3319-Article Text-9262-1-10-20221215

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

Pembelajaran Berdiferensiasi Metode Metakognisi Berbasis


Computational Thinking Di Era Merdeka Belajar

Rusmini
Universitas Potensi Utama
Jl. K.L Yos Sudarso Km, 6,5, No. 3-A, T. Mulia, Medan 20241
rusminiponsan@yahoo.co.id, rusmini@potensi-utama.ac.id

Abstract. This study aims to describe differentiated learning using metacognition methods
based on computational thinking in the era of independent learning. The metacognition method
is a learning method in which students are directed to prioritize their metacognitive abilities by
using the FERA model, namely Focus, Explore, Reflex, and Apply. This model is based on
constructivism theory with four stages starting from computational thinking which includes
logical thinking, algorithm thinking, decomposition, pattern recognition, abstraction, modeling,
and evaluation. Differentiated learning with the application metacognition method with the
FERA model is very important to be applied in the free period of learning because students
must be trained to focus their thinking in every situation and explore so that they are trained to
be flexible in every different situation, which is a demand in a multi-problem era. This research
was applied at the Potential Utama University Management Study Program in 2 classes. Class
MM A Pagi as an experimental class with 30 students and class MM B Pagi as a control class
with 30 students. After conducting research and evaluating by providing problems that were
solved based on computational thinking, the results obtained that students' statistical abilities
increased significantly. Students are very motivated during learning
Keywords: Differentiated Learning, Metacognition Method, Computational Thinking, Independent
Learning

1. Pendahuluan

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran alternatif yang disepekati oleh petinggi kependidikan di
seluruh dunia dalam menyikapi pandemic, yang bertujuan agar Pendidikan tetap berjalan sebagai
mana adanya walaupun tatap muka dan kondisi berkerumun di batasi. Namun semua kegiatan dan
semua alternatif yang diwujudkan tentunya ada sisi positif dan negative. Begitu juga halnya pada
pembelajaran daring, yang mana berdasarkan analisis yang dilakukan baik itu oleh guru sebagai
pendidik juga pengamat Pendidikan bahwa pembelajaran daring dari sisi hasil yang bisa diperoleh
oleh siswa atau mahasiswa sangat kurang. Begitu juga hasil wawancara yang kita lakukan kepada
siswa yang bersangkutan. Mereka berpendapat bahwa pada saat zoom meeting banyak mereka yang
kurang paham apa yang dijelaskan oleh guru atau dosen. Hal itu bisa karena jaringan yang tidak bagus,
penyampaian yang mungkin tidak bisa dipahami oleh siswa atau mahasiswa dan juga karena materi
yang disampaikan dikompres sedemikian rupa agar bisa di sajikan sesuai dengan waktu yang ada pada
saat zoom.(Halimatusadiya et al., 2022) Ini merupakan pengamatan secara umum artinya bukan
khusus pembelajaran matematika.

229
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

Khusus untuk pembelajaran matematika tentang masalah penguasaan materi yang disajikan pada
saat pembelajaran daring sangat memprihatinkan artinya sangat kurang dipahami oleh siswa maupun
oleh mahasiswa. Hal ini berdasarkan observasi dari hasil ujian yang dilakukan selama satu semester
baik itu secara langsung maupun secara pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. Bahkan saat
kita sebar angket hasil angket mengatakan bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan dengan
pembelajaran daring sangat kurang, ini angket yang disebar pada kelompok mahasiswa. Untuk
kelompok anak SD kita observasi dan melakukan wawancara kepada orang tua siswa, mereka sangat
mengeluh karena mereka jadi bekerja keras memberikan penjelasan tambahan bila anak mereka
mengerjakan pekerjaan rumah , karena anak mereka kurang menguasai bagaimana cara menyelesaikan
masalah tersebut. (Putria et al., 2020) Ini merupakan masalah yang sangat penting, kita sebagai
pendidik berkewajiban untuk mencari solusi yang dihadapi. Walaupun masa sekarang pandemic sudah
berangur angsur pulih dan kita semua menghadapi new normal yang mana segala hal yang
berhubungan dengan pembelajaran mulai berangsur membaik seperti semula.
Keadaan yang membaik bukan berarti pendidik harus tenang tanpa berupaya untuk membuat
pembelajaran jauh lebih memotivasi dan memicu kreativitas siswa atau mahasiswa. (Dwi Chaerunisa,
2019). Namun sesuai dengan perkembangan zaman dan kondisi serta keadaan siswa atau mahasiswa
maka pembelajaran berdisferensiasi merupakan suatu alternatif yang baik untuk diterapkan baik itu di
sekolah maupun di universitas yang harus disesuaikan dengan program kampus merdeka. Kampus
merdeka dengan pembelajaran berdiferensiasi berbasis ICT (Sari & Priatna, 2020) merupakan suatu
hal yang berdampingan. Artinya pembelajaran berdifrensiasi akan terwujud dengan adanya kampus
merdeka yang apresiasi pendidik disini sangat luas untuk merancang proses pembelajaran sesuai
dengan karakter mahasiswa di kelas yang di ajar. Ada bermacam macam pembelajaran berdiferensiasi,
adapun pembelajaran berdiferensiasi yang penulis terapkan adalah pembelajaran dengan metode
metakognisi.
Metode metakognisi adalah suatu metode pembelajaran yang mana mahasiswa di arahkan untuk
mengedepankan kemampuan metakognisinya. Cara memaksimalkan atau mengedepankan kemampuan
metakognisinya dengan menggunakan Model FERA (Focus, Eksplor, Reflex dan Apply ). Adapun
Model FERA (Komarudin et al., 2022) adalah suatu model pembelajaran yang dapat dijadikan
alternatif dalam menigkatkan kemamapuan metakognitif dan kemampuan statistik mahasiswa. Model
pembelajaran FERA didasari teori konstruktivisme (Suparlan, 2019). Konstruktivisme merupakan
bagaimana menghasilkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, dengan kata lain bahwa bagaimana
memadukan sebuah pembelajaran dengan melakukan atau mempraktikkan dalam kehidupannya
supaya berguna untuk kemaslahatan. Model pembelajaran FERA merupakan model pembelajaran
yang memiliki empat tahap (Budiman et al., 2019) yaitu, tahap pertama focus, mengklarifikasi
pengetahuan awalnya tentang suatu konsep, (Waluyati, 2020). Explore merupakan kegiatan dimana
siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indra melalui pengamatan, percobaan,
penyelidikan dan wawancara (Supriadi, 2019) . Reflect adalah cara siswa berfikir tentang apa yang
terjadi atau baru saja dipelajari (Aprilijanti, 2009), and apply atau yang sering disebut menerapkan.
Pada tahap ini siswa menerapkan suatu konsep ketika siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah
(Yesi Arikarani, 2021) . Model Pembelajaran FERA adalah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh NSRC (Yanuar Asmara, 2018). Model pembelajaran FERA ini pada saat penerapannya
menggunakan metode atau strategi metakognitif
Metode atau strategi metakognitif ini ada 4 tahapan (Maharani et al., 2021) , Adapun tahapannya
adalah Preparing, Doing, Checking, dan yang terakhir tahap Assesing and Following-Up. Pada tahap
Preparing mahasiswa dibimbing dengan memberikan contoh dan penguatan serta motivasi hal-hal
yang berkenaan dengan tema pembelajaran dengan memberikan pertanyaan pertanyaan metakognisi
seperti: apa yang harus kamu lakukan dan mengapa kamu menggunakan strategi tersebut dalam
menyelesaikan masalah. Pada tahap Doing dan Checking, siswa membangun pengetahuan secara
kontruktivis dan memonitor kebenaran pengetahuan yang dibangun dengan menggunkan model FERA
(Focus, Eksplor, Reflex dan Apply). Artinya pada saat mahasiswa doing mereka harus benar-benar
focus dan secara konstruktivis mereka mengeksplor kemampuan yang mereka miliki sehingga

230
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

akhirnya mereka bisa mengapplikasi pada masalah yang mereka hadapi. Pada saat refleksi mahasiswa
harus menyadari apa yang telah mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah mereka dan berbasis
computational thinking artinya mereka dituntun untuk mengerjakan sesuatu dari hal yang kecil secara
bertahap dan menganilisis serta mengevaluasi hasil kerja mereka dengan baik sehingga diperoleh suatu
tatanan kerja generasi muda diera industri 4.0 dengan sangat kompleks, sistematis dan bernuansa
digitalisasi. Selanjutnya hasil kerja mahasiswa kita beri penilaian dan di folow Up kendala serta hal-
hal yang membuat mahasiswa tidak memahami atau yang lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka penulis membuat penelitian dengan
judul Pembelajaran Berdiferensiasi Metode Metakognisi Berbasis Computational Thinking Di Era
Merdeka Belajar yang bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran berdiferensiasi dengan metode
metakognisi berbasis computational thinking yang mana sangat penting diterapkan di masa merdeka
belajar dimana kemampuan metakognisi sangat memegang peranan sehingga perlu dimaksimalkan
pada saat pembelajaran. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran metode
metakognisi materi yang digunakan pada penelitian ini adalah mata kuliah statistika ekonomi pada
topik distribusi frekuensi. Mahasiswa diberi persoalan tentang membuat tabel distribusi frekuensi
dengan menggunakan cara manual dan cara berbantuan SPSS 25.

2. Metode
Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (Pramesti et al., 2019), (Pramesti et al.,
2019) yang mana kelas MM B Pagi sebagai kelas control dengan pembelajaran konvensional dan MM
A Pagi adalah kelas eksperimen dengan memberikan tindakan pada saat pembelajaran dengan metode
atau strategi metakognisi dengan model FERA berbasis Computational Thinking. Pada saat
Preparing mahasiswa disajikan dan dimotivasi dengan menyajikan vidio pembelajaran yang
membahas tentang materi dan kegunaan atau penerapan tema materi dengan menggunakan
aplikasi SPSS (Pramesti et al., 2019), Selanjutnya mahasiswa diberi Problem dan disinilah
mahasiswa focus dengan komputernya dalam mengerjakan penyelesaian masalah berbasis
Computational Thinking. Mahasiswa juga mengeksplor kemampuan mereka dan menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki baik yang diperoleh di bangku kuliah atau pengetahuan yang
diperoleh diluar jam kuliah (makna kampus merdeka). Adapun peta konsep pembelajaran
dengan metode Metakognisi dan Model FERA pada penelitian ini adalah sebagai berikut,

231
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

Gambar 1.1 Peta Konsep Pembelajaran Metode Metakognisi Berbasis


Computational
Selanjutnya untuk desain penelitian ini disajikan Thinking
pada Gambar 2 berikut,

Tabel 1 Desain Penelitian


O1 X O3
O2 X O4

Sumber : Dimodifikasi (Lestari, K.E dan Yudhanegara, 2015)


Keterangan :
O1: Pre Tes Kelas Kontrol
O2: Pre Tes Kelas Eksperimen
X : Perlakuan
O3 : Post Tes Kelas Kontrol
O4 : Post Tes Kelas Eksperimen
Berdasarkan desain penelitian di atas dapat dijelaskan bahwa pada kelas eksperimen diberi tindakan yaitu
pembelajaran dengan menggunakan metode metakognisi dengan model FERA selanjutnya pada kelas kontrol
diberi tindakan dan pembelajaran dengan pembelajaran komvensional . Selanjutnya di evaluasi dengan
memberikan suatu problem yang diselesaikan dengan berbasis ICT yaitu program SPSS untuk mengola data
hasil eksperimen mahasiswa. Adapun problem yang diberikan pada mahasiswa yaitu : menyusun tabel distribusi
frekuensi dari tinggi badan mahasiswa kelas MM A Pagi dan MM B Pagi yang mana mahasiswa menyusun
dengan cara manual dan menggunakan SPSS. Berikut ini disajikan hasil kerja mahasiswa pada pembelajaran
menggunakan metode metakognisi dengan model FERA dan pembelajaran dengan model konvensional.

Gambar 1 Hasil Kerja Kelas pada pembelajaran dengan metode Metakognisi

Berdasarkan Gambar 1 di atas terlihat mahasiswa membuat tabel distribusi frekuensi dengan cara manual
maupun dengan bantuan SPSS, yang mana mahasiswa focus dalam pembelajaran dan mengeksplor pengetahuan
yang mereka dapat baik dari pembimbing maupun mereka dapatkan diluar jam tatap muka, walaupun
pembimbing belum menjelsakan secara keseluruhan. Namun mahasiswa sudah bisa mengerjakan tugas yang
diberikan. Sebaliknya untuk kelas control dengan pembelajaran konvensional terjadi sebaliknya, dimana hasil
pekerjaan mahasiswa dapat di lihat pada Gambar 2 berikut,

232
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

Gambar 2 Hasil kerja Mahasiswa pada pembelajaran konvensional

Pada Gambar 2 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil kerja mahasiswa tidak sesuai dengan yang diharapkan
oleh pembimbing yang mana mahasiswa tidak Fokus dalam menyimak contoh-contoh yang telah disajikan baik
itu dari penyajian dengan power poin maupun materi yang dishare via wa Group dan vidio yang ditayangkan
oleh pembimbing. Mahasiswa kurang mengeksplor kemampuan metakognisi yang mereka miliki dan mereka
asal menjawab tidak menganalisis dari jawaban mereka.

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan uji coba pada kelas control dan kelas eksperimen dengan memberikan pre tes sebelum ada tindakan
dan postes setelah diberi tindakan maka diperoleh data hasil berupa nilai Statistik Ekonomi Mahasiswa kelas
MMa Pagi dan MM B Pagi. Adapun hasil nilai statistik ekonomi mahasiswa berupa nilai rata-rata pretes dan
postes di sajikan pada tabel berikut,

Tabel 2 Hasil Pre Dan Post Tes Kemampuan Statistik Mahasiswa


Nilai Rata-rata
Kelas
Pre Tes Pos Tes
Eksperimen 69.8 86.57

Kontrol 70.9 72.57

Sumber: Hasil Penelitian Bulan Oktober 2022

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa pretes pada kelas eksperimen dan kelas control hampir sama
yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 69,8 dan kelas control 70,9. Setelah diberi perlakuan terlihat bahwa pada
kelas eksperimen dengan metode metakognisi dan model FERA terjadi peningkatan yang signifikan dan terlihat
perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas control yaitu untuk kelas control nilai rata-rata 72,57 dan kelas
eksperimen sebesar 86,57 . Selanjutnya data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya untuk melihat
apakah sebaran data tersebut homogen dan normal. Kedua syarat terpenuhi kemudian dilakukan uji perbedaan
dengan menggunakan uji t dengan uji beda dua sampel independent dengan IBM SPSS 25. Adapun hasil
pengujian tersebut disajikan pada tabel 3 berikut,

233
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

Tabel 3 Hasil Uji t Independen Sampel


Independent Samples Test
Levene’s Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Std. 95% Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differe Differe Difference
F Sig. t df tailed) nce nce Lower Upper
Eksperime Equal 6.828 .011 12.39 58 .000 14.0000 1.12991 11.738 16.26177
n variances 0 0 23
assumed
Equal 12.39 51.92 .000 14.0000 1.12991 11.732 16.26742
variances 0 3 0 58
not
assumed

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai t diperoleh 51,92 pada Equal variances not assumed
signifikansinya 0,011 lebih kecil dari 0,05, maka terima H1 dan tolak H0 dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar statistika kelas eksperimen dan kelas control ada perbedaan pada α = 5%. Dengan kata lain
bahwa pembelajaran Berdiferensiasi Metode Metakognisi Berbasis Computational Thinking Di Era
Merdeka Belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan statistik mahasiswa MM
A pagi hal ini senada dengan penelitian (Pane et al., 2022), (Aisyah, 2019), Pembelajaran dengan
memaksimalkan metakognisi(R.Rusmini, F.S.W.Harahap, Astuti et al., n.d.), (Rusmini et al., 2020)
dipadu dengan Computational Thinking bisa menjadi suatu alternatif belajar dan bisa memotovasi
mahasiswa pada saat pembelajaran, dan menciptakan situasi yang kondusif dimana siswa focus
dengan laptopnya sambil mengeksplor kemampuan mereka masing-masing. Dengan situasi yang
demikian maka kebosanan mahasiswa terhadap pembelajaran diminimalkan. Alasannya mereka sadar
bahwa belajar statistika tidak sesulit yang dibayangkan oleh mahasiswa pada umunya. Hal ini juga
menjadi bagian dari kampus merdeka atau merdeka belajar. Hal senada dengan penelitian (Kusuma &
Nisa, 2019), (Kusuma & Nisa, 2019),

4. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi metode
metakognisi berbasis computational thinking di era merdeka belajar sangat berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan statistik ekonomi mahasiswa MM A Pagi hal ini di karenakan mahasiswa belajar dengan situasi
yang sangat santai dan tidak terpaku dengan hitungan yang monoton. Artinya mahasiswa focus dan asyik dengan
laptopnya yang dibarengi dengan pengolahan data yang sangat mudah sehingga mahasiswa termotivasi dalam
pembelajarannya. Berbeda dengan kelas control yang tidak digunakan model FERA pada saat pembelajaran,
mahasiswa hanya diberi tugas yang sama. Berdasarkan evaluasi yang penullis lakukan maka dapat dilihat dan
disimpulkan adanya perbedaan hasil yang signifikan baik itu kemampuan statistiknya ataupun motivasi
belajaranya. Semoga pembelajaran ini bisa menjadi alternatif pembelajaran di era merdeka belajar untuk materi
materi yang lain.

234
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

Daftar Pustaka
Aisyah. (2019). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal
Basicedu, 3(2), 524–532.
Aprilijanti, E. (2009). Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Kesebangunan melalui Metode
Pembelajaran Model Kontekstual Berbasis Masalah pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 2
Madiun. 2(1), 1–118.
Budiman, D. M., Gumilar, S., & Rizal, R. (2019). Meningkatkan Kemampuan Kognitif Mahasiswa
Calon Guru IPA SD Melalui Model Pembelajaran FERA. WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika),
4(1), 18. https://doi.org/10.17509/wapfi.v4i1.15769
Dwi Chaerunisa, F. (2019). Membangun Kreatifitas Dan Inovatif Peserta Didik Melalui Internet
Sebagai Media Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 678–687.
Halimatusadiya, Ririn Andriani Kumala Dewi, & Khoimatun. (2022). Analisis Pelaksanaan
Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP
UNMA, 8(1), 229–235. https://doi.org/10.31949/educatio.v8i1.1888
Komarudin, K., Rahmawati, N. D., Anggoro, B. S., Suherman, S., & Arfina, S. (2022). Meningkatkan
Kemampuan Metakognitif dan Penalaran Adaptif Matematis: Dampak Model FERA Berbantuan
Video Pembelajaran. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 1419–1432.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i2.1268
Kusuma, A. S. H. M., & Nisa, K. (2019). Hubungan Keterampilan Metakognitif Dengan Hasil Belajar
Mahasiswa S1 PGSD Universitas Mataram Pada Pembelajaran Menggunakan Pendekatan
Konstruktivisme. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 3(2), 140–145.
https://doi.org/10.29303/jipp.v3i2.23
Lestari, K.E dan Yudhanegara, M. R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Refika Aditama.
Maharani, N. F., Parlan, & Marfuah, S. (2021). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran
Metakognitif Pdca Berbantuan Jurnal Belajar Terhadap Self-Efficacy, Motivasi Belajar, Dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan,
6(8), 1306–1312. http://repository.um.ac.id/160529/
Pane, R. N., Lumbantoruan, S., & Simanjuntak, S. D. (2022). Implementasi Pembelajaran
Berdiferensiasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik. BULLET :
Jurnal Multidisiplin Ilmu, 1(3), 173–180.
Pramesti, K. M. B., Agustini, K., & Santyadiputra, G. S. (2019). Dampak Menerapkan Media
Pembelajaran Interaktif Calisbar terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Anak, 8(2),
132–140. https://doi.org/10.21831/jpa.v8i2.29098
Putria, H., Maula, L. H., & Uswatun, D. A. (2020). Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan
(DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 861–870.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.460
R.Rusmini, F.S.W.Harahap, Astuti, E., Informasi, S., Utama, U. P., & Thinking, C. (n.d.). Analisis
Peran Metakognisi Berbasis Computational Thinking Era Industri 4.0. 1–12.
Rusmini, R., Harahap, F. S. W., & Guntoro, F. R. (2020). Analysis of the role of metacognition based
on process complex problem solving against mathematical understanding of statistics in the era
pandemic COVID-19. Journal of Physics: Conference Series, 1663(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1663/1/012039
Sari, R. M. M., & Priatna, N. (2020). Blended learning: A strategy of current mathematics learning.
Journal of Physics: Conference Series, 1663(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1663/1/012049
Suparlan, S. (2019). Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Islamika, 1(2), 79–88.
https://doi.org/10.36088/islamika.v1i2.208
Supriadi, S. (2019). Pengaruh Pembelajaran Inquiry Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir

235
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (7th SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 26 November 2022

ISSN: 2807-324X (online)

Kritis Matematik Mahasiswa. Pedagogia, 17(1), 1. https://doi.org/10.17509/pdgia.v17i1.13527


Waluyati, M. (2020). Penerapan Fokus Group Discussian (FGD) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Edutech Undiksha, 8(1), 80.
https://doi.org/10.23887/jeu.v8i1.27089
Yanuar Asmara, -. (2018). Penerapan Model Focus Explore Reflect Apply (Fera) Dengan Pendekatan
Science Writing Heuristic (Swh) Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Dan
Kemampuan Penalaran Ilmiah Siswa Sma Pada Materi Dinamika Partikel. 499–504.
http://repository.upi.edu
Yesi Arikarani, M. F. A. (2021). Pemanfaatan Media dan Teknologi Digital dalam Mengatasi Masalah
Pembelajaran Di Masa Pandemi.

Ucapan Terimakasih

Kami penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penelitian ini,
terutama kepada:
1. LPPM Universitas Potensi Utama yang mendukung penelitian baik secara moril dan materil
2. Mahasiswa MM A Pagi dan MM B Pagi yang mendukung dalam pengambilan data sebagai
acuan dalam menarik kesimpulan dari penelitian ini.
3. Teman-teman sejawat yang memberi masukan dalam penulisan serta penelitian ini.

236

You might also like