1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK SEKS


BERISIKO PENULARAN HIV/AIDS PADA IBU RUMAH TANGGA
(STUDI KASUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO,
KECAMATAN SEMARANG UTARA)

Tri Uji Rachmawati, Laksmono Widagdo, V.G. Tinuk Istiarti


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : triuji56@gmail.com

Abstract : HIV/AIDS is one of the diseases in the world that has no cure and is
always experienced an increase in cases each year. Based on the risk factors for
transmission of HIV/AIDS in Semarang, heterosexual transmission ranked first by
79% and according to the type of work in the case of HIV/AIDS, housewife
occupies a number of cases occurred in 2015, namely by 19%. Semarang District
North ranked first in total cases of HIV / AIDS is the highest in the city of
Semarang (2011-2015) amounted to 83 cases. The purpose of this study is to
analyze the factors associated with risky sexual practices spread of HIV/AIDS
among housewives. Using a quantitative approach with cross sectional the type
of study design. The instrument used in this study was a questionnaire. The
population in this study were housewife in Bandarharjo Public Health Center
amounted to 17.860 people and a sample of 100 people with non-probability
sampling technique sampling is accidental sampling. Analysis of the data Chi-
square test was used for bivariate analysis with significance level of 95%.
Research of results showed that the factors associated with risky sexual
practices spread of HIV / AIDS on Housewife is knowledge (p-value = 0,004),
attitude (p-value = 0,001), the availability of health care facilities and
infrastructure (p-value = 0,004), media access to information on HIV / AIDS (p-
value = 0,001), family support (p-value = 0,048). As for age, education level,
husband's occupation, history of STIs, and support health workers no association
with risky sex practices spread of HIV / AIDS. Suggestions for this study,
Bandarharjo Public Heath Center needs to conduct counseling program in order
to providing information about VCT HIV/AIDS in health centers, and Semarang
City Health Office should conduct education about HIV / AIDS more than 3 times
in a year

Keywords : Housewife, Transmission, Risk, HIV/AIDS

1104
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN kasus ini. Jumlahnya mencapai


Latar Belakang 10.262 kasus dari tahun 1987
HIV atau Human hingga 2015.(3) Hal ini sangat
Immunodeficiency Virus adalah mengkhawatirkan karena Ibu Rumah
sejenis virus yang menyerang/ Tangga bukan termasuk dalam
menginfeksi sel darah putih yang populasi kunci kasus HIV/AIDS tetapi
menyebabkan turunnya kekebalan kasus yang terjadi pada Ibu Rumah
tubuh manusia. Sedangkan AIDS Tangga selalu naik setiap tahunnya.
atau Acquired Immune Deficiency Faktor risiko penularan kasus
Syndrome adalah sekumpulan HIV/AIDS di Jawa Tengah sendiri
gejala penyakit yang timbul karena paling banyak terjadi pada faktor
turunnya sistem kekebalan tubuh.(1) risiko heteroseksual sebanyak
HIV/AIDS sendiri merupakan kasus 84,7% kasus, IDU sebanyak 5,7%
mendunia yang kejadiannya kasus, homoseksual sebanyak 4,7%
menyerupai fenomena gunung es. kasus, perinatal sebanyak 4,6%
Kasus yang terjadi pada setiap kasus dan tranfusi darah sebanyak
tahunnya ini selalu mengalami 0,1% kasus. Dari faktor risiko
fluktuasi yang tidak signifikan dan penularan HIV/AIDS tersebut, di
tidak dapat diprediksi. Berdasarkan Jawa Tengah kasus HIV/AIDS yang
data WHO mengenai laporan global terjadi pada Ibu Rumah Tangga
epidemic AIDS pada tahun 2014, menduduki peringkat kedua yaitu
jumlah orang yang terinfeksi HIV sebanyak 18,7% kasus setelah
pada tahun 2014 sebesar 2 juta wiraswasta sebanyak 25,6%
(4)
orang, orang yang hidup dengan HIV kasus.
sebesar 36,9 juta orang, dan orang Dari kasus HIV/AIDS yang
yang meninggal karena AIDS terjadi di wilayah Jawa Tengah
sebesar 1,2 juta orang.(2) tahun 2015, Kota Semarang
Di Indonesia, HIV dan AIDS menduduki peringkat pertama
pertama kali ditemukan di provinsi wilayah yang paling banyak terjadi
Bali pada tahun 1987. Sejak kasus HIV/AIDS.(5) Berdasarkan
pertama kali ditemukan sampai faktor risiko penularan HIV/AIDS
dengan Desember 2015, HIV dan pada data kasus 2015,
AIDS tersebar di 407 (80%) dari 507 heteroseksual menduduki urutan
kabupaten/kota di seluruh provinsi di paling atas sebesar 79% kasus
Indonesia.(3) Penularan HIV dan HIV/AIDS dan menurut jenis
AIDS tertinggi disumbangkan oleh pekerjaan pada kasus HIV/AIDS ini,
hubungan seks berisiko Ibu Rumah Tangga menduduki
heteroseksual sebesar 66,7%, kasus paling banyak terjadi tahun
penasun 11,4%, homoseksual 2,9% 2015 yaitu sebesar 19%.(6)
dan penularan melalui perinatal Data sebaran kasus
sebesar 2,9%.(3) Dari banyaknya HIV/AIDS yang di dapat peneliti dari
orang yang terkena HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kota Semarang
Indonesia, Ibu rumah tangga dan Komisi Penanggulangan AIDS
menempati tempat teratas dalam Kota Semarang menyebutkan
1105
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bahwa Kecamatan Semarang Utara merupakan daerah yang paling


menduduki urutan pertama total berisiko HIV/AIDS diantara daerah
kasus HIV/AIDS paling tinggi di Kota jangkauan PKBI (Perkumpulan
Semarang (2011-2015) sebesar 83 Keluarga Berencana Indonesia)
kasus.(6) Semarang Utara lainnya. Pada tahun 2009,
merupakan salah satu kecamatan di didapatkan 2 orang ibu hamil positif
Kota Semarang yang letaknya di HIV.(7) Kepala Puskesmas
pesisir pantai Kota Semarang dan Bandarharjo juga menyebutkan
merupakan jalan akses menuju bahwa kasus HIV/AIDS di wilayah
Pelabuhan Tanjung Emas. kerja Puskesmas Bandarharjo juga
Semarang Utara juga merupakan terdapat kasus yang terjadi pada ibu
daerah pemukiman kaum urban. rumah tangga.
Sehingga tidak menutup Tujuan dari penelitian ini
kemungkinan wilayah Semarang yaitu Menganalisis faktor apa saja
Utara menjadi wilayah Kota yang berhubungan dengan praktik
Semarang yang memiliki kasus seks berisiko penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS paling tinggi. pada Ibu Rumah Tangga.
Di wilayah Semarang Utara
ini terdapat 2 wilayah kerja
Puskesmas yaitu Puskesmas METODE PENELITIAN
Bandarharjo dan Puskesmas Bulu Jenis penelitian ini adalah
Lor. Dari studi kasus yang dilakukan Deskriptif Analitik dengan
oleh peneliti di seluruh Puskesmas pendekatan kuantitatif. Rancangan
Kota Semarang, Puskesmas penelitian yag digunakan adalah
Bandarharjo merupakan Puskesmas rancangan Cross Sectional Study.
yang paling tinggi kasus HIV/AIDS Populasi pada penelitian ini adalah
dari tahun 2011 hingga 2015 yaitu Ibu Rumah Tangga di wilayah kerja
sebanyak 56 kasus. Puskesmas Puskesmas Bandarharjo-Semarang
Bandarharjo juga merupakan salah Utara yang berjumlah 17.860 orang.
satu instansi kesehatan yang Dengan kriteria adalah Ibu Rumah
memiliki klinik VCT (Voluntary Tangga yang memiliki suami. Pada
Counseling Testing) yang berdiri penelitian ini dilakukan pemilihan
pada bulan April 2013 dan salah sampel dengan cara Accidental
satu puskesmas yang pernah Sampling. Besar sampel akan
diadakan program PMTCT didapat dengan perhitungan
(Prevenion of Mother to Child menggunakan rumus Lemeshow.
Transmission) atau PPIA Dalam perhitungan rumus
(Pencegahan Penularan dari Ibu ke didapatkan sampel sebesar 100
Anak) oleh Dinas Kesehatan Kota responden.
Semarang yang bekerjasama Dalam penelitian ini,
dengan LSM-Griya PMTCT-PKBI menggunakan metode wawancara.
Kota Semarang. Wilayah Pengumpul data mewawancarai
Puskesmas Bandarharjo merupakan subjek atau responden
daerah jangkauan PMTCT PKBI dan menggunakan kuesioner yang
1106
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dilakukan peneliti dengan dibantu HASIL DAN PEMBAHASAN


oleh enumerator sejumlah 4 orang. Tabel 1. Faktor-Faktor yang
Penelitian ini menggunakan Berhubungan dengan Praktik Seks
kuesioner yang ditanyakan Berisiko Penularan HIV/AIDS pada
(wawancara) kepada responden Ibu Rumah Tangga
terpilih sebagai sampel dalam
mendapatkan data yang dibutuhkan No Variabel p- Keterangan
oleh peneliti. Sebelum melakukan value
penelitian, terlebih dahulu peneliti 1 Umur 0,175 Tidak ada
melakukan uji kuesioner terhadap 10 Responden hubungan
orang Ibu Rumah Tangga yang 2 Tingkat 0,275 Tidak ada
memiliki kriteria hampir sama Pendidikan hubungan
dengan sampel yang akan diteliti. Responden
Variabel penelitian terdiri dari 3 Pekerjaan 1,000 Tidak ada
Variabel independen, yang meliputi : Suami hubungan
Predisposing factors (karakteristik Responden
responden berupa umur responden, 4 Riwayat 0,663 Tidak ada
tingkat pendidikan responden, Infeksi hubungan
pekerjaan suami responden, riwayat Menular
infeksi menular seksual responden ), Responden
pengetahuan responden dan sikap, 5 Pengetahuan 0,004 Ada
reinforcing factors : dukungan Responden hubungan
keluarga dan dukungan tenaga 6 Sikap 0,001 Ada
kesehatan, serta enabling factors : Responden hubungan
ketersediaan sarana dan prasarana 7 Ketersediaan 0,004 Ada
layanan kesehatan dan akses media sarana dan hubungan
informasi HIV/AIDS. prasarana
Variabel dependen atau layanan
variabel terikat dari penelitian ini kesehatan
adalah praktik seks berisiko 8 Akses media 0,001 Ada
penularan HIV/AIDS pada Ibu informasi hubungan
Rumah Tangga. HIV/AIDS
9 Dukungan 0,048 Ada
Keluarga hubungan
10 Dukungan 0,569 Tidak ada
Tenaga hubungan
Kesehatan
Berdasarkan tabel diatas
terdapat lima variabel yang memilki
hubungan dengan praktik seks
berisiko penularan HIV/AIDS pada
Ibu Rumah Tangga meliputi
pengetahuan responden, sikap
responden, ketersediaan sarana dan
1107
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

prasarana layanan kesehatan, akses dan juga tinggi. Selain itu,


media informasi HIV/AIDS, dan rendahnya daya tawar atau
dukungan keluarga. Sedangkan lima negosiasi dalam berhubungan
variabel yang tidak berhubungan seksual pada perempuan, membuat
karena p-value > α (0,05). perempuan khususnya Ibu Rumah
Penyebaran virus HIV/AIDS Tangga melakukan hubungan seks
telah mengancam kalangan ibu berisiko dengan suaminya yang
rumah tangga yang suaminya telah mungkin tidak diketahui oleh Ibu
terjangkit HIV. Ibu rumah tangga Rumah Tangga riwayat penyakit apa
yang tergolong kelompok normal saja yang sedang diderita suami.(9)
dapat juga terjangkit virus HIV. Pada penelitian ini,
Akses informasi dan pendidikan responden yang tidak sekolah
perempuan jauh lebih rendah sebesar 10%, tamat SD sebesar
sehingga mereka tidak memiliki 26%, tamat SMP sebesar 17%,
pengetahuan yang cukup mengenai tamat SMA sebesar 36%, perguruan
kesehatan reproduksi, termasuk tinggi sebesar 11%. Pendidikan
persoalan seputar HIV/AIDS dan responden pada kategori pendidikan
pelayanan kesehatan yang menjadi dasar sebesar 53%, sedangkan
hak mereka.(8) responden dengan kategori
Berdasarkan rekap data, pendidikan lanjut sebesar 47%. Hal
didapat bahwa praktik seks berisiko ini dikarenakan mayoritas penduduk
penularan HIV/AIDS kategori tidak perempuan di wilayah kerja
berisiko sebesar 68%. Sebanyak Puskesmas Bandarharjo adalah Ibu
70% suami dan responden tidak Rumah Tangga yang menikah
pernah menggunakan kondom setelah tamat dari Sekolah
ketika akan melakukan hubungan Menengah Atas (SMA) dan
seksual. Padahal Kementerian menggantungkan biaya hidup
Kesehatan mengatakan bahwa kepada suaminya.
penggunaan kondom saat Pekerjaan suami responden
melakukan hubungan seks berisiko dengan persentase terbanyak yaitu
merupakan salah satu pencegahan karyawan sebesar 30%, buruh
penularan HIV/AIDS. sebesar 23%, wiraswasta sebesar
18%. Pada penelitian ini kemudian
Karakteristik Responden peneliti kategorikan menjadi dua
Umur responden kategori Ibu yaitu luar kota atau dalam kota.
Rumah Tangga Muda (≤ 45 tahun) Pekerjaan suami responden pada
sebesar 70%, sedangkan kategori kategori luar kota sebesar 21%,
Ibu Rumah Tangga Tua (> 45 tahun) sedangkan pekerjaan suami
sebesar 30%. Dapat disimpulkan responden dengan kategori dalam
mayoritas responden pada usia kota sebesar 79%.
produktif (15-64 tahun). Hal ini Pada penelitian ini,
dikarenakan pada kelompok umur responden yang pernah mengalami
produktif memiliki perilaku seksual infeksi menular seksual sebesar
yang aktif dengan dorongan seks 12%, sedangkan responden yang
1108
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tidak pernah mengalami infeksi kategori tidak mendukung (19,4%). .


menular seksual sebesar 88%. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
Berdasarkan hasil wawancara yang baik akan berdampak pada
dengan responden mengatakan perilaku yang baik. Kecenderungan
bahwa responden tidak pernah sikap tidak mendukung yang dimiliki
melakukan medical check up responden untuk melakukan praktik
ataupun tes VCT, ini yang mungkin seks berisiko penularan HIV/AIDS
menyebabkan hanya 12% dikarenakan pengetahuan
responden yang mengetahui riwayat responden tentang HIV/AIDS yang
kesehatannya. baik pula.(11)
Berdasarkan hasil penelitian
Variabel yang Berhubungan menunjukkan bahwa 46%
Pengetahuan responden responden mengaku tidak tersedia
mengenai praktik seks berisiko sarana dan prasarana layanan
penularan HIV/AIDS pada kategori kesehatan mengenai praktik seks
baik sebesar 54%, sedangkan berisiko penularan HIV/AIDS,
responden yang pengetahuannya sedangkan 54% responden
kurang baik sebesar 46%. Hasil mengaku tersedia sarana dan
analisis bivariat menunjukkan bahwa prasarana layanan kesehatan
pengetahuan responden dengan mengenai praktik seks berisiko
praktik seks berisiko penularan penularan HIV/AIDS. Hasil analisis
HIV/AIDS, lebih besar pada kategori bivariat menunjukkan bahwa
kurang baik (47,8%) dibandingkan ketersediaan sarana dan prasarana
dengan kategori baik (18,5%). Hal ini layanan kesehatan dengan praktik
sesuai dengan penelitian Lenny seks berisiko penularan HIV/AIDS,
(2015) yang menunjukkan ada lebih besar pada kategori tidak
hubungan yang signifikan antara tersedia (47,8%) dibandingkan
pengetahuan umum tentang dengan kategori tersedia (18,5%).
pencegahan HIV/AIDS pada ibu Ketersediaan sarana dan prasarana
rumah tangga yang memiliki suami kesehatan sangat diperlukan dalam
pekerja sopir antar kota dengan penyelenggaraan upaya kesehatan
upaya pencegahan HIV/AIDS di yang efektif dan efisien.
Kabupaten Tanah Bumbu.(10) Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009
Sikap responden terhadap tentang Kesehatan, dijelaskan
praktik seks berisiko penularan mengenai tanggung jawab
HIV/AIDS pada kategori mendukung pemerintah dalam ketersediaan
sebesar 38%, sedangkan responden akses terhadap informasi, edukasi &
yang tidak mendukung sebesar fasilitas pelayanan kesehatan untuk
62%. Hasil analisis bivariat meningkatkan dan memelihara
menunjukkan bahwa sikap derajat kesehatan yang setinggi-
responden dengan praktik seks tingginya.(12)
berisiko penularan HIV/AIDS, lebih Berdasarkan hasil penelitian
besar pada kategori mendukung menunjukkan bahwa 43%
(52,6%) dibandingkan dengan responden masih merasa kesulitan
1109
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk menjangkau akses media Variabel Tidak Berhubungan


informasi mengenai praktik seks Umur responden kategori Ibu
berisiko penularan HIV/AIDS, Rumah Tangga Muda (≤ 45 tahun)
sedangkan 57% responden merasa sebesar 70%, sedangkan kategori
mudah dalam menjangkau akses Ibu Rumah Tangga Tua (> 45 tahun)
informasi mengenai praktik seks sebesar 30%. Hasil analisis bivariat
berisiko penularan HIV/AIDS. Hasil menunjukkan bahwa umur
analisis bivariat menunjukkan bahwa responden dengan praktik seks
akses media informasi responden berisiko penularan HIV/AIDS, lebih
dengan praktik seks berisiko besar pada kategori umur tua
penularan HIV/AIDS, lebih besar (43,4%) dibandingkan dengan
pada kategori kurang mudah kategori umur muda (27,1%). Hal ini
dijangkau (51,2%) dibandingkan sejalan dengan penelitian Made
dengan kategori mudah dijangkau (2013) yang menunjukkan bahwa
(17,5%). Hal ini sesuai dengan teori tidak ada hubungan antara umur
L.Green bahwa ketersediaan dan dengan ibu hamil terinfeksi HIV.(15)
keterjangkauan merupakan faktor Pendidikan responden pada
yang memungkinkan suatu motivasi kategori pendidikan dasar sebesar
dapat dilaksanakan, diantaranya 53%, sedangkan responden dengan
adalah ketersediaan dan kategori pendidikan lanjut sebesar
(13)
keterjangkauan informasi. 47%. Hasil analisis bivariat
Dukungan keluarga menunjukkan bahwa tingkat
mengenai praktik seks berisiko pendidikan responden dengan
penularan HIV/AIDS pada kategori praktik seks berisiko penularan
tidak mendukung sebesar 55%, HIV/AIDS, lebih besar pada kategori
sedangkan responden yang pendidikan dasar (37,7%)
mendapat dukungan keluarga dibandingkan dengan kategori
sebesar 44%. Hasil analisis bivariat pendidikan lanjut (25,5%). Hal ini
menunjukkan bahwa dukungan sejalan dengan penelitian Made
keluarga responden dengan praktik (2013) yang menunjukkan bahwa
seks berisiko penularan HIV/AIDS, tidak ada hubungan antara tingkat
lebih besar pada kategori tidak pendidikan dengan ibu hamil
mendukung (41,1%) dibandingkan terinfeksi HIV.(15)
dengan kategori mendukung Pekerjaan suami responden
(20,5%). Hal ini sesuai dengan pada kategori luar kota sebesar
penelitian Titi (2012) tentang 21%, sedangkan pekerjaan suami
perilaku Ibu hamil untuk tes HIV di responden dengan kategori dalam
Kelurahan Bandarharjo dan Tanjung kota sebesar 79%. Hasil analisis
Mas Kota Semarang yang bivariat menunjukkan bahwa
mengatakan bahwa ada hubungan pekerjaan suami responden dengan
antara dukungan suami dengan praktik seks berisiko penularan
perilaku tes (p-value = 0,000).(14) HIV/AIDS, lebih besar pada kategori
luar kota (33,3%) dibandingkan
dengan kategori dalam kota (31,6%).
1110
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

praktik seks berisiko penularan dukungan tenaga kesehatan dengan


HIV/AIDS ini termasuk akibat dari praktik seks berisiko penularan
pekerjaan suami di luar kota ataupun HIV/AIDS, lebih besar pada kategori
dalam kota yang mungkin memiliki mendukung (35,0%) dibandingkan
risiko penularan HIV/AIDS pada Ibu dengan kategori tidak mendukung
Rumah Tangga jika suami tersebut (27,5%). Hal ini tidak sejalan dengan
melakukan hubungan seks lebih dari penelitian Titi (2012) yang
satu patner seks.(13) menunjukkan bahwa ada hubungan
Hasil penelitian menunjukkan antara dukungan bidan dengan
bahwa responden yang pernah perilaku tes HIV.(14)
mengalami infeksi menular seksual
sebesar 12%, sedangkan responden KESIMPULAN
yang tidak pernah mengalami infeksi 1. Ibu Rumah Tangga yang tidak
menular seksual sebesar 88%. Hasil berisiko terhadap praktik seks
analisis bivariat menunjukkan berisiko penularan HIV/AIDS
bahwa riwayat infeksi menular sebesar 68%.
seksual responden dengan praktik 2. Sebesar 70% umur responden
seks berisiko penularan HIV/AIDS, dalam kategori Ibu Rumah
lebih besar pada kategori pernah Tangga Muda yaitu ≤ 45 tahun,
mengalami IMS (41,7%) sebesar 53% responden
dibandingkan dengan kategori tidak berpendidikan dasar (tidak
pernah mengalami IMS (30,7%). sekolah, SD, SMP), sebesar
Pada penelitian Yulita (2013) 79% suami responden bekerja di
menjelaskan bahwa responden yang dalam kota, sebesar 88%
melakukan hubungan seksual responden tidak pernah
dengan pasangan terinfeksi, dan mengalami infeksi menular
atau pernah melakukan hubungan seksual, sebesar 54%
seksual dengan bukan pasangan responden memiliki pengetahuan
syahnya berpeluang 12 kali yang baik terhadap praktik seks
mengalami keluhan IMS. Hal ini berisiko penularan HIV/AIDS,
sesuai dengan beberapa pendapat sebesar 62% responden memiliki
yang mengatakan bahwa salah satu sikap tidak mendukung terhadap
faktor risiko pada IMS adalah praktik seks berisiko penularan
memiliki mitra seksual yang HIV/AIDS, sebesar 54%
menderita IMS, memiliki pasangan responden merasa tersedia
seksual lebih dari satu.(16) sarana dan prasarana layanan
Dukungan tenaga kesehatan kesehatan, sebesar 57%
mengenai praktik seks berisiko responden merasa mudah dalam
penularan HIV/AIDS pada kategori mengakses media informasi
tidak mendukung sebesar 40%, HIV/AIDS, sebesar 55%
sedangkan responden yang responden tidak mendapat
mendapat dukungan tenaga dukungan keluarga terhadap
kesehatan sebesar 60%. Hasil praktik seks berisiko penularan
analisis bivariat menunjukkan bahwa HIV/AIDS, sebesar 60%
1111
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

responden mendapat dukungan a. Pengadaan penyuluhan


tenaga kesehatan terhadap maupun KIE yang dilakukan
pencegahan praktik seks rutin di wilayah Semarang
berisiko penularan HIV/AIDS Utara terkait HIV/AIDS
3. Variabel yang berhubungan seharusnya dilakukan lebih
dengan praktik seks berisiko dari 3 kali dalam 1 tahun.
penularan HIV/AIDS: b. Mengadakan program VCT
pengetahuan responden (p-value HIV/AIDS yang dilakukan
= 0,004), sikap responden (p- secara rutin tiap tahunnya
value = 0,001), ketersediaan
sarana dan prasarana layanan
kesehatan (p-value = 0,004), DAFTAR PUSTAKA
akses media informasi HIV/AIDS 1. Komisi Penanggulangan AIDS.
(p-value = 0,001), dukungan Info HIV dan AIDS 2014. 2014.
keluarga (p-value = 0,048) 2. PBB Desak Pendekatan ke ‘Jalur
4. Variabel yang tidak berhubungan Cepat’ untuk Akhiri Epidemi
dengan praktik seks berisiko AIDS pada Tahun 2030. [Online]
penularan HIV/AIDS: umur [Cited: Maret 1, 2016.]
responden (p-value = 0,175), http://www.unic-jakarta.org
tingkat pendidikan responden (p- 3. Ditjen PP&PL Kementerian
value = 0,275), pekerjaan suami Kesehatan RI. 2015. Laporan
(p-value = 1,000), riwayat infeksi Situasi Perkembangan
menular seksual (p-value = HIV&AIDS di Indonesia Tahun
0,663), dukungan tenaga 2015. [Online] [Cited: Maret 1,
kesehatan (p-value = 0,569) 2016.]
http://www.aidsindonesia.or.id/lis
SARAN t/7/Laporan-Menkes/
1. Bagi Puskesmas Bandarharjo 4. Kondisi HIV & AIDS di Jawa
a. Mengadakan penyuluhan Tengah 1993 s/d 31 Desember
kepada masyaralat sekitar 2015. KPA Jawa Tengah. 2015.
Puskesmas khususnya Ibu 5. Data Kasus HIV dan AIDS Kota
Rumah Tangga terkait VCT Semarang. Dinas Kesehatan
HIV/AIDS yang ada di Kota Semarang. 2015.
Puskesmas Bandarharjo 6. Data Kasus HIV dan AIDS Kota
2. Bagi Kader Kesehatan Semarang. KPA Kota Semarang.
a. Disarankan untuk lebih aktif 2015.
dalam mengajak Ibu Rumah 7. Jurnal Promosi Kesehatan
Tangga untuk mengikuti Indonesia Vol.7/No.2 “Perilaku
kegiatan penyuluhan Ibu Hamil untuk Tes HIV di
kesehatan di lingkungan Kelurahan Bandarharjo dan
sekitar seperti pada saat Tanjung Mas Kota Semarang”
arisan PKK. Tahun 2012 . [Online] [Cited:
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Maret 10, 2015.]
Semarang http://www.ejournal.undip.ac.id/in
1112
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dex.php/jpki/article/view/5560/49 Infeksi Human Immunodeficiency


42 Virus pada Ibu Hamil di Bali.
8. Green, W Chris. HIV, Kehamilan Fakultas Kedokteran Universitas
dan Kesehatan Perempuan. Udayana/RSUP Sanglah
Jakarta: Yayasan Spiritia. 2005. Denpasar. 2013.
9. Yulianti, Adiningtyas Prima. 16. Gani, Yulita. Hubungan
Kerentanan Perempuan Pengetahuan, Sikap dan
terhadap Penularan HIV&AIDS: Perilaku terhadap Kejadian IMS
Studi pada Ibu Rumah Tangga pada Ibu Rumah Tangga di Kota
Pengidap HIV/AIDS di Bukittinggi Provinsi Sumatera
Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Barat pada Tahun 2013.
Dewan Peduli Remaja Aliansi Kebidanan Komunitas FKM UI.
Remaja Independen Pati. 2013. 2014.
10. Octaviyanti, Lenny.
Pengetahuan, Sikap, dan
Pencegahan HIV/AIDS pada Ibu
Rumah Tangga. Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat. 2015
11. Panjaitan MD. Pengaruh
Religiusitas terhadap Sikap
terhadap Kematian pada Lansia.
Skripsi. Medan: Universitas
Sumtara Utara. 2009.
12. UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. sireka.pom.go.id
diunduh pada Rabu, 25 Mei
2016.
13. Green L. Health Promotion
Planning, An Education and
Environmental Approach,
Mayfieldy. Toronto-London:
Mountain View Company; 2000.
14. Legiati, Titi. Perilaku Ibu Hamil
untuk Tes HIV di Kelurahan
Bandarharjo dan Tanjung Mas
Kota Semarang. Magister
Promosi Kesehatan Universitas
Diponegoro. 2012.
15. Darmayasa, Made. Hubungan
Antara Umur, Pendidikan dan
Pekerjaan Istri serta Status
Suami dengan Risiko Terjadinya
1113

You might also like