Rojani, Jurnal 1
Rojani, Jurnal 1
Rojani, Jurnal 1
Inovasi Kurikulum Pendidikan SMA Darul Ulum 2 di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang
ABSTRACT
In this era of globalization the government has focused on pesantren to advance the quality of
education in Indonesia. The development of pesantren education must be carried out competitively. Pesantren
education must also be able to provide a guarantee of the superiority of competent outputs. The development
carried out by Islamic boarding schools is an effort to produce superior outputs and outflows.
This study aims to determine the innovations created by pesantren through schools by referring to the
following formulation: 1) school curriculum innovation. 2) the implications of school curriculum innovations on
boarding schools, and 3) the relevance of school curriculum innovations to boarding schools.
The results of the study show that: First, the curriculum innovation process is carried out through five
stages, namely 1) the formulation stage by introducing the pesantren education model, 2) the stage of
adjustment, the Cambridge curriculum is adjusted to the existing system, 3) the determination stage by
establishing an international curriculum adoption , 4) the stage of support, namely taking action to support
innovation, 5) the stage of correction, which is a form of correction of the program implemented. Second, the
implications of the educational curriculum innovation in the school on the pesantren curriculum are found in the
curriculum component which includes: 1) curriculum content; 2) learning media; 3) learning strategies and
learning processes; and 4) evaluation; Third, school curriculum innovation is closely related, relevant, suitable
and connected with the pesantren curriculum in the form of both the school curriculum and the boarding
curriculum.
Keyword: Innovation, Curriculum, School, Boarding School.
ABSTRAK
Di era globalisasi ini, pemerintah telah fokus pada pesantren untuk memajukan kualitas pendidikan di
Indonesia. Pengembangan pendidikan pesantren harus dilakukan secara kompetitif. Pendidikan pesantren juga
harus mampu memberikan jaminan keunggulan out put yang yang mampu bersaing. Pengembangan yang
dilakukan oleh pesantren merupakan usaha untuk menghasilkan out put dan out come unggulan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi yang diciptakan pesantren melalui sekolah dengan
mengacu pada rumusan berikut: 1) inovasi kurikulum sekolah. 2) implikasi inovasi kurikulum sekolah terhadap
pesantren, dan 3) relevansi inovasi kurikulum sekolah terhadap pesantren.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, proses inovasi kurikulum dilakukan melalui lima
tahap, yaitu 1) tahap perumusan dengan mengenalkan model pendidikan pesantren, 2) tahap penyesuaian yaitu
kurikulum cambridge disesuaikan dengan sistem yang ada, 3) tahap penetapan dengan melakukan penetapan
terhadap adopsi kurikulum internasional, 4) tahap dukungan yaitu melakukan tindakan dukungan terhadap
inovasi, 5) tahap koreksi, yaitu bentuk koreksi atas program yang dilaksanakan. Kedua, implikasi inovasi
kurikulum pendidikan di sekolah terhadap kurikulum pesantren terdapat pada komponen kurikulum yang
meliputi: 1) isi kurikulum; 2) media pembelajaran; 3) strategi pembelajaran dan proses pembelajaran; dan 4)
evaluasi; Ketiga, inovasi kurikulum sekolah berkaitan erat, relevan, cocok dan nyambung dengan kurikulum
pesantren baik berbentuk kurikulum sekolah maupun kurikulum asrama.
Kata Kunci: Inovasi, Kurikulum, Sekolah, Pesantren.
2
yang dimasukkan dalam model pengembangan dengan memasukkan pendidikan modern pada
pendidikannya. ruang lingkup pendidikan pesantren. Kebijakan
pendidikannya juga mengkombinasikan kebijakan
Pondok Pesantren pendidikan mandiri pesantren dan kebijakan
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan pemerintah. Sehingga ilmu yang
pendidikan dan pengajaran Islam di mana di diajarkan bukan lagi terpaku pada ilmu agama
dalamnya terjadi interaksi antara kiai dan ustadz tetapi juga mengajarkan ilmu modern dan
sebagai pendidik dan para santri sebagai peserta teknologi.
didik dengan mengambil tempat di masjid atau di
halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengkaji Kurikulum dan Metode Pembelajaran
dan membahas buku-buku teks keagamaan karya Pesantren
ulama masa lalu. Dengan demikian, unsur Pesantren dalam arti sebagai lembaga
terpenting bagi pesantren adalah adanya kiai, para pendidikan non-formal yang hanya mempelajari
santri, masjid, tempat tinggal (pondok) serta buku- ilmu-ilmu agama yang bersumber pada kitab-kitab
buku (kitab kuning).(Departemen Agama Republik kuning atau kitab-kitab klasik, maka materi
Indonesia 2003, 3) kurikulumnya mencakup ilmu tauhid, tafsir, ilmu
Pondok pesantren merupakan lembaga tafsir, hadits, ilmu hadits, ilmu fiqh, ushul fiqh
pendidikan yang benkonsentrasi pada pengajaran ilmu tasawuf, ilmu akhlak, bahasa arab yang
dan pengembangan pendidikan agama islam. Sama mencakup nahwu, sharaf, balaghah, badi’, bayan,
dengan lembaga pendidikan lain, akan tetapi mantiq, dan tajwid. (Aziz and Taja 2016, 15)
lembaga pendidikan pesantren memiliki ciri khas Penggunaan sumber belajar yang berasal
khusus yang menjadikan pondok pesantren berbeda dari kitab kuning disesuaikan dengan tingkat
dengan lembaga pendidikan pada umumnya. pemahaman para santri. Yang biasanya untuk santri
Menurut para ahli, pasantren baru disebut pesantren yang baru pertama kali masuk pesantren akan
bila memenuhi lima syarat yaitu: ada kyai, ada ditempatkan ditingkat awal, sehingga kitab yang
pondok, ada masjid, ada santri, dan ada pengajaran gunakan adalah kitab yang bahasannya lebih
membaca kitab kuning.(Tafsir 2010, 191) mudah. Kemudian diteruskan dengan kitab-kitab
Bukan sebagai syarat bagi lembaga yang lebih tinggi tingkat keilmuannya.
pendidikan yang akan dilabeli sebagai pondok Secara garis besar, metode pembelajaran
pesantren. Akan tetapi hal tersebut merupakan ciri yang digunakan di sebagian besar pondok
yang melekat erat pada pondok pesantren. pesantren dapat dikelompokkan menjadi tiga
Utamanya pada pondok pesantren yang belum macam, di mana ketiganya mempunyai ciri khas
tercampur ilmu modern dan tetap menggunakan tersendiri, yaitu:
kebijakan pendidikan mandiri. 1. Sorogan. Suatu sistem belajar di mana seorang
Sedangkan untuk pondok pesantren santri berhadapan dengan seorang guru, terjadi
memiliki 5 model pembelajaran, dari yang interaksi saling mengenal di antara keduanya.
sederhana sampai yang paling maju. Diantaranya 2. Bandongan. Metode ini biasanya disebut
sebagai berikut:(Rokhlinasari 2014, 447) dengan halaqah.(Susanto and Muzakki 2016,
1. Pesantrennya terdiri dari masjid dan 22)
rumah pengasuh. 3. Weton. Pengajian weton merupakan pengajian
2. Pesantrennya terdiri dari masjid, rumah rutin hari tertentu.(Aziz and Taja 2016, 9)
pengasuh, dan pondok untuk santri. Sedangkan masih banyak lagi metode
3. Pesantrennya terdiri dari masjid, rumah selain di atas yang masih diterapkan dalam
pengasuh, dan pondok untuk santri dan pesantren saat ini seperti, musyawarah/bahtsul
madrasah (baik formal maupun non- masa’il, metode hafalan (muhafazhah),
formal). demonstrasi/praktek ubudiyah, muhawarah,
4. Pesantrennya terdiri dari masjid, rumah mudzakarah, majlis ta’lim, dan lain sebagainya.
pengasuh, dan pondok untuk santri dan
madrasah serta pondok untuk pelatihan Inovasi Kurikulum
keterampilan. Beberapa ahli berpendapat bahwa semua
5. Pesantrennya terdiri dari masjid, rumah inovasi adalah termasuk perubahan sosial, tetapi
pengasuh, dan pondok untuk santri, perubahan sosial belum tentu inovasi. Inovasi
madrasah, pondok untuk pelatihan merupakan perubahan sosial yang digunakan untuk
keterampilan, dan perguruan tinggi agama mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai
maupun umum. sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok
Berdasarkan hal ini, sesuai perkembangan orang (masyarakat). Dengan demikian, inovasi
zaman dan kebutuhan masyarakat di era modern adalah bagian dari perubahan sosial.(Mudiarta
menjadikan beberapa pondok pesantren berevolusi 2017, 7)
4
Beragam definisi inovasi dikemukakan Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
oleh beberapa ahli dengan susunan kalimat dan selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
penekanan maksud yang berbeda namun pada belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
dasarnya mengandung pengertian yang sama. Di Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
antaranya dikemukakan oleh Ibrahim sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
mendefinisikan inovasi sebagai: Suatu ide, barang, yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila
kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekelompok orang, baik berupa hasil invensi sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
maupun diskoveri.(Sholawati 2019, 23) Dia. (QS. ar-Ra’d: 11).(Departemen Agama
Beberapa definisi yang menyatakan Republik Indonesia 2006, 199)
tentang inovasi tersebut memiliki penekanan yang Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami
sama yakni melakukan sebuah perubahan atau bahwa Islam pun mengajarkan kepada pemeluknya
perbaikan melalui suatu ide, hal-hal yang praktis, untuk selalu melakukan perubahan menuju masa
metode, cara, barang buatan manusia, yang diamati depan yang lebih baik. Islam memuliakan manusia
atau dirasakan sebagai sesuatu yang baru bagi sebagai khalifah di bumi dengan dibekali alam dan
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). akal untuk dapat mengelolanya. Hal ini
Dari perubahan atau perbaikan tersebut kemudian dimaksudkan agar manusia mampu memanfaatkan
dikembangkan berdasarkan ide-ide baru dan lebih potensi yang dimilikinya untuk kesejahteraan hidup
besar yang sesuai dengan perkembangan zaman di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
dan perubahan kebijakan yang sedang berlangsung. Adapun inovasi pendidikan adalah suatu
Dalam perspektif islam, beberapa ayat ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati
dalam al-Quran menjelaskan tentang tuntunan sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau
untuk mengembangkan kehidupan khususnya sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil
pendidikan dan mengarahkannya untuk invensi maupun diskoveri untuk mencapai tujuan
kepentingan masa depan. Seperti halnya yang pendidikan atau memecahkan masalah
dijelaskan dalam surat al-Hasyr ayat 18: pendidikan.(Rusdiana 2014, 25) Inovasi pendidikan
ُ ّلل َو ۡلت َن
ْس َّما قَ َّد َم ۡت ِلغ َٖۖد َوٱتَّقُواٞ ظ ۡر ن َۡف َٰٓ
َ َّ يَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ٱتَّقُواْ ٱ menjadi tujuan utama selain pembangunan,
ََ ون ُ لم َۡع ت ام ب ُۢ
ير ب خ
َ ّللٱ َّ
َ ِ ُ ِ َ َّ ِ َ َّ ٱ
ن إ ه
ّلل pengembangan serta pembaharuan pendidikan.
Artinya: Tujuan utama tersebut dimaksudkan untuk
Hai orang-orang yang beriman, menciptakan kualitas pendidikan yang lebih baik
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah daripada sebelumnya sekaligus disesuaikannya
setiap diri memperhatikan apa yang telah dengan perkembangan zaman yang identik dengan
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); berkembangnya ilmu teknologi.
dan bertakwalah kepada Allah, Pendidikan sendiri terbagi dalam beberapa
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui bagian. Dan pembahasan tentang konteks ini adalah
apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hasyr: terkait pada kurikulum yang memang memiliki
18).(Departemen Agama Republik pengaruh yang cukup dominan. Kurikulum sendiri
Indonesia 2006, 437) diartikan sebagai suatu program pendidikan yang
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman
memperingatkan orang-orang yang beriman agar belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
menatap masa depan. Dengan melakukan berbagai dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-
inovasi maka kita bisa mengembangkan berbagai norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam
hal khususnya ilmu pengetahuan demi masa depan proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai
yang lebih baik. tujuan pendidikan.(Marfuah 2016, 745)
Dalam ayat al-Quran yang lain, Penjelasan tersebut menunjukkan
menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan segala pentingnya kurikulum dalam meningkatkan
potensi sumber daya untuk melakukan perubahan kualitas pendidikan. Akan tetapi, seiring dengan
juga menjadi suatu keharusan bagi kehidupan di perkembangan zaman yang juga mempengaruhi
masa depan. Sumber daya tersebut yakni sumber model pendidikan dan teknologi yang berkembang
daya alam ataupun sumber daya manusia. pesat, maka dilakukanlah inovasi kurikulum.
Penjelasan tersebut dijelaskan pada surat ar-Ra’d Adapun yang dimaksud inovasi kurikulum adalah
ayat 11: suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu
dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang
ظونَهُۥ مِ ۡن أ َ ۡم ِر ٱ َّ ه
َ َّ ّللِ ِإ َّن ٱ
ّلل ُ ت ِم ُۢن َب ۡي ِن يَ َد ۡي ِه َومِ ۡن خ َۡل ِف ِهۦ يَ ۡح َفٞ ََلهُۥ ُم َع ِقب dianggap baru untuk memecahkan masalah-
ُ ََل يُغَيِ ُر َما بِقَ ۡو ٍم َحتَّى يُغَيِ ُرواْ َما بِأَنفُ ِس ِه ۡهم َو ِإذَآَٰ أ َ َرا َد ٱ َّّللُ بِقَ ۡوم
س َٰٓو ٗءا فَ ََل masalah pendidikan. Inovasi biasanya muncul dari
َم َر َّد لَهُۥه َو َما لَ ُهم ِمن دُونِ ِهۦ مِ ن َوا ٍل keresahan pihak-pihak tertentu tentang
penyelenggaraan pendidikan, dengan kata lain
5
bahwa inovasi itu ada karena adanya masalah yang 1. Tahap pengetahuan (knowledge), di mana
dirasakan.(Sanjaya 2015, 318) Pengertian tentang seseorang atau unit pengambil keputusan lain
inovasi kurikulum selalu disandingkan dengan membuka diri terhadap adanya inovasi serta
pembelajaran. Dimana erat kaitannya antara ingin mengetahui bagaimana fungsi inovasi
kurikulum dan pembelajaran yang berlangsung tersebut;
dalam dalam satu ikatan proses pendidikan. 2. Tahap persuasi (persuation), di mana
seseorang atau unit pengambil keputusan lain
Proses Inovasi Kurikulum mulai membentuk sikap menyenangi atau tidak
Proses inovasi pendidikan adalah menyenangi terhadap inovasi;
serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh individu 3. Tahap keputusan (decision), di mana seseorang
atau organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi atau unit pengambil keputusan lain melakukan
sampai menerapkan (implementasi) inovasi aktifitas yang mengarah kepada penetapan
pendidikan.(Sa’ud and Makmun 2009, 45) Proses untuk memutuskan menerima atau menolak
inovasi pendidikan memiliki peranan penting inovasi;
karena mancakup segala hal yang berhubungan 4. Tahap implementasi (implementation), di
dengan inovasi pendidikan. Dalam aktifitas atau mana seseorang atau unit pengambil keputusan
proses inovasi pendidikan yang dilakukan oleh lain menerapkan atau menggunakan inovasi;
setiap organisasi tentu berbeda dengan organisasi 5. Tahap konfirmasi (confirmation), di mana
lainnya. Hal tersebut dikarenakan kemampuan seseorang atau unit pengambil keputusan lain
tenaga ahli, dana yang tersedia dan motivasi untuk mencari penguatan terhadap keputusan inovasi
menuju tujuan dari inovasi pendidikan. yang telah dibuatnya.(Romli 2016, 33)
Adapun proses inovasi pendidikan
mempunyai empat tahapan, di antaranya: Berapa lama waktu yang dipergunakan
a. Invention (Penemuan) selama proses itu berlangsung akan berbeda antara
b. Development (Pengembangan) orang atau organisasi satu dengan yang lain
c. Diffusion (Penyebaran) tergantung pada kepekaan orang atau organisasi
d. Adoption (Penyerapan).(Kristiawan and Et.al terhadap inovasi. Demikian pula selama proses
2018, 14–15) inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi
Menurut Rogers menjelaskan bahwa perubahan yang berkesinambungan sampai proses
dalam upaya perubahan seseorang untuk itu dinyatakan berakhir.
mengadopsi suatu perilaku yang baru terjadi
berbagai tahapan pada orang tersebut, yakni: METODOLOGI PENELITIAN
1. Tahap awareness (kesadaran), yaitu tahap Obyek penelitian dalam penelitian ini
seseorang tahu dan sadar ada terdapat suatu yaitu Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan
inovasi sehingga muncul adanya suatu Jombang, salah satu pondok pesantren di Jombang.
kesadaran terhadap hal tersebut. Tepatnya berlokasi di Rejoso, Peterongan,
2. Tahap interest (keinginan), yaitu tahap Jombang. Pondok Pesantren Darul Ulum
seseorang mempertimbangkan atau sedang Peterongan Jombang merupakan salah satu dari 4
membentuk sikap terhadap inovasi yang telah pondok tertua di lingkungan Kabupaten Jombang.
diketahuinya tersebut sehingga ia mulai Pendidikan murni pesantren dan dikolaborasikan
tertarik pada hal tersebut. dengan pendidikan modern telah menjadikan
3. Tahap evaluation (evaluasi), yaitu tahap Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan
seseorang membuat putusan apakah ia Jombang memiliki banyak prestasi akademik
menolak atau menerima inovasi yang maupun non-akademik dalam lingkup lokal
ditawarkan sehingga saat itu ia mulai maupun nasional. Pembangan lembaga
mengevaluasi. pendidikannya terlihat cukup baik dengan
4. Tahap trial (mencoba), yaitu tahap seseorang ditandainya pengembangan Madrasah Ibtidaiyah
membuat putusan apakah ia menolak atau hingga Perguruan Tinggi. Akan tetapi keadaan
menerima inovasi yang ditawarkan sehingga ia tersebut bukan merupakan hasil secara langsung
mulai mencoba suatu perilaku yang baru. dikarenakan pendidikan awal yang menjadi sistem
5. Tahap adoption (adopsi), yaitu tahap seseorang di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan
memastikan atau mengkonfirmasikan putusan Jombang adalah model pendidikan tradisional.
yang diambilnya sehingga ia mulai Karena pada hakikatnya penelitian dengan
mengadopsi perilaku baru tersebut.(Romli menggunakan pendekatan kualitatif lebih
2016, 32) menekankan analisisnya pada proses penyimpulan
Selain itu, Rogers (dalam Romli) juga deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap
membagi proses keputusan inovasi, termasuk dinamika hubungan antar fenomena yang diamati,
inovasi pendidikan menjadi lima tahap, yaitu: dengan mengunakan logika ilmiah.(Darmawati,
6
Munjin, and Seran 2015, 18) Maka pendekatan pembaharuan dan juga perubahan. Hingga akhirnya
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendidikan harus mampu mengikuti, menopang
pendekatan kualitatif. Karena peneliti ingin dan mendukung perubahan dan pembaharuan yang
mengetahui secara mendalam mengenai proses terjadi. Ada yang melakukan dengan model
terjadinya inovasi kurikulum pendidikan islam dan memperbarui seluruh komponen yang ada dalam
wujud atau bentuk inovasi kurikulum pendidikan pendidikan. Ada pula yang hanya memperbarui
sekolah di Pondok Pesantren. sebagian.
Sedangkan jenis penelitian yang Segala proses tersebut merupakan proses
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis untuk meperbaiki, mengubah atau meningkatkan
penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang kualitas pendidikan dalam perkembangan era yang
bertujuan untuk mendeskripsikan atau melukiskan semakin meningkat. Selain itu juga memberi
realitas sosial yang kompleks yang ada di fasilitas yang sesuai atas tuntutan masyarakat yang
masyarakat.(Marsofiyati and Febriantina 2016, semakin beraneka ragam dan semakin meningkat di
210–11) Asumsi peneliti menggunakan jenis kehidupan modern seperti sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif dalam penelitian ini perubahan dan perbaikan secara terus menerus
dikarenakan peneliti ingin menggambarkan adalah mempersiapkan kualitas kehidupan yang
mengenai objek penelitian yang dijadikan bahan lebih baik di masa depan. Hal ini sejalan dengan
kajian dalam penelitian ini, khususnya mengenai firman Allah SWT dalam surat al-Hasyr ayat 18
bentuk-bentuk inovasi kurikulum pendidikan di tentang keharusan intropseksi diri demi
Pondok Pesantren, faktor-faktor yang menjadi mempersiapkan kehidupan hari esok yang lebih
penunjang dan penghambat pelaksanaan inovasi baik.
kurikulum pendidikan, dan hasil inovasi Ayat ini mengindikasikan pentingnya
pendidikan di Pondok Pesantren Darul Ulum upaya self control dalam menjaga kualitas diri dan
Peterongan Jombang. menjamin kehidupan yang lebih baik. Jika
Jenis data tidak bisa dipisahkan dengan dikaitkan dengan lembaga pendidikan, maka proses
sumber data karena dari sumber data yang berbeda- penjagaan kualitas dan perbaikan proses
beda, akan menghasilkan jenis data yang berbeda- pendidikan dilakukan melalui ide-ide kreatif yang
beda pula. Berkaitan dengan hal tersebut, Moleong bersifat membangun. Ide-ide baru ini kemudian
mengklasifikasikan jenis data dalam beberapa jenis lebih dikenal dengan istilah inovasi. Perumusan
yang masing-masing mempunyai ciri dan kegunaan tersebut bukan hanya dilakukan oleh pimpinan saja.
yang saling melengkapi yaitu observasi, semua Akan tetapi dalam perumusan dan aplikasinya
sumber tertulis, dan foto (dokumen), serta statistik harus didukung dan dilakukan oleh seluruh anggota
sebagai sumber data tambahan.(Budiyanto and suatu lembaga atau sebuah organisasi. Bentuk kerja
Machali 2014, 112) sama tersebut tentunya dilakukan hingga suatu
Data dan sumber data penelitian berasal program inovasi dikatakan berhasil menghasilkan
dari Person (narasumber), Place (Tempat atau output atau outcome yang sesuai dengan tujuan
Lokasi), dan Paper (Dokumentasi atau Arsip). yang dirumuskan pada awal pemrograman.
Dengan melihat sumber data tersebut, dalam Bukan hanya diartikan sebagai
pengumpulannya menggunakan Interview, menciptakan hal baru. Inovasi juga dimaknai
observasi, dan dokumentasi. Yang dilanjutkan sebagai solusi atas masalah yang ditimbulkan. Hal
dengan analisis data yang dimulai dengan tersebut dikemukakan oleh Hasan Langgulung
mereduksi data sehingga dengan demikian akan dalam memaknai inovasi. Menurutnya inovasi
memberikan gambaran yang lebih jelas dan dapat diartikan sebagai suatu ide baru, hal-hal yang
mempermudah peneliti untuk melakukan praktis, metode, cara, barang-barang buatan
pengumpulan data, selanjutnya penyajian data dan manusia yang diamati atau dirasakan sebagai
diakhiri dengan cara memverivikasi atau menarik sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok
kesimpulan dari fokus penelitian. orang untuk menjawab masalah yang
dihadapi.(Sholawati 2019, 23)
HASIL DAN PEMBAHASAN Solusi tersebut merupakan hasil karya
Inovasi Kurikulum Pendidikan Sekolah di baru untuk memecahkan problematika yang timbul.
Pondok Pesantren Dalam hal ini, pembahasan diarahkan pada
Perkembangan suatu zaman menuntut pendidikan dengan segala komponennya. Dengan
berbagai aspek kehidupan untuk mengikuti laju demikian inovasi dianggap mampu untuk
perkembangan tersebut. Hal tersebut juga berlaku menjawab tantangan atau sebagai solusi atas
bagi pendidikan yang memiliki peran penting problematika yang timbul dalam pendidikan. Yang
dalam kehidupan manusia. Atas hasil pendidikan pembahasan dalam penelitian ini dikhususkan pada
juga yang menjadi salah satu faktor bagi manusia inovasi kurikulum.
untuk berkreasi dan memunculkan ide
7
Darul Ulum Jombang kepada masyarakat menggunakan bahan ajar kitab klasik (kitab
umum. kuning). Sehingga masyarakat umum bukan
Bukan hanya itu, didirikannya sekolah hanya menikmati ilmu sains, sosial dan bahasa,
tersebut merupakan langkah baru dan cara tapi juga mendapat kesempatan untuk
untuk mengetahui melalui pembangunan SMA menikmati ilmu agama langsung. Ilmu tersebut
Darul Ulum 2. Everett M. Rogers bersumber dari kitab klasik di lingkungan
mengemukakan bahwa hal tersebut merupakan pondok pesantren. Metode penyampaiannya
suatu bentuk pengetahuan dalam proses juga berciri khas model atau metode
inovasi. Dimana seseorang atau unit pengambil pembelajaran pondok pesantren salaf.
keputusan lain membuka diri terhadap adanya Dari hasil paparan tersebut, tahap
inovasi serta ingin mengetahui bagaimana perumusan merupakan tahap dimana Majelis
fungsi inovasi tersebut.(Romli 2016, 32) Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum
Selain dibangun di luar lingkungan Pondok Jombang membuka diri terhadap adanya
Pesantren, tujuan lain dibangunnya sekolah inovasi terhadap pendidikannya. Hal tersebut
tersebut adalah cara yang ditempuh oleh tertuju pada kurikulum salaf yang dikenalkan di
Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul luar lingkungan santri. Sasaran utamanya yakni
Ulum Jombang dalam melihat respon masyarakat umum. Sehingga kemasan yang
masyarakat umum terhadap pendidikan coba ditawarkan yakni dengan model sekolah
pesantren. Selain memang model pendidikan umum yang memiliki model pembelajaran salaf
yang memang hanya ada di lingkungan pondok yang dipadukan dengan pembelajaran modern
pesantren saja, kitab kuning yang merupakan seperti pada umumnya.
bahan ajarnya belum dirasakan oleh 2. Tahap Penyesuaian. Pada tahap ini, kurikulum
masyarakat umum dengan pendidikan internasional (Cambridge) disesuaikan dengan
umumnya. sistem yang sudah berlangsung. Dalam hal ini
Pada proses awal ini, bukan hanya kurikulum yang digunakan menjadi 3
terpaku pada bagaimana langkah dan tujuan kurikulum secara bersamaan, yaitu kurikulum
dibangunnya SMA Darul Ulum 2 di luar Nasional, Cambridge dan kurikulum pondok
lingkungan pesantren. Pada sisi lain, pesantren.
dikembangkannya kurikulum internasional Setelah dipindahkan pada lingkungan
merupakan hal baru yang dilakukan oleh Ponpes Darul Ulum Jombang, Majelis
Majelis Pimpinan Pondok Pesantren ketika Pimpinan PPDU ingin lebih serius
memindahkan sekolah ke lingkungan pesantren. mengembangkan SMA Darul Ulum 2
Selain masih minimnya pesantren yang Unggulan Jombang. Berbagai bentuk usaha
memiliki sekolah umum, hal tersebut juga yang dikembangkan untuk menciptakan
menunjukan masih jarangnya sekolah pesantren pendidikan dengan kualitas baik terus menerus
yang memiliki kurikulum internasional. Apalagi dilakukan. Pembangunan fasilitas yang
dalam sekolah-sekolah tersebut masih memadai sebagai bentuk dukungan pada
melaksanakan kurikulum pesantren, kurikulum pendidikan terus dilakukan. Hal tersebut
sekolah (nasional) dan ada yang ditambah tentunya dilakukan untuk mengenalkan
dengan kurikulum internasional. Ditambah lagi pendidikan pesantren kepada masyarakat
dengan adanya pihak luar seperti BPPT yang dalam skala yang lebih besar. Bukan hanya
terlibat langsung dalam pengembangan bagi beberapa calon peserta didik yang hanya
teknologi pada proses pengembangan ingin memperdalam ilmu agama saja. Berbagai
pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren upaya tersebut salah satunya yakni dengan
Darul Ulum Jombang. mengadopsi kurikulum internasional
Hal yang demikian tentunya ada (Cambridge) sebagai kurikulum tambahan.
keterkaitan untuk mengenalkan dan Dalam tahap awal, pengaplikasian
memberikan fasilitas bagi masyarakat umum kurikulum internasional tidak langsung
dalam menikmati pendidikan pesantren. Jika dilakukan dalam skala besar yang ditujukan
dalam periode sebelumnya pendidikan bagi seluruh warga pesantren. Proses
pesantren hanya dikhususkan untuk yang minat pembaharuan biasanya harus mengalami suatu
memperdalam ilmu agama saja, akan tetapi pengembangan sebelum ia masuk dalam
langkah-langkah tersebut ditempuh sebagai opsi dimensi skala besar. Development sering sekali
lain cara menikmati pendidikan pesantren. Dan bergandengan dengan riset, sehingga
opsi tersebut merupakan sebuah tawaran yang procedure research and development
membedakan dengan sekolah di luar pesantren. merupakan sesuatu yang biasanya digunakan
Yakni dengan model pembelajaran yang masih dalam pendidikan.(Sahibudin 2018, 85)
dibalut dengan model klasik dan dengan
9
melanjutkan serta ditujukan bagi seluruh dan termasuk hal lain yang mendukung
siswa. Keputusan tersebut tentunya didapat pendidikannya.
dari hasil uji pengamatan terhadap hasil belajar Pada sisi lain, dengan meningkatnya
siswa selama diadakannya proses bimbingan kualitas sekolah, turut meningkatkan daya tarik
dan checkpoint. Roger (dalam Romli) dari lembaga sekolah dan lembaga pondok
menjelaskan bahwa tahap tersebut merupakan pesantren. Utamanya dalam pelaksanaan ujian
tahap evaluasi. Dimana tahap tersebut sertifikasi Cambridge. Salah satu buktinya
dimaknai sebagai tahap seseorang membuat adalah adanya beberapa sekolah yang berada
putusan apakah ia menolak atau menerima di daerah Jawa Timur sudah bergabung untuk
inovasi yang ditawarkan sehingga saat itu ia mengikuti sertifikasi. Menurut Roger (dalam
mulai mengevaluasi.(Sahibudin 2018, 89) Wijaya) dalam proses inovasi, terdapat suatu
Dalam proses pengamatan ujian sertifikasi proses persebaran ide baru dari sumber
sendiri. Ujian yang memang dikhususkan bagi invention-nya kepada pemakai atau penyerap
siswa yang berprestasi dalam bidang akademik yang terakhir.(Syafaruddin, Asrul, and
tersebut merupakan cerminan untuk Mesiono, n.d., 29–30)
menentukan langkah dalam pelaksanaan Penyebaran dan pengenalan dilakukan
sertifikasi pada tahap selanjutnya. Bukan dengan adanya SSO (Sains and Social
hanya itu, Majelis Pimpinan juga Olympiads) yang diselenggerakan oleh SMA
melaksanakan sistem kontrol terhadap Darul Ulum 2. Olimpiade tersebut ditujukan
pelaksanaan sertifikasi Cambridge di SMA untuk tingkat SMP se-derajat tingkat Jawa
Darul Ulum 2. Kontrol tersebut bersandar dari Timur pada tahap awal dan tingkat nasional
laporan terdiri dari laporan hasil belajar siswa, pada masa sekarang. Sehingga dalam
hasil sertifikasi dan keikutsertaan sekolah lain penyelenggaraannya mampu dijadikan sebagai
yang dilaksanakan oleh pimpinan sekolah. ajang untuk promosi sekolah.
Sebagai lembaga tertinggi dalam lingkungan 4. Tahap dukungan. Pada tahap ini sekolah
Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, melakukan tindakan sebagai bentuk dukungan
Majelis Pimpinan memiliki peranan yang vital terhadap inovasi kurikulum. Misalnya
terutama dalam hal perijinan dan pembelajaran di kelas bukan hanya
pengembangan sarana prasarana pendukung menggunakan bahasa Indonesia sebagai
segala aktivitas pendidikan di lingkungan pengantar tetapi menggunakan bahasa Inggris
Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang. dan bahasa Arab, diberlakukannya sistem
Disadari bahwa memasukan dan reward dan punishment dalam pelaksanaan
mengadopsi kurikulum baru serta inovasi kurikulum tersebut.
menggabungkannya dalam kurikulum yang Sebagai bentuk aplikasi adaption dan
sudah berlaku memberikan dampak yang adoption, pembelajaran di kelas bukan hanya
cukup signifikan bagi perkembangan lembaga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
pendidikan. Termasuk pada yang terjadi bagi pengantar penyampaian materi di dalam kelas.
SMA Darul Ulum 2 beserta lingkungan Sebagai bentuk tindak lanjut pelaksanaan
sekitarnya. Sehingga sekolah sebagai kurikulum internasional. Dengan pembiasaan
pelaksana mampu meningkatkan kualitas pada model dan metode pembelajaran setiap
kurikulum nasional dan kurikulum harinya. Definisi proses pembaharuan dan
pesantrennya. Dan peningkatan tersebut dapat difusi dalam butir-butir berikut ini:
dijadikan sebagai alat pendukung kurikulum penerimaan, melebihi waktu biasanya, dari
internasional. Rogers (dalam Romli) beberapa item yang spesifik, ide atau
menjelaskan bahwa dalam proses inovasi praktek/kebiasaan, oleh individu-individu,
terdapat tahap dimana seseorang atau unit grup, atau unit-unit yang dapat mengadopsi
pengambil keputusan lain melakukan aktifitas lainnya berkaitan, saluran komunikasi yang
yang mengarah kepada penetapan untuk spesifik, terhadap struktur sosial, dan terhadap
memutuskan menerima atau menolak sistem nilai atau kultur tertentu.(Kristiawan
inovasi.(Romli 2016, 33) and Et.al 2018, 15) Sebagai kelanjutan bentuk
Memang dirasakan bahwa dampak cukup pembiasaaan tersebut, pada setiap kamis dan
signifikan dari pelaksanaan sertifikasi minggu sekolah menerapkan sistem reward
Cambridge. Hal tersebut dirasakan oleh khusus dan punishment terhadap proses penggunaan
SMA Darul Ulum 2 dan lingkungan Pondok bahasa asing. Selain itu, sekolah
Pesantren Darul Ulum Jombang pada memberdayakan guru-guru dan buku ajar
umumnya. Proses adopsi tersebut dapat nasional yang dicetak ulang dengan
memberi kesempatan bagi sekolah untuk menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa
meng-upgrade kualitas pendidikan, lembaga
11
pengantarnya layaknya modul yang digunakan ada beberapa hal yang dirubah dalam
dalam bimbingan sertifikasi Cambridge. pelaksanaan sertifikasi Cambridge di masa
Dengan melihat proses dan hasilnya, sekarang. Tahap yang demikian, dijelaskan
Majelis Pimpinan Pondok Pesantren mulai Rogers (dalam Romli) sebagai tahap adoption
mengembangkan untuk lembaga sekolah lain (adopsi). Tahap tersebut diartikan sebagai
yang berada di lingkungan Pondok Pesantren tahap seseorang memastikan atau
Darul Ulum Jombang. Akan tetapi sekolah mengkonfirmasikan putusan yang diambilnya
sebagai pengembang sistem mengambangkan sehingga ia mulai mengadopsi perilaku baru
model dan metode tersebut dengan kemasan tersebut.(Wadu’ud and Bahfiarti 2016, 133)
serta tingkat tuntutan yang berbeda dari SMA Jika pada periode sebelumnya sertifikasi
Darul Ulum 2. hanya dikonsentrasikan pada subject yang
Hasil adaption dan adoption dalam serumpun dengan jurusan MIPA dan IPS, pada
pengembangan kurikulum camabridge, masa sekarang sekolah sebagai penyelenggara
dianggap mampu diaplikasikan pada sekaligus centre menambah beberapa subject
kurikulum nasional dan kurikulum pesantren. yang dapat digunakan siswa untuk kelanjutan
Rogers (dalam Romli) menjelaskan bahwa studi di perguruan tinggi. Sesuai dalam
dalam tahap implementasi (implementation) pedoman kurikulum Cambridge, beberapa
dalam proses inovasi merupakan dimana subject tersebut ada yakni Arabic, Geography,
seseorang atau unit pengambil keputusan lain dan Islamiyat.
menerapkan atau menggunakan Bukan berhenti pada adopsi subject baru
inovasi.(Dacholfany 2016, 23) Dari adaption saja. Hal lain yang dilakukan Cambridge
dan adoption, guru mampu mengembangkan selaku penyelenggara utama sertifikasi
metode belajar yang diaplikasikan bagi siswa melakukan sistem upgrade dan update
terutama pada kurikulum nasional. Beberapa terhadap metode dan model soal, materi, media
metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, cara serta bagaimana
menyampaikan materi yakni diskusi, kuis, penyampaian materinya. Hal tersebut menjadi
game, presentasi, tutor sebaya, siswa sebagai rutinitas yang dilakukan oleh sekolah dengan
guru, studi kasus, praktikum dan lain Cambridge. Hal yang demikian disebut Rogers
sebagainya. Dari metode tersebut, siswa dilatih (dalam Romli) sebagai tahap konfirmasi
untuk bisa mandiri dalam memecahkan (confirmation). Tahap tersebut diartikan
persoalan yang ada dalam materi pelajaran. sebagai tahap dimana seseorang atau unit
5. Tahap evaluasi. Tahap ini menjadi bentuk pengambil keputusan lain mencari penguatan
koreksi atas program yang dilaksanakan terhadap keputusan inovasi yang telah
khususnya program sertifikasi Cambridge. dibuatnya.(Dacholfany 2016, 23) Dalam
Tahap evaluasi ini dilaksanakan oleh pihak proses tersebut, fokus bukan hanya terpaku
SMA Darul Ulum 2 dan tim panitia sertifikasi pada satu subject atau satu level saja.
serta guru juga melaksanakan evaluasi. Sekolah diberi kesempatan dan hak yang
Proses evaluasi bukan hanya dilakukan sama untuk mengirimkan delegasi untuk
oleh pimpinan sekolah, tapi juga tim panitia semua subject dan level yang menjadi
sertifikasi dan guru juga melaksanakan konsentrasi atau yang disertifikasikan. Tapi
evaluasi. Bagi pimpinan sekolah dan tim tetap dengan 2 delegasi untuk masing-masing
panitia sertifikasi, evaluasi dilakukan pada centre Cambridge. Pelatihan tersebut
program-program sekolah dan sertifikasi apa merupakan bentuk tanggung jawab yang
saja yang dipandang kurang mampu dilakukan oleh pihak Cambridge atas
mendukung mewujudkan visi, misi dan tujuan pengembangan model soal, materi dalam
sekolah. Sedangkan evaluasi yang dilakukan modul dan metode penyampaian materi.
guru hanya terkait pada pelaksaan proses Feedback bukan terhenti pada proses
pembelajaran di kelas. pengiriman delegasi untuk mengikuti
Namun setelah berjalan lancar dan pelatihan. Ada bentuk tindak lanjut yang
membuahkan hasil yang positif, dilakukan oleh sekolah pada guru delegasi. Hal
pengembangan inovasi kurikulum tetap harus yang dilakukan yakni memberi tugas tambahan
dilakukan. Hal ini dalam rangka untuk mengajarkan kembali kepada guru-guru
menyempurnakan inovasi menjadi lebih baik. yang tidak mengikuti pelatihan.
Begitu pula di SMA Darul Ulum 2, Pasca
pelaksanaan sertifikasi Cambridge yang sudah KESIMPULAN DAN SARAN
berlangsung dalam beberapa tahun serta Proses inovasi kurikulum di SMA Darul
didukung dengan prestasi siswa dalam hal Ulum 2 dilakukan melalui lima tahap, yaitu tahap
kelanjutan studi siswa pada perguruan tinggi, awal atau perumusan, tahap penyesuaian, tahap
12
penetapan, tahap dukungan atau confirmasi, dan Islamic Studies Center Aswaja Lintang
tahap evaluasi atau koreksi. Penjelasan secara rinci Songo Piyungan Bantul Yogyakarta.” Jurnal
adalah sebagai berikut: Pendidikan Karakter IV (2): 108–22.
a. Tahap awal, sekolah yang didirikan oleh Dacholfany, M. Ihsan. 2016. “Peranan
pihak Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Pengambilan Keputusan Dalam Rangka
Darul Ulum Jombang tersebut ditujukan Menciptakan Inovasi Di Bidang Pendidikan.”
untuk mengenalkan model pendidikan Dewantara 1 (1): 16–28.
pesantren yang khusus ditujukan untuk
masyarakat umum. Darmawati, R Akhmad Munjin, and G Goris Seran.
b. Tahap Penyesuaian. Pada tahap ini, 2015. “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah
kurikulum internasional (Cambridge) Terhadap Kinerja Guru Di Smp Negeri 1
disesuaikan dengan sistem yang sudah Parung Kecamatan Parung Kabupaten
berlangsung. Bogor.” Jurnal Governansi 1 (April): 13–24.
c. Tahap penetapan. Pada tahap ini sekolah Departemen Agama Republik Indonesia. 2003.
melakukan penetapan terhadap kelanjutan Pondok Pesantren Dan Madrasah:
sistem adopsi kurikulum internasional Pertumbuhan Dan Perkembangannya.
dengan melihat dan mempertimbangkan Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.
beberapa kelebihan, kekurangan serta
kebutuhan di masa yang akan datang. ———. 2006. Al-Quran Dan Terjemahannya.
Bandung: PT. Dipenogoro.
d. Tahap dukungan. Pada tahap ini sekolah
melakukan tindakan sebagai bentuk Hakim, Muhammad Nur. 2016. “Implementasi
dukungan terhadap inovasi kurikulum. Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
e. Tahap evaluasi. Tahap ini menjadi bentuk Mewujudkan Sekolah Islam Unggulan.”
koreksi atas program yang dilaksanakan Nidhomul Haq : Jurnal Manajemen
khususnya program sertifikasi Cambridge. Pendidikan Islam 1 (2): 104–14.
Inovasi kurikulum yang dilakukan oleh https://doi.org/10.31538/NDH.V1I2.7.
SMA Darul Ulum 2 berkaitan erat, relevan, dan ———. 2019. “Manajemen Hubungan Masyarakat
cocok dengan kurikulum Pondok Pesantren Darul Dalam Mengembangkan Lembaga
Ulum baik terhadap kurikulum pondok pesantren Pendidikan (Studi Kasus Di SMK Negeri 1
berbentuk kurikulum sekolah maupun kurikulum Dlanggu Mojokerto).” Nidhomul Haq :
asrama. Dalam hal tujuan, inovasi kurikulum di Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 4 (1):
SMA Darul Ulum 2 tidak bertentangan dengan 121–39.
tujuan Pondok Pesantren Darul Ulum dan bahkan https://doi.org/10.31538/ndh.v4i1.245.
melengkapi tujuan dari Pondok Pesantren Darul
Ulum. Sedangkan dalam hal pendidikan, inovasi Hakim, Muhammad Nur, and Fitriani Dwi Rahayu.
kurikulum yang dilakukan SMA Darul Ulum 2 2019. “Pembelajaran Saintifik Berbasis
sejalan terhadap kurikulum Pondok Pesantren Pengembangan Karakter.” Nazhruna: Jurnal
Darul Ulum. Pendidikan Islam 2 (1): 1–27.
https://doi.org/10.31538/nzh.v2i1.148.
DAFTAR PUSTAKA Heryawan Asnawi, Yudha, and Endriatmo
Soetarto. 2016. “Katabolisme Ruang Dan
AR, Zaini Tamin. 2015. “Pesantren Dan Politik Utilisasi Komunitas Sebagai Strategi
(Sinergi Pendidikan Pesantren Dan Kebertahanan Pesantren.” Sodality: Jurnal
Kepemimpinan Dalam Pandangan KH . M . Sosiologi Pedesaan 4 (1): 1–9.
Hasyim A Sy ’ Ari ).” Jurnal Pendidikan https://doi.org/10.22500/sodality.v4i1.14409.
Agama Islam 3 (2): 323–45. Kristiawan, Muhammad, and Et.al. 2018. Inovasi
Aziz, Helmi, and Nadri Taja. 2016. Pendidikan. Wade Group. 1st ed. Ponorogo:
“Kepemimpinan Kyai Dalam Menjaga Wade Group.
Tradisi Pesantren.” Ta’dib: Jurnal Marfuah, Siti. 2016. “The Implementation of
Pendidikan Islam 5 (1): 9–18. Policy Curriculum Based Culture in Senior
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tadib/a High School 11 Yogyakarta.” Jurnal
rticle/view/2123. Kebijakan Pendidikan 5 (7): 743–52.
Budiyanto, Mangun, and Imam Machali. 2014. Marsofiyati, and Susan Febriantina. 2016.
“Pembentukan Karakter Mandiri Melalui “Pemberdayaan Komite Sekolah Dalam
Pendidikan Agriculture Di Pondok Pesantren Meningkatkan Efisiensi Pengelolaan Sekolah
13