Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Imt Dan Komposisi Lemak Tubuh
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Imt Dan Komposisi Lemak Tubuh
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Imt Dan Komposisi Lemak Tubuh
Yulia Fitri, Nunung Sri Mulyani, Eva Fitrianingsih & Suryana E-ISSN : 2548-5741
Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2017; 2(2): 114-119
ABSTRAK that tend to be high in fat and lack of fiber (fruits and
vegetables) and lack of physical activity. This research is an
Beberapa faktor penentu peningkatan berat badan pada observational research with design used in cross sectional.
anak-anak dan remaja selain kebiasaan konsumsi makanan This research was conducted in Nutrition Department of
yang cenderung tinggi lemak dan kurang serat serta Poltekkes Kemenkes Aceh. Population in this research is all
kurangnya aktivitas fisik. Penelitian observasional dengan student of D-III Department of Health Nutrition Poltekkes
desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Kemenkes Aceh. The type of data collected is the body fat
Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh. Populasi penelitian ini composition obtained by taking into account visceral and
adalah seluruh mahasiswa prodi D-III Jurusan Gizi. Jenis subcutaneous fats measured using calliper skinfolds using
data yang dikumpulkan yaitu komposisi lemak tubuh the Womersley method. Physical activity was collected from
diperoleh dengan memperhitungkan lemak visceral dan recall activity for 1x24 hours which was done for two days
subkutan diukur dengan menggunakan calliper skinfolds that is college day and college day (weekend). The
dengan menggunakan metode Womersley. Aktivitas fisik measurement of physical activity is carried out on
dikumpulkan dari hasil recall aktivitas selama 1x24 jam measuring the type of activity that a person undertakes for
yang dilakukan selama dua hari yaitu hari kuliah dan hari 24 hours expressed in PAL (Physical Activity Level) or
libur kuliah (weekend). Pengukuran aktivitas fisik dilakukan physical activity level. Consumption of fruit and vegetables
terhadap jenis aktivitas yang dilakukan seseorang selama obtained by interview using Food Recall 1x24 Hours.
24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level). Results of the study were more than half of the sample
Konsumsi buah dan sayur diperoleh dengan wawancara (55.4%) had normal nutritional status, followed by obese
menggunakan metode Food Recall 1x24 Jam. Hasil and underweight nutritional status (13.8%) and Overweight
penelitian lebih dari separuh sampel (55.4%) memiliki nutritional status (9.2%). most of the samples had body fat
status gizi normal, selanjutnya diikuti status gizi obese dan composition in the normal category (73.3%) and the sample
Underweight yaitu masing-masing (13.8%) dan status gizi had body fat composition in the fat category (26.7%). Most
Overweight yaitu sebesar (9.2%). sebagian besar sampel of the samples had physical activity in the light category,
memiliki komposisi lemak tubuh pada kategori normal both for lecture activities (93.3%), on holidays (83.3%) and
(73.3%) dan sampel memiliki komposisi lemak tubuh pada on days (lectures and holidays) (81.7%). Based on the
kategori gemuk (26.7%). Sebagian besar sampel memiliki Spearman correlation test did not show a significant
aktivitas fisik pada kategori ringan, baik untuk aktivitas di relationship between physical activity with BMI and body
hari kuliah (93.3%), di hari libur (83.3%) maupun di hari fat composition. The conclusion showed no significant
(kuliah dan libur) (81.7%). Berdasarkan uji korelasi relationship between physical activity with BMI and body
Spearman tidak menunjukkan hubungan yang signifikan fat composition. However, there is a tendency in samples
anatara aktivitas fisik dengan IMT dan komposisi lemak with mild activity to have BMI and higher body fat or obese
tubuh. Kesimpulan menunjukkan tidak terdapat hubungan composition.
yang signifikan antara aktivitas fisik dengan IMT dan
komposisi lemak tubuh. Namun terdapat kecenderungan Keywords : BMI, body fat composition, physical activity
pada sampel yang memiliki aktivitas ringan memiliki IMT
dan komposisi lemak tubuh yang lebih tinggi atau obese.
mengkonsumsi buah yang cukup yaitu dengan umum kurang mengonsumsi sayuran dalam hal
jumlah (<200 gram/hari). jumlah (<300 g/hari). Hal ini sejalan dengan
penelitian Sun et al7, bahwa sebanyak 93,8%
Tabel 4. Sebaran sampel menurut kebiasaan remaja berusia 15-24 tahun kurang
konsumsi buah mengonsumsi sayur dan buah sebagai salah satu
sumber serat. Remaja yang kurang mengonsumsi
Kategori n % serat cenderung mengonsumsi makanan yang
Kurang 38 63.3 tinggi lemak.11 Ditambahkan dengan kebiasaan
Cukup 22 36.7 mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan
Total 60 100 lemak, rendah buah dan sayur berhubungan
Mean (Max-min) 146.16 gr (950 gr - 0 gr) dengan semakin meningkatnya risiko mengalami
gizi lebih.14
Rata-rata konsumsi buah sampel adalah
146.16 gr dengan nilai maksimal 950 gram dan 5. Hubungan Aktivitas Fisik dengan IMT
masih terdapat sampel yang tidak sama sekali dan Komposisi Tubuh
mengkonsumsi buah dalam sehari. Jumlah Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan
konsumsi sayur dibedakan menjadi kurang dari tidak terdapat hubungan yang signifikan
300 gram per hari dan lebih dari atau sama (P>0.05) antara aktivitas fisik (aktivitas hari
dengan 300 g per hari atau setara dengan 3 kuliah dan aktivitas hari libur) saat penelitian
porsi sayur. Untuk memenuhi kebutuhan serat dengan indeks massa tubuh. Tidak terdapat
standar yang digunakan adalah 3 porsi per hari hubungan yang signifikan pada kedua variabel
(300 g).13 tersebut diduga karena mayoritas sampel
Berdasarkan data pada Tabel 6 juga dapat memiliki aktivitas fisik yang sama yaitu pada
diketahui sebagian besar contoh (91,7%) secara kategori ringan.
Namun jika dilihat berdasarkan Tabel 5 persentasi lemak tubuh terutama lemak
menunjukkan bahwa seluruh sampel gemuk viseral.15,16
memiliki aktivitas fisik pada kategori ringan Aktivitas fisik ringan akan memudahkan
sebesar (12.2%). Hal berbeda ditujukkan pada terjadinya penumpukan lemak tubuh. Proses
sampel yang normal sebagian besar memiliki timbulnya lemak di sekeliling tubuh berlangsung
aktivitas fisik pada kategori sedang sebesar perlahan, lama dan seringkali tidak disadari.
(63.3%). Namun pada sampel yang obese justru Orang obese menghabiskan lebih banyak energi
sebagian besar memiliki aktivitas fisik pada untuk aktivitas fisik, namun bisa menunjukan
kategori sedang (27.3%). Hasil penelitian ini lebih sedikit aktivitas karena berat badan yang
tidak sejalan penelitian Dewintami15, lebih besar, terutama aktivitas yang ringan
menunjukkan bahwa aktivitas fisik pada hari (g/hari) (91,7%). Sebagian besar sampel
kerja berhubungan signifikan dengan status IMT memiliki aktivitas fisik pada kategori ringan,
dan komposisi lemak tubuh. Semakin tinggi baik untuk aktivitas di hari kuliah (93.3%), di
aktivitas fisik seseorang, maka status gizinya hari libur (83.3%) maupun di hari (kuliah dan
semakin baik. Aktivitas fisik berkaitan dengan libur) (81.7%).
Aktifitas fisik tergeser menjadi tidak baik United States–Affiliated Pacific Region
akibat gaya hidup dan perilaku yang salah, dan compared with the 48 contiguous states: The
diperparah dengan kondisi masyarakat yang Children’s Healthy Living Program.
mengkonsumsi makanan kurang sehat dan tidak American journal of public health.
bergizi. Gaya hidup mempengaruhi kebiasaan 2015;105(1):e22-e35.
makan seseorang atau sekelompok orang dan 3. Djalalinia S, Kelishadi R, Qorbani M,
berdampak tertentu khususnya berkaitan dengan Peykari N, et al. A Systematic Review on
gizi. Pergeseran pola atau gaya gidup cenderung the Prevalence of Overweight and Obesity,
mempengaruhi komposisi lemak tubuh in Iranian Children and Adolescents.
seseorang.17 Hasil penelitian Fitri et al18, Iranian journal of pediatrics. 2016;26(3).
kegiatan aktivitas fisik yang dilakukan secara 4. Depkes. Riset Kesehatan Dasar
baik dan teratur berdampak terhadap komposisi (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Badan
tubuh yang lebih baik dan seimbang. Hal ini Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bugar Departemen Kesehatan RI; 2007.
sehingga seseorang menjadi lebih produktif. 5. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Pertama. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.; 2013. doi:1
KESIMPULAN Desember 2013.
6. Balitbangkes. Laporan Riset Kesehatan
Hasil penelitian dapat disimpulkan ternate
Dasar 2013 Provinsi Aceh. Pertama.
tidak menunjukan hubungan yang signifikan
Jakarta: Badan Penelitian dan
antara aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh
Pengembangan Kesehatan. Kementerian
(IMT) dan komposisi lemak tubuh (p>0.05).
Kesehatan RI; 2013. internal-
Namun seluruh sampel gemuk memiliki
pdf://99.171.174.108/Riskesdas Tahun
aktivitas fisik pada kategori ringan sebesar
2013 Provinsi Aceh.pdf internal-
(12.2%) dan sampel yang normal memiliki
pdf://0830058170/LAPORAN PSG 2015
aktivitas fisik pada kategori sedang sebesar
ACEH BERDASARKAN
(63.3%).
KABUPATEN.pdf.
Disarankan, pentingnya meningkatkan
7. Sun Y, Sekine M, Kagamimori S. Lifestyle
aktivitas fisik dan meningkatkan konsumsi buah
and overweight among Japanese
dan sayur guna memelihara indeks massa tubuh
adolescents: the Toyama birth cohort study.
dan komposisi lemak tubuh yang ideal.
Journal of epidemiology. 2009;19(6):303-
Mengingat aktivitas sampel yaitu mahasiswa
310.
sebagian besar alokasi waktu lebih besar pada
8. Rathnayake KM, Roopasingam T,
aktivitas belajar, makan dan berkenderaan maka
Wickramasighe VP. Nutritional and
perlu ditingkatkan dengan melakukan olahraga
behavioral determinants of adolescent
seperti berjalan kaki, senam aerobik dan lain-
obesity: a case–control study in Sri Lanka.
lain di waktu luang jam kuliah dan hari libur.
BMC public health. 2014;14(1):1291.
9. SHAN X, Xi B, Cheng H, HOU D, Wang Y,
Mi J. Prevalence and behavioral risk factors
DAFTAR PUSTAKA
of overweight and obesity among children
1. Lissau I, Overpeck MD, Ruan WJ, Due P, aged 2–18 in Beijing, China. Pediatric
Holstein BE, Hediger ML. Body mass index Obesity. 2010;5(5):383-389.
and overweight in adolescents in 13 10. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
European countries, Israel, and the United Gramedia Pustaka Utama; 2002.
States. Archives of pediatrics & adolescent 11. Pasquale LR, Kang JH. Lifestyle, nutrition
medicine. 2004;158(1):27-33. and glaucoma. Journal of glaucoma.
2. Novotny R, Fialkowski MK, Li F, Paulino 2009;18(6):423.
Y, et al. Systematic review of prevalence of 12. James WPT, Schofield EC. Human Energy
young child overweight and obesity in the Requirements. A Manual for Planners and