Analisis DTBP Air Sungai Asam Kota Jambi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Daur Lingkungan, 4(2), Agustus 2021, 64-68

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Batanghari Jambi


Online ISSN 2615-1626, DOI 10.33087/daurling.v4i2.80

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Asam Kota Jambi
Ridho Renaldi1, Marhadi2, dan Anggrika Riyanti3
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Batanghari
Jalan Slamet Riyadi, Kota Jambi
e-mail: ridhorenaldi.50@gmail.com

ABSTRACT
The Asam River is one of the rivers that crosses the sub-districts, including Kota Baru, Jelutung and Pasar Jambi. Asam River is located in
Jambi City with a length of 10.68 km, and a watershed area of 2,930 Ha. The Asam River is generally polluted by waste originating from
activities, office areas, hotels, trade centers, prominent figures and residential areas. To determine the quality of acid river water, it is necessary
to analyze the load carrying capacity of water pollution. Methods that can be used to analyze the load carrying capacity of water pollution
include the Mass Balance method and the Streeter-Phelps method. Based on the results of the calculation of the carrying capacity of the river
pollution load using the mass balance method on the parameters, pH, TSS, BOD and COD. The Asam River which cannot accommodate the
pollution load is found in the TSS parameter of -110.129 mg/l with a quality standard of 30 mg/l according to the Ministry of Environment and
Forestry Number P.68 of 2016 concerning domestic waste quality standards, while for the parameters pH, BOD, and COD still below the
domestic waste quality standard. The results of the calculation of the carrying capacity of the pollution load using the streeter-phelps method
show that at 4 sampling points the BOD concentration can still accommodate the pollution load in the river which does not exceed the quality
standard. the effect of DO concentration on AP1 Upstream to AP4 Downstream is still available in sufficient amount of DO.

Keywords: capacity, pollution load, River water

1. Pendahuluan satu dari metode resmi yang ditetapkan oleh KepMen LH


No.110 tahun 2003. Namun metode ini memiliki kelebihan
Kuantitas air umumnya sangat dipengaruhi oleh dan kekurangan. Kelebihan dari pada metode Neraca Massa
lingkungan fisik seperti curah hujan, topografi dan jenis ini adalah formulasinya cukup mudah, sedangkan
batuan. Menurunnya kualitas air disebabkan oleh kandungan kekurangannya adalah kurang teliti. Kelebihan dari Metode
sedimen yang bersumber dari erosi atau kandungan bahan- Streeter-Phelps ketelitian baik, sedangkan kekurangannya
bahan senyawa yang berasal dari pembuangan kegiatan formulasi rumit.
pemukiman, industri dan pertanian akan berdampak pada Dengan demikian penelitian dilakukan untuk
masuknya bahan pencemaran ke aliran sungai (Tanjung, mengetahui kualitas air Sungai Asam Kota Jambi, serta
Maury and Suwito, 2016) Suatu dampak buangan akan menganalisis daya tampung beban pencemaran Sungai Asam
mengalami perubahan kondisi kualitas air. (Dyah, Sasongko Kota jambi, melalui penerapan model Neraca Massa dan
and Sudarno, 2012). Streeter-Phelps.
Sungai Asam adalah salah satu sungai yang melintasi
kecamatan antara lain Kota Baru, Jelutung dan Pasar Jambi. 2. Metode Penelitian
Sungai Asam terletak di Kota Jambi dengan panjang 10,68
km, dan luas DAS 2.930 Ha. Sungai Asam umumnya tercemar Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
oleh limbah yang berasal dari kegiatan-kegiatan, kawasan menggabungkan metode pendekatan kuantitatif, Pendekatan
perkantoran, hotel, kawasan pusat perdagangan, tokoh dan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk
permukiman padat penduduk yaitu dengan banyaknya menggambarkan Daya Tampung Beban Pencemar pada
permukiman warga di sekitar Sungai Asam yang aliran Sungai Asam dan digunakan untuk menetapkan kebijakan
drainasenya masuk ke sungai, maka semakin meningkat pula pengendalian pencemaran air.
limbah yang dihasilkan. Berdasarkan hasil analisa kualitas air 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Sungai Asam dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi bulan Penelitian ini dilakukan di Wilayah Sungai Asam
Agustus Tahun 2020 menunjukan bagian hulu Jalan Lingkar Kota Jambi, Lokasi penelitian dibagi menjadi 4 titik lokasi (air
Selatan Kenali Asam Bawah, untuk parameter DO sebesar permukaan) yaitu AP1 hulu, AP2 tengah, AP3 tengah dan AP4
5,48 mg/l, BOD sebesar 1,4 mg/l, COD sebesar 22,2 mg/l, hilir Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari
TSS sebesar 65,3, mg/l, dan pH sebesar 6,96 mg/l, sedangkan 2021.
bagian hilir Kelurahan Orang Kayo Hitam Kecamatan Pasar
Kota Jambi, untuk parameter DO sebesar 2,50 mg/l, BOD 2.2 Bahan dan Alat Penelitian
sebesar 16,87 mg/l, COD sebesar 45,3 mg/l, TSS sebesar 40, Alat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini
mg/l, dan pH sebesar 6,80 mg/l. hasil data Dinas Lingkungan antara lain :
Hidup Kota Jambi menunjukan dari hulu sampai hilir 1. Alat pengambilan sampel air (water sampler)
parameter semangkin tinggi terdapat pada bagian hilir yang 2. Meteran
seharusnya sesuai baku mutu Peraturan Pemerintah No 82 3. Current meter
Tahun 2001, (Dinas L.H, 2020). 4. GPS
Untuk mengetahui kualitas air sungai asam, maka 5. Stop watch
diperlukan analisis daya tampung beban pencemaran air. 6. Peta
Metode yang dapat digunakan untuk menganalisis daya 7. Kamera dan
tampung beban pencemaran air antara lain adalah metode 8. Dokumentasi
Neraca Massa dan Metode Streeter-Phelps. Metode ini salah
64
Ridho Renaldi, Marhadi, dan Anggrika Riyanti, Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Asam Kota Jambi

Bahan yang digunakan untuk melaksanakan penelitian pengukuran laboratorium menggunakan botol contoh uji.
ini adalah sampel air Sungai Asam di setiap titik. Pengambilan sampel air permukaan mengacu pada (SNI
6989.57:2008) :
2.3 Penentuan Titik Sampling 1. Menyiapkan wadah sampel
penentuan titik sampling dilihat dari kondisi aktivitas 2. Membilas wadah sampel dengan air suling
yang ada di lingkungan sepanjang sungai asam (poin source 3. Menyiapkan alat pengambil sampel sesuai keadaan
dan non poin source). Pemilihan beberapa lokasi sampel ini sumber air
bertujuan untuk melihat perbandingan tingkat pencemaran 4. Membilas alat pengambil sampel
yang terjadi di sepanjang aliran sungai asam. dan sesuai (SNI 5. Mengambil sampel sesuai titik sampling dan
03-7016-2004) yang telah mengatur dasar-dasar yang harus memasukkannya ke wadah sampel sesuai peruntukan
dipertimbangkan antara lain: analisis
1. Kualitas air sebelum adanya pengaruh kegiatan manusia 6. Hasil pengujian parameter lapangan dicatat didalam buku
yaitu pada lokasi hulu sungai untuk mengetahui kualitas air 7. Memberi label pada wadah sampel
secara alamiah 8. Melakukan pengawetan sampel sesuai peruntukan uji
2. Pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas air dan 9. Mengamankan sampel dan wadah
pengaruhnya untuk pemanfaatan tertentu 10. Mencatat nama sumber air, tanggal dan jam pengambilan,
3. Sumber-sumber pencemaran yang dapat memasukkan zat- keadaan cuaca, bahan pengawet yang ditambahkan
zat yang berbahaya kedalam sumber air.
Pengisian contoh uji ke dalam botol harus melalui
2.4 Prosedur Pengambilan Sampling dinding dan memenuhi botol, dan terhindar dari terjadinya
Pengambilan contoh uji untuk analisa parameter turbulensi dan gelembung udara. Setelah itu, pengawetan
kualitas air dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu parameter contoh uji pada cool box berpendingin ± 40C. kualitas air di
lapangan dan parameter laboratorium. Pengambilan contoh uji lapangan (DO, Temperatur, dan pH) dan di laboratorium
untuk pengukuran pH dan DO secara langsung dilapangan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi (COD, BOD, dan
masing-masing menggunakan beaker glass dan botol winkler TSS).
125 mL. Sedangkan pengambilan contoh uji untuk

Tabel 1 Pembagian titik sampling dan sumber pencemaran Sungai Asam


Koordinat
No Titik Panjang Rona Lingkungan
Garis Lintang Garis Bujur
AP1
1 1.14 km LS: 01° 40’.248’’ BT: 103° 36’.250’’ Permukiman warga/perumahan
(Hulu)
AP2 Permukiman warga, perdagangan, tokoh,
2 3.10 km LS: 01° 38’.236’’ BT: 103° 36’.115’’
Tengah daerah perkantoran, rumah makan
Permukiman warga,pasar, perdagangan, pusat
AP3
3 3.10 km LS: 01° 36’.925’’ BT: 103° 36’.633’’ tokoh daerah perkantoran, rumah makan dan
Tengah
variasi/bengkel mobil
Pemukiman warga, rumah makan pusat
AP4
4 3.34 km LS: 01° 35’.364’’ BT: 103° 36’.439’’ perdagangan, bengkel mobil,pusat tokoh, pusat
(Hilir)
pasar, ternak kambing dan hotel

Dari tabel di atas penentuan titik sampling dalam


penelitian ini ditentukan 4 titik lokasi pengambilan sampling,
dimana pengambilan sampling titik hulu (AP1) dan hilir (AP4)
mengikuti lokasi dari data sekunder DLH Kota Jambi,
sedangkan titik tengah (AP2) dan (AP3) penentuan titik
tersebut menyesuaikan kondisi rona lingkungan yang berada
di lokasi sungai asam, sesuai (SNI 03-7016-2004) dapat dilihat
lokasi rona lingkungan (AP2) dan (AP3) yang berada daerah
sungai asam, banyak permukiman warga, aktivitas tokoh,
perdagangan, perkantoran dan rumah makan. Untuk lebih
jelasnya pengambilan titik sampling dapat dilihat pada gambar
di bawah

Gambar 1. Lokasi Titik Sampling Sungai Asam

2.5 Analisis Data


Setelah pengambilan sampel dilakukan sepanjang titik
lokasi yang sudah ditentukan, maka didapatkan konsentrasi
65
Ridho Renaldi, Marhadi, dan Anggrika Riyanti, Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Asam Kota Jambi

dari tiap parameter. Analisis parameter dilakukan dengan Perhitungan daya tampung beban pencemaran neraca
membuat grafik hubungan konsentrasi tiap parameter dari titik massa digunakan untuk menetukan konsentrasi pada titik
ke titik lainnya (hulu hingga hilir), sehingga dapat dilihat pecampuran air limbah pada setiap titik lokasi yang di uji
perubahan parameter sepanjang titik lokasi penelitian. yaitu di tentukan pada pertitik lokasi AP dengan satu titik
Selanjutnya dilakukan perhitungan daya tampung beban lokasi menghasilkan beban pencemaran pada AP1, AP2, AP3
pencemaran dengan menggunakan metode neraca massa dan dan AP4. Sedangkan pencampuran pada semua titik lokasi
streeter-phelps agar dapat menentukan beban pencemaran dan yang di uji mengasilkan daya tampung beban pencemaran
daya tampung air sungai asam pada titik lokasi. sungai asam dari hulu sampai hilir. Berikut adalah data air
limbah dan air permukaan, menentukan titik pencampuran
4. Hasil dan Pembahasan dengan metode neraca massa. Ditunjukan pada Tabel 4
sebagai berikut :
3.1 Kondisi Hidrolika Sungai Asam
Data hidrolika didapatkan dari data primer yaitu Tabel 4 Hasil data debit, kualitas air limbah dan air Sungai
pengukuran langsung di lapangan. Berikut tabel hasil Analisis Asam
Hidrolika Sungai Asam. Debit COD TSS BOD pH
Titik
m3/detik mg/L mg/L mg/L mg/L
Tabel 2 Hasil Analisis Hidrolika Sungai Asam AL 0.00018 100 30 30 6.30
Kedalaman Lebar Kecepatan AP1 0.12 14 195 1.2 6.87
Titik
(m) (m) (m/detik) AP2 0.48 19 14 1.2 7.13
AP1 0.5 1.5 6 AP3 0.80 16 14 1.6 7.24
AP2 0.65 3 4 AP4 10.7 20 20 1.6 7.10
AP3 0.8 4 4
AP4 3.8 8.5 3 3.4 Hasil Analisis Pencampuran Per-titik Lokasi AP (Air
Rata-rata 1.44 4.25 4.25 Permukaan)
Beban pencemaran suatu parameter pencemaran yang
Hasil pada tabel 2 analisis hidrolika Sungai Asam yang terkandung dalam sejumlah air atau limbah dengan hasil
diukur secara langsung di lapangan menunjukan kedalaman analisis dihitung pada satu titik lokasi pencampuran (AP
tertinggi terdapat pada titik AP4 Hilir sebesar 3.8 m, Mixing) dengan tujuan untuk mengetahui beban yang tercemar
kedalaman dengan lebar sungai sebesar 8.5 m kedalaman pada (Empat) titik lokasi yang berbeda (AP1),(AP2),(AP3),
terendah terdapat pada titik AP1 Hulu sebesar 0.5 m, dengan dan (AP4). Berikut data hasil perhitungan pencampuran
lebar sungai sebesar 1.5 m, dan kecepatan aliran sungai pada (Mixing) per titik lokasi (AP) pada Tabel 5.
titik AP1 Hulu sebesar 6 m/detik, kecepatan aliran pada titik
AP4 Hilir sebesar 3 m/detik. Tabel 5 Data hasil perhitungan pencampuran pada titik AP
(Air permukaan)
Tabel 3 Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Asam Debit COD TSS BOD pH
Aliran
Baku Mutu PP 82/2001
Hasil Analisa m3/dtk mg/L mg/L mg/L mg/L
Parameter Kelas Air
AP1 0.12 14.00 194.71 1.20 6.87
I II III IV AP1 AP2 AP3 AP4
pH 6-9 6-9 6–9 5–9 6.87 7.13 7.24 7.1 AP2 0.48 19.01 14.00 1.20 7.13
DO 6 4 3 0 5.7 4,5 5.7 6.2 AP3 0.80 16.01 14.00 1.61 7.24
COD 10 25 50 100 14 19 16 10 AP4 10.70 20.02 20.01 1.61 7.10
BOD5 2 3 6 12 1.2 1.2 1.6 1.6 BML - 25 50 3 6-9
TSS 50 50 400 400 195 14 14 20

3.5 Data Hasil Analisis Pencampuran Pada Seluruh Titik


3.2 Kualitas Air Sungai Asam
Lokasi AP (Air Permukaan)
Berdasarkan data pada Tabel 3 dengan perbandingan
Hasil analisis dihitung pada semua titik lokasi
baku mutu air kelas 1 sampai kelas 4, untuk parameter pH
pencampuran AP1 (Hulu) sampai AP4 (Hilir) dengan air
tertinggi sebesar 7.24 mg/l pada AP3, parameter pH terendah
limbah domestik. Maka perhitungan menghasilkan beban
sebesar 6.87 pada AP1, dari perbandingan setiap kelas air
pencemaran dari Hulu Sampai Hilir sungai asam. Berikut data
masih memenuhi baku mutu, untuk parameter DO tertinggi
hasil perhitungan pencampuran seluruh lokasi (AP) pada
sebesar 6.2 mg/l pada AP4, parameter DO terendah sebesar
Tabel 6.
4.5 mg/l pada AP2, perbandingan kelas air yang memenuhi
baku mutu hanya pada kelas I, untuk parameter COD tertinggi
Tabel 6 Data hasil analisis perhitungan seluruh titik (AP)
sebesar 19 mg/l pada AP2, parameter COD terendah sebesar
Debit COD TSS BOD pH
10 mg/l pada AP4, perbandingan kelas air yang melebihi baku Aliran
m3/dtk mg/L mg/L mg/L mg/L
hanya pada kelas I, parameter BOD5 tertinggi sebesar 1.6 mg/l,
BOD5 terendah sebesar 1.2 mg/l, perbandingan setiap kelas air AP 0.12 27.22 23.08 4.01 7.37
masih dibawah baku mutu, dan untuk parameter TSS tertinggi BML - 25 50 3 6-9
sebesar 195 mg/l, TSS terendah sebesar 14 mg/l, perbandingan
kelas air yang memenuhi baku mutu yaitu pada kelas III dan Dari data hasil analisis perhitungan pencampuran
kelas IV. (mixing) neraca massa konsentrasi yang melebihi baku mutu
menunjukkan bahwa pada aliran sungai (AP1 Hulu) sampai
3.3 Hasil Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Air (AP4 Hilir) konsentrasi COD melebihi nilai baku mutu
sungai Menggunakan Metode Neraca massa sebesar 27.22 mg/L dimana baku mutunya adalah 25 mg/l. Hal
ini disebabkan lokasi aliran Sungai Asam banyak melintasi
66
Ridho Renaldi, Marhadi, dan Anggrika Riyanti, Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Asam Kota Jambi

permukiman rumah warga. Konsentrasi BOD juga melebihi Tabel 8 Hasil perhitungan laju deoksigenasi dan reaerasi
baku mutu sebesar 4.01 mg/l dimana baku mutunya adalah 3 Aliran Kd (L/hari) Kr(/L/hari)
mg/l. AP1 Hulu 0.573 9.596
AP2 Tengah 0.696 4.127
4.6 Hasil Perhitungan Daya Tampung Beban Maksimum AP3 Tengah 0.670 2.918
Pertitik Lokasi (AP) AP4 Hilir 0.806 0.162
Daya tampung beban pencemaran kemampuan air pada Rata-rata 0,696 4.200
suatu sumber air untuk menerima masukan beban pencemar
tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi tercemar. Berikut Laju deoksigenasi menunjukan kecepatan penurunan
adalah Hasil perhitungan daya tampung beban maksimum oksigen yang digunakan mikroganisme di dalam air untuk
pada pertitik lokasi dengan metode neraca massa pada titik mengurangin bahan organik. Laju deoksigenasi tertinggi
pencampuran ditunjukan dalam Tabel 7 sebagai berikut : terdapat pada titik AP4 Hilir sebesar 0.806 L/hari, laju
Dari data hasil analisis perhitungan neraca massa deoksigenasi tinggi menunjukan bahwa proses dekomposisi
konsentrasi pencampuran pertitik lokasi AP yang melebihi bahan organik berlangsung cepat. Laju deoksigenasi terendah
baku mutu air kelas II sesuai PP RI Nomor 82 Tahun 2001 pada titik AP1 Hulu yaitu sebesar 0,573 L/hari.
menunjukan bahwa pada AP1 parameter COD, BOD, pH, Laju reaerasi menunjukan kecepatan peningkatan
masih dibawah baku mutu sedangkan nilai TSS sudah oksigen didalam air. Laju reaerasi berbanding terbalik dengan
melebihi baku mutu sebesar 194.71 mg/L, sebab hasil data laju deoksigenisasi dimana saat laju reareasi tinggi maka laju
primer yang diuji nilai TSS sudah melebihi baku mutu. deoksigenisasi akan rendah. Laju reaerasi tertinggi terdapat
Sedangkan konsentrasi pada AP2 , AP3 dan AP4 untuk pada titik AP1 Hulu sebesar 9.596 L/hari dikarenakan nilai
parameter COD, BOD, TSS, dan pH rata-rata dibawah baku kedalaman pada titik AP1 Hulu sebesar 0.5 m dan 0.6 m/detik.
mutu. sedangkan konsentrasi pH, TSS masih dibawah baku Sungai dangkal dan kecepatan aliran tinggi menyebabkan nilai
mutu. konstanta reaerasi juga tinggi (Astono 2010).

Tabel 7. Daya Tampung Beban maksimum Metode Neraca 4.8 DO kritis dan waktu Kritis
Massa Hasil perhitungan DO kritis dan waktu Kritis, disajikan
Konsentrasi yang dapat ditampung sungai pada Tabel 8 sebagai berikut :
Titik
COD TSS BOD pH
AP1 57.516 -110.129 19.257 2,72-12,34 Tabel 8 Data hasil perhitungan DO kritis dan waktu kritis
AP2 21.641 42.758 7.694 2,20-11,14 Panjang Waktu kritis Oksigen kritis
Titik
AP3 37.397 71.220 12.643 2,34-10,14 (Km) (hari) (mg/l)
AP4 47.625 59.503 16.906 2,01-12,7 AP1 1.14 -0,559 5.690
BML 100 30 30 6-9 AP2 3.10 -0,890 5.801
AP3 3.10 -1,328 6.124
Dari hasil analisis perhitungan daya tampung beban AP4 3.34 -2,691 6.910
maksimum dengan metode neraca massa konsentrasi yang
melebihi baku mutu air limbah domestik sesuai PP RI Nomor pada konsentrasi limbah yang masuk ke dalam sungai
68 Tahun 2016 menunjukan bahwa pada AP1 (Hulu) asam di setiap titik lokasi yang berbeda. Proses purifikasi
Parameter COD, BOD, pH, masih dibawah baku mutu bergantung pada laju reaerasi dan deoksigenasi yang
sedangkan nilai TSS sudah tidak dapat ditampung sungai ditunjukkan dengan kurva penurunan oksigen. Hubungan
sebesar -110.129 mg/L. Lokasi pada AP2 (Tengah) untuk antara oksigen kritis dan waktu kritis disajikan pada gambar 1.
parameter COD dan pH masih dibawah baku mutu sedangkan
yang melebihi baku mutu yaitu TSS sebesar 42.758 mg/L dan
BOD sebesar 76.941 mg/L. Pada lokasi AP3 (Tengah) dan
AP4 (Hilir) untuk parameter COD, BOD, dan pH rata-rata
masih dibawah baku mutu air limbah domestik, pada TSS AP3
(Tengah) dan AP4 (Hilir) melebihi baku mutu sebesar 71.220
mg/L dan 59.503 mg/L.

4.7 Analisis Perhitungan Daya Tampung Beban


Pencemaran Menggunakan Metode Streeter-Phelps
Analisis daya tampung beban pencemaran
menggunakan metode steeter-phelps digunakan untuk
menganalisis daya tampung beban pencemaran air yang
didasarkan pada perubahan oksigen terlarut DO di dalam air.
Perubahan DO. ditentukan oleh dua fenomena yaitu proses Gambar 2. waktu kritis bernilai negative
pengurangan DO (deoksigenasi) akibat aktivitas bakteri dalam
mendegradasi bahan organik dalam air dan peningkatan DO Menunjukan bahwa tidak terdapat waktu kritis pada
yang diakibatkan oleh trubulensi yang terjadi pada aliran sungai karena nilai DO kritis dari AP1 hulu sampai AP4 Hilir
sungai sehingga terjadi proses rearasi. mengalamin peningkatan sebesar 5,691 mg/l. Hal ini berarti
potensi limbah yang ada di sekitar sungai tidak sampai
mencemari air sungai yang mempengaruhi turbulensi. dari
data hidrolik pada sungai asam pada tabel 4.1 debit air sungai

67
Ridho Renaldi, Marhadi, dan Anggrika Riyanti, Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Asam Kota Jambi

asam dari titik AP1 hulu sampai titik AP4 hilir debit air Ginanjar Trilaksono, Dr.Ing.Sudarno,S.T,MSc, Ir.Dwi Siwi
semangkin bertambah yaitu debit sebesar 0.12 m3/detik Handayani, MSi (2013). Studi Penetuan Daya
sampai 10.7 m3/detik. Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Melalui
Pendekatan Software QUAL2E dan Metode Neraca
5. Kesimpulan Massa (Studi Kasus : Sungai Garang, Jawa Tengah).
Hendriarianti, E. dan N. Karnaningroem. 2015.
Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung beban Deoxygenation Rate of Carbon in Upstream Brantas
pencemaran sungai menggunakan metode neraca massa pada River in the City of Malang. Journal of Applied
parameter, pH, TSS, BOD dan COD. Sungai Asam yang tidak Environtmental and Biological Science, 5(12): 36 – 41.
dapat menampung beban pencemaran terdapat pada parameter Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110
TSS sebesar -110.129,12 mg/l dengan baku mutu 30 mg/l Tahun 2003. Pedoman Penetapan Daya Tampung
sesuai Kemen-LHK Nomor P.68 Tahun 2016 tentang baku Beban Pencemaran Air pada Sumber Air. 27 Juni 2003.
mutu limbah domestik, Sedangkan untuk parameter pH, BOD, Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta: Deputi 1
dan COD masih dibawah baku mutu limbah domestik. MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan
Hasil perhitungan daya tampung beban pencemaran Lingkungan Hidup.
menggunakan metode streeter-phelps Menunjukan bahwa Nelly Marlina, Kasam, dan Any Juliani (2015). Evaluasi Daya
pada 4 (empat) titik sampling konsentrasi BOD masih dapat Tampung Terhadap Beban Pencemar Menggunakan
menampung beban pencemaran disungai yang tidak melebihi Model Kualitas Air (Studi Kasus: Sungai Winongo).
baku mutu sesuai Kemen-LHK Nomor P.68 Tahun 2016 Vol 4 (2) 78-86.
tentang limbah domestik. Karena pengaruh dari konsentrasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (2020). Dokumen
DO pada AP1 Hulu sampai AP4 Hilir masih tersedia DO Kajian Teknis Pembuangan Air Limbah ke
dalam Jumlah yang cukup. Permukiman Warga Mengunakan Metode Neraca
Massa dan Streeter-Phelps. (Industri Mie Instan ) Kota
Daftar Pustaka Jambi.
PT Hok Tong (2020). Dokumen Kajian Teknis Pembuangan
Alfan Kurnianto (2014). Kualitas Air Sungai Kalimas Kota Air Limbah Produksi
Surabaya Menggunkan Metode Indeks Pencemaran. dan Domestik ke Air Permukaan Mengunakan Metode Neraca
http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint (diakses 13 Massa. PT Hok Tong Kota Jambi.
Agustus 2019) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 09 Tahun 2013. Tentang
Arbie, R. R., W. D. Nugraha, dan Sudarno. 2015. Studi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jambi Tahun 2013-
Kemampuan Self Purification pada Sungai Progo 2033.
Ditinjau dari Parameter Organik DO dan BOD (Point Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
Source : Limbah Sentra Tahu Desa Tuksono,Provinsi 2001. Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
D.I.Yogyakarta). Jurnal Teknik Lingkungan. Pencemaran Air. 14 Desember 2001. Jakarta:
Agus Darmawan (2018). Daya Tampung Beban Pencemaran Kementerian Sekretariat Negara RI.
Sungai Bedadung menggunakan metode Streeter Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Phelps (Studi Kasus di Desa Tamansari dan Desa Republik Indonesia Nomor P.68/MENLHK-
Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember). SETJEN/2016. Tentang Baku Mutu Air Limbah
Afresa Amanda, Rony Riduan, Chairul Abdi (2020). Analisis Domestik. www.peraturan.go.id
Daya Tampung Sungai Terhadap Beban Pencemar Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 17
Organik.Vol 3(2)tahun 2020 Tahun,2019. Tentang Sumber Daya Air. 15 Oktober
Adrian Rizali Saputra (2016). Strategi Pengendalian Kualitas 2019. Jakarta : Kementerian Sekretariat Negara RI
Air Sungai Kuin Banjarmasin Berdasarkan Daya Suryo Ari W, Winardi Dwi Nugraha, Endro Sutrisno (2014).
Tampung Beban Pencemar. Analisis Kualitas Air Sungai Bringin Kota Semarang
Bambang Rahadi widiatmono, Komang Della Pavita, Liliya dengan Metode NSF – IKA (Studi Kasus Sungai
dewi (2017) Studi Penentuan Daya Tampung Beban Bringin Pada Tanggal 10 Juli 2014 ).
Pencemaran Kali Surabaya dengan menggunakan Sri Wahyuningsih, Elida Novita, Sayyidatul Nahda Afifah
Metode Neraca Massa. Diakses 3 desember 2017. (2020). Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai
Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi (2020) Data Kualitas Sumber Telak Kabupaten Jember Menggunakan
Air sungai Asam Kota Jambi Bagian Hilir Asam dan Metode,Streeter-Phelps. Vol 39 (2) 87-96
Bagian Hulu Asam. Standar Nasional Indonesia Nomor 6989-57. 2008. Metode
Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi (2020) Data Lebar Pengambilan Contoh Air Permukaan. Jakarta: Badan
penampang Basah, Kedalaman Air, Laju Air dan Debit Standarisasi Nasional.
air sungai Asam Kota Jambi, bagian Hulu dan Hilir. Standar Nasional Indonesia Nomor 8066. 2015. Tata Cara
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Pengukuran Debit Aliran Sungai dan Saluran Terbuka
Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung. Jakarta:
Yogyakarta. Badan Standarisasi Nasional.
Fernando Hero Alyandri, Noveri Mulya, Rika Reskika Sari, Taufik Dani, Suripin, Sudarno (2015). Analisis Daya
Suci Ika Nofrilianti, Fadhilla Oktari, Eko Satria Tampung Beban Cemar di DAS Bengawan Solo
Permana, Fungky Novendri (2019). Analisis Kualitas Segmen Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
Air dan Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai dengan Model QUAL2KW. Vol.13(2),92-102
Tiga Titik di Kecamatan Kota Padang

68

You might also like