2405-Article Text-8246-1-10-20220804

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

Penguatan Pendidikan Karakter melalui Projek Profil Pelajar


Pancasila di SDN Banjaran 3 Kota Kediri
Fifi Khoirillah1, Tedjo Cahyono2, Dewi Maslakah3, Riesma Saraswati4,
Anik Lestariningrum5
fifipaib3@gmail.com1 , tedjocahyonob3@gmail.com 2,
dewimaslakah89@guru.sd.belajar.id 3, riesandinyputri92@gmail.com 4 ,
aniklestariningrum@gmail.com 5
SDN BANJARAN 3 1,2,3,4, Universitas Nusantara PGRI Kediri5

ABSTRACT
The project activity is a new paradigm learning process which contains elements
of the Pancasila student profile which are developed in children as a
strengthening of the concept of character education in the implementation of an
independent curriculum. SDN Banjaran 3 as one of the participating schools of the
driving school program (PSP) in implementing the project is designed using a
theme that is in accordance with the characteristics of the education unit for 1
(one) year of implementation. Problems faced regarding changes in behavioral
attitudes are reflected in the child's character being felt to increase as a result of
efforts to return children after online learning PJJ (distance learning) where
children look less focused, lack a sense of respect if they meet they look
indifferent, also when memorizing and worship movements during practice exams.
sixth grade (6) felt the need to strengthen again. The research design chosen was
qualitative with the aim of describing the application of strengthening character
education with the subject of 22 children in grade 4 SD Banjaran 3 Kediri City.
The main source of data mining was documentation of a series of learning
processes from planning, introduction to work titles were analyzed descriptively.
The results show that the process of character education through projects from
the beginning of planning, providing knowledge, implementation to the degree of
work requires mentoring and also innovative teacher efforts in motivating children
and the support of parents from the surrounding community is needed in an effort
to create a Pancasila student profile.
Keywords: character, project, profile of Pancasila students, elementary school

ABSTRAK
Kegiatan projek merupakan proses pembelajaran paradigm baru dimana memuat
elemen profil pelajar Pancasila yang dikembangkan pada diri anak sebagai
penguatan konsep pendidikan karakter dalam implementasi kurikulum merdeka.
SDN Banjaran 3 sebagai salah satu sekolah peserta program sekolah penggerak
(PSP) dalam penerapan projeknya di rancang menggunakan tema yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan selama 1 (satu) tahun pelaksaannya.
Permasalahan dihadapi tentang perubahan sikap perilaku tercermin dari karakter
anak dirasakan meningkat sebagai dampak upaya mengembalikan anak setelah
pembelajaran online PJJ (pembelajaran jarak jauh) dimana anak terlihat kurang
fokus, kurang rasa sikap menghormati jika ketemu terlihat cuek, juga saat hafalan
dan gerakan ibadah saat ujian praktik kelas enam (6) dirasa perlu penguatan lagi.
Rancangan penelitian yang dipilih adalah kualitatif yang bertujuan mendeskrisikan
tentang penerapan penguatan pendidikan karakter dengan subjek siswa kelas 4
SD Banjaran 3 Kota Kediri sejumlah 22 anak.Penggalian data bersumber utama
dokumentasi rangkaian proses pembelajaran dari perencanaan, pengenalan
sampai gelar karya dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukan proses
pendidikan karakter melalui projek dari awal perencanaan, pemberian
pengetahuan, pelaksaan sampai pada gelar karya dibutuhkan pendampingan dan

1026
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

juga upaya guru secara inovatif dalam memotivasi anak serta dibutuhkan
dukungan orang tua masyarakat sekitar dalam upaya memujudkan profil pelajar
Pancasila.
Kata Kunci: karakter, projek, profil pelajar pancasila, SD

PENDAHULUAN
Karakter ditunjukan sebagai perilaku seseorang yang didasarkan pada
nilai-nilai sesuai norma-norma yang berlaku dan harus dilakukan sebagai
proses pembentukan hasil pendidikan. Pendidikan karakter memiliki tujuan
dapat meningkatkan mutu dari penyelenggaraandan hasil dari pendidikan di
lakukan oleh sekolah dimana arah utama pada pencapaian pembentukan
karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang,
sesuai tujuan pendidikan nasional. Tumbuh dan berkembangnya karakter
yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan
komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan
segalanya dengan benar serta memiliki tujuan hidup. Masyarakat juga
berperan membentuk karakter anak melalui orang tua dan lingkungannya
(Supriyadi, 2009).
Permasalahan utama dihadapi dengan dampak yang diperoleh anak
disadari setelah kembali melakukan pembelajaran secara tatap muka
menunjukan sikap-sikap yang kurang positif seperti kurang konsentrasi
dalam menerima pembelajaran, bertemu guru harus diingatkan menyapa
terlebih dahulu, dan penulis merasakan sebagai pendidik saat pembelajaran
anak sering merasa bosan dan mudah mengeluh. Penyebab ini memang
dirasakan setelah pelaksanaan pembelajaran saat pandemic dengan PJJ
berimbas pada karakteri dan diri siswa mengalami perubahan perilaku
tersebut. Saat masa pandemi ini banyak hal yang mengalami perubahan
dalam banyak segi terutama dalam ekonomi dan Pendidikan, dalam dunia
pendidikan “learning loss” sebagai hasil dari dampak penutupan sekolah
selama masa merebaknya corona. The Education and Development Forum
(2020), dalam (Dewi Pratiwi, 2021) mengartikan bahwa learning loss adalah
situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik
umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena
kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses
pendidikan.
Menteri pendidikan menanggapi kejadian dampak PJJ pada sisea
melakukan perubahan kebijakan pendidikan yang akan menekankan
pendidikan secara menyeluruh/holistik melalui Program Sekolah Penggerak .
Upaya pembentukan PSP (Program Sekolah Penggerak ) untuk mewujudkan
visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila
berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang
mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan
SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru)
https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id. Mencermati ini berarti akan
dimulai dari SDM itu fokus gurunya terlebih dahulu dalam melakukan
perubahan terkait dinamika proses pembelajaran menuju paradigm baru
profil pelajar Pancasila yang melekat dalam tujuan nasional pendidikan.
Tantangan ini juga dilakukan sebagai satuan pendidikan yang terpilih
sebagai salah satu PSK di Kota Kediri ikut mensukseskan program Mas

1027
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

Menteri Nadiem Makarim akan melakukan terobosan khususnya bagaimana


karakter ini dikembangkan menuju pelajar Pancasila diawali dengan
menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman agar semua merasa
ketenangan dalam melaksanakan interaksi umpan balik pembelajaran.
Meniptakan lingkungan yang nyaman dan Menyenangkan merupakan salah
satu pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Megawangi
(Megawangi, 2009) yaitu tercipta lingkungan yang kondusif untuk tumbuhnya
siswa-siswa berkarakter. Berdasarkan prinsip brain-based learning
(pendidikan ramah otak), suasana yang menyenangkan akan merangsang
otak limbik mengeluarkan hormon-hormon “cinta”, yang akan membuat kerja
bagian otak korteks menjadi optimal. Sebaliknya, ketika suasana belajar
penuh beban, ketakutan dan stress, tubuh akan mengeluarkan hormon-
hormon stress, yang akan mengaktifkan bagian batang otak (otak reptil),
sehingga proses berfikir menjadi terganggu.
Berdasarkan penjabaran tersebut penulis bersama tim guru komite
pembelajaran dibimbing oleh pelatih ahli melakukan terobosan perencanaan
dimulai menyusun di kurikulum merdeka jadwal projek memilih tema yang
sesuai karakteristik sekolah, merencanaan modul projeknya sampai pada
tahapan pelaksanaan bertahap dengan kesederhanan, keterbatasan tetaapi
tidak mengurangi makna dalam penekanan karakter jiwa Pancasila pada diri
siswa. Kegiatan Projek merupakan proses pembelajaran paradigma baru,
dimana projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses
penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan
sekitarnya. Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki kesempatan
untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim,
antiradikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata
dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan
kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik
untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya
(https://kurikulum.kemdikbud.go.id).

METODE
Penelitian yang dipilih berdesain kualitatif dimana penulis akan
menguraikan sifatnya hanya menggambarkan serta menjabarkan temuan di
lapangan tanpa memerlukan hipotesis. Langkah yang akan dilakukan penulis
akan melakukan pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, serta
mengakhirinya dangan kesimpulan yang didasarkan pada analisis data
secara deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data akan menggunakan
observasi dan studi dokumentasi secara kesluruhan proses yang akan
dideskrisikan sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan. Penelitian ini
dilakukan di SD Banjaran 3 pada semester 2 tahun ajaran 2021/2022 dengan
subjek sejumlah 22 siswa kelas 4 dengan merujuk materi mata pelajaran
Agama dan modul ajar projek yang dikembangkan.

1028
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL PENELITIAN
Tahapan Pengembangan Karakter Melalui Projek
Koordinasi hasil kesepakatan tema yang dipilih untuk implementasi projek
di SD Banjaran 3 Kota Kediri adalah kearifan lokal dan kewirausahaan
kemudian dirancanglah modul projeknya diawali dengan pembagian tugas
pelaksana projek. Pelaksanaan awal ini saja sudah menujukan bagaimana
kolaborasi seluruh guru dan dibutuhkan kreativitas guru dalam merancang
terlaksananya kegiatan secara utuh. Penguatan awal disampaikan kepada
seluruh tenaga pendidik, orang tua bahwa SDN Banajaran 3 Kota Kediri
menyelenggarakan pembiasaan pembacaan asmaul husna dan bacaan solat
sebelum pembelajaran dimulai sebagai wujud implementasi pendidikan
karater profil pelajaran pancasila pada elemet beriman, bertaqwa kepada
Tuhan YME dan berakhlak mulia.
Alasan diselenggarakan pembiasaan karakter ini adalah refleksi yang
sudah dilakukan di sekolah dengan melihat perlunya pemahaman anak
tentang asmaul husna dan bacaan sholat., yang mengalami kendala karena
selama pandemi, kegiatan pembelajaran mengalami kendala karena banyak
pembelajaran yang hilang terutama bacaan sholat anak yang tidak bisa
terpantau dengan baik. kurangnya tatap muka menjadi kendala bagi guru
untuk mengetahui dan memantau kegiatan ibadah peserta didik terutama
ibadah solat. faktor orang tua juga menjadi alasan tersendiri karena banyak
orang tua bekerja sehingga kegiatan ibadah anak terabaikan selama
dirumah. Kerjasama dengan orang tua dibutuhkan karena siswa ketika di
sekolah memiliki keterbatasan waktu, komunikasi yang baik dijalin bersama
dilakukan oleh guru kelas masing-masing sebagai penanggungjawab
fasilitatornya.
Pembagian peran dan tanggung jawab dalam pengelolaan projek dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Peran Satuan Pendidikan: memfasilitasi seluruh sarana prasarana,
biaya yang dibutuhkan serta koordinasi dengan wali murid terkait
pelaksanaan awal sampai akhir berupa gelar kaarya di projek
2. Peran Koordinator Projek: mengkoordinasi seluruh tim pendidik yang
menyusun modul projek, menlaksanakan tahapan-tahapan sampai
memimpin puncak gelar karya sebagai ketua panitia
3. Tim Pendidik/ Fasilitator: ujung tombak kegiatan dilakukan per kelas
dengan melaksanakan tahapan modul projek yang disusun, elemen
apa yang dipilih dari tema projek yang dilaksanakan, melaporkan
seluruh peleksanaan baik hasil per tahapan maupun jika mengalami
kendala dalam implementasinya.
Rapat koordinasi tidak hanya dilakukan sekali karena ketika menyusun
pengembangan modul sampai rencana aksi dihadapkan pada jadwal
kegiatan yang padat terkait sekolah penggerak. Harus mencari waktu agar
semua bisa mengikuti dengan keterbatasan ini dibutuhkan perencanaan
matang agar nantinya saat rencana aksi berjalan sesuai harapan dan tujuan
yang dirumuskan.

1029
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

Implementasi Projek profil pelajar pancasila di SDN Banjaran 3 Kota


Kediri
Supaya implementasi bisa berjalan lancer makan perumusan modul
projek sebagai perencanaan menjadi kata kunci. Berikut cuplikan modul yang
dikembangkan:

Gambar 1: Modul Projek Tema Kewirausahaa Fase B

Berdasarkan gambar1 terkait penyusunan modul maka dijabarkan


pelaksanaan/implementasinya sebagai berikut:

Tabel 1: Tahapan Implementasi Projek Kewirausahaan Fase B


No Deskripsi kegiatan Dokumentasi
1 Pengenalan: Perkenalan
tentang kain batik
Explorasi macam-macam
jenisnya
Perkenalan bahan-bahan
pembuatan kain batik ,
searching motif batik di
dunia maya
2 Tahap Kontekstual:
Pengumpulan bahan -
bahan pembuatan batik,
Pengenalan motif kain
batik yang termudah, dan
cara pembuatan pola batik

1030
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

No Deskripsi kegiatan Dokumentasi


3 Tahapan aksi:
 Menggambar pola
dikertas gambar ukuran
a5
 Menggambar di kain
putih
 Menebali pola dengan
menggunkan malam
(proses mencanting)
bahan malam yg
dipanaskan
 Pewarnaan
 Lapisan waterglas (dgn
cara dipanaskan dlm
panci)
 Porses Lorot
(dipanaskan dlm air
mendidih sebentar untuk
menghilangkan
waterglas nya)
 Dikeringkan ditempatkan
teduh
Bingkai
4 Refleksi:
Assesment Sumatif

1031
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

Bukti pelaksanaan asesmen sumatif di kelas 4 dapat ditunjukan sebagai


berikut:

Gambar 2: Dokumentasi Penilaian Guru Kegiatan Projek Membatik


Penjabaran elemen apa saja yang dinilai dalam pembelajaran modul
projek dikuatkan deegan hasil sebagai berikut:

Gambar 3 : Tampilan hasil penilaian prosentasi tahap 1

Gambar 3 diatas menunjukan bagaimana capaian pada menumbuhkan


rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya dan menghasilkan
karya dan tindakan yang orisinal jika prosentase mulai berkembang 11 %,
berkembang sesuai harapan 37%, dan sangat berkembang 52%.
PEMBAHASAN
Melihat hasil yang dudah dipaparkan perlu direfleksi betapa pendidikan
di Sekolah Dasar (SD) menjadi satu hal penting bagi siswa dalam hal
pendidikan karakter. Usia anak SD (sekitar 7-12 tahun) merupakan
tahap operasional kongkret dimana cukup dewasa untuk menggunakan
pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada
objek fisik. Sehingga terkait pendidikan karakter mengalami

1032
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

perkembangan fisik dan motorik tak terkecuali perkembangan


kepribadian, watak emosional, intelektual, bahasa, budi pekerti, dan
moralnya yang bertumbuh pesat . Guru masih menggunakan metode
pembelajaran yang ada dan masih belum mampu untuk mencari ide
inovatif sebagai bentuk pendidikan karakter siswa yang aktif melalui
kegiatan yang menyenangkan.(Wulandari et al., 2020).
Pemilihan tema kewirasusahaan juga suatu alas an yang kuat yaitu
bagaimana pengembangan eleman kreatif dan mandiri diharapkan anak
nanti dapat memiliki jiwa-jiwa mendasari hidupnya tidak memiliki
ketergantungan saja dengan mencari pekerjaan tetapi bagaimana
menciptakan pekerjaannya sendiri. Menurut Kasmir, dalam (Kusuma, 2017)
rendahnya minat wirausaha di kalangan pemuda generasi penerus karena
sejak kecil tidak ditanamkan dalam diri mereka. Tetapi, kita tidak jangan
menyalahkan siapa pun, yang jelas kesalahan ada pada kita semua.
Sekarang inilah kesempatan untuk mendorong dan menumbuhkan para
pelajar mulai mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha dimulai
sejak penanaman karakter dini.
Penguatan mengapa pendidikan karakter dilakukan sejak dini
dikemukakan oleh (Aini & Asror, 2022) tingkat pendidikan sekolah dasar
merupakan masa-masa yang paling tepat untuk menanamkan
pendidikan karakter. Penelitian yang dilakukan saat pembelajaran PJJ
memebrikan gambaran ada nilai yang berkurang sehingga hasil penelitian
menunjukan bahwa kelanjutan pendidikan keluarga dibutuhkan kerjasama
antara sekolah dengan keluarga tetapi tidak semua orang tua
memahami konsep karakter yang diharapkan ketika melakukan
pendampingan berbeda saat anak bertemu langsung dengan guru di
sekolah.
Strategi penanaman nilai Pancasila juga dikemukakan oleh
(Lestariningrum, 2021) strategi yang dapat diterapkan dalam menanamkan
nilai-nilai Pancasila melalui pengelolaan dilihat dari model pembelajaran
yang diterapkan. Ketika pelaksanaan model projek dipilih disana akan
menekankan bagaimana kolaborasi, komunikasi dan saling menghargai
sehingga pembiasaan tersebut dapat terus menjadi perilaku positif yang
akan dikembangkan pada diri anak-anak secara konsisten. Projek
penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler.
Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan
dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler (Pengembangan, n.d.).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang dapat disampaikan dari penelitian sederhana ini
adalah guru selaku SDM utama yang memfasilitasi perilaku proses
perubahan pada siswa diharapkan dapat kembali menguatkan bagaimana
dimensi nilai-nilai karakter yang tertuang dalam penguatan profil pelajar
Pancasila melalui kegiatan sehari-hari. Pelaksanaan projek hanya

1033
“Strategi Menghadapi Sistem Pendidikan Pasca Pandemi Covid-19 Untuk Generasi Indoneisa yang unggul dan Tangguh”

menguatkan sebagai unjuk hasil karya tetapi utamanya pada proses yang
dilakukan selama melakukan projek tersebut.
Saran yang dapat diberikan oleh penulis sebaiknya satuan pendidikan
dapat menyusun perencanaan modul projek dengan baik dan diakhir
kegiatan dilakukan refleksi untuk penyusunan tahap selanjutnya dan apabila
ingin melihat konsistensi karakter yang ditanamkan pada anak tidak berhenti
dalam kegiatan projek saja.

DAFTAR RUJUKAN
Aini, N., & Asror, M. (2022). IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER DI MASA PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) PADA
JENJANG SD/MI. Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 8(1), 16–24.
https://doi.org/10.26740/jrpd.v8n1.p16-24
Dewi Pratiwi, W. (2021). Learning loss : Jurnal EDUKASI NONFORMAL,
1(1), 147–153.
Kusuma, A. I. (2017). STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH DASAR DALAM
MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN. Jurnal JPSD (Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar), 4(1), 77.
https://doi.org/10.26555/jpsd.v4i1.a9590
Lestariningrum, A. (2021). Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Nilai-nilai
Pancasila Masa Pandemi Pada Anak Usia Dini Abstrak. Journal Of
Modern Early Childhood Education, 01(01), 11–18.
Megawangi, R. (2009). Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasional (SNPV), 1–8.
Pengembangan, P. (n.d.). Projek Penguatan.
Supriyadi, E. (2009). Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Vokasional (SNPV), 1–8.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131666734/penelitian/2-pengembangan-
pendidikan-karakter-di-sekolah.pdf
Salinan KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN
ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR 009/H/KR/2022
TENTANG DIMENSI, ELEMEN, DAN SUBELEMEN PROFIL PELAJAR
PANCASILA PADA KURIKULUM MERDEKA
Wulandari, R., Ayu, N., Dewi, N., & Lamopia, I. W. G. (2020). Representasi
Peran Guru dalam Pembentukan Pendidikan Karakter bagi Siswa
Sekolah Dasar di SDN 3 Tonja Denpasar. Madaniya, 1(1), 9–18.
https://madaniya.pustaka.my.id/journals/contents/article/view/2

1034

You might also like