BIOASPAL
BIOASPAL
BIOASPAL
(Skripsi)
Oleh
RAHMAD DZULHADI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
ABSTRACT
By
RAHMAD DZULHADI
Split Mastic Asphalt (SMA) is one of the surface layers with a higher percentage than
AC and HRS pavement. This layer uses a gap gradation which has advantages, one of
which is the percentage of coarse aggregate 70% of the total mixture, so that the main
strength comes from the strength of the aggregate. In addition, it is necessary to
increase the strength of the asphalt which can be done in several ways, one of which is
by using coconut shell charcoal waste as a mixture in the asphalt. Coconut shell waste
is found in Indonesia that has not been used optimally, so this study aims to determine
the effect of adding coconut shell waste to the Split Mastic Asphalt (SMA) pavement
mixture on Marshall characteristics and determine the optimum asphalt content and
coconut shell charcoal content needed to SMA mixture can improve strength
performance in asphalt mixture by using coconut shell charcoal waste as an additive
to asphalt. Variations in addition of 3% and 6% Coconut Shell Charcoal will be mixed
with asphalt. Furthermore, the test object for each percentage variation of the addition
of Coconut Shell Charcoal is soaked for 30 minutes at 60 C. The addition of coconut
shell charcoal to the Split Mastic Asphalt (SMA) mixture has an effect on changes in
the Stability value, the higher the coconut shell charcoal content in the Split Mastic
Asphalt (SMA) mixture, the Stability value will increase, this is because coconut shell
charcoal affects the penetration value of the asphalt. . The results of this study obtained
the highest stability value at the addition of 9% Coconut Shell Charcoal content.
Keywords: Split Mastic Asphalt (SMA), Coconut Shell Charcoal, Stability
ABSTRAK
Oleh
RAHMAD DZULHADI
Split Mastic Asphalt (SMA) adalah salah satu lapisan permukaan dengan persentase
yang lebih tinggi dari perkerasan AC dan HRS. Lapisan ini menggunakan gradasi
senjang dimana memiliki keunggulan yang salah satunya adalah persentase agregat
kasar 70% dari total campuran, sehingga kekuatan pokok bersumber dari kekuatan
agregat. Selain itu, diperlukan peningkatan kekuatan pada aspal yang dapat dilakukan
dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan limbah arang
tempurung kelapa sebagai campuran pada aspal tersebut. Limbah tempurung kelapa
banyak ditemukan di Indonesia yang belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga
penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh dari penambahan limbah
tempurung kelapa pada campuran perkerasan Split Mastic Asphalt (SMA) terhadap
karakteristik Marshall dan Menentukan kadar aspal optimum dan kadar arang
tempurung kelapa yang dibutuhkan agar campuran SMA dapat meningkatkan kinerja
kekuatan dalam campuran aspal dengan menggunakan limbah arang tempurung kelapa
sebagai bahan tambah pada aspal.Variasi penambahan Arang Tempurung Kelapa
sebesar 3% dan 6% yang akan dicampurkan aspal.. Selanjutnya benda uji pada setiap
variasi persentase penambahan Arang Tempurung Kelapa direndam dengan 30 menit
dengan suhu 60 ˚C. Penambahan arang tempurung kelapa terhadap campuran Split
Mastic Asphalt (SMA) berpengaruh terhadap perubahan nilai Stabilitas, semakin tinggi
kadar arang tempurung kelapa dalam campuran Split Mastic Asphalt (SMA) maka nilai
Stabilitas akan semakin meningkat, hal ini dikarenakan arang tempurung kelapa
mempengaruhi nilai penetrasi terhadap aspal. Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai
stabilitas tertinggi pada penambahan kadar Arang Tempurung Kelapa 9%.
Kata Kunci: Split Mastic Asphalt (SMA), Arang Tempurung Kelapa, Stabilitas
KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN SPLIT
MASTIC ASPHALT (SMA) DENGAN MENGGUNAKAN
LIMBAH ARANG TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN
TAMBAH PADA ASPAL
Oleh
RAHMAD DZULHADI
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
RIWAYAT HIDUP
ketiga dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Marsidi dan Ibu
Dasar di SD Kartika II-5 Bandar Lampung, Provinsi Lampung dimulai dari tahun
jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA YP Unila Bandar Lampung dari tahun
periode 2018/2019 penulis tercatat sebagai anggota Kaderisasi dan anggota Komisi
mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Desa Tegal Ombo, Kecamatan Way Bungur,
and Humanites Universitas Islam Negeri Radin Intan Lampung selama 3 bulan.
Selama masa perkuliahan, penulis juga pernah berpartisipasi pada acara The 5th
Civil Brings Revolution tahun 2019 sebagai anggota Sponsorship dan Dana Usaha.
Selanjutnya, penulis mengambil tugas akhir untuk skripsi pada tahun 2021, dengan
judul skripsi Karakteristik Marshall Pada Campuran Split Mastic Asphalt (SMA)
Pada Aspal.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
dan
Dan teman-teman semua, yang pernah memberi warna baru dicerita kehidupanku.
MOTTO
Q.S. Ali Imron: 139
Ridho nya Allah SWT Ridho nya Orang Tua, Murka nya Allah SWT Murka
nya Orang Tua
Semua orang bisa membuat sejarah. Tetapi hanya orang hebatlah yang
dapat menuliskannya
-Oscar Wilde-
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
Aspal” dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
1. Allah SWT dengan segala kuasa-Nya pemberi rahmat, hidayah dan ampunan
yang telah penulis lakukan dan kerjakan bernilai ibadah dan mendapat pahala
2. Kedua orang tua, Bapak dan Ibu tercinta, Marsidi dan Zuarni S.Pd Terima
kasih atas segala doa, cinta dan kasih sayang, dukungan dan semangat serta
perhatian dan kepercayaan yang selalu diberikan yang tidak akan mampu
penulis balas segala jasa dan kebaikannya sampai kapanpun. Semoga Allah
panjang dan keberkahan sebagai balasan atas segala jasa dan kebaikan Bapak
4. Bapak Dr.Eng. Helmy Fitriawan, S.T., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.
5. Ir. Laksmi Irianti, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.
6. Bapak Muhammad Karami, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Lampung.
7. Sasana Putra S.T., M.T. selaku pembimbing pertama penulis. Terima kasih
atas ilmu, masukan, ide serta saran yang sangat membangun terutama dalam
proses menyelesaikan skripsi ini, terima kasih juga atas kebaikan serta segala
pengertian dan kesabaran selama proses menyusun tulisan ini. Semoga segala
kebaikan ibu akan selalu membawa keberkahan bagi bapak dan Keluarga.
8. Ir. Dwi Herianto, M.T. selaku dosen pembimbing kedua penulis. Terima
kasih atas ilmu, masukan, ide serta saran yang sangat membangun terutama
dalam proses menyelesaikan skripsi ini, terima kasih juga atas kebaikan serta
segala pengertian dan kesabaran selama proses menyusun tulisan ini. Semoga
segala kebaikan ibu akan selalu membawa keberkahan bagi bapak dan
Keluarga.
9. Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang selalu
mampu memberikan pengetahuan baru, masukan, serta kritik dan saran yang
10. Seluruh dosen Prodi S1 Teknik Sipil atas semua bekal ilmu pengetahuan yang
11. Bapak Suroto dan staf laboratorium jalan raya, yang telah banyak memberikan
12. Tim Kerja Rodi : Bima, Krisna, Ucup, Arif, Pina yang telah dan sedang
13. Serta teman teman yang membantu dalam pembuatan sample di lab : Kima,
Balmon, Bimo, Kakek, Klomang, Santos, Acil, Nanda, Nopal, Ade, Oji.
14. Tim KP : Balmon, Jeane, Ucup, Arif yang telah belajar bersama sama
16. Rombongan FKBTCH, yang selama ini menemani saya, membantu saya
17. Kawan-kawan angkatan 2016 yang telah sama-sama berjuang, maaf tidak
masa kuliah ini. Semoga kita semua akan sukses dalam berkarir nanti.
Rahmad Dzulhadi
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Batasan Penelitian ..................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Grafik Gradasi Kombinasi Analisa Saringan .......................................32
dan sosial. Di tahun 2019, panjang jalan aspal di Indonesia mencapai 325,606 km
pelayanan. Secara umum, 44% jalan di Indonesia berada dalam kondisi baik.
Sisanya dalam kondisi sedang 19%, rusak ringan 15% dan rusak berat yakni
volume kendaran, kondisi tanah dasar yang tidak stabil, pemadatan tanah dasar
yang tidak optimal, perubahan cuaca, suhu , temperatur, dan konstruksi jalan
yang belum memenuhi standar spesifikasi. Maka dari itu perlu dilakukan
Kondisi jalan yang baik sangat dipengaruhi oleh lapisan-lapisan penyusun jalan
itu sendiri. Split Mastic Asphalt (SMA) adalah salah satu lapisan permukaan
dengan persentase yang lebih tinggi dari perkerasan AC dan HRS. Lapisan ini
adalah persentase agregat kasar 70% dari total campuran, sehingga kekuatan
kekuatan pada aspal yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
yang belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga penelitian ini bertujuan untuk
dengan menggunakan limbah arang tempurung kelapa sebaga bahan tambah pada
aspal.
aspal penetrasi 60/70 untuk campuran Split Mastic Asphlat (SMA) terhadap
karakteristik Marshall?
b. Berapa kadar aspal optimum yang dibutuhkan pada campuran Split Mastic
Tempurung Kelapa?
3
Marshall.
b. Menentukan kadar aspal optimum dan kadar arang tempurung kelapa yang
campuran aspal.
diantaranya:
Universitas Lampung.
d. Penambahan arang tempurung kelapa pada kadar aspal yaitu sebesar 3%, 6%
dan 9%
campuran SMA dengan arang tempurung kelapa yaitu pada nilai stabilitas,
I. Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan dan batasan masalah,
Bab ini berisikan pembahasan dari teori-teori dan rumus-rumus yang digunakan
Bab ini akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian
Pada bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan mencakup
Bab ini akan berisi kesimpulan yang diambil dari penelitian ini dan saran. Pada
akhir penulisan skripsi ini akan dilampirkan daftar pustaka sebagai referensi
Perkerasan jalan merupakan satu atau beberapa lapis material yang dipadatkan di
atas tanah dasar dengan tujuan agar lalu lintas dapat berjalan secara lancar tanpa
beban lalu lintas dan cuaca sedemikian rupa sehingga usaha pemeliharaan mampu
Dilihat dari bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan atas:
pelat beton dengan atau tanpa tulangan yang diletakkan di atas tanah dasar
dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah. Beban lalu lintas untuk perkerasan
kaku sebagian besar dipikul oleh pelat beton (Adhita Maharani, 2018).
7
berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku atau perkerasan kaku di atas
perkerasan lentur.
Split Mastic Asphalt (SMA) adalah campuran dengan gradasi senjang (gap graded)
yang mengandung sebagian besar agregat kasar, dan membentuk kerangka yang
efisien untuk penyebaran beban. Agregat kasar di ikat bersamasama oleh mastic,
yang mengandung bahan pengisi (filler), serat (fiber) dan polimer dengan lapisan
tinggi. Campuran SMA lebih tahan terhadap deformasi, mempunyai kekuatan dan
keawetan yang tinggi karena kadar agregat kasar dan aspalnya tinggi serta
yang optimum dan dapat melayani sesuai dengan umur layan perkerasan jalan.
Persentase kadar aspal yang tinggi pada SMA membutuhkan aditif yang
menstabilkan dan memperkuat campuran (Riza Millatul Aminin, 2020). Salah satu
1. Tahan terhadap alur dimana terdapat temperature yang cukup tinggi serta lalu
3. Banyaknya rongga yang terdapat dalam campuran, maka digunakan kadar aspal
lapisan bawah.
bawahnya.
Pada dasarnya campuran SMA terdiri dari 2 unsur, dimana agregat sebagai bahan
utama, aspal, serta sebagai bahan tambahan. Putri (2018), menyatakan kualitas
URAIAN SATUAN
Gradasi Agregat ( % Lolos saringan )
12,50 mm 100
11,20 mm 90 – 100
8,00 mm 50 – 75
5,00 mm 30 – 50
2,00 mm 20 – 30
0,71 mm 13 – 25
0,25 mm 10 – 20
0,09 mm 8 – 13
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. General
Specificationfor Road Betterment Project. Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta
9
2.3 Aspal
Aspal merupakan material perkerasan jalan yang berfungsi sebagai bahan pengikat
dan pengisi antar agregat. Polimer alam berupa selulosa dari pelepah batang pisang
memiliki potensi untuk dijadikan alternatif bahan tambah pada aspal yang berguna
berwarna hitam atau gelap, berbentuk padat atau semi padat, dan dapat diperoleh
di alam maupun sebagai hasil produksi. Bitumen dapat berupa aspal, tar, atau pitch.
Namun dari ketiga jenis bitumen tersebut, hanya aspal yang umum dan banyak
disebut sebagai aspal (Sukirman, 2016). Aspal bersifat termoplastis yaitu akan
mencair jika dipanaskan dan akan kembali membeku jika temperatur turun. Sifat
ini digunakan dalam proses konstruksi perkerasan jalan. Banyaknya aspal pada
campuran dapat berperan sebagai selimut agregat dalam bentuk film aspal yang
berfungsi menahan gaya gesek permukaan dan mengurangi kandungan pori udara
Aspal keras merupakan aspal yang berasal dari residu destilasi minyak bumi.
temperatur ruang (25oC – 30oC), yaitu : pen 40/50, pen 60/70, pen 85/100, pen
10
120/150, pen 200-300. Semakin kecil angka penetrasi maka aspal akan semakin
keras, semakin susah cara penanganannya karena diperlukan suhu yang lebih
tinggi agar aspal dapat menjadi lunak atau cair. Sebaliknya semakin tinggi
angka penetrasi maka aspal akan mudah encer. Di Indonesia aspal yang sering
b. Aspal Modifikasi
pembuatan jalan raya, material ini dipilih karena hasil akhirnya yang baik dan
aspal yaitu dengan meminimalisir penggunaan bahan dasar aspal, atau dengan
tambahan dalam campuran yang sifat nya mampu mengatasi kelemahan yang
dimiliki aspal contoh nya bahan polimer ataupun plastic (Priyo Pratomo, 2016).
Aspal Modifikasi biasa dikenal dengan Polymer Modified Asphalt (PMA) atau
patah akibat beban lalu lintas serta hilangnya stabilitas.. Pada penelitian ini
kadar 3%, 6% dan 9% pada aspal keras penetrasi 60/70. Berdasarkan penelitian
tentang “Potensi Bioaspal pada Bahan Daur Ulang Aspal dan Campuran
Beraspal Hangat” yang dilakukan oleh Atmy V.R. Sihombing et al. Diperoleh
hasil bahwa Bioaspal merupakan aspal yang berasal dari biomassa yang
rutting pada temperatur rendah. Aspal polimer ini dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
fisik campuran aspal dan sifat rheologinya. Jenis polymer plastomer yang
Polypropilene.
Aspal jenis ini sering digunakan sebagai campuran aspal keras karena dapat
lembek dan elastisitas aspal keras. Aspal polymer elastomer jenis SBS
Isoprene Styrene) dan karet hadala adalah yang umum digunakan sebagai
aspal.
Ketentuan untuk aspal keras penetrasi telah diatur oleh Direktorat Jenderal Bina
Temperatur yang
12 menghasilkan Geser SNI 06-6442-2000 70 76
Dinamis (G*/sinS) pada osilasi
10 rad/detik > 2,2 kPa, (°C)
2.4 Agregat
Agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain. Agregat
merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu 90-95% agregat
volume. Sifat agregat merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan
perkerasan jalan untuk memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan sebelum diputuskan apakah suatu
agregat dapat digunakan sebagai material perkerasan jalan. Sifat agregat yang
permukaan, bentuk butir, berat jenis, kebersihan, kekerasan dan ketahanan agregat,
kemampuan untuk menyerap air, porositas, dan daya ikat aspal dengan agregat.
Spesifikasi gradasi agregat untuk campuran aspal dapat dilihat dalam tabel 2.4.
1. Agregat Kasar
Fraksi agregat kasar yaitu agregat yang tertahan pada ayakan No.4 (4,75 mm)
yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, dan awet. Ketentuan
2. Agregat Halus
Agregat halus adalah agregat terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah
yang lolos dari ayakan No. 4 (4,75 mm) dan tertahan pada saringan No. 200
(0,075 mm). Pasir alam dapat digunakan dalam campuran SMA sampai batas
yang tidak melampaui 15% terhadap berat total campuran. Fungsi utama
Agregat Lolos Ayakan No. 200 SNI ASTM C117: 2012 Min. 10%
Filler adalah material yang lolos saringan No.200 (0,075 mm) dan termasuk
kapur hidrat, abu terbang, portland semen, dan abu batu yang tidak kurang dari
added) harus dalam rentang 1-2% dari berat total campuran agregat.
kelapa merupakan lapisan keras dengan ketebalan 3 mm sam 5 mm. sifat kerasnya
tempurung. Dari berat total buah kelapa, antara 15 – 19% merupakan berat
kandungan methoxyl dalam tempurung kelapa hampir sama dengan yang terdapat
16
dalam kayu. Pada umumnya nilai kalor yang terkandung dalam tempurung kelapa
Buah kelapa mempunyai hasil sampingan berupa tempurung yang dapat diolah
menjadi arang. Namun, selama ini tempurung kelapa hanya digunakan sebagai
bahan bakar untuk memasak atau dibiarkan sebagai limbah. Untuk meningkatkan
nilai tambah produk kelapa, perlu dilakukan upaya pemanfaatan tempurung kelapa
cenderung meningkat sebagai bahan baku pembuatan arang aktif (Hadi, 2011).
Arang aktif atau sering juga disebut karbon aktif adalah jenis karbon yang
memiliki luas permukaan yang besar (500 m2/g). Hal ini dicapai dengan proses
pengaktifan karbon, baik secara kimia maupun fisik. Pengaktifan juga bertujuan
dalam berbagai jenis industry sebagai adsorben dan untuk kegunaan lainnya (Hadi,
2011).
distandarisasikan dalam American Society for Testing and Material 1993 (ASTM
D, 1997). Parameter Marshall yaitu terdiri dari 3 parameter yaitu beban maksimum
yang dapat diterima benda uji sebelum hancur atau disebut dengan Marshall
Stability, deformasi permanen dari benda uji sebelum hancur atau disebut Marshall
Flow, dan turunan atau perbandingan antara Marshall Stability dan Marshall Flow
17
alat tekan Marshall yang dilengkapi dengan cincin penguji (Proving Ring)
berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan flow meter. Benda uji Marshall standar
berbentuk silinder dengan tinggi 2,5 inch (6,35 cm) dan berdiameter 4 inch (10,16
1. Stabilitas (Stability)
beban lalu lintas yang bekerja di atasnya tanpa mengalami perubahan bentuk
tetap seperti gelombang dan alur (rutting). Nilai stabilitas dipengaruhi oleh
bentuk, kualitas, tekstur permukaan dan gradasi agregat yaitu gesekan antar
Nilai stabilitas campuran aspal jenis SMA disyaratkan adalah lebih dari 750 kg.
Akan tetapi pada penelitian ini menggunakan campuran aspal SMA modifikasi
2. Kelelehan (Flow)
Void in The Mix (VIM) merupakan persentase rongga yang terdapat dalam total
semakin tinggi nilai VIM menunjukkan semakin besar rongga dalam campuran
kurang rapat sehingga air dan udara mudah memasuki rongga-rongga dalam
campuran. Nilai VIM yang terlalu rendah akan menyebabkan bleeding karena
suhu yang tinggi, maka viskositas aspal menurun sesuai sifat termoplastisnya.
keawetan lapis perkerasan, karena rongga yang terlalu besar akan mudah terjadi
rumus berikut:
.
𝑉𝐼𝑀 = 100 - …………………………………(1)
. .
BJ = % % …………………………………(2)
. .
Keterangan:
(gr/cc).
Void in Mineral Aggregate (VMA) adalah rongga udara antar butir agregat
aspal padat, termasuk rongga udara dan kadar aspal efektif yang dinyatakan
19
dalam persen terhadap total volume. Nilai VMA dipengaruhi oleh faktor
pemadatan, yaitu jumlah dan temperatur pemadatan, gradasi agregat dan kadar
aspal. Nilai VMA ini berpengaruh pada sifat kekedapan campuran terhadap air
dan udara serta sifat elastis campuran. Dapat juga dikatakan bahwa nilai VMA
berikut:
( % )× .
VMA = 100 - ……………(3)
. .
Keterangan:
Void Filled with Bitumen (VFA) merupakan persentase rongga terisi aspal pada
pemadatan, gradasi agregat, dan kadar aspal. Nilai VFA berpengaruh pada sifat
kekedapan campuran terhadap air dan udara serta sifat elastisitas campuran
Marshall Quotient merupakan hasil bagi antara stabilitas dan kelelehan (flow).
𝑀𝑄 = …………………………………………………………….(4)
Mulai
Kajian Pustaka
Penyiapan material
Selesai
Gambar 3.2. Lanjutan diagram alir penelitian.
1. Agregat Kasar
Jenis agregat kasar yang digunakan yaitu tertahan ayakan No.4 (4,75 mm)
berasal dari Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik
2. Agregat Halus
Agregat halus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan terdiri
3. Filler atau material lolos saringan No.200 yang digunakan dalam penelitian
4. Aspal yang digunakan pada penelitian ini aspal keras dengan penetrasi
60/70.
Peralatan yang digunakan untuk pengujian agregat antara lain mesin Los
Angeles (tes abrasi), alat pengering yaitu oven, timbangan berat, dan alat uji
Alat uji yang digunakan adalah seperangkat alat untuk metode Marshall,
sebagai berikut:
a. Alat tekan Marshall yang terdiri dari kapal penekan berbentuk lengkung,
b. Alat cetak benda uji berbentuk silinder diameter 4 inchi (10,16 cm) dan
c. Cincin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg,
campuran sebanyak 75 kali tumbukan untuk tiap sisi (atas dan bawah).
lap, timbangan, ember untuk merendam benda uji, jangka sorong, pan,
uji Marshall yang akan dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Jurusan
sebagai berikut:
1. Studi Literatur
penelitian yang akan dilakukan. Referensi ini didapatkan dari buku, jurnal,
Pada tahap ini dilakukan proses penyiapan bahan dan pengecekan peralatan
halus, filler, dan bahan tambahan yaitu arang tempurung kelapa yang akan
3. Pengujian Bahan
memenuhi spesifikasi yang ada. Pada agregat kasar, agregat halus, dan
Standar Uji
No. Jenis Pengujian
SNI 03-1968-1990
1 Analisa saringan
Berat Jenis (Berat jenis bulk, Berat jenis SSD
SNI 03-1970-1990
2 dan Berat jenis semu) dan Penyerapan agregat
halus
Berat Jenis (Berat jenis bulk, Berat jenis SSD
SNI 03-1969-1990
3 dan Berat jenis semu) dan Penyerapan agregat
kasar
SNI 03-2417-2008
4 Los Angeles Test
BS 812: Part 3: 1975
5 Aggregate Impact Value Test (AIV)
BS 812: Part 3: 1975
6 Aggregate Crushing Value Test (AIV)
Langkah pertama yang dilakukan dalam tahap ini adalah menentukan Pb,
yaitu kadar aspal yang digunakan sebagai perkiraan awal kadar aspal
halus yang lolos saringan No.4 dan Filler : agregat halus lolos saringan
telah dihitung, kemudian benda uji dibuat sebanyak tiga buah pada
tempurung kelapa.
5. Memasukkan campuran dalam cetakan per 1/3 dan 1/2 tinggi cetakan
6. Setelah itu benda uji didiamkan selama kurang lebih 24 jam agar
7. Lalu benda uji dibersihkan dari kotoran yang menempel dan diukur
9. Setelah itu menimbang benda uji dalam air untuk mengetahui berat
lalu didapatkan berat benda uji kering permukaan jenuh atau SSD
dua musim yaitu musim panas dan musim penghujan, pengujian akan
sampel, lalu direndam dalam bak perendaman (water bath) pada suhu
3. Lalu mengeluarkan benda uji dari bak perendam, meletakan benda uji
menyentuh alas cincin penguji, dan mengatur jarum arloji flow meter
menit, dibaca pada saat nilai stabilitas berhenti dan jarum mulai
Aggregate (VMA), dan Void Filled With Asphalt (VFA) yang ada pada
stabilitas pada campuran aspal daur ulang dengan penambahan bahan arang
tempurung kelapa.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Asphalt (SMA) terhadap perubahan nilai Stabilitas, Flow, VIM adalah semakin
tinggi kadar arang tempurung kelapa dalam campuran Split Mastic Asphalt
(SMA) maka nilai Stabilitas akan semakin meningkat, Flow diperoleh bahwa
Dan VIM semakin tinggi kadar arang tempurung kelapa maka nilai VIM akan
semakin meningkat.
Aspal Optimum (KAO) pada 0% yakni sebesar 6%, untuk campuran arang
yakni sebesar 6.4%. Dan KAO yang terbaik ada di campuran 9% dengan
5.2 Saran
Affandi, Furqon. 2010. Analisis Pengaruh Gradasi pada Campuran Split Mastic
Asphalt (SMA) yang Menggunakan Aditif ASBUTON Murni untuk Perkerasan
Bandara
Aminin, Riza M. 2020. Karakteristik Marshall Campuran Split Mastic Asphalt (SMA) dengan
Penambahan Selulosa Serat Kapuk. Jurnal Rekayasa Sipil & Lingkungan Vol.04(1).
Universitas Jember.
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2018.
Spesifikasi Umum . Divisi 6.
Hadi, R. 2011. Sosialisasi Teknik Pembuatan Arang Tempurung Kelapa dengan Pembakaran
Sistem Suplai Udara Terkendali. Buletin Tekmik Pertanian 16(2): 77-80. Departemen
Pertanian Jambi.
Nur , Misbakhul F. 2017. Pemanfaatan Serbuk Arang Tempurung Kelapa Sebagai Bahan
Tambah dengan Filler Abu Batu untuk Meningkatkan Kinerja Karakteristik Beton
Aspal (AC-WC). Jurnal Sondir Vol.1. Progam Studi Teknik Sipil FTSP ITN Malang.
Malang.
Pratomo, Priyo. 2016. Aspal Modifikasi Dengan Penambahan Plastik Low Linear Density
Poly Ethylene (LLDPE) Ditinjau Dari Karakteristik Marshall Dan Uji Penetrasi Pada
Lapisan Aspal Beton (AC-BC). Jurnal Rekayasa, Vol. 20 (3).
Putra, Syukri M. 2019. Pengaruh Penambahan Abu Arang Tempurung Kelapa terhadap
Durabilitas Campuran Aspal Beton AC-BC. Padang. Universitas Andalas.