Pengaruh E-Learning Berbasis Problem Based Learning Terhadap Karakter Dan Hasil Belajar Statistika Inferensial Di Program Studi Teknologi Pendidikan FIP Undiksha
Pengaruh E-Learning Berbasis Problem Based Learning Terhadap Karakter Dan Hasil Belajar Statistika Inferensial Di Program Studi Teknologi Pendidikan FIP Undiksha
Pengaruh E-Learning Berbasis Problem Based Learning Terhadap Karakter Dan Hasil Belajar Statistika Inferensial Di Program Studi Teknologi Pendidikan FIP Undiksha
ISBN 978-623-7482-54-3
ABSTRACT
The material, strategy, media, and evaluation of learning in their presentation have changed. These
components were originally presented in print, but are now presented digitally. To accommodate the changes in
information and communication technology (ICT) is designing courses that adopt ICT, especially in the Inferential
Statistics course. In particular, this study aims to design e-learning based on Problem Based Learning (PBL) and
determine its effect on inferential statistics learning outcomes and student character. This type of research is a
quasi-experimental study using a post-test control group design. The population of this study was 36 fourth
semester students consisting of 2 classes, namely the experimental class and the control class. The location of
this research is in the Educational Technology Study Program, Faculty of Education, Ganesha University of
Education. During the research, data were collected using non-test instruments in the form of a project containing
cases and carried out online on Undiksha e-learning. The research data were analyzed using manova statistics.
The results showed that the average score of the experimental class learning outcomes was 87.45 and the
control class average score was 78.93. The average score of the experimental class characters was 88.15 and
the control class was 78.26. The multivariate test shows that the F price has a smaller significance than 0.05, so
that there are significant differences in learning outcomes and character between students who study PBL-based
e-learning and students who learn using direct instruction (DI) based e-learning. The research findings also found
that 81% of respondents in the experimental class scored above 80 and this indicates that students have been
able to solve cases in statistics. In the control class, only 53.33% of respondents scored above 80.
ABSTRAK
Materi, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran dalam penyajiannya mengalami perubahan. Komponen
tersebut awalnya disajikan secara cetak, namun saat ini disajikan secara digital. Untuk mengakomodasi
perubahan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tersebut adalah mendesain mata kuliah yang mengadopsi
TIK tersebut terutama pada mata kuliah Statistika Inferensial. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk
mendesain e-learning berbasis Problem Based Learning (PBL) dan mengetahui pengaruhnya terhadap hasil
belajar statistika inferensial dan karakter mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan
menggunakan rancangan postest control group design. Populasi penelitian ini adalah 36 orang mahasiswa
semester IV yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lokasi penelitian ini di Program
Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. Selama penelitian, data
dikumpulkan menggunakan instrumen non tes berupa proyek yang memuat kasus-kasus dan dikerjakan secara
online pada e-learning Undiksha. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik manova. Hasil penelitian
menujukan bahwa skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 87,45 dan skor rata-rata kelas kontrol
78,93. Skor rata-rata karakter kelas eksperimen 88,15 dan kelas kontrol 78,26. Uji Multivariat menunjukkan
bahwa harga F memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, sehingga terdapat perbedaan hasil belajar dan
karakter yang signifikan antara mahasiswa yang belajar dengan e-learning berbasis PBL dan mahasiswa yang
belajar dengan e-learning berbasis direct instruction (DI). Temuan penelitian juga menemukan bahwa 81%
responden pada kelas eksperimen memperoleh skor diatas 80 dan ini mengindikasikan bahwa mahasiswa telah
mampu menyelesaikan kasus-kasus dalam statistik. Pada kelas kontrol hanya 53,33% responden yang
memperoleh skor di atas 80.
1. Pendahuluan
Di era teknologi informasi saat ini kegiatan pembelajaran tidak lagi dibatasi oleh dinding
gedung. TIK telah membuka akses yang lebar untuk mengikuti sebuah aktivitas belajar yang lebih
fleksibel. Begitu juga ke depan mahasiswa akan dapat mengikuti pembelajaran yang sama pada
kampus lain melalui pendidikan jarak jauh (distance learning) berbasis online. Dengan adanya
internet, sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh yang lebih efisien dengan
menghubungkan peserta didik dengan pengajar pada tempat yang berbeda. Teknologi internet juga
memudahkan peserta didik mengakses materi, melihat nilai mereka secara online, mengecek
kemajuan belajar, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan
sebagainya.
Internet merupakan teknologi yang digunakan mewujudkan pembelajaran online. Haughey dan
Almasaeid (2014) mengungkapkan bahwa terdapat tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem
pembelajaran berbasis internet, yaitu: web course adalah penggunaan internet secara penuh untuk
kegiatan pembelajaran. web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Model web enhanced course adalah pemanfaatan
internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Pemanfaatan
internet di bidang pendidikan masih pada model web enhanced course. Masih sangat minim lembaga
pendidikan yang menerapkan model webcentric course.
E-learning sering disebut dengan penggunaan jaringan teknologi informasi dan teknologi
komunikasi dalam pembelajaran (Naidu, 2006). Sejumlah istilah lain juga digunakan untuk
menjelaskankonsep e-learning. Ada belajar online, belajar virtual, belajar berbasis jaringan dan web.
Pada dasarnya, semua istilah tersebut mengacu ke proses pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi. Istilah e-learning lebih dari sekadar belajar online, belajar lewat
dunia maya, belajar berbasis jaringan dan web namun e-learning adalah menggabungkan semua
kegiatan pembelajaran baik individu atau kerja kelompok secara online maupun offline melalui
jaringan atau mandiri oleh komputer dan perangkat elektronik lainnya.
Ada bebargai apalikasi yang lebih sering dikenal dengan Learning Management System (LMS)
yang dapat digunakan untuk membangun e-learning, yaitu moodle, edmodo, schoology, campus
dokeos, claroline, dan sebagainya. Pada penelitian ini akan digunakan LMS Moodle. Moodle
merupakan salah satu LMS belajar online yang lengkap dan urutan belajarnya dapat dirancang secara
sistematis berdasarkan teori pembelajaran yang digunakan. Moodle merupakan salah satu LMS open
source yang dapat diperoleh secara bebas melalui http://moodle.org. Oleh karena itu banyak lembaga
pendidikan yang memilih LMS ini dalam mengembangkan portal e-learning. Selain disebabkan oleh
kebebasan (tidak perlu membayar) dalam menggunakan LMS ini, banyaknya pengunaan LMS moodle
juga disebabkan karena adanya beberapa keunggulan dari LMS ini. Menurut Surjono (2010) ada
beberapa langkah-langkah mengembangkan portal e-learning dengan menggunakan moodle
meliputi:registrasi webhosting secara gratis yang dapat dipakai untuk membuat portal e-learning
dengan moodle, mengatur identitas portal, mengganti thema, membuat kategori, membuat user,
mengangkat status user, pendaftaran sebagai penguna, mengubah profil pribadi, mengubah setting
course, memasukan materi pembelajaran, membuat quiz, membuat dan mengelola tugas, membuat
forum diskusi, dan memasukkan chat.
Sebagaimana tuntutan abad 21 diperlukan pengembangan aspek-aspek seperti kerja sama,
menghargai pendapat, mengenali diri sendiri, dan orang lain, kemampuan pemecahan masalah dan
sejenisnya perlu ditumbuhkan dalam pembelajaran. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka strategi
pembelajaran juga semestinya mengakomodasi mahasiswa untuk memenuhi tuntutan tersebut. Salah
satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan oleh dosen adalah model pembelajaran
prolem-based learning (PBL).
Untuk mengantisipasi masalah penggunaan internet yang belum tepat, kelemahan
pembelajaran tatap muka, dan tututan abad 21 maka dilakukan penelitian tentang penerapan e-
learning berbasis problem based learning. Model pembelajaran ini menggabungkan pola tatap muka
dan pola online. Strategi belajar pada kelas tatap muka dan online menggunakan model prolem-based
learning. Dengan penerapan model tersebut diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar dan karakter
mahasiswa.
Wheeler, et.al. (2005) mendefinisikan PBL adalah belajar berdasarkan ‘berpikir melalui’
masalah kehidupan nyata atau lebih tepatnya kesadaran terhadap situasi. Problem-based learning is
an approach to structuring the curriculum which involves confronting students with problems from
practice which provide a stimulus for learning (Boud & Feletti, 1997: 15). Menurut Arends (2004) PBL
dapat ditelusuri melalui tiga aliran utama pemikiran abad ke-20. Pertama, Dewey and the Problem-
Oriented Classroom; pandangan John Dewey bahwa sekolah seharusnya menjadi laboratorium bagi
pemecahan masalah nyata. Kedua, Piaget, Vygotsky, and Contructivism; teori belajar konstruktivistik
yang menekankan kebutuhan pebelajar untuk menyelidiki lingkungan mereka dan membangun secara
personal pengetahuan bermakna. Ketiga, Bruner and Discovery Learning; belajar diskoveri
menekankan keaktifan, belajar mengalami yang berpusat pada pebelajar dimana pebelajar
menemukan ide dan memperoleh maknanya.
Arends (2004) menjelaskan ada lima tahap kegiatan utama yang dapat diterapkan dalam PBL.
Proses PBL dimulai dari orientasi siswa pada masalah, selanjutnya mengorganisasi siswa untuk
belajar, membimbing penyelidikan dalam kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
dan menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Penyajian masalah yang akan
dipecahkan oleh siswa dilakukan pada tahap pertama.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh e-learning berbasis Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil belajar statistika inferensial dan karakter mahasiswa
2. Metode
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Mengingat tidak semua variabel (gejala yang
muncul) dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat, maka penelitian ini
dikategorikan penelitian eksperimen semu. Desain penelitian digunakan dalam penelitian ini disajikan
pada Gambar 1.
E : O1 X O2
K : O3 - O4
Gambar 1. Rancangan Eksperimen Pretest Postest Control Group
Desain analisis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analisis multivariat of
varians analysis (Manova).
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester V di program studi Teknologi Pendidikan
yang berjumlah 37 orang yang terdiri dari 2 kelas. Dalam penentuan sampel penelitian digunakan
teknik purposif sampling. Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan metode observasi,
angket, dan tes hasil. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang
meliputi: uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat akan dilakukan dengan bantuan software
SPSS.
4. Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar dan karakter yang
signifikan antara mahasiswa yang belajar dengan e-learning berbasis PBL dan mahasiswa yang
belajar dengan e-learning berbasis Direct Instruction (DI). Perbedaaan yang signifikan menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan e-learning berbasis problem based learning berpengaruh terhadap
karakter dan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran tanpa e-learning.
Daftar Rujukan
Arends, R. I. 2004. Learning to teach. Sixth Edition. New York: McGrw-Hill.
Almasaeid, Turki Fahed. 2014. The Effect Of Using Blended Learning Strategy On Achievement and
Attitudes In Teaching Science Among 9th Grade Students. European Scientific Journal. 10
(31).133-145.
Boud. D & Feletti, G. I (Eds.). 1997. The challenge of problem-based learning. London: Kogan Page.
Indartono, Setyabudi. 2011. The Effect of E-Learning on Character Building: Proposition for
Organizational Behavior Course. Jurnal Pendidikan Karakter, 1(1): 59-73.
Mariah, Siti, Andayani, Sri Wahyu, & Sari, Anggri Sekar. 2018. Character Development In Virtual
Class. ICSTI.
Naidu, Som. 2006. E-Learning A Guidebook of Principles, Procedure and Practice. New Delhi:
Cemca.
Surjono, Herman Dwi. 2010. Pengembangan Course E-Learning Berbasis Moodle. Yogyakarta: UNY
Press.
Wheeler, S., Kelly, P., & Gale, K. 2005. The influence of online problem-based learning on teachers’
professional practice and identity. ALT-J, Research in Learning Technology, 13(2): 125-137.