JURNAL

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, KONFLIK PERAN,

KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDITOR


DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi Empiris pada KAP di DKI Jakarta)

Helvy Aprilianti1), Hardi2), Volta Diyanto2)


1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau
2) Dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau
Email : helvy.aprilianti@student.unri.ac.id

The Influence of Competence, Independence, Role Conflict, Role Ambiguity on


Auditor Performance with Emotional Quotient as a Moderating Variable
(Empirical Studies at Public Accountant Firms in DKI Jakarta)

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of competence, independence,


role conflict, role ambiguity on auditor performance with emotional quotient as a
moderating variable at public accountant firms in The Special Capital Region of
Jakarta. The population of this research is 274 public accountant firms. Further,
the sample method used was purposive sampling technique that obtained specific
sample criterion which was only 54 internationally affiliated public accountant
firms selected for this study. The data gathered in this study is the primary data
which were collected through questioners. As much as 162 questioners spread to
the participants, there were only 90 questioners returned completely. The data
analysis technique in this study is multiple linear regression and moderate
regression analysis method using SPSS 23 statistics software. The result of the
study proved that there is a significant influence among competence,
independence, role conflict, role ambiguity on auditor performance. Emotional
quotient can be a moderating variable to competence, independence, role conflict,
role ambiguity.

Keywords : competence, independence, role conflict, role ambiguity, emotional


quotient, auditor performance

PENDAHULUAN kemampuan yang berkualitas.


Kemampuan seorang auditor
Auditor dapat diartikan sebagai dicerminkan dalam kinerja saat
seseorang yang memberikan dan bekerja (Putri, 2015).
menyatakan pendapat atas kewajaran Seorang auditor harus memiliki
laporan keuangan perusahaan atau kinerja yang baik dan dapat
organisasi, dan menyesuaikan menghasilkan laporan audit yang
laporan yang dibuat sesuai dengan berkualitas, oleh sebab itu auditor
prinsip - prinsip akuntansi yang perlu mengetahui hal-hal yang
berlaku umum. Auditor adalah mampu meningkatkan kinerjanya
profesi dimana harus memiliki untuk menambah kualitas
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 1
pemeriksaan. (Ardika dan khusus akan mendorong
Wirakusuma, 2016). meningkatnya kemampuan mereka
Kasus terkait dengan kinerja dalam bekerja. (Andika, 2017).
auditor seperti yang dialami oleh Kedua, Independensi. Untuk
Ernst & Young Indonesia yang menghasilkan kinerja yang
didenda di Amerika Serikat (AS). memuaskan, seorang auditor harus
Kantor akuntan mitra E&Y di memiliki sikap yang jujur atau
Indonesia telah sepakat membayar independen dalam melaporkan hasil
denda senilai US$ 1 juta (sekitar Rp audit terhadap laporan keuangan.
13,3 miliar) kepada regulator AS, Independensi merupakan bebas dari
divonis gagal melalukan audit pengaruh, tidak dikendalikan oleh
laporan keuangan kliennya. Anggota pihak lain, tidak bergantung pada
jaringan E&Y di Indonesia yang pihak lain (Islahuzzaman, 2012:179).
mengumumkan hasil audit atas Ketiga, Konflik Peran.
perusahaan telekomunikasi pada Menurut Hanna dan Firnanti (2013)
2011 memberikan opini yang konflik peran merupakan bentuk
didasarkan atas bukti yang tidak ketidaksesuaian antara mekanisme
memadai. Namun afiliasi E&Y di pengendalian birokrasi dan norma,
Indonesia merilis laporan hasil audit aturan, etika maupun kemandirian
dengan status wajar tanpa dari profesional. Penekanan dari
pengecualian gambaran konflik peran ini adalah
(WTP)(http://bisnis.tempo.co,2017). pada adanya ketidaksesuaian peran
Dari kasus tersebut, peran yang harus dilakukan oleh auditor
auditor terkait pemeriksaan audit dilihat dari tuntutan profesionalisme
terbukti tidak dapat melaksanakan dari profesi auditor. Ketidaksesuaian
auditnya dengan profesional, tersebut dinilai sebagai sebuah
sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk konflik peran.
kinerja auditor mengalami penurunan Keempat, Ketidakjelasan
serta kurang berhati-hati dalam Peran. Ketidakjelasan peran yang
melakukan audit terhadap laporan tinggi dapat mengurangi kepercayaan
keuangan. diri seseorang dalam kemampuannya
Beberapa faktor – faktor yang untuk bekerja dengan efektif (Liman,
mempengaruhi kinerja auditor. 2018). Ketidakjelasan peran (role
Pertama, Kompetensi. Menurut ambiguity) muncul karena terjadi
Arens, et al (2012:42) menyatakan kesenjangan antara jumlah informasi
bahwa kompetensi sebagai keharusan yang dimiliki seseorang dengan yang
bagi auditor untuk memiliki dibutuhkannya untuk dapat
pendidikan formal dibidang auditing melaksanakan perannya dengan
dan akuntansi, pengalaman praktik tepat. Ketidakjelasan peran dapat
yang memadai bagai pekerjaan yang mengakibatkan individu menjadi
sedang dilakukan, serta mengikuti tidak tenang, tidak puas, dan
pedidikan professional yang menurunkan kinerja auditor
berkelanjutan. (Trisnawati, 2015).
Semakin kuat kompetensi yang Seorang auditor yang baik
dimiliki individu yang diperoleh dari tidak hanya harus memiliki
pendidikan, pengalaman dan kompetensi, dan independensi saja
pembelajaran terhadap keterampilan tapi harus memiliki kecerdasan
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 2
emosional yang baik. Dengan adanya KAP seluruh Bali yang terdaftar
kecerdasan emosional yang baik, dalam IAPI 2016 yang seluruhnya
maka dapat melemahkan role stress terletak di Kota Denpasar, maka
dan stress kerja. Menurut Lubis penelitian ini dilakukan pada Kantor
(2011:105) orang - orang yang Akuntan Publik (KAP) di DKI
mengetahui emosi mereka sendiri Jakarta.
dan ahli membaca emosi orang lain Berdasarkan latar belakang di
mungkin lebih efektif dalam atas, maka rumusan masalah dalam
pekerjaan mereka. penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kecerdasan emosional adalah Apakah kompetensi, independensi,
kemampuan memantau dan konflik peran, ketidakjelasan peran
mengendalikan perasaan sendiri dan berpengaruh terhadap kinerja auditor
orang lain serta menggunakan dengan kecerdasan emosional
perasaan – perasaan tersebut untuk sebagai variabel moderasi?
memandu pikiran dan tindakan, Tujuan yang ingin dicapai
sehingga kecerdasan emosional dalam penelitian ini, yaitu : Untuk
sangat diperlukan untuk sukses mengetahui dan membuktikan
dalam bekerja dan menghasilkan pengaruh kompetensi, independensi,
kinerja yang menonjol dalam konflik peran, ketidakjelasan peran
pekerjaan (Liman, 2017). terhadap kinerja auditor dengan
Variabel kecerdasan emosional kecerdasan emosional sebagai
telah banyak digunakan sebagai variabel moderasi.
variabel independen dalam
penelitian-penelitian sebelumnya dan TINJAUAN PUSTAKA
menunjukkan hasil yang berbeda-
beda, sehingga pada penelitian ini Kinerja Auditor
akan menguji kembali variabel Pengertian kineja auditor
kecerdasan emosional sebagai menurut Mulyadi (2010:34) adalah
variabel moderasi antara kompetensi, akuntan publik yang melakukan
independensi, konflik peran dan penugasan pemeriksaan
ketidakjelasan peran terhadap kinerja (examination) secara obyektif atas
auditor. laporan keuangan suatu perusahaan
Penelitian ini merupakan atau organisasi lain dengan tujuan
pengembangan dari penelitian Liman menentukan apakah laporan
(2017). Dalam penelitian ini, peneliti keuangan tersebut menyajikan secara
juga menambahkan dua variabel wajar sesuai dengan prinsip
independen lainnya yang berpotensi akuntansi yang berlaku umum, dalam
ikut mempengaruhi kinerja auditor semua hal yang material, posisi
yang diduga memberi andil besar keuangan dan hasil usaha
dalam mempengaruhi kinerja auditor perusahaan.
dan dari penelitian sebelumnya hasil
yang dicapai belum konsisten. Kompetensi
Perbedaan penelitian ini Menurut Arens, et al
dibandingkan dengan penelitian (2012:42) menyatakan bahwa
sebelumnya terletak dalam sampel kompetensi sebagai keharusan bagi
dan tahun penelitian. Sampel auditor untuk memiliki pendidikan
penelitian sebelumnya terdapat pada formal dibidang auditing dan
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 3
akuntansi, pengalaman praktik yang jelas dan hubungan lainnya.
memadai bagai pekerjaan yang Yulistiani (2015) menyatakan
sedang dilakukan, serta mengikuti individu dapat mengalami
pedidikan professional yang ketidakjelasan peran jika mereka
berkelanjutan. Menurut Andika merasa tidak adanya kejelasan peran
(2017) mendefinisikan kompetensi sehubungan dengan ekspetasi
sebagai keahlian yang secara pekerjaan, seperti kurangnya
eksplisit dapat digunakan untuk informasi yang diperlukan untuk
melakukan audit secara objektif. menyelesaikan pekerjaan atau tidak
memperoleh kejelasan mengenai
Independensi tugas-tugas dari pekerjannya.
Menurut Arens et al
(2012:111) independensi berarti Kecerdasan Emosional
sikap mental yang bebas dari Menurut Robbins dan Timoty
pengaruh, tidak dikendalikan oleh (2009:335), kecerdasan emosional
pihak lain, tidak tergantung pada sebagai kemampuan seseorang untuk
orang lain. Independensi juga berarti mendeteksi serta mengelola petunjuk
adanya kejujuran dalam diri auditor - petunjuk dan informasi emosional.
dalam mempertimbangkan fakta dan Kecerdasan emosional merupakan
adanya pertimbangan yang objektif kemampuan untuk memotivasi diri
tidak memihak dalam merumuskan sendiri dan bertahan menghadapi
dan menyatakan pendapatnya. frustasi, mengendalikan dorongan
hati dan tidak melebih ebihkan
Konflik Peran kesenangan, mengatur suasana hati
Menurut Lubis (2011:57) dan menjaga agar beban stres tidak
konflik peran merupakan suatu melumpuhkan kemampuan berfikir,
gejala psikologis yang dialami oleh berempati dan berdoa. Kecerdasan
anggota organisasi yang bisa emosional sangat dipengaruhi oleh
menimbulkan ketidaknyamanan lingkungan, tidak bersifat menetap,
dalam bekerja dan berpotensi dapat berubah - ubah setiap saat.
menurunkan motivasi kerja. Menurut
Trisnawati (2015) menyatakan Kerangka Pemikiran dan
bahwa, konflik peran sering terjadi Hipotesis
jika dalam menjalankan tugas
terdapat dua atau tiga perintah Pengaruh Kompetensi Terhadap
berbeda secara bersama – sama Kinerja Auditor
sehingga melaksanakan satu intruksi Kompetensi merupakan faktor
dapat menimbulkan diabaikannya penentu bagi seseorang dalam
intruksi yang lain. menghasilkan kinerja yang sangat
baik. Kompetensi auditor berkaitan
Ketidakjelasan Peran dengan seseorang yang memiliki
Menurut Lubis (2011:58) pengetahuan diperoleh dari
ketidakjelasan peran merupakan pendidikan, keahlian, keterampilan
tidak cukupnya informasi yang dan pengalaman serta memiliki sikap
dimiliki serta tidak adanya arah dan dan perilaku etis dalam menjalankan
kebijakan yang jelas, ketidakpastian pekerjaannya. Semakin kuat
tentang otoritas, kewajiban yang kompetensi yang dimiliki individu
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 4
yang diperoleh dari pendidikan, timbul konflik antara tugas yang
pengalaman dan pembelajaran diemban oleh KAP dan permintaan
terhadap keterampilan khusus akan yang disampaikan klien sehingga
mendorong meningkatnya mempengaruhi kinerja auditor.
kemampuan mereka dalam bekerja. H3 : Konflik peran berpengaruh
Jika tanggung jawab yang diberikan terhadap kinerja auditor
kepada individu sesuai dengan
kompetensi yang mereka miliki Pengaruh Ketidakjelasan Peran
maka motivasi individu untuk Terhadap Kinerja Auditor
melaksanakan pekerjaan akan Ketidakjelasan peran muncul
semakin kuat (Andika, 2017). karena adanya tidak cukup nya
H1 : Kompetensi berpengaruh informasi yang diperlukan untuk
terhadap kinerja auditor menyelesaikan tugas-tugas atau
pekerjaan yang diberikan dengan
Pengaruh Independensi Terhadap cara memuaskan. Individu yang
Kinerja Auditor mengalami ketidakjelasan peran akan
Seorang auditor yang mengalami kecemasan, menjadi
memiliki independensi dalam tidak puas dan melakukan pekerjaan
program audit, verifikasi, dan kurang efektif sehingga akan
pelaporan yang tinggi maka dia tidak menurunkan kinerja (Yulistiani,
akan mudah dipengaruhi oleh pihak 2015).
lain dalam melakukan pertimbangan H4 : Ketidakjelasan peran
fakta-fakta yang ditemui pada saat berpengaruh terhadap kinerja
melakukan pemeriksaan dan auditor
melaporkan hasil temuan auditnya
sehingga akan mempengaruhi Pengaruh Kompetensi Terhadap
pencapaian pelaksaan suatu Kinerja Auditor Dengan
pekerjaan yang semakin baik atau Kecerdasan Emosional sebagai
dengan kata lain kinerjanya semakin Variabel Moderasi
baik (Made, 2016). Auditor yang memiliki
H2 : Independensi berpengaruh pengetahuan dan pengalaman yang
terhadap kinerja auditor baik akan lebih memahami berbagai
masalah serta lebih mudah
Pengaruh Konflik Peran Terhadap memahami perkembangan yang
Kinerja Auditor semakin kompleks dalam lingkungan
Menurut Trisnawati (2015) audit. Bagi seorang auditor
menyatakan bahwa, konflik peran kecerdasan emosional tentunya
terjadi jika dalam menjalankan tugas penting, karena dalam setiap
terdapat dua atau tiga perintah penugasan seorang auditor berperan
berbeda secara bersama-sama sebagai pihak independen yang
sehingga melaksanakan satu intruksi diberi tanggung jawab untuk
dapat menimbulkan diabaikannya menemukan dan menyelesaikan
intruksi yang lain. Kondisi ini terjadi masalah yang terjadi pada
karena kadangkala klien juga perusahaan yang diaudit. Kecerdasan
meminta layanan lain yang emosional juga dapat berbicara
dimaksudkan untuk meningkatkan tentang motivasi, kompetensi
kinerja keuangan perusahaan. Di sini kedewasaan pemikiran, pembentukan
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 5
pribadi yang berkarakter yang terjadinya stres kerja dan
memiliki integritas. Upaya paling menghambat kinerja auditor
tepat bagaimana membina diri dan (Syafariah, 2017). Kecerdasan
membina sumber daya manusia guna emosional adalah kemampuan
pencapaian kinerja maksimal di mengenal perasaan diri sendiri dan
organisasi adalah dengan perasaan orang lain, memotivasi diri
membiasakan melatih kematangan sendiri serta mengelola emosi
kepribadian (Liman, 2017). dengan baik pada diri sendiri dan
H5 : Kecerdasan emosional dapat dalam hubungan dengan orang lain.
memoderasi hubungan kompetensi Dengan adanya pengaruh kecerdasan
terhadap kinerja auditor emosional terhadap hubungan
konflik peran dan kinerja, diharapkan
Pengaruh Independensi Terhadap bahwa seseorang yang dihadapi
Kinerja Auditor Dengan konflik peran dapat melaksanakan
Kecerdasan Emosional sebagai tugasnya dengan baik. Karena
Variabel Moderasi didalam kecerdasan emosional
Secara khusus auditor terdapat keterampilan sosial untuk
memerlukan kecerdasan emosional manajemen konflik sehingga
karena dalam lingkungan kerjanya negoisasi dan pemecahan silang
auditor berinteraksi dengan banyak pendapat bias dilakukan untuk tujuan
orang. Kecerdasan emosional yang yang sama (Patria, 2016).
baik juga dapat membuat auditor H7 : Kecerdasan emosional dapat
dapat mengendalikan emosinya memoderasi hubungan konflik
sehingga dapat menjaga peran terhadap kinerja auditor
independensi dengan baik. Masalah
yang dapat diatasi dengan adanya Pengaruh Ketidakjelasan Peran
kecerdasan emosional yang baik Terhadap Kinerja Auditor Dengan
antara lain mencegah atas ancaman Kecerdasan Emosional sebagai
kedekatan terhadap klien yang telah Variabel Moderasi
lama bekerja sama dengan auditor, Seseorang yang memiliki
dan menghindari keinginan auditor kecerdasan emosional yang baik
untuk menerima uang dari klien memiliki keterampilan sosial yang
dengan tujuan untuk tidak akan berguna untuk menghadapi
menyajikan laporan kesalahan – ketidakpastian lingkungan. Dengan
kesalahan yang dilakukan oleh klien adanya kecerdasan emosional maka
selama masa audit (Liman, 2017). seseorang akan memiliki pengaturan
H6 : Kecerdasan emosional dapat diri dimana akan mudah melakukan
memoderasi hubungan adaptibilitas terhadap lingkungan,
independensi terhadap kinerja dan termotivasi untuk melakukan
auditor insiatif apabila mendapatkan
halangan atau tantangan - tantangan,
Pengaruh Konflik Peran Terhadap seperti melakukan pendekatan dan
Kinerja Auditor Dengan berkomunikasi dengan baik sehingga
Kecerdasan Emosional sebagai ketidakjelasan peran bisa dihilangkan
Variabel Moderasi (Afifah, 2015).
Ketika seseorang mengalami Masalah ketidakpastian peran
konflik peran, menyebabkan karena kurangnya informasi yang
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 6
dimiliki oleh auditor tersebut dalam auditor merupakan hasil kerja
dunia kerja auditor bukanlah suatu akuntan publik yang dapat
hal yang hanya membutuhkan memenuhi kualitas, kuantitas dan
kemampuan intelektualnya, tetapi tepat waktu. Kualitas kerja yakni
dalam menyelesaikan masalah mutu kerja auditor, kuantitas kerja
tersebut kemampuan emosi atau yakni hasil kerja auditor dan tepat
kecerdasan emosi lebih banyak waktu yakni kesesuaian waktu yang
diperlukan. Apabila seorang auditor telah ditentukan. Maka itu kinerja
dapat menyelesaikan masalah auditor sangat penting bagi
ketidakpastian peran dalam dunia profesinya. (Putri, 2015).
kerjanya dengan emosi yang stabil
maka akan menghasilkan kinerja Variabel Independen
yang lebih baik pula (Cendana, Cintyaningsih (2015)
2018). menyatakan bahwa seorang auditor
H8 : Kecerdasan emosional dapat dalam melaksanakan audit harus
memoderasi hubungan memiliki mutu personal yang baik,
ketidakjelasan peran terhadap pengetahuan yang memadai serta
kinerja auditor keahlian khusus di bidangnya.
Kompetensi berkaitan dengan
METODE PENELITIAN keahlian profesional yang dimiliki
auditor sebagai hasil dari pendidikan
Populasi dalam penelitian ini formal, ujian profesional serta
adalah Kantor Akuntan Publik keikutsertaan dalam pelatihan,
(KAP) yang berada di wilayah DKI seminar, dan simposium.
Jakarta yang berjumlah 274 kantor. Kompetensi merupakan faktor
Pengambilan sampel dalam penentu bagi seseorang dalam
penelitian ini dilakukan secara menghasilkan kinerja yang sangat
purposive sampling. Sampel diambil baik (Andika, 2017).
berdasarkan kriteria yaitu Kantor Independensi merupakan
Akuntan Publik (KAP) yang bebas dari pengaruh, tidak
memiliki afiliasi dengan Kantor dikendalikan oleh pihak lain, tidak
Akuntan Publik Internasional. bergantung pada pihak lain. Auditor
Sampel penelitian ini adalah auditor yang independen adalah auditor
yang bekerja di 54 KAP yang ada di yang tidak dipengaruhi oleh berbagai
wilayah DKI Jakarta. Setiap KAP kekuatan yang berasal dari luar diri
disebarkan 3 kuesioner. Jenis data auditor dalam mempertimbangkan
yang digunakan dalam penelitian ini fakta yang dijumpainya dalam audit
adalah data primer dengan (Islahuzzaman, 2012:179)
menggunakan media kuesioner.
Konflik peran yaitu konflik
yang timbul karena mekanisme
Definisi Operasional Variabel
pengendalian birokraatis organisasi
Variabel Dependen
Kinerja auditor merupakan tidak sesuai dengan norma, aturan
sesuatu yang dicapai/prestasi yang etika, dan kemandirian profesional.
diperlihatkan/kemampuan kerja Dalam lingkungan kerja akuntan
sampai dengan periode tertentu publik, konflik peran timbul
(Islahuzzaman, 2012:225). Kinerja sehubungan dengan dua rangkaian

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 7


tuntutan yang bertentangan. yang berlaku untuk umum atau
Kesulitan ini timbul sehubungan generslisasi (Sugiyono, 2014:206).
dengan beberapa faktor, seperti
koordinasi arus kerja, kecukupan Uji Kualitas Data
wewenang, kecukupan komunikasi, Uji Validitas
dan kemampuan adaptasi (Lubis, Uji validitas dihitung dengan
2011:56). menggunakan korelasi pearson
Menurut Lubis (2011 : 58) (pearson corelation) dan setelah
ketidakjelasan peran merupakan dilakukan pengukuran dengan SPSS
tidak cukupnya informasi yang akan dilihat tingkat signifikan atas
dimiliki serta tidak adanya arah dan semua pertanyaan (Ghozali,
kebijakan yang jelas, ketidakpastian 2011:52).
tentang otoritas, kewajiban yang
jelas dan hubungan lainnya. Uji Reliabilitas
Ketidakjelasan peran dapat Uji reliabilitas dalam
mengakibatkan individu menjadi penelitian ini dilakukan dengan
tidak tenang, tidak puas, dan melihat koefisien Cronbach’s Alpha.
menurunkan kinerja mereka Suatu variabel dapat dikatakan
(Syafariah, 2017). reliabel jika memberikan nilai
Cronbach’s Alpha> 0,600.
Variabel Moderasi
Kecerdasan emosional Uji Asumsi Klasik
merupakan kemampuan untuk Uji Normalitas
memotivasi diri sendiri dan bertahan Uji Normalitas digunakan
menghadapi frustasi, mengendalikan untuk menguji apakah dalam sebuah
dorongasn hati dan tidak melebih model regresi variabel dependen,
lebihkan kesenangan, mengatur variabel independent atau keduanya
suasana hati dan menjaga agar beban mempunyai distribusi normal atau
stres tidak melumpuhkan tidak. Model regresi yang baik
kemampuan berfikir, berempati dan adalah jika distribusi datanya normal
berdoa (Susanti, 2017). atau mendekati normal (Ghozali,
2011:160). Untuk Pengujian
Metode Analisis Data normalitas pada penelitian ini
Metode statistik yang menggunakan 2 teknik yaitu
digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan pengujian Kolmogorof
adalah dengan menggunakan regresi Smirnov dan menggunakan grafik
linier berganda dengan bantuan Histogram.
perangkat lunak SPSS 23.
Uji Multikoliniearitas
Statistik Deskriptif Menurut Ghozali (2011: 63)
Statistik deskriptif adalah bahan uji multikolonearitas bertujuan
statistik yang digunakan untuk untuk menguji apakah model regresi
menganalisa data dengan cara ditemukan adanya korelasi antar
mendeskripsikan atau variable independen, kriteria
menggambarkan data yang telah terjadinya multikoliniaritas dapat
terkumpul sebagaimana adanya tanpa dilihat dari nilai Tolerance dan
bermaksud membuat kesimpulan
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 8
lawanya yaitu nilai Variance Moderate Regression Analysis
Inflation Factor (VIF). (MRA)
Moderate Regression
Uji Heteroskedastisitas Analysis (MRA) merupakan aplikasi
Uji heteroskedastisitas khusus menangani interaksi
bertujuan menguji apakah dalam perkalian dua atau lebih variabel
model regresi terjadi ketidaksamaan independen. Penelitian ini
variance dari residual satu menggunakan uji interaksi untuk
pengamatan ke pengamatan yang menguji variabel moderasi yang
lain (Ghozali, 2011: 77). Cara yang berupa kecerdasan emosional.
digunakan dalam pengujian ini Sehingga dapat menjelaskan
adalah dengan analisis grafik plot pengaruh variabel moderasi dalam
antara nilai prediksi variabel terikat memperkuat atau memperlemah
(ZPRDCH) dengan residualnya hubungan antara variabel independen
(SRESID). dan dependen. Model persamaan
MRA yang digunakan sebagai
Uji Autokorelasi berikut:
Autokorelasi dideteksi
1.
dengan nilai Durbin-Watson. Uji ( )
Durbin-Watson adalah sebuah tes
2.
yang digunakan untuk mendeteksi
( )
terjadinya autokorelasi pada nilai
3.
residual (prediction errors) dari
( )
sebuah analisis regresi (Ghozali,
4.
2011:68).
( )
Keterangan :
Analisis Regresi Linear Berganda
Y =Kinerja auditor
Analisis regresi berganda
=Konstanta
adalah analisis tentang hubungan
=Koefisien regresi
antara satu dependent variabel
dengan dua atau lebih independent =Kompetensi
variabel. =Independensi
=Konflik peran
=Ketidakjelasan peran
Keterangan : =Kecerdasan emosional
Y = Kinerja auditor =Variabel Pengganggu
= Konstanta
= Koefisien regresi Uji Hipotesis
= Kompetensi Uji t
Menurut Ghozali (2011) uji
= Independensi
statistic t pada dasarnya
= Konflik Peran
menunjukkan seberapa jauh
= Ketidakjelasan Peran
pengaruh satu variabel independen
=Variabel Pengganggu
secara individual dalam

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 9


menerangkan variabel dependen. digunakan dalam penelitian ini
Pengujian dilakukan dengan adalah reliabel.
menggunakan significance level 0,05
(α=5%). Hasil Uji Normalitas Data

Koefisien Determinasi Gambar 1


Uji koefisien determinasi (R2)
intinya adalah mengukur tingkat
ketepatan dari regresi linear
berganda yaitu persentase
sambungan (goodress of fit) dari
variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Sumber: Olahan Data SPSS, 2019
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Dari gambar P-Plot diatas dapat
Hasil Uji Validitas dilihat data menyebar di sekitar garis
Dalam penelitian ini df = n-2 diagonal dan mengikuti arah garis
(90-2) = 88, sehingga didapat r tabel diagonal atau grafik histogramnya
untuk df (88) = 0,207. semua item menunjukkan pola distribusi normal,
pertanyaan baik pada variabel maka model regresi memenuhi
independen maupun dependen asumsi normalitas.
bernilai rhitung> rtabel, dapat
disimpulkan seluruh item pertanyaan Hasil Uji Multikolinearitas
dinyatakan valid.
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas Data Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF

Tabel 1 (Constant)

Cronbach’s Nilai Kompetensi 0.686 1.457


Variabel
Alpha Kritis Independensi 0.622 1.609
Kinerja Auditor (Y) 0,855 0,600
Konflik Peran 0.898 1.113
Kompetensi (X1) 0,837 0,600
Independensi (X2) 0,713 0,600 Ketidakjelasan
0.771 1.297
Konflik Peran (X3) 0,921 0,600 Peran
Ketidakjelasan Peran Sumber: Olahan Data SPSS, 2019
0,801 0,600
(X4)
Kecerdasan Emosional
0,941 0,600
(Xm) Tabel di atas menunjukkan
Sumber: Olahan Data SPSS, 2019 bahwa keseluruhan nilai tolerance
yang dihasilkan dalam penelitian ini
Nilai koefisien Alpha dari berada diantara 0.1-1.0, dan nilai
variabel-variabel yang diteliti VIF diantara 1.0-10. Dengan
menunjukkan hasil yang beragam demikian disimpulkan bahwa
dan variabel menghasilkan nilai keseluruhan variabel bebas yang
Cronbach’s Alpha lebih besar dari digunakan dalam penelitian terbebas
0,600. Dengan demikian dapat dari asumsi multikolinieritas.
disimpulkan bahwa alat ukur yang

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 10


Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Moderate Regression
Dari gambar Scatterplot Analysis Pertama
dibawah terlihat data menyebar Hasil persamaan Moderate
secara acak diatas dan dibawah titik Regression Analysis pada dalam
0 pada sumbu Y, maka tidak terdapat analisis ini adalah :
heteroskedastisitas. Y = 1,523 + 0,302X1 + 0,089X5+
0,055X1.X5
Gambar 2
Hasil Uji Moderate Regression
Analysis Kedua
Hasil persamaan Moderate
Regression Analysis pada dalam
analisis ini adalah :
Y = 1,786 + 0,245X2 - 0,149X5+
0,116X2.X5
Sumber: Olahan Data SPSS, 2019
Hasil Uji Moderate Regression
Hasil Uji Autokorelasi Analysis Ketiga
Hasil persamaan Moderate
Tabel 3 Regression Analysis pada dalam
Model Summaryb
Adjuste Std. Error
analisis ini adalah :
R dR of the
Durbin- Y = 2,901 - 0,133X3 - 0,027X5+
Model R Watson
Square Square Estimate 0,101X3.X5
0.486 0.30436 1.885
1 .714a 0.509
Hasil Uji Moderate Regression
a. Predictors: (Constant), Ketidakjelasan Peran, Konflik
Analysis Keempat
Peran, Kompetensi, Independensi
Hasil persamaan Moderate
b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber: Olahan Data SPSS, 2019 Regression Analysis pada dalam
analisis ini adalah :
Berdasarkan hasil diatas Y = 2,729 - 0,010X4 - 0,2337X5+
diketahui nilai dhitung (Durbin 0,144X4.X5
Watson) 1,539 terletak antara 2 dan
PEMBAHASAN
+2 = 2 < 1,539 < +2. Dapat
disimpulkan bahwa tidak
Kompetensi Berpengaruh
ditemukannya autokorelasi dalam
Terhadap Kinerja Auditor
model regresi.
Dari hasil penelitian diketahui
bahwa variabel kompetensi (X1)
Hasil Analisis Regresi Linear nilai t-hitung 3,175 lebih besar
Berganda daripada t-tabel 1,989 dan taraf
Berdasarkan hasil perhitungan
signifikasi 0,002 lebih kecil daripada
dengan program SPSS 23 diperoleh
tingkat keyakinan 5% atau 0,05.
persamaan regresi linier berganda
Maka hipotesis diterima sehingga
sebagai berikut :
mengindikasikan bahwa adanya
Y = -0,223 + 0,332X1 + 0,332X2+
pengaruh signifikan antara
0,193X3 + 0,219X4
kompetensi dengan kinerja auditor.
Hal ini mengindikasikan bahwa
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 11
apabila seorang auditor memiliki daripada t-tabel 1,989 dan taraf
kompetensi yang baik maka akan signifikasi 0,014 lebih kecil daripada
menghasilkan audit yang berkualitas tingkat keyakinan 5% atau 0,05.
serta meningkatkan kinerja auditor Maka hipotesis diterima sehingga
tersebut. mengindikasikan bahwa adanya
pengaruh signifikan antara
Independensi Berpengaruh ketidakjelasan peran dengan kinerja
Terhadap Kinerja Auditor auditor. Artinya kinerja auditor akan
Dari hasil penelitian diketahui mengalami penurunan apabila
bahwa variabel independensi (X2) mengalami ketidakjelasan peran.
nilai t-hitung 2,627 lebih besar
daripada t-tabel 1,989 dan taraf Interaksi Kompetensi dan
signifikasi 0,010 lebih kecil daripada Kecerdasan Emosional
tingkat keyakinan 5% atau 0,05. Berpengaruh Terhadap Kinerja
Maka hipotesis diterima sehingga Dari hasil pengujian MRA dapat
mengindikasikan bahwa adanya dilihat bahwa t-hitung sebesar 2,072
pengaruh signifikan antara dengan nilai signifikansi sebesar
independensi dengan kinerja auditor. 0,041. Karena nilai signifikansi lebih
Hal ini mengindikasikan bahwa kecil dari 5% dan nilai t-hitung 2,072
seorang auditor yang menegakkan lebih besar dari t-tabel 1,989 maka
independensi yang tinggi maka akan hipotesis diterima sehingga
meningkatkan kinerja auditor mengindikasikan bahwa adanya
tersebut. pengaruh signifikan antara
kompetensi dan kecerdasan
Konflik Peran Berpengaruh emosional terhadap kinerja auditor..
Terhadap Kinerja Auditor Artinya apabila auditor yang
Dari hasil penelitian diketahui berkompeten dalam melakukan
bahwa variabel konflik peran (X3) pekerjaannya, maka akan
nilai t-hitung 2,883 lebih besar menghasilkan audit yang berkualitas.
daripada t-tabel 1,989 dan taraf Kecerdasan emosional yang baik
signifikasi 0,005 lebih kecil daripada sangat penting bagi seorang auditor,
tingkat keyakinan 5% atau 0,05. sehingga auditor lebih mudah
Maka hipotesis diterima sehingga menghadapi masalah yang kompleks
mengindikasikan bahwa adanya pada saat melakukan audit sehingga
pengaruh signifikan antara konflik akan meningkatkan kinerja.
peran dengan kinerja auditor. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin Interaksi Independensi dan
tinggi konflik peran yang dialami Kecerdasan Emosional
oleh auditor maka akan menurunkan Berpengaruh Terhadap Kinerja
kinerja auditor tersebut. Dari hasil pengujian MRA dapat
dilihat bahwa t-hitung sebesar 2,072
Ketidakjelasan Peran dengan nilai signifikansi sebesar
Berpengaruh Terhadap Kinerja 0,041. Karena nilai signifikansi lebih
Auditor kecil dari 5% dan nilai t-hitung 2,072
Dari hasil penelitian diketahui lebih besar dari t-tabel 1,989 maka
bahwa variabel ketidakjelasan peran hipotesis diterima sehingga
(X4) nilai t-hitung 2,510 lebih besar mengindikasikan bahwa adanya
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 12
pengaruh signifikan antara ketidakjelasan peran dan kecerdasan
kompetensi dan kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor.
emosional terhadap kinerja auditor. Artinya auditor yang memiliki
Artinya apabila auditor yang kecerdasan emosional yang tinggi
berkompeten dalam melakukan maka akan melemahkan
pekerjaannya, maka akan ketidakjelasan peran yang serta
menghasilkan audit yang berkualitas.
meningkatkan kinerja.
Kecerdasan emosional yang baik
sangat penting bagi seorang auditor,
sehingga auditor lebih mudah Koefisien Determinasi (R²)
menghadapi masalah yang kompleks Pertama
pada saat melakukan audit sehingga Nilai koefisien determinasi
akan meningkatkan kinerja. berganda (R²) sebesar 0,486. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel
Interaksi Konflik Peran dan Kompetensi (X1), Independensi
Kecerdasan Emosional (X2), Konflik Peran (X3),
Berpengaruh Terhadap Kinerja Ketidakjelasan Peran (X4) secara
Dari hasil pengujian MRA dapat bersama-sama mempengaruhi kinerja
dilihat bahwa t-hitung sebesar 4,532 auditor sebesar 48,6 %.
dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Karena nilai signifikansi lebih
Koefisien Determinasi (R²) Kedua
kecil dari 5% dan nilai t-hitung 4,532
lebih besar dari t-tabel 1,989 maka Nilai koefisien determinasi
hipotesis diterima sehingga berganda (R²) sebesar 0,428. Hal ini
mengindikasikan bahwa adanya menunjukkan bahwa interaksi antara
pengaruh signifikan antara konflik variabel Kompetensi (X1) dan
peran dan kecerdasan emosional Kecerdasan Emosional (Xm) secara
terhadap kinerja auditor. Artinya bersama-sama mempengaruhi kinerja
auditor yang memiliki kecerdasan auditor sebesar 42,8 %.
emosional yang tinggi akan Koefisien Determinasi (R²) Ketiga
menurunkan konflik peran yang Nilai koefisien determinasi
sedang dialaminya sehingga berganda (R²) sebesar 0,454. Hal ini
meningkatkan kinerja auditor. menunjukkan bahwa interaksi antara
variabel Independensi (X2) dan
Interaksi Ketidakjelasan Peran Kecerdasan Emosional (Xm) secara
dan Kecerdasan Emosional bersama-sama mempengaruhi kinerja
Berpengaruh Terhadap Kinerja auditor sebesar 45,4 %.
Dari hasil pengujian MRA dapat
dilihat bahwa t-hitung sebesar 3,883 Koefisien Determinasi (R²)
dengan nilai signifikansi sebesar Keempat
0,000. Karena nilai signifikansi lebih nilai koefisien determinasi
kecil dari 5% dan nilai t-hitung 3,883 berganda (R²) sebesar 0,426. Hal ini
lebih besar dari t-tabel 1,989 maka menunjukkan bahwa interaksi antara
hipotesis diterima sehingga variabel Konflik Peran (X3) dan
mengindikasikan bahwa adanya Kecerdasan Emosional (Xm) secara
pengaruh signifikan antara bersama-sama mempengaruhi kinerja
auditor sebesar 42,6 %.
JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 13
Koefisien Determinasi (R²) Kelima bagaimana menciptakan kinerja
Nilai koefisien determinasi auditor yang lebih baik.
berganda (R²) sebesar 0,439. Hal ini
menunjukkan bahwa interaksi antara DAFTAR PUSTAKA
variabel Ketidakjelasan Peran (X4) Afifah, Ulfa. 2015. Pengaruh Role
dan Kecerdasan Emosional (Xm) Conflict, Role Ambiguity, Self-
secara bersama-sama mempengaruhi Efficacy, Sensitivitas Etika
kinerja auditor sebesar 43,9 %. Profesi, Terhadap Kinerja
Auditor dengan Emotional
SIMPULAN DAN SARAN Quotient Sebagai Variabel
Moderating. JOM FEKON. Vol
Simpulan 2, No 1. Universitas Riau.
1. Kompetensi, independensi,
konflik peran, ketidakjelasan Andika, Tria. 2017. Pengaruh
peran berpengaruh terhadap Pengalaman, Kompetensi
kinerja auditor. Profesional, Kecerdasan
2. Kecerdasan emosional mampu Intelektual dan Komitmen
memoderasi hubungan Organisasi Terhadap Kinerja
kompetensi, independensi, Auditor. Jurnal Akuntansi dan
konflik peran, ketidakjelasan Keuangan. Vol 6, No 2. ISSN :
peran terhadap kinerja auditor. 2252 – 7141. Universitas Budi
Luhur : Jakarta.
Saran
1. Penelitian selanjutnya Arens, Alvin A, Elder,et al. 2012.
diharapkan dapat mengatasi Jasa Audit dan Assurance. Edisi
kelemahan dari pengumpulan 14. Jakarta : Salemba Empat.
data dalam penelitian ini dengan
menambah metode wawancara Ardika, I Gede Sunar dan Made
agar responden dapat memberi Gede Wirakusuma. 2016.
jawaban kuesioner dengan Pengaruh Pendidikan, Fee,
benar-benar diliputi Komitmen, dan Tekanan Waktu
kesungguhan dan keseriusan Pada Kinerja Auditor Kantor
sehingga peneliti lebih terlibat Akuntan Publik. Vol 15, No 1.
dalam proses penelitian tersebut. ISSN : 2302 – 8556. Universitas
2. Penelitian selanjutnya Udayana : Bali.
diharapkan untuk dapat
menambah jumlah sampel yang Cendana, Devy Kusuma. 2018.
diteliti dan memperluas lokasi Pengaruh Konflik Peran dan
penelitian sehingga diharapkan Ketidakjelasan Peran Terhadap
tingkat generalisasi dari analisis Kinerja Auditor dengan
lebih akurat. Emotional Quotient Sebagai
3. Untuk penelitian selanjutnya Variabel Pemoderasi. Vol 22,
hendaknya disarankan No 2. ISSN : 2302 : 8556.
menambah variabel independen Universitas Udayana : Bali.
atau variabel moderating lainnya
untuk melihat pengaruhnya Cintyaningsih, Arie. 2015. Pengaruh
terhadap kinerja auditor. Pengalaman, Kompetensi, dan
Seperti, struktur audit, gaya Independesi Terhadap Kinerja
kepemimpinan, komitmen Auditor di Surabaya dengan
organisasi dan sebagainya. Profesionalisme sebagai
Sehingga dapat diketahui Variabel Intervening. Sekolah

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 14


Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas : Putri, Yola Mentari. 2015. Pengaruh
Surabaya. Komitmen Organisasi,
Profesionalisme dan Perilaku
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Etis Terhadap Kinerja Auditor
Analisis Multivariate Dengan di Kantor Akuntan Publik
Program SPSS. Semarang : Wilayah Yogyakarta. Skripsi :
Badan Penerbit Universitas Universitas Negeri Yogyakarta.
Diponegoro.
Robbins, Stephen P, and Timothy A
Hanna, Elizabeth dan Friska Firnanti. Judge. 2009. Organizational
2013. Faktor – faktor yang Behaviour. Pearson International
Mempengaruhi Kinerja Auditor. Edition, 13th Edition, Upper
Vol 5, No 1. ISSN : 1410 – Saddle River : New Jersey.
9875. STIE Trisakti.
Susanti, Mulyani. 2017. Pengaruh
Islahuzzaman. 2012. Istilah – istilah Konflik Peran, Ketidakjelasan
Akuntansi & Auditing. Edisi 1. Peran, dan Sensitivitas Etika
Jakarta : Bumi Aksara. Profesi Terhadap Kinerja
Auditor dengan Kecerdasan
Liman, Dadi Sugiarto. 2017. Emosional Sebagai Variabel
Kecerdasan Emosional Sebagai Moderasi. JOM FEKON. Vol 4,
Pemoderasi Pengaruh No 1. Universitas Riau.
Kompetensi dan Independensi
Terhadap Kinerja Auditor. Vol Syafariah, Zulfatti Mawaddah. 2017.
21, No. 1. ISSN : 2302- 8556. Pengaruh Konflik Peran,
Universitas Udayana : Bali. Ketidakjelasan Peran, dan
Kelebihan Peran pada Kinerja
Lubis, Arfan Ikhsan. 2011. Akuntansi Auditor dengan Kecerdasan
Keprilakukan. Edisi 2. Jakarta : Emosional Sebagai Variabel
Salemba Empat. Pemoderasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Made, Tirza Novia. 2016.
Profesionalisme sebagai Trisnawati, Meita. 2015. Pengaruh
Pemoderasi Pengaruh Ketidakjelasan Peran, Konflik
Independensi Terhadap Kinerja Peran pada Kinerja Auditor
Auditor. Vol 14, No 3. ISSN : dengan Struktur Audit Sebagai
2302 – 8559. Universitas Pemoderasi. Vol 10, No 3. ISSN
Udayana : Bali. : 2302 – 8556. Universitas
Mulyadi. 2010. Auditing. Buku 1 Udayana : Bali.
Edisi 6. Jakarta : Salemba
Empat. Yulistiani.2015. Pengaruh Struktur
Audit, Konflik Peran,
Patria, Rifki. 2016. Pengaruh Konflik Ketidakjelasan Peran, dan
Peran dan Ambiguitas Peran Komitmen Organisasi Terhadap
Terhadap Kinerja Auditor Kinerja Auditor. Skripsi.
dengan Kecerdasan Emosional Universitas Pasundan :
Sebagai Variabel Moderasi. Bandung.
Skripsi : Universitas Riau.

JOM FEB, Volume 6 Edisi 1 (Januari – Juni 2019) 15

You might also like