Riview Paper Application of Magnetics Method To Mapping The Geothermal Source at Seulawah Agam Area
Riview Paper Application of Magnetics Method To Mapping The Geothermal Source at Seulawah Agam Area
Riview Paper Application of Magnetics Method To Mapping The Geothermal Source at Seulawah Agam Area
Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan tingginya permintaan baik untuk
kebutuhan rumah tangga maupun komersial, sementara ketersediaan energi yang selama ini digunakan
dan berasal dari sumber yang tidak dapat diperbaharui semakin berkurang. Jika ketidak seimbangan ini
terus berlangsung, maka diperkirakan krisis energi akan terjadi di hampir seluruh pelosok dunia. Sadar
dengan ancaman energi tersebut, maka negara-negara di dunia sudah mulai mencari energi alternatif
untuk memenuhi kebutuhan domestik maupun internasional.
Indonesia termasuk negara yang sudah mendorong para peneliti, akademisi dan praktisi untuk
mencari energi alternatif, karena kebutuhan energi dalam negeri selalu defisit yang disebabkan oleh
jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat dan menduduki peringkat ketiga didunia, setelah
Cina dan India. Negara ini juga dikenal dengan negara rawan bencana, karena letak geografisnya diapit
oleh tiga lempeng tektonik yaitu lempeng IndoAustralia, Eurasia dan Pasifik yang selalu bergerak satu
sama lain dalam beberapa sentimeter pertahun dan kemudian menimbulkan zona subduksi (penujaman)
dan sesar. Di samping kerawanan dengan bencana, di sisi lain Indonesia memiliki potensi energi dengan
jumlah besar, baik energi fosil yang sudah sepertiga abad diekplorasi maupun energi batu bara, dan
panas bumi (geothermal)yang berasal dari aktivitas gunung api.
Energi panas bumi berasal dari adanya proses magmatik gunung api yang menyebabkan
temperatur batuan akan menyebabkan perubahan sifat magnet batuan. Ketika sebuah batuan
terpanaskah oleh magma maka sifat kemagnetan batuan tersebut semakin berkurang.Rendahnya nilai
kemagnetan batuan berada pada sebuah sistem panas bumi dibandingkan dengan batuan sekelilingnya
inilah yang menjadi dasar penggunaan metode magnetik untuk ekplorasi energi panas bumi. Temperatur
bawah permukaan dan rambatan air tanah sangat mungkin berhubungan dengan zona-zona patahan dan
retakan yang memiliki peran yang sangat utama.
Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan untuk survei
pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, gas dan penyelidikan batuan mineral. Metode ini
mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi, peralatan dan pengoperasian di lapangan relatif
sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Sesuai dengan
namanya, metode magnetic bekerja berdasarkan sifat-sifat magnetik batuan yang terdapat dibawah
permukaan bumi. Pada perkembangan selanjutnya, metode magnetic banyak digunakan diberbagai
bidang geofisika lainnya termasuk untuk penelitian mengenai gunung api dan struktur bawah
permukaan.
Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki cadangan panas bumi yang prospek untuk
dikembangkan. Pada saat ini Aceh memiliki dua prospek area yang siap dikembangkan, yaitu
Lapangan Panas Bumi Jaboi dan Seulawah Agam. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk
mendukung pengembangankedua prospek area tersebut. Secara umum geologi daerah gunung
Seulawah Agam (daerah penelitian) di dominasi batuan Anggota Lahar (Qvtl) dan batuan gunung api
Lam Teuba (Qtvt), yang terdiri dari hinga dasit, breksi, batu apung, tufa, aglomerat. Batuan tufa
berwarna coklat muda sampai abu-abu muda, sedikit keras, ukuran butir lanau sampai pasir halus,
bagian dari batuan gunung api Lam Teuba (Qtvt).
Sumber energi panas bumi cenderung tidak akan habis, karena proses pembentukannya yang
terus menerus selama kondisi lingkungannya (geologi dan hidrologi) dapat terjaga keseimbangannya.
Mengingat energi panas bumi ini tidak dapat diekspor, maka pemanfaatannya diarahkan untuk
mencukupi kebutuhan energi domestik, dengan demikian energi panas bumi akan menjadi energi
alternatif andalan dan vital karena dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap sumber energi
fosil yang kian menipis dan dapat memberikan nilai tambah dalam rangka optimalisasi pemanfaatan
aneka ragam sumber energi di Indonesia.Disamping energi panas bumi tergolong energi yang dapat
diperbaharui, energinya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, sehingga hampir dapat dikatakan
energinya memiliki zero pollutant atau clean energy dan diperkiran akan menjadi energi primadona
dimasa yang akan datang.
TUJUAN
Untuk memetakan potensi Panas Bumi (Geothermal) Gunung Seulawah Agam, Aceh Besar,
Provinsi Aceh dengan menggunakan Metode Magnetik.
Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data primer yang mana data diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya.
METODE
Dalam penelitian ini menggunakan metode magnetik, yang diukur adalah besaran medan
magnetik bumi yang menginduksi batuan yang berada di bawah permukaan. Makin tinggi nilai
suseptibilitas batuan maka makin tinggi respon magnetik sekunder yang dihasilkan. Terkait dengan
panas bumi yang menghasilkan fluida panas berasal dari batuan, maka semakin panas batuan, nilai
suseptibilitasnya semakin berkurang
Lokasi Penelitian terletak pada posisi dari 05°22’-05° 34’ LU sampai 95°30’ - 95° 44’ BT yang
termasuk ke dalam Kecamatan Seulimum, Kecamatan Lembah Seulawah, bagian barat Kecamatan
Kuta Cot Glie, bagian timur Kecamatan Indrapuri dan bagian barat Utara Kecamatan Mesjid Raya,
yang semuanya termasuk kedalam Kabupaten Aceh Besar. Waktu penelitian pada 12-18 September
2014.
MANFAAT
Menjadi informasi tambahan untuk kajian panas bumi Seulawah Agam bagi pemerintah daerah,
dengan sudah adanya beberapa penelitian terdahulu dengan menggunakan metode yang berbeda,
sehingga jika hasil-hasil penelitian tersebut ada sinergisitas, maka akan menjadi penelitian terpadu,
karena setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangan. Hasil penelitian dari metode yang terpadu
pada umumnya akan memberikan kesimpulan yang benar tentang dugaan potensi atau tidaknya panas
bumi Seulawah Agam.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan pengukuran metode magnetik di lintasan utara, batuan yang memiliki nilai
suseptibilitas magnet tinggi terdapat pada titik B6 yang diduga sebagai kawasan terdapatnya
mineral bijih ekonomis yang berada pada zona zona patahan atau rekahan (fracture zones) dan
batuan dengan nilai suseptibilitas rendah.
2. Pada lintasan Selatan dari pos pengamatan sampai dengan kawah Cempaga ditemukan struktur
geologi berupa patahan Sumatera segmen Aceh di titik CK4
SARAN
1. Sebaiknya dilakukan survei dengan metode geofisika lainnya untuk di kombinasikan dengan data
hasil perhitungan dan analisis geomagnet untuk mendapatkan hasil yang lebih rinci
Jurnal Natural Vol. 14, No. 2, 12-18 September 2014 ISSN 1141-8513
a
Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara
b
Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111, Banda Aceh
c
Prodi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111, Banda Aceh
d
Prodi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, 23111, Banda Aceh
Email: marwan.fisika@gmail.com
Abstract. Magnetic method had been employed at Seulawah Agam area in term of unveiling the
potentially geothermal source. This method was carried out locally in both the geothermal filed of
Heutsz’s Crater and Cempaga’s Crater where the locations are in Seulawah Agam slope which is
included in Aceh Besar District. Geologically, the area is mainly controlled by volcanic mudflow and
Lam Teuba’s rocks consisting of breccia, pumice and tuff and their age are from Tersier to Resen
Period. The deployed equipment consisted of Magnetometer GSM-19T, Proton Sensors, Aluminum
Stick, Connection Cable, GPS Antenna, Compass, and Watch. Portable GPS (Global Positioning
System), Navigation type (map of the survey area), and complemented by the other technical
equipment, such as handy talky, umbrella, pens and notes of observed data. This study was done by
following two steps. At first, the base station was established as a reference point for all magnetic data
of measurements. Furthermore, recording magnetic data at each point by repeating three times until
the last point by following the looping pattern as pathway of measurement both in Heutsz’s crater
whose nine point recordings and in Cempaga’s crater whose seventeen points was consecutively done.
The data were simply processed by using Microsoft excel that can just plot the magnetic anomaly and
interpreted qualitatively being preliminary research. The result showed that at the north pathway had
high magnetic anomaly of rocks located at B6 point and it was assumed as the area having the
economically mineral in fracture zones. The rocks with low a anomaly value were obtained at –F125
BR is suggested as the thermal sources while at the South pathway from observing station till the
Cempaga’s crater was obtained the geological structure as the Sumatran Fault of Aceh’s segment at
CK4 point and this finding showed similar correlation with the result of gravity survey at same pathway
published in another paper. In conclusion, this method effectively showed that the Seulawah Agam
has potency as thermal source.