Jurnal 6

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI


PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA
AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X
MAN 4 JAKARTA

Eneng Hernawati
Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
hernawatieneng@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini mengetahui penerapan metode demonstrasi dan
media audiovisual untuk meningkatkan hasil belajar Fisika siswa di
kelas X. Penggunaan metode demontrasi dan media audiovisual dalam
pembelajaran fisika dilakukan oleh dengan cara guru mempragakan
alat-alat dan video sehingga konsep fisika dapat dipahami oleh siswa.
Metodologi penelitian dalam penelitian ini adalah action reseach. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa diperoleh data pada siklus I hasil belajar
Fisika sebesar 62,06% dari jumlah siswa memperoleh skor ≥ 64 sedangkan
siklus II menunjukkan kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 89,65% dari
jumlah siswa memperoleh skor ≥ 64. Implikasi dari penelitian ini adalah
bahwa pembelajaran Fisika dengan menggunakan metode demonstrasi
dan media audiovisual dapat dijadikan metode dan media pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar.
Kata Kunci: Hasil Belajar Fisika, Metode Demonstrasi, Media

ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain empirical data regarding the
application of demonstration methods and audiovisual media to improve
students’ physics learning outcomes in class X. Many were found in the
learning process at Madrasah Aliyah. Teachers could not bring issues /
problems found outside the classroom for students to learn in class. Teachers
have not made maximum efforts to improve the quality and effectiveness
of learning in schools to obtain meaningful learning. Teachers are required
to develop learning activities by choosing approaches that are outlined in
various learning models and methods that can develop students’ thinking
skills. The study was conducted in MAN 4 JAKARTA, especially class X.
The time for conducting research was carried out in the even semester of

118 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

2016/2017 school year. The research was carried out by demonstration


method and audiovisual media consisted of 2 cycles, namely cycle I and
cycle II. The results showed that the data obtained in the first cycle of physics
learning outcomes amounted to 62.06% of the number of students scored
skor 64 while cycle II showed a significant increase of 89.65% of the number
of students scored ≥ 64. The implications of this study were that learning
physics using demonstration methods and audiovisual media can be used
as methods and learning media to improve learning outcomes.
Keywords: Learning Outcomes for Physics, Demonstration Methods, Media

A. PENDAHULUAN dalam menentukan pencapaian


tujuan pembelajaran yang telah

P
endidikan adalah suatu
ditetapkan dalam kurikulum SMA.
proses pembelajaran
p e n g e t a h u a n , Salah satu komponen yang
keterampilan, dan kebiasaan harus dimiliki guru adalah
sekumpulan manusia yang bagaimana merancang strategi
diwariskan dari satu genereasi pembelajaran yang sesuai dengan
ke generasi selanjutnya melalui tujuan atau kompetensi yang akan
pengajaran, pelatihan, dan dicapai. Alasannya karena tidak
penelitian. Pendidikan merupakan semua tujuan bisa tercapai hanya
wahana untuk meningkatkan dan dengan satu strategi tertentu.
mengembangkan kualitas sumber Media atau metode pembelajaran
daya manusia dan seringkali juga turut menentukan keberhasilan
dijadikan tolok ukur peningkatan dan tujuan yang akan dicapai.
kualitas sumber daya manusia. Bagaimanapun lengkapnya media
atau metode pembelajarannya,
Sekolah Menengah Atas
tetapi bila guru tidak dapat
sebagai pendidikan formal yang
mengimplementasikannya dengan
lanjutan bagi anak, merupakan
tepat, maka tidak akan memiliki
sarana yang paling tepat dalam
makna dalam proses pembelajaran
membentuk konsep berpikir.
tersebut. Oleh karena itu, setiap
Kondisi ini memungkinkan
guru perlu memahami secara
anak mampu mengembangkan
baik peran dan fungsi, media
kreativitas, imajinasi, ekspresi, dan
dan metode pembelajaran
sebagainya dalam situasi belajar di
dalam melaksanakan proses
sekolah. Namun demikian, potensi
pembelajaran.
yang dimiliki peserta didik tersebut
tidak serta merta dapat muncul Fisika merupakan salah
secara optimal tanpa bantuan satu mata pelajaran pokok yang
guru di sekolah. Peranan guru diajarkan di Sekolah Menengah
merupakan unsur yang dominan Atas. Fisika merupakan ilmu yang

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 119


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

membahas tentang faktor dan diharapkan. Dalam proses belajar


gejala alam. Oleh karena itu dalam mengajar, media memiliki peran
pembelajarannya harus faktual yang sangat penting menunjang
artinya tidak hanya secara verbal. tercapainya tujuan pembelajaran.
Metode atau cara yang Media audiovisual adalah
digunakan harus melalui proses salah satu bentuk dari multimedia.
pembelajaran yang masuk akal, Dengan penggunaan media
sesuai dengan kenyataan, dan pembelajaran audivisual, akan
sesuai dengan hasil pengamatan memudahkan siswa memahami
panca indera siswa. Hal ini suatu konsep, sehingga dapat
menuntut kemampuan guru memperoleh hasil belajar yang
untuk menerapkan pendekatan diharapkan. Hasilnya pembelajaran
pembelajaran yang cocok dan fisika menjadi lebih menarik,
tepat. Pendekatan pembelajaran interaktif, dan kualitas belajar siswa
yang cocok dan tepat untuk dapat menjadi lebih baik. Siswa
mata pelajaran Fisika adalah menjadi lebih paham, serta sikap
pembelajaran yang memiliki dan perhatian belajar siswa dapat
keterpaduan antara metode, ditingkatkan dan dipusatkan.
media, sarana dan prasarana
Oleh karena itu pembelajaran
yang menunjang, serta proses
Fisika harus dirancang sebaik-
pembelajaran yang memungkinkan
baiknya sehingga mampu menarik
siswa memiliki berbagai
minat siswa untuk belajar Fisika.
keterampilan, pengetahuan, serta
Penggunaan media audiovisual
sikap ilmiah.
merupakan media pembelajaran
Berdasarkan berbagai metode yang sangat menunjang proses
pembelajaran yang ada, metode interaksi di kelas.
demonstrasi termasuk metode
Rendahnya hasil belajar
yang dapat dipilih guru untuk
Fisika terutama tentang materi
meningkatkan hasil belajar siswa.
perubahan lingkungan fisik pada
Melalui metode demonstrasi siswa
siswa kelas X MAN 4 Jakarta sangat
diarahkan untuk lebih berpikir dan
memprihatinkan. Kenyataan
mengingat, mengkomunikasikan
menunjukkan bahwa penguasaan
konsep-konsep yang diterima dan
materi tentang perubahan
berinteraksi dengan objek atau
lingkungan fisik pada siswa MAN
media pembelajaran yang konkret.
masih sangat rendah. Hal ini dapat
Selain menggunakan metode ditunjukkan dengan indikator hasil
yang efektif dan efisien, diperlukan tes formatif yang diselenggarakan
pula media pembelajaran yang setiap selesai satu pertemuan.
tepat sehingga siswa dapat Nilai rata-rata hasil evaluasi siswa
menguasai kompetensi yang kelas X MAN 4 Jakarta, 55%

120 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

adalah di bawah standar KKM B. PEMBAHASAN


(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
1. Kajian Teori
ditetapkan sekolah yaitu 64.
a. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan kenyataan
tersebut, peneliti merasa tertarik Pengertian hasil belajar
untuk mengadakan penelitian menurut Abdurrahman dalam
dengan judul “Meningkatkan Hasil Jihad adalah kemampuan yang
Belajar Fisika melalui Penggunaan diperoleh anak setelah melalui
Metode Demonstrasi dan Media kegiatan belajar. Belajar itu
Audiovisual pada Siswa Kelas X sendiri merupakan suatu proses
MAN 4 Jakarta.” dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk
Berdasarkan latar belakang
perubahan perilaku yang relatif
yang dikemukakan di atas maka
menetap. Dalam kegiatan
yang dirumuskan dalam penelitian
pembelajaran, biasanya guru
ini adalah : “Apakah penerapan
menetapkan tujuan belajar. Siswa
metode demonstrasi dan media
yang berhasil dalam belajar adalah
audiovisual dapat meningkatkan
yang berhasil mencapai tujuan-
hasil belajar Fisika siswa di kelas X
tujuan pembelajaran.
?”
Adapun Winkel dalam
Berdasarkan perumusan
Purwanto berpendapat bahwa
masalah diatas maka tujuan
hasil belajar adalah perubahan
penelitian ini adalah untuk
yang mengakibatkan manusia
mengetahui penerapan metode
berubah dalam sikap dan tingkah
demonstrasi dan media audiovisual
lakunya. Aspek perubahan itu
dapat meningkatkan hasil belajar
mengacu kepada taksonomi tujuan
fisika siswa di kelas X.
pengajaran yang dikembangkan
Adapun kegunaan penelitian oleh Bloom, Simpson, dan Harrow
ini adalah sebagai berikut : 1) mencangkup aspek kognitif, afektif,
Peserta didik, dapat meningkatkan dan psikomotorik.
hasil belajar fisika; 2) Guru,
Bloom dalam Purwanto
dapat menambah wawasan dan
membagi dan menyusun secara
pengetahuan juga pengalaman
hirarkis tingkat hasil belajar kognitif
baru dalam pembelajaran; 3)
mulai dari yang paling rendah dan
Sekolah, dapat menyediakan
sederhana yaitu hafalan sampai
fasilitas sarana dan prasarana
yang paling tinggi dan kompleks
pendukung pembelajaran
yaitu evaluasi. Enam tingkat itu
khususnya pada mata pelajaran
adalah hafalan (C1), pemahaman
fisika kelas X.
(C2), penerapan (C3), analisis (C4),
sintesis (C5), dan evaluasi (C6).

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 121


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

Sepanjang akhir tahun 1990- kebiasaan sikap, pengertian,


an, sebuah kelompok psikolog pengetahuan dan apresiasi: yang
kognitif (para ahli psikologi aliran dikenal dengan istilah kognitif,
kognitivisme) yang dipelopori afektif dan psikomotor. Dalam
oleh Anderson dan Sosniak (1994) penelitian ini difokuskan pada
memperbaharui taksonomi Bloom ranah kognitif C1-C6 yaitu C1=
tersebut agar lebih sesuai dengan remembering (mengingat), C2=
abad XXI. Jadi taksonomi Bloom understanding (memahami),
dari Anderson versi baru terdiri C3= applying (menerapkan),
atas (dari level 1 sampai 6): C1 = C4 = analysing (menganalisis,
remembering (mengingat), C2 = mengurai), C5= evaluating (menilai)
understanding (memahami), C3 dan C6= creating (mencipta)
= applying (menerapkan), C4 = yang dinyatakan dalam skor yang
analysing (menganalisis, mengurai), diperoleh dari hasil tes mengenai
C5 = evaluating (menilai) dan C6 = sejumlah materi pelajaran tertentu.
creating (mencipta).
b. Pengertian Fisika
Dengan demikian hasil belajar
merupakan tingkat keberhasilan Fisika merupakan sains atau
yang telah dikuasai oleh siswa ilmu alam yang mempelajari materi
dalam mempelajari materi beserta gerak dan perilakunya
pelajaran tertentu setelah siswa dalam lingkup ruang dan waktu,
mengikuti proses belajar, dimana bersamaan dengan konsep yang
hasil belajar dapat diukur melalui berkaitan seperti energi dalam
ranah kognitif. Dimana ranah gaya. Fisika mempelajari alam
kognitif yang paling banyak dinilai semesta, benda-benda yang ada di
oleh para guru di sekolah karena permukaan bumi, di dalam perut
berkaitan dengan kemampuan bumi dan di luar angkasa, baik
siswa dalam menguasai isi bahan yang dapat diamati indera maupun
pengajaran. Hasil belajar relatif yang tidak dapat diamati dengan
menetap dan tidak berubah-ubah. indera.
Perubahan tingkah laku yang
Sementara itu, menurut
sifatnya relatif tidak menetap, hal
Mikrajudin berpendapat bahwa
tersebut bukanlah karena proses
fisika merupakan cabang paling
belajar. Oleh karena itu, tidak
utama dalam ilmu sains, hal
semua perubahan yang ada pada
ini karena berbagai prinsipnya
diri seseorang dianggap sebagai
merupakan dasar atas setiap
hasil belajar.
cabang sains yang lainnya.
Berdasarkan uraian di atas,
Menurut Nash dalam bukunya
dapat disimpulkan bahwa hasil
The Nature of Science yang dikutip
belajar adalah perubahan berupa
oleh Usman, menyatakan bahwa
keterampilan dan kecakapan,

122 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Science is a way of looking at the dibatasi pada aspek kognitif. Hal ini
world. Jadi disini Nash menyatakan berdasarkan materi yang diambil
bahwa Fisika itu adalah suatu cara oleh peneliti mengenai perubahan
atau metode untuk mengamati lingkungan fisik terhadap daratan
alam. Nash juga menjelaskan yang lebih mengacu pada aspek
bahwa cara Fisika mengamati kognitif siswa. Dimana aspek
dunia ini bersifat analisis, lengkap, kognitifnya yang diukur melalui tes
cermat, serta menghubungkannya dan dinyatakan dengan angka atau
antara suatu fenomena dengan nilai.
fenomena lain, sehingga
Pengertian Metode
keseluruhannya membentuk suatu
Demonstrasi menurut Wina
perspektif yang baru tentang objek
Sanjaya yang dikutip oleh
yang diamatinya.
Ambarjaya menyatakan bahwa
Berdasarkan beberapa metode demonstrasi adalah
pengertian Fisika di atas, maka metode penyajian pelajaran
dapat diartikan Fisika adalah ilmu dengan memperagakan dan
pengetahuan yang mempelajari mempertunjukkan kepada siswa
tentang alam semesta beserta tentang suatu proses, situasi, atau
isinya dan gejala-gejalanya benda tertentu, baik sebenarnya
bukan sekedar kumpulan ilmu atau hanya sekedar tiruan.
pengetahuan semata tapi Fisika Berdasarkan pendapat tersebut,
juga merupakan suatu proses metode demonstrasi digunakan
penemuan. untuk memperagakan tentang
suatu proses, situasi, atau benda
c. Pengertian Hasil Belajar tertentu terkait dengan materi
Fisika pelajaran yang dipelajari. Tujuannya
adalah menyajikan pelajaran
Berdasarkan pembahasan
dengan lebih konkret sehingga
di atas, maka yang dimaksud
materi pelajaran yang disampaikan
dengan hasil belajar Fisika adalah
akan lebih berkesan bagi siswa dan
perubahan perilaku sebagai hasil
membentuk pemahaman yang
dari belajar dan pengalaman, yang
mendalam dan sempurna.
dilihat pada tingkat penguasaan
yang telah dicapai oleh siswa Metode demonstrasi adalah
dalam mengikuti proses belajar cara penyajian pelajaran dengan
Hasil sesuai dengan tujuan meragakan atau mempertunjukkan
pendidikan yang ditetapkan. kepada siswa suatu proses, situasi,
Berhubung dengan adanya aspek atau benda tertentu yang sedang
kognitif, afektif, dan psikomotorik dipelajari, baik sebenarnya ataupun
yang penjabarannya begitu luas, tiruan, yang sering disertai dengan
maka untuk mengukur hasil belajar penjelasan lisan. Dengan metode
Fisika kelas X MAN 4 Jakarta dapat demonstrasi, proses penerimaan

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 123


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

siswa terhadap pelajaran akan adalah cara mengajar dimana


lebih berkesan secara mendalam, seorang instruktur atau tim guru
sehingga membentuk pengertian menunjukkan, memperlihatkan
dengan baik dan sempurna. sesuatu proses misalnya merebus
Juga siswa dapat mengamati air sampai mendidih 1000C,
dan memperhatikan pada apa sehingga seluruh siswa dalam
yang diperlihatkan guru selama kelas dapat melihat, mengamati,
pelajaran berlangsung. mendengar mungkin meraba-
raba dan merasakan proses yang
Penggunaan metode
dipertunjukkan oleh guru tersebut.
demonstrasi dapat diterapkan
dengan syarat memiliki keahlian Jadi dapat disimpulkan metode
untuk mendemonstrasikan demonstrasi adalah cara penyajian
penggunaan alat atau melaksanakan pelajaran dengan meragakan atau
kegiatan tertentu seperti kegiatan mempertunjukkan kepada siswa
yang sesungguhnya. Keahlian suatu proses, situasi, atau benda
untuk mendemonstrasikan tertentu yang sedang dipelajari,
tersebut harus dimiliki oleh guru baik sebenarnya ataupun tiruan,
dan pelatih yang ditunjuk, setelah yang sering disertai dengan
didemonstrasikan, siswa diberi penjelasan lisan. Dengan tujuan
kesempatan melakukan latihan untuk memperjelas pengertian
keterampilan seperti yang telah konsep atau proses terjadinya
diperagakan oleh guru atau pelatih. sesuatu.
Metode demonstrasi
d. Media Audiovisual
merupakan metode mengajar yang
sangat efektif untuk menolong siswa Penggunaan media
mencari jawaban atas pertanyaan audiovisual dalam pembelajaran
seperti: Bagaimana prosesnya? membuat siswa lebih tertarik
Terdiri dari unsur apa? Cara mana dalam memperhatikan materi
yang paling baik? Bagaimana dapat yang disampaikan karena media
diketahui kebenarannya? Melalui audiovisual dalam pembelajaran
pengamatan induktif. masih jarang digunakan pada
sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan
Demonstrasi sebagai metode
kurangnya media bantu seperti
mengajar adalah bahwa seorang
CD Player, computer, ataupun LCD
guru, atau seorang demonstrator
sebagai media pendukung.
(orang luar yang sengaja diminta),
atau seorang siswa memperlihatkan Media audiovisual adalah
kepada seluruh kelas suatu proses, media yang mempunyai unsur
misalnya bekerjanya suatu alat suara dan unsur gambar. Jenis
pencuci otomatis, cara membuat media ini mempunyai kemampuan
kue, dan sebagainya. Demonstrasi yang lebih baik, karena meliputi

124 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

kedua jenis media yang pertama media yang dapat dilihat


dan kedua. Oleh karena itu, media dan didengar, seperti video
sangat baik digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sangat
proses pembelajaran karena membantu siswa dalam mengikuti
perhatian siswa dapat lebih tertuju pembelajaran karena tidak hanya
untuk memperhatikan materi yang mendengarkan saja melainkan
sedang ditayangkan dan siswapun dapat pula melihat jalannya suatu
akan lebih paham dengan materi proses.
tersebut. Media audiovisual
Media audiovisual adalah
merupakan alat yang digunakan
media yang melibatkan indera
untuk meningkatkan kemampuan
pendengaran dan penglihatan
otak, khususnya ketajaman otak
sekaligus dalam satu proses. Sifat
dan daya ingat, melalui media yang
pesan yang dapat disalurkan
dapat didengar dan dilihat.
melalui media dapat berupa
Media audiovisual merupakan pesan verbal dan non verbal yang
sebuah alat bantu seseorang terlihat layaknya media visual juga
dalam menerima suatu pesan, pesan verbal dan non verbal yang
sehingga dapat memperoleh ilmu terdengar layaknya media audio.
dan pengalaman yang bermanfaat
Pesan visual yang terdengar
untuk meraih tujuan yang ingin
dan terlihat itu dapat disajikan
dicapai. Penyebutan audiovisual
melalui program audiovisual seperti
sebenarnya mengacu pada indera
film dokumenter, film drama, dan
yang menjadi sasaran dari media
lain-lain. Semua program tersebut
tersebut. Media audio visual
dapat disalurkan melalui peralatan
mengandalkan pendengaran dan
seperti film, video, dan juga televisi
penglihatan khalayak sasaran.
dan dapat disambungkan pada alat
Contohnya, seorang anak yang
proyeksi (projectable aids).
ingin daya ingat dan otaknya
tajam dapat dilakukan dengan cara
e. Pengertian Metode
menggunakan media pendengaran
Demonstrasi dan Media
(telinga) dan penglihatan (mata).
Audiovisual
Media audiovisual adalah
Metode demonstrasi dan
media instruksional modern yang
media audiovisual adalah suatu
sesuai dengan perkembangan
perpaduan metode dengan
zaman (kemajuan ilmu
media pembelajaran. Dimana
pengetahuan dan teknologi),
cara penyajian pelajaran dengan
meliputi media yang dapat dilihat,
meragakan atau mempertunjukkan
didengar, dan yang dapat dilihat
kepada siswa suatu proses dan
dan didengar.
situasi dan ditunjang dengan
Media audiovisual merupakan menggunakan alat bantu media

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 125


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

audiovisual berupa tayangan video Evaluasi/tindakan metode


pembelajaran yang digunakan demonstrasi dan media audiovisual
untuk memudahkan siswa meliputi:
menerima materi pembelajaran.
• Menyimak prosedur yang
dilakukan oleh guru dengan
f. Penerapan Metode
baik.
Demonstrasi dan Media
Audiovisual • Diskusi tentang tindakan,
proses, atau prosedur yang
L a n g k a h - l a n g k a h
baru saja didemonstrasikan
pembelajaran yang dapat
dan ditayangkan melalui video.
ditempuh dalam memakai metode
demonstrasi dan media audiovisual • Melaporkan hasil diskusi di
adalah sebagai berikut: depan kelas.
Persiapan pemakaian Lakukan tes akhir setelah
metode demonstrasi dan media penyangan video dan demonstrasi
audiovisual, meliputi: dengan penggunaan lembar soal.
• Menyediakan peralatan Langkah-langkah di atas
media audiovisual dan bahan dilakukan agar suasana belajar
demonstrasi yang diperlukan. kondusif. Pada saat pemutaran
video, siswa akan fokus
• Mengkondisikan siswa.
memperhatikan program yang
Pelaksanaan pemakaian
diputar dan mencatat beberapa
metode demonstrasi dan
hal yang dianggap penting. Begitu
media audiovisual meliputi:
pula saat berjalannya demonstrasi,
• Menjelaskan secara singkat siswa dapat memperhatikan proses
kepada siswa materi yang akan suatu cara.
dibahas pada video.
• Menayangkan sebuah video
2. METODOLOGI
pembelajaran secara utuh.
Jenis penelitian ini adalah Action
• Mendemonstrasikan tindakan
research (penelitian tindakan).
suatu proses yang disertai
Penelitian tindakan merupakan
penjelasan dan ilustrasi.
penelitian yang bertujuan untuk
• Mengusahakan seluruh siswa memperbaiki efektif dan efisiensi
dapat mengamati demonstrasi praktik pendidikan. Mengingat
dengan baik. penelitian ini dilaksanakan di
dalam kelas, maka metode yang
• Beri penjelasan yang padat
digunakan penelitian ini adalah
tapi singkat.
metode Penelitian Tindakan Kelas.
• Hentikan demonstrasi,
Rancangan prosedur PTK
kemudian adakan tanya jawab.

126 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

yang digunakan dalam penelitian audiovisual diharapkan siswa


ini menggunakan model Kemmis dapat memahami materi Fisika di
dan Mc. Taggart dalam Arikunto kelas berdasarkan kondisi yang
dan Suhardjono, pada dasarnya tergolong rata-rata. Pencapaian
merupakan suatu siklus yang keberhasilan setiap tindakan
meliputi tahap (a) perencanaan yang dilaksanakan dapat dilihat
(planning), (b) tindakan (acting), dari: pelaksanaan pembelajaran
(c) observasi (observing), dan dengan menggunakan metode
(d) refleksi (reflecting). Disusun demonstrasi dan media audiovisual
dalam sebuah modifikasi yang diperoleh dari rata-rata skor
diaktualisasikan dalam bentuk saat guru dan siswa melakukan
rangkaian dan pengamatan lain pembelajaran sebesar 80%.
yang membentuk sebuah siklus. Adapun hasil penelitian dikatakan
berhasil jika: meningkatnya hasil
belajar siswa pada setiap akhir
3. HASIL DAN PEMBAHASAN. siklus melalui lembar evaluasi,
a. Hasil tercapai apabila 80% dari jumlah
siswa memperoleh nilai 64.
Rendahnya hasil belajar
Fisika terutama tentang materi Penelitian ini menggunakan
perubahan lingkungan fisik pada dua instrumen penelitian yaitu
siswa kelas X MAN 4 Jakarta sangat mengumpulkan data tentang
memprihatinkan. Kenyataan proses pembelajaran menggunakan
menunjukkan bahwa penguasaan metode demonstrasi divariasikan
materi tentang perubahan dengan media audiovisual dan
lingkungan fisik pada siswa MAN data hasil belajar siswa.
masih sangat rendah. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan indikator hasil b. Pembahasan
tes formatif yang diselenggarakan Setelah data dianalisis maka
setiap selesai satu pertemuan. peneliti dan kolabolator melakukan
Nilai rata-rata hasil evaluasi siswa pembahasan. Pembahasan hasil
kelas X MAN 4 Jakarta, 55% penelitian disajikan tidak hanya
adalah di bawah standar KKM dalam bentuk dokumentasi seperti
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang foto melainkan juga kesimpulan
ditetapkan sekolah yaitu 64. pada akhir setiap siklus dimana
Pencapaian keberhasilan dari penelitian dan kolaboratif
setiap tindakan yang dilaksanakan menghitung rata-rata pencapaian
dalam kegiatan pembelajaran dengan kriteria keberhasilan yang
Fisika dikelas X MAN 4 Jakarta telah ditentukan.
dengan menerapkan penggunaan Kriteria keberhasilan belajar
metode demonstrasi dan media Fisika dalam penelitian ini adalah

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 127


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

untuk data skor hasil belajar Fisika C. PENUTUP


tentang perubahan lingkungan
1. Kesimpulan
fisik terhadap lingkungan, siswa
dikatakan berhasil jika hasil Pembelajaran Fisika dengan
evaluasi pada pembelajaran Fisika menggunakan metode demonstrasi
tentang perubahan lingkungan yang divariasikan dengan media
fisik terhadap lingkungan audiovisual untuk meningkatkan
dengan menggunakan metode hasil belajar Fisika dilaksanakan
demonstrasi dan media audiovisual dengan langkah-langkah sebagai
itu adalah 80% dari jumlah siswa berikut: Persiapan pemakaian
mendapatkan skor nilai ‚ 64. metode demonstrasi divariasikan
dengan media audiovisual,
Berdasarkan data-data
meliputi: (1) Menyediakan peralatan
yang diperoleh dalam bentuk
media audiovisual dan bahan
data catatan maupun data
demonstrasi yang diperlukan,
proses, dan hasil belajar Fisika
(2) Mengkondisikan siswa.
selama 2 siklus terbukti bahwa
Pelaksanaan pemakaian metode
melakukan pembelajaran Fisika
demonstrasi divariasikan dengan
dengan menggunakan metode
media audiovisual meliputi: (1)
demonstrasi dan media audiovisual
Menjelaskan secara singkat kepada
dapat meningkatkan hasil belajar
siswa materi yang akan dibahas
Fisika. Peningkatan hasil belajar
pada video, (2) Menayangkan
Fisika pada siklus I memperoleh
sebuah video pembelajaran secara
data 62,06% sebanyak 18 siswa
utuh, (3) Mendemonstrasikan
memperoleh skor‚ 64. Dengan
tindakan suatu proses yang
analisis kekurangan dalam pra
disertai penjelasan dan ilustrasi,
siklus dan siklus I dengan cara
(4) Mengusahakan seluruh siswa
mengelola waktu, penguasaan
dapat mengamati demonstrasi
materi, penggunaan media,
dengan baik, (5) Beri penjelasan
maupun metode pembelajaran,
yang padat tapi singkat, (6)
sehingga memperoleh peningkatan
Hentikan demonstrasi, kemudian
hasil belajar Fisika pada siklus II
adakan tanya jawab. Evaluasi/
dengan 89,65% sebanyak 26 siswa
tindakan metode demonstrasi
memperoleh skor‚ 64. Begitupun
bervariasi media audiovisual
dengan instrumen pemantau
meliputi: (1) Menyimak prosedur
tindakan guru dan siswa mengalami
yang dilakukan oleh guru dengan
peningkatan 26,66% dari 70%
baik, (2) Diskusi tentang tindakan,
pada siklus I menjadi 96,66% pada
proses, atau prosedur yang
siklus II dengan begitu Instrumen
baru saja didemonstrasikan dan
lembar pengamatan dengan
ditayangkan melalui video, (3)
menggunakan media audio visual
Melaporkan hasil diskusi di depan
telah terlaksana secara tuntas.
kelas, (4) Lakukan tes akhir setelah

128 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

penyangan video dan demonstrasi Berdasarkan hasil dari data


dengan penggunaan lembar soal. tiap siklus yang menunjukan
peningkatan hasil belajar Fisika
Berdasarkan hasil penelitian
kelas X MAN 4 Jakarta, maka
yang telah dilakukan pada mata
dapat disimpulkan bahwa hasil
pelajaran Fisika kelas X MAN 4
belajar Fisika lebih meningkat
Jakarta dengan menggunakan
dengan menggunakan metode
metode demonstrasi dan
demonstrasi dan media audiovisual
penggunan media audiovisual,
di kelas X MAN 4 Jakarta.
siswa telah menunjukkan bahwa
dengan menggunakan metode
2. Saran
demonstrasi dan penggunan media
audiovisual dalam pembelajaran Berdasarkan kesimpulan dan
Fisika, terjadi peningkatan implikasi hasil penelitian tindakan
terhadap hasil belajar, pada siklus kelas ini maka peneliti hanya ingin
I hasil belajar Fisika baru mencapai menyampaikan beberapa saran
62,06% atau baru 18 siswa yang untuk dapat meningkatkan hasil
memperoleh skor, 64 dari jumlah belajar siswa, yaitu:
siswa 29, sedangkan pada siklus
a. Bagi Siswa; Dengan
II hasil belajar meningkat menjadi
menggunakan metode
89,65% atau setara dengan 26
demonstrasi dan media
siswa yang memperoleh skor ‚
audiovisual dalam
64 dari jumlah siswa 29. Terjadi
pembelajaran, diharapkan
peningkatan 27,63% pada siklus II.
siswa dapat memperdalam dan
Adapun untuk rata-rata aktivitas
lebih memahami lagi mengenai
guru dan siswa yaitu siklus I : 70%
materi dan mengaktifkan lebih
dan siklus II: 96,66%.
banyak indera dari pada hanya
Dengan melaksanakan metode melalui pendengarannya
demonstrasi dan penggunaan saja yang didapat dari proses
media audiovisual maka siswa akan menyimak.
lebih memahami materi, adanya
b. Bagi Guru; Pelaksanaan
tutor sebaya, kerjasama dalam
pembelajaran Fisika pada
mengerjakan tugas kelompok serta
jenjang pendidikan di MAN,
siswa akan berani mengemukakan
guru seharusnya dapat
pendapatnya dan menjawab
memahami peranan metode
pertanyaan dari guru. Selain itu
dan media yang digunakan
antar siswa terjadi kerjasama
dalam pembelajaran.
dan komunikasi yang aktif untuk
Pemilihan metode dan media
menyelesaikan masalah. Hal ini
pembelajaran yang tepat dapat
menunjukan adanya perubahan
membantu mengkodisikan
sikap siswa terhadap pembelajaran
pembelajaran yang lebih baik
Fisika.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 129


88 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

bagi peserta didik. Selain sekolah dan menciptakan


itu agar pembelajaran Fisika proses pembelajaran yang
yang dilaksanakan di kelas bermutu, kreatif dan aplikatif
menjadi lebih bermakna bagi sehingga dapat dimanfaatkan
kehidupan peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari,
guru diharapkan mampu sehingga mencetak peserta
mengungkapkan isu/masalah didik yang dapat eksis dalam
yang ada dimasyarakat untuk kehidupan di masyarakat
diungkapkan keterkaitan dengan memperhatikan
konsepnya dengan lingkungan
pembelajaran Fisika di kelas.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya;
c. Bagi Sekolah; Sekolah sebagai Penelitiaan ini hendaknya
lembaga formal pendidikan ditindaklanjuti oleh peneliti
diharapkan dapat menyediakan lain sehingga ditemukan
sarana dan prasarana yang modifikasi yang lebih baik
lebih memadai sehingga sebagai metode belajar lebih
dapat mengoptimalkan bervariasi.
proses belajar mengajar di

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, Beni. Psikologi Pendidikan & Pengajaran. Yogyakarta: CAPS,


2012.
Ariani, Niken dan Dany Haryanto. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah.
Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2010.
Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Cahyo, N Agus. Berbagai Cara Latihan Otak & Daya Ingat dengan
Menggunakan Ragam Media Audio Visual. Yogjakarta: DIVA Press,
2011.
Daryanto. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV
Publisher, 2009.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Remaja
Rosdakarya
Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

130 8 Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 77

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
http://www.nwlink.com/donclark/hrd/bloom.html,
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogjakarta: Diva
Press, 2011.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Press,
2008.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Rusman, dkk. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Sadiman, S Arief, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo, 2011.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Winardi, Gunawan. 2002. Panduan Mempersiapkan Tulisan Ilmiah.
Bandung: Akatiga.
Yamin, Martinis. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.

Volume: VI No. 2 Juli – Desember 2018 7 131

You might also like