Ndipes: Undipes K.Koch)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PERBANDINGAN SIFAT KIMIA DAN KESUBURAN FISIK TANAH

PADA KONDISI TEMPAT TUMBUH ALAMI DAN BUDIDAYA TALAS


BENENG (Xanthosoma undipes K.Koch) DI KAWASAN GUNUNG
KARANG KAMPUNG JUHUT KABUPATEN PANDEGLANG
PROVINSI BANTEN

(Comparative Properties Chemical and Physical Soil Fertility in the Natural


and Cultivation Growing Condition of Talas Beneng (Xanthosoma undipes
K.Koch) at Gunung Karang Area Juhut Village Pandeglang District Banten
Province)

Kartina AM1, Nuniek Hermita1, Andi Apriany Fatmawaty1

Staf Pengajar Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Raya Jakarta Km 4, Pakupatan Serang Banten
Telp. 0254-280330, Fax. 0254-281254, e-mail: kartina_plg@yahoo.com

ABSTRACT

A research was aimed to know differences of fertility rates and physical chemistry
on the type of talas beneng that grow wild and cultivated. This research was
conducted from March until October 2015 in the village of Juhut, Pandeglang
District, Banten Province. The research used survey and experiment methods. The
results showed that the chemical characteristics of the soil on site conditions of
wild talas beneng were: soil acidity was slightly sour, C-organic was low, total
phosphorus was low to moderate, and potassium total was moderate. The physical
properties and genesis of land had a silty loam texture. The soil structure had glob
rounded, moist consistency was loose and without sticky. At cultivation growing
conditions in the village of Juhut, Pandeglang in cultivation had status chemical
properties of soil: soil acidity was neutral, C-organic content was low, total
phosphorus was low to moderate, and total potassium was high. The physical
properties and genesis was a silty clay loam soil, with a crumb structure, relatively
moist crumbly consistency, with rather sticky.

Keywords: Cultivation, Planting, Xanthosoma undipes

PENDAHULUAN dan Perkebunan Provinsi Banten


Gunung Karang Banten (GK tahun 2012, bahwa Gunung Karang
BTN) merupakan salah satu kawasan memiliki potensi keragaman hayati
hutan hujan tropika yang terletak di yang tinggi, salah satunya adalah
daerah hulu, Kabupaten Pandeglang, tumbuhan Talas Beneng (Xanthosoma
Provinsi Banten, dengan ketinggian undipes K.Koch).
1.778 m di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar masyarakat di
Kelurahan Juhut merupakan salah sekitar kawasan GK BTN, masih
satu kelurahan yang terletak di sekitar menganggap tumbuhan talas beneng
kawasan Gunung Karang. sebagai tumbuhan pengganggu, liar,
Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan berumbi sangat besar serta

Jur.Agroekotek 8 (1) : 64 – 69, Juli 2016 64


berwarna kuning, tetapi memiliki Uji tanah digunakan dalam penelitian
kadar oksalat tinggi (menyebabkan kesuburan agar dapat memberikan
gatal jika dimakan), sehingga rekomendasi pemupukan untuk
dianggap tidak memiliki potensi perbaikan kesuburan tanah dan
sebagai salah satu sumber peningkatan hasil tanaman Talas
pendapatan. Dengan karakteristik Beneng. Penelitian tentang status hara
seperti di atas, membuat talas beneng dan tingkat kesuburan tanah pernah
belum menjadi perhatian masyarakat dilakukan oleh Yulianto et al. (2012)
di sekitar kawasan GK BTN untuk bahwa karakteristik kimia tanah di
dibudidayakan. Hal ini yang membuat lahan Desa Pangkal Baru Kecamatan
pemanfaatan Talas Beneng masih Tempunak Kabupaten Sintang secara
tergolong lambat jika dibandingkan umum sebagai berikut: kemasaman
dengan hasil hutan kayu lainnya. tergolong masam hingga sangat
Salah satu faktor penting dalam masam, KTK dan kejenuhan basa
produksi talas beneng adalah tergolong rendah hingga sangat
kesuburan tanah. Kesuburan tanah rendah, fosfor total rendah dan fosfor
menjadi faktor yang penting dalam tersedia tergolong rendah hingga
sistem budidaya tanaman sehingga sangat rendah, kalium total tergolong
diperlukan anaisis tanah. Analisis tinggi sedangkan kalium tersedia
tanah memberikan data sifat fisika tergolong sangat rendah, Ca2+ dan
dan kimia serta status unsur hara di Mg2+ sangat rendah, C-organik
dalam tanah. Selain untuk uji tanah, sedang hingga sangat rendah, N-total
analisis tanah juga diperlukan untuk rendah hingga sangat rendah.
klasifikasi tanah dan evaluasi lahan.
Tujuan dari penelitian ini sebanyak satu sampel yang
adalah untuk mengetahui merupakan sampel tanah komposit.
perbandingan sifat kimia dan fisik Setelah pengambilan sampel tanah di
tanah pada kondisi tempat tumbuh lapangan, sampel tanah tersebut
talas beneng yang tumbuh secara liar kemudian dianalisis di laboratorium
dan yang dibudidayakan di Kelurahan untuk mengetahui kandungan sifat
Juhut, Kabupaten Pandeglang, kimia dan fisik yang terkandung di
Provinsi Banten. dalam tanah tersebut.
Parameter kimia tanah yang
BAHAN DAN METODE diamati terdiri atas: pH, P, C-organik,
Bahan yang digunakan yaitu dan K, sedangkan untuk fisik tanah
sampel tanah dan bahan kimia untuk terdiri atas: warna, tekstur, struktur,
analisis di Laboratorium. Alat yang konsistensi lembab, kelekatan, dan
digunakan yaitu bor tanah, GPS, pisau, plastisitas. Data–data hasil analisis
kantong plastik, meteran, alat tulis, dan tanah di laboratorium tersebut,
alat dokumentasi dan peralatan untuk kemudian dianalisis secara deskriptif.
analisis di laboratorium.
Metode yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah metode survei lapangan dan Sifat Kimia Tanah
eksperimen dengan pengambilan Hasil penelitian sifat kimia
sampel tanah pada kedalaman 0-30 tanah pada kondisi tempat tumbuh
cm. Pengambilan sampel tanah talas beneng yang tumbuh secara liar
dilakukan pada setiap penggunaan dan telah dibudidayakan disajikan
lahan yang diteliti, masing-masing pada Tabel 1.

65 Jur.Agroekotek 8 (1) : 64 – 69, Juli 2016


Tabel 1. Sifat kimia tanah pada tanaman talas beneng yang tumbuh liar dan
dibudidayakan di Desa Juhut, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten

Kode Sampel pH P C-Organik K


J1 Agak masam R R S
J2 Netral S R T
Keterangan : R: Rendah; S: Sedang; T: Tinggi, J1 : Juhut Liar; J2 : Juhut
Budidaya

Kandungan P tanah didapatkan bahwa kondisi tempat


Kandungan P di daerah tumbuh talas beneng budidaya
penelitian antara rendah hingga mengandung K lebih tinggi dibanding
sedang. Untuk tempat tumbuh talas talas beneng yang tumbuh secara liar.
beneng yang tumbuh secara liar Hal ini salah satunya dipengaruhi
memiliki kandungan P rendah oleh aplikasi pupuk kandang pada
dibanding dengan yang lahan budidaya. Aplikasi pupuk
dibudidayakan dengan kandungan P kandang pada lahan budidaya yag
sedang. Hal ini dikarenakan diberikan adalah pupuk kandang
kandungan P di lahan budidaya telah kambing. Menurut Hartatik dan
mengalami pengelolaan kesuburan Widowati (2004) kadar hara pupuk
tanah berupa penambahan pupuk kandang kambing mengandung
kandang. kalium yang relatif lebih tinggi dari
Menurut Allison (1973) pupuk pupuk kandang lainnya. Hal ini sesuai
kandang merupakan salah satu dengan hasil penelitian Hikmah
pembenah tanah yang telah dirasakan (2008) yang menyatakan bahwa
manfaatnya dalam perbaikan sifa-sifat kotoran kambing mengandung 1,19%
tanah baik sifat fisik, kimia, dan N; 0,92% P2O2 dan 1,58% K2O
biologi tanah. Secara fisik sehingga semakin tinggi dosis yang
memperbaiki struktur tanah, diberikan maka akan semakin
menentukan tingkat perkembangan meningkat kandungan hara. Kotoran
struktur tanah dan berperan pada kambing berfungsi sebagai bahan
pembentukan agregat tanah, secara pembenah yang dapat meningkatkan
kimia memberikan keuntungan kesuburan tanah melalui agregasi
menambah unsur hara terutama N, P, struktur dan mineralisasi hara
K dan meningkatkan KTK serta terutama P dan K. Pemberian kotoran
secara biologi dapat meningkatkan kambing dapat meningkatkan
aktifitas mikroorganisme tanah. porositas tanah. Hal ini disebabkan
bentuk kotoran kambing berupa
Kandungan K tanah granul sehingga menjadikan tanah
Kandungan Kalium tanah di memiliki volume ruang pori yang
daerah penelitian berkisar dari sedang meningkat.
hingga tinggi. Kandungan kalium
sedang hingga tinggi dianalisis dari Kandungan C-Organik (Bahan
sampel tanah yang berasal dari Desa Organik) tanah
Juhut, Kecamatan Karang Tanjung. Berdasarkan hasil analisis
Berdasarkan hasil penelitian sampel tanah semua lokasi penelitian

Jur.Agroekotek 8 (1) : 56 – 63, Juli 2016 66


menunjukkan persentase karbon Kemasaman tanah di daerah
organik rendah. Tanah pertanian di penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
daerah tropik basah umumnya Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
memiliki bahan organik rendah di bahwa kemasaman tanah berkisar dari
lapisan atas (top soil). Menurut agak masam hingga netral. Lahan
Forster (1995) C-organik penting budidaya talas beneng di Desa Juhut,
untuk mikroorganisme, tidak hanya Kecamatan Karang Tanjung memiliki
sebagai unsur hara, tetapi juga pH netral. Sedangkan Lahan lainnya
sebagai pengkondisi sifat tanah yang termasuk agak masam. Pupuk
mempengaruhi karakteristik agregat Kandang merupakan bahan organik
dan air tanah. Jumlah C-organik yang salah satu fungsinya sebagai
tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, buffer atau penyangga. Aplikasi
iklim, sejarah penggunaan dan pupuk kandang dapat memperbaiki
pengelolaan lahan. Kandungan pH tanah menjadi netral sehingga
karbon organik digunakan untuk hara lebih tersedia untuk tanaman.
mengetahui bahan organik tanah. Kemasaman tanah merupakan salah
Syekhfani (2012) menyatakan satu sifat yang berkaitan erat dengan
bahwa bahan Organik (BO) adalah bahan induk. Bahan induk tanah
kunci keberhasilan dan keberlanjutan berasal dari bahan vulkanik Gunung
pertanian di daerah tropika basah. Karang yang cenderung memiliki
Adapun penyebab degradasi BO kemasaman potensial.
meliputi pemupukan, erosi,
pembakaran sisa panen, dan Kesuburan Fisik dan Genesis
pengolahan tanah berlebih. Faktor- Tanah
faktor penentu kesuburan tanah salah Berdasarkan hasil analisis
satunya adalah BO yang berfungsi sifat fisik tanah di Desa Juhut secara
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, kualitatif dapat diketahui kesuburan
dan biologi tanah. fisik tanah paling tinggi yaitu lahan
talas beneng yang dibudidayakan dan
Kemasaman tanah (pH) yang rendah yaitu lahan talas beneng
Kemasaman atau pH yang tumbuh secara liar. Berdasarkan
(potential of hidrogen) tanah Tabel 2 teksur tanah merupakan salah
merupakan salah satu faktor yang satu parameter kesuburan fisik.
mempengaruhi kelarutan unsur hara Tekstur lempung liat berdebu
dalam tanah. pH adalah nilai (pada memiliki karakteristik lebih baik
skala 0-14) yang menggambarkan daripada lempung berdebu.
jumlah relatif ion H+ terhadap ion Kandungan liat dalam tanah
OH- di dalam larutan tanah. Nilai pH mempengaruhi pertukaran kation
tanah sangat penting untuk diketahui serta mempengaruhi agregasi struktur.
karena: (1) menentukan mudah Tanaman talas beneng merupakan
tidaknya ion-ion unsur hara diserap tanaman yang memproduksi umbi
tanaman, (2) menunjukkan sehingga untuk pertumbuhan
keberadaan unsur-unsur yang bersifat optimalnya memerlukan tanah dengan
racun bagi tanaman, dan (3) struktur yang remah dan memiliki
mempengaruhi perkembangan konsistensi gembur.
mikroorganisme dalam tanah (Agung, Sifat fisik tanah terutama
2006). tekstur tanah merupakan sifat yang
sangat dipengaruhi oleh bahan induk

67 Jur.Agroekotek 8 (1) : 64 – 69, Juli 2016


tanah, sehingga diperlukan deskripsi tepat sebagai media pertumbuhan
genesis tanah di daerah penelitian. talas beneng.
Berdasarkan hasil deskripsi dan Selain itu, yang menunjukkan
klasifikasi tanah dapat diketahui perbedaan paling mencolok adalah
bahwa bahan induk tanah daerah warna tanah. Semakin hitam warna
penelitian berasal dari bahan vulkanik tanah maka tingkat kesuburannya
Gunung Karang. Jenis tanah daerah semakin tinggi. Warna tanah
penelitian berdasarkan Soil Taxonomy merupakan salah satu sifat fisika
(2010) termasuk Inceptisol dengan tanah yang mudah dikenali dan nyata.
sub-grup Humic Dystrudepts. Warna tanah merupakan petunjuk
Menurut Munir (1996) Inceptisol untuk beberapa sifat tanah karena
merupakan tanah muda dan mulai warna tanah dipengaruhi oleh
berkembang. Profilnya mempunyai beberapa faktor yang terdapat dalam
horison yang dianggap tanah tersebut. Warna tanah yang
pembentukannya agak lamban nyata, dapat digunakan sebagai
sebagai hasil alterasi bahan induk. suatu ukuran langsung. Penyebab
Jenis tanah Inceptisol pada daerah perbedaan warna permukaan tanah
penelitian ditemukan dari bahan umumnya oleh perbedaan kandungan
induk yang berasal dari formasi Qvk. bahan organik. Makin tinggi
Karakteristik utama Humic kandungan bahan organik, warna
Dystrudepts daerah penelitian yang tanah akan semakin gelap (Foth,
dapat diketahui antara lain memiliki 1995).
horizon kambik yang merupakan Berdasarkan hasil penelitian
horizon alterasi, memiliki kemasaman warna tanah di lokasi penelitian
agak masam, dan tekstur didominasi memiliki perbedaaan warna yang
oleh debu dengan sifat khas tidak berbeda yaitu warna coklat, hal
kemampuan menahan air yang tinggi. ini dikarenakan kandungan bahan
Hal ini berarti tanah daerah penelitian organik dilokasi penelitian rendah.
mempunyai kesuburan potensial Tanah yang dibentuk oleh bahan
tinggi karena masih merupakan tanah induk basalt sering berwarna sangat
muda, namun perlu pengelolaan yang gelap jika tanah tersebut mengandung
sedikit atau tidak ada bahan organik.

Tabel 2. Kesuburan fisik dan genesis tanah pada tanaman talas beneng yang
tumbuh liar dan dibudidayakan di Desa Juhut, Kabupaten Pandeglang,
Propinsi Banten
Konsistensi
Kode Sampel Tekstur Struktur Kelekatan/Plastisitas
Lembab
Gumpal Tidak lekat/tidak
J1 SL Gembur
membulat plastis
Agak lekat/agak
J2 SCL Remah Gembur
plastis
Keterangan : SL: Silt Loam; SCL: Silty Clay Loam, J1 : Juhut Liar; J2 : Juhut
Budidaya

Jur.Agroekotek 8 (1) : 56 – 63, Juli 2016 68


SIMPULAN Pertanian Universitas Brawija-
1. Pada kondisi tempat tumbuh talas ya. Malang.
beneng di kampung Juhut Syekhfani. 2012. Modul Kesuburan
Kabupaten Pandeglang secara liar Tanah (soil fertility).
memiliki status sifat kimia tanah: http://syekhfanismd.lecture
kemasaman tanah (pH) agak .ub.ac.id/files/2012/11/2.-
masam, C-organik tergolong MODUL-KESTAN.-20125.
rendah, fosfor total rendah hingga pdf. Diakses tanggal 13 Juli
sedang, dan kalium total sedang. 2016.
Sifat fisik dan genesis tanah Hartatik dan Widowati. 2004. Pupuk
adalah memiliki tekstur silty Organik dan Hayati. http://
loam (lempung berpasir), struktur balittanah.litbang.pertanian.go
tanah gumpal membulat, .id/ind/dokumentasi/lainnya/
konsistensi lembab tergolong 04pupuk%20kandang.pdf.
gembur dengan Diakses tanggal 15 Mei 2016.
kelekatan/plastisitas yang tidak Yulianto, G, J., Hazriani, R. 2012.
lekat. Studi Kesuburan Tanah pada
2. Pada kondisi tempat tumbuh talas Beberapa Penggunaan Lahan
beneng di Kampung Juhut di Desa Pangkal Baru
Kabupaten Pandeglang secara Kecamatan Tempunak Kabu-
budidaya memiliki status sifat paten Sintang. Jurnal Untan
kimia tanah: kemasaman tanah 1(1): 1-9.
(pH) netral, kandungan C-organik
rendah, fosfor total rendah hingga
sedang, dan kalium total
tergolong tinggi. Sifat fisik dan
genesis tanah adalah silty clay
loam (lempung liat berpasir),
dengan struktur remah,
konsistensi lembab tergolong
gembur, dengan kelekatan /plasti-
sitas agak lekat

DAFTAR PUSTAKA
Forster, 1995. Hubungan C-organik
dan Pengapuran dengan
Pertanian. Sarana Pustaka,
Jakarta.
Foth, H. 1995. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. UGM Press,
Yogyakarta.
Munir. 1996. Tanah-tanah Utama
Indonesia. Dunia Pustaka,
Jakarta.
Siswanto, B. 1993. Klasifikasi
Kemampuan Kesuburan
Tanah. Diktat Kuliah Fakultas

69 Jur.Agroekotek 8 (1) : 64 – 69, Juli 2016

You might also like