A. Pendahuluan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 20

METODE MENGAJAR BERVARIASI DAN UPAYA

PENGEMBANGANNYA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMA MUHAMMADIYAH 11 PADANGSIDIMPUAN
Oleh : Herman Pelangi
( Dosen Prodi PGMI Fakultas Agama Islam UMTS )

ABSTRACT

This paper aims to: 1) to find out how the implementation of the
development of teaching methods varies in SMA Muhammadiyah 11
Padangsidimpuan, 2) to find out whether there is an increase in student learning
through the development of varied teaching methods on learning Islamic religious
education in SMA Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan.Untuk achieve goals this
author uses qualitative research.
Data were collected through observation and interview techniques.
Students are assessed based on observation and interview guidelines conducted by the
author by collaborating and observing students' attitudes during the learning progress,
while interviews are assessed based on the answers to questions with teachers and
students. Data analysis is done through data reduction, data presentation and
conclude. The results obtained through the technique is an increase in learning of
Islamic Religious Education through the development of varied teaching methods that
can be seen that before implementing the learning, teachers first make learning
planning to create an atmosphere of learning in accordance with the purpose of
learning and implementation of learning evaluation. Thus it can be concluded that the
development of varied teaching methods can improve the learning of Islamic
Religious Education students in class XI1 in SMA Muhammadiyah 11
Padangsidimpuan.

Keywords: Teaching methods, varied, effort, development, learning outcomes, field


of study, Islamic religious education.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk
pembinaan dan penyempurnaan kepribadian dan mental anak, karena pendidikan
agama Islam mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek kejiwaan atau
pembentukan kepribadian anak. Danaspek pengajaran agama Islam itu sendiri yang
ditujukan kepada pikiran.

1
Nilai-nilai Islam dalam pendidikan itulah yang seharusnya diharapkanpadadiri
manusia melalui proses transformasi pembelajaran. Suatu proses yang di
harapkanmampu mengarahkan seseorang selalu berorientasi pada kekuasaan Allah
dan Iradat-Nya dalam menentukan segala keberhasilannya. Bagi manusia yang
berkepribadian Islam akan tetap merasa berada dalam lingkaran hubungan vertical
dengan Tuhannya dan hubungan horizontal terhadap sesama manusia.
Untuk mencapai pendidikan Islam dalam proses belajar mengajar harus
melalui metode pembelajaran. Arifin mendefenisikan bahwa “metode pendidikan
Islam ituharusmampumendorongdan mengaktualisasikan segenap kemampuan
kejiwaananakketika proses belajarmengajarberlangsung. Akan diperoleh suatu
keberhasilan pendidikan dan pengajaran, dengandemikiandapatdibentukmanusiayang
menjadi muslim paripurna, yaitu manusia yang beriman, berilmu pengetahuan, dan
beramal saleh sesuai tuntutan ajaran Islam.”1
Proses belajar mengajar yang berorientasi pada keberhasilan tujuan senantiasa
memberikan rangsangan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, karena siswa
merupakan subyek utama dalam belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar
mengajar tersebut sedikitnya ditentukan oleh lima variabel yaitu: melibatkan siswa
secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa,
prinsip individualitas serta peragaan dalam pengajaran.
Guru adalah orang yang sangatal berpengaruh dalam proses belajar mengajar
seorang guru memiliki beberapa peranan yangsangat penting karena memiliki
tanggung jawab yang tidak bisa digantikan oleh peralatan canggih apapun. Oleh
karena itu guru idealnya bisa mempersiapkan diri sebagai guru yang tetap lebih
progresif dan produktif dalam semua proses kegiatan belajar begitu pula dalam terkait
dengan kepribadianguru yang diembankannya selalu mengedepankannya
keprofesionalnya yaitu dengan memiliki kepribadian atau kualitas keilmuan yang
pantas atau patut dibanggakan dan bisa menjadi teladan dalam segala aktivitas
kehidupan sehari-harinya baik dilingkungan sekolah, keluarga, maupun pada
1
Arifin, IlmuPendidikan Islam,
TinjauanTeoritisdanPraktisBerdasarkanPendekatanInterdisipliner (Jakarta:PTBumiAksara, 2003),
hlm.7.

2
masyarakat, karena di tangan guru inilah merupakan salah satu kemajuan suatu
bangsa dipertaruhkan kemajuan dan kejayaannya.
Untuk bisa meningkatkan kualitas keilmuan dalam dunia pendidikan maka
seorang guru dituntut secara personal berwawasan luas dan produktif serta mampu
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan tugas dan
pungsinya sebagai guru, baik guru dalam pendidikan secara umum maupun dalam
pendidikan Islam.
Menjadi guru kreatif profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki
kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang
efektif, hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusip dan menyenangkan, cara guru melakukan suatu kegiata pembelajaran
mingkin memerlukan pendekatan dan metode yang berada dengan pembelajaran
lainnya.
Guru menjalakan tugas yang sangat mulia yaitu mendidik, mengajar, dan
mengayomi murid-murid, guru juga berpungsi sebagai penyampai risalah Islam peran
guru disekolah, kampus atau akademik merupakan salah satu dilema utama bagi
pendidikan moral.
Tugas dan peran guru merupakan salah satu dari kewajiban sebagai guru
dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Hal ini penting karena guru merupakan orang tua kedua setelah
keluarga yang memiliki beberapa memiliki beberapa peran dalam menuju anak didik
yang memiliki kepribadian yang baik biasa meneruskan perjuangan suatu bangsa
yang berkebribadian berkeadapan yang tinggi dan bisa bersaing di dunia pendidikan
baik lokal, nasional maupun internasional, guru dalam hal ini sangat berkompeten
untuk mewujudkan semua itu melalui dunia pendidikan yang memiliki tugas dan
peranannya.
Untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran seorang guru di tuntut
untuk dapat memilih dan menggunakan variasi pembelajaran yang sesuai dengan
bahan ajar yang akan di berikan kepada para peserta didik. Juga dapat dilihat dari
kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, maupun

3
penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkat hirarki belajar. Berhasil atau tidaknya
suatu proses pembelajaran tergantung dari bagaimana cara seorang guru
mengorganisasikan sistem pembelajarannya yang mengacu kepada teknik, metode,
dan media yang sesuai dengan bahan pelajaran yang disampaikan kepada muridnya.
Pengembangan variasi pembelajaran merupakan suatu keharusan untuk
dipersiapkan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan
ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah dan harus terlibat
langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kualitas
kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Variasipembelajaran harus
diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan variasi-variasi pembelajaran
apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Dari hasil wawancara dengan salah seorang guru agama Islam di SMA
Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan yaitu Usmar Hasibuan, S.Ag diperoleh hasil
Tulisan terhadap pelaksanaan pembelajaran Agama Islam masih menggunakan
penerapan motode pembelajaran yang dimulai dari menjelaskan materi, memberi
contoh dan dilanjutkan dengan latihan soal, sehingga pembelajaran cenderung
didominasi oleh guru. Siswa kurang diberikan kesempatan untuk berpikir dan
mengembangkan kreativitasnya sehingga berakibat terhadap hasil belajar siswa.
Setiap variasi pembelajaran mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran
yang membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Kenyataan yang terlihat
melalui wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam bapak Habibatussaniah
Hrp, S.Pd.I masih kurang sesuai dengan materi pembelajaran bidang studi agama
Islam, sehingga hasil belajar dapat di tingkatkakan
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran
siswa adalah dengan melaksanakan variasi pembelajaran sesuaidengan kebutuhan
siswa dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. Variasi
pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalahvariasi pembelajaran yang dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam proses belajar
mengajar. Sebagai alternative dapat diterapkan metode mengajar bervariasi pada

4
bidang situ di pendidikan agama islam dalam meningkatkan hasil pelajar merupakan
teknik sederhana yang mempunyai keuntungan untuk dapat mengoptimalkan
partisipasi siswa untukmengeluarkan pendapat, dan meningkatkan pengetahuan.
Setiap siswa berbagi dalam ide, pemikiran atau informasi yang mereka ketahui
tentang permasalahan yang diberikan guru, dan bersama-sama mencari solusinya.2
Gagasan atau ide dan perilaku pembelajaran yang kreatif terkait dengan usaha
guru untuk membangkitkan motivasi belajar. Kreativitas itu bukan hanya mengacu
pada hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran semata seperti pemberian
materi pembelajaran, penggunaan metode, tetapi juga perwujudan prilaku guru yang
luwes, komunikatif, menyenangkan, membimbing, kesejajaran dan sebagainya yang
berimplikasi terhadap hasil belajar.3 Fenomena yang terlihat di SMA Muhammadiyah
11 Padangsidimpuan : (1) cara penyampaian materi yang kurang komunikatif dan
terlalumonoton sehingga mengakibatkan siswa kurang berminat dalam mengikuti
pembelajaran, (2) kurangnya kepedulian guru dalam mempersiapkan dan mengkaji
materi pembelajaran, (3) kurangnya kepedulian guru untuk memberi motivasi bagi
siswa agar lebih berminat dalam proses pembelajaran, (4) kurangnya kepedulian guru
dalam penggunaan metode yang bervariasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa.
Berdasarkan observasi awal penulis di SMA Muhammadiyah 11
Padangsidimpuan sebagian guru belum menyadari bahwa keterlibatan langsung
peserta didik dalam pembelajaran dapat mempercepat penyerapan terhadap materi
pelajaran yang disampaikan. Guru lebih mengutamakan materi mana yang lebih
mudah diajarkan dan dikuasainya tanpa melihat kondisi keinginan siswa dan tujuan
pembelajaran agama Islam yang sesungguhnya. Proses pembelajaran pada hakikatnya
untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa, melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya sering kali kita tidak sadar, bahwa

2
Buchari Alma, Guru ProfesionalMenguasaiMetodedanTrampilMengajar (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm: 91.
3
Iskandar Agung, MeningkatkanKreativitasBagi Guru (Jakarta: BestariBuanaMurni, 2010),
hlm.38.

5
masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menghambat aktivitas dan
kreativitas siswa.
Dalam proses pembelajaran di kelas pada umumnya lebih menekankan pada
aspek kognitif, sehingga kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat
pada pemahaman pengetahuan, dan ingatan. Dalam situasi demikian, biasanya siswa
dituntut untuk menerima apa-apa yang dianggap penting oleh guru dan
menghafalnya. Guru pada umumnya kurang menyenangi suasana pembelajaran yang
para peserta didiknya banyak bertanya mengenai hal-hal di luar konteks yang
dibicarakannya. Dengan kondisi yang demikian, maka aktivitas dan kreativitas para
peserta didik terhambat atau tidak dapat berkembang secara optimal.
Salah satu faktor utama dalam pembinaan mental, moral dan aqidah siswa
perlu diciptakan motode pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan dapat
meningkatkan gairah belajar siswa. Untuk itu perlu dilaksanakan Tulisan
bagaimanakah “Upaya Pengembangan Metode Mengajar bervariasi Pada Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Di SMA
Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan”.

B. Pengertian Metode Mengajar


Secara etimologi metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. 4.
sedangkan Mengajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Secara terminologi Abuddin Nata mengartikan bahwa : “Metode adalah cara
atau langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan”.5
Kemudian Abuddin Nata juga mengemukakan bahwa “Mengajar adalah upaya

4
Tim penyusunan kamus bahasa. Op. Cit hal. 740
5
Abuddin Nata, Op.Cit, hal. 176.

6
membangun wawasan tentang sesuatru dalam rangka menumbuhkan kemampuan
efektif dan psikomotorik pada peserta didik”.6
Dari uraian dia atas Penulis menyimpulkan bahwa metode mengajar adalah
cara atau langkah-langkah yang teratur yang dilaksanakan untuk menyampaikan suatu
gagasan untuk memembangun wawasan yang kognitif pada peserta didik dan
menumbuhkan wawasan tentang suatu objek dalam rangka menumbuhkan
kemampuan afektif dan psikomotorik. Sedangkan Pengembangan Variasi mengajar
adalah berbagai upaya yang terencana dan sistematis dalam menggunakan berbagai
komponen yang mempengaruhi kegiatan belajar.
C. Pengertian Variasi Mengajar
Belajar mengajar adalah salah satu kebutuhan dasar menusia dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keperibadiannya, belajar
mengajar juga akan menalami kebosanan jika tidak dilakukan secara variasi, hal yang
demikian merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru sebagai penggerak
utamaterjadinya kegiatan belajar mengajar.Menurut Abuddin Nata variasi mengajar
adalah berbagai upaya yang terencana dan sistematis dalam menggunakan berbagai
komponen yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajarseperti hal penggunaan
media dan bahan pengajaran.7
Ada alasan yang mendasari perlunya mengembangkan proses belajar
mengajar yang bervariasi yaitu adanya unsur kejenuhan atau kebosanan pada diri
manusia termasuk anak didik,karna sikap bosan adalah merupakan salah satu bagian
dari watak dasar manusia, manusia menghendaki adanya variasi dalam berbagai hal
yang menyangkut kebutuhan hidupnya.8
D. Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi dan
belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimadsud adalah :
1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevansi Proses
Belajar Mengajar
6
Ibid hal. 175.
7
Ibid hlm. 283
8
Ibid hal 283

7
Dalam proses belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap materi pelajaran
yang diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa yang tidak
atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal itu akan menyebabkan siswa
tidak mengerti akan bahan yang diberikan guru.
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk
mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang
diberikan.Berbagai factor memang mempengaruhi.Misalnya factor penjelasan guru
yang kurang mengenai sasaran, situasi diluar kelas yang dirasakan siswa lebih
menarik daripada materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang
menyenangi materi yang diberikan guru.
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar,
karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru
jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Tecapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap siswa mencapai penguasaan
terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan kelas.Indikator penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan di dalam diri siswa. Jadi,
perhatian adalah masalah yang tidak bias dikesampingkan dalam konteks pencapaian
tujuan pembelajaran.
Karena itu, guru memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat
meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau
belum.

2. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinyan Motivasi


Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan
dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan
tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu,
guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak di
dalam diri setiap siswa selama pelajaran berlangsung.
Bagi siswa yang sering memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru.Karena di dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi,

8
yaitu motivasi intrinsik.Siswa yang demikian biasanya dengan kesadarannya sendiri
memperhatikan penjelasan guru.Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan.Berbagai gangguan yang ada disekitarnya kurang dapt
mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
diperlukan.Disini peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi,
yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebagai
alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi
perbuatan.
.

3. Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah


Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa di kelas ada siswa
tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru.Sikap negative ini tidak hanya
terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswi.Konsekuensinya bidang studi yang dipegang
oleh guru tersebut juga menjadi tidak disenangi.Acuh tak acuh sering ditunjukkan
lewat sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran
di kelas.
Metode mengajar yang dipergunakan itu-itu saja.Misalnya hanya
menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar di
kelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode yang lain. Misalnya metode
diskusi, resitasi, Tanya jawab, problem solving atau cerita.
Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan pandai
mengambil hati siswa.Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru.Siswa
selalu ingin dekat dengan guru.Ketiadaan guru barang sehari di sekolah tidak jarang
dipertanyakan.Siswa merasa rindu untuk selalu dekat di sisi guru. Guru seperti itu
biasanya karena gaya mengajarnya dan pendekatannya yang sesuai dengan psikologis
siswa. Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Di sela-
sela penjelasan selalu diselingi humor dengan pendekatan yang edukatif, jauh dari
sikap permusuhan.
E. Manfaat Variasi Mengajar

9
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya,
sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan
pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar
mereka tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits : .

Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-seling


dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R. Bukhari).
F. Prinsip Penggunaan Metode Variasi
Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa menjadi pusat perhatian guru.
Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif
belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya
kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi
dalam mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya
semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan
komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar,
dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan agar menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan
penjelasan guru.
2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak
akan merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar
Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran.Jadi
penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan.Karena
variasi ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang
diterima dari siswa.Umpan balik ini ada dua yaitu Umpan balik tingkah laku yang
menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa dan Umpan balik informasi tentang
pengetahuan dan pelajaran.

G. Pengertian Hasil Belajar

10
Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam melibatkan guru dan siswa
adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tolak
ukur keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
adalah hasil belajar.
Belajar merupakan suatu kegiatan memahami tentang suatu gejala yang
sebelumnya tidak diketahui menjadi diketahui sehingga menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku individu tersebut seperti yang dinyatakan oleh Sarwono
bahwa :” Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau
diperbaiki melalui serentan reaksi atas situasi (rangsang) yang terjadi”.9
Dalam teori Budiningsi dinyakan bahwa :” Belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya reaksi antara stimulus dan respon”.10 Teori ini
didukung oleh Thorndike di dalam buku budiningsi yang menyatakan bahwa belajar
adalah proses interaksi antara sitimulus dan respon”. 11Hal senada juga dikemukakan
oleh Watson di dalam buku budiningsi bahwa : “Belajar adalah proses intraksi antara
stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berupa tingkah
laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur”. 12Sedangkan hasil belajar
menurut menurut Abdurrahman: ”Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar.”
Dengan berakhirnya suatu proses belajar mengajar, maka siswa memperoleh
suatu hasil belajar. Maka penulis penyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan secara nyata yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses
pembelajaran.
Melalui kegiatan belajar secara perlahan akan terjadi perubahan pada individu
yang belajar, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.Perubahan – perubahan
yang terjadi paad diri individu terhadap suatu keadaan yang baik merupakan
keberhasilan belajar yang diperoleh dimana hasil belajar itu sendiri dapat

9
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hal.47.
10
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), hal.20.
11
Ibid, hal.21.
12
Ibid. hal. 22.

11
menandakan sejauh mana tingkah laku, kecakapan dan status pelajar dalam menelaah
materi pelajaran pada jangka waktu tertentu menggunakan evaluasi belajar.
H. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam (internal) dan
dari luar (eksternal) diri orang belajar.
ada 2 faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar:
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)
a. Kesehatan
b. Inteligensi dan bakat
c. Minat dan motivasi
d. Cara belajar
2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)
b. Keluarga
c. Sekolah
d. Masyarakat
e. Lingkungan sekitar

I. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Pendidikan agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa
secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah
(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangan.13
Bila pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, dasn fisik yang bisa
menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan
personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.Usaha
kependidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan
vitamin bagi pertumbuhan manusia.

13
Arifin, Op.Cit hln:22

12
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan”
(opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga
sering di artikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia.Bila ingin di
arahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam maka harus berproses
melalui sistem kependidikan Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem
kurikuler.
Agama Islam adalah agama yang universal. Yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah
satu ajaran Islam itu adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan
pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan merupakan kebutuhan hidup
manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan
mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya.
Islam disamping menekankan kepada umatnya untuk belajar juga menyuruh
umatnya untuk mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Jadi Islam mewajibkan
umatnya belajar dan mengajar. Melakukan proses belajar dan mengajar adalah
bersifat manusiawi, yakni sesuai dengan harkat kemanusiaannya, sebagai makhluk
yang dapat dididik dan dapat mendidik.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Bilamana pendidikan agama Islam kita artikan sebagai proses, maka
diperlukan adanya sistem dan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai dengan proses
melalui sistem tertentu. Hal ini karena proses didikan tanpa sasaran dan tujuan yang
jelas berarti suatu oportunisme, yang akan menghilangkan nilai hakiki pendidikan.
Berbagai tingkat tujuan pendidikan yang dirumuskan secara teoritis itu
bertujuan untuk memudahkan proses kependidikan melalui tahapan yang makin
meningkat (progresif) kea rah tujuan umum atau tujuan akhir.
Dalam sistem operasionalisasi kelembagaan pendidikan, tujuan-tujuan
tersebut ditetapkan secara berjenjang dalam struktur program instruksional, sehingga
tergambarlah klasifikasi gradual yang semakin meningkat. Bila dilihat dari

13
pendekatan sistem instruksional tertentu, pendidikan Islam bisa dibagi dalam
beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut:14
a. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK), diarahkan pada setiap bidang studi
yang harus dikuasai dan diamalkan oleh anak didik.
b. Tujuan Intruksional Umum (TIU), di arahkan pada penguasaan atau
pengamalan suatu bidang studi secara umum atau garis besarnya sebagai
suatu kebulatan.
c. Tujuan kurikuler, yang ditetapkan untuk dicapai melalui garis-garis besar
program pengajaran di tiap institusi pendidikan.
d. Tujuan institusional, adalah tujuan yang harus di capai menurut program
pendidikan ditiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat
seperti tujuan institusional SLTP/SLTA.
e. Tujuan umum atau tujuan nasional, adalah cita-cita hidup yang ditetapkan
untuk dicapai melalui proses kependidikan dengan berbagai berbagai cara
atau sistem, baik sistem formal (sekolah), sistem nonformal (nonklasikal
dan nonkurikuler), maupun sistem informal (yang tidak terkait oleh
formalitas program, waktu, ruang dan materi.
Demikian pula yang terjadi dalam proses kependidikan Islam, bahwa
penetapan tujuan akhir itu mutlak diperlukan dalam rangka mengarahkan segala
proses, sejak dari perencanaan program sampai dengan pelaksanaannya, agar tetap
konsisiten dan tidak mengalami deviasi (penyimpangan).
3. Objek Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam yang bertugas pokok menggali, menganalisis dan
mengembangkan serta mengamalkan ajaran Islam yang bersumberkan Al-qur’an dan
Al-Hadis, cukup memperoleh bimbingan dan arahan dari kandungan makna yang
terungkap dari kedua sumber tuntutan tersebut.Makna yang komprehensif dari
sumber tersebut menjangkau dan melingkupi segala aspek kehidupan manusia
modern.15

14
, Ibid, hlm:27
15
Arifin, Kapita Selekta pendidikan Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2003)hlm:24

14
Sejalan dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi
sekalian makhluk di ala mini, pendidikan Islam mengidentifikasikan sasarannya pada
empat pengembangan fungsi manusia, yaitu:16
1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang hidup di
tengah makhluk-makhluk lain, manusia harus bisa memerankan fungsi dan
tanggung jawbnya, manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang
paling utama di antara makhluk lainnya dan mengfungsikan sebagai khalifah di
muka bumi ini.
2. Menyadarkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.
3. Menyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT.

J. Upaya Pengembangan Metode Mengajar Variasi Pada Mata Pelajaran


Agama Islam di SMA Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan
Dalam pelaksanaan metode mengajar bervariasi guru menyiapkan beberapa
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyiapkan bahan ajar sebelum melaksanakan proses pembelajaran dengan
beberapa metode yang berbeda yang bisa menarik minat dan motivasi siswa
dalam menerima pembelajaran agama Islam di kelas
b. Melaksanakan metode mengajar dengan beberapa variasi mengajar yang dapat
membangkitkan dorongan kepada siswa dalam menyiapkan diri menerima
pelajaran yang diberikan guru
c. Menyiapkan bahan diskusi untuk dikerjakan secara berkelompok tentang
masalah yang diberikan guru
d. Mengembangkan metode mengajar bervariasi di dalam kelas, dimana guru
memodel pembelajaran dengan beberapa metode pembelajaran, terkadang
guru mengajar dengan metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab
dan dengan beberapa metode lainnya yang membuat siswa belajar dengan
nyaman tanpa mengalami kebosanan dalam menerima pelajaran agama Islam
yang diberikan guru.

16
Arifin, Ibid, hlm:23

15
Pelaksanaan pembelajaran meliputi:
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam Kegiatan pendahuluan, guru harus memerhatikan hal-hal berikut:
a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis siswa.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan mata pelajaran,yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan
komfirmasi.
3. Penilaian/Evaluasi prestasi belajar siswa
Evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan data untuk menentukan
bagaimana, dalam hal apa, dan bagian yang mana tujuan pendidikan yang
sudah tercapai.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontiniu agar dapat
menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama
yang sering terjadi di antara guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu, seperti akhir unit, pertengahan, dan akhir suatu program
pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para

16
siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi
bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA
Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan Bapak Drs. Hamzah diperoleh hasil
bahwa “ada kecenderungan dimana sebagian guru melengkapi laporan
evaluasinya dengan evaluasi kualitatif yang di dalamnya lebih banyak
informasi kualitatif. Padahal evaluasi kualitatif tidak selalu tepat, karena
adanya faktor pertimbangan subjektivitas yang dibuat oleh guru.”17

K. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan Uraian diatas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu membuat
perencanaan pembelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan guru di SMA Muhammadiyah
11 Padangsidimpuan dapat meningkatkan pembelajaran pendidikan agama
Islam.
3. Dengan evaluasi yang dilaksanakan, terlihat hasil belajar siswa meningkat dan
sudah menguasai ilmu pendidikan agama islam atas bimbingan guru sesuai
dengan tujuan yang dirumuskan.
4. Melalui penerapan metode mengajar bervariasi dapat meningkatkan
Pembelajaran siswa di SMA Muhammadiyah 11 Padangsidimpuan.
5. Metode Mengajar Bervariasi mampu membantu siswa mengajukan hipotesa-
hipotesa yang di dapat dari materi pelajaran yang diberikan guru.
6. Siswa bersemangat dan antusias mengikuti pembelajaran.

Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan agama


Islam dapat disarankan hal hal sebagai berikut:

17
Hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA Negeri 6 Padangsidimpuan

17
1. Bagi siswa yang terlibat dalam Tulisan ini agar tetap menanamkan sikap
positif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam secara aktif, menjalin
kerjasama yang baik, menghargai pendapat orang lain dan bersemangat
dalam belajar.
2. Bagi guru pendidikan agama Islam, Metode Mengajar Bervariasi dapat
dijadikan sebagai alternative untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
pendidikan agama Islam siswa dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Sebelum diterapkan kepada siswa agar diberikan penjelasan yang
selengkapnya mengenai metode pembelajaran ini supaya di dalam
penerapannya siswa benar-benar memahami dan bekerja sesuai prosedur
atau langkah-langkah.
b. Pengelolaan waktu dan kelas, penyajian alat peraga sebaiknya benar-
benar dirancang dan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
c. Dalam pembentukan kelompok (menentukan pasangan) agar
diperhatikan keinginan siswa dengan siapa ia ingin dipasangkan, dan
sebaiknya pasangan-pasangan tersebut diganti setiap pergantian pokok
bahasan baru.
d. Memberi masukan kepada guru pendidikan agama Islam untuk lebih
aktif melatih siswa denagn jalan memberi tugas secara pribadi maupun
kelompok.
e. Pada siswa disarankan, untuk lebih aktif mengerjakan tugas-tugas baik di
sekolah maupun di rumah dengan seringnya latihan maka semakin dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Iskandar. (2010). Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru,


Jakarta: Bestari Buana Murni.

Alma, Buchari. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Trampil Mengajar,
Bandung Alfa Beta.

Arifin. (2003). Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta : Bumi Aksara.

Arifin, (2003).Kapita Selekta pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arifin. Muzayyin. (1987 )Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,

Arikunto. Suharsimi, (2006), Prosedur Tulisan Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineka Cipta,

Poerwadarminta.(1986) Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

Asri Budiningsih, (2007), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Bunging, Burhan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Majid. Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


KompetensiGuru, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2008), Hlm:15

Nata Abudddin, (2009), Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:


Kencana.

19
Ramayulis. (2000), Metodologi Pengaaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulya,
Sanjaya, Wina. (2009). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta :
Kencana.
Sugiyono. (2008). Metodologi Tulisan Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatip
dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsif dan Operasionalnya, Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Tim Penyusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2001), Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
Usman.User, (2011), Menjadi Guru Profesional (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 6

Sarwono. Sarlito, (2003), Pengantar Psikologi Umum, Jakarta : Bulan Bintang,

Zuriah. Nurul, (2006), Metodologi Tulisan Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara

20

You might also like