Hubungan Antara Pemberian Susu Formuladengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-24 Bulandi Wilayah Kerja Puskesmas Balai Agung Sekayu TAHUN 2009
Hubungan Antara Pemberian Susu Formuladengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-24 Bulandi Wilayah Kerja Puskesmas Balai Agung Sekayu TAHUN 2009
Hubungan Antara Pemberian Susu Formuladengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-24 Bulandi Wilayah Kerja Puskesmas Balai Agung Sekayu TAHUN 2009
Abstract
Diarhea is one of the major diseases in baby in Indonesia until now and the third rank of the causes
in the death of the baby. One of it’s causes is the mother’s habbit in giving the formula milk incorrectly. It is
caused of the formula milk is a good media for the growth of bacteria, theres one it is easy to be
contaminated especially is the mother’s habbit in giving the formula milk is incorrectly and it can cause the
dearhea in baby. The incorrect way of the giving of formula milk is one of the factors that can reduce the
number of the case of dearhea in because of drinking formula milk.
This research is a kind of analytic survey research by using the cross sectional apporachment. The
samples of the research are the babies of the age 0-24 months who are the youngest child in their family and
given formula milk in work area of Puskesmas balai Agung Sekayu by using purposive sampling. . For
collecting the data, it used quaestioner and check list for the mothers as the respondent. The data analysis in
this research used Chi Square test with the rate of the meaning (α) = 0,05.
The results of this research shows that the persentase of the case of dearhea of the age 0-24 months
is 52,9%. Statistically, the result of the research area, how to make the formula milk become thiner, how to
keep the residue of the milk in the bottle and how ti keep the residue of the milk after the milk thiner have no
meaning (correlation) with the case of dearhea in baby of the age 0-24 months. On the other hand, the using
of the water to make the milk thiner, the way of how to clean the milk bottle, the habbit of cleaning the hands
before making the milk thiner and kind of the milk have correlation with the case of dearhea in baby.
The conclussion of the research is there is the correlation between the using of the water to make
the milk thinner, the way of how to clean the milk bottle, the habbit of claening the hands before making the
milk thinner and kind of the milk with the case of dearhea in baby of the age 0-24 months.
Abstrak
Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi di Indonesia sampai saat ini dan menempati
urutan ke tiga penyebab kematian bayi. Salah satu penyebabnya adalah perilaku ibu dalam pemberian susu
formula yang tidak benar. Hal ini disebabkan karena susu formula merupakan media yang baik bagi
pertumbuhan bakteri, sehingga kontaminasi mudah terjadi terutama jika perilaku ibu dalam pemberian susu
formula yang tidak benar dan dapat menyebabkan diare pada anak. Adanya perilaku ibu yang benar
mengenai cara pemberian susu formula merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan angka kejadian
diare pada anak akibat minum susu formula.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei analitik dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Sampel penelitiannya adalah anak usia 0-24 bulan yang paling muda dalam keluarganya dan
diberi susu formula di Wilayah Kerja Puskesmas Balai Agung Sekayu dengan tehnik pengambilan sampel
purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan check list kepada ibu sebagai
responden.Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kejadian diare pada anak usia 0-24 bulan yaitu
sebesar 52,9%. Secara statistik hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: cara pengenceran susu formula,
cara penyimpanan sisa susu di dalam botol dan cara penyimpanan susu setelah pengenceran masing-masing
tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian diare pada anak usia 0-24 bulan. Sedangkan
penggunaan air untuk mengencerkan susu, cara membersihkan botol susu, kebiasaan cuci tangan sebelum
mengencerkan susu dan jenis susu formula masing-masing mempunyai hubungan dengan kejadian diare pada
anak.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang bermakna antara penggunaan
air untuk mengencerkan susu, cara membersihkan botol susu, kebiasaan cuci tangan sebelum mengencerkan
susu dan jenis susu formula dengan kejadian diare pada anak usia 0-24 bulan.
Cara Kejadian
Kejadian Frekuensi Persentase
ρ Diare (n) (%)
Penyimpanan Diare
Total value Diare 46 52,9
Sisa Susu Tid
Ya (sig)
di dalam ak Tidak Diare 41 47,1
Total 87 100
Sumber : Data Primer menyatakan bahwa ada hubungan antara cara
kebiasaan ibu dalam mencuci tangan sebelum
Dapat dilihat bahwa kejadian diare pada memberi minum bayi dengan kejadian diare
anak dalam tiga bulan terakhir 52,9% sedangkan pada anak. 4Begitupun dengan hasil penelitian
persentase terkecil adalah tidak terkena diare
yang dilakukan oleh Arnita (2008) di wilayah
sebesar 47,1%.
kerja Puskesmas Pembina Palembang
membuktikan bahwa kebiasaan mencuci
Pembahasan
tangan pakai sabun berhubungan dengan
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara
penggunaan air untuk mengencerkan susu dengan kejadian diare pada anak.10
kejadian diare yang dengan menggunakan uji Chi Berdasarkan hasil analisis hubungan antara
Square diperoleh, Sig (0,012) lebih kecil dari alpha jenis susu formula dengan kejadian diare dengan
(0,05) berarti ada hubungan yang bermakna antara menggunakan uji Pearson Chi Square diperoleh, Sig
penggunaan air untuk mengencerkan susu dengan (0,000) lebih kecil dari alpha (0,05) berarti ada
kejadian diare pada anak. hubungan yang bermakna antara jenis susu formula
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dengan kejadian diare pada anak.
dilakukan oleh Aniqoh (2006) di Puskesmas Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
Sekardangan Kabupaten Sidoarjo, yang menyatakan dilakukan oleh Aniqoh (2006) di Puskesmas
bahwa ada hubungan antara penggunaan air dalam Sekardangan Kabupaten Sidoarjo, yang menyatakan
pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bahwa tidak ada hubungan antara jenis susu formula
anak.4 Menurut Suharyono (1985), higiene dengan kejadian diare pada anak. 4Selain itu, 67,8%
lingkungan salah satunya air bersih dan dimasak anak telah mengkonsumsi susu formula pada usia
dituntut sebagai persyaratan guna menghindarkan kurang dari dua bulan. Hal ini dapat menyebabkan
kontaminasi makanan (susu) oleh kuman untuk diare pada anak karena sistem pencernaan anak
mencegah terjadinya diare.8 yang belum sempurna karena susu formula tidak
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara mengandung enzim perncernaan (Siswono, 2008)
cara membersihkan botol susu dengan kejadian Berdasarkan hasil analisis hubungan antara
diare dengan menggunakan uji Chi Square cara pengenceran susu formula dengan kejadian
diperoleh, Sig (0,008) lebih kecil dari alpha (0,05) diare dengan menggunakan uji Chi Square
berarti ada hubungan yang bermakna antara cara diperoleh, Sig (0,181) lebih besar dari alpha (0,05)
membersihkan botol susu dengan kejadian diare berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
pada anak. cara mengencerkan susu formula dengan kejadian
Hal ini sesuai dengan penelitian yang diare pada anak.
dilakukan oleh Aniqoh (2006) di Puskesmas Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
Sekardangan Kabupaten Sidoarjo, yang menyatakan dilakukan oleh Aniqoh (2006) di Puskesmas
bahwa ada hubungan antara cara membersihkan Sekardangan Kabupaten Sidoarjo, yang menyatakan
4
botol susu dengan kejadian diare pada anak. Teori bahwa tidak ada hubungan antara cara pengenceran
4
Suharyono (1985) juga menyatakan bahwa higiene susu formula dengan kejadian diare pada anak.
lingkungan salah satunya kebersihan dot dan botol Namun ini bertentangan dengan teori Moehji (1985)
susu dituntut sebagai persyaratan guna yang menyatakan bahwa, cara pengenceran dengan
menghindarkan kontaminasi makanan (susu) oleh penambahan air yang terlalu sedikit pada susu
kuman untuk mencegah terjadinya diare. 8 formula akan menjadi terlalu kental dapat
Begitupun pernyataan Dinkes RI (2005) yang menyebabkan diare karena kadar zat gizi, terutama
menyatakan bahwa salah satu perilaku masyarakat protein akan terlalu tinggi. Bayi mungkin tidak
yang dapat menyebabkan penyebaran kuman tahan dengan kadar protein tinggi itu sehingga
penyebab diare dan meningkatnya risiko terjangkit tubuh bayi akan mengadakan reaksi berupa diare. 7
diare yaitu menggunakan botol susu yang Arisman (2002) juga menyatakan bahwa campuran
memudahkan pencemaran kuman penyebab diare.9 susu dengan air yang terlalu kental dapat
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara menimbulakan diare hipertonik.11
kebiasaan cuci tangan sebelum mengencerkan susu Berdasarkan hasil analisis hubungan antara
cara penyimpanan sisa susu di dalam botol dengan
dengan kejadian diare, dengan menggunakan uji
kejadian diare, dengan menggunakan uji Chi Square
Chi Square diperoleh, Sig (0,016) lebih kecil dari
diperoleh, Sig (1,000) lebih besar dari alpha (0,05)
alpha (0,05) berarti ada hubungan yang bermakna
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
antara kebiasaan cuci tangan sebelum
cara penyimpanan sisa susu di dalam botol dengan
mengencerkan susu dengan kejadian diare pada
kejadian diare pada anak.
anak.
Hasil penelitian yang didapatkan tidak
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
sesuai dengan pernyataan Baqi (2008) yang
dilakukan oleh Aniqoh (2006) di Puskesmas
menyatakan bahwa, sisa susu di dalam botol akan
Sekardangan Kabupaten Sidoarjo, yang
terkena bakteri yang berasal dari liur dan mulut dan menjaga kebersihan botol susu serta
anak11. Jika ada susu yang tersisa di dalam botol mengetahui cara pemberian dan persiapan susu
maka enzim pada air liur yang mengenai susu akan formula yang benar untuk anak.
mencerna pati pada susu, yang akan 2. Bagi Puskesmas Balai Agung Sekayu
menyebabkannya berair dan bakteri dari mulut akan hendaknya mengadakan penyuluhan tentang
berkembang pada susu. 12 Karena sisa susu bayi manfaat ASI serta cara pemberian susu formula
menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya kuman yang bersih dan benar untuk anak.
sehingga membuat bayi terkena diare.13 3. Bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
Berdasarkan hasil analisis hubungan antara penyuluhan kesehatan diharapkan memberikan
cara penyimpanan susu setelah pengenceran dengan informasi yang objektif kepada ibu-ibu yang
kejadian diare, dengan menggunakan uji Chi Square memberikan susu formula kepada anaknya
diperoleh, Sig (1,000) lebih besar dari alpha (0,05)
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara Kepustakaan
cara penyimpanan susu setelah pengenceran dengan 1. UNICEF, WHO dan IDAI. 2005. Rekomendasi
kejadian diare pada anak. tentang Pemberian Makan Bayi Pada Situasi
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang Darurat. Dari: http:www.who.or.id. [23 Mei
dilakukan oleh Aniqoh (2006) di Puskesmas 2009].
Sekardangan Kabupaten Sidoarjo, menunjukkan 2.Destriatania, Suci. 2007, Gambaran Pola
bahwa cara penyimpanan susu setelah pengenceran Konsumsi Susu Formula pada Anak Usia 0-24
mempunyai hubungan dengan kejadian diare.4 Bulan di Kelurahan 2 Ilir Kecamatan Ilir Timur
Begitupula dengan pernyataan Judarwanto (2008) II Palembang Tahun 2007. [Skripsi]. Fakultas
yang menyatakan bahwa, dalam pemberian susu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
kepada anak harus meminimalkan waktu antara
kontak susu dengan udara kamar hingga saat 3. Puspitaningrum, Citra, Yuni Sapto Edhy Rahayu
pemberian.14 Semakin lama waktu tersebut akan dan Rusana. 2006. Perbedaan Frekuensi Diare
meningkatkan resiko pertumbuhan mikroba dalam antara Bayi yang Diberi ASI
susu formula tersebut. Lefrina (2009) juga Eksklusif Dengan Bayi yang Diberi Susu Formula
menyatakan bahwa, bakteri akan aktif lagi bila Di Wilayah Kerja Puskesmas Gandrungmangu I
membiarkan susu berlama-lama di dalam botol Kabupaten Cilacap Tahun 2006. Dari:
sebelum diminum bayi karena kontak yang lama http://litbangstikesalirsyad.files.wordpress.com.
dengan udara ruangan bisa memicu aktifnya bakteri [11 Mei 2009].
yang dapat menyebabkan diare pada anak.
4. Aniqoh Machwijatul. 2006, Hubungan Antara
Kesimpulan Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil penelitian yang pada Bayi Umur 0- 12 Bulan (Studi di Puskesmas
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Balai Agung Sekardangan Kabupaten Sidoarjo).
Sekayu tentang hubungan antara pemberian susu Dari:fkm@unair.ac.id [13 Mei 2009].
formula dengan kejadian diare pada anak usia 0-24
bulan di wilayah kerja puskesmas balai agung 5. Amiruddin, Ridwan. 2007, Current Issue
sekayu tahun 2009 dapat disimpulkan bahwa Kematian Anak( Penyakit Diare ). Jurnal
terdapat hubungan hubungan antara penggunaan air Epidemiologi Universitas Hasanuddin Makassar,
untuk mengencerkan susu, cara membersihkan botol [Online]. Dari http://ridwanamiruddin.wordpress.
susu, kebiasaan cuci tangan sebelum mengencerkan [23 Mei 2009].
susu dan jenis susu formula dengan kejadian diare
pada anak usia 0-24 bulan di wilayah kerja 6. A ndreyani, Dian. 2000, Hubungan Pengetahuan,
Puskesmas Balai Agung Sekayu tahun 2009. Sikap, Praktik Ibu Mengenai Cara Penyiapan
Namun tidak terdapat hubungan antara cara Susu Botol dengan Kejadian Diare pada Anak
mengencerkan susu formula, cara penyimpanan Umur 0-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
antara sisa susu di dalam botol dan cara Genuk dan Bangetayu Kota Semarang Tahun
penyimpanan susu setelah pengenceran dengan 2000, [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat
kejadian diare pada anak usia 0-24 bulan di wilayah Universitas Diponogoro.
kerja Puskesmas Balai Agung Sekayu tahun 2009.
7. Moehji, Sjahmin. 1985, Pemeliharaan Gizi Bayi
Saran dan Balita. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
1. Bagi ibu diharapkan dapat meningkatkan 8. Suharyono. 1985, Diare Akut. Fakultas Ekonomi
perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS), salah Universitas Indonesia, Jakarta.
satunya menggunakan air untuk mengencerkan
susu yang bersih dan dalam keadaan panas,
mencuci tangan sebelum mengencerkan susu
9. Depkes RI. 2005, Status Lingkungan Hidup
Indonesia 2005. Dari: www.menlh.go.id [ 30 Juli
2009