Artikel Rula Reba

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

ANALISIS RISIKO ERGONOMI POSTUR KERJA

KARYAWAN PRODUKSI KAPSUL HERBAL


BERDASARKAN METODE
RULA DAN REBA
(Studi kasus Di CV. Gatutkaca Sukoharjo)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai


Derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:
MUHAMMAD RASYID SIDIQ
NIM. 2051700066

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2022

i
2
3
Analisis Risiko Ergonomi Postur Kerja Karyawan Produksi Kapsul Herbal
Berdasarkan Metode RULA Dan Reba di
CV. Gatutkaca Sukoharjo
Ergonomic Risk Analysis of Work Postures of Herbal Capsule Production
Employees Based on RULA and Reba Methods in
CV. Gatutkaca Sukoharjo
Muhammad Rasyid Sidiq 1, Nur Ani 2, Dewi Puspito Sari 3

Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Rasyidsidiq96@gmail.com

ABSTRACT

One of the risk management is the management of hazards that pose long-
term risks to health, one of which is the danger of ergonomic factors such as the
position of the work bench, repetitive work and long working hours. This results
in many employees who are often absent from work. The purpose of this study
was to analyze the ergonomic working posture of employees producing herbal
capsules using the RULA and REBA methods at CV Gatutkaca.
This type of research is descriptive qualitative. The research variable uses
a single variable, namely the risk of ergonomics in work postures based on RULA
and REBA. The samples used in this study were 4 people, namely Fuad in the
capsule filling section, Purwanto in the Mixing II section, Alif in the Mixing I
section, and Riski in the Extraction section. The research instruments used RULA
and REBA sheets, digital cameras, stopwatches, rulers and protractors.
Based on the results of the analysis of the body postures of workers in the
four parts of the capsule production, it can be described that the position of
employees in the four parts of the production process is considered not
ergonomic. It is recommended to make some changes to the equipment according
to the condition of the employee's work posture and to do it every 30 minutes so
as to minimize static stiffness in the muscles.

ABSTRAK
Salah satu pengelolaan manajemen risiko adalah pengelolaan bahaya
yang menimbulkan risiko jangka panjang pada kesehatan salah satunya adalah
bahaya faktor ergonomis seperti posisi bangku kerja, pekerjaan berulang-ulang
dan jam kerja yang lama. Ini mengakibatkan banyaknya karyawan yang sering
izin tidak masuk kerja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis ergonomis
postur kerja karyawan produksi kapsul herbal menggunakan metode RULA dan

1
REBA di CV Gatutkaca.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Variabel penelitian ini
menggunakan variabel tunggal yaitu risiko ergonomi postur kerja berdasarkan
RULA dan REBA. Sampel yang digunakan pada penelitian ini 4 orang, yaitu
Fuad pada bagian filling kapsul, Purwanto bagian Mixing II, Alif bagian Mixing I,
dan Riski pada bagian Ekstraksi. Instrumen penelitian menggunakan RULA dan
REBA sheet, kamera digital, stopwatch, penggaris dan busur derajat.
Berdasarkan hasil analisis terhadap postur tubuh pekerja pada keempat bagian
produksi kapsul maka dapat digambarkan bahwa posisi karyawan pada keempat
bagian dalam proses produksi tersebut dianggap tidak ergonomis. Disarankan
untuk melakukan beberapa perubahan alat yang sesuai dengan kondisi postur
kerja karyawan serta melakukan tiap 30 menit sehingga meminimalkan kekauan
statis pada otot.

Kata kunci : RULA, REBA, Ergonomi, Postur Kerja, Produksi, Kapsul,


Manajemen Resiko.

PENDAHULUAN
Penyebab kecelakaan di tempat kerja biasanya terjadi karena kurangnya
memperhatikan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut
penelitian di Indonesia, kecelakaan kerja 80 – 85% disebabkan oleh program
keselamatan dan kesehatan kerja kurang (Rangkang 2021). Menurut International
Labour Organization (ILO), setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakan di
tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat
kerja. Terlebih lagi 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di
tempat kerja (ILO, 2013). Berdasarkan DataIndonesia.id yang bersumber dari
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan pada tahun 2017
hingga 2021 tercatat pada tahun 2021 jumlah kecelakaan kerja di Indonesia
sebanyak 234.270 kasus, jumlah tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya yaitu
sebesar 221.740 kasus. Jika dilihat trennya, jumlah kasus kecelakaan kerja di
Indonesia terus tumbuh dalam lima tahun terakhir. Sejak 2017, jumlah kecelakaan
kerja tercatat sebanyak 123.040 kasus jumlah nya naik pada tahun 2018 menjadi
40,94% atau sekitar 173.415 kasus kemudian tahun berikutnya meningkat kembali
menjadi 5,43% atau sekitar 182.835 kasus. Menurut BPJS Ketenagakerjaan,
mayoritas kecelakaan tersebut dialami di lokasi kerja pada jam 06.00 – 12.00.
Secara umum masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
Indonesia masih sering diabaikan. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan ada
101.367 kasus di 17.069 perusahaan dari 359.724 perusahaan yang terdaftar
dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.382 orang sampai bulan November
tahun 2016. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya kesadaran
pengusaha dan karyawan akan pentingnya penerapan K3 (Harnas, 2017). Hal ini

2
yang menjadi dasar perlunya setiap perusahaan memperhatikan dan melakukan
aspek manajemen risiko kerja (Mahesari dan Kristyanto, 2021).
Ergonomi merupakan salah satu ilmu terapan yang menguraikan interaksi
antara manusia dengan tempat kerjanya, di mana pada perkembangannya
ergonomi memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja dan
tugas yang dilengkapi serta mengaplikasikan informasi terkait desain model alat,
perlengkapan, metode kerja yang dibutuhkan untuk mengerjakan seluruh tugas
kerja dengan aman (Setiorini et al., 2019). Penerapan ergonomi di perusahaan
atau manufaktur tempat kerja perlu diperhatikan karena banyak diantara tempat
kerja yang kurang perhatian terhadap penerapannya sehingga hal ini menyebabkan
resiko bahaya di tempat kerja itu sendiri (Angga, 2018). Tenaga kerja manusia
masih banyak digunakan pada perusahaan atau industri manufaktur dengan skala
kecil. Hal ini dikarenakan manusia dianggap memerlukan biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan penggunaan mesin otomatis. Selain hal tersebut,
penggunaan tenaga kerja manusia dinilai bisa melakukan beberapa pekerjaan
dengan lebih teliti dibandingkan dengan mesin yang memiliki tingkat ketelitian
yang rendah atau mesin murah (Tiogana, 2020).
Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisis keefektifan dari
suatu pekerjaan. Jika postur kerja yang dilakukan operator sudah baik dan
ergonomis, maka dipastikan hasil yang diperoleh dari operator tersebut juga akan
baik. Akan tetapi bila postur kerja operator tersebut salah atau tidak ergonomis
maka operator tersebut akan mudah kelelahan dan terjadi kelainan bentuk tulang
(Sandi, 2018). Pekerja seringkali melakukan satu pekerjaannya dalam jangka
waktu yang lama, melakukan pekerjaan dalam jangka waktu yang lama tanpa
didukung oleh postur tubuh yang alami dapat menyebabkan cedera pada pekerja,
salah satunya adalah cedera atau gangguan musculoskeletal (Chiasson, 2015).
Gangguan muskuloskeletal merupakan gangguan pada bagian otot rangka yang
disebabkan karena otot menerima bebas statis berulang dan terus menerus dalam
jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan timbul keluhan sendi, ligamen
dan tendon (World health organizazion 2015). Gangguan ini merupakan bentuk
cedera atau keluhan di jaringan lunak dan sistem saraf dimana keluhan ini dapat
mempengaruhi seluruh jaringan termasuk saraf dan sarung tendon (Martelo,
2012).
CV.Gatutkaca, Sukoharjo merupakan salah satu industri berkembang
yang bergerak di bidang tanaman obat, baik untuk obat herbal maupun kosmetik
herbal. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, beberapa tahun terakhir ini juga
dampak dari pandemi, produk yang dihasilkan perusahaan makin banyak baik
jenis maupun jumlah produksinya sehingga diharuskan selain menambah jumlah
tenaga kerja juga menambah mesin-mesin produksi yang sesuai. Namun karena
adanya target produksi yang harus dicapai perusahaan, mengharuskan karyawan

3
bekerja melebihi dari tugas yang biasa dilakukan setiap harinya. Jam kerja di CV
Gatutkaca setiap harinya adalah jam 7 sampai jam 4 atau sekitar 9 jam dengan 1
jam istirahat (jam 12 – jam 13). Berdasarkan data presensi dalam tiga bulan
terakhir, banyak karyawan yang sering mengeluhkan nyeri pada daerah
muskuloskeletal, selain karena jam kerja lama, waktu istirahat juga cuma sebentar,
ditambah beban kerja yang cukup banyak. Rata-rata tiap harinya akan ada pekerja
yang meminta ijin untuk libur sehari setelah hari sebelumnya menjalani lembur.
Kebanyakan alasan pekerja yang meliburkan diri atau meminta ijin libur setelah
melakukan lembur adalah ingin istirahat karena kecapekan. Selain itu, masih
banyak ditemukan pekerja yang bekerja dengan metode kurang ideal dan tanpa
dukungan statiun kerja seperti meja dan kursi yang ergonomis, bekerja dalam
waktu yang lama dan terus menerus, juga mengeluh sakit pada bagian punggung
akibat beban kerja tersebut. Selain itu, masih banyak ditemukan pekerja yang
bekerja dengan metode kurang ideal dan tanpa dukungan statiun kerja seperti meja
dan kursi yang ergonomis, bekerja dalam waktu yang lama dan terus menerus,
juga mengeluh sakit pada bagian punggung akibat beban kerja tersebut.
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menganalisis postur kerja di
CV. Gatutkaca dengan metode REBA dan RULA serta memberikan solusi atas
permasalahan tersebut. Penelitian ini penting dilakukan khususnya di CV
Gatutkaca, hal ini dikarenakan sebagaian besar pekerja sudah bekerja lama di
perusahaan ini dan semakin lama perusahaan juga semakin besar, sehingga
kesehatan karyawan perlu dilakukan pengkajian dan peningkatan agar di masa
depan tidak menimbulkan resiko kesehatan yang berkepanjangan (seperti cidera
punggung dan lain-lain) pada karyawan juga di sisi lain perusahaan tidak
mengalami kerugian akibat yang ditimbulkan oleh karyawan yang sering meminta
ijin. Penelitian ini juga dapat menjadi dasar perbaikan khususnya di CV Gatutkaca
pada beberapa bagian, seperti perubahan posisi, perubahan alat agar karyawan
lebih ergonomis dalam bekerja.

METODE
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan
analitik atau kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja
yang bekerja pada bagian pembuatan kapsul herbal. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini mengambil satu orang pekerja dari masing-masing bagian proses
produksi yang total keseluruhan pekerja di masing-masing proses produksi adalah
tenaga kerja pembuatan kapsul herbal bagian filling (pengisian) dan proses
ekstraksi (masing-masing 4 orang). Variabel penelitian ini adalah postur kerja
tenaga kerja yang ergonomis CV Gatutkaca yang diukur menggunakan metode
RULA dan REBA. Teknik pengumpulan data dengan wawancara pada responden,
pengambilan data primer pekerja pada saat mereka melakukan aktivitas kerjanya,

4
serta penilaian faktor resiko menggunakan lembar penilaian RULA dan REBA.

HASIL dan PEMBAHASAN


1. Analisis RULA
Responden pada penelitian ini adalah 4 orang karyawan dari masing-masing
tahap proses produksi kapsul herbal di CV. Gatutkaca Sukoharjo, analisis
RULA dikategorikan berdasarkan 4 tahap proses produksi kapsul herbal.
a. Analisa RULA Pada Tahap Ekstraksi
Tabel 1. Analisis RULA pada bagian produksi proses ekstraksi
Analisis Skor
Analisis Postur Postur Kerja
Postur Akhir
Grup B Grup C
Postur Kerja Grup A Analisa
Sk Sk Sk Postur
Kategori Kategori Kategori
or or or Kerja
Skor Skor akhir
Lengan Posisi
Ekstraksi 3 2 Akhir 7 analisa =
Atas Leher
Grup A 4 ( Resiko
Posisi Skor sangat
Lengan
2 Batang 4 Akhir 8 tinggi)
Bawah
Leher Grup B Menunjuk
Pergelan kan
Posisi penyelidik
gan 1 1
Kaki an dan
Tangan
Putaran Skor perubahan
Pergelan 2 Postur 5 dibutuhka
gan B n sesegera
Pengguna mungkin
Skor (mendesa
an
Postur 4 3 k)
Penambah
A
an Otot
Penggun
aan
3
Penamba
han Otot
Skor Skor Postur
Akhir 7 Akhir 8 Kerja 7
Grup A Grup B Grup C

Hasil analisis RULA pada bagian produksi ekstraksi menunjukkan nilai


akhir 4 yang berarti membutuhkan penyelidikan dan perubahan segera
untuk memperbaiki sikap postur kerja yang lebih ergonomis. Jika hal ini
tidak dilakukan, dan posisi kerja tersebut dilakukan terus menerus dalam
jangka waktu yang panjang, karyawan yang berada pada posisi tersebut
akan sering mengeluhkan nyeri dan pegal-pegal pada bagian punggung
sebelah kanan, lama kelamaan akan terjadio perubahan posisi otot yang
permanen.

b. Analisa RULA pada Tahap Mixing Pertama

5
Tabel 2. Analisis RULA pada postur kerja bagian mixing tahap I
Skor
Analisis Analisis Akhir
Postur Kerja
Postur Postur Analisa
Grup C
Postur Kerja Grup A Grup B Postur
Kerja
Sk Sk Sk
Kategori Kategori Kategori
or or or
Skor Skor akhir
Lengan
Mixing tahap I 3 Posisi Leher 3 Akhir 5 analisa =5
Atas
Grup A ( Resiko
Posisi Skor sangat
Lengan
3 Batang 2 Akhir 4 tinggi)
Bawah
Leher Grup B Menunjuk
Pergelan kan
gan 2 Posisi Kaki 1 penyelidik
Tangan an dan
Putaran perubahan
Skor Postur dibutuhka
Pergelan 2 3
B n sesegera
gan
Skor Penggunaan mungkin
Postur 4 Penambaha 1 (mendesa
A n Otot k)
Penggun
aan
1
Penamba
han Otot
Skor Postur
Skor Akhir
Akhir 5 4 Kerja 5
Grup B
Grup A Grup C

Hasil dari analisis bagian mixing tahap 1 menunjukkan bahwa postur tubuh
karyawan tersebut tergolong resiko tinggi, di mana jika dibiarkan terus
menerus maka akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi karyawan.
Resiko ini menyebabkan perlunya penyelidikan segera dan perubahan yang
diperlukan segera, seperti terdapat alat yang dapat menghomogenkan
sendiri bahan-bahan, sehingga karyawan tidak perlu menunggu dan
mengaduk-aduk secara manual.

c. Analisa RULA pada Tahap Mixing Kedua


Tabel 3. Analisis RULA pada postur kerja bagian mixing tahap II
Analisis
Analisis Postur Postur Kerja
Postur Skor Akhir
Grup B Grup C
Postur Kerja Grup A Analisa Postur
Sk Sk Sk Kerja
Kategori Kategori Kategori
or or or
Skor Skor akhir
Lengan Posisi
Mixing tahap II 2 3 Akhir 5 analisa = 6
Atas Leher
Grup A ( Resiko sangat
Posisi Skor tinggi)
Lengan
1 Batang 4 Akhir 4 Menunjukkan
Bawah
Leher Grup B penyelidikan
Pergelan dan perubahan
Posisi dibutuhkan
gan 2 1
Kaki sesegera
Tangan

6
Putaran Skor mungkin
Pergelan 2 Postur 5 (mendesak)
gan B
Pengguna
Skor
an
Postur 3 1
Penambah
A
an Otot
Penggun
aan
1
Penamba
han Otot

Skor Skor Postur


Akhir 4 Akhir 6 Kerja 6
Grup A Grup B Grup C

Hasil analisis RULA pada postur kerja karyawan bagian mixing tahap II
diperoleh skor RULA 6 dengan aktivitas level pada skor 3 atau resiko
tinggi di mana memerlukan penyelidikan dan perubahan segera. Pada
postur kerja ini, letak bahan yang akan dimasukkan pada mesin mixing
terlalu rendah, sehingga karyawan harus membungkuk beberapa kali untuk
memasukkan bahan-bahan ke mesin mixing yang letaknya lebih tinggi
daripada tempat bahannya. Solusi yang dibisa diberikan pada kondisi ini
adalah meletakkan tempat bahan pada posisi yang lebih tinggi sehingga
karyawan tidak harus membungkuk saat memasukkan ke mesin mixing,
sehingga mengurangi resiko adanya cedera atau gangguan
muskuloskeletal.

d. Analisa RULA pada Tahap Filling Kapsul


Tabel 4. Analisis RULA pada postur kerja bagian filling kapsul
Skor Akhir
Analisis Postur Analisis Postur Postur Kerja Analisa
Postur Kerja Grup A Grup B Grup C Postur
Kerja
Sk Sk Sk
Kategori Kategori Kategori
or or or
Skor Skor akhir
Lengan
filling kapsul Atas
1 Posisi Leher 2 Akhir 4 analisa = 3 (
Grup A Resiko
Posisi Skor sangat
Lengan
3 Batang 1 Akhir 3 tinggi)
Bawah
Leher Grup B Menunjukka
Pergelan n
gan 2 Posisi Kaki 1 penyelidika
Tangan n dan
Putaran perubahan
Skor Postur dibutuhkan
Pergelan 1 2
B sesegera
gan
Skor Penggunaan mungkin
Postur 3 Penambaha 1 (mendesak)
A n Otot
Penggun 1

7
aan
Penamba
han Otot
Skor Postur
Skor Akhir
Akhir 4 3 Kerja 3
Grup B
Grup A Grup C

Hasil analisis RULA menunjukkan skor postur kerja sebesar 3 dengan


aktivitas level 2 yang artinya resiko medium, di mana dibutuhkan
pengukuran dan bila memungkinkan dilakukan perubahan yang diperlukan
saja untuk mencegah secara dini gangguan-gangguan yang berakibat pada
kekauan statis terutama pada leher dan kepala.

2. Analisis REBA
a. Analisa REBA Pada Tahap Ekstraksi
Tabel 5. Analisis REBA pada bagian produksi proses ekstraksi
Skor
Analisis Postur Akhir
Analisis Postur
Postur Kerja Analisa
Grup B
Postur Kerja Grup A Grup C Postur
Kerja
Sk Sk Kategor Sk
Kategori Kategori
or or i or
Skor Mendapa
Lengan
Ekstraksi Leher 1 4 Akhir 5 tkan hasil
Atas
Grup A 4 (resiko
Skor tinggi)
Batang Lengan
4 1 Akhir 5
Leher Bawah yaitu skor
Grup B
Skor 8 - 10
Pergelang menunju
Kaki 1 1 Akhir 6
an Tangan kkan
Grup C
Skor Skor Skor bahwa
Postur 3 Postur 4 Aktivita 2 penyelidi
Grup A Grup B s kan dan
Penamba Penambah perubaha
han Skor 2 an Skor 1 n
Beban Pegangan dibutuhk
an
Skor Skor Skor
sesegera
Akhir 5 Akhir 5 Akhir 8 mungkin
Grup A Grup B Analisa (mendesa
k).

Hasil analisis REBA menunjukkan skor akhir yaitu skor 8 atau untuk
aktivitas levelnya adalah 3 (resiko tinggi). Pada level ini mengindikasikan
bahwa segera membutuhkan intervensi dan perubahan pada jangka
pendek, misalnya dengan memberikan alat penunjang yang
memungkinkan untuk menurunkan resiko seperti troli adjustable atau alat

8
lain yang dapat meminimalisir resiko yang cidera atau cacat di masa tua
dari karyawan tersebut. Postur tubuh pada proses ekstraksi di mana postur
setengah membungkuk mengakibatkan stres pada pinggang dan punggung
akan meningkat dengan meningkatnya posisi membungkuk ditambah
dengan mengangkat beban.

b. Analisa REBA pada Tahap Mixing Pertama


Tabel 6. Analisis REBA pada postur kerja bagian mixing tahap Pertama
Analisis
Analisis Postur Postur Kerja Skor Akhir
Postur
Grup B Grup C Analisa
Postur Kerja Grup A
Postur
Sk Sk Sk
Kategori Kategori Kategori Kerja
or or or
Lengan
Skor Mendapa
mixing tahap I Leher 2
Atas
3 Akhir 4 tkan scor
Grup A
Skor 4 (resiko
Batang Lengan tinggi)
3 1 Akhir 5
Leher Bawah
Grup B yaitu
Pergelan Skor skor 8 -
Kaki 1 gan 2 Akhir 5 10
Tangan Grup C
Skor Skor menunju
Skor kkan
Postur 4 Postur 4 3
Aktivitas
Grup A Grup B bahwa
Penamba Penamba penyelidi
han Skor 0 han Skor 1 kan dan
Beban Pegangan
perubaha
n
dibutuhk
Skor Skor Skor an
Akhir 4 Akhir 5 Akhir 8 sesegera
Grup A Grup B Analisa mungkin
(mendesa
k).

Hasil dari analisis REBA menunjukkan bahwa postur kerja ini juga
beresiko tinggi pada cidera maupun gangguan muskuloskeletal seperti
nyeri punggung, nyeri pinggang, nyeri bahu dan nyeri kaki. Perlu
dilakukan penyelidikan dan perubahan sesegera mungkin untuk
memperoleh postur kerja yang lebih ergonomis dan minim resiko. Pada
postur kerja ini karyawan cenderung lama berdiri, sehingga juga
menyebabkan kelelahan dan muncul rasa sakit pada lutut serta betis.

9
c. Analisa REBA pada Tahap Mixing Kedua
Tabel 7. Analisis REBA pada postur kerja bagian mixing tahap Kedua
Analisis
Analisis Postur Postur Kerja Skor Akhir
Postur
Grup B Grup C Analisa
Postur Kerja Grup A
Postur
Katego Katego Katego
Skor Skor Skor Kerja
ri ri ri
Skor Mendapa
Lengan
mixing tahap II Leher 1
Atas
2 Akhir 3 tkan scor
Grup A
Skor 3 (resiko
Batang Lengan sedang)
4 2 Akhir 2
Leher Bawah
Grup B yaitu
Pergela Skor skor 4 –
Kaki 1 ngan 1 Akhir 3 7
Tangan Grup C
Skor Skor Skor menunju
Postur 3 Postur 2 Aktivita 3 kkan
Grup A Grup B s bahwa
Penamb penyelidi
Penam
ahan kan dan
bahan
0 Skor 0
Skor
Peganga perubaha
Beban n segera
n
Skor
Skor Skor
dibutuhk
Akhir an.
3 Akhir 2 Akhir 6
Grup
Grup B Analisa
A

Hasil analisis REBA di atas menunjukkan bahwa postur kerja relatif aman,
dimana skor REBA diperoleh sebesar 6, jika dilihat dari aktivitas levelnya
memilki resiko sedang atau medium. Resiko level aktivitas pada postur
kerja ini perlu dilakukan pengukuran dan analisis lebih lanjut, penanganan
juga lebih baik dilakukan dengan cepat supaya bisa segera menangani
permasalahan agar postur kerja bisa diperbaiki. Saran yang dapat diberikan
adalah rehabilitasi kerja wal melalui pengetahuan mengenai diagnosis
cidera pada seluruh tubuh sehingga dapat mencegah kejadian yang tidak
diinginkan dan memperkecil resiko cidera.

d. Analisa REBA pada Tahap Filling Kapsul


Tabel.4.8. Analisis REBA pada postur kerja bagian filling kapsul

Analisis Postur Analisis Postur Postur Kerja Skor Akhir


Grup A Grup B Grup C Analisa
Postur Kerja
Katego Katego Postur
Kategori Skor Skor Skor Kerja
ri ri
Skor Mendapa
Lengan
filling kapsul Leher 2
Atas
1 Akhir 4 tkan scor
Grup A
Batang Lengan Skor 3 (resiko
2 1 2 sedang)
Leher Bawah Akhir

10
Grup B yaitu skor
Pergela Skor 4 – 7
Kaki 2 ngan 2 Akhir 4
Tangan Grup C menunju
Skor Skor Skor kkan
Postur 4 Postur 2 Aktivit 2 bahwa
Grup A Grup B as penyelidi
Penamb kan dan
Penambah ahan
an Skor 0 Skor 0 perubaha
Beban Peganga n segera
n dibutuhk
Skor Skor Skor an.
Akhir 4 Akhir 2 Akhir 6
Grup A Grup B Analisa

Hasil analisis REBA menunjukkan skor 6 dengan level aktivitas 2 yang


berarti resiko medium dimana diperlukan pengukuran dan memungkinkan
untuk dianalisis lebih lanjut atau dilakukan perubahan.

KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Bagian ekstraksi memiliki skor RULA 7 dengan aktivitas level 4 yang
artinya resiko sangat tinggi, sedangkan skor REBA 8 dengan aktivitas
level 3 yang artinya resiko tinggi.
2. Bagian mixing tahap I memiliki skor RULA 5 dengan aktivitas level 3
yang artinya resiko tinggi, sedangkan skor REBA 8 dengan aktivitas level
3 yang artinya resiko tinggi.
3. Bagian mixing tahap II memiliki skor RULA 6 dengan aktivitas level 3
yang artinya resiko tinggi, sedangkan skor REBA 6 dengan aktivitas level
2 yang artinya resiko medium/sedang.
4. Bagian filling kapsul memiliki skor RULA 3 dengan aktivitas level 2 yang
artinya resiko sedang, sedangkan skor REBA 6 dengan aktivitas level 2
yang artinya resiko sedang

SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang menunjukkan adanya
hubungan antara variabel tingkat pengetahuan dan sikap, maka ada beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :
1. CV. Gatutkaca
a. Dapat memberikan masukan pada CV Gatutkaca untuk melakukan
beberapa perubahan alat yang sesuai dengan kondisi postur kerja
karyawan agar lebih ergonomis sehingga meminimalkan cidera
maupun gangguan muskuloskeletal pada karyawan terutama di
bagian produksi kapsul herbal.
b. Saran untuk karyawan, diharapkan dapat melakukan relaksasi atau

11
perubahan postur kerja tiap 30 menit agar terjadi peregangan otot
sehingga meminimalkan terjadinya kekauan statis pada otot.
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Diharapkan dapat menambah referensi tentang analisa ergonomi terhadap
postur tubuh karyawan dengan metode RULA dan REBA.
3. Penelitian Selanjutnya
Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi terjadinya
muskuloskeletal disorder yang dihubungan dengan kondisi postur
ergonomis kerja karyawan di suatu perusahaan yang berbeda.

12
DAFTAR PUSTAKA
Angga A., 2018, Analisis Postur Tubuh Atlet Karate Kata pada Saat Melakukan
Gerakan Tangkisan dengan Menggunakan Metode RULA dan REBA
serta Asupan Gizi Standar di federasi Olahraga Karate Indonesia,
FORKI; Tangerang

Annisa R., 2018, Analysis of Working Position of Sandal Operator Using RULA
and REBA Approach at Sisman Corporation (SISCO), International
Conference on Science and Technology (ICST 2018), Antlantis Higlights
in Engineering (AHE), Vol 1 pp 684-689

Astari A., Mallapiang F., Azriful., 2017, Gambaran Postur Kerja Petani Rumput
Laut dengan Metode REBA di Pulau Kanalo Dua Kecamatan Pulau
Sembilan Kabupaten Sinjai, Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Chiasson, M., Imbeau, D., Major, J., Aubry, K., Delisle, A., (2015), Influence of
muculoskeletal pain on workers’ ergonomic risk-factor assessments,
Applied Ergonomics, Vol. 49, pp. 1-7

Cremasco MM., Giustetto A., Caffaro F., Colantoni A., Cavallo E., Grigolato S.,
2019, Risk Assessment for Musculoskeletal Disorders in Forestry: A
Comparison between RULA and REBA in the Manual Feeding of a
Wood-Chipper, International Journal of Environmental Research and
Public Health, Number 16, 793, pp 1-13

DataIndonesia.id, diakses pada: https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/kasus-


kecelakaan-kerja-di-indonesia-alami-tren-meningkat, tanggal 14 Juni
2022

Fuady RA., 2013, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Musculosceletal


Disorders (MSDs) pada pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri
Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan cangkung Tahun 2013, Skripsi,
Fakultas kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Syarif Hidayatullah;
Jakarta

Grandjean E., 1993, Fitting the Task to the Man, 4th Ed. Taylor and Francis INC:
London

Hanifatan HF., 2012, Proses Pembuatan Jamu Sediaan Kapsul dan Analisis
Pemanfaatan Metaboilit Sekunder Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk) di CV Herba Nirmala (Desa Kalangan, Kelurahan Genengsari,
Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Tugas Akhir,
Universitas Sebelas Maret: Surakarta

Hasrianti Y., 2016, Hubungan Postur Kerja dengan Keluhan Musculosceletal pada
Pekerja di PT Maruki International Makassar, Skripsi, Fakultas

13
Kedokteran Universitas Hassanuddin; Makassar

ILO, 2013, Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Sarana untuk Produktivitas


(Pedoman pelatihan untuk Manajer dan Pekerja Modul Lima), SCORE:
Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan

Imron M., 2019, Analisis Tingkat Ergonomi Postur Kerja Karyawan di


Laboraturium KCP PT Stelindo Wahana Perkasa dengan Metode RULA,
REBA dan OWAS, JITMI Vol 2 No2: halaman 147-151

ISO 11228-3, 2012, Ergonomics Manual Handling Part 3:Handling of Low Loads
at High Frequency; International Organization for Standardization:
Geneva, Switzerland

Iswamati T., Mallapiang F., Azriful., 2018, Analisis Postur Kerja dan Re-Desain
Fasilitas Kerja pada Pengrajin Batu Bata di Kelurahan Kalase’Rena
Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa Tahun 2017, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Joanda AD., Suhardi B., 2017, Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk
Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT Solo
Murni Boyolali, Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, 8-9 Mei 2017,
Halaman 72-76

NIOSH, 2007, Musculosceletal Disorders and Workplace Factors: A Critical


Review of Epidemologic Evidence for Work Related Musculosceletal
Disorders, Centers of Disease Control and Prevention

Nurhikmah, 2011, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Musculosceletal


Disorders i(MSDs) pada Pekerja Furniture di Kecamatan Benda Kota
Tangerang Tahun 2011, Skripsi, Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh; Jakarta

Occhipinti E., Colombini D., 2012, IEA/WHO toolkit for WMSDs prevention:
Criteria and Practical Tools for A Step by Step Approach, Work, 41,
3937-3944

Pardosi, AR., Marbun, NJ., Zamista, AA., 2021, Analisis Postur Tubuh Pekerja
Usaha Kecil Menengah Batu Bara Pak Bachtiar, Jurnal Aplikasi
Rancangan Teknik Industri Volume 12 Nomor 2 halaman 140-146

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber daya Air dan Konstruksi, 2016, Modul IV:
Manajemen Risiko, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Badang Pengembangan Sumber Daya Manusia; Bandung

Rangkang JRC., Mautang T., Paturusi A., Hubungan antara Pelaksanaan Program
Kesehatan Keselamatan Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja pada
PT Cahaya Nataan di Ratahan 2020, PHYSICAL: Jurnal Ilmu Kesehatan

14
Olahraga Vol 2 No 1: 123-130

Razak, 2014, Hubungan Antara Postur Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah pada Pekerja di Sentra Industri Pembuat Tas Truko Kabupaten
Kendal Tahun 2014, Skripsi, Kendal: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kendal

Setiorini A., Musyarofah S., Mushidah, Widjasena B., 2019, Analisis Postur Kerja
dengan Metode REBA dan Gambaran Keluhan Subjektif Musculoskeletal
Disorders (MSDs) (Pada Pekerja Sentra Industri Tas Kendal Tahun
2017), Jurnal Kesehatan, Nomor 1 Bulan Februari Halaman 24-32

Syafii IA., Baroto T., Restuputri DP., 2016, Analisis Postur Kerja dengan Metode
RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA), Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Malang; Jawa Timur

Tarwaka, 2015, Ergonomi Industri; Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan


Aplikasi Di Tempat Kerja, Edisi II Revisii, Harapan Press; Solo

Tarwaka dkk., 2016, Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja dan


produktivitas, UNIBA Press: Surakarta

Tiogana V dan Hartono N., 2020, Analisis Postur Kerja dengan menggunakan
REBA dan RULA di PT X, Journal of Integrated System Vol 3, Nomor 1
Halaman 9-25

Wibowo, SA dan Sarvia, E., 2015, Analisis Postur Kerja Menggunakan Nordic
Body Map dan Metode RULA pada Operator Perakitan Ponsel IMO Tipe
TAB X3 Android (Studi Kasus di PT XYZ), Seminar Nasional Teknik
Industri , Palembang

World Health Organizazion (WHO), 2015, Occupatuonal Health, diakses pada


https://www.who.int/occupational_health/regions/en

15

You might also like