Jurnal: Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit Plasmodium Penyebab Malaria
Jurnal: Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit Plasmodium Penyebab Malaria
Jurnal: Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit Plasmodium Penyebab Malaria
JURNAL
BIOTEKNOLOGI & BIOSAINS INDONESIA
*Email: diahanggrainiw@gmail.com
ABSTRACT
Malaria is a health problem in Indonesia with the most cases in eastern parts of Indonesia.
This study provides an overview of the potential of nanoparticles in inhibiting malaria vectors
and the growth of Plasmodium parasites that causes malaria based on the latest literature as
reference materials and future research ideas. Nanoparticle can be synthesized using three
methods i.e. physical, chemical and biological synthesis. The use of nanoparticles with
biological method is highly recommended because they are practicable, environmentally
friendly, non-toxic, and easy to reproduce compared to physico-chemically synthesized
nanoparticles. Nanoparticles synthesized from several plants can inhibit the growth of
Plasmodium parasites with IC50 3–78 𝜇g mL–1. This activity is classified as high to moderate in
inhibiting the growth of the Plasmodium parasite that causes malaria. The mechanism of
inhibition of Plasmodium growth is by increasing the pH of food vacuole due to the reaction of
nanoparticles with Ferriprotoporphyrin IX. The high pH in the food vacuole will interfere with
metabolic activity by inhibiting the activity of aspartate and cysteine protease enzymes so that
the parasites will die.
ABSTRAK
Malaria merupakan masalah kesehatan yang dihadapi Indonesia khususnya di beberapa
wilayah timur Indonesia. Kajian ini memberikan gambaran potensi nanopartikel dalam
menghambat vektor malaria maupun pertumbuhan parasit Plasmodium penyebab malaria
berdasarkan literatur terbaru sebagai bahan acuan maupun ide-ide penelitian di masa
mendatang. Nanopartikel dapat disintesis menggunakan tiga metode yaitu fisika, kimia dan
biologi. Penggunaan nanopartikel dengan metode biologi sangat direkomendasikan karena
lebih mudah diterapkan, ramah lingkungan, bersifat non-toksik, dan mudah diperbanyak
dibandingkan dengan nanopartikel yang disintensis dari fisiko-kimia. Nanopartikel yang
disintesis dari beberapa tanaman dapat menghambat pertumbuhan parasit Plasmodium
dengan IC50 3–78 μg mL–1. Aktivitas ini tergolong tinggi hingga sedang dalam menghambat
pertumbuhan parasit Plasmodium penyebab malaria. Mekanisme penghambatan
pertumbuhan Plasmodium dengan cara meningkatkan pH vakuola makanan akibat reaksi
nanopartikel dengan feriprotoporpirin IX. Tingginya pH pada vakuola makanan akan
mengganggu aktivitas metabolisme dengan cara menghambat aktivitas enzim aspartat dan
sistein protease sehingga parasit akan mati.
124
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 8 No 1 Thn 2021
125
Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit... Wulandari dan Safaat
diharapkan dapat menjadi acuan dan suspensi yang stabil. Nanopartikel logam yang
memberikan rekomendasi penelitian- disintesis secara biologi lebih banyak disukai
penelitian di masa mendatang dalam dibandingkan dengan nanopartikel yang
pengembangan obat untuk mengatasi kasus disintesis secara fisiko-kimia. Hal ini
malaria. disebabkan nanopartikel yang disintesis
secara biologi bersifat non-toksik, tidak
Nanopartikel mencemari lingkungan, reproducible, memiliki
Nanopartikel telah banyak dimanfaatkan morfologi yang baik dan mudah di-scale up
sebagai katalis, agen pembawa obat (carrier), serta mudah diaplikasikan dalam bidang
alat diagnostik, pengkontras dalam foto medis (Singh et al. 2015). Keunggulan dan
(Imaging), antibakteri dan antioksidan, serta kelemahan sintesis nanopartikel dapat dilihat
antikanker (Marimuthu et al. 2011). Struktur pada Tabel 1.
Nanopartikel dapat tersusun dari atom logam, Nanopartikel logam mempunyai
nonlogam (organik), atau campuran. struktur tiga dimensi berbentuk solid. Partikel
Nanopartikel bersifat hidrofobik dan ini dibuat dengan cara mereduksi ion logam
permukaan nanopartikel sering dilapisi oleh menjadi logam yang tidak bermuatan (nol).
suatu polimer atau molekul biorecognition Reaksi proses pembentukan nanoparikel
untuk meningkatkan biokompatibilitas dan dengan cara ion logam bermuatan seperti Au,
mengarahkan molekul biologis secara selektif Pt, Ag, Pd, Co, Fe direduksi dengan zat
(Sigh et al. 2016). Sifat hidrofobik nanopartikel pereduksi seperti natrium sitrat, natrium
menyebabkan nanopartikel tidak membentuk borohidrat (NaBH4), dan alkohol. Kemudian
Gambar 2. Penampakan nanopartikel yang dilihat menggunakan SEM pada perbesaran 20.000× (Sumber: Dewi et al. 2019)
126
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 8 No 1 Thn 2021
dalam proses tersebut akan terjadi transfer (deposisi spesi) terlarut pada permukaan
elektron dari zat pereduksi menuju ion logam padat (molecular addition). Nanopartikel
sehingga terbentuklah nanopartikel. Sintesis perlu distabilkan dengan menambahkan
nanopartikel dipengaruhi oleh konsentrasi reagen pelindung permukaan (surface-
reaktan, capping agent, suhu dan protecting reagents) seperti ligan organik
pengadukan (Ijaz et al. 2020). Penampakan atau material capping anorganik (Devantha
nanopartikel logam dapat dilihat pada dan Thalla 2018).
Gambar 2. Selain kedua metode di atas, dewasa
ini banyak dilakukan sintesis nanopartikel
Sintesis nanopartikel menggunakan metode biologi (green
Sintesis nanopartikel dilakukan synthesis) karena lebih aman dan ramah
dengan dua metode yaitu top-down dan lingkungan. Sintesis nanopartikel secara
bottom-up. Metode top-down yaitu sintesis biologi dilakukan dengan menggunakan
nanopartikel secara fisika dengan cara ekstrak tumbuhan, mikroorganisme, fungi
pemecahan material besar menjadi material dan alga. Kandungan senyawa aktif seperti
berukuran nanometer. Metode dilakukan alkaloid, asam amino, enzim, fenolik,
dengan penggabungan material berukuran protein, polisakarida, saponin, tanin,
sangat kecil, seperti kluster, menjadi terpenoid dalam organisme tersebut
partikel berukuran nanometer tanpa berfungsi sebagai reduktor yang dapat
mengubah sifat bahan (Paolo et al. 2012). menjadi agen penstabil dalam sintesis
Teknik dasar dari pembentukan nanopartikel (Akhtar et al. 2013). Shah et al.
nanopartikel logam meggunakan metode (2015) menyatakan bahwa nanopartikel
fisika adalah mengaplikasikan tekanan logam seperti emas, perak, platinum,
mekanik, radiasi dengan energi yang tinggi palladium dapat disintesis dari tanaman,
serta energi panas dan listrik untuk jamur, alga, dan mikroorganisme dan telah
membuat material bulk mengalami abrasi, diaplikasikan sebagai antibakteri dan katalis.
meleleh, menguap/terkondensasi. Penelitian Dubey et al. (2010) menyatakan
Beberapa metode yang sering digunakan bahwa nanopartikel perak dan emas dengan
adalah high energy ball milling, kondensasi diameter 16 dan 11 nm yang disintesis dari
gas inert (Abdullah et al. 2008), deposisi tanaman Tanacetum vulgare (buah tansi)
uap fisika, laser ablation (Ijaz et al. 2020) memiliki sifat yang stabil. Selain itu,
dan pirolisis dengan laser (Devatha dan beberapa ekstrak tanaman seperti Pyrus sp.
Thalla 2018). (buah pir) dan Coffea sp, Laurus Sp, Opuntia
Sedangkan metode bottom-up sp (Kaktus), Allum sp (Onion) telah
merupakan proses sintesis nanopartikel menunjukkan kemampuannya dalam
secara kimia dengan melibatkan reaksi kimia mereduksi ion Au (III) untuk membentuk
dari sejumlah material awal (prekursor) nanopartikel Au (Chaves-Sandoval et al.
sehingga dihasilkan material lain yang 2016). Beberapa jenis nanopartikel logam
berukuran nanometer dengan cara yang disintesis menggunakan metode
pembentukan nanopartikel garam dengan biologi dapat dilihat pada Tabel 2.
mereaksikan asam dan basa yang Nanopartikel logam dapat
bersesuaian (Patra dan Baek 2014). Sintesis diaplikasikan sebagai detektor, katalis, zat
nanopartikel logam secara kimia dilakukan pelapis permukaan, dan antibakteri dan
dengan pembentukan atom logam dari antiparasit Plasmodium. Nanopartikel yang
reduksi prekursor logam menggunakan banyak diaplikasikan dalam kehidupan
reduktor kimia, seperti NaBH4, etilen glikol, bidang medis adalah nanopartikel perak
dan trisodium sitrat. Atom logam yang dan emas. Nanopartikel perak dan emas
terbentuk akan mengalami nukleasi yang memiliki sifat yang stabil dan potensial
diikuti dengan pertumbuhan (growth) yang untuk dimanfaatkan sebagai katalis,
akan menghasilkan nanopartikel. Nukleasi detektor (sensor) optik, antioksidan dan
dapat terjadi karena larutan yang antimikroba (Wang et al. 2018). Selain itu,
supersaturated (super jenuh) tidak stabil nanopartikel logam tersebut memiliki
secara termodinamika. Setelah inti (nuclei) serapan dan sebaran cahaya yang sangat
terbentuk dari larutan, ia akan mengalami efisien dibandingkan bahan lainnya
pertumbuhan melalui reduksi ion atau atom (Prasetia et al. 2019).
127
Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit... Wulandari dan Safaat
128
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 8 No 1 Thn 2021
Tabel 3. Potensi Nanopartikel logam dalam penghambat pertumbuhan parasit Plasmodium penyebab malaria
129
Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit... Wulandari dan Safaat
a b
100 µm 100 µm
Gambar 3. Morfologi penghambatan nanopartikel logam perak terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum 3D7
penyebab malaria (a) kontrol negatif/ tanpa paparan (b) pemaparan menggunakan nanopartikel logam
(Sumber: Dutta et al. 2017)
Gambar 4. Mekanisme nanopartikel dalam menghambat pertumbuhan parasite Plasmodium penyebab malaria (1)
Nanopartikel yang mengandung gugus N-H (2) feriprotoporpirin IX, (3) feriprotoporpirin IX
130
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 8 No 1 Thn 2021
Tabel 4. Toksisitas nanopartikel terhadap sel pada uji in vitro dan in vivo
131
Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit... Wulandari dan Safaat
132
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 8 No 1 Thn 2021
133
Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit... Wulandari dan Safaat
10.1007/s10876-017-1180-6 10.3390/molecules18055954
Kazimirova A, Baranokova M, Staruchova M, Marimuthu S, Rahuman AA, Rajakumar G,
Drlickova M, Volkovova K, Dusinska M Santhoshkumar T, Kirthi AV,
(2019) Titanium dioxide nanoparticles Jayaseelan C, Bagavan A, Zahir AA,
tested for genotoxicity with the comet Elango G, Kamaraj C (2011) Evaluation
and micronucleus assays in vitro, ex of green synthesized silver
vivo, and in vivo. Mutat Res 843: 57–65. nanoparticles against parasites.
doi: 10.1016/j.mrgentox.2019.05.001 Parasitol Res 108: 1541–1549.
Kemenkes (2019) Buku Saku Tatalaksana doi: 10.1007/s00436-010-2212-4
Kasus Malaria. Dirjen Pencegahan dan Martien R, Adhyatmika, Irianto IDK, Farida V,
Pengendalian Penyakit, Kementerian Sari DP (2012) Perkembangan
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta teknologi nanopartikel sebagai sistem
Kim D, Jeong S, Moon J (2006) Synthesis of penghantaran obat. Majalah
silver nanoparticles using the polyol Farmaseutik 8: 133–144. doi:
process and the influence of precursor 10.22146/farmaseutik.v8i1.24067
injection. Nanotechnology 17: 4019– Mishra A, Kaushik NK, Sardar M, Sahal D
4024. doi: 10.1088/0957- (2013) Evaluation of antiplasmodial
4484/17/16/004 activity of green synthesized silver
Kruis FE, Fissan H, Rellinghaus B (2000) nanoparticles. Colloids Surf B
Sintering and evaporation Biointerfaces 111: 713–718.
characteristics of gas-phase synthesis doi: 10.1016/j.colsurfb.2013.06.036
of size-selected PbS nanoparticles. Murugan K, Benelli G, Panneerselvam C,
Mater Sci Eng B 69-70: 329–334. doi: Subramaniam J, Jeyalalitha T, Dinesh D,
10.1016/S0921-5107(99)00298-6 Nicoletti M, Hwang JS, Suresh U,
Latifah N, Subarnas A, Chaerunisaa (2020) Madhiyazhagan P (2015) Cymbopogon
Antimalaria medicine and its citratus-synthesized gold nanoparticles
mechanism: A review. Majalah boost the predation efficiency of copepod
Farmasutika 5: 39–48. doi: Mesocyclops aspericornis against
10.24198/mfarmasetika.v5i1.25927 malaria and dengue mosquitoes. Exp
Lee JH, Ju JE, Kim BI, Pak PJ, Coi EK, Lee Parasitol 153: 129–138. doi:
HS, Chung N (2014) Rod‐shaped iron 10.1016/j.exppara.2015.03.017
oxide nanoparticles are more toxic than Mythili R, Selvankumar T, Srinivasan P,
sphere‐shaped nanoparticles to murine Sengottaiyan A, Sabastinraj J, Ameen
macrophage cells. Environ Toxicol F, Al-Sabri A, Kamala-Kannan S,
Chem 33: 2759–2766. doi: Govarthanan M, Kim H (2018) Biogenic
10.1002/etc.2735 synthesis, characterization and
Lourenço IM, Pieretti JC, Nascimento MHM, antibacterial activity of gold
Lombello CB, Seabra AB (2019) Eco- nanoparticles synthesised from
friendly synthesis of iron nanoparticles vegetable waste. J Mol Liq 262: 318–
by green tea extract and cytotoxicity 321. doi: 10.1016/j.molliq.2018.04.087
effects on tumoral and non-tumoral cell Namvar F, Azizi S, Ahmad MB, Shameli K,
lines. Energ Ecol Environ 4: 261–270. Mohamad R, Mahdavi M, Tahir PM
doi: 10.1007/s40974-019-00134-5 (2015) Green synthesis and
Magnusson MH, Deppert K, Malm JO, Bovin characterization of gold nanoparticles
JO, Samuelson L (1999) Gold using the marine macroalgae
nanoparticles: Production, reshaping, Sargassum muticum. Res Chem
and thermal charging. J Nanoparticle Intermed 41: 5723–5730. doi:
Res 1: 243–251. doi: 10.1007/s11164-014-1696-4
10.1023/A:1010012802415 Ouano JJS, Que MCO, Basilia BA, Alguno AC
Mahdavi M, Namvar F, Ahmad MB, Mohamad (2018) Controlling the absorption spectra
R (2013) Green biosynthesis and of gold nanoparticles synthesized via
characterization of magnetic iron oxide green synthesis using brown seaweed
(Fe₃O₄) nanoparticles using seaweed (Sargassum crassifolium) extract. In:
(Sargassum muticum) aqueous extract. Amemiya T, Lei X, Peng XQ (Eds). Key
Molecules 18: 5954–5964. doi: Engineering Materials, pp. 78–82. Trans
134
J Bioteknol Biosains Indones – Vol 8 No 1 Thn 2021
135
Review: Peran Nanopartikel Dalam Menghambat Pertumbuhan Parasit... Wulandari dan Safaat
136