Penggunaan Kursi Ergonomis Untuk Mengurangi Keluhan Nyeri Otot Rangka (Musculoskeletal Disorders) Pada Pekerja Laundry Di Wilayah Kota Yogyakarta
Penggunaan Kursi Ergonomis Untuk Mengurangi Keluhan Nyeri Otot Rangka (Musculoskeletal Disorders) Pada Pekerja Laundry Di Wilayah Kota Yogyakarta
Penggunaan Kursi Ergonomis Untuk Mengurangi Keluhan Nyeri Otot Rangka (Musculoskeletal Disorders) Pada Pekerja Laundry Di Wilayah Kota Yogyakarta
Abstract
Musculokeletal disorders is a pain at parts of skeletal muscles felt by a person which is caused
by various factors, either internal or external. Musculoskeletal disorders is a common health pro-
blem found in industrial sectors, included in the informal ones, such as in laundry business. Iron-
ing process in laundry activities takes long duration and is a monotonous work. Many workers
experiencing pain in their skeletal muscle after ironing, of which ergonomic factor is considered
as one of the causes. Therefore, the research was intended to study about the application of er-
gonomic chair in reducing the musculoskeletal disorders among laundry workers in Yogyakarta
city by conducting a true experiment with pre-test post-test with control group design. As the
study subjects were 30 ironing workers taken from 30 laundry services selected as the sample.
They were then divided equally into two groups, i.e. 15 were allocated both in the treatment and
the control groups. Proportional cluster random technique was used in the sampling process.
The measurement of musculoskeletal pain employed a 15 item questionnaire based on the Nor-
dic Body Map questionnaire. The data then were analyzed by using Mann-Whytney test with
α=0,05 and obtained a p-value of 0,0001 which shows that the pain difference between the
control and the treatment groups was significant. In the treatment group, after using the ergo-
nomic chairs, the pain was felt decrease at waist, back, left hand and left foot; meanwhile in the
control group, the measurement results in pre-test and post-test were similar. Based on the
results, it is advised that coordination between the Licensing Office and laundry owners is need-
ed to provide ergonomic chairs for the workers to work comfortably and to avoid the muscular
skeletal disorders. For further studies it is recommended to consider nutritional status, psycho-
logical state and workload of the workers when applying the ergonomic chairs.
Intisari
Gangguan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian otot rangka yang dirasakan oleh sese-
orang yang disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Keluhan nyeri otot
rangka merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di dunia industri, termasuk yang ber-
sifat informal seperti usaha laundry. Proses menyetrika di laundry membutuhkan waktu penger-
jaan yang panjang dan bersifat monoton. Banyak pekerja merasakan keluhan nyeri otot rangka
sesudah melakukan kegiatan ini, di mana faktor ergonomi merupakan salah satu penyebabnya.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengkaji tentang penggunaan kursi ergonomis terha-
dap penurunan keluhan nyeri otot rangka pada pekerja laundry di wilayah Kota Yogyakarta de-
ngan melakukan eksperimen sungguhan menggunakan rancangan pre-test post-test with control
group. Subyek penelitian adalah 30 pekerja penyetrika dari 30 usaha laundry di Kota Yogyakarta
yang terambil menjadi sampel. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu masing-
masing sebanyak 15 untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel
me-makai teknik proporsional cluster random sampling. Pengukuran keluhan menggunakan
kuesio-ner yang terdiri dari 15 item pertanyaan yang diambil dari kuesioner Nordic Body Map.
Data di-analisis dengan Mann-Whitney test pada α=0,05 dan diperoleh nilai p = 0,0001 yang
menunjuk-kan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara selisih keluhan pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan. Pada kelompok perlakuan, setelah menggunakan kursi
ergonomis, penu-runan keluhan ditemui untuk pinggang, punggung, tangan kiri dan kaki kiri;
sedangkan pada ke-lompok kontrol, hampir semua keluhan pada pengukuran pre-test dan post-
test menunjukkan kesamaan. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan koordinasi antara Dinas
Perizinan dengan pa-ra pemilik usaha laundry untuk menyediakan kursi ergonomis agar pekerja
dapat beraktivitas de-ngan nyaman dan mencegah keluhan nyeri otot rangka. Adapun untuk
penelitian lanjutan disa-rankan untuk memperhatikan status gizi, keadaan psikologis dan beban
kerja dalam menerap-kan kursi ergonomis
Post-test
Post-test
Pre-test
Pre-test
Selsiih
Selsiih
Tabel 2.
Distribusi jumlah keluhan responden
di ke dua kelompok penelitian
1 5 5 0 6 1 5
Jumlah keluhan
2 8 8 0 8 4 4
Klp kontrol Klp perlakuan
3 6 6 0 7 4 3
Jenis keluhan
Post-test
Post-test
Pre-test
Pre-test
Selsiih
Selsiih
4 10 11 1 11 5 6
5 5 6 1 8 4 4
Nyeri punggung 8 9 1 7 1 6 10 10 10 0 6 4 2
Nyeri pinggang 9 10 1 10 2 8 11 6 6 0 7 4 3
Nyeri bokong 1 1 0 2 1 1 12 4 4 0 8 7 1
Nyeri kaki kanan 12 13 1 9 6 3 Rata-rata 6,93 6,93 0,4 7,06 4,13 2,9
itu, kondisi kursi yang digunakan sebe- sebesar 1/3 hingga 1/2 kali lebih tinggi
lumnya tidak memiliki sandaran pung- dibanding posisi berdiri. Berdasarkan pe-
gung dan pekerja biasanya menumpuk nelitian Koesyanto 17), sikap kerja duduk
kursi agar tingginya sesuai dengan meja yang membungkuk dan didukung oleh
kerja yang digunakan. desain kursi yang buruk, berisiko me-
Dalam hal ini, untuk responden yang munculkan penyakit akibat kerja berupa
tidak mengalami perubahan keluhan, bi- gangguan musculoskeletal yang dapat
sa jadi disebabkan karena pekerja ter- menimbulkan kekakuan dan kesakitan
sebut sudah terbiasa dengan keluhan pada punggung.
yang muncul, sementara bagian tubuh
yang dirasakan antara sebelum dan se- Penggunaan Kursi Ergonomis dengan
sudah menggunakan kursi ergonomis Keluhan pada Pinggang
adalah sama. Selain itu, diketahui bahwa Hasil penelitian menunjukkan bah-
beban kerja yang diterima setiap hari o- wa keluhan sakit pinggang pada kelom-
leh responden ini ternyata lebih banyak pok perlakuan mengalami penurunan
dibanding lainnya, yaitu lebih dari 50 kg. dari 10 menjadi hanya 2 orang. Hal ter-
Hasil penelitian ini juga sejalan de- sebut karena dibuatnya sandaran ping-
ngan temuan Purnomo 15), yaitu terjadi- gang pada kursi ergonomis yang sesuai
nya 87,8 % penurunan keluhan dengan ukuran pekerja yaitu bagian atas
musculo-skeletal pada pekerja di industri sandaran tersebut tidak melebihi tepi ba-
gerabah Kasongan Bantul dengan wah ujung tulang belikat, dan bagian ba-
pendekatan ergonomi total pada sistem wah setinggi garis pinggul.
kerja. Pada bagian pinggang pekerja se-
Pada kelompok eksperimen, keluh- ring merasa nyeri dan kesemutan akibat
an terbanyak sebelum penggunaan kursi adanya siksa paksa dari penggunaan
ergonomis adalah bahu kanan, yaitu se- sarana kerja yang terlalu pendek atau
banyak 13 orang. Hal tersebut disebab- tinggi 18). Dengan adanya sandaran ping-
kan karena kursi yang digunakan tidak gang yang ditambahkan pada kursi ergo-
sesuai dengan ukuran meja dan tubuh nomis yang dibuat, membuat pinggang
pekerja, sehingga tangan tidak terto- menjadi dapat ditopang, sehingga otot-
pang oleh meja dengan baik dan bahu ototnya dapat diregangkan sesekali keti-
terasa nyeri. Menurut Pheasant dalam ka pekerja istirahat dan bersandar.
Siswiyanti 16), permukaan bidang kerja
yang terlalu tinggi akan menyebabkan Keluhan Nyeri Otot Rangka Pekerja
postur tubuh pemakai menjadi tidak nya- Laundry Bagian Penyetrikaan
man dan dapat melemahkan tubuh bagi- Pekerja laundry bagian penyetrikaan
an atas atau membebani otot-otot bahu. banyak yang mengeluh bagian tangan
dan kakinya tiba-tiba merasa kesemutan
Penggunaan Kursi Ergonomis dengan dan leher terasa kaku jika terlalu banyak
Penurunan Keluhan pada Punggung pakaian yang disetrika. Setelah penggu-
Keluhan pada punggung sebelum naan kursi ergonomis ini, masih ada dua
digunakannya kursi ergonomis dirasakan responden yang mengeluh kesemutan
oleh tujuh responden, dan setelah peng- pada bagian kaki. Hal tersebut terjadi
gunaan turun menjadi satu orang saja. karena kursi belum dilengkapi dengan
Ini menunjukkan adanya penurunan jum- pijakan kaki, demikian pula dengan meja
lah keluhan pada punggung. yang digunakan, sehingga kaki mereka
Hal tersebut terjadi karena dibuat- sedikit menggantung.
nya sandaran punggung pada kursi yang Menurut Helmi 19), kekakuan locking
dipakai sehingga pekerja lebih nyaman merupakan penyakit kekakuan sendi
karena bisa menyandarkan punggung- yang terjadi secara tiba-tiba akibat blok
nya ke kursi. Menurut Kroemer dalam secara mekanis pada sendi oleh tulang
Susihono 14), posisi kerja duduk menggu- rawan. Apabila kelainan yang ada meng-
nakan kursi tanpa sandaran, akan me- akibatkan ketidak-stabilan sendi maka
naikkan tekanan pada invertebrate disk penyebabnya dapat berupa kelelahan
Ningsih, Herawati & Suwarni, Penggunaan Kursi Ergonomis …
otot. Kondisi tersebut terjadi karena pe- si ergonomis digunakan, reratanya turun
kerja setrika melakukan aktivitas yang menjadi 4,13 dengan SD 1,68
berulang-ulang dan monoton sehingga Setelah menggunakan kursi ergono-
kontraksi otot akan terjadi dan menim- mis, distribusi keluhan pada responden
bulkan rasa nyeri. mengalami penurunan jumlah yaitu pada
Menurut Guyton dan Hall dalam Su- bagian pinggang, punggung, tangan kiri
setyo 20), pada saat kontraksi otot dibu- dan kaki kiri.
tuhkan ATP (Adenosin Tri Phospate), Penggunaan kursi ergonomis yang
yang ketersediaannya tergantung pada dilakukan pada penelitian ini berpenga-
ketersediaan oksigen dan zat makanan ruh secara bermakna (p-value 0,0001)
yang dihantarkan oleh sirkulasi intramas- terhadap penurunan keluhan nyeri otot
kular. Kontraksi otot yang terjadi secara rangka pada pekerja laundry di wilayah
kontinyu dan monoton akan menyebab- Kota Yogyakarta.
kan okulasi intramaskular yang mengu-
rangi produksi ATP sehingga terbentuk- SARAN
lah asam laktat. Penurunan energi dan
akumulasi asam laktat tersebut lalu me- Dinas Perizinan Kota Yogyakarta
nimbulkan rasa nyeri dan lelah. perlu berkoordinasi dengan para pemilik
Selain faktor ergonomi, status gizi, laundry untuk menyediakan kursi ergo-
psikologis dan beban kerja juga merupa- nomis, yaitu yang menggunakan sandar-
kan faktor bagi timbulnya rasa lelah dan an punggung, agar pekerja merasa nya-
nyeri 12). Faktor-faktor tersebut dalam pe- man ketika bekerja sehingga mengura-
nelitian ini belum dapat digambarkan ka- ngi munculnya keluhan nyeri otot rangka
rena tidak dikendalikan akibat keterba- yang disebabkan oleh posisi kerja yang
tasan waktu. kurang baik.
Status gizi yang baik akan menye- Untuk melanjutkan penelitian ini, di-
babkan kapasitas kerja dan ketahanan sarankan perlu memperhatikan kondisi
tubuh juga lebih baik, dan demikian pula status gizi, keadaan psikologis dan be-
sebaliknya. Keadaan psikologis seseo- ban kerja pekerja, ketika menerapkan
rang juga mempengaruhi munculnya ke- penggunaan kursi ergonomis ini untuk
luhan. Ketika kondisi jiwa sedang tidak mengurangi keluhan nyeri otot rangka.
stabil, atau mempunyai masalah dengan
lingkungan kerja, maka kondisi fisik pe- DAFTAR PUSTAKA
kerja akan terpengaruh sehingga bekerja
tidak nyaman dan cepat merasa lelah. 1. Undang-Undang No 36 tahun 2009
Sementara itu, untuk beban kerja, tentang Kesehatan, 2009. (http://
Selama dilakukannya pengamatan pe- idn91185.pdf
nelitian, hanya diketahui berat rata-rata 2. Restantin, N. Y., Ushada, M., Ainuri
pakaian yang disetrika, yaitu pada ke- M., 2012, Desain prototipe meja dan
lompok perlakuan sebesar 34,7 kg dan kursi pantai portabel dengan inte-
pada kelompok kontrol sebesar 35 kg. grasi pendekatan ergonomi, Value
Tingginya beban kerja dan diperberat o- Engineering dan Kansei Engineer-
leh kondisi sarana kerja yang tidak ergo- ing, 14(1).
nomis merupakan faktor dominan ter- 3. Departemen Kesehatan RI, 2006.
hadap penurunan produktivitas kerja dan Profil Kesehatan Indonesia 2005
munculnya keluhan pada otot rangka 18). (http://resources/download/pusdatin/
profil-kesehatan-indonesia/profil-ke-
KESIMPULAN sehatan-indonesia-2005.pdf, diak-
ses 12 Januari 2016).
Rerata jumlah keluhan nyeri otot 4. Tampubolon, J. S., dan Adiatmika, I.
rangka pada pekerja laundry sebelum P. G., 2014. Keluhan muskuloskele-
penggunaan kursi ergonomis adalah se- tal pada pekerja laundry di Kecama-
besar 7,06 dengan SD 2,21. Setelah kur- tan Denpasar Selatan, Bali, e-Jurnal
Medika Udayana, hal. 1–9 (http://
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.8 No.1, Agustus 2016, Hal 1 – 8