112-Article Text-353-1-10-20220707
112-Article Text-353-1-10-20220707
112-Article Text-353-1-10-20220707
125-147
Abstrak. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan media diorama tema ekosistem
kelas V Sekolah Dasar. Metode penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan
dengan model pengembangan ADDIE. Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan
yaitu1) tahap analisis terdiri dari analisis kebutuhan, analisis pendidik, analisis peserta
didik, analisis kurikulum dan analisis materi pembelajaran;2) tahap design yaitu
merancang media diorama tema ekosistem hutan hujan Indonesia;3) tahap
pengembangan yaitu proses mewujudkan desain menjadi nyata. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa media diorama tema ekosistem memenuhi kriteria sangat valid. Pada
ahli media memperoleh hasil rata-rata sebesar 94% dengan kategori sangat valid dengan
dinyatakan layak digunakan. Pada validasi materi memperoleh hasil rata-rata 97%
dengan kategori sangat valid dengan dinyatakan layak digunakan tanpa revisi dengan
melakukan uji validitas sebanyak dua kali; 4) praktikalitas media diorama dilihat dari
hasil implementasi hasil perolehan penilaian angket respon peserta didik dengan
memperoleh hasil 97% dengan kategori sangat praktis. Pada angket respon guru kelas
V memperoleh hasil rata-rata 97% dengan kategori sangat praktis.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah proses membentuk karakter dan kepribadian dalam
mengembangkan wadah kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi dibutuhkan
sehingga dalam mengatasi permasalahan kehidupan. Menurut Undang–Undang Negara
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 sistem pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1
menyatakan pendidikan adalah usaha sadar seseorang dan terencana dalam mewujudkan
suasana belajar serta proses pembelajaran peserta didik secara aktif (Permendikbud,
2015).
Pendidikan selalu berkaitan erat dengan pembelajaran. Menurut Febriyanti
(2021:1) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses usaha seseorang
dalam mencapai sebuah perubahan perilaku dalam dirinya. Dalam pembelajaran seorang
guru harus dapat menyadari bahwa pembelajaran ini bukan hanya sekedar dari
sekumpulan konsep atau fakta, tetapi juga berdasarkan dari kumpulan proses dan nilai
yang dapat dikembangkan oleh kehidupan nyata. Oleh karena itu pembelajaran tidak
pernah terlepas dari media pembelajaran yang dilakukan dalam prose pembelajaran.
Media pembelajaran adalah pengantar atau perantara untuk menyampaikan
informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan dalam
proses belajar. Menurut H. Malik (Sumiharsono, 2017) menjelaskan media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan dalam menyalurkan pesan. Sehingga media dapat
merangsang perhatian dan minat. Media bermanfaat bagi kegiatan pembelajaran, media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu pembelajaran, hal ini berarti
media dapat memfasilitasi materi pembelajaran agar peserta didik lebih meningkat meski
tidak melihat benda secara langsung, karena objek atau benda yang terlalu besar untuk
ditampilkan langsung di ruang kelas dapat digantikan dengan media.
Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyampaikan bahan ajar dalam
semua pembelajaran seperti pada pembelajaran tematik. salah satunya pada tematik kelas
V dengan Tema Ekosistem subtema 1 pembelajaran 1 dan 2 yang mana pada
pembelajaran tersebut banyak menggunakan media dalam proses
pembelajarannya.Dalam pembelajaran tematik seorang guru harus menyadari bahwa
pembelajaran ini bukan hanya dari kumpulan konsep, materi atau fakta, tetapi juga
sebagai kumpulan dari proses dan nilai yang dapat dikembangkan oleh kehidupan nyata.
hal ini disebabkan dari dalam diri peserta didik yang bersangkutan seperti kurangnya rasa
2020/2021, nilai rata – rata pembelajaran tematik pada tema 5 pembelajaran 1 dan 2 masih
dibawah rata-rata lainya seperti tema sebelumnya. Dari arsip dokumen pada pembelajaran
1 yang mencakup materi bahasa Indonesia, IPA didapatkan hasil rata rata pada Bahasa
Indonesia 27%, IPA 40% ditunjukan dengan data 30 peserta didik yang mendapatkan
nilai dibawah kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75. Sisanya Bahasa Indonesia 73 %, IPA
60 % yang mendapatkan hasil diatas nilai KKM. Pada pembelajaran 2 yang mencakup
materi Bahasa Indonesia, IPA dan SBdP didapatkan hasil rata – rata Bahasa Indonesia
67%, IPA 30% dan SBdP 100%.
Hal ini sejalan dengan Prabowo yang menyatakan bahwa penggunaan media yang
belum maksimal dan tidak tepat membuat peserta didik sulit berkonsentrasi ketika
pembelajaran berlangsung sehingga siswa kurang antusias dan sering bermain sendiri di
kelas, dan hal ini menyebabkan hasil belajar pada pembelajaran tematik tema V kurang
maksimal (Prabowo, 2017). Selain itu Rohmah menjelaskan keterbatasan penggunaan
media pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung mengakibatkan proses
pembelajaran menjadi membosankan, hal ini berdampak pada siswa cenderung diam saat
ditanya dan tidak terjadinya pemahaman terhadap materi (Rohmah, 2020). Penggunaan
media dalam proses pembelajaran tematik terutama pada tema V tentang ekosistem di
Sekolah Dasar diketahui belum maksimal. Hal ini yang menyebabkan peserta didik sulit
berkonsentrasi dalam pembelajaran, padahal penggunaan media dapat memancing
pengetahuan peserta didik terhadap pembelajaran tema V ekosistem. Keterbatasan
penggunaan media juga mengakibatkan proses pembelajaran cenderung membosankan
sehingga peserta didik banyak diam terhadap pemahaman materi apabila guru bertanya.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka perlunya adanya penggunaan
media pembelajaran yang dapat mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik. Upaya alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah dengan mengembangkan media pembelajaran. Media pembelajaran yang
dikembangkan yaitu media diorama tema ekosistem. Adapun tujuan pengembangan pada
penelitian ini adalah pertama, mengembangkan media pembelajaran diorama tema
ekosistem bagi peserta didik kelas V SD Negeri 011 Sorek satu Kabupaten Pelalawan.
Kedua, menghasilkan media pembelajaran diorama tema ekosistem. Ketiga, mengetahui
kevalidan medio diorama tema ekosistem pada siswa kelas V SD Negeri 011 Sorek satu
Kabupaten Pelalawan. Keempat,meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mendapatkan
respon belajar yang baik. Kelima, meningkatkan ekosistem melalui pengembangan media
diorama.
Media diorama merupakan sebuah media yang berbentuk tiruan tiga dimensi yang
bertujuan memberikan sebuah gambaran tentang suasana atau keadaan yang sebenarnya.
Penggunaan media Diorama pada pembelajaran tematik tema V ekosistem yang dapat
digunakan oleh guru untuk memberikan pengalaman konkret atau nyata. Dengan
menggunakan media diorama dapat memberikan solusi terhadap permasalah terkait
pemenuhan kebutuhan media pada tema ekosistem (Sa’bani, 2017). Media diorama yang
digunakan dalam pembelajaran memiliki manfaat bagi guru dalam pembelajaran, hal ini
disampaikan oleh Iswandari mengungkapkan bahwa diorama bermanfaat sebagai media
pembelajaran yang dapat memberikan konsep abstrak ke konsep konkret (Iswandari,
2017). Media diorama memiliki kelebihan dalam penggunaan sebagai media
pembelajaran adalah media dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat,
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, media dapat disajikan secara
konkrit dan menghindari verbalisme, dapat menampilkan objek secara utuh,
menampilkan struktur dan alur proses secara jelas. Hal ini akan membuat peserta didik
akan lebih penasaran dan antusias terhadap pembelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahami pembelajaran tematik tema ekosistem.
Tema ekosistem ialah pembelajaran tematik yang menjelaskan bagaimana
terjadinya hubungan timbal balik makhluk hidup yang diperbaharui dan tidak terbaharui
serta dapat menentukan konsep – konsep yang saling berkaitan pada sebuah teks dengan
bahasa sendiri. Menurut Yahya menjelaskan bahwa ekosistem merupakan penggabungan
dari setiap biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik. Materi pada tema ekosistem ini sangat penting untuk diajarkan di
sekolah dasar dengan tujuan peserta didik tahu dan mengerti tentang bagaimana
mengetahui suasana tatanan dari komponen ekosistem dan dapat menyimak dari
penjelasan mengenai informasi tentang ekosistem. Namun tidak kemungkinan peserta
didik diminta untuk mengikuti dalam mengamati proses terbentuknya ekosistem secara
langsung di alam, sehingga materi ini dibutuhkan media yang dapat memfasilitasi
kegiatan peserta didik (Yahya, 2019).
Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan media diorama pada tema ekosistem
subtema 1 pembelajaran 1 dan 2. Kelebihan dari media diorama yang peneliti
kembangkan ialah dapat dilihat dari bahan dan alat yang digunakan. Peneliti
menggunakan bahan nyata yang terdapat dilingkungan sekitar yang digabungkan dalam
satu wadah kaca tertutup sehingga menyerupai bentuk aslinya. Bahan dan alat yang
digunakan adalah batu yang dibasahkan, tanah hitam (tanah gambut ), tanaman lumut atau
rumput kecil, daun kering sebagai kompos alami guna menjaga kualitas tanah, tanaman
aglonema dan air yang disusun sedemikian rupa dan di tata dalam wadah kaca atau
plastik. Sehingga media diorama yang dikembangkan dapat menciptakan suasana belajar
berbeda dari sebelumnya.
METODE
Penelitian ini menggunakan model penelitian pengembangan. Menurut Borg &
Gall, penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk menggabungkan
dan memvalidasi produk pendidikan. Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah
desain model ADDIE (Sugiyono, 2016). Model ADDIE ada lima tahapan penyusunan
yang perlu dilakukan. Tahapan model ADDIE untuk pengembangan diorama tema
ekosistem ini dimodifikasi menjadi empat tahap yaitu analysis, design, development dan
implementasi. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 011 Sorek Satu Kabupaten
Pelalawan. Jenis data yang diperoleh peneliti adalah data primer merupakan data yang
diperoleh oleh peneliti secara langsung melalui observasi maupun wawancara dari guru
maupun peserta didik. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku cetak
maupun buku online, artikel jurnal, dan artikel skripsi yang dikumpulkan peneliti sebagai
sumber yang berkaitan dengan pengembangan media diorama tema ekosistem. Teknik
pengumpulan data ada dua berupa angket validasi yang didapatkan dari validasi ahli
media serta ahli materi dan angket respon didapatkan dari respon guru kelas VA serta 6
orang peserta didik kelas VA. Teknik analisis data yang digunakan ada dua yaitu:
Analisis data mengukur angket validasi, yang diberikan kepada ahli media dan
ahli materi, pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan data kuantitatif
sehingga jawaban untuk angket hasil instrument para ahli yaitu menggunakan skala likert.
Rumus menghitung uji angket validasi media yaitu sebagai berikut:
∑𝑥
P=𝑆𝑀𝐼 𝑋100%
Keterangan :
P = peresentase
∑X = jumlah skor
SMI = skor minimal ideal
Rumus persentase menghitung rata-rata ialah sebagai berikut
∑𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑝= 𝑛
Keterangan:
P= persentase validasi
∑Ptotal = jumlah persentase total semua aspek
N = banyak aspek
Produk media diorama menggunakan konversi pencapaian skala seperti dibawah
ini:
Table 1, Kriteria Kevalidan
No Peresentasi Kualifikasi Keputusan
Sangat Valid /Tidak
1 75%-100% Baik Sekali
Revisi
2 50% - 75% Baik Valid/Tidak Revisi
Kurang Valid/Perlu
3 25% - 50% Cukup
Revisi
Tidak Valid/Perlu
4 0% - 25 % Kurang
Revisi
Sumber : (Febliza, 32-33)
Analisis data untuk menukur angket respon, yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai respon peserta didik terhadap media diorama tema
ekosistem yang dikembangkan menggunakan Deskriptif Statistik untuk mengetahui
persentase dari angket respon guru dan peserta didik terhadap media diorama tema
ekosistem kemudian dapat dilihat pada rumus yang ada di bawah ini:
∑𝑓
P= 𝐻 x100%
media pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik walaupun materinya
sedikit maupun banyak. Pada saat proses pembelajaran media yang digunakan oleh guru
sangatlah kurang.
Pada tahapan ini peneliti melakukan wawancara dengan peserta didik untuk
memperoleh gambaran dalam mengembangkan media diorama tema ekosistem yang
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peserta didik. Dari hasil wawancara dapat ditarik
kesimpulan peserta didik ingin adanya suatu media pembelajaran yang berbeda, tidak
menimbulkan kebosanan dan unik. Maka dari itu peneliti menghadirkan sebuah solusi
yang dirasa efektif dan pendapat peserta didik yaitu mengembangkan media tiga dimensi
berupa diorama yang praktis dapat digunakan peserta didik saat dilakukannya
pembelajaran di dalam kelas.
Analisis materi pembelajaran, materi pembelajaran yang akan dikembangkan
beserta menganalisis kurikulum yang digunakan sekolah guna menentukan Kompetensi
Dasar dan Indikator materi tema ekosistem subtema 1 (komponen-komponen ekosistem)
analisis ini dilakukan dengan berdasarkan kurikulum 2013. Mustika menyatakan bahwa
Kurikulum harus dievaluasi dan dikembangkan agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pembelajaran masyarakat (Mustika, 2021). Kurikulum yang saat ini diterapkan dalam
sistem pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013. Untuk mendapatkan gambaran
pembelajaran yang akan dikembangkan dalam bentuk media diorama tema ekosistem.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan kegiatan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. RPP yang dirancang pada
penelitian ini terdiri dari dua RPP yang dibuat oleh penulis, karena peneliti mengambil
dua pembelajaran pada satu subtema. Adapun komponen yang digunakan dalam
pembuatan RPP ini sesuai dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan. dalam pembuatan RPP peneliti mengambil empat tahapan yaitu
Kompetensi Dasar (KD) untuk diturunkan ke Tujuan Pembelajaran, selanjutnya peneliti
membuat langkah – langkah kegiatan yang akan dilakukan peserta didik, untuk tahapan
akhir peneliti menentukan penilaian.
2. Tahap Design
Pada tahap desain harus sesuai dengan desain yang telah peneliti tentukan.
Menurut Sukmawati, tahap desain merupakan tahap peranan atau perencanaan blue print
sebelum kedalam bentuk nyata pada tahap pengembangan media nantinya. Untuk
merancang media diorama tema ekosistem ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan media diorama tema ekosistem ada tahapan dalam pembuatan produk
yaitu:
a. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang biasanya digunakan oleh
guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. pada RPP terdiri dari dua rpp yaitu
pada pembelajaran 1 dan 2.
b. Mengumpulkan sumber yang relevan dengan media pembelajaran.
c. Mendesain media diorama, untuk mendesain media diorama peneliti harus
menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media diorama
tema ekosistem.
d. Menentukan ukuran media yang akan dibuat dengan panjang 40 cm, lebar 25 cm dan
tinggi 30 cm.
e. Desain tampilan merupakan menentukan desain serta warna dalam penggunaan dan
pembuatan media diorama tema ekosistem.
f. Pemotongan, pembuatan dan menyatukan bahan merupakan tahapan menyatukan pola
dasar yang telah didesain, lalu menambahkan bahan sehingga penyusunnya lebih
tertata, lalu menyatukan semua pola dasar dan bahan tambahan dalam memproduksi
media diorama tema ekosistem.
g. Media diorama
Pada tahap ini, media yang telah diproduksi berdasarkan desain dan ukuran
disebut dengan diorama tema ekosistem. Dalam tahapan ini ada dua materi yang
terkandung di dalam media diorama, yaitu 1) Bahasa Indonesia dengan menceritakan
secara nonfiksi mengenai kondisi dari ekosistem berdasarkan media yang disajikan. 2)
Diorama yang dibuat berdasarkan komponen-komponen dari ekosistem hutan tropis
Indonesia. Berikut peneliti lampirkan gambar bahan , alat serta hasil pembuatan media
diorama ekosistem pada gambar 1 dibawah ini:
1 2 3
4 5 6
9
7 8
10 11 12
13 14 15
16 17 18
Gambar 1. Proses Perancangan Dan Pengembangan Media Diorama
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Berdasarkan gambar 1 diatas dapat diamati bahwa, peneliti menyiapkan alat da
bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media diorama tema ekosistem. Alat dan
bahan tersebut terdiri dari cat lukis, rumput sintetis, clay, kapas, batu, miniatur hewan
tropis, lumut, gunting, cater dan steorfom, yang akan digunakan sebagai bahan dan alat
dasar dalam pembuatan media. Selanjutnya menyusun bahan yang telah disiapkan
kedalam wadah akuarium dan disusun berdasarkan konsep dari komponen-komponen
ekosistem. Kemudian media dapat disatukan sehingga menghasilkan media diorama tema
ekosistem yang menarik, sehingga dapat dilakukan penilaian validasi terhadap hasil
media diorama yang sudah dikembangkan.
3. Tahap Pengembangan
Menurut Mustika, tahap pengembangan dilakukan dengan cara validasi oleh
validator. Pada tahap ini validasi produk media ini dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman sesuai dengan produk yang
dikembangkan untuk menilai media diorama tema ekosistem (Mustika, 2021). Hal ini
sejalan dengan pendapat Wahidar yang menjelaskan bahwa pada pengembangan diorama
terdapat 2 ahli yang digunakan yaitu ahli materi dan ahli media pembelajaran yang
memberikan komentar, masukan dan saran terhadap media pembelajaran yang
dikembangkan. Peneliti meminta penilaian dari dua orang ahli media, dua orang ahli
materi, satu orang wali kelas VA dan enam orang peserta didik kelas VA (Wahidar, 2018).
a. Validasi ahli media
Validasi media dilakukan dengan dua orang ahli dalam menilai desain dengan
menggunakan skala likert. Validasi media menurut Pambudi berpendapat bahwa validasi
media merupakan tahap pertama yang dilakukan untuk medapatkan hasil kevalidan suatu
produk yang dikembangkan. Pada validasi media peneliti melakukan penilaian dengan
dua orang ahli media (Pambudi, 2015).
Pada ahli media pertama yang dilakukan penilaian oleh Ibu Sepita Ferazona.,
M.Pd pada tabel 3 menunjukan penilaian pertama bahwa media diorama tema ekosistem
memiliki kategori sangat valid dengan hasil dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Validasi Media Pertama Validator Pertama
No Kriteria Penilaian Persentase Pertama Kriteria
1 Tampilan Media Diorama 50% Cukup Valid
2 Penggunaan Media 95% Sangat Valid
Diorama
3 Manfaat Media Diorama 100% Sangat Valid
Rata-rata 82% Valid
Sumber : Data Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil persentase sebesar 82% dengan kategori
“Valid”, tetapi perlu dilakukan revisi terhadap tampilan media diorama mendapatkan
persentase 50%. Berdasarkan saran validator dengan memperbaiki “sungai” yang
seharusnya memiliki arus dan juga pada “hewan sungai” semestinya terdapat di dalam
aliran sungai. Setelah dilakukan revisi terhadap tampilan media diorama didapatkan hasil
dapat dilihat pada tabel 4. Sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Validasi Media Kedua Validator Pertama
No Kriteria Penilaian Persentase Pertama Kriteria
1 Tampilan Media Diorama 92% Cukup Valid
2 Penggunaan Media 95% Sangat Valid
Diorama
3 Manfaat Media Diorama 100% Sangat Valid
Rata-rata 95,5% Sangat Valid
Sumber : Data Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel 4 didapatkan penilaian terhadap media diorama Persentase hasil
rata-rata sebesar 95,5% dengan kategori “Sangat Valid”. Maka media diorama tidak perlu
dilakukan revisi kembali.
Setelah dilakukan validasi dengan validator pertama, maka untuk adanya
perbandingan hasil terhadap penilian media diorama maka dilakukan penilaian kedua
dengan Ibu Laili Rahmi, S.Pd., M.Pd. dapat dilihat pada tabel 5. Menunjukan bahwa
media diorama sangat valid.
Tabel 5. Hasil Validasi Media Pertama Validator Ke dua
Persentase
NO Kriteria Penilaian Kriteria
Pertama
1 Tampilan Media Diorama 80% Sangat Valid
Penggunaan Media
2 95% Sangat Valid
Diorama
3 Manfaat Media Diorama 84% Sangat Valid
Rata – rata 86 % Sangat Valid
kualifikasi Sangat Tinggi/Tinggi
Sumber : Data Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel 5 didapatkan hasil persentase rata-rata sebesar 86% dengan
kategori “Sangat Valid”. Tetapi perlu dilakukan revisi terhadap tampilan media diorama
yang mendapatkan hasil penilaian persentase sebesar 80% dengan kategori “Sangat
Valid”. Berdasarkan saran yang diberikan validator. Media diorama perlu sesuai dengan
tampilannya, maka “hewan” pada komponen tidak usah terlalu dipaksakan dan tidak
“sesuai dengan habitatnya”. Berdasarkan saran perlu adanya perbaikan terhadap tampilan
media diorama yang dapat dilihat pada tabel 6. Sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Validasi Media Kedua Validator Ke dua.
No Kriteria Penilaian Persentase Pertama Kriteria
1 Tampilan Media Diorama 96% Sangat Valid
Penggunaan Media
2 92% Sangat Valid
Diorama
3 Manfaat Media Diorama 88% Sangat Valid
Rata – rata 92% Sangat Valid
kualifikasi Sangat Tinggi/Tinggi
Sumber : Data Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel 6 didapat hasil persentase rata-rata sebesar 92% dengan
kategori “Sangat Valid”. Serta tampilan media diorama mendapatkan hasil persentase
96% dengan kategoti “Sangat Valid”. Maka tidak dilakukan revisi kemali terhadap media
diorama.
Setelah dilakukan validasi media dengan para ahli, didapatkan hasil rekapitulasi terhadap
media diorama tema ekosistem pada tabel 7. Sebagai beriku:
Tabel 7. Rekapitulasi Validasi Media Diorama
Validator Validator Validator Validator
Pertama Pertama Kedua Kedua
NO Kriteria Penilaian
Tahap Tahap Ke Tahap Tahap Ke
Pertama dua Pertama dua
Tampilan Media 80% 96%
1 Diorama 50% 92%
Penggunaan Media 955 92%
2 Diorama 95% 95%
Manfaat Media 84% 88%
3 Diorama 100% 100%
Rata – rata 82 % 95,5% 86% 92%
Kategori Sangat Valid
Sumber : Data Olahan Peneliti
b. Validasi Materi
Validasi materi dilakukan dengan dua orang ahli dalam menilai materi
pembelajaran tematik tema 5 ( ekosistem). Menurut Mustika (2021:12) menyebutkan
bahwa Validasi materi dilakukan untuk melihat kesesuaian materi yang digunakan
peneliti, ketepatan dan kejelasan materi, dan evaluasi atau penggunaan. Validasi materi
pertama dilakukan oleh Ibu Desnita Ayu, S.Pd., M.M. berdasarkan Tabel 8 menunjukan
bahwa materi media diorama tema ekosistem memiliki kategori sangat valid yang dapat
dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. hasil Validasi Materi Pertama Validator Kedua
No Kriteria Penilaian Persentase Pertama Kriteria
1 Kompetensi Materi 90% Sangat Valid
2 Penyajian 84% Sangat Valid
3 Manfaat 84% Sangat Valid
Rata – rata 86% Sangat Valid
Kualifikasi Sangat Tinggi /Tinggi
Sumber : Data Olahan Peneliti
Setelah dilakukan revisi terhadap penyajian didapatkan hasil sangat valid yang dapat
dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Hasil Validasi Materi Kedua Validator Ke dua
No Kriteria Penilaian Persentase Ke dua Kriteria
1 Kompetensi Materi 96% Sangat Valid
2 Penyajian 96% Sangat Valid
3 Mnafaat 96% Sangat Valid
Rata – rata 96 % Sangat Valid
Kualifikasi Sangat Tinggi /Tinggi
Sumber : Data Olahan Peneliti
Pada tabel 11 didapatkan hasil setelah dilakukan revisi dengan persentase rata-
rata 96% dengan kategori sangat valid. Pada penyajian didapatkan hasil persentase 96%
dengan kategori “Sangat Valid”. Sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.
Setelah mendapatkan hasil validasi dari kedua ahli materi, peneliti melakukan
rekaputulasi dari hasil penilaian materi media diorama tema ekosistem. Pada tabel 12
sebagai berikut:
Table 12. Rekapitulasi Hasil Validasi Materi
Validator Validator Validator Validator
Kriteria Pertama Pertama Kedua Kedua
NO
Penilaian Tahap Tahap Ke Tahap Tahap ke
Pertama dua Pertama dua
1 Kompetensi
90% 98% 86% 96%
Materi
2 Penyajian 84% 96% 84% 96%
3 Manfaat 84% 100% 88% 96%
Rata – rata 86% 98% 87% 96%
Kategori Sangat Valid
Sumber : Data Olahan Peneliti
Pada hasil validasi yang dilakukan oleh ahli media dan validasi ahli materi
didapatkan peningkatan yang signifikan dari hasil validasi pertama dan kedua sebanyak
9% peningkatan. Karena adanya proses pengembangan media diorama yang valid
dilakukan melalui tahapan revisi dari validator seperti berdasarkan penilaian yang telah
Berdasarkan tabel 13 didapatkan hasil rata-rata yang diperoleh dari respon peserta
didik dengan hail 97% dengan kategori “Sangat Praktis” peserta didik menyampaikan
bahwa para peserta didik, bahwa media diorama menarik dan unik untuk belajar, rasa
ingin tahu mereka mengenai materi yang diajarkan, sehingga ingin bertanya mengenai
materi terhadap komponen- komponen yang ada di media pada saat proses pembelajaran
dilakukan.
Setelah mendapatkan hasil angket respon dari peserta didik dari uji praktikalitas
secara terbatas, peneliti melakukan pemberian angket respon kepada guru untuk
memperoleh hasil terhadap penggunaan media diorama tema ekosistem di dalam kelas
saat melakukan uji praktikalitas secara terbatas dengan peserta didik. Tabel 6
menunjukan bahwa media diorama tema ekosistem memiliki kategori sangat valid dari
uji praktikalitas terbatas yang dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 14. Respon Wali Kelas VA
No Aspek Penilaian Darmiwati, S.Pd Kategori
1 Pengorganisaian Materi 100% Sangat Praktis
2 Produk Media Diorama 90% Sangat Praktis
3 Efek bagi Pengguna 100% Sangat Praktis
Rata - Rata 97 % Sangat Praktis
Sumber : Data Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel 14, rata-rata yang diperoleh dari hasil repon guru wali Kelas
VA terhadap penggunaan media diorama tema ekosistem yang dilakukan secara terbatas
sebesar 97% dengan kategori ”Sangat Praktis”. Guru juga menyampaikan bahwa media
diorama ini dapat menarik perhatian siswa seperti rasa ingin tahu, bertanya tingkat
keinginan peserta didik belajar meningkat. Sejalan dengan pendapat Abrar yang
menyatakan bahwa selain siswa, guru juga menjadi pengamat dalam pembelajaran karena
media diperuntukkan dan digunakan oleh siswa (Abrar, 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Prabowo (2017), yaitu
mengembangkan media diorama 3 dimensi dalam pembelajaran IPA dengan hasil kriteria
tinggi atau sangat layak, hal ini menunjukan bahwa media diorama 3 dimensi dalam
pembelajaran IPA menarik dan tidak membosankan dengan hasil penilaian ahli media
rata-rata sebesar 97% dan penilaian hasil dari ahli materi rata-rata 97% dengan kriteria
sangat tinggi. Selanjutnya Putra mengembangkan media diorama materi siklus air muatan
IPA kelas V sekolah dasar dengan hasil sangat baik berhasil membuat siswa senang
belajar dengan menggunakan media diorama materi siklus air pada muatan IPA dari hasil
penelitian ini memperoleh skor ahli desain 100%, uji ahli media94,44% dan uji coba
perorangan memperoleh hasil 95,33% dengan kategori sangat baik (Putra, 2021).
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Amalia yaitu hasil kelayakan media
diorama pada pembelajaran tematik terintegritas tema indahnya negeriku dari ahli, guru
kelas, dan siswa dikatakan layak. Pada uji coba terbatas pemakaian mendapatkan respon
yang sangat baik dari siswa. Pada penelitian ini hasil dari validasi ahli media
mendapatkan rata-rata 91,25%, pada ahli materi memperoleh rata-rata 91,7% dan uji coba
terbatass mendapatkan rata-rata 92,2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengembangan media layak digunakan dalam pembelajaran (Amalia, dkk, 2017).
Hasil pengembangan media diorama tema ekosistem yang peneliti kembangkan
memiliki perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Pertama Perbedaan tersebut
terletak media yang dikembangkan ialah sebagai komponen isi pada media diorama tema
ekosistem tersebut menggunakan tumbuhan hidup seperti tumbuhan aglonema, clay dan
lumut. Berbeda dengan penelitian sebelumnya hanya ,emggunakan bahan yang berasal
dari benda mati. Kedua hasil media diorama yang dikembangkan hamper sesuai dengan
bentuk dari keadaan aslinya.
Kekurangan dari media yang peneliti kembangkan ialah pertama media tersebut
menggunakan wadah dasar terbuat dari kaca yang memerlukan kewaspadaan saat
menggunakan. Kedua Pada tumbuhan sebagiannya menggunakan tumbuhan hidup yang
membutuhkan nutrisi setiap hari seperti air dan matahari, sehingga diperlukan perawatan
yang lebih supaya media tersebut tetap tejaga dan terawat dengan baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: proses
pengembangan media diorama tema ekosistem ini terdiri terdapat 3 tahapan yaitu: tahap
pembuatan media diorama selesai, kemudian peneliti memvalidasikan media tersebut
kepada dua orang validator yaitu ahli media dan ahli materi. Berdasarkan hasil analisis
penilaian media diorama tema ekosistem pada subtema 1 khususnya pembelajaran 1 dan
2, Pada aspek media memperoleh hasil persentase 93,5% dengan kategori “Sangat Valid”.
Pada analisis penilaian pada aspek materi memperoleh hasil persentase 97% dengan
kategori “Sangat Valid”. Apabila media dikatakan valid maka dilakukan uji praktikalitas
kepada wali kelas VA dan 6 Orang Peserta didik VA. Pada hasil analisis dari angket
respon guru kelas VA terhadap media diorama tema ekosistem mendapatkan hasil rata-
rata sebesar 97% dengan kategori “Sangat Praktis”. Analisis dari angket respon peserta
didik terhadap media diorama tema ekosistem mendapatkan respon positif dengan
memperoleh hasil rata-rata 97% yang menunjukan kategori “Sangat Praktis”.
REFERENSI
Abarar, Aidil. 2018 “Pengembangan Media Diorama Siklus Hujan Berbasis Konstektual
Pada Pembelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar”. Skripsi. Universitas Jambi.
Amalia, Devi Mifta, dkk. 2017 “Pengembangan Media Diorama Pada Pembelajaran
Tematik Terintegritas Tema Indahnya Negeriku Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.20.No2. Universitas PGRI Semarang.
Boedawi. 2019 “Pengembangan Media Puzzel Susun Kotak Pada Tema Ekosistem”.
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan. Vol.3 (1) pp. 14-17.
Universitas PGRI Semarang
Febliza, Asyti, Aldal Zul. 2015. “Statistika Dasar Penelitian Pendidikan”. Adefa Garfika.
Febriyanti, Atmy Dyara. 2021. “Pengembangan Modul Matematika Berbasis
Etnomatematika Pada Materi Bnagun Datar Kelas IV SDN 001 Lubuk Gaung
Dumai”. Skripsi. Universitas Islam Riau.
Iswandari, Ani. 2017 “Efektivitas Media Diorama Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Pda Peserta didika Kelas Auitis Kelas VI di Sekolah Khusus Autis Bina
Anggita Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Kementerian, Pendidikan Dan Kebudayaan. 2018. “Media Pembelajaran Pendidikan
Sosial Dan Finansial Pra SD”. Modul 3. Jawa Barat.
Mustika, Dea, Ambiyar, Aziz Ishak. 2021 ” Proses Penilaian Hasil Belajar Kurikulum
2013 di Sekolah Dasar” jurnal Basicedu Volume 5 Nomor 6 Tahun 202.
Universitas Pahlawan. Halaman 2.
Mustika, Dea, Dafit Febrina. “Pengembangan Bahan Ajar Membaca Berbasis Higher
Order Thinking Skills Pada Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmu Pendidikan
Volume 3 Nomor 6 Tahun 202. Universitas Pahlawan Halaman 11-12.
Pambudi , Bayu Mada. 2015. “Validasi Terhadap Media Pembelajaran Video Tutorial
Dan LKS Untuk Meningkatkan Kompetensi Gambar Potongan”. Skripsi .
Universitas Negeri Semarang.
Prabowo, Mukti Dady. 2017. “Pengembangan Media Diorama 3 Dimensi Dalam
Pembelajaran IPA Materi Ekosistem Kelas V SDN Kalibata Kidul 02 Semarang”.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Purwanti, Rini. 2021 ”Pengembangan Media Boneka Jari Pada Tema 5 Subtema 1 Kleas
1 SDN 193 Pekanbaru”. Skripsi. Universitas Islam Riau.
Putra, Dwi Kadek I. (2021) “Media Diorama Materi Siklus Air Pada Muatan IPA Kelas
V Sekolah Dasar”. Jurnal Undiksa.
Rahmawati, Siti. 2017. “Penggunaan Media Visual Grafis Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Cerita Fantasi Pada Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 08
Kota Bogor”. Skripsi. Bogor. Universitas Pakuan.
Rayanto, Hari, Yudi, Sugianti. 2020 ”Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan
R2R2: Teori dan Praktek”. Perum Sekar Indah II Kota Pasuruan. Lembang
Academic&Research Institue.
Rohmah, Lutifiyatur. 2020. “Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air
Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V di MI Al-Wathoniyah 1 Jakarta Utara”. Skiripsi.
Universitas Negeri Syrif Hidayahtullah Jakarta.
Rohmah, Lutifiyatur. 2020. “Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air
Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V di MI Al-Wathoniyah 1 Jakarta Utara”. Skiripsi.
Universitas Negeri Syrif Hidayahtullah Jakarta.
Sa’bani,Megawati Arie, dkk. 2017 “Penggunaan Media Diorama Pada Pembelajaran
Subtema Ayo Cinta Lingkungan di Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar vol.4. No 1. Iniversitas Pendidikan Indonesia. Halaman 31 –
32.
Sukmawati, Ika. 2022 “ Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif
Subtema 1 Keberagaman Budaya Bangsa Kelas IV SDN 151 Pekanbaru. Skripsi.
Universitas Islam Riau.
Sumiharsono, Rudy, Hasanah Hisbiyatul. 2017. “Media Pembelajaran”. Jember, Jawa
Timur. Pustaka Abadi.
Suyatmi. 2020. “Pengembangan Media Tiga Dimensi Pada Pembelajaran IPA Pokok
Bahasan Air Tanah Dan Air Permukaan Disekolah Dasar Kelas V” journal Of
Education And Conseling.Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2020. Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Violadini, Ririn. 2021. “Pengembangan E-Modul Berbasis Metode Inkuiri Pada
Pembelajaran Tema 6 Subtema 2 di Kelas V SD Muhammadiyah 6 Pekanbaru.
Skripsi. Universitas Islam Riau.
Wahidar, Nifsih. 2018. “ Penembangan Media Diorama 3 Dimensi Pada Tema Peduli
Trhadap Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Kreativitas Siwa Kleas IV Sekolah
Dasar Negeri (SDN) Bunulrejo 3 Malang. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
Yahya, Rozi Fahrul. 2019. “Pengembangan Media Pembelajaran Tiga Dimensi Tema
Ekosistem Subtema Komponen Ekosistem Mata Pelajaran IPA Kelas V MI
Tarbiyatul Huda Malang”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Mulana Malik
Ibrahim Malang.