Contoh Tugas Review Jurnal
Contoh Tugas Review Jurnal
Contoh Tugas Review Jurnal
Nama – NIM
Tugas MK
Dosen Pengampu
Penulis Jurnal
Tahun
Judul Jurnal
(translate)
Jumlah Halaman
Pendahuluan dan Jurnal ini menjelaskan suatu teknik deproteinasi pada kulit
Landasan Teori rajungan secara enzimatik dengan menggunakan bakteri Pseudomonas
aeruginosa untuk membuat polimer kitin dan deasetilasinya. Pada jurnal
ini penulis memaparkan secara jelas tentang isolasi kitin secara
enzimatik, demineralisasi, depigmentasi, penentuan kondisi optimum
fermentasi, hingga penentuan kadar nitrogen.
Penulis sangat cermat dalam mengamati kondisi di daerahnya
yang melimpah akan hasil laut berupa udang dan kepiting sehingga
menghasilkan banyak sekali limbah sisPenggunaan kitin dibatasi oleh
sifat-sifat yang tidak larut dan sulit dipisahkan
dengan bahan lain yang terikat terutama protein, sehingga untuk
pemanfaatannya kitin perlu
diubah terlebih dahulu menjadi kitosan.
Kitin merupakan salah satu polisakarida yang melimpah dialam
selain selulosa dan pati. Kitin adalah polimer dari N-asetilglukosamin
yang terikat secara 1,4 β dengan tingkat terasetilasi yang lebih tinggi.
Sedangkan turunannya yang memiliki tingkat terasetilasi lebih rendah
disebut kitosan.
Penulis mengamati bahwa limbah hasil laut di daerahnya dapat
dimanfaatkan secara optimal karena kulit kepiting mengandung senyawa
kitin yang cukup tinggi. Penulis kemudian menyadari dan mencoba
memanfaatkan limbah itu dengan optimal.
Kitin dan kitosan dinegara maju telah diproduksi secara
komersial mengingat manfaatnya di berbagai industri, seperti bidang
farmasi, biokimia, bioteknologi, kosmetika, biomedika, industri kertas,
industri pangan, industri tekstil, dan lain-lain. Pemanfaatan tersebut
didasarkan atas sifat-sifatnya yang dapat digunakan sebagai pengemulsi,
koagulasi, pengkelat, dan penebal emulsi (Muzarelli, 1984).
Oleh karena itu, maka penulis melakukan penelitian dan
percobaan untuk menghasilkan kitin dan kitosan dari kulit kepiting
rajungan..
Metode Dalam jurnal ini penulis menjelaskan bahwa, isolasi kitin dari
kulit kepiting dilakukan dengan dua metode, yaitu metode kimia dan
metode enzimatik. Pada metode kimia dilakukan tiga tahap yang
meliputi tahap pemisahan protein dengan menggunakan larutan NaOH
encer, pemisahan mineral dengan larutan asam klorida
encer, dan tahap pemutihan hasil dengan aseton. Ketiga tahap ini
merupakan faktor yang menentukan kualitas kitin.
Produksi kitin secara kimia ini dapat menimbulkan masalah
pembuangan limbah yang sangat berpengaruh pada lingkungan dan
menyebabkan kitin terdepolimerisasi sehingga rantainya menjadi lebih
pendek. Wang (1997) melaporkan bahwa pembuatan kitin secara
enzimatik dapat dilakukan dengan menggunakan
bakteri Pseudomonas aeruginosa K-187 yang merupakan penghasil
enzim kitinase atau lisozim. Dengan proses fermentasi, telah
ditemukan bahwa bakteri ini juga memiliki aktivitas protease.
Pada percobaannya penulis melakukan deproteinasi kitin dari
kulit kepiting secara enzimatik menggunakan isolat Pseudomonas
aeruginosa dalam medium cair nutrient broth (NB) pada suhu ruang
dengan konsentrasi substrat 5%, variasi waktu panen, dan pH diperoleh
waktu optimum 2 hari serta pH optimum 8. Untuk proses demineralisasi
menghasilkan rendemen sebesar 20,08% dan depigmentasi
sebesar19,52%. Sedangkan untuk pembuatan kitosan dilakukan
deasetilasi kitin secara kimia menggunakan larutan NaOH pekat 50%
(1:15, w/v) pada suhu 100°C selama 6 jam (Muzarelli, 1977). Kitin
dan kitosan yang diperoleh diuji kelarutannya dan dianalisis
menggunakan spektrofotometer infra merah dengan kitin dan kitosan
standar sebagai perbandingan .
Di dalam penelitiannya penulis melakukan beberapa prosedur
penelitian yaitu pengambilan sampel, isolasi kitin secara enzimatik,
pembuatan media substrat (Demineralisasi dan Depigmentasi),
penyiapan medium fermentasi, pembuatan starter, penentuan kondisi
optimum fermentasi ( penentuan panen optimum dan penentuan pH
optimum ), dan pembuatan kitosan secara kimia. Adapun yang perlu
diperhatikan adalah karakterisasi kitin dan kitosan yang meliputi analisis
kadar air secara gravimetri, analisis kadar abu secara gravimetri,
pengukuran spektroskopi IR, derajat deasetilasi, dan penentuan kadar
nitrogen. Subjek yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah kulit
kering dari kepiting rajungan ( Portunus pelagious ).
Hasil dan Dalam penelitian ini penulis mencoba melakuakan proses
Pembahasan pembuatan kitin dari kulit kepiting rajungan (Portunus
pelagious) dengan menggunakan metode kombinasi No (1989) dan
Wang (1998) yang meliputi tahap demineralisasi, depigmentasi, dan
deproteinasi secara enzimatik. Untuk mengetahui adanya kitin dalam
kulit kepiting rajungan (Portunus pelagious) dilakukan uji kualitatif.
Sampel ditambahkan dengan I2 dalam KI menimbulkan warna coklat,
kemudian bila ditambahkan dengan H2SO4 pekat akan menimbulkan
perubahan warna dari coklat menjadi violet. Hal ini mengindikasikan
bahwa dalam kulit kepiting rajungan (Portunus pelagious) mengandung
senyawa kitin.
Dari proses demineralisasi diperoleh rendemen 30,13 g dari berat
sampel awal 150g (20,08 %). Hal ini menunjukkan bahwa mineral yang
dapat dipisahkan dari sampel adalah 79,91 %. Dari proses depigmentasi
didapatkan data, Dari 150 g sampel awal diperoleh kitin seberat 29,20 g
(19,52%). Proses deasetilasi dengan NaOH menghasilkan data bahwa
dari 1 g kitin diperoleh kitosan seberat 0,72 g. Dari hasil penelitian
menunjukkan kadar abu kitin 1,12 % kitin yang dihasilkan
digunakan untuk diubah menjadi kitosan, karena aktivitas proses
pembentukan kitosan ini
dipengaruhi oleh adanya mineral yang dapat menganggu proses
deasetilasi.
Kesimpulan Setelah melakukan serangkain prosedur percobaan maka penulis
menyimpulkan bahwa Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Kombinasi antara metode No (1989) dan Wang (1998) dapat
digunakan untuk deproteinasi
polimer kitin dari kulit rajungan (Portunus pelagious)dengan
menggunakan bakteri
Pseudomonas aeruginosa.
2. N,N-dimetilasetamida dan LiCl 10% merupakan pelarut efektif untuk
melarutkan kitin, hal
ini terbukti dengan diperolehnya waktu panen optimum 2 hari dan pH
optimum 8 yang
menghasilkan produk terbanyak.
3. Deproteinasi kitin dari kulit rajungan (Portunus pelagious)
menghasilkan rendemen sebesar
93,33% dengan persen protein yang hilang 6,67%, derajat deasetilasi
38,8%, kadar air
2,84%, kadar abu 1,12%, dan kadar nitrogen 1,17%.