Jurnal Ebm Kanker Serviks
Jurnal Ebm Kanker Serviks
Jurnal Ebm Kanker Serviks
Abstract. The prevalence of cervical calicer is highest among all the types of gynecologic cancer
observed in Indonesia. Most of the patients arrived in late stage condition to the health facility
resulting unsatisfactory treatment's otrtconte. The aim of this study was to find out the
probability of Jive-year survival rate and factors that injllrence its outcome. A cohort
retrospective study was done at the Dhawnais Cancer Hospital, Jakarta with a total of 184
cases of cervical cancer that were cared in the hospital during the year of 1996. The data were
collected from the medical record department and the patients 1tverefollowed up until the 31'' of
December 2001, with home visit, telepltolle calls or correspondences. A Kaplan Mej~eranalysis
wns trsed to determine the iilf2uencingji1ctors. The results sho\tged that the five-year stlrvival
probability of cervical cancer that visited the Dharntais Cancer Hospital in 1996 was 0.435 or
40.3% with median of 1208 da-vs. -4fter checking the confourtdi~rgfactors and other interactio~w,
clinical stage at the initial treatrltettt and patient 's adherence to the treatment protocol were the
factors that injltrertce the outconze of the cervical cancer patients.
diperoleh 5 year survival rate sekitar 59,8% (meninggal atau masih hidup). Bila penderi-
(5) ta tidak melakukan pemeriksaan ulang sete-
lah pulang dari rumah sakit, sehingga tidak
Tujuan tulisan ini adalah untuk me-
diketahui apakah penderita masih hidup se-
ngetahui 5 year. sllwival rate kanker serviks
telah pengobatan 5 tahun, dikontak melalui
di RS Kanker Dharmais Jakarta serta me-
telepon atau dilakukan kunjungan rumah
ngetahui faktor-faktor yang mempengaruhi-
atau pengiriman surat daftar isian ke alamat
nya.
penderita atau keluarganya melalui pos un-
tuk diisi dan dikirim kembali. Bila alamat
penderita tidak ditemukan. karena memang
BAHAN DAN METODA
tidak lengkap atau mungkin penderita pin-
Penelitian ini merupakan studi analitik dah rumah dengan alamat yang tidak jelas,
terhadap data kanker serviks. Desain yang maka penderita tersebut dikatakan hilang
digunakan adalah kohort retrospektif (follow dari pengamatan dan tanggal hilangnya
up study). Sampel adalah penderita kanker adalah tanggal terakhir diketahui keadaan
serviks yang datang berobat ke RS Kanker penderita tersebut.
Dharmais tahun 1996. Besar sampel
Data dianalisis dengan menggunakan
dihitung dengan rumus (6':
program SPSS for Window versi 10.1. Ana-
lisis univariat dilakukan untuk melihat gam-
baran distribusi frekuensi, besarnya proporsi
dari masing-masing variabel, disajikan seca-
ra deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui
besarnya probabilitas survival dilakukan de-
ngan menggunakan Kaplan Meyer dan un-
tuk melihat kemaknaannya digunakan Log-
rank test ('). Analisis Regresi Cox digunakan
untuk mengetahui hubungan variabel depen-
Dari hasil penelitian di RSCM diper- den dengan variabel independen secara ber-
oleh jve-year sllwival rate pada penderita sama-sama dengan mengontrol pengaruh
kanker serviks pada stadium awal 45% dan variabel yang diduga sebagai konfonding.
pada stadium lanjut sekitar 6%. Maka Variabel kandidat yang diikutkan dalam
dengan memakai rumus di atas diperoleh analisis regresi Cox adalah variabel yang
minimum sampel 188 kasus. mempunyai nilai p < 0,25 (8). Dari variabel
kandidat tersebut diperiksa apakah antar
Pengumpulan data dilakukan dari ca- variabel terjadi interaksi dengan cara
tatan medik rawat inap dan rawat jalan, di- multiplikasi masing-masing variabel. Jika
pilih status penderita kanker serviks yang tidak ditemukan interaksi dilanjutkan de-
berobat selama tahun 1996 dari RS Kanker ngan pemeriksaan konfonding. Dengan de-
Dharmais Jakarta. Dari status yang diper- mikian diketahui faktor-faktor yang mempe-
oleh kemudian dicatat variabel yang diper- ngaruhi survival 5 tahun kanker serviks.
lukan dan dipindahkan ke dalam form kue-
sioner yang telah dipersiapkan sebelumnya Penderita adalah yang didiagnosis oleh
antara lain stadium klinik, jenis pengobatan, dokter dengan kanker serviks berdasarkan
tanggal mulai diberi pengobatan, tanggal hasil patologi anatomi. Five-year survival
keluar dari rumah sakivperiksa ulang tera- rate merupakan probabilitas survival kanker
khir dan keadaan penderita yang terakhir serviks selama 5 tahun setelah mendapat
Ketahanan Hidup Penderita Kanker.. ...........(Sirait er.aC)
I
Grafik 1. Umur Penderita Kanker Serviks di RS Kanker Dharmais
Yo
26.6 27 2
Yo
han pengaruh obatnya (52,2%) dan tidak serviks dengan a = 0,05 (Logrank = 26,39;
mampu biaya pengobatan (26,l). df= 3; p= 0,0001).
Kadar Hemoglobin Jika dibedakan stadium klinik ini
Kadar hemoglobin yang diukur adalah menjadi stadium awal dan stadium lanjut,
sesaat sebelum dilakukan pengobatan. Se- maka diperoleh probabilitas survival pada
kitar 78,3% penderita mempunyai kadar Hb stadium awal sebesar 0,5836 (58,4%) dan
10,O grldl atau lebih. Kadar Hb yang teren- pada stadium lanjut 0,3237 (32,4%). Ana-
lisis statistik dengan uji Logrank memperli-
dah adalah 8,O gr/dl(5,4%).
hatkan ada hubungan antara stadium klinik
Probabilitas survival kanker serviks dengan survival ( Logrank = 7,81; df = 1; p
Analisis Kaplan Meyer dilakukan un- = 0,0052).
tuk mengetahui besarnya probabilitas survi- Probabilitas survival menurut jenis
val 5 tahun kanker serviks. Diperoleh bahwa pengobatan
probabilitas survival 5 tahun setelah men-
dapat pengobatan sebesar 0,4035 (40,3%) Secara keseluruhan probabilitas survi-
dengan median 1208 hari. val 5 tahun penderita kanker serviks yang
tertinggi adalah yang mendapat pengobatan
Probabilitas Survival menurut stadium kombinasi operasi dan radiasi sebesar
Bila.probabilitas ini dibedakan menu- 0,6122 (6 1,2%) serta probabilitas survival
rut stadium klinik maka diperoleh pada sta- yang pengobatan kombinasi antara operasi,
dium I sebesar 0,5663 (56,6%) pada sta- radiasi dan kemoterapi sekitar 0,6000
dium I1 0, 5602 (56,O %), sedang pada sta- (60%). Dilakukan uji statistik untuk melihat
dium III menurun secara drastis hanya hubungan antara jenis pengobatan dengan
0,2376 (23,7%) dengan median hidup 706 survival, ternyata ditemukan ada hubungan
hari. Tidak ditemukan adanya kasus yang yang bermakna (Logrank = 60,76; df = 7; p
masih hidup sampai 5 tahun setelah pengo- = 0,0001). Jika jenis pengobatan dibedakan
batan pada stadium IV sedang median hi- berdasarkan stadium penyakit, terlihat pada
dupnya hanya 1 16 hari. Pada stadium I dan stadium I, I1 dan 111 probabilitas survival
I1 tidak dapat dihitung median hidupnya tertinggi juga terdapat pada penderita yang
karena probabilitas survival > 0,5 (50%). mendapat kombinasi pengobatan antara
Setelah dilakukan uji statistik diperoleh ha- operasi dan radiasi yang diikuti pengobatan
sil yang menunjukkan adanya hubungan an- hanya radiasi (Tabel 2).
tara stadium klinik dengan survival kanker
std awal
Total Operasi
Radiasi
Kemoterapi
Op + kemo
Op + rad
Rad + kemo
Op + rad + kemo
Paliatif
Std I Operasi
Radiasi
Kemoterapi
Op + kemo
Op + rad 11 0,8571
Rad + kemo 1 0
Op + rad + kemo 1 0
Paliatif 2 sensor
Std I1 Operasi
Radiasi
Kemoterapi
Op + kemo
Op + rad 12 0,6548
Rad + kemo 4 0
Op + rad + kemo 2 095
Paliatif 1 sensor
Std IV Operasi
Radiasi
Kemoterapi
Op + kemo
Op + rad
Rad + kemo
Op + rad + kemo
Paliatif 1 sensor
Bul. Penel. Kesehatan Vol. 31, No. I . 2003: 13-24
hemoglobin sesaat sebelum dilakukan pe- pengaruhi survival kanker sewiks adalah
ngobatan. Untuk menentukan regresi Cox stadium klinik dan kelengkapan pengobatan.
yang mana yang dipakai, dilakukan interak- Interpretasinya sebagai berikut: di-
si antara lifetirve (waktu lama hidup) dengan banding dengan stadium I, risiko meninggal
variabel kandidat. Karena tidak ditemukan untuk stadium 11 hampir sama dengan stadi-
adanya interaksi yang dimaksud maka re- um I. Risiko meninggal pada stadium I11
gresi Cox biasa yang dipakai. Dilakukan sebesar 2,11 kali lebih besar dan stadium N
seleksi variabel kandidat yang mempenga- sebesar 1,62 kali dibanding dengan stadium
ruhi survival kanker serviks dengan cara I. Hal ini disebabkan karena pada umumnya
memasukkan secara bersama-sama semua penderita sudah meninggal pada stadium 111
variabel yang signifikan pada regresi Cox. sehingga yang mencapai stadium IV hanya
Kemudian dilakukan pengontrolan faktor sedikit (6 orang). Penderita dengan pengo-
konfonding dengan cara mengeluarkan satu batan secara tidak lengkap mempunyai risi-
per satu variabel yang tidak signifikan serta
ko untuk meninggal sebesar 8,63 kali lebih
pemeriksaan interaksi. Interaksi yang di- besar dibanding dengan penderita yang
lakukan adalah rnultiplikatif dan terbatas mendapat pengobatan secara lengkap.
hanya pada dua variabel. Hasil akhir analisis
ditemukan bahwa faktor-faktor yang mem-
Ketahanan Hidup Penderita Kanker.. .: .........(Sirail et.al)
Tabel 4, Hasil akhir analisis multivariat regresi Cox pada RS Kanker Dharmais
Variabel RR P 95% C I
Stadium KLinik 0,03 1 -
I 1 - -
I1 1,007 0,987 0,471 - 2,152
I11 2,115 0,037 1,046 - 4,275
IV 1,622 0,46 1 0,448 -5,872
Kelengkapan 8,634 0,000 3,417 - 21,815
pengobatan
sehatan sudah dalam stadium I, 32% sta- Yogyakarta menemukan probabilitas survi-
dium 11, 46% stadium I11 dan 7% stadium val sekitar 0,38 pada stadium awal (stadium
IV dari 213 kasus kanker serviks 3). 0 sampai stadium I1 a) dan sekitar 0,10 pada
Pradjatmo, H dalam penelitiannya di bebe- stadium lanjut (stadium IIb sampai stadium
rapa rumah sakit di Provinsi Yogyakarta IV). Berbeda dengan FIG0 yang melapor-
menemukan penderita datang mencari kan bahwa survival pada stadium I sebesar
pengobatan ke fasilitas kesehatan sudah 75,7% stadium I1 54,6% stadium I11 30,6%
dalam 0,7% stadium 0, 10,9% stadium I, dan stadium IV 7,3%. Perbedaan ini mung-
33,7% stadium 11, 44,9% stadium I11 dan kin disebabkan karena penderita yang da-
9,8% stadium IV dari 285 kasus kanker tang berobat kebanyakan pada stadium I dan
serviks (". Litaay, D dkk dalam peneli- 11, seperti diketahui bahwa stadium klinik
tiannya di beberapa rumah sakit di Ujung mempunyai hubungan dengan survival
Pandang menemukan penderita datang kanker. Bila penderita kanker serviks dibiar-
mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan kan saja tanpa pengobatan atau tidak res-
sudah dalam 3,3% stadium 0, 19,3% sta- pons sama sekali dengan pengobatan apa-
dium I, 19,3% stadium 11, 36,3% stadium I11 pun, kematian biasanya terjadi dalam 2 ta-
dan 11,8% stadium IV dari 322 kasus hun sejak gejala-gejala pertama muncul.
kanker serviks 'I1). Akan tetapi temuan di Penanganan kanker serviks umumnya dilak-
Indonesia berbeda dengan laporan IFGO sanakan secara multidisipliner. Hasil pene-
yang menyatakan bahwa penderita datang litian memperlihatkan bahwa lebih dari se-
mencari pengobatan ice fasilitas kesehatan paruh penderita (54,9%) memperoleh pe-
sudah dalam staidum I (34,6%), stadium I1 ngobatan dengan radiasi, serta 20,7% yang
(34,1%), stadium I11 (26,2%) sedang sta- mendapat pengobatan kombinasi antara ra-
dium IV hanya 4,4%. Keadaan ini di- diasi dengan kemoterapi. Di samping itu di-
mungkinkan karena kesadaran penderita di peroleh juga penderita yang tidak mendapat
Eropa akan mencari pengobatan sudah lebih pengobatan kanker sekitar 4,9%. Hal ini
baik, di samping fasilitas ketajaman diag- karena penderita pulang paksa untuk menca-
nostik maupun fasilitas pengobatan yang ri pengobatan alternatif.
lebih baik. Pradjatmo menemukan pengobatan
Probabilitas survival pada stadium I yang terbanyak adalah radiasi yang dikom-
sebesar 0,5663 (56,6%), stadium I1 0,5602 binasikan dengan kemoterapi 38,9%, radiasi
(56,0%), stadium I11 0,2376 (23,7%) dan 0 saja 20,7%, di samping itu diperoleh juga
(0%) pada stadium IV. Hubungan stadium yang tidak mendapat pengobatan kanker
klinik dengan survival kanker serviks sete- (hanya paliatif) sebesar 10,5 % (4'. Bila di-
lah diuji secara statistik (Logrank) diperoleh bedakan antara stadium klinik, diperoleh
yang mendapat radiasi saja terbanyak pada
hubungan yang bermakna pada a = 0.05.
stadium I1 (62,7%), stadium I11 (54,7%),
Dari hasil ini nampak bahwa stadium klinik
stadium IV (50,0%) dan stadium I (41,7%)
berbanding terbalik dengan probabilitas sur- sedang yang dioperasi kemudian diikuti ra-
vival kanker serviks yang berarti semakin diasi terbanyak pada stadium I (30,6%) dan
rendah stadium klinik kanker serviks sema- stadium I11 (20,0%), stadium 11 hanya
kin tinggi survivalnya (semakin lama hidup- 17,9%. Probabilitas survival menurut jenis
nya). Sirait, dkk dalam penelitiannya di pengobatan tertinggi pada kombinasi antara
RSCM menemukan probabilitas survival operasi dengan radiasi sebesar 0,6 122. Sete-
pada stadium I (0,4804), stadium I1 lah dibedakan berdasarkan stadium klinik
(0,4187), stadium I11 ( 0,1905) dan stadium diperoleh pada stadium I probabilitas survi-
IV (0). Pradjatmo, H dalam penelitiannya di val tertinggi terdapat pada mereka yang
Ketahanan Hidup Penderita Kanker.. ...........(Sirait et.al)
dioperasi dan kombinasi dengan radiasi Djauzi, Direktur RS Kanker Dharmais yang
0,8571, sedang bila hanya dioperasi saja telah memberi izin untuk penelitian; drg.
probabilitas survivalnya menurun menjadi Titik Setyowati, MHA, Kepala Rekam
0,5238. Demikian juga halnya pada stadium Medik dan staf RS Kanker Dharmais atas
I1 dan 111. Keadaan ini perlu dipertimbang- bantuannya mencari status penderita yang
kan para dokter yang menangani pengoba- dirawat selama tahun 1996. Terima kasih
tan penderita kanker serviks. juga diucapkan kepada penderita kanker
Hasil penelitian menunjukkan bahwa servikskeluarga yang telah memberi infor-
sebagian besar 87,5% penderita mendapat masi yang berharga tentang keadaan pen-
pengobatan secara lengkap. Dari sini keliha- derita akhir-akhir ini. .
tan bahwa umumnya penderita mematuhi
anjuran dokter yang merawatnya. Diperoleh DAFTAR RUJUKAN
probabilitas survival yang mendapatkan pe-
ngobatan secara lengkap jauh lebih tinggi 1. Parkin, D.M., Laara E., Muir C.S.. Estimates of
(0,4361) dengan median 1270 hari diban- worldwide frequency of sixteen major cancers in
1980. Int. J. Cancer. 1988. 4: 184-197
ding yang tidak lengkap (0) median hanya
92 hari. Dibanding dengan penelitian di 2. Survei Kesehatan Rumah Tangga. Laporan Studi
RSCM angka ini lebih tinggi, di RSCM Mortalitas 200 1 : Pola Penyakit Penyebab Kema-
probabilitas survival yang mendapat pengo- tian di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengem-
batan lengkap 0,33542 dan yang tidak leng- bangan Kesehatan 2002.
kap 0,0581. Untuk itu perlu dianjurkan pada
penderita kanker serviks agar selalu me- 3. Sirait, A.M., Iwan Ariawan, Farid Aziz.
nurut nasehat dokter yang merawatnya. Ketahanan Hidup Penderita Kanker Serviks di
Rumah Sakit Cipto Mangun kusumo Jakarta.
Anemia adalah kadar hemoglobin di dalam Majalah. Obstet. Ginekol. Indonesia. 1997 Vol.
darah lebih rendah daripada nilai normal 21, NO. 3: 183-190
untuk kelompok yang bersangkutan. Diketa-
hui banyak penyebab anemia ini, pada 4. Pradjatmo, H. Survival Rate of Cervical Cancer
penderita kanker serviks penyebabnya ada- Patients in the province of Yogyakarta. Thesis
lah kehilangan darah karena perdarahan Post Graduate Program UGM, Yogyakarta 1998
kronis yaitu perdarahan sedikit demi sedikit
tapi terus menerus. Sebelum dilakukan 5. IFGO (The International Federation of
Gynecology and Obstetrics) Annual Report on
pengobatan, biasanya kadar Hb diperbaiki
the Result of Treatment in Gynecological
terlebih dahulu karena radioterapi dapat Cancer. Peterson, F. (ed), Stockholm, Panorama
menggangu system hemopoetik, di mana Press AB, 1988: 29-74
sel-sel darah merah jadi cepat lisis sehingga
umur sel darah merah jadi pendek dan dapat 6. Lemeshow, S., Hosmer, DW., Klar J, Lwanga
menyebabkan anemia. Hasil penelitian me- SK. Adequacy of Sample Size in Health
nunjukkan bahwa probabilitas survival se- Studies,.John Wiley & Sons, Chichester, New
makin meningkat dengan meningkatnya York, Brisbane, Toronto, Singapore, 1990: 34-5
kadar Hb sesaat sebelum diberikan pengo- 7. Saunders, B.D., Trapp, R.G. Methods for
batan. Analyzing Survival Data. Basic & Clinical
Biostatistics. Sec. ed., Appleton & Lange
UCAPAN TERIMA KASIH Nonvalk, Connectitut, 1994: 188-205
Ucapan terima kasih kami sampaikan 8. Hosmer, D.W., Lemeshow, S. Applied Logistics
kepada dr. Suriadi Gunawan, DPH sebagai Regression. John Wiley & Sons, Wiley
konsultan penelitian ini; Dr. Sjamsuridjal Interscience Publication, New York 1989
Bul. Penel. Kesehatan Vol. 3 1 , No.1,2003: 13-24