Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal: Vol. 01, Issue 01, 2021, PP 17-33
Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal: Vol. 01, Issue 01, 2021, PP 17-33
Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal: Vol. 01, Issue 01, 2021, PP 17-33
ABSTRAK
Jamur adalah salah satu kingdom dengan spesies yang banyak
dan belum teridentifikasi. Banyaknya jamur makroskopis
yang ditemukan dan dikonsumsi masyarakat di Desa Bandar
Raya Kecamatan Tamban Catur karena kondisi lingkungan
yang mendukung dan sebagian wilayah lahan pertanian.
Berdasarkan observasi literatur, belum ada penelitian terkait
jenis jamur makroskopis di tempat tersebut.Penelitian
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur (fungi)
makroskopis yang terdapat di Desa Bandar Raya Kecamatan
Tamban Catur sehingga bisa dijadikan sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya. Jenis penelitian adalah penelitian
lapangan (field research). Teknik sampling menggunakan
Purposive Sampling dengan metode jelajah (survey
eksploratif). Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan
dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan
17
Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I
DOI: 10.18592/alkawnu.v1i1.5156
© 2021 Tadris Biologi, Tadris Fisika, Tadris Kimia, FTK UIN Antasari Banjarmasin.
PENDAHULUAN Hal ini juga didukung pula pendapat
Hasanuddin (2014) yang menjelaskan
Menurut Campbell (2013), jamur bahwa penyebab perbedaan jenis jamur
adalah salah satu kingdom dalam sistem yang tumbuh dipengaruhi oleh dua faktor
klasifikasi makhluk hidup. Jamur lingkungan yaitu faktor biotik dan fakor
merupakan makhluk hidup heterotrof atau abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi
menjadi dekomposer di lingkungan. Jamur jamur adalah kompetisi antara jamur itu
memiliki tingkat keanekaragaman yang sendiri dalam mendapatkan makanan atau
tinggi, tetapi tidak semuanya telah tempat hidupnya. Adapun faktor abiotik
terindentifikasi. Masih banyaknya jumlah yang mempengaruhi berdasarkan dari
spesies jamur yang belum teridentifikasi perbedaan kondisi lingkungannya, seperti
disebabkan karena jamur hanya tumbuh kelembapan udara, kelembapan tanah, suhu,
pada waktu tertentu dengan kondisi dan keasaman (pH) tanah, dan intensitas cahaya
kemampuan hidupnya yang terbatas. Hal dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur
tersebut didukung pendapat Gandjar (2006) baik miselium maupun tubuh buahnya.
yang sering kali jamur banyak ditemui pada Adapun menurut Starr, dkk (2009)
saat musim penghujan pada kayu-kayu menjelaskan bahwa jamur terbagi atas jamur
lapuk, serasah maupun pohon-pohon yang mikroskopis dan jamur makroskopis. Jamur
masih tumbuh. Sehingga mengenai habitat mikroskopis adalah jamur yang hanya dapat
jamur secara implisit terdapat dalam firman dilihat dengan menggunakan mikroskop,
Allah SWT dalam surah Al Imran ayat 27. sedangkan jamur makroskopis adalah jamur
Pada ayat yang diterjemahkan Shihab yang memiliki tubuh buah dan ukurannya
(2007) tersebut menerangkan bahwa setelah relatif besar. Hal tersebut didukung oleh
kematian adanya kehidupan. Hal tersebut Hasanuddin (2014) bahwa jamur
merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran mendapatkan nutrisi dengan menyerap
Allah SWT bagi orang-orang yang berakal. lignoselulosa di sekitar tempat tumbuhnya
Sebagaimana jamur tumbuh pada pohon yang akan diubah menjadi selulase,
lapuk, jasad makhluk hidup yang telah mati ligninase, dan hemiselulase berupa benang-
dan juga pada kotoran hewan. Hal tersebut benang halus yang disebut hifa. Selain itu,
karena jamur memiliki kemampuan untuk menurut Darwis (2009) menyebutkan
mengubah dan menyerap zat atau hara yang bahwa hifa yang menjalin akan membentuk
terkandung dalam pohon tersebut. Proses tubuh buah jamur. Tubuh buah jamur dapat
tersebut dinamakan dengan proses absorbsi. berbentuk seperti payung, kuping, ataupun
Sehingga jamur menjadi saprofit setengah lingkaran. Tubuh buah jamur
dilingkungannya. berwarna mencolok seperti merah cerah,
coklat cerah, jingga, putih, abu-abu, kuning Metode jelajah (Survey Eksploratif) yang
bahkan berwarna hitam. digunakan guna menjelajahi jalur yang
Berdasarkan hasil observasi di Desa Bandar dibuat untuk mewakili sampel yang
Raya Kecamatan Tamban Catur, peneliti ditemukan di Desa Bandar Raya Kecamatan
menemukan banyak jenis jamur Tamban Catur. Adapun pengumpulan data
makroskopis di daerah tersebut. Faktor- dengan observasi dan dokumentasi.
faktor yang mempengaruhi banyaknya Hasil pengamatan observasi yang
jamur makroskopis yaitu faktor lingkungan dilakukan selama di lapangan berupa catatan
yang mendukung. Faktor lingkungan lapangan mengenai morfologi jamur
tersebut meliputi curah hujan dan makroskopis yang memuat nama, warna,
kelembaban. Menurut BMKG (2020), di bentuk, habitat dan sebagainya. Selanjutnya
Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten data terkait morfologi jamur makroskopis
Kapuas yang berdekatan dengan Kota dilakukan pengidentifikasian pada setiap
Kapuas Kuala memiliki prakiraan cuaca spesies jamur berdasarkan kaji pustaka
hujan ringan. Adapun suhunya di musim literatur dengan beberapa sumber bantuan
penghujan sekitar 24-34 0C dengan seperti buku Desjardin (2014) dan buku
kelembapan 60-100 %. Jordan (2000), serta beberapa website resmi
Selain banyak ditemui jenis jamur yang dapat diakses seperti
makroskopis ternyata masyarakat di Desa FUNGIKINGDOM.net, iNaturalist.org,
Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur juga mushroomexpert.com,
dicari dan memanfaatkan untuk dikonsumsi. mushroomobserver.org, dan mykoweb.com.
Tingginya tingkat konsumsi masyarakat Selain itu, dibantu dengan aplikasi seperti
akan jamur yang khususnya jamur Tiram, Google Lens, Mushroom Expert, dan Plant
jamur Krikit (bahasa daerah) dan jamur Net. Selain itu, dilakukan juga pengukuran
Bantilung (bahasa daerah). Namun parameter lingkungan yang mempengaruhi
berdasarkan kaji literature yang dilakukan pertumbuhan jamur makroskopis seperti
oleh peneliti belum ada menemukan temperatur, kelembaban, pH, dan intensitas
penelitian jenis jamur makroskopis di Desa cahaya.
Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur. Selanjutnya data hasil lapangan
Sehingga Berdasarkan hasil di atas, peneliti tersebut dibuat dalam bentuk deskripsif
tertarik melakukan penelitian yang seperti morfologi dari jamur yang didapat
mengenai apa saja jenis-jenis jamur (fungi) mulai dari tudung, tubuh buah, lamela,
makroskopis di Desa Bandar Raya warna, dan tempat tumbuhnya. Selain itu,
Kecamatan Tamban Catur. dilakukan pengklasifikasian spesies jamur
makroskopis yang didapat beserta
METODE membandingkannya dengan sumber yang
dicocokkan dari referensi. Setelah data yang
Teknik sampling menggunakan didapat telah sesuai maka dilakukan uji
Purposive Sampling dengan metode jelajah kevalidan terkait spesies jamur makroskopis
(Survey Eksploratif). Dalam pembuatan yang didapat kepada salah satu dosen di UIN
jalur jelajah yang ditarik garis sepanjang 6 Antasari sekaligus pengampu mata kuliah
Km terdapat ada 10 stasiun dengan setiap Botani Tumbuhan Rendah.
perstasiun ditarik garis lurus sebanyak 500
meter dan batas antar perstasiun 50 Meter.
Jingga Pycnoporu
Berpo Kayu
3 Kipas kekunin Berlekuk - - - Tepi s
ri lapuk
gan sanguineus
Cokelat Berbulu Berpo Kayu Trametes
4 Kipas - - - tepi
muda panjang ri lapuk hirsuta
Berpo Kayu Trametes
5 Kipas Putih Halus - - - Tepi
ri lapuk gibbosa
Cokelat Berpo Kayu Trametes
6 Kipas Berlekuk - - - Tepi
muda ri lapuk ochracea
Cokelat Berpo Kayu Earliella
7 Kipas Berlekuk - - - Tepi
tua ri lapuk scabrosa
Cokelat
Ganoderm
kehitam
Berberca Berpo Kayu a
8 Kipas an atau - - - Tepi
k ri mati applanatu
abu-abu
m
tua
Berbent
Pleurotus
Payun uk obor Terat Kayu
9 Putih Halus Ada Halus Tengah Pulmonari
g dengan ur mati
us
rongga
Berbulu Schizophyll
1 teratu Esentri Kayu
Kipas Abu-abu sangat - - - um
0 r k lapuk
rapat commune
Berukur
Seras
1 Parab an sama Terat Parasola
Cokelat Halus Ada Halus Tengah ah
1 ola sampai ur auricoma
daun
pangkal
Merunc
ing
pada Chlorophyl
1 Payun Bersisik Terat Seras
Putih Ada bagian Halus Tengah lum
2 g kasar ur ah
pangkal brunneum
dan
ujung
Sepert
Auriculari
1 i daun Kayu
Cokelat Halus - - - - Tepi a auricula-
3 teling lapuk
judae
a
Ukuran
Sepert
pangkal Dacryopin
1 i Esentri Kayu
Kuning Halus Ada sampai Halus - ax
4 spatul k mati
ujung spathularia
a
sama
Berukur
Jingga
1 Cangk Berbulu an sama Kayu Cookeina
kemerah Ada Halus - Tengah
5 ir halus sampai mati sulcipes
an
pangkal
Tabel 2. Faktor Fisik Lingkungan Hidup Jamur Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur
Kelembaban Suhu
Intentitas
Pengulangan Udara Tanah udara pH Kooordinat
Cahaya (Lux)
(%) (%) (0C)
1 3°11'09.8"S
52,4 8 25,6 2000 7
Titik 1 114°22'19.6"E
2 3°12'13.3"S
54 8 30 1500 7,5
Titik 5 114°23'02.8"E
3 3°12'02.3"S
49,8 2,5 31,3 1500 8
Titik 10 114°24'26.3"E
Tabel 3. Klasifikasi Spesies Jamur Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur
Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies
Phallus
Phallales Phallaceae Phallus
indusiatus
Lentinus
Lentinus
sajor-caju
Pycnoporus
Pycnoporus
sanguineus
Trametes
Polyporaceae hirsuta
Polyporales Trametes
Trametes
gibbosa
Trametes
ochracea
Agaricomycetes Earliella
Basidiomycota Earliella
scabrosa
Ganoderma
Ganodermataceae Ganoderma
applanatum
Pleurotus
Pleurotaceae Pleurotus
pulmonaris
Schizophyllum
Schizophyllaceae Schizophyllum
commune
Agaricales
Parasola
Psathyrellaceae Parasola
auricoma
Chlorophyllum
Agaricaceae Chlorophyllum
brunneum
Auricularia
Auriculariales Auriculariaceae Auricularia
auricula-judae
Dacryopinax
Dacrymycetes Dacrymycetales Dacrymycetaceae Dacryopinax
spathularia
Cookeina
Ascomycota Pezizomycetes Pezizales Sarcoscyphaceae Cookeina
sulcipes
Berdasarkan penyajian data dari ukurannya relatif besar. Selain itu, didukung
tabel I tersebut, Jamur yang didapat saat pula pendapat Hasyiati (2019) yang
dilapangan sebagian banyak berbentuk menyatakan bahwa jamur sering kali banyak
seperti kipas atau mirip ginjal dengan tempat ditemui pada saat musim penghujan pada
pelekatannya berada ditengah dan ditepi. kayu-kayu lapuk, serasah maupun pohon-
Jamur makroskopis yang didapat banyak pohon yang masih tumbuh. Sedangkan
dijumpai dengan morfologi tidak memiliki menurut Surahmaida (2017) menyatakan
tubuh buah. Adapun bentuk lamela (Porus) bahwa tubuh buah jamur dapat berbentuk
banyak yang memiliki pori-pori. Selain itu, seperti payung, kuping, ataupun setengah
jamur yang didapat memiliki warna yang lingkaran. Tubuh buah jamur berwarna
beragam dan mencolok seperti putih, abu- mencolok seperti merah cerah, coklat cerah,
abu, merah, kuning, jingga, dan cokelat. jingga, putih, kuning bahkan berwarna
Sehinga dapat diketahui bahwa hasil hitam.
pengamatan yang dilakukan sesuai pendapat Pada pengidentifikasian yang
Agustini (2021) bahwa jamur makroskopis dilakukan dengan mencari nama spesies
adalah jamur yang memiliki tubuh buah dan berdasarkan morfologi yang didapat dengan
beberapa sumber baik dari aplikasi, situs jenis jamur (fungi) makroskopis di Desa
web dan buku. Aplikasi yang dipakai yaitu Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur.
Mushroom Expert, Google Lens, dan Plant Setelah mendapatkan hasil data lapangan
Net. Selain itu, peneliti menggunakan situs dalam, selanjutnya hasil data tersebut dibuat
web yang dipercaya menurut beberapa dalam bentuk bentuk deskripsif. Spesies
sumber dari penelitian terdahulu seperti tersebut yaitu:
mushroomobserver.org, 1. Phallus indusiatus
FUNGIKINGDOM.net, iNaturalist.org,
mushroomexpert.com, dan mykoweb.com.
Selain itu, peneliti juga menggunakan
sumber dari buku Desjardin (2014) dan
buku Jordan (2000).
Terkait klasifikasi jamur
makroskopis di Desa Bandar Raya
Kecamatan Tamban Catur, hasil penelitian
yang ditemukan oleh peneliti terdapat ada 15 Gambar 1. Phallus indusiatus
jenis jamur makroskopis. Spesies jamur Jamur Phallus indusiatus yang
makroskopis tersebut termasuk dalam 10 ditemukan memiliki jaring-jaring halus
famili dan 13 genus. Pada tabel II tersebut berwarna kuning diatas serasah tanah
nampak terlihat hasil dari klasifikasi spesies secara soliter. Bentuk tubuh membuat
yang didapat bahwa anggota spesies yang kebagian dasarnya dan permukaan yang
sangat banyak ditemukan berasal dari divisi bersisik halus. Permukaan tudungnya
Basidiomycota karena jamur makroskopis berwarna kecokelatan dengan
umumnya termasuk ke dalam divisi mengeluarkan lendir yang berbau seperti
Basidiomycota. Sedangkan divisi bangkai.
Ascomycota hanya satu kelas yang Hal ini sesuai dengan pendapat
ditemukan. Hal tersebut karena dari divisi Sitinjak (2016) bahwa jamur ini
Ascomycota hanya sedikit yang termasuk memiliki nama latin selengkapnya
dalam jamur makroskopis. Hasil penelitian adalah Phallus indusiatus Vent., 1798
ini didukung pendapat Putra (2020) yang dengan persamaan beberapa nama latin
menyebutkan bahwa jamur makroskopis seperti Dictyophora callichroa Moller,
terbagi menjadi dua divisi yaitu divisi 1895; Dictyophora indusiata (Vent.)
Ascomycota dan divisi Basidiomycota. Tapi Desv., 1809; Dictyophora rosea (Ces.)
jamur makroskopis yang banyak dan sering E. Fisch., 1888; Hymenophallus
dijumpai berasal dari Basidiomycota. Selain indusiatus (Vent.) Nees,
itu, didukung pula oleh pendapat Rizalina 1816; Hymenophallus roseus Ces.,
(2019) bahwa jamur Ascomycota 1879; Phallus callichrous (Moller)
kebanyakan jamur mikroskopis, akan tetapi Lloyd, 1907; dan Phallus
sebagian dari Ascomycota ada yang rochesterensis Lloyd, 1909. Karena
makroskopis. pada nama belakang jamur bergenus
Sesudah melakukan pengamatan Phallus diambil dari bahasa Latin yang
secara morfologi dan pengidentifikasian, memiliki arti mengenakan pakaian
data yang didapat kemudian diolah dalam dalam. Munculnya jaring yang tumbuh
bentuk tabel pengamatan mengenai jenis- dari bagian atas kepala jamur dan akan
3. Pycnoporus sanguineus
Gambar 2. Lentinus sajor-caju
Jamur Lentinus sajor-caju yang
ditemukan peneliti masih muda dan
memiliki tekstur lunak dan tudung
sedikit kasar serta berwarna putih
kekuningan. Selain itu permukaan
tudungnya cembung lebar, dangkal dan
tertekan sempit. Jamur akan menjadi
sangat keras saat dewasa dengan tubuh Gambar 3. Pycnoporus sanguineus
buah berbentuk corong. Warnapun akan Jamur Pycnoporus sanguineus
berubah menjadi abu-abu kecoklatan yang ditemukan peneliti sering disebut
dengan kecoklatan ditengah, bagian dengan jamur merah karena sering
tepinya akan menjadi melengkung, dan ditemui saat muda dengan warna kuning
seluruh teksturnya menjadi renyah kemerah-merahan atau jingga terang.
Namun saat sudah dewasa maka
7. Earliella scabrosa
sudah dewasa, jamur ini akan berwarna bentuk tubuh seperti kipas atau setengah
kehitaman dengan pinggir berwara lingkaran di habitat kayu lapuk. Tekstur
putih. Jamur ini tidak memiliki stipe tubuhnya pun sangat keras seperti kayu
(tangkai), tidak memiliki annalus dan sehingga sangat sulit diambil ataupun
volva. Dapat ditemukan hidup secara dihinggap serangga lain. Jamur ini pula
berkelompok dan terkadang tumpang tidak memiliki bau yang khas pada
tindih. Berhabitat dapat ditemui di kayu jamur umumnya, tapi berperan
lapuk atau batang kayu mati. dilingkungan sebagai saprofit ketika
Hal ini sesuai pendapat Susan ditemukan di pelapukan namun ketika
dan Atik Retnowati (2017) bahwa jamur ditemukan dibatang kayu hidup maka
Earliella scabrosa merupakan salah satu jamur ini dianggap parasit.
jamur yang umum dijumpai di tempat- Hal ini sesuai pendapat
tempat terbuka dan menerima banyak Zulpitasari (2019) yang didukung oleh
sinar matahari. Bahkan ada sebuah Rahma (2018) bahwa habitat jamur yang
penelitian yang menunjukkan bahwa hidup sebagai saprofit misalnya pada
ekstrak kultur E. scabrosa mengandung tanah, serasah, pada batang pohon, kayu
4H-pyran-4-one, 2,3-dihidro-3,5- lapuk, dan pada sisa-sisa tumbuhan atau
dihydroxy-6-methyl-(DDMP), Triacetin hewan. Selain itu, didukung pula
dan 2(3H)-Furanone, dan 5- pendapat Rizalina (2021) bahwa jamur
heptyldihydroyang terbukti mampu yang hidup parasit yaitu pada organisme
menghambat pertumbuhan beberapa inangnya, baik pada manusia, hewan
jamur pendegradasi kayu seperti maupun tumbuhan.
Pycnoporus sanguineus, Shizophyllum
commune, Lentinus sajor-caju, L. 9. Pleurotus pulmonaris
strigosus, Microporus affinis, M.
Xanthopus. Selain itu, mampu
mendegradasi pewarna sintetis merah
fenol, hijau metil, biru bromofenol.
8. Ganoderma applanatum
Jamur ini memiliki warna putih. Namun lunak dan permukaan bawah seperti
setelah dewasa berwarna cokelat. gabus serta tepi tubuh buah berserabut.
Jamur ini sering disebut jamur Tangkai tubuh buah stipe pendek
kayu atau jamur tiram karena memiliki sehinggasering nampak tak memiliki
aroma yang khas dan dapat dikonsumsi tubuh buah. Selain itu memiliki tipe akar
masyarakat ketika sudah cukup umur. semu. Jamur inidapat ditemui secara
Jamur ini dapat hidup secara berkoloni berkoloni di habitat kayu-kayu lapuk
dan membentuk rak pada batang kayu dan kayu mati. Jamur ini juga sering
mati yang keras atau kayu lapuk. dimanfaatkan masyarakat karena dapat
Sekarang jamur tiram selain dapat di konsumsi.
ditemui secara liar juga dibudidayakan Hal ini sesuai dengan pendapat
oleh beberapa masyarakat. Hal ini sesuai Susan dan Atik Retnowati (2017) bahwa
dengan pendapat Susan dan Atik jamur ini memiliki nama lengkap yaitu
Retnowati (2019) bahwa jamur tiram Schizophyllum commune Fr., Observ.
putih mempunyai kandungan vitamin, Mycol. (1815). Selain itu memiliki nama
asam amino dan mineral yang tinggi. latin lainnya sebagai Agaricus alneus L.,
Budidaya jamur tiram putih di Indonesia Fl. Suec.: 1242 (1755) dan Agaricus
berkembang pesat dengan alneus Reichard, Schr. naturf. Fr.
bermunculannya petani-petani jamur (1780). Habitat pada kayu lapuk.
tiram putih di beberapa wilayah Schizophyllum commune dapat
Indonesia. dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di
Indonesia. Jenis ini dikenal dengan
10. Schizophyllum commune beberapa nama daerah seperti jamur
gigit (Jawa), supa beas (Sunda), kulat
inditjeng (Sulawesi), ngawate
(Halmahera), keho kaladede (Ternate),
dan keho dodole (Tidore). Adapun
didukung juga oleh pendapat Rahma
(2018) bahwa jumlah badan buah yang
ditemui biasanya dalam jumlah sedikit.
Jamur ditemukan di kayu yang telah
Gambar 10. Schizophyllum commune
lapuk dan tumbuh tidak mengelompok
Jamur Schizophyllum commune
atau berkelompok.
yang ditemukan peneliti ini memiliki
nama daerah dengan sebutan Kulat
11. Parasola auricoma
Krikit atau Kulat Kritip (Dayak). Jamur
Schizophyllum commune memiliki tubuh
buah seperti kipas, berdaging dan elastis.
Memiliki warna abu-abu dengan
permukaan tudung berbulu panjang dan
bagian tepinya terbelah. Bentuk bilah
bercabang ketepi dan letak tubuh buah
pileus pada posisi sessile. Permukaan
jamur pada bagian atas kasar berserabut Gambar 11. Parasola auricoma
Jamur Parasola auricoma yang mencolok dengan sisik coklat tebal dan
ditemukan peneliti ini memiliki tudung berdaging. Ketika dewasa memiliki
berbentuk kerucut hingga cembung- tubuh buah yang ramping, tetapi bulat di
umbonat pada saat dewasa. Pada saat dasarnya. Tudung berbentuk telur saat
muda, jamur ini berwarna cokelat pada muda dan menjadi lebih lebar dan rata
bagian tudungnya dan tubuh buah saat dewasa. Jamur ini berwarna
berwarna abu-abu. Selain itu, jamur ini seragam dan tidak memiliki pola. Jamur
tidak memiliki sisa-sisa tudung berbulu ini dapat ditemui tumbuh sendiri,
halus sehingga saat diraba nampak tersebar, atau berkelompok di tempat
bersisik. Saat sudah dewasa, tudung yang lembab dengan habitat sering
mengembangkan garis-garis keabu- dijumpai diarea budidaya baik di kebun,
abuan seperti payung, area tengahnya halaman rumput, dan bawah tanaman,
tetap halus dan berwarna coklat oranye. tempat sampah atau dipekarangan
Jamur ini berdaging sangat tipis rumah. Namun jamur ini tidak pernah
sehingga mudah rusak dengan cepat. Di dikonsumsi karena memiliki bau
bagian lamela sangat teratur serta menyengat ketika dipotong sehingga
memiliki batang yang ramping. Hidup dianggap beracun.
secara berkoloni dan tersebar pada Hal ini sesuai dengan salah satu
tempat habitat hidupnya sering dijumpai ciri jamur yang beracun dari pendapat
di serpihan kayu, daun, atau serasah Rizalina (2021) bahwa jamur yang
dengan area berumput terbuka. beracun memiliki ciri-ciri yaitu tubuh
Hal ini sesuai dengan pendapat buah memiliki warnanya mencolok
Campbell (2012) menyebutkan bahwa (merah, kuning, jingga dan lainnya),
berdasarkan cara jamur memperoleh memiliki aroma seperti tercium bau
makanan terbagi menjadi pengurai amonia, perubahan warna secara cepat
(dekompuser), parasit, dan simbion jika dimasak atau dipanaskan, tumbuh di
mutalistik. Namun sering kali jamur tempat yang kotor, misalnya pada
memegang peranan penting dalam tempat pembuangan sampah atau
proses alam yang dikenal sebagai kotoran kandang dan lain sebagainya,
dekomposer dalam mengurai sisa-sisa dan memiliki cincin atau cawan.
organisme yang telah mati.
13. Auricularia auricula-judae
12. Chlorophyllum brunneum
Soc., (1832) dan Dacryopinax saprofit pada kayu mati, tanah atau
spathularia f. agariciformis (Lloyd) serasah.
D.A. Reid, Jl S. Afr. Bot. (1973). Jamur Hal ini sesuai pendapat Campbell
ini ditemukan berhabitat kayu mati (2012) dan Campbell (2013)
didaerah terbuka dan terkena sinar menyebutkan bahwa berdasarkan cara
matahari. Memiliki persebaran jamur memperoleh makanan terbagi
dikawasan tropis dan subtropis. Jamur menjadi pengurai (dekompuser), parasit,
ini mudah dikenali, karena bentuk badan dan simbion mutalistik. Namun sering
buah dan warna badan buah yang kali jamur memegang peranan penting
mencolok. Jamur Dacryopinax dalam proses alam yang dikenal sebagai
spathularia berukuran kecil, berbentuk dekomposer dalam mengurai sisa-sisa
menyudip, dan berwarna kuning. Jamur organisme yang telah mati. Selain itu,
ini biasa ditemukan tumbuh berjejer didukung pula oleh pendapat Susan dan
pada satu retakan kayu atau bambu yang Atik Retnowati (2019) bahwa memiliki
telah mati. nama lengkap dengan Cookeina
speciosa (Fr.) Dennis, (1994).
15. Cookeina sulcipes Sedangkan nama lainnya sering disebut
dengan Peziza speciosa Fr., Syst. mycol.
(Lundae) (1822). Habitat sering
ditemukan pada ranting kayu mati.
Jamur Cookeina speciosa banyak
diketahui sebagai Cookeina sulcipes dan
Cookeina hindsii. Adapun hasil analisis
DNA menunjukkan bahwa kedua jenis
tersebut termasuk kedalam cabang
Gambar 15. Cookeina sulcipes
Cookeina speciosa yang monofiletik,
Jamur Cookeina sulcipes yang
walaupun struktur filogenetiknya
ditemukan peneliti merupakan jamur
menunjukkan variasi genetik yang
yang tergolong ke dalam famili
berhubungan dengan perbedaan warna.
Sarcosyphaceae yang merupakan
anggota dari ordo Pezizales. Jamur
SIMPULAN
Cookeina sulcipes memiliki bentuk
tubuh buah seperti cangkir atau Berdasarkan hasil penelitian,
mangkuk. Jamur ini berwarna cerah ditemukan 15 spesies jamur makroskopis di
seperti merah muda sampai merah ketika Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban
dewasa. Terdapat pada sekeliling bagian Catur. Spesies jamur makroskopis dengan
atas tudung ditemukan adanya bulu-bulu 10 famili dan 13 genus yaitu Phallus
halus. Jamur Cookeinasulcipes memiliki indusiatus, Lentinus sajor-cajo, Pycnoporus
permukaan tudung yang licin dan halus sanguineus, Trametes hirsuta, Trametes
di bagian dalam. Jamur ini tumbuh gibbosa, Trametes ochracea, Earliella
secara berkelompok dan tersebar scabrosa, Ganoderma applanatum,
diserasah seperti kulit pohon, cabang, Pleurotus pulmonaris, Schizophyllum
dan ranting. Sehingga ordo ini dikenal commune, Parasola auricoma,
memiliki anggota yang hidup sebagai Chlorophyllum brunneum, Auricularia
PHARMACEUTICAL
BIOLOGICAL AND CHEMICAL
SCIENCES, 7(6), 442-449.
Starr, C., taggart, R., Evers, C., & Starr,
Lissa. (2012). Biologi edisi 12
kesatuan & keragaman makhluk
hidup. Jakarta: Salemba Teknika.
Surahmaida. (2017). Review: potensi
berbagai spesies ganoderma sebagai
tanaman obat. Journal of Pharmacy
and Science. 2(1), 17-21.
Susan, D., & Retnowati, A. (2017). Catatan
beberapa jamur makro dari Pulau
Enggano: keragaman dan
potensinya. Berita Biologi , 16 (3),
243-256.
Yusnidar, M. (2021). Jamur Makroskopis di
Kawasan Gunung Seulawah Agam
Kecamatan Lembah Seulawah
Kabupaten Aceh Besar sebagai
Referensi Mata Kuliah
Mikologi (Doctoral dissertation,
UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Zulpitasari, M., Ekyastuti, W., & Oramahi,
HA. (2019). Keanekaragaman jenis
jamur makroskopis di bukit
wangkang desa sungai ambawang
kabupaten kubu raya. Jurnal Hutan
Lestari. 7(3), 1147-1157.