273-Article Text-699-1-10-20230418
273-Article Text-699-1-10-20230418
273-Article Text-699-1-10-20230418
Corresponding Author:
Anindita Surya Mahanani
Universitas Negeri Surabaya, Indonesia; aninditasmahanani13@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Kurikulum merdeka diimplementasikan pada satuan Pendidikan yang bertujuan untuk
memperbaiki kondisi dalam kegiatan pembelajaran pasca pandemi covid-19 (Maulida, 2022). Adanya
kurikulum merdeka merupakan salah satu solusi untuk menigkatkan kualitas kegiatan pembelajaran
yang sempat mengalami gradasi akibat adanya fenomena pandemi covid-19 dimana mayoritas
http://jurnaledukasia.org
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 408 of 416
kegiatan termasuk pembelajaran dilaksanakan secara daring (jarak jauh) untuk mengurangi resiko
penambahan kasus Covid-19. Adanya perubahan iklim pembelajaran yang dianggap sebagai krisis
ini juga berdampak pada kompetensi hingga hasil yang telah dicapai. Krisis dalam pembelajaran
tersebut berorientasi pada masalah krusial dalam pembelajaran yaitu rendahnya hasil belajar, yang
berpengaruh pula pada hal penting yaitu kemampuan literasi (Pratikno, Hermawan, & Arifin, 2022).
Fenomena tersebut kemudian perlu dikaji untuk menganalisis permasalahan dalam Pendidikan agar
menghasilkan solusi untuk memperbaiki kondisi tersebut yang ditempuh dengan inovasi Pendidikan
yang dituangkan dalam kurikulum merdeka.
Implementasi Kurikulum merdeka didasarkan pada : 1) UUD 1945 pada alinea ke IV yang
berfokus pada tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, selanjutnya UU Sisdiknas Tahun 2003
pasal (3) (Utami, Sulthoni, Wedi, & Aulia, 2022). Kebijakan tersebut juga diatur dalam
permendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022 yang berisi tentang implementasi kurikulum merdeka
yang berfokus pada pedoman penerapan kurikulum merdeka dalam rangka pemulihan pembelajaran
(Kemendikbudristek, 2022). Dengan demikian kurikulum merdeka telah direncanakan dengan baik
yang juga berpijak pada kebijakan undang-undang yang telah disusun oleh pemerintah dengan
tujuan memperbaiki kualitas jalannya Pendidikan di Indonesia.
Kurikulum merdeka memberikan warna baru dalam Pendidikan, yang di aktualisasikan melalui
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Pembelajaran berbasis proyek pembelajaran
berbasis proyek dimaknai sebagai model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa (Guo, Saab, Post, & Admiraal, 2020). Pendekatan pembelajaran
Project Based Learning kemudian juga dapat dimaknai sebagai pendekatan pembelajaran yang
dirancang berdasarkan prinsip konstruktivisme, kemampuan memecahkan masalah, inkuiri dan
pembelajaran berdiferensiasi (Nisfa, Latiana, Pranoto, & Diana, 2022). Dari adanya pernyataan
tersebut sejatinya pembelajaran berbasis proyek memiliki manfaat untuk melatih kreatifitas siswa
dan juga bagaimana siswa dapat berpikir kritis untuk memakanai segala hal yang menjadi
pengalaman belajarnya.
Pembelajaran berbasis proyek ini berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme dimana fokus
kompetensi yang dikembangkan adalah kemampuan mengkonstruk suatu hal yang dapat disebut
sebagai pengalaman belajar dengan tahap tingkat lanjutnya adalah mempu menunjang pemahaman
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu tokoh psikologi yang menggagas tentang teori belajar
konstruktivisme adalah Vygotsky. kemudian, secara umum tujuan Pendidikan juga dapat dimaknai
sebagai suatu hal yang diperoleh oleh siswa diantaranya pengetahuan, pengalaman belajar termasuk
juga pada keterampilan dalam bersosialisasi (Tomela, 2018). Dalam hal ini konstruktivisme berperan
penting dalam hasil belajar siswa, karena pengalaman belajar akan membentuk pemahaman siswa
terhadap suatu permasalahan yang dibangun dari proses eksplorasi secara kontekstual dan juga akan
terbentuk melalui proses sosial.
Vygotsky menekankan pada pola perkembangan atau Zone Proximal Development (ZPD). ZPD
berorientasi pada perbaikan di setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran serta kemudian
menganalisis bagaimana tindakan dan usaha perbaikan dan juga pendampingan itu dalam Scaffolding
(Gehlot, 2021). Scaffolding merupakan sebuah pendampingan dan juga jalan sebagai perbaikan proses
pembelajaran pada siswa (Van De Pol, Mercer, & Volman, 2019). Scaffolding pada prosesnya
memberikan pendampingan pada proses kegiatan pembelajaran kemudian secara perlahan siswa
diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi kemampuan berpikirnya sendiri (Sarah, Ananto,
Octonary, & Nussifera, 2022). Dalam hal ini guru bertugas sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran (Like, Noer, & Sutiarso, 2021). Sehingga akan terbentuk tanggungjawab siswa dan
sikap mandiri untuk memperoleh pengalaman belajarnya sendiri.
Program yang melekat pada kurikulum merdeka adalah penanaman karakter yang dituangkan
dalam Profil Pelajar Pancasila, yang terdapat 6 (enam) dimensi dengan tujuan untuk
mengimplementasikan pendidikan nilai dan karakter yang diilhami dari dasar negara dan ideologi
bangsa yaitu Pancasila. Pancasila merupakan suatu dasar bagi perbaikan, pengembangan serta
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 409 of 416
pembentukan watak dan karakter bangsa (Sabon, Istiyono, & Widhiastuti, 2022). Oleh sebab itu
Pancasila menjadi suatu dasar pengembangan karakter yang krusial karena didalamnya termasuk
dengan beberapa nilai-nilai yang harus dikuasai sebagai bekal dalam hidup bernegara.
Salah satu tema dari projek penguatan profil pelajar pancasila adalah tema kearifan lokal, yang
dapat didefinisikan sebagai pengetahuan terhadap budaya lokal, keterampilan lokal, kecerdasan
lokal, potensi budaya lokal, proses sosial masyarakat setempat, nilai-norma masyarakat dan juga adat
istiadat serta tradisi (Daniah, 2016). Kemudian, aspek yang sebagaimana ada pada penjabaran secara
makna pada kearifan lokal dapat diorientasikan pada kemampuan literasi budaya yang didefinisikan
sebagai proses sosial yang didalamnya meliputi praktik secara dialogis yang didasarkan pada
pembelajaran dan perolehan pengetahuan melalui interaksi yang empatik, toleran dan inklusif pada
budaya lokal (Lähdesmäki et al., 2022). Ada beberapa tahapan dalam mendesain projek penguatan
profil pelajar pancasila berbasis tema kearifan lokal, antara lain: 1) Proses perencanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila, 2) Proses mengidentifikasi kesiapan Madrasah dalam menjalankan
projek, 3) Menentukan dimensi, tema, dan alokasi projek penguatan profil pelajar Pancasila, 4)
Menyusun modul projek penguatan profil pelajar Pancasila, 5) Tahap terakhir adalah pengembangan
asesmen projek penguatan profil pelajar pancasila. Penanaman pendidikan melalui proyek profil
pelajar Pancasila yang diintegrasikan dengan kearifan lokal adalah langkah yang tepat karena selain
menanamkan karakter juga menanamkan nilai-nilai budaya lingkungan sekitar (F. Z. R. Suttrisno,
2023).
Kaitannya dengan implementasi kurikulum merdeka guru juga diharuskan memiliki
kemampuan dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang disebut sebagai modul ajar, yaitu
istilah baru untuk penyebutan rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menguji besar pengaruh Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5) dengan Tema Kearifan Lokal untuk menstimuli kemampuan literasi budaya siswa di SMA
Negeri 1 Babat, Lamongan. Pengembagan literasi budaya didasarkan pada ciri yang melekat pada
modernisasi yaitu tergerus budaya luar yang telah banyak merambah pada kehidupan sosial
masyarakat yaitu terjerabut dari budaya asli, sehingga untuk menanggulangi terjadinya hal tersebut
kurikulum merdeka dengan pembelajaran berbasis projek merancang tema kearifan lokal sebagai
solusinya.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif eksperimen untuk menguji pengaruh
modul ajar projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) tema kearifan lokal terhadap kemampuan
literasi budaya siswa. Populasi penelitian ini adalah kelas X Kurikulum merdeka tepatnya kelas X-1
sampai dengan X-4 (Kloter 1) yang sesuai dengan kebijakan sekolah kelas Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan di klasifikasikan menjadi 3 (tiga) tema sesuai
ketentuan implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila bahwa pada setiap tahunnya
sekolah yang mengimplementasikan kurikulum merdeka dan pembelajaran projek penguatan profil
pelajar pancasila harus minimal 3 (tiga) tema. Sehingga, di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan dengan
jumlah 12 rombongan belajar (rombel) masing-masing 4 (empat) kelas dengan pembagian waktu
tertentu akan mendapatkan 3 (tiga) tema secara bergantian menurut kloter masing-masing. Penelitian
ini menggunakan desain penelitian One Group Pretest Post Test.
Kemudian, mengetahui bagaimana respon dan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran projek
penguatan profil pelajar pancasila tema kearifan lokal dengan modul yang telah dirancang.
Penentuan sampel penelitian menggunakan Purposive Random Sampling dimana Purposive didasarkan
pada seluruh siswa di jenjang kelas X dengan kloter 1 pembelajaran projek penguatan profil pelajar
Pancasila tema kearifan lokal yaitu kelas X-1 sampai dengan X-4 memiliki kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel kemudian Random Sampling peneliti dapat memilih salah satu diantara kelas
X1-X4 untuk menjadi sampel dalam penelitian dengan pertimbangan hasil tes diagnostik berbasis
literasi budaya untuk mengevaluasi pemahaman awal siswa pada budaya lokal. Dengan demikian
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 410 of 416
kelas X-4 merupakan kelas eksperimen yang digunakan untuk penelitian melihat pengaruh dan besar
pengaruh dari implementasi modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila maka perlu
dilakukan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis (Uji T).
Hasil analisis dari indikator modul ajar ini dapat dilihat dari adanya prosentase keterlaksanaan
yang ada pada setiap proses pembelajarannya. Dimana langkah-langkah pembelajaran sudah
terlaksana dengan nilai 95%, Pendekatan Kontekstual terhadap Kebudayaan Sekitar dengan nilai
90%, Habituasi Kegiatan Literasi dengan nilai 85%, dimensi Elemen Profil Pelajar Pancasila dengan
nilai 85% serta pelaksanaan asesmen projek dengan nilai 95%. Dengan deskripsi bahwa indikator
modul ajar sudah terlaksana dengan baik hasil prosentase keterlaksanaannya sudah berada pada
kategori aman yaitu diatas prosentase 80% yang artinya menunjukkan bahwa hampir seluruh
indikator sudah terlaksana dan juga Nampak akan tetapi perlu peningkatan pada habituasi kegiatan
literasi kemudian pemahaman terhadap dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila agar dapat
terlaksana dengan baik.
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 411 of 416
Deskripsi keterangan pada tabel hasil tes tersebut telah disesuaikan dengan kriteria penilaian
kurikulum merdeka dengan klasifikasi yang terbagi menjadi 4 (empat) kategori yang akan dirinci
sebagai berikut.
Analisis dari data tersebut dapat dipahami bahwa setelah modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila tema kearifan lokal diimplementasikan terdapat peningkatan yang signifikan pada tiap
indikator literasi budaya dilihat dari skor yang didapatkan pada tes literasi budaya. Wawasan
kebudayaan yang didapatkan ini bersumber dari rangkaian pembelajaran yang diimplementasikan
sebagaimana yang ada pada modul ajar. Sehingga dapat dipahami dan disimpulkan bahwa modul
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 412 of 416
ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila tema kearifan lokal dapat menstimuli kemampuan
literasi budaya siswa kelas X kurikulum merdeka di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan.
c. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Tema Kearifan Lokal
Angket respon pada penelitian ini dapat digunakan sebagai instrumen pendukung untuk
mengukur respon siswa terhadap pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila tema
kearifan lokal. Berikut adalah analisis angket respon siswa terhadap pemebalajran projek penguatan
profil pelajar Pancasila tema kearifan lokal di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan :
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat respon yang baik pada setiap indikator
yang diukur. Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase yang menunjukkan kriteria baik mulai dari
minar siswa terhadap pembelajaran P5 yang telah didesain sebesar 85%, minat siswa pada rangkaian
pembelajaran P5 yang disusun dalam modul ajar sebesar 80% serta implementasi P5 yang
diaktualisasikan melalui modul ajar berbasis tema kearifan lokal.
Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan dengan membandingkan hasil R Hitung dan R Tabel.
Dimana dengan jumlah sampel sebanyak 37 maka nilai R tabelnya sebesar 0.325. Berikut adalah hasil
Uji Validitas dan Reliabilitas.
Tabel 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Literasi Budaya
Sumber. Data Lapangan yang Diolah Peneliti Pada 20 Februari 2023
No Item R Rtabel Keterangan
1 0.834 0.325 Valid
2 0.353 0.325 Valid
3 0.425 0.325 Valid
4 0.421 0.325 Valid
5 0.742 0.325 Valid
6 0.969 0.325 Valid
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 413 of 416
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan dengan SPSS diperoleh nilai signifikansi
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.94 dan lebih besar dari nilai 0.05. dengan demikian sesuai dengan
pedoman pengambilan keputusan pada uji normalitas Kolmogorof-Smirnov dapat disimpulkan
bahwa data telah terdistribusi dengan normal.
Uji hipotesis dilakukan dengan aplikasi SPSS 26 dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis SPSS
Paired Samples Test
Sig.
(2-
tailed
Paired Differences t df )
95% Confidence
Std. Interval of the
Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper
Pair sebelum -7.94595 9.14375 1.50322 - -4.89727 -5.286 36 .000
1 perlakuan 10.99462
- setelah
perlakuan
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 414 of 416
Berdasarkan tabel output dari hasil uji t, diperoleh nilai sig = 0.000 yang berarti lebih kecil dari
0.05. dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima dengan kata lain modul ajar projek penguatan
profil pelajar Pancasila tema kearifan lokal dapat meningkatkan kemampuan literasi budaya siswa.
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang menyimpulkan bahwa penanaman pendidikan
melalui proyek profil pelajar Pancasila yang diintegrasikan dengan kearifan lokal adalah langkah
yang tepat karena selain menanamkan karakter juga menanamkan nilai-nilai budaya lingkungan
sekitar (S. Suttrisno, Riyanto, & Subroto, 2020).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa modul
ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tema kearifan lokal yang dirancang dapat
meningkatkan kemampuan literasi budaya siswa di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan. Kemampuan
literasi budaya yang diamati dapat dilihat dari kompetensi atau indikator literasi budaya yang terdiri
dari 10 (sepuluh) komponen. Dari hasil tes tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil tes literasi
budaya sebelum diimplementasikan modul ajar projek penguatan pelajar Pancasila tema kearifan
lokal mendapat rata-rata nilai sebesar 77 kemudian setelah diimplementasikan mendapatkan rata-
rata nilai 88,3.
Kenaikan nilar rata-rata tersebut didukung dengan adanya implementasi komponen dalam
modul ajar yang telah disusun meliputi Pendekatan Kontekstual terhadap kebudayaan sekitar telah
terlaksana dengan baik dengan prosentase sebesar 95%, habituasi kegiatan literasi terlaksana dengan
baik dengan prosentase sebesar 90%, dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila telah terlaksana
dengan prosentase sebesar 85% dan asesmen projek yang sebagaimana di optimalkan berbasis literasi
budaya telah terlaksana dengan baik dengan prosentase sebesar 95%.
Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang didesain dalam modul ajar projek
penguatan profil pelajar Pancasila tema kearifan lokal ini juga menunjukkan hasil yang positif.
Diantaranya minat siswa terhadap pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tema
Kearifan Lokal (yang dicantumkan dalam modul ajar berbasis literasi budaya) sebesar 85%, Minat
siswa terhadap rangkaian kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tema Kearifan Lokal
berbasis literasi budaya sebesar 80% dan implementasi P5 yang didesain dalam modul ajar P5 tema
kearifan lokal mampu meningkatkan kemampuan literasi budaya terjawab oleh siswa dengan
prosentase sebesar 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini
menunjukkan implementasi modul ajar projek penguatan profil pelajar Pancasila tema kearifan lokal
yang dilakukan secara optimal mampu menstimuli kemampuan literasi budaya siswa di SMA Negeri
1 Babat, Lamongan.
REFERENSI
Daniah. (2016). Kearifan Lokal (Local Wisdom) Sebagai Basis Pendidikan Karakter. Pionir : Jurnal
Pendidikan, 5(2), 4.
Gehlot, L. (2021). Cognitive Development by Zone of Proximal Development (ZPD) Gettier Problem
& Corpus Linguistics in Epistimology. Journal of Education Culture Society, 2(2), 433.
Guo, P., Saab, N., Post, L., & Admiraal, W. (2020). A Review of Project Based Learning in Higher
Education : Student Outcomes and Measure. International Journal of Educational Research, 102, 1.
Lähdesmäki, T., Baranova, J., Ylönen, S. C., Koistinen, A.-K., Mäkinen, K., Juškiene, V., & Zaleskiene,
I. (2022). Learning Cultural Literacy Through Creative Practices in School.
Like, P., Noer, S. H., & Sutiarso, S. (2021). Scaffolding Based Treffinger ti Improve Students’ Critical
Thinking Skills. Journal of Edycational Research and Evaluation, 5(3), 415.
Maulida, U. (2022). PENGEMBANGAN MODUL AJAR BERBASIS KURIKULUM MERDEKA.
Tarbawi, 5(2), 131.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, R. dan T. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 415 of 416
Teknologi Republik Indonesia : Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. ,
(2022).
Nisfa, N. L., Latiana, L., Pranoto, Y. K. S., & Diana, D. (2022). Pengaruh Pendekatan pembelajaran
Project Based Learning terhadap Kemampuan Sosial dan Emosi Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 5983.
Pratikno, Y., Hermawan, E., & Arifin, A. L. (2022). Human Resource ‘Kurikulum Merdeka’ from
Design to Implementation in the School: What Worked and What not in Indonesian Education.
Iqra Kajian Ilmu Pendidikan, 7(1), 326.
Sabon, Y. O. S., Istiyono, E., & Widhiastuti. (2022). Developing “Pancasila Student Profile” Instrument
for Self-Assesment. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 26(1), 38.
Sarah, L. L., Ananto, Y., Octonary, D., & Nussifera, L. (2022). Implementing Web-Based E-Scaffolding
Enchances Learning (ESEL) at the Center of Mass Conceptual Understanding. Jurnal Inovasi
Pendidikan IPA, 8(1), 38.
Suttrisno, F. Z. R. (2023). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Guna Mengoptimalkan Projek
Penguatan Pelajar Pancasila Madrasah Ibtidaiyah Di Bojonegoro. Pionir : Jurnal Pendidikan, 12(1),
54–76. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/pjp.v12i1.17480
Suttrisno, S., Riyanto, Y., & Subroto, W. T. (2020). Pengaruh Model Value Clarification Technique
(Vct) Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa.
NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(1), 718–729.
https://doi.org/10.35568/naturalistic.v5i1.836
Tomela, A. (2018). Vygotskian (but only partly Vygotsky) understanding of special education. Educao
Revista Quadrimestal, 41(3), 349.
Utami, W. B., Sulthoni, S., Wedi, A., & Aulia, F. (2022). Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar
dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Wacana Akademika, 6(3), 286.
Van De Pol, J., Mercer, N., & Volman, M. (2019). Sacffolding Student Understanding in Small-Group
Work : Students’s Uptake of Teacher Support in Subsequent Small-Group Interaction. Journal of
The Learning Sciences Routledge Taylor & Francis, 28, 208.
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan
EDUKASI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, 1 (June 2023): 407-416 416 of 416
Anindita Surya Mahanani, Agus Suprijono, Sugeng Harianto / Modul Ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Tema
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Budaya di SMA Negeri 1 Babat, Lamongan