The Evaluation of Snake Ladder Game'S: Purnama Dewi Siregar, Syamsul Huda BM, Ratih Indraswari

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

EVALUASI EFEKTIVITAS PERMAINAN ULAR TANGGA HIV/AIDS


TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS
PADA SISWA SMA DI KOTA SEMARANG

THE EVALUATION OF SNAKE LADDER GAME’S EFFECTIVENESS


ON THE IMPROVEMENT OF HIGH SCHOOL STUDENTS KNOWLEDGE
ABOUT HIV/AIDS IN SEMARANG

Purnama Dewi Siregar, Syamsul Huda BM,Ratih Indraswari


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro
Email: purnamadewi.srg@gmail.com
ABSTRACT
In Indonesia the higher cases of HIV/AIDS in the age group 15-19 years of 334
people (3.4%). Due to the expectations, it is necessary to create effective health
education media as a way to prevent risky sexual behavior through improving the
adolescents knowledge. Snake Ladder game is a media created as an attempt to
inform the youths about HIV/AIDS. The purpose of this research was to evaluate
the effectiveness of the game against HIV/AIDS level of knowledge before and
after the intervention was applied. This research is a kind of quasi experimental
with non-equivalent control group design. The population are students of 11th
grade of science of 14 state high school which are located in North Semarang
district as the group that getting intervention and 6 state high school which
located in West Semarang as a control. Samples were taken by purposive
sampling technique with the result of 54 people grouped into 2 groups for each
groups of the intervention group and the control group. Analysis of test data using
the Wilcoxon Signed Ranks Test. The results of this study showed that the
intervention group knowledge score increased by 0.50 and the control group
experience a decrease of 1.00. Based on a test of Wilcoxon Signed Ranks Test
stated that there was a difference of knowledge of students before and after
health education intervention in the intervention group (p = 0.000). The results of
this research can be concludes that the intervention using snake ladder game
has significant impact in improving the students knowledge on HIV/AIDS. Based
on the results of this study, health services are expected to develop snake ladder
game as an attempt to increase students knowledge on HIV/AIDS.

Keywords: Knowledge, HIV/AIDS, Snake Ladder of HIV/AIDS

PENDAHULUAN tahun dan 2.1 juta anak berumur


Global Report World Health <15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV
Organization (WHO) dan United pada tahun 2016sebesar 1.8 juta
Nations Programme on HIV/AIDS juta yang terdiri dari 1,7 juta dewasa
melaporkan pada tahun 2016 jumlah dan 160.000 anak berumur<15
orang di dunia yang terinfeksi tahun. Jumlah kematian akibat AIDS
HIV/AIDS mencapai 36.7 juta orang, sebanyak 1,0 juta yang terdiri dari
dan sekitar 1,0 juta orang 890.000 dewasa dan 120.000 anak
meninggal akibat AIDS. Pada tahun berumur<15 tahun. Sehingga dapat
2016 juga dilaporkan terdapat ada diperkirakan di seluruh dunia
17.8 juta perempuan berumur 15+

170
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

terdapat 37% dari kelompok umur diikuti kelompok umur 20-24 tahun
15-24 tahun hidup dengan HIV.(1–5) dengan total sebanyak 400 kasus,
Direktur Jenderal kelompok umur 15-19 tahun
Pengendalian Penyakit dan sebanyak 54 kasus dan untuk umur
Penyehatan Lingkungan (P2PL) yang terendah adalah kelompok
Kementerian Kesehatan RI umur 5 - 14 tahun (1,03%). HIV
melaporkan pada Maret 2017 membutuhkan antara 5 - 10 tahun
jumlah infeksi HIV dilaporkan sebelum masuk ke dalam fase AIDS,
sebanyak 10.376 orang. Terhitung sehingga dapat diketahui bahwa
pada Maret 2017 dengan presentase kelompok umur 25 - 29 tahun yang
infeksi HIV tertinggi yaitu pada terdeteksi positif menderita AIDS
kelompok umur 25-29 tahun sebesar adalah mereka yang telah terinfeksi
28.602 orang (69,6%), diikuti HIV pada umur 15 - 20 tahun.
kelompok umur 20-24 tahun sebesar Terhitung pada tahun 2016 terdapat
1.823orang (17,6%), dan kelompok 3,04% (50 remaja) di Kota
umur remaja 15-19 tahun sebesar Semarang tercatat positif HIV.(7)
334orang (3,4%), sedangkan Berdasarkan laporan Badan
persentase AIDS tertinggi pada Pusat Statistik Kota Semarang,
kelompok umur 30-39 tahun yaitu proyeksi jumlah penduduk remaja
sebesar 260 orang(38,6%), diikuti kelompok umur 15-19 tahun 2015
kelompokumur 20-29 tahun sebesar dengan komposisi remaja laki-laki
197 orang (29,3%), dan kelompok 72.127orang dan remaja perempuan
umur remaja 15-19 tahun sebesar 75.689 orang merupakan remaja
14 orang (2.1%).(6) berada pada Sekolah Menengah
Dinas Kesehatan Provinsi Atas (SMA). Besarnya jumlah
Jawa Tengah pada tahun 2016 juga penduduk kelompok remaja ini
melaporkan terdapat 747 kasus HIV sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan 673 kasus AIDS. Kota penduduk di masa yang akan
Semarang sebagai Ibukota Provinsi datang. Penduduk kelompok umur
Jawa Tengah menduduki peringkat 15-19 tahun perlu mendapat
pertama wilayah yang paling banyak perhatian serius mengingat remaja
terjadi kasus HIV/AIDS se Jawa masih termasuk dalam usia
(8)
Tengah. Berdasarkan data Dinas sekolah.
Kesehatan Kota Semarang pada Berdasarkan studi
tahun 2016 melaporkan presentase pendahuluan ke SMA Negeri 14
kasus HIV mengalami peningkatan Kota Semarang merupakan SMA
dibandingkan dengan tahun 2015. yang berlokasi di daerah kecamatan
Jumlah penemuan kasus HIV pada Semarang Utara, dimana didapatkan
tahun 2016 yaitu sebesar 498 kasus informasi bahwa siswa-siswi belum
(9,2%) (4.068 orang), sedangkan pernah mendapatkan pendidikan
presentase kasus AIDS yaitu kesehatan khususnya mengenai
sebesar 37 kasus (542 orang). Data HIV/AIDS dalam kurun waktu dua
tersebut merupakan data kasus HIV tahun belakangan ini.SMA Negeri 14
yang ditemukan di Kota Semarang, Kota Semarang merupakan salah
sehingga bukan hanya warga Kota satu sekolah dampingan PILAR
Semarang Pada tahun 2010 – PKBI tingkat SMA yang
2016 dapat diketahui bahwa pada direkomendasikan oleh Dinas
kelompok umur 25 - 49 tahun paling Pendidikan. Pada SMA dampingan
besar terinfeksi HIV dengan total tersebut diberikan informasi-
sebanyak 1.845 kasus (70,6%), informasi terkait kesehatan remaja

171
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

khususnya HIV/AIDS yang dilakukan peningkatan pengetahuan remaja


oleh relawan-relawan PILAR PKBI mengenai HIV/AIDS adalah dengan
kepada peer educator (PE). berdiskusi. Oleh sebab itu,
Salah satu permasalahan Kementerian Kesehatan RI
utama remaja yaitu perilaku seksual menciptakan Media Permainan Ular
pranikah serta penyalahgunaan Tangga dengan isu HIV/AIDS. Media
narkoba, yang dapat membawa ini merupakan produksi Pusat
risiko terhadap penularan HIV/AIDS. Promosi Kesehatan Kemenkes RI.
Pemahaman tentang HIV/AIDS yang Media permainan ular tangga
sangat minim juga menjadi salah HIV/AIDS merupakan hasil inovasi
satu faktor, padahal remaja pemberian penyuluhan tentang
termasuk kelompok usia yang rentan HIV/AIDS. Media permainan ini
dengan perilaku berisiko. Hal menggabungkan antara permainan
tersebut berdasarkan fakta dengan pengetahuan umum
dilapangan yang dilakukan oleh mengenai HIV/AIDS. Permainan ular
Riskesdas Kementerian Kesehatan tangga HIV/AIDS ini dapat dijadikan
RI pada tahun 2013 menyatakan sebagai salah satu alternatif media
bahwa secara nasional hanya 11,4% penyuluhan yang dapat dengan
penduduk umur 15-24 tahun yang mudah diterima dan digemari remaja
memiliki pengetahuan yang benar sehingga diharapkan pengetahuan
mengenai HIV/AIDS meskipun remaja usia 15-14 tahun mengenai
Kementerian Kesehatan telah HIV/AIDS dapat meningkat secara
menargetkn sebanyak 95%. komprehensif. Sasaran media
Beberapa faktor yang permainan ini adalah pelajar SMP
mempengaruhi pengetahuan remaja dan SMA. Tujuan dari media
mengenai HIV/AIDS River dkk permainan ini adalah Meningkatkan
adalah jenis kelamin, pengahasilan pengetahuan peserta didik tentang
keluarga, bidang ilmu di sekolah, HIV dan AIDS melalui permainan
dan keterpaparan informasi di dan dapat disempurnakannya media
lingkungan maupun melalui media permainan ular tangga HIV/AIDS
massa mengenai pencegahan dalam memberikan pemahaman
HIV/AIDS. Oleh karena itu, remaja kepada kaum muda apa itu
memerlukan informasi yang benar HIV/AIDS. Sekolah sebagai institusi
tentang HIV/AIDS secara pendidikan mempunyai kesempatan
komprehensif sehingga diharapkan yang luas sebagai tempat
menjadi bekal bagi remaja atau penyebaran informasi sehingga
pelajar lebih protektif dalam dapat meningkatkan pengetahuan
mencegah perilaku berisiko para remaja berkaitan dengan
HIV/AIDS yang tidak diinginkan. (9,10) HIV/AIDS.(9)
Menanggapi permasalahan Berdasarkan latar belakang
tersebut Kementerian Kesehatan RI tersebut perlu untuk
menyatakan bahwa sudah dilakukanpenelitian mengenai
seharusnya remaja berperan aktif evaluasi efektivitas permainan ular
dalam membantu mengatasi dan tangga HIV/AIDS terhadap
mencegah permasalahan HIV/AIDS. peningkatan pengetahuan tentang
Remaja dapat membantu dengan HIV/AIDS pada siswa SMA di Kota
aktif memberikan informasi dan Semarang .
solusi yang tegas dalam upaya
mencegah kasus HIV/AIDS. Salah
satu sarana untuk mendukung

172
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

METODE PENELITIAN memiliki tingkat pengetahuan kurang


Jenis penelitian ini adalah baik sebelum mendapatkan
penelitian eksperimen. Penelitian ini intervensi dengan menggunakan
menggunakanQuasi-Experriment media permainan ular tangga
(eksperimen semu) dengan HIV/AIDS sebanyak 25 orang
rancangan Non-Equivalent Control (46.3%) yang kemudian jumlahnya
Group. Populasi intervensi dalam menurun sesudah diberi intervensi
penelitian ini adalah siswa SMA menjadi 9 orang (16.7%).
Negeri 14 Kota Semarang yang Sedangkan untuk responden yang
diberi pendidikan kesehatan memiliki tingkat pengetahuan baik
HIV/AIDS dengan menggunakan sebelum mendapatkan intervensi
media permainan ular tangga dengan menggunakan media
HIV/AIDS, sedangkankelompok permainan ular tangga HIV/AIDS
kontrol adalah siswa SMA Negeri 06 sebanyak 29 orang (53.7%) yang
Kota Semarang yang tidak diberi kemudian jumlahnya meningkat
pendidikan kesehatan HIV dan sesudah diberi intervensi menjadi 45
hanya sebagai kelompok orang (83.3%).
pembanding. Berdasarkan Tabel 2. Distribusi
penghitungan rumus sampel Frekuensi Pengetahuan
diperoleh besar sampel intervensi Responden Kelompok Kontrol
sebanyak 54 responden. Besar Berdasarkan Kategori Tingkat
sampel kontrol ditentukan Pengetahuan
berdasarkan perbandingan antara Kelompok Kontrol
sampel intervensi dengan kontrol Pengetahua
Pre-test Post-test
yaitu 1 : 1, sehingga diperoleh n
f % f %
sampel kontrol ada 54 responden. 1 22. 1 25.
Teknik pengambilan sampel Kurang Baik
2 2 4 9
dilakukan dengan cara Purposive 4 77. 4 74.
Sampling. Baik
2 8 0 1
5 5
HASIL DAN PEMBAHASAN Total 100 100
4 4
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan data pada tabel 2
Pengetahuan Responden menunjukkan bahwa sebagain besar
Kelompok Intervensi Terkait responden kelompok kontrol
HIV/AIDS Subjek Sebelum dan memiliki tingkat pengetahuan kurang
Sesudah Intervensi Berdasarkan baik sebanyak 12 orang (22.2%)
Tingkat Pengetahuan yang selanjutnya kemudian
Kelompok jumlahnyameningkat menjadi 42
Pengetahua Intervensi orang (77.8%). Sedangkan untuk
n Pre-test Post-test responden yang memiliki tingkat
f % f % pengetahuan baik sebanyak 42
2 46. 16. orang (77.8 %) yang kemudian
Kurang Baik 9
5 3 7 jumlahnya menurun menjadi 40
2 53. 4 83. orang (74.1%).
Baik
9 7 5 3 Sedangkan Analisis Bivariat
5 5 dalam penelitian ini adalah untuk
Total 100 100
4 4 mencari pengaruh dari pemberian
Berdasarkan data pada tabel 1 penyuluhan HIV/AIDS dengan
menunjukkan bahwa sebagain besar menggunakan media ular tangga
responden kelompok intervensi yang HIV/AIDS terhadap pengetahuan

173
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

terkait HIV/AIDS pada remaja SMA test)diberikan penyuluhan melalui


Negeri 14 Semarang dengan permainan ular tangga HIV/AIDS
menggunakan uji pada kelompok Intervensi
statistik.Berdasarkan uji normalitas Tabel 4. Analisis Perbedaan
data dengan Kolmogorov Smirnov, Pengetahuan Responden
menunjukkan variabel pengetahuan Kelompok Kontrol Sebelum dan
memiliki distribusi tidak normal Sesudah
(p=0,000, dimana p<0,05) sehingga Kelompok Intervensi
karena data selisih tidak normal, Median P
maka hasil uji hipotesis yang dipakai (Minimu valu
adalah uji t berpasangan yaitu Penget Rerata ±
m- ae
Wilcoxon. ahuan SD
Maksimu
Tabel 3.Analisis Perbedan m)
Pengetahuan Responden
Kelompok Intervensi Sebelum dan
Sesudah Intervensi dengan Media 17.00 0.06
Pre-test 16.48 ±
Permainan Ular Tangga HIV/AIDS (14-18) 2
1.240
Kelompok Intervensi
16.37 0.06
Median P Post- 16.00
± 2
(Minimu valu test (14-19)
Penget Rerata ± 1.336
m- ae
ahuan SD Berdasarkan hasil analisis
Maksimu
bivariat pada tabel 4 menunjukkan
m)
bahwa dari variabel yang diteliti,
yaitu pengetahuantentang HIV/AIDS
16.00 0.00 pada kelompok kontrol antara
Pre-test 15.65 ± sebelum dan sesudah hasil median
(14-18) 0
1.135 pengetahuan sebelum (17.00) dan
16.43 0.00 sesudah (16.00). Hasil uji statistik
Post- 16.50
± 0 pengetahuan (p = 0.062),
test (13-18
1.075 didapatkan nilai p < 0.05, maka
Berdasarkan hasil data tabel dapat disimpulkan bahwa pada
4.9 menunjukkan bahwa kelompok kontrol ternyata tidak
pengetahuan tentang HIV/AIDS terdapat perubahan pengetahuan
pada kelompok intervensi sebelum yang signifikan, dimana terjadi
diberikan penyuluhan HIV/AIDS penurunan nilai
dengan menggunakan permainan pengetahuan antara sebelum (pre-
ular tangga HIV/AIDS dilihat dari test) dan susudah (post-test) pada
hasil median pengetahuan sebelum kelompok kontrol. Hal ini disebabkan
(16.00) dan sesudah (16.50). Hasil jangka waktu antara pre-test dan
uji statistik pengetahuan (p = 0.000), post-test yang cukup lama
didapatkan nilai p<0.05, maka dapat mempengaruhi daya serap
disimpulkan bahwa terdapat responden dalam mengingat materi
perbedaan pengetahuan yang tentang HIV/AIDS.
bermakna antara sebelum (pre-
test)dan sesudah (post-
Tabel 5.Analsis Perbedaan Tingkat Pengetahuan antara Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol tentang HIV/AIDS

174
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Median Selisih Median


P
Variabel Kelompok Pre-test & Post- Keterangan
value
Pre-test Post-test test

Ada perubahan
Intervensi 16.00 16.50 0.50 16.43 0.000
tingkat
pengetahuan
Pengetahuan
Tidak ada
perubahan
Kontrol 17.00 16.00 1.00 16.37 0.062
tingkat
pengetahuan
Uji Wicoxon kelompok intervensi, 7 subjek pengetahuan menurun, 18 tetap, dan 29
meningkat

Berdasarkan tabel 4.11 dari dari nilai median antara sebelum


hasil uji Wilcoxon menunjukkan (17.00) dan sesudah (16.00) yaitu
adanya perbedaan median nilai sebesar (1.00), sehingga pada
pengetahuan dengan (p = 0.000, kelompok kontrol terjadi penurunan
dimana p<0.05) dapat diketahui nilai median pengetahuan. Maka
bahwa terjadi perubahan tingkat dapat disimpulkan tidak adanya
pengetahuan pada kelompok peningkatan pengetahuan pada
intervensi dengan menggunakan kelompok kontrol.
media permainan ular tangga Berdasarkan hasil penelitian
HIV/AIDS dilihat dari nilai median mengenai evaluasi efektivitas
antara sebelum dan sesudah permainan ular tangga HIV/AIDS
perlakuan yaitu sebesar (0.50) yaitu terhadap peningkatan pengetahuan
dari median awal (16.00) menjadi tentang HIV/AIDS pada siswa SMA
(16.50). Sehingga terdapat di Kota Semarang didapatkan hasil
perbedaan median pengetahuan bahwa pengetahuan sebagian besar
antara sebelum dan sesudah responden kelompok intervensi
perlakuan atau dengan kata lain menunjukkan adanya perbedaan
adanya pengaruh atau efektivitas yang signifikan antara kelompok
media intervensi berupa permainan intervensi didapatkan nilai p-value =
ular tangga HIV/AIDS tentang 0,000 (p<α, α=0,05) terjadinya
HIV/AIDS sebelum dan 2 minggu peningkatan pengetahuan adalah
setelah dilakukannya intervensi. sebesar (0.50) bila dibandingkan
Peningkatan pengetahuan pada pada saat pre-test, peningkatan
hasil post-testdimana hasil akhir terlihat pada median saat pre-test
intervensi dapat memberikan adalah sebesar (16.00) dan pada
gambaran bahwa dengan intervensi saat post-test meningkat menjadi
media permainan ular tangga (16.50). Dengan demikian hal ini
HIV/AIDS dapat disimpulkan media menunjukkan adanya pengaruh
tersebut efektif dalam meningkatkan efektivitas intervensi berupa
pengetahuan tentang HIV/AIDS. permainan ular tangga HIV/AIDS
Sedangkan pada kelompok dalam meningkatkan pengetahuan
kontrol menunjukkan tidak adanya responden tentang HIV/AIDS antara
perbedaan median pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi.
pada kelompok kontrol dengan (p = Hal ini disebabkan karena
0.062, dimana p<0.05) dapat dilihat responden tidak sekedar diberikan

175
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

materi pertanyaan dengan media menimbulkan keyakinan bahwa


permainan ular tangga HIV/AIDS remaja akan berfikir dalam
akan tetapi ada tanya jawab dan bertindak, pengetahuan atau kognitif
responden diberi kesempatan untuk merupakan domain yang sangat
curah pendapat dengan diskusi penting dalam membentuk tindakan
bersama teman sekelompok, seseorang, hal ini sesuai dengan
sehingga secara langsungdapat teori psikologi pendidikan oleh
meningkatkan pengetahuan siswa. Benyamin Bloom.(11-12)
Pendidikan Kesehatan Berdasarkan hasil pengukuran
HIV/AIDS dengan media permainan pengetahuan responden kelompok
ular tangga yang disertai dengan kontrol tentang HIV/AIDS
kegiatan diskusi kelompok sebagai menunjukkan terjadinya penurunan
salah satusarana sumber informasi peningkatan adalah sebesar (1.00)
HIV/AIDS bagi remaja diharapkan bila diandingkan pada saat pre-test.
dapat membantu pemahaman Penurunan nilai pengetahuan terlihat
mereka mengenai HIV/AIDS. pada saat pre-test adalah sebesar
Sejalan dengan hal tersebut Sanjaya (17.00) dan pada saat post-test
berpendapat bahwa rancangan terjadi penurunan menjadi (16.00).
media pembelajaran harus sesuai Untuk melihatkebermaknaan
dengan tahapan perkembangan peningkatan pengetahuan
siswa. Siswa merupakan organisme responden tentang HIV/AIDS pada
yang sedang berkemban, yang kelompok kontrol antara sebelum
memiliki kemampuan sesuai dengan dan sesudah, dilakukan uji statistic
taraf perkembangannya dalam hal dengan uji t berpasangan Wilcoxon.
ini siswa yang menjadi subjek Hasil uji tersebut menunjukkan tidak
penelitian adalah remaja. adanya peningkatan yang
Dilihat dari askpek kognitif bermakna, dimana p-value = 0,062
remaja oleh Benjamin Bloom (p<α, α=0,05). Hal ini disebabkan
mengenai tingkatan kognitif jangka waktu antara pre-tets dan
perkembangan remaja. Pada konsep post-test yang cukup lama
tersebut dijelaskan bahwa seorang mempengaruhi daya serap
remaja telah berfikir tentang sesuatu responden dalam mengingat materi
yang berhubungan dengan diri tentang HIV/AIDS. Dapat
mereka, dan mereka juga melihat disimpulkan tidak terdapatnya
keadaan sebenarnya dan mulai perubahan tingkat pengetahuan
mempertimbangkan tindakan- pada responden kelompok kontrol.
tindakan yang akan dilakukan.
Aspek kognitif selanjutnya yang juga KESIMPULAN
dimiliki oleh remaja adalah mereka Berdasarkan hasil penelitian
memiliki kemampuan untuk dilakukan kepada remaja SMA
menyimpulkan suatu kebenaran tentang evaluasi efektivitas
dengan menganalisa rangkaian permainan ular tangga HIV/AIDS
peristiwa serta menciptakan terhadap peningkatan pengetahuan
alternative jawaban dan alasa- tentang HIV/AIDS pada siswa SMA
alasan yang bersumber dari bukti- Kota Semarang, maka disimpulkan
bukti nyata untuk diri mereka bahwa :
sendiri.Variabel pengetahuan 1. Evaluasi Intervensi media
tentang HIV/AIDS akan permainan ular tangga HIV/AIDS
mempengaruhi seseorang untuk terbukti efektif dalam
berprilaku yang baik dan akan meningkatkan pengetahuan

176
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tentang HIV/AIDS berdasarkan Laporan Perkembangan HIV-


median kenaikan nilai antara pre- AIDS dan Penyakit Menular
test dan post-test tentang Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun
pengetahuan HIV/AIDS 2017 [Internet]. 2017. Available
responden intervensi dengan from:
besar selisih peningkatan www.aidsindonesia.or.id/ck.../La
median pengetahuan yaitu poran%20HIV%20AIDS%20TW
(0.50). %201%202017.pdf.
2. Hasil dari uji beda antara pre-test 3. KPAN. Strategi dan Rencana
dan post-test yang dilakukan Aksi Nasional Penanggulangan
oleh peneliti terjadi peningkatan HIV dan AIDS [Internet]. 2014.
pengetahuan responden tentang Available from:
HIV/AIDS pada kelompok http://www.aidsindonesia.or.id/re
intervensi, dan namun pada po/ES-SRAN20102014.pdf.
kelompok kontrol terjadi 4. WHO. Fact sheets HIV/AIDS with
penurunan nilai pengetahuan Key Facts and Information
dari pre-test dengan post-test. [Internet]. 2017; Available from:
3. Ada perbedaan tingkat http://www.who.int/mediacentre/f
pengetahuan responden actsheets/fs360/en/
kelompok intervensi tentang 5. WHO. HIV/AIDS Health Top
HIV/AIDS secara bermakna [Internet]. 2017. Available from:
antara pre-test (16.00) dan post- https://aidsinfo.nih.gov/hiv-aids-
test(16.50) intervensi health-topics
menggunakan media permainan 6. Ditjen PP & PL Kemenkes RI.
ular tangga HIV/AIDS dimana HIV/AIDS Situation in Indonesia:
p=0.000 (p<α, α=0,05). Annual Report 2017 [Internet].
4. Tidak ada perbedaan tingkat 2017. Available from:
pengetahuan responden http://www.aidsindonesia.or.id/ck
kelompok kontrol tentang _uploads/files/FinalLaporan
HIV/AIDS secara bermakna Perkembangan HIV AIDS
antara pre-test (17.00) dan pos- Triwulan 4, 2015.pdf
test (16.00) dimana 7. Dinas Kesehatan Kota
p=0.062(p<α, α=0,05). Semarang. Profil Kesehatan
Kota Semarang 2016 [internet].
DAFTAR PUSTAKA 2016. Available from:
1. UNAIDS. Global Report AIDS www.dinkes.semarangkota.go.id
Epidemic [Internet]. 2017; 8. Badan Pusat Statistika Kota
Available from: Semarang. Penduduk Kelompok
www.unaids.org/sites/default/files Umur 2014 [Internet]. 2016.
/media_asset/2017_data- Available from:
book_en.pdf. Ditjen PP & PL https://semarangkota.bps.go.id/in
Kemenkes RI. Laporan dex.php/publikasi
Perkembangan HIV-AIDS dan 9. Komisi Penanggulangan AIDS
Penyakit Menular Seksual Kota Semarang. Data Kasus
(PIMS) Triwulan I Tahun 2017 HIV/AIDS Kota Semarang 2016.
[Internet]. 2017. Available from: 2016.
www.aidsindonesia.or.id/ck.../La 10. Dinas Kesehatan Kota
poran%20HIV%20AIDS%20TW Semarang. Data Kasus HIV dan
%201%202017.pdf. AIDS Kota Semarang. 2016.
2. Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 11. Riza Hayati Ifroh. Efektivitas

177
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kombinasi Media Audiovisual


Aku Bangga Aku Tahu dan
Diskusi Kelompok Dalam Upaya
Meningkatkan Pengetahuan
Remaja Tentang HIV-AIDS di
SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3
Samarinda Tahun 2014.
Universitas Indonesia 2014.
12. Syah M. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada; 2010.

178

You might also like