questionnaire
survey method. The techniques of data analysis include the data quality test, classic assumption
test, and the influence of multiple linear regressionanalysis test.The result of research showed
that the competence and independence had positive effect on audit quality, in order that the
higher the competence and independence of the better quality of the resulting audit. Variable
ethics had no effect on audit quality, thus keeping the relationship with auditee, co-workers,
superiors, and society as well as professional responsibility alone is not enough to improve the
quality of audit. Variable complexity of the task had no negative effect on audit quality, during
an auditor follows the audit procedures in accordance SPKN well then the quality of the audit
will be maintained despite the complexity of the task that occur in the duty.
Key words:compentence, independence, ethics, the complexity of the task, audit quality.

A. PENDAHULUAN

Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan

melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan

(Arens et al., 2011:4). Audit terhadap setiap organisasi termasuk organisasi pemerintah (sektor

publik) pada dasarnya dapat berupa audit eksternal atau audit Internal (Rita dan Sony, 2014).

Penelitian ini akan difokuskan pada pengawas internal pemerintah. Pengawasan internal di

lingkungan pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh inspektorat pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan Gubernur/Bupati/ Walikota dalam melaksanakan

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya.

Permendagri Nomor 23 tahun 2007 menyebutkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh

inspektorat sebagai pengawas internal pemerintah antara lain: pertama, Pemeriksaan secara

berkala dan komprehensif terhadap kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah, barang

daerah, dan urusan pemerintahan. Kedua, Pemeriksaan dana dekonsentrasi. Ketiga,

pemeriksaan tugas pembantuan. Keempat, pemeriksanaan terhadap kebijakan pinjaman dan

hibah luar negeri.

Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsinya tentu harus memperhatikan norma dan

ketentuan yang berlaku bagi pengawas internal pemerintah yaitu kode etik APIP dan standar

audit APIP. Kode etik ditujukan agar pengawas internal pemerintah menjaga perilakunya

dalam menjalankan tugasnya. Standar audit juga harus diterapkan oleh pengawas internal

pemerintah guna menjaga kualitas hasil audit yang telah dihasilkan. Government

Accountability Office (GAO), menjelaskan bahwa kualitas audit itu sebagai ketaatan terhadap

standar profesi dan ikatan kontrak selama melaksanakan audit (Lowenshon et al., 2005).

Kualitas audit yang dihasilkan oleh aparat inspektorat Kalimantan Selatan saat ini

dirasakan belum optimal, karena masih adanya temuan-temuan audit yang tidak terdeteksi oleh

aparat inspektorat sebagai pengawas internal pemerintah, akan tetapi ditemukan oleh pengawas

eksternal pemerintah yaitu BPK. Inspektorat selaku pengawas Internal seharusnya dapat

mendeteksi dan mencegah pelanggaran/penyimpangan yang terjadi, sebab pengawas internal

lebih banyak memiliki informasi dari pada pengawas eksternal yang merupakan pihak luar.

Kasus indikasi penyimpangan yang ditemukan BPK RI perwakilan Kalimantan Selatan yaitu

mengenai Laporan hasil pemeriksaan (LHP) APBD 2013, mengenai temuan BPK RI

Perwakilan Kalimantan Selatan berupa dana BOS selama 4 bulan dan dana BOM selama 2

bulan Tahun 2013 yang belum diserahkan Bendahara Dinas Pendidikan Kota Baru kepada

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

sejumlah sekolah sebesar Rp 3,7 Milyar. Padahal diketahui dari jadwal pencairan, dana BOS

dan Dana BOM sudah ada di tangan Bendahara waktu itu (www.Jurnalisia.co). Kasus ini

mengindikasikan bahwa kualitas audit aparat inspektorat masih dipertanyakan, sebab jika

kualitas dari aparat inspektorat telah optimal maka tidak akan ada lagi

pelanggaran/penyimpangan yang ditemukan oleh BPK.

Kualitas audit dari pengawas internal pemerintah (inspetorat) yang belum optimal di duga

disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal ini mengacu pada

lingkungan sekitar dari pengawas internal pemerintah sedangkan faktor internal mengacu pada

faktor dalam diri/karakteristik individual yang dimiliki pengawas internal. Penelitian ini akan

menguji empat variabel bebas terkait kualitas audit yaitu kompetensi, independensi, etika, dan

kompleksitas tugas.

Menurut Bedard (1986) dalam Efendy (2010) mengartikan keahlian atau kompetensi

sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang

ditunjukkan dalam pengalaman audit. Penelitian mengenai pengaruh Kompetensi terhadap

kualitas audit telah banyak dilakukan, beberapa diantaranya adalah Ningsih dan Dyan (2013),

Ruslan (2011), dan Hasbullah, Erni, Trisna (2014) yang menunjukkan bahwa kompetensi

(keahlian) berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang berbeda mengenai

pengaruh kompetensi datang dari Kisnawati (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Sikap mental independen sama pentingnya dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh

auditor. Menurut Arens et al. (2011: 74) independensi dalam audit berarti mengambil sudut

pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan

penerbitan laporan audit. Penelitian mengenai pengaruh Independensi terhadap kualitas audit

telah dilakukan oleh Ruslan (2011), Ningsih dan Dyan (2013), Ayu (2013) hasil penelitian

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

mereka menunjukkan bahwa Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang

dihasilkan. Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Hafidz dan Winarna (2010) yang

menyatakan bahwa Independensi yang dimiiki oleh auditor tidak berpengaruh pada kualitas

audit yang dihasilkan karena auditor pemerintah daerah dalam penyusunan program audit

masih terdapat intervensi dari pimpinanan tentang prosedur yang dipilih auditor.

Selain Kompetensi dan independensi faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit adalah

etika. Menurut Kanter (2001) Etika secara etimologis dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa

yang biasa yang dilakukan, atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan hidup

yang baik dan yang buruk. Nilai-Nilai atau norma-norma yang dijadikan sebagai pedoman

dalam tugas profesional pengawas internal telah diatur dalam PERMENPAN Nomor

PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP. Hasil penelitian mengenai etika yang

dilakukan oleh Kisnawati (2012), Ayu (2013), dan Hasbullah, Erni, Trisna (2014)

menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Semakin tinggi

etika yang dimiliki auditor semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkannya, sehingga etika

profesi yang ditunjukkan sebagai seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit, dapat

meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu kompleksitas tugas yang

diemban oleh auditor. Menurut Jamilah, dkk (2007:26) kompleksitas tugas merupakan persepsi

individu tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, daya ingat,

serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat

keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni, Trisna (2014) dan Zulkifli (2014)

membuktikan bahwa kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Semakin tinggi tingkat kompleksitas tugas yang diemban oleh auditor, maka semakin rendah

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

kualitas audit yang dihasilkan. Namun penelitian yang dilakukan oleh Rita dan Sony (2014)

justru menunjukkan hasil bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai kualitas audit. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian

yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni, Trisna (2014) yang menguji pengaruh variabel keahlian

(kompetensi), kompleksitas tugas, dan etika profesi terhadap kualitas audit. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian Hasbullah, Erni, Trisna (2014) terletak pada penambahan

variabel bebas yaitu independensi dan objek yang diteliti pada penelitian ini adalah Inspektorat

yang berada di wilayah Kalimantan Selatan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan temaFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pengawas Internal

Pemerintah (Studi Empiris pada Inspektorat Kalimantan Selatan).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?

2. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?

3. Apakah etika berpengaruh terhadap kualitas audit ?

4. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh terhadap kualitas audit ?

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

C. KAJIAN PUSTAKAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

1. Teori Atribusi (Attribution Theory)

Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang

menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori ini mendeskripsikan cara-cara penilaian

perilaku seseorang baik yang berasal dari internal atau eksternal (Robbins dan Judge, 2008).

Menurut Luthans (2005) mengatakan bahwa teori atribusi mengacu pada bagaimana orang

menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri.

Terdapat dua jenis umum atribusi yang ada pada orang, yaitu atribusi disposisional, dan

atribusi situasional. Dispositional attributions atau penyebab internal yang mengacu pada

aspek perilaku individual yang ada dalam diri seseorang seperti kepribadian, persepsi diri,

kemampuan, motivasi. Sedangkan situational attributions atau penyebab eksternal yang

mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial,

nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat.

Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena peneliti akan melakukan studi empiris

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam menentukan kualitas audit

yang dilakukannya, khususnya pada karakteristik personal auditor itu sendiri. Karakteristik

personal seorang auditor merupakan faktor penentu utama dalam menentukan kualitas audit,

karena hal tersebut merupakan suatu faktor internal yang mendorong seseorang untuk

melakukan suatu aktivitas.

2. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan

melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan

(Arens et al., 2011:4).Tipe auditor menurut Mulyadi (2012) dapat dikelompokkan menjadi tiga

jenis, yaitu auditor independen, auditor pemerintah, dan auditor internal.

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu

instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara

efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan

ketentuan.Kegiatan utama APIP meliputi audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan

pengawasan lainnya berupa sosialisasi, asistensi dan konsultansi(PERMENPAN Nomor

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit APIP).

3. Kualitas Audit

Government Accountability Office (GAO), menjelaskan bahwa kualitas audit itu sebagai

ketaatan terhadap standar profesi dan ikatan kontrak selama melaksanakan

audit (Lowenshon,et al, 2005). Menurut De Angelo dalam Efendy (2010: 30) kualitas audit

adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu

pelanggaran dalam sistem akuntansi auditenya. Faktor-faktor berikut yaitu kompetensi,

independensi, etika, dan kompleksitas tugas menurut penelitian terdahulu dapat mempengaruhi

kualitas audit.

4. Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit

Profesi akuntan berhubungan erat dengan kemampuan atau kompetensi orang yang

bersangkutan untuk bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan auditing.

Menurut PERMENPAN No. Per/04/M.Pan/03/2008 Auditor harus memiliki kompetensi yaitu

pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan

tugas.Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan keuangan harus memiliki keahlian di

bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang

berkaitan dengan entitas yang diperiksa (SPKN, paragraf 11). Kompetensi yang diperlukan

dalam proses audit tidak hanya berupa penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing,

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

namun juga penguasaan terhadap objek audit.Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh

seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik (Ningsih dan Dyan,

2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Ruslan (2011), dan Ayu (2013) menunjukkan bahwa

kompetensi (keahlian) berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil dari penelitian yang

berbeda datang dari Kisnawati (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang berbeda ini menurut Kisnawati (2012)

disebabkan karena masih ada auditor inspektorat daerah Lombok yang pendidikannya SMA

dan Diploma atau tidak sesuai standar audit APIP. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis

yang diajukan adalah:

H1 : Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

5. Pengaruh independensi terhadap kualitas audit

Menurut Arens (2011: 74) independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang

yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan

laporan audit. Semakin auditor mampu menjaga independensinya dalam menjalankan

penugasan profesionalnya maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik (Ayu,

2013).

Hasil penelitian oleh Ruslan (2011), Ningsih dan Dyan (2013) memberikan bukti empiris

bahwa semakin tinggi independensi yang dimilki seorang pengawas/auditor maka semakin

tinggi pula kualitas auditnya.

Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Hafidz dan Winarna (2010) yang menyatakan

bahwa Independensi yang dimiliki oleh auditor tidak berpengaruh pada kualitas audit.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H2 : Independensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

6. Pengaruh Etika Terhadap Kualitas Audit

Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap

sesamanya (Boynton et al., 2002). Standar etika sangat diperlukan dalam pelaksanaan audit

sebab profesi audit memiliki posisi sebagai orang yang bisa dipercaya dan kemungkinan

menghadapi benturan-benturan kepentingan (konflik kepentingan). Nilai-Nilai atau ketentuan

yang berlaku terkait dengan pedoman etika APIP tertuang dalam PERMENPAN Nomor

PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP yang mengatur nilai-nilai dasar dan

pedoman perilaku.

Hasil penelitian oleh Kisnawati (2012), Ayu (2013), dan Hasbullah, Erni, Trisna (2014)

menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian

yang berbeda dilakukan oleh Ruslan (2011) yang menyatakan bahwa etika tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit.Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H3 : Etika berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit

7. Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit

Menurut Jamilah, dkk (2007: 26) kompleksitas merupakan persepsi individu tentang

kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, daya ingat, serta

kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh seorang pembuat keputusan.

Meningkatnya kompleksitas tugas dapat menurunkan keberhasilan tugas (Abdul Muhshyi,

2013:47).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni, Trisna (2014) dan Zulkifli (2014)

membuktikan bahwa kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Namun penelitian yang dilakukan oleh Rita dan Sony (2014) justru menunjukkan hasil bahwa

kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kualitas auditkarena auditor Inspektorat adalah

pegawai negeri sipil yang terikat dengan sumpah jabatan, sehingga apapun kondisinya, baik

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

kompleksitas tugas tinggi ataupun rendah, sebagai pegawai negeri mereka wajib melaksanakan

tugas dengan baik dan menghasilkan audit yang berkualitas.Berdasarkan uraian diatas, maka

hipotesis yang diajukan adalah :

H4: Kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka model penelitian ini adalah

Variabel
Kompetens
Variabel
Independen
Kualitas
Etika (X3) Audit

Kompleksit

Gambar 1
Model penelitian

D. METODE PENELITIAN

1. Populasi Penelitian dan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei. Populasi dalam

penelitian ini adalah PNS yang mempunyai Jabatan Fungsional Auditor (JFA), PNS yang

mempunyai jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah

(JFP2UPD)padaInspektorat di wilayah Kalimantan Selatan. Teknik pengambilan sampel yang

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

digunakan adalah convinience sampling. Dari kuesioner yang dibagikan dalam penelitian ini

yang kembali itulah yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian.

2. Definisi Operasional Variabel

a) Kompetensi

Kompetensi dalam pengauditan merupakan pengertahuan, keahlian, dan pengalaman yang

dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat, dan seksama (Efendy,

2010: 30). Instrumen yang digunakan untuk mengukur kompetensi ini diadopsi dari penelitian

Harhinto (2004) dengan beberapa modifikasi berdasarkan SPKN dalam Penelitian Efendy

(2010). Indikator yang digunakan antara lain : Penguasaan standar akuntansi dan auditing,

wawasan tentang pemerintahan, dan peningkatan keahlian.

b) Independensi

Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam

melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit (Arens

et al., 2011: 74). Instrumen yang digunakan untuk mengukur independensi ini diadopsi dari

penelitian Ruslan (2011). Indikator yang digunakan antara lain :memiliki objektifitas, memiliki

kejujuran, tidak mengkompromikan kualitas

c) Etika

Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap

sesamanya (Boyton et al., 2002). Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit dan

wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit

(PERMENPAN No PER/05/M.PAN/03/2008). Instrumen yang digunakan untuk mengukur

etika ini diadopsi dari penelitian Ruslan (2011). Indikator yang digunakan antara lain: auditor

dengan rekan sekerjanya, atasannya, pemeriksanya, dan masyarakat.

d) Kompleksitas Tugas

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Kompleksitas audit (tugas) adalah persepsi auditor tentang kesulitan suatu tugas audit yang

disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah

yang dimiliki oleh seorang auditor tersebut (Muhsyi, 2013). Indikator yang digunakan dalam

variabel kompleksitas tugas ini diadopsi dari indikator yang digunakan pada penelitian Zulkifli

(2014), antara lain : kemampuan auditor dalam melaksanakan tugas, adanya rencana dan tujuan

yang jelas, tanggung jawab dalam penugasan, kejelasan tugas/ program kerja audit,

pemahaman auditor terhadap tugas audit yang diberikan

e) Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan

pelanggaran pada sistem akuntansi pemerintah dengan berpedoman pada standar akuntansi dan

standar audit yang telah ditetapkan (Efendy, 2010: 47). Instrumen yang digunakan untuk

mengukur kualitas audit ini diadopsi dari penelitian Deis dan Giroux. (1992);. Carcello dkk.,

(1992); Behn dkk., (1997); Duff (2004); Samelson dkk., (2006) dan Boon dkk.,

(2008)}dalamWahyudin Nor (2011). Atribut yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Pengalaman tim auditor inspektorat, pemahaman audit yang efektif dalam mengaudit, memiliki

respon yang baik atas kebutuhan klien, tim kerja audit memiliki kompetensi teknis, tingkat

kecukupan inspektorat dengan SPKN, tingkat kecakapan inspektorat dengan standar

pengendalian mutu, komitmen inspektorat terhadap kualitas, keterlibatan pimpinan pelaksana,

pedoman pekerjaan lapangan, keterlibatan dengan tim audit, kode etik akuntan dan

pengetahuan auditing, sikap skeptis tim audit, independensi auditor, profesionalime auditor,

memahami sistem internal control klien, tanggung jawab staf inspektorat secara individu,

pemeliharaan kemutakhiran audit.

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi uji instrumen yaitu Analisis statistik

deskriptif, uji validitas dan reliabilitas data, kemudian dilanjutkan dengan uji asumsi klasik

yang terdiri dari uji normalitas data, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini akan diuji menggunakan analisis

regresi linear berganda dengan formulasi sebagai berikut:

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 - b4.X4 + e

Keterangan : Y : Kualitas Audit


a : Konstanta
b1,2,3,4 : Koefisien Regresi Variabel
X1 : Keahlian
X2 : Independensi
X3 : Etika
X4 : Kompleksitas Tugas
e : Error

E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. HasilPenelitian

Kuesioner disebar sebanyak 283 mulai tanggal 20 November 2014 dengan batas

pengembalian tanggal 4 Desember 2014, dan kuesioner yang kembali sebanyak 100, tetapi

yang digunakan dalam penelitian ini hanya 91 kuesioner.

Tabel 1
Deskripsi Data
Inspektorat Daerah Kuesioner yang disebar Kuesioner yang kembali

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Provinsi Kalimantan Selatan 28 9


Hulu Sungai Tengah 13 13
Hulu Sungai Selatan 13 10
Hulu Sungai Utara 20 0
Tapin 19 14
Banjar 19 11
Banjarbaru 33 25
Banjarmasin 20 0
Barito Kuala 18 18
Tanah Bumbu 20 0
Tanah Laut 20 0
Kota Baru 20 0
Tabalong 20 0
Balangan 20 0
Total 283 100
Kuesioner yang tidak dapat di olah - 9
Kuesioner yang dapat diolah - 91
Persentase 100% 32,2%
Sumber : Data diolah kembali (2014)

Karakteristik responden ditinjau dari jenis kelamin menunjukkan bahwa responden yang

berjenis kelamin laki-laki sebesar 46 orang (50,5%) dan yang berjenis kelamin perempuan

sebesar 45 orang atau 49,5%. Berdasarkan umur dalam penelitian ini pengawas memiliki usia

antara 51 - 60 tahun sebanyak 17 orang (18,7%), lalu 41 - 50 tahun sebanyak 29 orang (31,9%),

dan 31- 40 tahun sebanyak 33 orang ( 36,2%) serta 20 - 30 tahun sebanyak 12 orang (13,2%).

responden yang memiliki pendidikan terakhir, Diploma / DIII sebanyak 3 orang (3,3%),

Sarjana (S1) sebanyak 73 orang (80,2%), dan Magister (S2) sebanyak 15 orang (16,5%).

Responden yang mempunyai masa kerja antara 1 - 5 tahun sebanyak 21 orang (23,1%), 6-10

tahun sebanyak 22 orang (24,2%), 11-15 tahun sebanyak 11 orang (12,0%), 16-20 tahun

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

sebanyak 8 orang (8,8%), dan > 20 tahun sebanyak 29 orang (31,9%). Dari 91 responden terdiri

dari JFA sebanyak 43 orang (47,3%) dan JFP2UPD sebanyak 48 orang (52,7%).

2. Hasil Uji Kualitas Data

Uji validitas item dengan analisis Reliability dapat dilihat dari output Item-Total Statistics

pada kolom Corrected Item-Total Correlation jika item memiliki nilai koefisien korelasi di

bawah 0,30 dianggap tidak valid (Duwi:2012,184).Uji validitas dalam penelitian ini

memperlihatkan bahwa terdapat 3 item yang berada di bawah 0,30 yaitu X1.1, Y10 dan Y12

sehingga 3 item tersebut harus dikeluarkan. Sedangkan hasil uji reliabilitas memperlihatkan

bahwa semua variabel memiliki croncbachs alpha > 0,7. Hasil tersebut membuktikan bahwa

semua variabel penelitian reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini berdistribusi

normal, bebas multikolinearitas dan bebas heteroskedastisitas.

4. Pembahasan

Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Koefisien Regresi Nilai t Sig. Korelasi Parsial

Kompetensi 0,799 4,865 0,000 0,465

Independensi 0,711 4,446 0,000 0,432

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Etika 0,110 0,477 0,634 0,051

Kompleksitas Tugas 0,974 5,787 0,000 0,529

Adjusted R Square = 0, 761 F hitung = 72,696 a = 4,871

n = 91 Sig. F = 0,000

Sumber : Data diolah kembali (2014)

a. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Hipotesis yang pertama menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap

kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel

kompetensi adalah 0,799. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value

0,000. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai t hitung 4,865 > t tabel 1,663 sehingga

H1 pada penelitian ini diterima. Hasil uji hipotesis tersebut didukung oleh data responden yang

didapat bahwa rata-rata mereka yang bekerja sebagai pengawas/auditor memiliki pendidikan

terakhir S1 sebesar 80,2% bahkan ada sekitar 16,5 % memiliki pendidikan S2, dan 3,3%

memiliki pendidikan terakhir DIII. Selain itu, tabulasi data jawaban responden atas variabel

kompetensi didominasi jawaban setuju sehingga dapat dikatakan bahwa APIP memiliki

pemahaman dan kemampuan melakukan audit sesuai standar auditing dan akuntansi,

memahami hal-hal terkait pemerintahan, memiliki inisiatif untuk meningkatkan

kompetensinya dan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh internal.

Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan pendapat Ruslan (2011) dan Ayu (2013) yang

menunjukkan bahwa keahlian/kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil tersebut

dapat dipahami bahwa kompetensi sangatlah dibutuhkan oleh seorang auditor untuk bertindak

sebagai seorang ahli dalam menjalankan tugasnya, jika auditor memiliki kompetensi yang baik

maka auditor dapat melaksanakan penugasan dengan baik dan tentunya akan menghasilkan

kualitas audit yang baik pula.

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

b. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit

Hipotesis kedua menyatakan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas

audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel kompetensi

adalah 0,711. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi (0,05) dengan p value (0,000). Hasil

ini didukung oleh hasil perhitungan nilai t hitung (4,446) > t tabel (1,663), sehingga dapat

disimpulkan bahwa H2 diterima.

Semakin seorang pengawas mampu menjaga independensinya maka semakin baik pula

kualitas audit yang dihasilkannya. Tabulasi data jawaban responden pada variabel

independensi didominasi jawaban setuju, sehingga dapat dikatakan bahwa APIP memiliki

sikap netral, menghindari konflik kepentingan dalam penugasan dan melapor kepada atasan

jika independensinya terganggu.

Sikap independen/tidak mudah terpengaruh sangatlah diperlukan dalam melaksanakan

pemeriksaan untuk menjaga kepercayaan pihak lain terhadap pemeriksaan yang dilakukan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ruslan (2011), Ningsih dan Dyan

(2013) yang menyatakan bahwa independensi berpengaruh terhadap kualitas audit yang

dihasilkan.

c. Pengaruh Etika terhadap Kualitas Audit

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Hipotesis 3 penelitian ini di tolak, bukti empiris menunjukkan koefisien regresi etika sebesar

0,110 dan probabilitas (0,634) > tingkat signifikan (0,05).Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ruslan (2011) yang menyatakan bahwa etika tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian dari Hasbullah, Erni dan Trisna

(2014) yang menyatakan bahwa kualitas audit dipengaruhi oleh etika seorang auditor.

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Hasil penelitan ini diduga disebabkan keterbatasan penelitian yang menggunakan

indikator yang kurang dapat mengukur variabel etika pada inspektorat. Penelitian ini yang

hanya mendefinisikan etika dilihat dari hubungannya dengan rekan sekerja, atasan, auditi, dan

masyarakat dan tanggung jawab profesi auditor tanpa mempertimbangkan indikator seperti

integritas, kerahasian, dan objektivitas yang merupakan komponen dari etika profesi dalam

melakukan audit. Semakin auditor mampu menjaga hubungannya dengan pihak lain sesuai

dengan kode etik yang telah ditetapkan dan memiliki sikap objektif, berintegritas, tidak

mengungkapkan informasi tanpa otorisasi yang memadai serta bertanggung jawab pada

profesinya, maka semakin baik kualitas audit yang akan dihasilkannya.

d. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Kualitas Audit

Hipotesis keempat menyatakan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap

kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel

kompleksitas tugas adalah 0,974. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p

value 0,000. Namun arah positif pada hasil Unstandardized beta Coefficients variabel

kompleksitas tugas berlawanan dengan hipotesis alternatif yang diajukan sehingga H4 ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita dan Sony (2014)

yang menunjukkan hasil bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

karena auditor Inspektorat adalah pegawai negeri sipil yang terikat dengan sumpah jabatan,

sehingga apapun kondisinya, baik kompleksitas tugas tinggi ataupun rendah, sebagai pegawai

negeri mereka wajib melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan audit yang

berkualitas.Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasbullah, Erni,

Trisna (2014) dan Zulkifli (2014) menyatakan bahwa kompleksitas tugas (audit) mempunyai

pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Menurut Abdul Muhshyi (2013:47) meningkatnya

kompleksitas tugas dapat menurunkan keberhasilan tugas.

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kompleksitas tugas tidak menurunkan

kualitas audit sebab setiap kompleksitas tugas yang terjadi pada penugasan akan dicari

solusinya sehingga beragamnya kompleksitas tugas yang dihadapi dapat menambah khazanah

keilmuan auditor yang bersangkutan. Selain itu, selama seorang auditor mengikuti langkah-

langkah atau prosedur-prosedur audit sesuai SPKN dengan benar maka kualitas audit akan

terjaga walaupun ada kompleksitas tugas yang terjadi dalam penugasan.

F. SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kompetensi dan independensi

berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan untuk etika tidak berpengaruh positif

terhadap kualitas audit, menjaga hubungan kepada auditi, teman sekerja, dan masyarakat sesuai

kode etik serta tanggung jawab profesi saja masih belum cukup untuk meningkatkan kualitas

audit. Kompleksitas tugas tidak berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Kompleksitas

tugas tidak menurunkan kualitas audit sebab setiap kompleksitas tugas yang terjadi pada

penugasan akan dicari solusinya sehingga beragamnya kompleksitas tugas yang dihadapi dapat

menambah khazanah keilmuan auditor yang bersangkutan.

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan, keterbatasannya antara lain penelitian ini

memiliki kendala karena response rate rendah. Selain itu Indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel etika dalam penelitian ini hanya melihat dari hubungannya dengan rekan

sekerja, atasan, auditee, dan masyarakat dan tanggung jawab profesi auditor tanpa

mempertimbangkan indikator seperti integritas, dan objektivitas yang merupakan komponen

dari etika. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kompleksitas tugas dalam

penelitian ini hanya diukur melalui kejelasan dalam memahami tugas, kejelasan dalam

mengerjakan tugas dan kemampuan melaksanakan tugas tanpa mempertimbangkan indikator

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

seperti kemampuan bekerja dalam tekanan, tingkat kesukaran tugas, dan kemampuan bekerja

dalam jumlah beban yang banyak.

Beberapa implikasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah studi ini memberikan

masukan bagi pengawas internal pemerintah mengenai kualitas audit. Bagi peneliti selanjutnya

dapat melakukan pengujian kembali pada aparat inspektorat se-Kalimantan Selatan sebab

terdapat beberapa wilayah yang tidak terwakili dalam penelitian ini, sehingga hasilnya belum

dapat digeneralisasi. Penelitian selanjutnya juga perlu menambahkan metode wawancara

langsung dan menambahkan variabel-variabel lain yang belum termasuk dalam model regresi

pada penelitian ini seperti skeptiseme dan budaya organisasi.

Daftar Pustaka

A.A Putu Ratih. C Ningsih dan P. Dyan Y. S . 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan
Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit.ISSN: 2302-8556.
Abdul Muhshyi. 2013. Pengaruh Time Budget Pressure, Risiko Kesalahaan dan Kompleksitas
terhadap Kualitas Audit. Program Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Arens, A. A., Randal J.E dan Mark S.B, 2011, Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu
(Adaptasi Indonesia). Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf. Buku Satu. Salemba Empat.
Jakarta .
Ayu Dewi. R.N. 2013. Pengaruh Keahlian, Independensi, dan Etika Terhadap Kualitas Audit.
Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.
Boyton C. William, Kell. G Walter dan Johnson N Raymond, 2002, Modern Auditing. Edisi
Ketujuh. Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Duwi Priyatno. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. ANDI. Yogyakarta.
Hasbullah, Erni, dan Trisna. 2014. Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, dan Etika
Profesi Terhadap Kualitas Audit. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014).
Havidz dan Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit
Di Lingkungan Pemerintah Daerah. SNA XIII Purwokerto 2010.
Http://www. Jurnalisia.co diakses tanggal 20 oktober 2014
Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetisi, Independensi, dan Etika terhadap Kualitas
Auditor (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan Kota Se-

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 8 No. 3 November 2012 Hal 159-
169.
Luthans. 2005. Organizational Behaviour 10th Edition. ANDI. Yogyakarta.
Muh. Taufiq Efendy. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris
pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis. UNDIP. Semarang.
Mulyadi. 2012. Auditing.Edisi 6. Salemba Empat. Jakarta.
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Permenpan Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah.
Rita. A dan Sony. H.A. 2014. Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Skeptisme
Profesional Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2 (April). Universitas
Riau.
Robbins, S.P., T.A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.
Ruslan Ashari. 2011. Pengaruh Keahlian, Indepedensi, dan Etika terhadap Kualitas Auditor
pada Inspektorat Provinsi Maluku Utara. Skripsi. Program Studi Akuntansi, Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Siti Jamilah, Zaina Fanani dan Grahita. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan
Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement. SNA X. Universitas Hasanudin. Makasar
Wahyudin, Nor. 2011. Pengaruh Fee Audit, kompetensi Auditor dan Perubahan Regulasi
terhadap Motivasi Auditor dan Implikasinya pada Kualitas Audit (Survei pada Auditor
Eksternal KAP Terdaftar di BPK-RI). Disertasi Doktor IlmuEkonomi, Bidang Kajian
UtamaIlmuAkuntansi. UNPAD. Tidak Dipublikasikan.
Zulkifli. 2014. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas
Audit Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Studi pada BPKP Perwakilan Kalimantan
Selatan). Skripsi. Unlam. Banjarmasin.

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

LAMPIRAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil Uji Validitas
Corrected Item-
No Indikator Item Keterangan
Total Correlation
X1.1 0,201 Tidak Valid
X1.2 0,676 Valid
X1.3 0,449 Valid
1 Kompetensi
X1.4 0,618 Valid
X1.5 0,600 Valid
X1.6 0,606 Valid
X2.1 0,472 Valid
X2.2 0,655 Valid
X2.3 0,638 Valid
2 Independensi
X2.4 0,403 Valid
X2.5 0,635 Valid
X2.6 0,503 Valid
X3.1 0,723 Valid
X3.2 0,912 Valid
3 Etika
X3.3 0,941 Valid
X3.4 0,908 Valid
X4.1 0,823 Valid
4 X4.2 0,851 Valid
Kompleksitas
X4.3 0,903 Valid
Tugas
X4.4 0,915 Valid
X4.5 0,874 Valid
Y1 0,621 Valid
Y2 0,657 Valid
Y3 0,590 Valid
Y4 0,472 Valid
Y5 0,582 Valid
Y6 0,648 Valid
Y7 0,657 Valid
Y8 0,539 Valid
5 Kualitas Audit
Y9 0,495 Valid
Y10 0,178 Tidak Valid
Y11 0,735 Valid
Y12 0,263 Tidak Valid
Y13 0,695 Valid
Y14 0,727 Valid
Y15 0,714 Valid
Y16 0,575 Valid

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

Y17 0,663 Valid


Sumber : Data diolah kembali (2014)

Hasil Uji Reliabilitas


Croncbach's
Variabel Batas Reliabilitas Keterangan
Alpha
Kompetensi 0,827 0,7 Reliabel
Independensi 0,778 0,7 Reliabel
Etika 0,944 0,7 Reliabel
Kompleksitas Tugas 0,954 0,7 Reliabel
Kualitas Audit 0,923 0,7 Reliabel
Sumber : Data diolah kembali (2014)

Analisis Regresi Linear Berganda


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,878a ,772 ,761 3,11312 1,854
a. Predictors: (Constant), KOMPLEKSITAS TUGAS, INDEPENDENSI,
KOMPETENSI, ETIKA
b. Dependent Variable: KUALITAS AUDIT

ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2818,135 4 704,534 72,696 ,000b
Residual 833,469 86 9,692
Total 3651,604 90
a. Dependent Variable: KUALITAS AUDIT
b. Predictors: (Constant), KOMPLEKSITAS TUGAS, INDEPENDENSI, KOMPETENSI,
ETIKA

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero- Tolera
Model B Error
Beta t Sig. order Partial Part nce VIF
1 (Constant) 4,871 3,406 1,430 ,156
KOMPETENSI ,799 ,164
,320 4,865 ,000 ,713 ,465 ,251 ,612 1,635
INDEPENDENSI ,711 ,160
,308 4,446 ,000 ,669 ,432 ,229 ,553 1,808
ETIKA ,110 ,231
,035 ,477 ,634 ,623 ,051 ,025 ,486 2,057
KOMPLEKSITAS
,974 ,168 ,409 5,787 ,000 ,770 ,529 ,298 ,531 1,882
TUGAS
a. Dependent Variable: KUALITAS AUDIT

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id
Member of

Departemen Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia


Fakultas Ekonomi Wilayah Jawa Timur
Universitas Kanjuruhan Malang

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

You might also like