Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan
ABSTRACT
This research aimed to examine the effect of profitability (ROE), dividend policy (DPR), sales growth, and firm
size (SIZE) on stock prices of mining companies which were listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) 2015-
2020. Moreover, the research was quantitative with multiple linear regression as the data analysis technique.
Furthermore, the data collection technique used a purposive sampling technique. In line with that, there were 9
samples during 6 years. In total, there were 54 samples. The research result concluded that ROE had a positive
effect on stock prices. This showed that the higher profitability was, the higher companies’ stock prices would be.
Likewise, DPR had a positive effect on stock prices. It showed that the higher companies’ dividend for
stakeholders was, the higher companies’ stock prices would be. On the other hand, sales growth did not affect
stock prices. This meant that higher sales and business expenses affected the decline of companies’ net profit; in
spite of the increased sales growth. Therefore, when the sales growth increased it was not followed by companies’
stock prices. In contrast, SIZE had a positive effect on stock prices. This showed that the higher firm size was, the
highercompanies’ stock prices would be.
Keywords: profitability, dividend policy, sales growth, firm size, stock price
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, pertumbuhan
penjualan, ukuran perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analisis
regresi linier berganda. Sampel penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling diperoleh 9
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 6 tahun yaitu 2015-2020,
sehingga sampel keseluruhan berjumlah 54 sampel perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar profitabilitas maka akan meningkatkan harga saham perusahaan. Kebijakan dividen
(DPR) berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar dividen
yang dibagikan kepada pemegang saham, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan.
Pertumbuhan penjualan (PP) tidak berpengaruh terhadap harga saham, hal ini menunjukkan bahwa
beban penjualan dan beban usaha yang besar berdampak pada turunnya laba bersih perusahaan
meskipun pertumbuhan penjualan pada perusahaan mengalami kenaikan. Sehingga pada saat
pertumbuhan penjualan meningkat, tidak selalu disertai oleh meningkatnya harga saham perusahaan.
Ukuran perusahaan (Size) berpengaruh positif terhadap harga saham, hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar ukuran perusahaan maka akan meningkatkan harga saham perusahaan.
Kata Kunci: profitabilitas, kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, harga
saham
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara yang mempunyai sumber daya alam pada sektor
pertambangan yang melimpah. Sektor pertambangan merupakan salah satu penunjang
pembangunan ekonomi dalam suatu negara, karena memiliki peran sebagai supplier sumber
daya energi yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan ekonomi suatu negara. Kapasitas
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan...- Irma Febriana Arianti; Nur Handayani
2
TINJAUAN TEORETIS
Signalling Theory
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan terhadap keputusan investasi untuk pihak di luar perusahaan. Informasi
memiliki peran yang penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi berisi
keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan
yang akan datang suatu perusahaan. Investor di pasar modal memerlukan informasi yang
lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu guna mengambil keputusan dalam investasi.
Menurut Jogiyanto (2003), informasi yang dipublikasikan sebagi suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika
pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi
pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan
dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu
menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news)
atau sinyal buruk (bad news).
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu rasio atau perbandingan yang dapat digunakan untuk
mengaetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) dari pendapatan
(earning). Menurut Gitman (2009), terdapat banyak cara untuk mengukur profitabilitas.
Berbagai pengukuran ini memungkinkan analis untuk mengevaluasi keuntungan
perusahaan dilihat baik dari sisi penjualan, aset ataupun investasi pemilik. Tanpa profit,
perusahaan tidak dapat menarik sumber modal eksternal untuk menginvestasikan dananya
pada perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama satu tahun dan dikalkulasi dengan return on equity.
Kebijakan Dividen
Kebijakan diveden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah
laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menahan modal guna pembiayaan investasi
di masa yang akan datang (Martono dan Harjito, 2010:253). Menurut Martono dan Harjito
(2010:253) rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba dibagi
dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Menurut
Sartono (2015:491) Dividend Payout Ratio adalah persentase laba yang dibayarkan dalam
bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total
laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio)
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba
ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Pertumbuhan Penjualan
Clarensia et al., (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan adalah kenaikan
jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan
mencerminkan tingkat keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai
prediksi pertumbuhan di masa yang akan mendatang. Pertumbuhan penjualan juga
merupakan suatu indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri.
Laju pertumbuhan perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan laba untuk mendanai kesempatan-kesempatan pada masa depan yang
akan datang.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan...- Irma Febriana Arianti; Nur Handayani
4
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya
suatu perusahaan. Martini et al., (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva,
jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, dan rata-rata total aktiva. Hasnawati (2015)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat mempermudah dana dari pasar modal dan
menentukan kekuatan tawar-menawar (bergainning power) dalam kontrak keuangan. Pada
dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam kategori yaitu perusahaan besar (large
firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm). Salah satu tolak
ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukiran aktiva dari suatu
perusahaan tersebut.
Harga Saham
Harga saham merupakan harga yang ditetapkan suatu perusahaan bagi pihak lain yang
ingin memiliki hak kepemilikan atas saham tersebut. Harga saham dapat ditentukan pada
saat pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan
penawaran pada saham yang dimaksud. Clarensia et al., (2011) menyatakan bahwa harga
saham adalah nilai nominal penutupan (closing price) dari penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berlaku secara
reguler di pasar modal Indonesia. Harga saham akan selalu berubah, tinggi rendahnya harga
saham biasanya tergantung pada kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik maka
harga saham juga akan meningkat. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangannya. Perusahaan Go Public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan laporan
keuangannya minimal setiap tiga bulan sekali. Para investor akan melihat kinerja keuangan
perusahaan saat perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangannya. Investor akan
tertarik membeli saham saham apabila laba dari perusahaan tersebut meningkat. Jika
permintaan akan saham pada suatu perusahaan meningkat, hal itu akan berdampak juga
pada peningkatan harga saham. Dan berlaku sebaliknya, harga saham akan cenderung turun
jika perusahaan mengalami kerugian.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan (Gitman,
2009). Pada penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan
yaitu Return On Equity Ratio (ROE). ROE merupakan cerminan atas sebuah perusahaan
tingkat pengembalian investasi yang dilakukan investor. Jadi dapat disimpulkan jika ROE
ini tinggi mengartikan bahwa tingkat pengembalian ekuitas pemodal juga tinggi. Hal itu
menyebabkan permintaan akan saham meningkat di kalangan investor yang hendak
membeli saham dan menyebabkan naiknya pada harga saham. Hal ini didukung dengan
adanya bukti empiris yang dilakukan oleh Putri (2016) bahwa profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian Pratama dan Purwanto (2014)
juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga
saham. Oleh karena itu ditetapkan hipotesis sebagai berikut:
H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Harga Saham.
semakin meningkat. Penentuan proporsi laba yang dibagikan dalam bentuk dividen disebut
Dividend Payout Ratio (DPR). Semakin besar porsi dividen yang akan dibagikan kepada
pemegang saham, maka semakin besar pula tingkat DPR. Hal tersebut menyebabkan
kenaikan pada harga saham. Hal ini didukung dengan adanya bukti empiris yang dilakukan
oleh Fitri dan Purnamasari (2018), Pratama dan Purwanto (2014) menunjukkan bahwa
kebijakan dividen terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil
penelitian ini juga mendukung pandangan kerelevanan dividen (dividend relevance theory)
dan menolak pandangan ketidakrelevanan dividen (irrelevance dividend theory). Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori signal bahwa dengan adanya kebijakan dividen
memberikan sinyal baik terhadap investor. Penelitian ini sependapat dengan Lailia dan
Suhermin (2017) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap harga saham. Oleh karena itu ditetapkan hipotesis sebagai berikut:
H2: Kebijakan Dividen berpengaruh positif terhadap Harga Saham.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi Penelitian
Titik fokus peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, kebijakan
dividen, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
data penelitan menggunakan variabel-variabel angka yang nantinya akan diolah dan
datanya dibandingkan dengan teori-teori yang sudah ada. Serta melakukan analisis data
menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini mengacu pada data dari
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun pengamatan
2015 – 2020.
Variabel Independen
Adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen dalam suatu persamaan.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah suatu rasio atau perbandingan yang dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) dari pendapatan
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
(earning). Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Equity
(ROE) yang membandingkan antara laba bersih dengan total ekuitas. Menurut Fahmi (2015)
rasio Return On Equity (ROE) disebut juga laba atas ekuitas. Rasio ini dapat meninjau sejauh
mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu
memberikan laba atas ekuitas. Menurut Rivai et al. (2013:163) Return on equity dihitung
dengan rumus berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah kebijakan dalam suatu perusahaan yang berkaitan dengan
proporsi penggunaan laba untuk dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen
atau laba ditahan untuk pembiayaan investasi di masa mendatang. Dalam penelitian ini
kebijakan dividen diukur dengan menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). DPR
merupakan rasio yang membandingkan antara dividen per lembar saham terhadap laba per
lembar saham, dalam persentase. Menurut Istanti (2013), kebijakan dividen dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan total penjualan perusahaan.
Pertumbuhan penjualan dapat menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat
mengoptimalkan penjualannya jika dibandingkan dengan jumlah penjualan secara
keseluruhan. Menurut Brigham dan Houston (2011) perusahaan dengan total penjualan
yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban
tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhan penjualan
yang tidak stabil. Satuan yang digunakan yaitu persentase. Cara yang dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan penjualan dihitung dengan rumus (Deitiana, 2011):
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 − 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 − 1
𝑃𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡 − 1
Keterangan :
Sales t = penjualan pada tahun ke-t
Sales t-1 = penjualan pada tahun sebelumnya
Ukuran Perusahaan
Salah satu tolak ukur yang dapat mengindikasikan besar kecilnya perusahaan dapat
dilihat dari seberapa besar aktiva yang dipunyai oleh perusahaan tersebut. Apabila total
aktiva yang dipunyai perusahaan lebih besar maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan
tersebut memiliki kondisi yang lebih konsisten jika dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki total aktiva yang rendah. Menurut Jogiyanto (2000:254) ukuran perusahaan
dihitung seperti berikut:
Keterangan:
𝐻𝑆 : Harga Saham (Y)
𝛼 : Konstanta
𝛽1 − 𝛽4 : Koefisien regresi variabel
𝑅𝑂𝐸 : Return On Equity (X1)
𝐷𝑃𝑅 : Dividend Payout Ratio (X2)
𝑃𝑃 : Pertumbuhan Penjualan (X3)
𝑆𝐼𝑍𝐸 : Ukuran Perusahaan (X4)
𝑒 : Standar Error
Tabel 1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 54 ,01 ,55 ,1905 ,12660
DPR 54 ,12 1,82 ,5993 ,45078
PP 54 -,31 ,99 ,0702 ,27549
SIZE 54 27,59 32,26 29,5116 1,35221
HS 54 215 2070 3222,24 4843,395
Valid N (listwise) 54
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Hasil dari analisis statistik deskriptif Tabel 1 sebagai berikut: (1) Variabel profitabilitas
(ROE) memiliki nilai minimum 0,01 dan nilai maksimum sebesar 0,55, mean sebesar 0,1905
dan standar deviasi sebesar 0,12660; (2) Variabel kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai
minimum 0,12 dan nilai maksimum sebesar 1,82, mean sebesar 0,5993 dan standar deviasi
sebesar 0,45078; (3) Variabel pertumbuhan penjualan (PP) memiliki nilai minimum sebesar -
0,31 dan nilai maksimum sebesar 0,99, mean sebesar 0,0702 dan standar deviasi sebesar
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
0,27549; (4) Variabel ukuran perusahaan (Size) memiliki nilai minimum sebesar 27,59 dan
nilai maksimum sebesar 32,26, mean sebesar 29,5116 dan standar deviasi sebesar 1,35221; (5)
Variabel harga saham (HS) memiliki nilai minimum sebesar 215 dan nilai maksimum sebesar
20700, mean sebesar 3222,24 dan standar deviasi sebesar 4843,395.
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 4304,735777
Most Extreme Differences Absolute ,275
Positive ,275
Negative -,149
Test Statistic ,275
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa besarnya nilai Asymp Sig. 0,000 < 0,05. Hal ini
tidak sesuai dengan kriteria sehingga data dapat dikatakan berdistribusi tidak normal.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan...- Irma Febriana Arianti; Nur Handayani
10
Gambar 1
Uji Normalitas
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Tabel 3
Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,80482212
Most Extreme Differences Absolute ,084
Positive ,084
Negative -,072
Test Statistic ,084
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
diagonal. Hasil uji normalitas dengan grafik probability plot dapat dilihat pada Gambar 2
berikut:
Gambar 2
Uji Normalitas
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Berdasarkan Gambar 2 hasil uji normalitas dengan grafik normal probability plot, dapat
disimpulkan bahwa data pada penelitian berdistribusi normal karena menunjukkan titik
menyebar dan searah di sekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan telah memenuhi
asumsi normalitas.
Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda terdapat korelasi yang
tinggi atau sempurna diantara varabel bebas atau tidak, jika korelasi menunjukkan angka
yang tinggi, maka model regresi mengandung gejala multikolinieritas. Berikut hasil uji
multikolinieritas yang disajikan pada Tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Colinierity Statistics Keterangan
Tolerance VIF
(Constant)
ROE ,736 1,358 Bebas Multikolinieritas
DPR ,858 1.166 Bebas Multikolinieritas
PP ,737 1,356 Bebas Multikolinieritas
SIZE ,894 1,119 Bebas Multikolinieritas
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Uji Heteroskidastisitas
Menurut Ghozali (2018:137) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji apakah dalam persamaan model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan...- Irma Febriana Arianti; Nur Handayani
12
satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dapat diuji dengan grafik
scatter plot dengan menggunakan analisis sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola teratur
(bergelombang, melebar lalu menyempit), mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang ada menyebar pada bagian atas dan
bawah angka 0 pada sumbu Y, mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Adapun grafik scatterplot yang menunjukkan antara sumbu Y dan X, dengan menyebar
tanpa membentuk pola tertentu.
Gambar 3
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Sekunder, diolah 2021
Berdasarkan Gambar 3 di atas, dapat dilihat bahwa pola titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y secara acak dan tidak terdapat pola tertentu yang teratur,
sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi linier terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-
1 (periode sebelumnya). Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series atau runtun
waktu, sehingga tidak perlu dilakukan pada data cross section. Data cross section adalah data
yang diperoleh dari kuesioner, dengan pengukuran secara serempak pada saat bersamaan
untuk semua variabel. Menurut Ghozali (2018) mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk
menguji adanya gangguan autokorelasi atau tidak, yaitu dengan uji Durbin Watson (DW test).
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. Angka DW dibawah negatif (-) 2, maka telah terjadi autokorelasi positif.
b. Angka DW diantara negatif (-) 2 sampai positif (+) 2, maka tidak terjadi autokorelasi.
c. Angka DW diatas positif (+) 2, maka telah terjadi autokorelasi negatif.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -29,107 9,110 -3,195 ,002
ROE ,677 ,173 ,430 3,919 ,000
DPR ,631 ,166 ,388 3,812 ,000
PP ,681 ,812 ,092 ,839 ,406
SIZE 11,164 2,683 ,415 4,161 ,000
a. Dependent Variable: HS
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Berdasarkan pada Tabel 6, maka didapatkan persamaan model regresi linier berganda
berikut:
Tabel 7
Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 44,685 4 11,171 15,945 ,000b
Residual 34,330 49 ,701
Total 79,015 53
a. Dependent Variable: HS
b. Predictors: (Constant), ROE, DPR, PP, SIZE
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Berdasarkan uji F pada Tabel 7, menunjukkan bahwa tingkat signifikansi uji kelayakan
model sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini layak
digunakan dan dapat dilanjutkan ke uji hipotesis. Variabel Return On Equity (ROE), Dividend
Payout Ratio (DPR), Pertumbuhan Penjualan (PP), Ukuran Perusahaan (Size) mampu
menjelaskan harga saham (HS).
Tabel 9
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -29,107 9,110 -3,195
ROE ,677 ,173 ,430 3,919 ,000
DPR ,631 ,166 ,388 3,812 ,000
PP ,681 ,812 ,092 ,839 ,406
SIZE 11,164 2,683 ,415 4,161 ,000
a. Dependent Variable: HS
Sumber: Data Sekunder diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan hasil yang dapat dijelaskan sebagai berikut: (1)
Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham. Hasil perhitungan pada uji statistik t
menunjukkan nilai koefisien β sebesar 0,430 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 ≤ 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya, profitabilitas
berpengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis pertama
mendapat dukungan dalam penelitian ini. (2) Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga
Saham. Hasil perhitungan pada uji statistik t menunjukkan nilai koefisien β sebesar 0,388
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima
dan H0 ditolak. Artinya, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham.
Berdasarkan hal tersebut, hipotesis kedua mendapat dukungan dalam penelitian ini. (3)
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham. Hasil perhitungan pada uji
statistik t menunjukkan nilai koefisien β sebesar 0,092 dengan nilai signifikansi sebesar 0,406
≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0 diterima. Artinya, pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis
ketiga tidak mendapat dukungan dalam penelitian ini. (4) Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Harga Saham. Hasil perhitungan pada uji statistik t menunjukkan nilai koefisien β
sebesar 0,415 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 ≤ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
H4 diterima dan H0 ditolak. Artinya, ukuran perusahaan yang dihitung dengan Size
berpengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis keempat
mendapat dukungan dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham
Hasil perhitungan pada uji statistik t menunjukkan nilai koefisien β sebesar 0,430
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
H1 diterima dan H0 ditolak. Artinya, profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga
saham. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap harga
saham, semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, mengindikasikan bahwa
semakin tinggi juga harga saham perusahaan tersebut. Pada hasil penelitan ini menunjukkan
bahwa laba bersih perusahaan yang tinggi menunjukkan perusahaan telah optimal dalam
memanfaatkan modal (ekuitas), sehingga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi
karena tingkat pengembalian modal yang didapatkan dari investasi juga tinggi. Profitabilitas
yang dihitung dengan ROE merupakan cerminan atas sebuah perusahaan tingkat
pengembalian investasi yang dilakukan investor. Jadi dapat disimpulkan jika ROE ini tinggi
mengartikan bahwa tingkat pengembalian ekuitas pemodal juga tinggi. Hal itu
menyebabkan permintaan akan saham meningkat di kalangan investor yang hendak
membeli saham dan menyebabkan naiknya pada harga saham. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Alamsyah (2019:170), Dewi dan Andiwibowo (2019), Putri (2016), Pratama
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan...- Irma Febriana Arianti; Nur Handayani
16
dan Purwanto (2014), Haryuningputri dan Widyarti (2012), Clarensia et al. (2011) yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
menyebabkan naiknya pada harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Alamsyah (2019:170), Wijaya (2017:459), Zaki et al. (2017), Gunarso (2014), Susanto (2012)
yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
Keterbatasan
Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan yang membuat penenlitian belum mencapai
sempurna, berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan yang dijabarkan,
berikut terdapat keterbatasan yang nantinya menjadi perbaikan di masa yang akan datang:
(1) Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan objek penelitian di perusahaan
pertambangan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga hanya ada 9 perusahaan yang
masuk kriteria sampel dalam 6 tahun pengamatan, akan lebih baik jika menambah serta
memperpanjang periode pengamatan. (2) Penelitian ini belum dapat mengungkap secara
utuh faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, karena variabel yang digunakan
dalam penelitian ini memiliki koefisien determinasi sebesar 56,6% sehingga masih terdapat
43,4% yang dipengaruhi oleh variabel independen lain yang dapat mempengaruhi harga
saham.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan...- Irma Febriana Arianti; Nur Handayani
18
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
dapat memberikan saran atas hasil penelitian sebagai berikut: (1) Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat meneliti objek penelitian yang lain seperti perusahaan manufaktur,
property & real estate, perbankan, LQ45, food and beverage, farmasi, transportasi, dan lain-lain
sehingga dapat memperluas pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. (2)
Menambah variabel lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap variabel dependen,
misalnya tingkat suku bunga, tingkat inflasi, leverage, dan lain-lain. sehingga dapat
memperluas pengetahuan serta literasi dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, M. F. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Nilai Pasar
Terhadap Harga Saham Sub Sektor Pertambangan Logam dan Mineral di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen 11(2): 170-178.
Alwi, Z. Iskandar. 2008. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Yayasan Pancur Siwah. Jakarta.
Arifin, N. F. dan S. Agustami. 2016. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Rasio Pasar, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Subsektor
Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014). Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan 4(3): 1189-1210.
Brigham dan Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1 (Edisi 11). Salemba
Empat. Jakarta.
Clarensia, J., S. Rahayu, dan N. Azizah. 2011. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,
Pertumbuhan Penjualan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur. Jakarta.
Deitiana, T. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Terhadap
Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 13(1): 57-66.
Dewi, M. D. W, dan A. S. Andiwibowo. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Liabilitas, Leverage,
Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen terhadap Harga Saham (Konsisten Terdaftar
LQ45 Periode Tahun 2014-2016). Diponegoro Journal of Accounting 8(1): 1-15.
Fahmi, I. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Fatimah, N. dan F. Kharisma. 2020. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Mnaufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2017. Borneo Student Research 1(2): 941-948.
Fitri, I. K. dan I. Purnamasari. 2018. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham
(Studi pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia). Organum: Jurnal
Saintifik Manajemen dan Akuntansi 1(1): 8-14.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Cetakan
8. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Edisi 9. Cetakan 9.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gitman, L. 2009. Principle of Managerial Finance, twelfth edition. United States: Pearson
Education Addison Wesley, Inc.
Gunarso, P. 2014. Laba Akuntansi, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan. 18(1): 63-71.
Haryuningputri, M. H, dan E. T. Widyarti. 2012. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan EVA
terhadap Harga Saham pada Sektor Industri Manufaktur di BEI Tahun 2007-2010.
Diponegoro Journal of Management 1(2): 67-69.
Hasnawati, S dan Sawir. 2015. Keputusan Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur
Kepemilikan dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan 17(1): 65-75.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 11, Nomor 1, Januari 2022
Hayati, K., A. Simbolon, S. Situmorang, I. Haloho, dan I. M. Tafonao. 2019. Pengaruh Net
Profit Margin, Likuiditas dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017.
Riset dan Jurnal Akuntansi 3(1): 133-139.
Istanti, S. L. W. 2013. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
LQ 45. Potensia 19(1).
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200131180750-17-134368/virus-corona-bikin-
harga-saham-batu-bara-amburadul diakses 16 Oktober 2021.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190524092615-17-74787/harga-minyak-rontok-
5-saham-pertambangan-berguguran diakses 18 Oktober 2021.
http://www.apbi-icma.org/news/2636/hba-oktober-naik-lagi-tembus-usd161-63-per-ton
diakses 18 Oktober 2021.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BFFE. Yogyakarta.
. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke-7. BFFE. Yogyakarta.
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Pascasarjana Universitas Udayana.
Lailia, N. dan Suhermin. 2017. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Kebijakan
Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen 6(9).
Martini. 2014. Factors Affecting Firm Value of Indonesia Public Manufacturing Firm.
International Journal of Business and Management Invention 3(2).
Martono dan Harjito. 2010. Manajemen Keuangan. Kampus Fakultas Ekonomi UII. Ekonisia.
Yogyakarta.
Parhusip, E., J. Waruwu, C. M. Febriana, dan Mesrawati. 2021. Pengaruh EVA, Sales Growth,
MVA, DER, Laba Bersih Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Dasar Dan Kimia. Jurnal E-Bis (Ekonomi Bisnis) 5(1): 126-143.
Pratama, B. A. dan A. Purwanto. 2014. Pengaruh Economic Value Added (EVA), Profitabilitas,
Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham. Diponegoro
Journal of Accounting 3(3): 1-12.
Putri, R. 2016. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, Dividen, dan
Economic Value Added Terhadap Harga Saham di Perusahaan Manufaktur. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rivai, Veithzal et al. 2013. Financial Institution Management (Manajemen Kelembagaan
Keuangan): Disajikan Secara Lengkap dari Teori Hingga Aplikasi. Rajawali Pers.
Jakarta.
Riyanto, B. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.
Sari, O. K. 2017. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Earning Per Share, dan Kebijakan
Dividen terhadap Harga Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 6(8).
Sartono, Agus. 2015. Manajemen Keungan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Cetakan Kesembilanbelas. Alfabeta. Bandung.
Susanto, A. S. 2012. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi di BEI. Jurnal Mahasiswa Universitas
Negeri Surabaya.
Wijaya, R. 2017. Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham dengan
Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening. Jurnal Keuangan dan Perbankan 21(3):
459-472.
Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan...- Irma Febriana Arianti; Nur Handayani
20
Zaki, M., Islahudin, dan M. Shabri. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Leverage Keuangan, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2014). Jurnal Megister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 6(2): 58-66.