Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
By
Erosion is one of the natural phenomena that cause large losses. Increasing
population is creating the need for housing increases and changes in land use.
Rainwater will continuously excessive seep into the ground, causing an increase
in the weight of the soil. And the resulting shift and scouring material formed
from the process flow instabilities increasingly large. Therefore, we need to plan
the security building. This study aimed to analyze the planning and building
security to overcome the erosion danger result to scour.
Value rain discharge for return period of 100 years with a rational method values
obtained 226,8385 m3/sec. Rainfall intensity values obtained with Mononobe
formula for return period of 100 years at 17,4336 mm / hour. Watershed drainage
coefficient obtained at 0,7260 with a basin area 232,0086 km2. Groundsill secure
against the danger of sliding and rolling. Megrim pool type that is USBR type IV
with Froude number 3,8328 and need secure against scour. Based on the analysis
performed, it was concluded that the appropriate safeguards are building
groundsill.
Oleh
Longsor merupakan salah satu fenomena alam yang menimbulkan kerugian besar.
Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan pemukiman
bertambah dan perubahan tata guna lahan. Air hujan akan terus-menerus meresap
secara berlebihan ke dalam permukaan tanah sehingga menyebabkan
bertambahnya bobot tanah. Dan mengakibatkan terjadinya pergeseran material
dan gerusan yang terbentuk dari proses ketidakstabilan aliran semakin lama
semakin besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan bangunan
pengaman. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dan menganalisis
bangunan pengaman untuk mengatasi bahaya longsor akibat gerusan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis hidrologi dengan data curah hujan
maksimum CH Cisomang dari tahun 2001 sampai 2015. Setelah diperoleh debit
hujan rencana, dilakukan analisis hidrolika untuk menganalisis bangunan
pengaman yaitu groundsill. Perhitungan terhadap gaya geser dan guling.
Selanjutnya dilakukan perencanaan hidrolis dilakukan untuk kolam olak dan
gerusan.
Nilai debit hujan untuk kala ulang 100 tahun dengan metode rasional diperoleh
nilai 226,8385 m3/detik. Diperoleh nilai intensitas hujan dengan rumus Mononobe
untuk kala ulang 100 tahun sebesar 17,4336 mm/jam. Koefisien pengaliran pada
DAS diperoleh sebesar 0,7260 dengan luas DAS 232,0086 km2. Groundsill aman
terhadap bahaya geser dan guling. Tipe kolam olak yaitu USBR tipe IV dengan
bilangan Froude 3,8328 dan perlu pengamanan terhadap gerusan. Berdasarkan
analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa bangunan pengaman yang tepat yaitu
groundsill.
Oleh
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
tahun 2004 sampai kelas tiga SD. Setelah itu melanjutkan ke SD 01 Curup,
Bengkulu pada tahun 2007. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada
tahun 2010 di SMP Negeri 2 Curup Tengah, Bengkulu dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Curup, Bengkulu pada tahun 2013.
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk
telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidodadi, Kecamatan Bandar
Akibat Gerusan.
Untuk Nana, Billa dan Dharma, adikku tersayang yang sedang sama-
sama berjuang demi masa depan. Untuk nana terima kasih dalam
memahami keegoisan uni. Untuk Nana, Billa dan Dharma, teruslah
belajar dek, teruslah berjuang, tujuan hidup kita sama yakni membuat
bangga dan membahagiakan Ayah Ibu. Semoga kita sama-sama jadi
orang sukses.
Untuk saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan, doa
serta motivasi.
Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau
jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit.
(Imam Ali bin Abu Thalib AS)
Jadilah dirimu sendiri, agar kau puas dalam merasakan kehidupan ini.
(M. Najmul Falah N.)
Perbanyak sholawat bahwasanya “Hati yang keras bisa jadi lembut kalau
dibacain itu. Makin sayang sama Baginda Rasul”.
(Putri Restu Barokah)
Jika sesuatu ditakdirkan untukmu, sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi
milik orang lain.
(Adlina Mutiara Putri)
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-
Gerusan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
Lampung.
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
3. Bapak Ir. Nur Arifaini, M.S., selaku Dosen Pembimbing 1 skripsi saya yang
4. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing 2 skripsi
5. Bapak Ofik Taufik Purwadi, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji skripsi saya atas
6. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
8. Keluargaku tercinta terutama orang tuaku, Yanto dan Arniweli S.Pd., adikku
Nana, Billa dan Dharma, serta seluruh keluarga yang telah memberikan
Universitas Lampung Angkatan 2013, Putri, Diego, Fista, Mocin, Septi, Dian,
Atika, Poppy, Nanda, Debi, Oktary, Fitri A, Dhyna, Fazario, Doni, Yusrizal,
Guritno, Wan, Tammeld, Zunio, Faishal, Astri, Zahra, Erny, Tika, Dwi, Pika,
Cinta, Melly, Ardini, Lintang, Devi, Sella, Kiting, Vio, Novia, Clara, Sani,
Widi, Hatwan, Illyasa, Adit, Jo, Agung, Ega, Andre, Angel, Nisa, Anwar, Apis,
Arif, Aldo, Dani, Rizki, Dhini, Dipo, Dono, Efri, Fahmi, Gojo, Hariadi, Ato,
Antok, Ibnu, Ikhfan, Ican, Ismawan, Jamal, Nay, Kasri, Fajar Kikay, Medi,
Roy, Singgih, Theresia, Stephanus, Tipo, Tulus, Widi, Wan, Yogo, Yovi, Ucup
seluruh kakak dan adik yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan. Akhir kata
Penulis
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1
A. Wilayah Studi............................................................................................42
B. Data yang Digunakan................................................................................42
C. Analisis Data .............................................................................................43
D. Bagan Alir Penelitian ................................................................................44
IV. PEMBAHASAN ............................................................................................46
V. PENUTUP......................................................................................................90
A. Kesimpulan ...............................................................................................90
B. Saran .........................................................................................................91
LAMPIRAN..........................................................................................................94
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Faktor-faktor penentu metode perhitungan hujan kawasan ............................15
Lampiran Halaman
Gambar Halaman
5. Metode Isohyet................................................................................................14
34. Beban air yang membebani bangunan pada saat banjir ..................................72
n = Jumlah stasiun
C = Koefisien Chezy
n = Koefisien Manning
(uplift) (kN)
bawah (m)
c = Kohesi (kN/m2)
E = Koefisien gempa
m = Koefisien
P = Keliling basah
Fr = Bilangan Froude
s = Faktor keamanan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara
terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Akan tetapi dengan
adanya air yang mengalir didalamnya, sungai menggerus tanah dasarnya terus
Dengan adanya perubahan kemiringan yang mendadak pada alur sungai dari
daerah dataran yang aliran sungainya tidak stabil, terjadilah erosi pada tebing
Meander adalah badan sungai yang berbelok-belok secara teratur dengan arah
Sifat-sifat suatu sungai dipengaruhi oleh luas dan bentuk daerah pengaliran
mempunyai daerah pengaliran yang tidak luas dan kemiringan dasarnya besar
antara lain bentuk aliran, dimensi aliran, bentuk badan aliran, kemiringan
material melalui aksi gerakan fluida. Proses penggerusan akan terjadi secara
sedimen.
material dan gerusan yang terbentuk dari proses ketidakstabilan aliran semakin
Pada umumnya, jembatan dibangun melintasi sungai yang memiliki pola aliran
gerusan dan longsor. Dengan demikian untuk mencegah agar tidak terjadi
3
groundsill.
B. Rumusan Masalah
ini adalah bahwa aliran air di sungai yang cukup deras dapat menyebabkan
C. Batasan Masalah
3. Kala ulang yang digunakan dalam perencanaan adalah kala ulang 100 tahun.
analisis geoteknik.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
pengaman jembatan.
5
A. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah proses kontinyu di mana air bergerak dari bumi ke
permukaan tanah dan laut menguap ke udara akibat energi panas matahari. Uap
titik air yang membentuk awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut jatuh ke
bumi sebagai presipitasi berupa hujan atau salju. Presipitasi tersebut ada yang
(intersepsi) dan sisanya sampai ke permukaan tanah. Sebagian air yang sampai
lainnya akan mengalir di atas permukaan tanah sebagai aliran permukaan atau
surface run off. Aliran ini mengisi cekungan tanah, danau, masuk ke sungai
dan akhirnya mengalir ke laut. Air yang meresap ke dalam tanah sebagian
mengalir di dalam tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian keluar
6
sebagai mata air atau mengalir ke sungai dan akhirnya kembali lagi menuju
laut. Proses ini berlangsung terus menerus dan disebut siklus hidrologi.
B. Tanah
Menurut Das (1988) tanah merupakan material yang terdiri dari agregat
satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang
berpartikel padat)disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang
hanya didasarkan pada sistem distribusi ukuran butiran tanah yang membagi
C. Morfologi sungai
Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri, jenis dan
perilaku sungai. Sifat-sifat sungai sangat dipengaruhi oleh luas dan bentuk
karena pengaruh gelombang dan angin laut, arus laut dan pasang surut.
D. Jembatan
melalui rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain
(jalan air atau jalan lalu lintas biasa). (Struyk dan Veen, 1984)
sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama tinggi
Suatu bangunan jembatan pada umumnya terdiri dari 6 bagian pokok, yaitu :
1. Bangunan atas
3. Bangunan bawah
4. Pondasi
5. Oprit
Fungsi utama bangunan bawah adalah memikul beban – beban pada bangunan
atas dan pada bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan ke pondasi. Yang
2. Pilar jembatan
Pilar ini belum tentu ada dalam suatu jembatan. Pada umumnya pilar
keamanannya.
Sedangkan oprit terletak dibelakang abutment, oleh karena itu tanah timbunan
tanah.
Daerah tempat aliran sungai berawal disebut sebagai daerah hulu sungai dan
daerah tempat aliran sungai berakhir disebut daerah hilir sungai. Jadi dalam
kondisi ideal, daerah aliran sungai dibedakan menjadi kawasan hulu, hilir dan
pertengahan.
Tipe aliran ini merupakan aliran yang sangat berbahaya dan bersifat merusak.
Hal ini terjadi karena aliran debris mempunyai kecepatan yang tinggi serta
E. Analisis Hidrologi
Alat pengukur hujan hanya memberikan nilai tinggi hujan di suatu titik.
Untuk mengetahui tinggi hujan di suatu luasan dapat diperkirakan dari titik
Untuk menentukan hujan rerata pada suatu luasan dapat dilakukan dengan
curah hujan yang ada pada wilayah tersebut. Cara ini dilakukan
p + p +p + ⋯+ p (1)
p=
n
Keterangan :
n = jumlah stasiun
11
2) Metode Thiessen
f) Jumlah dari perkalian antara luas poligon dan tinggi hujan dibagi
A p + A p +A p + ⋯+ A p (2)
p=
A + A + A + ⋯+ A
Keterangan :
3) Metode Isohyet
dianggap bahwa data hujan pada suatu luasan di antara dua garis
isohyet adalah merata dan sama dengan rerata dari nilai kedua garis
isohyet tersebut.
a) Lokasi stasiun hujan dan tinggi hujan digambarkan pada peta DAS
d) Luas daerah antara dua garis isohyet yang berurutan diukur dan
dikalikan dengan nilai tinggi hujan rerata dari nilai kedua garis
isohyet.
A +A +A + ⋯+ A (3)
p=
A + A + A + ⋯+ A
Keterangan :
metode yang cocok didasarkan pada tiga faktor yaitu jaring-jaring pos
F. Perhitungan Hidrolis
a. Lebar efektif
melewatkan debit yang ada. Jadi lebar efektif bendung lebih pendek dari
B = B − 2 n. K + K .H (4)
Dimana,
n = Jumlah pilar
(5)
2 2 ,
Q = Cd. . . g. B . H
3 3
v Q (6)
k= =
g B .H
Dimana,
Q = debit (m3/dtk)
Rumus Chezy :
A = (B + m. h)h (7)
P=B + 2h m + 1 (8)
A (9)
R=
P
V = C . √R . I (10)
Q = A .V (11)
Dimana,
m = Koefisien
R = Jari-jari hidrolis
G. Perencanaan Hidrolika
1) Jenis Aliran
Aliran adalah suatu perjalanan objek dari satu tempat ke tempat lainnya
fluida dibedakan menjadi dua macam, yaitu aliran turbulen dan aliran
laminar.
secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling
dari 4000.
satu sama lain. Aliran laminer mempunyai bilangan reynold lebih kecil
dari 2300.
2) Debit
Debit sungai adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang
lintang pada suatu titik tertentu per satuan waktu, pada umumnya
Q =VxA (12)
Keterangan:
(dilution method).
Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan muka air
V = C √R . I (13)
Keterangan :
C = Koefisien Chezy
1 / (14)
C= ×R
n
1 / / (15)
V= ×R ×I
n
Keterangan :
C = Koefisien Chezy
n = Koefisien Manning
Kaca 0,010
Tabel di atas dapat dipakai apabila material saluran pada dinding dan
dasarnya adalah seragam, tetapi apabila saluran yang dasar dan dindingnya
ratanya.
3) ketidakteraturan saluran;
8) kedalaman air.
4) Groundsill
sungai yang sengaja dibuat untuk meninggikan elevasi muka air untuk
antara groundsill dan bendung adalah pada fungsi dan tujuan (Sarsin,
2012).
Proses pergeseran antara lain akan terjadi secara vertikal yang berupa
penurunan dasar sungai. Dalam keadaan seperti hal ini diperlukan adanya
aliran sungai.
3. Tipe polygonal.
4. Tipe lengkung.
arusnya deras.
ambang. Groundsill jenis ini ada jenis matras beton, matras kayu
dan aman.
5. Side wall dan wing wall, adalah bangunan pengarah aliran sungai
pada bagian ujung apron hilir. Rip-rap dapat terbuat dari bronjong
terhadap bahaya pasir apung (quick sand). Bagian ini biasa disebut
Dimana,
(kN)
Bidang horizontal di dalam teori Lane memiliki daya tahan terhadap aliran
tekan ke atas dapat dihitung dengan cara membagi beda tinggi energi pada
Lx ( 16 )
Px = Hx − . ∆H
L
Dimana,
b. Gaya hidrostatis
Gaya tekan air atau gaya hidrostatis adalah gaya horizontal akibat air di
bawah permukaan air, dan bekerja tegak lurus terhadap muka bangunan.
1 1 (17)
Pu = .h − .h .γ
2 2
1 1 (18)
Pi = .h − .h .γ
2 2
Dimana,
Berat Volume
Jenis Bahan
kN/m3 Kgf/m3
Pasangan batu 22 2200
Beton tumbuk 23 2300
Beton bertulang 24 2400
Sumber : KP-02 Pengairan (1986).
d. Tekanan tanah
Tekanan dari samping yaitu tekanan samping aktif dan pasif yang
1 (19)
P = .K .γ .H − 2. c. H . K
2
1 (20)
P = .K .γ .H + 2. c. H .
2
∅ (21)
K = tg . (45 − )
2
∅ (22)
K = tg . (45 + )
2
Dimana,
c = Kohesi (kN/m2)
γ . 1 − sin ∅ (23)
P = .( )
2 1 + sin ∅
Dimana,
P = Gaya yang terletak pada 2/3 kedalaman dari atas lumpur yang
G−1 (24)
γ = γ .
G
Dimana,
31
f. Gaya gempa
ditentukan oleh koefisien gempa dapat juga dikatakan bahwa harga gaya
massa bangunan sebagai gaya horizontal menuju arah paling tidak aman
ad = n (ac . z) (25)
a (26)
E=
g
Dimana,
E = Koefisien gempa
Jenis n m
Batu 2,76 0,71
Diluvium 0,87 1,05
Aluvium 1,56 0,89
Aluvium lunak 0,29 1,32
Sumber : KP-06 Pengairan (1986).
32
Faktor gempa E yang dicari dari rumus dan peta di atas dipakai dalam
6) Perhitungan eksentrisitas
ΣM B 1 (27)
e= − < B
ΣV 2 6
Dimana,
7) Stabilitas groundsill
berikut :
pada teras. Momen penggulingan ini dilawan oleh momen akibat berat
∑V (29)
SF = f . > 1,5
∑H
Bahan f
Pasangan batu pada pasangan batu 0,60 – 0,75
Batu keras berkualitas baik 0,75
Kerikil 0,50
Pasir 0,40
Lempung 0,30
Sumber : KP-02 Pengairan (1986).
yaitu :
35
oleh persamaan :
qu = a. c. Nc + z. γ. Nq + β. B. γ. Nγ (32)
Dimana,
Bentuk
Jalur/strip 1,0 0,5
Bujur sangkar 1,3 0,4
Segiempat (L x B) 1,09 + 0,21 B/L 0,4
Lingkaran (diameter = B) 1,3 0,3
Sumber : KP-06 Pengairan (1986).
MT − MG 1 (33)
e= x ( . P)
ΣV 2
ΣV 6e (34)
σmaks = 1+ < σ izin
B B
Sedangkan jika nilai e > B (biasanya terjadi pada tanah keras), maka
2V (35)
σmaks = < σ izin
3. ( − )
(Christady, 1992).
dapat mengetahui adanya erosi bawah tanah, metode lane atau yang
memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai. Dalam hal ini
digunakan rumus :
ΣLh (38)
Lw = + ΣLv
8
Dimana,
Lw (39)
WCR =
∆H
Dimana,
8) Kolam olak
2. Bila 1,7 < Fr ≤ 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam
3. Jika 2,5 < Fr ≤ 4,5 maka akan timbul situasi yang paling sulit
dalam memilih kolam olak yang tepat. Loncatan air tidak terbentuk
karena kolam ini pendek. Tipe ini, termasuk kolam olak USBR
tipe.
v = 2 . g (0,5H + z) (40)
q Q (41)
y = =
v v .B
q= y . v (42)
v (43)
Fr =
g.y
y (44)
y = . ( 1 + 8Fr − 1 )
2
Dimana,
40
Fr = Bilangan Froude
Dimana,
Tebal lantai olak dipengaruhi oleh tinggi rencana dan tinggi muka air
di hulu bendung.
Persamaan :
Dimana,
Persamaan :
Q (47)
V =
A
Dimana,
A. Wilayah Studi
1. Data Primer
2. Data Sekunder
berikut.
c. Morfologi sungai
e. Data tanah
C. Analisis Data
Mulai
Pengumpulan data
Olah data
a. Analisis hidrologi
b. Perhitungan hidrolis
1. Lebar efektif Analisis stabilitas groundsill :
2. Tinggi muka air di hulu 1. Angka rembesan lane
3. Tinggi muka air di hilir (piping)
c. Analisis gaya yang bekerja : 2. Kontrol bahaya guling
1. Gaya angkat air (uplift) 3. Kontrol bahaya geser
2. Berat bangunan 4. Kontrol daya dukung
3. Berat air yang membebani tanah
bangunan
4. Berat butir pasir Aman Tidak
5. Tekanan air
6. Tekanan tanah
7. Tekanan butir pasir Perencanaan hidrolis :
8. Gaya gempa 1. Perhitungan kolam olak
2. Tebal lantai olak
3. Tinjauan terhadap
gerusan
Penyusunan laporan
Selesai
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut.
Distribusi Log Pearson III dan diperoleh nilai curah hujan rencana untuk
kala ulang 100 tahun sebesar 317,5970 mm. Diperoleh nilai intensitas hujan
dengan rumus Mononobe untuk kala ulang 100 tahun sebesar 17,4336
luas DAS 232,0086 km2. Nilai debit hujan untuk kala ulang 100 tahun
2. Groundsill aman terhadap erosi bawah (piping) karena pada nilai WCR
perhitungan momen yang bekerja yaitu momen guling < dari momen tahan
dan dari hasil perbandingan kedua momen tersebut menunjukan > dari
perbandingan gaya yang bekerja secara vertikal dan horizontal > safety
perhitungan diketahui bahwa nilai tegangan maksimum yang terjadi < nilai
tegangan atau daya dukung tanah maksimum yang diizinkan, dan nilai
6. Perhitungan kolam olak yang digunakan yaitu kolam olak USBR tipe IV
gerusan.
B. Saran
1. Data hujan yang digunakan sebaiknya data hujan jam-jaman sehingga hasil
Bowles, J. E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Mulyandari, Rita, 2010, Kajian Gerusan Lokal Pada Ambang Dasar Akibat
Variasi Q (Debit), I (Kemiringan) dan T (Waktu), Surakarta.
Robydiansyah, 2012, Kajian Ulang Stabilitas Geser dan Guling Parafet di Sungai
Grindulu Kabupaten Pacitan. Yogyakarta.
Sosrodarsono, S., dan Tominaga, M., 1984, Perbaikan dan Pengaturan Sungai,
Yogyakarta.