153-File Utama Naskah-424-1-10-20180323
153-File Utama Naskah-424-1-10-20180323
153-File Utama Naskah-424-1-10-20180323
Abstrak.
Learning to use the module has several characteristics, which are self instruction, recognition of individual
differences, includes learning objectives / competence, their associations, structures and uurutan knowledge, the use of a
variety of multi-media, the active participation of students, their reinforcement directly to the response of the students, their
evaluation of the student mastery over the learning results. In developing the modules need to pay attention to the
techniques and components required, such as: components of a review of subjects, introduction, learning activities,
exercises, summaries, formative tests and answer keys formative tests and follow-up. While the technique of developing
modules include strarting from scratch, repackaging information, and compilation. Utilization of the module in the
learning process sector in the class can be done on individual learning systems and classical. paper entitled Development
of Web-Based Learning Module aims: 1) to produce web-based learning modules, 2) determine students' attitude towards
web-based learning modules, 3) Knowing student results after participating in learning to use the web-based learning
modules. It can be concluded that learning to use the learning module further web-based social statistics have been
classified in either category even very good. Competency develop teaching materials especially modules need to be owned
by teachers, considering the teaching materials will further streamline and mengefiensiensikan learning process. Besides,
it also has an important role of teaching materials for teachers and students, the learning is done individually, and
classical groups.
Keywords: Mathematics Learning, Learning Module, Web
konvensional dimana kurang memperhatikan menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,
kemampuan berpikir siswa dan aktifitas siswa. jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan
Pendekatan dan media pembelajaran yang digunakan padat. Matematika menurut Erman Suherman (2003:253)
tanpa disadari menggiring siswa untuk bersifat pasif adalah disiplin ilmu tentang tata cara berfikir dan
Semiawan (2000) menyatakan bahwa; Pengamatan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara
menyatakan bahwa kondisi saat ini bahwa dosen kualitatif. Menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip
(pengajar pendidikan tinggi) merupakan aktor utama, olah Mulyono Abdurrahman (2002:252) matematika
fungsi edukatifnya terutama berkenaan dengan adalah bahasa simbiolis yang fungsi praktisnya untuk
menyajikan, menjelaskan, menganalisis dan mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan
mempertanggung jawabkan, “body of material” yang keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
harus dibelajarkan. Guru menuntut pola perilaku dan memudahkan berfikir.
sikap tertentu yang bercirikan prosedur di kelas yang Pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan
merupakan pengaruh dari luar si pebelajar, pebelajar sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa
dominan pasif mendengarkan dan membuat catatan (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 43). Erman Suherman
tentang penjelasan guru dalam mengikuti kuliahnya. (2003: 8) mengartikan pembelajaran sebagai upaya
Secara logis dapat di duga pebelajar tidak komunikatif penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program
dan tidak memiliki keterampilan menyatakan diri, belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Menurut
ekspresi tertentu berbentuk pernyataan atau komentar Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 (Benny Susetyo,
dibatasi atau dihambat 2005: 167) pembelajaran adalah proses interaksi peserta
Melihat kenyataan ini, perlu adanya inovasi didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
pembelajaran dalam usaha meningkatkan proses dan lingkungan belajar. Peserta didik yang dimaksud adalah
hasil belajar siswa yaitu dengan meningkatkan kualitas siswa dan pendidik adalah guru. Menurut Sugihartono
pembelajaran. Pemanfaatan Internet dalam pendidikan (2007: 81), pembelajaran adalah suatu upaya yang
antara lain adalah untuk menyampaikan materi-materi dilakukan oleh guru untuk menyampaikan ilmu
pembelajaran berbasis web atau sering disebut dengan pengetahuan, mengorganisir, dan menciptakan sistem
sistem e-learning. Berdasarkan pemikiran di atas, maka lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa
peneliti melaksanakan penelitian dengan judul: dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan
“Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika efisien serta dengan hasil yang optimal. Dari beberapa
Berbasis Web “ pendapat ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa
Berdasarkan latar belakang masalah di atas pembelajaran adalah suatu kondisi dimana diciptakannya
terdapat beberapa masalah yang diajukan dalam interaksi peserta didik dan pendidik serta sumber belajar
penelitian ini, dengan rumusan masalah sebagai berikut: tertentu guna mntransfer ilmu pengetahuan serta
1) Bagaimana mengembangkan modul berbasis web yang mengorganisir sistem dengan berbagai metode tertentu
valid dan praktis?, 2)Bagaimana sikap mahasiswa demi tercapainya tujuan awal.
terhadap Modul Berbasis Web dalam kegiatan Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
pembelajaran Matematika? bahwa pembelajaran matematika adalah proses interaksi
Hasil dari penelitian ini diharapakan bermanfaat antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan
bagi: 1) Siswa, Modul pembelajaran Matematika berbasis pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan
web ini diharapkan dapat membantu keaktifan dan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan
motivasi belajar mahasiswa, baik secara mandiri maupun berbagai metode agar program belajar matematika
secara berkelompok. Modul pembelajaran ini diharapkan tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat
dapat memaksimalkan pemahaman siswa dan dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.
menerapkannya sesuai dengan kasus yang dihadapi Selain interaksi yang baik antara guru dan siswa
dalam kehidupan sehari-hari. 2)Bagi guru, Tersedianya tersebut, faktor lain yang menentukan keberhasilan
bahan ajar berupa modul berbasis web ini dapat pembelajaran matematika adalah bahan ajar yang
mempermudah kerja guru dalam kegiatan pembelajaran, digunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Serta
dikarenakan semua siswa dapat mengakses materi metode dan pendekatan yang sesuai yang bisa dipilih
pembelajaran. 3)Bagi lembaga, Bertambahnya bahan ajar guru saat ia sudah mengenal karakteristik muridnya.
dalam bentuk e- learning yang dimiliki oleh lembaga, B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA
maka akan menambah nilai dalam akreditasi. MENGGUNAKAN MODUL
Modul adalah suatu proses pembelajaran
A. Hakikat Pembelajaran Matematika mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun
Matematika diartikan oleh Johnson dan Rising secara sistematis, operasional dan terarah untuk
(Erman Suherman, 2003: 19) sebagai pola berpikir, pola digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman
mengorganisasi, pembuktian yang logik, bahasa yang penggunaannya (sudrajat,2008). Pendapat ini
memberikan pandangan bahwa pembelajaran dengan Pengajaran modul tidak menggunakan kurva normal
menggunakan modul menekankan kepada sebagai dasar distribusi angka-angka. Setiap peserta
pengorganisasian materi yang terdiri dari satuan bahasan. didik mendapat kesempatan untuk mencapai angka
Modul juga dapat berarti sebagai suatu paket pengajaran tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara
yang memuat suatu unit konsep bahan pengajaran yang tuntas. Dengan penguasaan bahwa sepenuhnya ia
dapat dipelajari sendiri (self instructional) Russel (dalam memperoleh dasar yang lebih mantap untuk
Ruseffendi,2006). menghadapi pelajaran baru.
Senada dengan pendapat terdahulu modul 3. Tujuan
adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit Modul disusun sedemikian rupa sehingga tujuannya
konsep bahan pelajaran (Mularsih,2007). Definisi lain jelas, spesifik dan dapat dicapai oleh peserta didik.
tentang modul menyatakan bahwa modul itu adalah satu Dengan tujuan yang jelas usaha peserta didik terarah
unit pembelajaran individu yang memiliki tema terpadu, untuk mencapainya segerah.
mempersiapkan siswa dengan informasi yang diperlukan 4. Motivasi
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan Pengajaran yang membimbing peserta didik untuk
tertentu, dan menyediakan materi pelajaran sebagai satu mencapai sukses melalui langkah – langkah yang
komponen dari sejumlah kurikulum (dick & carey, teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat
1978). untuk berusaha segiat-giatnya.
Badan penelitian dan pengembangan Pendidikan 5. Fleksibilitas
dan kebudayaan dikemukakan oleh Suryobroto, (dalam pengajaran modul dapat disesuaikan dengan
Supardi 2011), menyatakan pengertian modul adalah satu perbedaan siswa antara lain mengenai kecepatan
unit program pembelajaran terkecil yang secara rinci belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran.
menggariskan: (1) Tujuan instruksional yang akan 6. Kerja sama
dicapai; (2) Topik yang akan dijadikan pangkal proses Pengajaran modul mengurangi atau menghilangkan
belajar mengajar; (3) Pokok – pokok yang akan sedapat mungkin rasa persaingan dikalangan peserta
dipelajari; (4) Kedudukan dan fungsi modul dalam didik oleh sebab semua dapat mencapai hasil
kesatuan program yang lebih luas; (5) Peranan tenaga tertinggi. Mereka tidak bersaing untuk mencapai hasil
pengajar dalam proses pembelajaran; (6) Alat dan sumber tertinggi karena tidak digunakannya kurva normal
belajar yang digunakan; (7) Kegiatan belajar yang harus penentuan angka. Dengan sendirinya lebih terbuka
dilakukan dan dihayati siswa secara berurutan; (8) jalan ke arah kerjasama. Juga kerja sama antara
Lembaran kerja yang harus diisi oleh peserta didik; (9) peserta didik dan pengajar, karena semuanya
Program evaluasi yang harus dilaksanakan. bertanggung jawab atas keberhasil peserta didik.
Vembiarto (dalam suradi,2003) mengemukakan ciri 7. Pengajaran remedial
– ciri modul,yaitu Pengajaran modul dengan sengaja memberi
1. Modul merupakan paket pembelajaran yang bersifat kesempatan untuk pelajaran remedial yakni
self-instruction memperbaiki kelemahan, kesalahan atau kekurangan
2. Pengakuan adanya perbedaan individual belajar murid yang segera dapat ditemukan sendiri oleh
3. Membuat rumusan tujuan pembelajaran secara peserta didik berdasarkan evaluasi yang diberikan
eksplisit secara kontinu. Peserta didik tidak perlu mengulangi
4. Adanya asosiasi,struktur, dan urutan pengetahuan semua materi cukup mengulangi bagian yang belum
5. Pengguanaan berbagai macam media tuntas saja.
6. Partisipasi aktif dari siswa Bagi tenaga pengajar, pengajaran modul juga
7. Adanya reinforcement langsung terhadap respon mempunyai keuntungan antara lain:
siswa 1. Rasa kepuasan
8. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil 2. Bantuan individual
belajar. 3. Pengayaan
4. Kebebasan dari rutin
Pembelajaran menggunakan modul memiliki 5. Mencegah kemubasiran
beberapa keuntungan bagi peserta didik antara lain: 6. Meningkatkan profesi keguruan
1. Balikan atau feedback 8. Evaluasi formatif
Modul memberikan feedback yang banyak dan segera Modul hanya meliputi bahan pelajaran yang terbatas
sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil dan dapat dicobakan pada murid yang kecil
belajarnya. Kesalahan segera dapat diperbaiki dan jumlahnya dalam taraf pengembangannya. Dengan
tidak dibiarkan begitu saja. mengadakan pre-test dan post-test dapat dinilai taraf
2. Penguasaan tuntas atau mastery hasil belajar peserta didik dengan cara demikian
mengetahui efektivitas bahan itu. (Nasution.2009).
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi,
disimpulkan bahwa modul adalah salah satu media konsultasi, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran
pembelajaran yang berisi satu unit pembelajaran, sepenuhnya melalui internet. Istilah lain dari web
dilengkapi dengan berbagai komponen sehingga course adalah pembelajaran jarak jauh.
memungkinkan peserta didik mempergunakannya dapat 2. Web centric course adalah penggunaan internet
mencapai tujuan secara mandiri, dengan sekecil mungkin yang memadukan antara belajar jarak jauh dengan
bantuan dari tenaga pengajar, mereka dapat mengontrol tatap muka. Sebagian bahan ajar, diskusi,
,mengevaluasi kemampuan sendiri, yang selanjutnya konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan
dapat menentukan memulai dari mana kegiatan belajar melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian
selanjutnya harus dilakukan dan bagaimana kegiatan konsultasi, dilakukan secara tatap muka. Dimana
tersebut berlangsung. fungsinya saling melengkapi, walaupun dalam
proses belajarnya sebagian tatap muka yang
C. PEMBELAJARAN BERBASIS WEB biasanya berupa tutorial, tetapi presentasi tatap
Seiring kemajuan zaman dan berkembangnya muka tetap lebih kecil dibanding dengan persentase
teknologi informasi maka media pembelajaran juga turut proses belajar melaui internet. Dalam model ini
berkembang, dewasa ini dimana, pemanfaatnan e harus ada petunjuk yang lengkap dalam kegiatan
learning sedang digalakkan mulai dari jenjang pembelajaran.
pendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan tinggi. 3. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet
Contoh nyata dilapangan yang paling terlihat adalah untuk menunjang peningkatan kualitas
dengan pemberian bantuan-bantuan langsung ke sekolah pembelajaran yang dilakukan dikelas. Fungsinya
berupa fasilitas komputer yang mempunyai jaringan untuk menunjang peningkatan kualitas
internet tersendiri. pembelajaran di kelas. Fungsinya untuk pengayaan
Penerapan e learning sebagai bagian integral dan komunikasi antara peserta didik dengan
dari sistem pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa pengajar, sesama peserta didik atau peserta didik
lembaga pendidikan. Misalnya, departemen pendidikan dengan nara sumber lain. Tak kalah pentingnya
Jerman, Inggris, dan perancis telah menyusun suatu peranan internet disini adalah untuk menyediakan
rencana induk strategis untuk memanfaatkan TI dalam sumber belajar dan juga memberikan fasilitas
pembelajaran e-education, serta negara lainnya. Di hubungan (link) keberbagai sumber belajar.
Indonesia juga telah memulai untuk mengikuti negara Menurut Siahaan (dalam Supardi 2011)
maju untuk menggalakan e- learning dalam proses setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran elektronik
pembelajaran, seperti dengan tersedianya jardiknas dan terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu
diterapkannya pembelajaran berbasis ICT khusus untuk sebagai berikut.
sekolah-sekolah yang telah berstatus RSBI dan SBI serta Sebagai suplemen pembelajaran yang sifatnya
sekolah – sekolah bonafit lainnya. Dikalangan perguruan pilihan/opsional
tinggi juga sudah mulai diterapkan pembelajaran berbasis 1. E-learning berfungsi sebagai suplemen (tambahan),
ICT, dimana setiap tenaga pengajar dituntut untuk apabila peserta didik tidak begitu diwajibkan untuk
membuat media pembelajaran yang berbasis e- learning. mengakses pembelajaran melalui internet, jadi
Dengan tujuan kepraktisan dan kemudahan. sifatnya hanya bersifat tambahan.
Pada dasarnya e-learning telah mulai 2. Sebagai pelengkap (komplemen) pembelajaran.
diterapkan sejak tahun 1970-an Waller dan Wilson E-learning berfungsi sebagai komplemen
(dalam Supardi 2011) manyatakan bahwa secara umum (pelengkap) pembelajaran apabila materi
terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
pelaksanaan e-learning, yaitu sebagai berikut: melengkapi materi pembelajaran siswa yang
a. Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melaui diterima di kelas, atau dengan kata lain merupakan
pemanfaatan jaringan pengayaan.
b. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat 3. Sebagai pengganti (substitusi) pembelajaran
membantu siswa apabila mengalami kesulitan belajar E-learning sebagai pengganti (substitusi) jika
c. Adanya lembaga penyelenggara/ pengelola e-learning pembelajaran elektronik sepenuhnya digunakan
Haughey (dalam Salama ,2004) menyatakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain
bahwa pendayagunaan internet untuk pendidikan dan bentuk pembelajaran jarak jauh.
pembelajaran bisa dilakukan dalam tiga bentuk yaitu web Modul pembelajaran berbasis web yang
course, web centirc course, dan web enhanced course. dikembangkan ini bersifat Web centric course adalah
1. Web course adalah penggunaan internet untuk penggunaan internet yang memadukan antara belajar
keperluan pendidikan dimana peserta didik dan jarak jauh dengan tatap muka. Sebagian bahan ajar
pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan ,diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan
melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian sikap yang baik pada siswa dan juga hasil belajar
konsultasi, dilakukan secara tatap muka. Dimana yang lebih baik.
fungsinya saling melengkapi, walaupun dalam proses 3. Bagi Lembaga, Hendaknya meningkatkan fasilitas
belajarnya sebagian tatap muka yang biasanya berupa pembelajaran berbasis ICT.
tutorial, tetapi presentasi tatap muka tetap lebih kecil
dibanding dengan persentase proses belajar melaui DAFTAR PUSTAKA
internet. Arikunto,Suharsimi, 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan,Jakarta:Bumi Aksara
Conny, Semiawan (2000), “Pendekatan Keterampilan
PENELITIAN YANG RELEVAN Proses,” Gramedia Widisarana
Hasil penelitian Wagiran (2006) dalam Djamarah, Saiful, Bahri. 2002. Strategi Belajar
pembelajaran yang menggunakan modul menunjukan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
bahwa dengan modul dapat meminimalkan miskonsepsi Hamalik, O. 1986. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra
siswa, meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar Aditya Bakti.
siswa. Penelitian mengungkapkan bahwa pengajaran Hamzah, 2008.Teknologi Komunikasi dan Informasi
dengan modul dapat mempertinggi motivasi peserta Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara
didik. Dari hasil penelitian tersebut di ketahui Nasution, 2003.Didaktik Asas-Asas
penggunaan modul efektif dalam meningkatkan hasil Mengajar,Jakarta:Bumi Aksara,
belajar siswa dan meningkatkan motivasi siswa. Salama, 2004, “Distributed generation technologies,
Pengembangan model pengelolaan sumber definitions and benefits”, Electric Power System
belajar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di smk Research Journal, Vol.1
negeri 4 pontianak yang dilakukan oleh Supriyanto, dkk Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan.
yang dilakukan mahasiswa-mahasiswi UNTAN Yogyakarta: UNY Press
(Universitas tangerang) dengan hasil bahwa Sugiyono, 2006.Metode Penelitian
pengembangan sumber belajar melalui teknologi Kualitatif,Kuantitatif,dan R&D. Bandung,
informasi dan komunikasi dapat diterapkan di SMK Alfabeta.
Negeri 4 Pontianak dan dinyatakan valid. Dari hal ini Suherman, Erman, dkk., 2003. Strategi Pembelajaran
TIK atau ICT sudah bisa diterapkan dalam pembelajaran. Matematika Kontemporer. Bandung: JICA
Dimana, web ini dapat dikategorikan sebagai ICT. Sukardi, 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara
KESIMPULAN DAN SARAN Supardi, dkk, 2011. Pengembangan modul
A. KESIMPULAN pembelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat Jurnal Universitas Jambi, Vol. 1
disimpulkan sebagai berikut: Suradi, 2003, Tinjauan tentang Implementasi
1. Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Web Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran
yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid Matematika , jurnal LPMP.
dan praktis. dimana memanfaatkan modul Utdirartatmo,Firrar, 2006. Segudang Trik Pengembangan
pembelajaran berbasis web dalam kegiatan belajar Situs Web, Yogyakarta: Universitas Pendidikan
siswa baik secara mandiri maupun kelompok. Indonesia.
2. Selain itu juga berdasarkan kajian pustaka diketahui Wagiran, Suwito, 2006. Kembali ke IKIP, Kenapa Tidak.
bahwa modul pembelajaran matematika berbasis web Suara Merdeka, 16 Januari 2006.
memiliki efek potensial terhadap hasil belajar _______, 2008.Berbagai Pendekatan dalam Proses
mahasiswa, Sehingga dapat disimpulkan bahwa Belajar dan Mengajar,_______
pembelajaran menggunakan modul pembelajaran
matematika berbasis web sudah tergolong baik untuk
dikembangkan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas , maka saran
yang diusulkan adalah:
1. Bagi Siswa, sebaiknya dapat menggunakan modul
berbasis web dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Guru, hendaknya pembelajaran Matematika
lebih banyak yang berbasis ICT, karena pemanfaatan
ICT dalam pembelajaran dapat memberikan efek