Jurnal Syarikah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 4 Nomor 1, Juni 2018 59
Jurnal Syarikah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 4 Nomor 1, Juni 2018 59
Jurnal Syarikah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 4 Nomor 1, Juni 2018 59
1Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia,
Jl. Kaliurang Km. 14,5 Yogyakarta 55584
aKorespondensi: Rahmani Timorita Yulianti, Tel. 08122728772, E-mail:
rahmani_ty@yahoo.com, rahmanitimorita@uii.ac.id
ABSTRACT
Risk is a consequence that can not be eliminated from business activities, but can be
minimized by applying risk management. The purpose of this study is to describe the
comparison of risk management implementation between murabahah and mudharabah
financing products in Sharia Micro Finance Institution. This research is a qualitative
research with interview and documentation research instrument. The results show that
the application of risk management to murabahah and mudaraba financing has
similarities in the process. The implementation of risk management in both financing
schemes is initiated from risk identification, risk evaluation and measurement, and ends
with risk management. In practice, the implementation of risk management in these two
schemes is different. In murabahah financing, risk identification is performed as the first
step in risk management. Risk measurement is done as a benchmark to understand the
significance of the loss that would be caused by a risk. Risk evaluation is performed to
control or supervise the extent of the risk handling that has been done so as not to risk
back. Risk management is done by way of assistance, reimbursement, extension of
payback period, return of principal, warning, confiscation, customer search, and write
off or collect off. While in mudharabah financing, risk identification is done at the
beginning of mudharabah financing application, and when conducting a survey before
the realization of mudharabah financing. Risk measurement is done by using integrated
information management system through integrated micro banking system (IBS)
software. Risk evaluation is done through data in the bookkeeping system through IBS,
and surveys to mudharabah finance members. The risk management that has been done
is done by giving explanation, giving back time, pay the principal, and confiscation of the
guarantee.
ABSTRAK
Risiko adalah suatu akibat yang tidak dapat dihilangkan dari kegiatan bisnis, tetapi
dapat diminimalisir dengan menerapkan manajemen risiko. Tujuan penelitian ini adalah
mendiskripsikan perbandingan penerapan manajemen risiko antara produk
pembiayaan murabahah dan mudharabah di Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan istrumen penelitian wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan manajemen risiko pada
60 Yulianti, et al. Studi Komparasi Penerapan Manajemen Risiko
Yulianti, Bustami, Atiqoh, dan Anjellah. 2018. Studi Komparasi Penerapan Manajemen
Risiko Produk Pembiayaan Di Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Jurnal Syarikah 4
(1): 59-71.
“karakter ini sepenuhnya karena ini tinggi maka tebu tidak bisa ditebang
menyangkut pengelolaan dana dan harganya turun.
sepenuhnya. Jadi itu yang kami tekankan Setelah risiko-risiko pembiayaan
bahwa asas prudensial yang paling tinggi mudharabah teridentifikasi, tahap
ya emang disitu.” (Sahuri 2017) selanjutnya adalah evaluasi dan
Setelah melewati proses pengukuran risiko. Untuk mengukur
administrasi, selanjutnya BMT UAS tingkat pembiayaan, BMT UAS
melakukan survei ke calon anggota menggunakan software integrated micro
tersebut. Adapun mekanisme survei banking system (IBS). Pengunaan IBS
dilakukan langsung dan tidak langsung. mempermudah BMT untuk
Survei langsung yakni pihak BMT mendapatkan informasi terkait anggota
mendatangi langsung calon anggota, pembiayaan yang mengalami
dengan melakukan analisis usahanya keterlambatan pembayaaran. Hal ini
yang terdiri dari beberapa aspek di yang menjadi metode BMT dalam
antaranya adalah aspek manajemen, mengukur tingkat pembiayaan macet
aspek jaminan, dan aspek usaha. (BMT yang kemudian dibagi menjadi 4 jenis
UAS 2017) yaitu lancar, kurang lancar, diragukan,
Selain itu juga melihat di bidang dan macet.
usaha apa anggota tersebut mengajukan Dengan menggunakan software
pembiayaan, karena pada dasarnya setiap tersebut, BMT UAS dapat memantau
bidang usaha memiliki karakteristik yang pembayaran anggota, karena dengan
berbeda sehingga risikonya pun akan menggunakan ini, pihak BMT sudah
berbeda. Adapun risiko-risiko dalam dapat mengukur tingkat pembiayaan
pembiayaan Mudharabah yang dihadapi macet satu bulan sebelumnya. Sehingga
oleh BMT UAS Pamotan adalah sebagai dengan mengetahui lebih awal potensi
berikut. (Sahuri 2017) adanya risiko, pihak BMT dapat
1. Risiko akad, risiko ini terjadi karena menanganinya sejak dini agar risiko
kurangnya edukasi kepada dapat diminimalisir. (Sahuri 2017)
masyarakat mengenai akad Adapun proses evaluasi atau
Mudharabah, sehingga masyarakat pemantauan risiko yang dilakukan oleh
menganggapnya masih seperti BMT UAS guna untuk mengatisipasi
simpan pinjam pada umumnya. risiko yang mungkin terjadi adalah
2. Risiko yang terjadi dari segi pemantauan risiko melalui data dalam
pelaksanaannya yang mana ketika sistem pembukuan melalui software
dana cair namun pengawasannya integraed micro banking system (IBS) dan
tidak ketat maka apabila anggota survei kepada anggota.
tidak amanah akan menyebabkan Tahap terakhir dari manajemen
kerugian. risiko pembiayaan mudharabah adalah
3. Risiko internal, yakni apabila pengelolaan risiko. Untuk mengelola
pengelola kurang jeli dalam risiko pembiayaan Mudharabah yang
menganalisis nasabah maka akan sudah terjadi, BMT UAS menerapkan
penyebabkan kerugian besar pada beberapa cara sebagai berikut.
lembaga, mengingat skim 1. Jika risiko tersebut disebabkan oleh
pembiayaan ini sangat besar kurangnya edukasi anggota tentang
risikonya. akad pembiayaan Mudharabah, maka
4. Risiko yang ditimbulkan karena BMT UAS akan memberikan
kondisi alam yakni pada pertanian penjelasan tentang bagaimana
dan perkebunan. Misalnya pada pembiayaan Mudharabah (BMT UAS
tanaman tebu, pada saat curah hujan 2017). Sehingga dengan adanya
Jurnal Syarikah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 4 Nomor 1, Juni 2018 67
secara langsung maupun tidak langsung. juga melakukan pengukuran risiko dan
Survei langsung dilakukan untuk evaluasi terhadap pembiayaan
menganalisis beberapa aspek terkait mudharabah. Pengukuran risiko
kegiatan usaha calon anggota (BMT UAS pembiayaan mudharabah dilakukan
2017). dengan menggunakan sistem manajemen
Proses identifikasi risiko informasi yang terintegrasi melalui
pembiayaan mudharabah lebih detail software integraed micro banking system
dibandingkan proses identifikasi risiko (IBS). Evaluasi atau pemantauan risiko
pembiayaan murabahah. Hal ini pembiayaan mudharabah di BMT UAS
dikarenakan risiko yang terdapat dalam dilakukan melalui data dalam sistem
pembiayaan Mudharabah relatif tinggi, pembukuan melalui IBS, dan survei
terutama pada penerapannya dalam kepada anggota pembiayaan mudharabah.
pembiayaan (Antonio 2001). Menurut Rustam (2013), lembaga
Menurut Rivai dan Veithzal (2010), harus memiliki sistem dan prosedur
identifikasi kebijakan pembiayaan harus tertulis untuk melakukan pengukuran
secara jelas tentang tata cara dan risiko yang memungkinkan untuk
prosedur dokumentasi dan adminisrtrasi distribusi informasi hasil pengukuran
pembiayaan yang minimal memuat jenis risiko secara lengkap untuk tujuan
dokumen pembiayaan yang diperlukan pemantauan oleh satuan kerja terkait.
seperti KTP dan KK, pengecekan (Rustam 2013)
keabsahan dokumen pembiayaan yakni Adapun terkait dengan pemantauan
kesesuaian nama dari barang yang risiko menurut Rivai dan Veithzal (2010),
dijaminkan dengan identitas anggota yang lembaga harus mengembangkan dan
mengajukan pembiayaan. selain itu, menerapkan sistem informasi dan
proses identifikasi harus memperhatikan prosedur yang komprehensif untuk
kondisi keuangan mudharib, khususnya memantau kondisi anggota. sistem
kemampuan membayar tepat waktu, serta pemantauan risiko pembiayaan sekurang-
jaminan atau agunan yang diberikan. kurangnya memuat ukuran-ukuran dalam
Untuk risiko mudharib, penilaian harus rangka memastikan kondisi keuangan
mencakup analisis terhadap lingkungan terkahir dari mudharib, memantau
mudharib. (Rivai dan Veithzal 2010) kepatuhan terhadap persyaratan dalam
Pada tahap kedua, BTM Surya perjanjian pembiayaan atau kontrak
Umbulharjo melakukan evaluasi dan transaksi risiko pembiayaan, menilai
pengukuran risiko pembiayaan kecukupan agunan dibandingkan dengan
murabahah. Evaluasi dilakukan untuk kewajiban mudharib, serta
mengontrol atau mengawasi sejauh mana mengidentifikasi ketidaktepatan
penanganan risiko yang telah dilakukan pembayaran dan mengklasifikasi
agar tidak timbul risiko kembali. Selain pembiayaan bermasalah secara tepat
evaluasi, BTM Surya Umbulharjo juga waktu. (Rivai dan Veithzal 2010).
melakukan pengukuran risiko sebagai Tahap terakhir dari manajemen
dasar tolak ukur untuk memahami risiko adalah pengelolaan risiko.
signifikansi dari akibat kerugian yang Pengelolaan risiko pembiayaan
akan ditimbulkan oleh suatu risiko. murabahah di BTM Surya Umbulharjo
Pelaksanaan evaluasi dan pengukuran dilakukan dengan beberapa cara, seperti
risiko ini dilakukan secara berkala pendampingan, pemberian modal
terhadap kesesuaian asumsi, sumber data kembali, perpanjangan jangka waktu
dan prosedur yang digunakan. pengembalian, pengembalian pokok,
Sama hal nya dengan BTM Surya pemberian peringatan, sita jaminan,
Umbulharjo, pada tahap kedua BMT UAS pencarian nasabah (bagi nasabah yang
Jurnal Syarikah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 4 Nomor 1, Juni 2018 69
melarikan diri), dan hapus buku atau (Karim 2007). Keunggulan pembiayaan
hapus tagih. murabahah adalah mudah diaplikasikan,
Sedangkan pengelolaan risiko dan risikonya relatif kecil dibanding
pembiayaan mudharabah yang sudah pembiayaan mudharabah. Sedangkan
terjadi di BMT UAS dilakukan dengan cara kelemahan pembiayaan murabahah
memberikan penjelasan tentang adalah terletak pada pembiayaan
bagaimana pembiayaan Mudharabah jika murabahah dengan jangka waktu panjang,
risiko tersebut disebabkan oleh yaitu adanya kemungkinan pembiayaan
kurangnya edukasi anggota tentang akad macet.
pembiayaan Mudharabah, pemberian Menurut Asiyah (2015), manfaat
kelonggaran waktu pengembalian jika dari pembiayaan dengan prinsip
disebabkan oleh musibah/bencana alam, murabahah adalah adanya keuntungan
bukan karena kelalaian, membayar pokok yang muncul dari selisih harga beli dan
saja, dan penyitaan jaminan jika telah harga jual kepada nasabah, serta bentuk
diberikan kelonggaran dan dilakukan pembiayaannya sederhana sehingga
penagihan namun tetap tidak membayar. memudahkan administrasi di bank
Bambang Rianto Rustam (2013) syariah. (Asiyah 2015)
berpendapat bahwa salah satu kebijakan Adapun kemungkinan risiko yang
yang bisa dilakukan oleh lembaga yakni timbul dalam pembiayaan murabahah
penetapan tingkat risiko dan toleransi adalah sebagai berikut. (Antonio 2001)
risiko (Rustam 2013). Salah satu bentuk 1. Default atau kelalaian, nasabah
toleransi risiko adalah pemberian sengaja tidak membayar angsuran.
kelonggaran waktu pengembalian. 2. Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi
Pemberian kelonggaran waktu bila harga suatu barang dipasar naik
pengembalian tersebut sesuai dengan QS setelah bank membelikannya untuk
Al Baqarah ayat 280: nasabah. Bank tidak bisa mengubah
harga jual beli tersebut.
َ ََوإِن َكانَ ُذو ع ُۡس َر ٖة فَنَ ِظ َرةٌ إِلَ ٰى َم ۡي َس َر ٖ ٖۚة َوأَن ت
رٞ ص َّدقُواْ َخ ۡي 3. Penolakan nasabah; barang yang
٠٨٢ َلَّ ُكمۡ إِن ُكنتُمۡ تَ ۡعلَ ُمون dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah
karena berbagai sebab antara lain
Artinya: Dan jika (orang yang berhutang rusak dalam perjalanan.
itu) dalam kesukaran, Maka berilah 4. Dijual; karena pembiayaan
tangguh sampai dia berkelapangan. dan murabahah bersifat jual beli dengan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang, maka ketika kontrak ditanda
utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu tangani, barang itu menjadi.
Mengetahui”. (QS. Al Baqarah: 280) Sedangkan pembiayaan dengan
Risiko-risiko yang ada pada skim akad mudharabah merupakan
pembiayaan murabahah dan skim pembiayaan yang berbasis Natural
pembiayaan mudharabah berkaitan erat Uncertainty Contracts (NUC). Penilaian
dengan kelemahan dan keunggulan yang risiko pembiayaan mudharabah
ada pada kedua skim pembiayaan mencakup tiga hal, yaitu risiko bisnis
tersebut. yang dibiayai (business risk), risiko
Pembiayaan dengan akad berkurangnya nilai pembiayaan
murabahah merupakan pembiayaan yang mudharabah (shrinking risk), dan risiko
masuk ke dalam golongan Natural karakter buruk mudharib (character risk)
Certainty Contracts (NCC). Penilaian risiko (Karim 2007).
pembiayaan berbasis NCC mencakup dua Risiko yang terdapat dalam al-
hal, yaitu risiko kebangkrutan (default Mudharabah, terutama pada
risk) dan risiko jaminan (recovery risk) penerapannya dalam pembiayaan, relatif
70 Yulianti, et al. Studi Komparasi Penerapan Manajemen Risiko
tinggi (Antonio 2001). Hal ini disebabkan murabahah adalah Risiko Pembiayaan,
oleh beberapa permasalahan seperti Risiko Pasar, Risiko Operasional, dan
Asymmetric information dan Moral Risiko Hukum. Sedangkan proses
hazard (Karim 2007). Selain kedua identifikasi risiko pembiayaan
permasalahan tersebut, penyebab mudharabah di BMT UAS dilakukan pada
tingginya risiko dalam pembiayaan saat awal permohonan pembiayaan
mudharabah adalah kerena mudharabah mudaharabah oleh calon anggota, dan
merupakan skim pembiayaan yang saat melakukan survei kepada calon
berbentuk investasi, yang penghasilan anggota sebelum realisasi pembiayaan
atau bagi hasilnya tidak tetap. Sebagai Mudharabah.
suatu investasi, mudharabah dipengaruhi Selanjutnya proses pengukuran dan
oleh banyak faktor, baik faktor internal evaluasi risiko. Proses pengukuran risiko
maupun faktor eksternal. Kelemahan dari pembiayaan murabahah di BTM Surya
pembiayaan mudharabah adalah adanya Umbulharjo dilakukan sebagai dasar tolak
kemungkinan pembiayaan macet, dan ukur untuk memahami signifikansi dari
tingkat bagi hasil rendah. Adapun akibat kerugian yang akan ditimbulkan
keunggulan pembiayaan mudharabah oleh suatu risiko. Adapun proses evaluasi
adalah pembiayaan dengan skim risiko pembiayaan murabahah di BTM
mudharabah menjanjikan pendapatan Surya Umbulharjo dilakukan untuk
atau bagi hasil yang lebih besar mengontrol atau mengawasi sejauh mana
dibandingkan skim pembiayaan penanganan risiko yang telah dilakukan
murabahah jika investasi yang dikelola agar tidak timbul risiko kembali.
berhasil. Pelaksanaan evaluasi dan pengukuran
Adapun risiko yang mungkin timbul risiko ini dilakukan secara berkala
dari pelaksanaan pembiayaan terhadap kesesuaian asumsi, sumber data
mudharabah adalah side streaming dan prosedur yang digunakan. Sedangkan
(nasabah menggunakan dana itu bukan proses pengukuran risiko pembiayaan
seperti yang disebut dalam kontrak), lalai mudharabah di BMT UAS dilakukan
dan kesalahan yang disengaja, dan dengan menggunakan sistem manajemen
penyembunyian keuntungan oleh informasi yang terintegrasi melalui
nasabah bila nasabahnya tidak jujur software integraed micro banking system
(Antonio 2001). (IBS). Adapun proses evaluasi atau
pemantauan risiko pembiayaan
KESIMPULAN mudharabah di BMT UAS dilakukan
melalui data dalam sistem pembukuan
Perbandingan penerapan melalui IBS, dan survei kepada anggota
manajemen risiko antara produk pembiayaan mudharabah.
pembiayaan murabahah dan mudharabah Terakhir adalah pengelolaan risiko.
di Lembaga Keuangan Mikro Syariah Di BTM Surya Umbulharjo, pengelolaan
dapat dilihat dari proses identifikasi risiko pembiayaan murabahah dilakukan
risiko, pengukuran dan evaluasi risiko, dengan beberapa cara seperti
dan pengelolaan risiko. pendampingan, pemberian modal
Proses identifikasi risiko kembali, perpanjangan jangka waktu
pembiayaan murabahah di BTM Surya pengembalian, pengembalian pokok,
Umbulharjo dilakukan sebagai langkah pemberian peringatan, sita jaminan,
pertama dalam manajemen risiko pencarian nasabah (bagi nasabah yang
pembiayaan murabahah. Risiko-risiko melarikan diri), dan hapus buku atau
yang diidentifikasi oleh BTM Surya hapus tagih. Sedangkan di BMT UAS,
Umbulharjo terkait dengan pembiayaan pengelolaan risiko pembiayaan
Jurnal Syarikah P-ISSN 2442-4420 e-ISSN 2528-6935 Volume 4 Nomor 1, Juni 2018 71
mudharabah yang sudah terjadi dilakukan Karim, Adiwarman A. 2007. Bank Islam:
dengan cara memberikan penjelasan Analisis Fiqih Dan Keuangan.
tentang bagaimana pembiayaan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mudharabah, pemberian kelonggaran Mulyo, Wiji. 2017. Implementasi
waktu pengembalian, membayar pokok Manajemen Risiko (16 Mei).
saja, dan penyitaan jaminan. OJK. 2016. Statistik Perbankan Syariah.
Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Rivai, Veithzal, dan Andria Permata
Veithzal. 2010. Islamic Financial
Antonio, Muhammad Syafi'i. 2001. Bank Management. Jakarta Utara:
Syariah Dari Teori ke Praktik. Rajawali Pers.
Jakarta: Gema Insani. Rustam, Bambang Rianto. 2013.
Asiyah, Binti Nur. 2015. Manajemen MANAJEMEN RISIKO Perbankan
Pembiayaan Bank Syariah. Syariah di Indoneisa. Jakarta:
Yogyakarta: Kalimedia. Salemba Empat.
BMT UAS. 2017. Kesepakatan Akad Sahuri. 2017. Kebijakan dan Strategi (19
Pembiayaan Mudharabah. Mei).
Rembang: BMT UAS. Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga
—. 2016. Profil Perusahaan KSPPS BMT Keuangan Sariah Deskriptif dan
UAS Pamotan. Rembang: BMT UAS. Illustrasi. 3. Yogyakarta: Ekonisia.
Djojosoedarso, Soeisno. 1999. Prinsip- Sugiono. 2009. Memahami Penelitian
prinsip Manajemen Risiko dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Asuransi. Jakarta: Salemba Empat. Widodo, Sugeng. 2014. Moda Pembiayaan
DSN MUI. 2000. “Fatwa DSN MUI No: Lembaga Keuangan. Yogyakarta:
7/DSN-MUI/IV/2000.” Kaukaba.
Hanafi, Mamduh M. 2009. Manajemen Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah.
Risiko. Yogyakarta: UPP STIM Yogyakarta: UII Press.
YKPN. Yusuf, Sri Dewi. 2013. “Peran Strategis
Iqbal, Zamir, dan Abbas Mirakhor. 2008. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Dalam
Pengantar Keuangan Islam: Teori Meningkatkan Ekonomi Rakyat.”
dan Praktik. Jakarta: Kencana. ipi266176 1-12.