Full Teks Skripsi - Shollana Makhmud
Full Teks Skripsi - Shollana Makhmud
Full Teks Skripsi - Shollana Makhmud
SKRIPSI
Oleh
SHOLLANA MAKHMUD
NIM 183151042
Kepada
Dekan Fakultas Adab dan Bahasa
di Surakarta
ii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
MOTO
“Cinta adalah seni untuk menyakiti diri sendiri.” Rizky Firdaus Wijaksana
“Yang dicari hilang, yang dikejar lari. Yang ditunggu, yang diharap. Biarkanlah
semesta bekerja, untukmu.” Kunto Aji Wibisono
v
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja, puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah Swt. karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Nilai Sosial dalam Naskah Drama Dhemit
karya Heru Kesawa Murti: Kajian Sosiologi Sastra serta Relevansinya dengan
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Madrasah Aliah. Selawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya arahan,
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Raden Mas Said Surakarta.
2. Prof. Dr. Toto Suharto, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Adab dan
Bahasa Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.
3. Dian Uswatun Hasanah, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris Bahasa
Indonesia Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.
4. Ferdi Arifin, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan banyak ilmu, motivasi, saran, masukan serta kritik yang
membangun sehingga penyusunan skripsi dapat selesai tepat waktu.
5. Drs. Wihadi Admojo, M. Hum. dan Sri Lestari, M.Pd. selaku dewan
penguji dalam sidang skripsi yang telah memberikan masukan serta saran
untuk menyempurnakan penyusunan skripsi.
6. Seluruh dosen Tadris Bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan motivasi yang terus mengalir kepada peneliti selama
mengemban ilmu di bangku perkuliahan.
7. Serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
ikhlas memberikan doa, dukungan juga semangat kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi.
vii
ix
ABSTRAK
Makhmud, Shollana. 2022. Nilai Sosial dalam Naskah Drama Dhemit karya Heru
Kesawa Murti: Kajian Sosiologi Sastra serta Relevansinya dengan Pembelajaran
Bahasa Indonesia di Madrasah Aliah. Skripsi. Program Studi Tadris Bahasa
Indonesia, Fakultas Adab dan Bahasa, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta.
ix
ABSTRACT
Makhmud, Shollana. 2022. Social Values in Heru Kesawa Murti’s Drama Dhemit:
A Study of Literary Sociology and Its Relevance to Indonesian Language
Learning at Madrasah Aliah. Thesis. Indonesian Language Education Study
Program, Faculty of Language and Culture. Raden Mas Said State Islamic
University Surakarta.
This study aims to analyze the social values contained in the drama script
Dhemit by Heru Kesawa Murti and their relevance to learning Indonesian at
Madrasah Aliah. This research is included in the type of literature study research,
while the research method used is descriptive qualitative analysis. The primary
data source used is a document, namely a drama script by Heru Kesawa Murti
entitled Dhemit, while journals, books, theses, and dissertations are secondary
data sources. Data collection techniques in this study used reading and
note-taking techniques and purposive sampling as a sampling technique. The
analysis technique is carried out using the sociology of literature technique by
expressing literature as a social reflection. Then the validity of the data used is
triangulation theory. While the data analysis technique in this study uses an
interactive model from Miles and Hubberman.
The results of this study indicate that there are 28 data. Which consists of
8 data regarding the form of concern, 5 data regarding the form of politeness, 4
data regarding the form of mutual assistance, 6 data regarding the form of
cooperation, 3 data regarding the form of kinship, and 2 data regarding the form
of tolerance contained in the drama script Dhemit by Heru Kesawa. Murti. The
results of this study indicate that the drama script Dhemit by Heru Kesawa Murti
is very relevant to learning Indonesian at Madrasah Aliah according to the 2013
curriculum for class XI, specifically at KD 3.19 and 4.19 regarding drama
appreciation.
x
DAFTAR ISI
NOTA PEMBIMBING…………………………………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………..………………………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………………iv
MOTO…………………………………………………………………………………….v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...vii
ABSTRAK………………………………………………………….……………..……..ix
ABSTRACT……………………………………………………………………………….x
DAFTAR ISI………………………………………………………………….….xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….………..xiii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………xv
DAFTAR SINGKATAN……………………...….…………………….……….xvi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………..….……………………………..…..…………..6
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………….7
D. Manfaat Penelitian………………………………………………….………7
A. Landasan Teori…………………………………………………..………..10
1. Naskah Drama…………………………………………………….…………..10
2. Sosiologi Sastra……………………………………………………………….13
xi
3. Konsep Nilai Sosial……………………………………………………22
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………..………….…..……………..…76
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
manusia tanpa harus dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Nilai-nilai
yang termuat dalam suatu karya sastra tidak semata mempunyai nilai
estetika saja, terdapat pula nilai-nilai seperti nilai pendidikan, nilai moral,
nilai hukum, nilai budaya, nilai agama, dan nilai sosial (Ridho, 2018: 6).
Karya sastra pada dasarnya dapat dipahami karena karya sastra berangkat
1
Berdasarkan penjelasan diatas, karya sastra memuat pernyataan
kata-kata untuk menggambarkan suatu fakta yang faktual agar tidak dapat
dilihat oleh orang lain, dan jika dijelaskan oleh penyair, faktanya dapat
Salah satu hasil karya sastra, selain novel, cerpen dan puisi adalah
sastra lainnya, naskah drama mempunyai kualitas dan daya tarik yang
perlu diteliti dan dipelajari. Hal ini dapat terjadi karena naskah drama
pendekatan teoretis.
perihal yang masyarakat anggap baik maupun buruk (Risdi, 2019: 58).
penelitian dalam kajian sosiologi sastra karena konteks dari suatu naskah
2
Naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti adalah salah satu
naskah drama Dhemit tidak terlepas dari imajinasi liar seorang Heru
Kesawa Murti. Tidak hanya menulis naskah drama, Heru Kesawa Murti
yang merupakan salah satu pendiri kelompok seni teater legendaris asal
Yogyakarta, Teater Gandrik, juga rutin menulis cerpen dan esai budaya
pohon nan sulit ditebang. Naskah Dhemit karya Heru Kesawa Murti
liar atau illegal logging terjadi pada hari Senin, (13/06/2022), di kawasan
3
pada Kamis, (05/08/2021), juga terjadi kasus serupa yang
seperti sekolah, masjid dan rumah warga setempat (Belseran, 2021). Tidak
konon terindikasi kuat akibat ulah para penguasa yang tidak bertanggung
jawab. Lantaran hutan yang semestinya menjadi tempat resapan air justru
konteks yang termuat dalam naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
Dalam kajian nilai sosial pada naskah drama Dhemit karya Heru
4
karya sastra; (c) sosiologi pembaca. Peneliti mengaplikasikan salah satu
dari ketiga matriks paradigma yang diklasifikasikan oleh Rene Wellek dan
menemukan bentuk nilai sosial yang sesuai dengan kajian nilai sosial
serta bahan ajar sastra untuk peserta didik kelas XI dengan materi apresiasi
5
“mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan”. Naskah drama ini memiliki sisi positif yang dapat dijadikan
siswa. Siswa membutuhkan bahan bacaan yang berbeda dari biasanya dan
B. Rumusan Masalah
berikut.
Dhemit?
Aliah?
6
C. Tujuan Masalah
sebagai berikut.
Madrasah Aliah.
D. Manfaat Penelitian
berikut.
1. Manfaat Teoretis
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
8
c. Bagi pembaca
9
BAB II
A. Landasan Teori
terkait nilai sosial yang termaktub dalam naskah drama Dhemit karya Heru
sosiologi sastra Wellek & Warren dengan mengaplikasikan salah satu dari
tiga matriks paradigma sosiologi sastra, yaitu sosiologi karya sastra yang di
1. Naskah Drama
10
yang harus ditafsirkan terlebih dahulu oleh seluruh pemeran drama
1971: 12).
sang penulis. Sejatinya, bentuk fisik dari sebuah naskah atau teks
adalah ragam tutur. Ragam tutur yang dimaksud adalah ragam sastra.
langsung menambah nuansa dan kesan yang baru pada naskah drama.
11
Jadi dapat disimpulkan, bahwasanya naskah drama merupakan
dalam kata lain, naskah drama berfungsi sebagai sarana pertama dan
12
3) Menciptakan situasi yang membutuhkan jawaban, menyerap
meningkatkan imajinasi;
2. Sosiologi Sastra
sosial yang termuat dalam naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
Murti ini merupakan objek yang akan digali dan dikaji dalam penelitian
ini.
a. Pengertian Sosiologi
berarti serempak, simultan, handai, tolan. Adapun kata logi atau logos
13
kemudian dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari silsilah dan
14
kewajibannya. Selanjutnya, Swingewood dalam Mardiko (2018:
15
Selanjutnya, mengenai segala peristiwa yang terjadi di lingkup
sebelumnya. Adapun kata sastra yang diambil dari kata sas dan tra
bermula dari bahasa kesusastraan Hindu Kuno yang mana kata sas
2019: 17). Sastra sebagai cerminan dari masyarakat. Pada konteks ini,
16
istilah “cerminan” masih rancu, maka dari itu, kerap disalahartikan
secara diametral.
17
ekspresi masyarakat”. Aksioma tersebut tidak hanya memaparkan
dari situasi sosial pada kurun waktu tertentu, namun bermakna bahwa
jaringan sistem dan nilai yang ada pada masyarakat (Yulianeta, 2016:
41).
18
sosiologi sastra adalah suatu teori yang melibatkan interaksi sosial dan
faktor sosial, budaya, serta karya sastra tersebut adalah objek kultural
yang pelik serta wujud dan konteks dari karya sastra itu sendiri harus
mencermati karya sastra melalui dua arah; (1) melalui suatu kekuatan
atau faktor material yang memiliki ciri khas; (2) melalui suatu adat
19
istiadat, yakni tendensi intelektual maupun kultural yang bersifat
kolektif.
sosiologi sastra yang kedua ini bertolak dari karya sastra tersebut.
20
Bertolak dari perspektif yang dikemukakan Rene Wellek dan
korelasi antara lingkungan sosial dengan diri sendiri (Nisak, 2017: 6).
21
Dalam mengaplikasikan beberapa pendekatan pada teori
sastra.
untuk memutuskan entitas tersebut baik atau buruk, benar atau salah,
22
indah atau tidak indah, maka dari itu nilai dapat bersifat subjektif.
menafsirkan antara benar atau salah. Nilai sosial pun dapat dimaknai
23
Nilai sosial dapat memengaruhi pola pikir seseorang dalam
nilai tersebut bersifat umum dan memiliki jangkauan yang luas. Alfan
yaitu; (1) nilai sosial berdasarkan fitrahnya, mulai dari nilai karakter,
nilai materi, nilai hayati, nilai ketaatan hukum, nilai ajaran, nilai
nilai yang berasimilasi atau mengakar atau nilai dominan; (3) nilai
mandiri.
(2) nilai vital, yakni segala sesuatu yang membantu seseorang untuk
rincian nilai menjadi beberapa macam, antara lain; (1) nilai aktualitas
manusia; (3) nilai moral yang berasal dari kehendak (karsa); (4) nilai
agama atau sakral yang bersifat mutlak dan bermula dari kepercayaan
manusia.
24
Sedangkan, jenis nilai sosial yang peneliti aplikasikan dalam
persahabatan; (4) nilai moral; (5) nilai sosial; (6) nilai perjuangan; (7)
nilai didaktik.
dalam naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Nilai sosial
tersebut memiliki nilai positif yang mana pantas dirawat dan layak
dilindungi.
tanah air. Para seniman dituntut untuk lebih kreatif serta mencari
25
mewadahi dan melahirkan banyak seniman terkenal tanah air. Teater
disampaikan dengan balutan komedi yang khas. Salah satu karya dari
Teater Gandrik yaitu Dhemit yang naskahnya ditulis oleh salah satu
pendiri dari Teater Gandrik, Heru Kesawa Murti. Dalam hal ini,
26
Pendekatan pembelajaran adalah metode yang digunakan pendidik
diajarkan pada peserta didik yang duduk di kelas XI. Materi mengenai
isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton” serta KD 4.19
27
yang berbunyi “mendemonstrasikan sebuah naskah drama dengan
B. Tinjauan Pustaka
kajian terdahulu dan bersifat relevan sesuai dengan substansi yang diteliti.
Lestari, hasil penelitiannya berupa nilai sosial dalam suatu naskah drama.
serupa menggali nilai sosial yang terdapat pada naskah drama. Adapun
naskah drama Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Berbeda dengan kajian
peneliti yang menggunakan naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti
dengan judul Makna Simbol dalam Naskah Drama Dhemit karya Heru Kesawa
sama, yaitu sama-sama mengkaji naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
28
Murti. Sedangkan perbedaannya adalah subjek analisis yang digunakan,
semiotika pada naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Berbeda
dengan kajian peneliti yang mengkaji nilai sosial dalam kajian sosiologi sastra
Ketiga, analisis kajian dalam bentuk skripsi oleh Natanael Feby Raenaldi
(2021) mahasiswa Universitas Sebelas Maret, dengan judul Konflik Sosial dan
Nilai Pendidikan Karakter dalam Naskah Drama Dhemit karya Heru Kesawa
Murti dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Siswa
SMA, hasil penelitiannya berupa konflik sosial pada naskah drama Dhemit
sama yaitu naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Sedangkan
mengkaji konflik sosial dan nilai pendidikan karakter dalam naskah drama
Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Berbeda dengan penelitian ini yang
sosiokultural melalui teori Lev Vygotsky pada naskah drama Dhemit karya
Keempat, analisis kajian dalam bentuk skripsi oleh Ika Dhesy Aryanti
Sastra Terhadap Konflik Sosial dan Politik Novel Saman dan Larung Karya
29
Ayu Utami, hasil penelitiannya berupa konflik sosial pada novel Saman dan
tersebut menggunakan subjek berupa konflik sosial dan politik dan objek
Industri Hiburan Hori Art & Entertainment, hasil penelitiannya berupa kajian
terhadap nilai sosial pada seni tari. Persamaan terdapat pada subjek
Industri Hiburan Hori Art & Entertainment sebagai objek kajian. Berbeda
dengan penelitian ini yang menjadikan naskah drama Dhemit karya Heru
Kesawa Murti.
Sosial dalam Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto dan Little House
penelitiannya berupa kajian terhadap nilai sosial pada novel Keluarga Cemara
karya Arswendo Atmowiloto dan Little House karya Laura Ingalls. Persamaan
30
Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian relevan tersebut menggunakan novel
Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto dan Little House karya Laura
Ingalls sebagai objek analisis. Berbeda dengan penelitian ini yang menjadikan
Ketujuh, penelitian dalam bentuk tesis oleh Lulu Farhatul Ummah (2021)
Novel Lampuki karya Arafat Nur dan Tanah Tabu karya Anindita Siswanto
dalam novel Lampuki karya Arafat Nur dan Tanah Tabu karya Anindita
kajiannya, analisis kajian relevan tersebut mengkaji konflik sosial dalam novel.
Berbeda dengan penelitian ini yang mengkaji nilai sosial pada naskah drama
Kedelapan, analisis kajian dalam bentuk tesis oleh Joko Mardiko (2018)
Hirata. Berbeda dengan penelitian ini yang mengkaji nilai sosial pada naskah
31
Kesembilan, analisis kajian relevan dalam bentuk disertasi oleh Yulianeta
subjek dan objek penelitian yang digunakan, kajian relevan tersebut mengkaji
kajian gender dalam novel. Berbeda dengan penelitian ini yang mengkaji nilai
penelitian yang digunakan. Berbeda dengan penelitian ini yang mengkaji nilai
32
digunakan, sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian. Penelitian
ini menggunakan naskah drama berjudul Dhemit karya Heru Kesawa Murti.
C. Kerangka Berpikir
Objek kajian dalam penelitian ini yaitu naskah drama Dhemit karya Heru
Kesawa Murti berupa kalimat serta dialog antartokoh. Naskah drama ini berisi
perumahan modern pada sebuah desa yang menyakralkan suatu pohon nan sulit
ditebang. Naskah Dhemit karya Heru Kesawa Murti dikemas dalam balutan
Pada penelitian ini, peneliti akan mengkaji nilai sosial dalam naskah
drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti dengan menggunakan teori sosiologi
sastra sebagai teori utama ditambah dengan teori sosiokultural sebagai teori
nilai-nilai sosial dari naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Setelah
Madrasah Aliah sesuai dengan materi sastra pada KD 3.19 yang berbunyi
“menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton” serta KD
33
Berdasarkan tinjauan pustaka pada subbab sebelumnya, maka pada
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sosial yang terkandung pada naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
Madrasah Aliah. Penelitian ini dapat dilaksanakan di mana pun dan kapan
pun. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2022 sampai Desember
Waktu Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Revisi
Proposal
5 Analisis Data
6 Munaqosah
7 Revisi Hasil
Penelitian
35
B. Metode Penelitian
naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti yaitu metode penelitian
(Siyoto dan Sodik, 2015: 28). Menurut Creswell dalam Nugrahani (2014:
selain itu metode ini juga berusaha mendalami isu-isu yang rinci terkait
seluruh gejala atau keadaan yang ada dan didasari oleh kenyataan secara
C. Sumber Data
sumber data yakni dalam bentuk naskah drama. Data yang diambil dari
memiliki dua kategori yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
36
primer yaitu sumber data yang menyajikan data secara langsung kepada
peneliti, dan data sekunder merupakan kebalikan dari data primer yaitu
dan dialog yang terdapat pada naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
Murti. Naskah drama tersebut dipentaskan pertama kali pada tahun 1986
oleh Teater Gandrik. Sedangkan data sekunder yang terdapat pada kajian
penelitian ini yaitu jurnal, skripsi, artikel, prosiding, buku serta referensi
akan kesulitan dalam mendapatkan data dengan standar yang berlaku jika
karena data yang telah terkumpul dapat menentukan kualitas data dan
penelitian ini.
37
1) Membaca berulang-ulang secara keseluruhan agar dapat mengerti
dan memahami isi dari naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
Murti.
E. Teknik Cuplikan
dalam hal ini berarti cara memilih informasi yang sesuai dengan kategori
penelitian.
yang bersumber pada naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti
kesimpulan.
38
Cuplikan yang dapat digunakan sebagai sampel atau cuplikan
Penelitian ini sedikit banyak akan membahas mengenai nilai sosial yang
terdapat pada kalimat dan dialog antartokoh. Hal lain yang menjadi
bahasan pada analisis kajian ini yaitu merelevansikan nilai sosial yang
melalui diskusi.
39
Keabsahan data pada penelitian kualitatif memakai teknik
menggunakan data lain untuk dibandingkan dengan data yang akan diteliti.
teori (Rahardjo, 2010). Pada hal ini, peneliti memakai triangulasi teori.
sastra dari teori Rene Wellek dan Austin Warren serta ditunjang dengan
bentuk penelitian yang sistematis dan sintesis data dari wawancara, catatan
40
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis
yang secara esensial sosiologi sastra mengkaji; (a) studi ilmiah manusia
melalui sastra dan sebaliknya; (c) studi proses sosial, seperti apa
ini, peneliti memakai teknik analisis data Miles dan Huberman (2009),
1) Pengumpulan Data
41
Peneliti mengumpulkan data dengan menganalisis dokumen
2) Reduksi Data
kalimat dan dialog antartokoh yang ditulis dalam bentuk tabel dan
Aliah.
42
3) Penyajian Data
bahan ajar.
4) Penarikan Kesimpulan
peneliti.
43
Adapun bagan alur teknik analisis interaktif model Miles dan Hubberman
44
BAB IV
A. Deskripsi Data
bab pertama, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
nilai-nilai sosial dengan menganalisis dokumen dari naskah drama Dhemit karya
Indonesia di Madrasah Aliah kelas XI. Data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan teknik membaca dan mencatat. Data yang dianalisis dalam
naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti berupa kalimat dan dialog
Wellek dan Austin Warren dengan mengaplikasikan salah satu dari tiga matriks
paradigma sosiologi sastra, yaitu sosiologi karya sastra untuk memaparkan nilai
sosial. Selain itu, peneliti juga mengaplikasikan teori sosiokultural Lev Vygotsky
sendiri) serta merelevansikan nilai sosial tersebut sebagai bahan ajar Bahasa
Naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti pertama kali dipentaskan
pada tahun 1986 oleh Teater Gandrik. Naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
kompleks perumahan modern pada sebuah desa yang menyakralkan suatu pohon
45
nan sulit ditebang. Cerita ini bermula dari perdebatan antara kontraktor dan
merasa tempat tinggalnya diganggu oleh bangsa manusia. Melalui sesepuh desa
dan pembantu sesepuh desa, maka dilakukan musyawarah antara demit dengan
1. Nilai Sosial dalam Naskah Drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti
termuat dalam penelitian ini, yaitu data terkait nilai sosial yang terkandung
dalam naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Peneliti menganalisis
teknik analisis baca dan catat data yang ditemukan dalam naskah drama
Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Berikut ini merupakan penjabaran data nilai
1 Kepedulian 8 Data
2 Kesopanan 5 Data
3 Tolong-menolong 4 Data
5 Kekeluargaan 3 Data
6 Toleransi 2 Data
46
Dalam menganalisis data, peneliti memakai teori sosiologi sastra Rene
Wellek dan Austin Warren untuk memaparkan bentuk nilai sosial. Peneliti
data mengenai bentuk kerja sama, 3 data mengenai bentuk kekeluargaan, 2 data
tercantum pada kompetensi dasar (KD) 3.19 yang bertujuan menganalisis isi dan
kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton serta 4.19 yang bertujuan
kebahasaan.
memberikan gambaran yang lebih utuh kaitan antara karya sastra sebagai teks
dengan dunia nyata. Sebab, sebuah karya sastra tidak dapat berdiri sendiri. Karya
47
Aspek sosiologi ini dapat membantu para siswa dalam membaca dan
pengarang terkait unsur sosiologi meliputi kelompok sosial, kelas sosial, struktur
sosial, pranata sosial, metode sosial, korelasi sosial, friksi sosial, pemahaman
sosial, pergerakan sosial dan perkembangan sosial. Semua klasifikasi ini terdapat
sebagai bahan ajar ini dapat menjadi sarana untuk mengenalkan betapa
dan Austin Warren yang ditunjang dengan teori sosiokultural Lev Vygotsky,
nilai-nilai sosial yang terkandung dalam suatu karya sastra serta menelaah
representasi sosial yang termaktub dalam karya sastra. Selain itu, siswa juga
dapat diajak untuk melakukan refleksi maupun mencermati unsur sosial. Karya
bacaan dan praktik. Naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti ini bisa
48
B. Analisis Data
1. Nilai Sosial dalam Naskah Drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti
Pada karya sastra fiksi, nilai sosial diambil dari beberapa kutipan
sosial, ditemukan enam bentuk nilai sosial yang terdapat dalam naskah
drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti. Nilai sosial yang diangkat dalam
berikut.
a. Kepedulian
Data 1
(Sambil menyerahkan berkas rencana kerja) “To the point.
Sebaiknya pohon Preh itu tidak usah ditebang. Dan sebagai
gantinya, kita bikin jembatan masuk ke komplek ini…”
(NDD/NS/KEP/1/03).
49
Data di atas merupakan dialog antara Suli (konsultan) kepada
Preh.
yang sakit mendadak namun tetap dipaksa untuk bekerja keras oleh
Rajegwesi.
57).
Data 2
“...Jika kita cuma pasif, lalu generasi muda dhemit mau ditaruh di
mana, Lurahe?” (NDD/NS/KEP/2/06).
50
“...Kita harus melihat kenyataan bahwa dhemit sekarang sedang
mengalami distorsi sosial yang gawat sehingga kita harus
menyikapi realitas ini dengan analisa yang jitu...”
(NDD/NS/KEP/2/07).
Jin Pohon Preh selaku pimpinan para demit yang menunjukkan sikap
Data 3
51
“Justru karena itu urusan manusia, saya jadi khawatir. Jika alam
mereka kuasai lalu mereka rusak, sehingga karena itu terjadi
bencana, pasti kita lagi yang disalahkan..” (NDD/NS/KEP/3/11).
kepada Jin Pohon Preh selaku pimpinan para demit saat berada di
daerah lereng bukit kawasan tempat tinggal Jin Pohon Preh setelah
gunung, hutan, pulau, sungai, tanah dan telaga yang seharusnya dijaga
kelestariannya (2020).
52
b. Kesopanan
santun dalam bertingkah laku maupun dalam bertutur kata yang baik.
sikap sopan santun melalui tutur kata baik yang mengaitkan antara
Data 1
“...Kita sebagai orang baru di sini, sebaiknya menghargai pemikiran
penduduk di tempat ini.” (NDD/NS/KES/1/03).
daerah lereng bukit pedesaan. Pada dialog tersebut terdapat nilai sosial
53
Data 2
“...Saya kan sudah memperingatkan. Mbok ya diselamati dulu
sebelum nebang…” (NDD/NS/KES/2/14).
Sesepuh desa.
dialog antara Sesepuh Desa kepada pimpinan para demit, Jin Pohon
Data 3
“...Mau ketemu pimpinan para demit itu mesti sopan...”
(NDD/NS/KES/3/04).
54
Data di atas merupakan bentuk kesopanan yang dicerminkan oleh
dengan demit berupa dialog yang dituturkan oleh tokoh Wilwo kepada
tempat tinggal para demit telah terlebih dahulu dioyak Rajegwesi dan
kaki tangannya.
Data 4
“Bapak Sesepuh Desa yang saya hormati…hasil diskusi kami tadi
menyarankan supaya kita harus saling menghormati kedaulatan dan
kehidupan masing-masing. Jangan saling memangsa, jangan saling
mengganggu ketentraman. Kita harus menghormati. Demikian
hasil keputusan itu. Terima kasih.” (NDD/NS/KES/4/20).
pimpinan para demit, Jin Pohon Preh. Pada kutipan dengan kode data
dengan manusia berupa dialog yang dituturkan oleh tokoh Jin Pohon
Preh kepada Sesepuh Desa melalui raga Pembantu Sesepuh Desa yang
55
c. Tolong-menolong
Data 1
“Saya bisa membuktikan kalau Suli digondol demit, pak Rajeg. Dan
saya bisa mengembalikannya hari ini juga….” (NDD/NS/TM/1/14).
modern.
56
Data 2
“..Beri kami jalan keluar, beri kami petuah, berilah kami petunjuk,
Lurahe.” (NDD/NS/TM/2/07).
“...Baiklah, karena saya ini memang dhemit generasi tua yang baik,
maka, sini saya beri petunjuk…” (NDD/NS/TM/2/07).
untuk menyikapi kondisi getir yang menimpa jagat demit karena ulah
para demit untuk bangkit melawan para manusia yang telah merusak
Jin Pohon Preh selaku pimpinan para demit yang sebelumnya bersikap
57
d. Kerja Sama
Data 1
bentuk kerja sama antara manusia dengan manusia berupa dialog yang
58
Data 2
“...Kita tidak boleh hanya berdiam diri saja melihat kenyataan ini.
Kita mesti mengadakan perlawanan kepada mereka. Harus!”
(NDD/NS/KS/2/06).
“...Kita kokohkan lagi semangat kita dan kita usir jika musuh
datang. Kita singkirkan rasa saling curiga. Kita pertahankan
kekuatan kita ini.” (NDD/NS/KS/2/17).
terdapat wujud bentuk kerja sama antara demit dengan demit berupa
lekas bangkit melawan serta tidak putus asa ketika berada di titik
59
kepemimpinannya dengan tegas untuk memperkuat benteng akhir
e. Kekeluargaan
harmoni.
Data 1
demit berupa dialog yang dituturkan oleh tokoh Jin Pohon Preh dan
60
pimpinan para demit berupaya menenangkan dan berhasil menemukan
Data 2
kepada manusia berupa dialog yang dituturkan oleh tokoh Jin Pohon
keputusan.
f. Toleransi
61
sebagai bentuk kerukunan antara kelompok masyarakat dalam
Data 1
dengan manusia berupa dialog yang dituturkan oleh tokoh Jin Pohon
Preh.
Dalam kutipan tersebut, sang pimpinan para demit, Jin Pohon Preh,
sesi dialog bersama Sesepuh Desa dengan sebuah janji agar saling
62
2. Relevansi Nilai Sosial dalam Naskah Drama Dhemit dengan
contoh dalam menafsir suatu karya sastra serta menelaah representasi sosial
yang termaktub dalam karya sastra. Selain itu, siswa juga dapat diajak untuk
tujuan pembelajaran dan dapat berdampak positif bagi siswa. Maka dari itu,
tercantum pada kompetensi dasar (KD) 3.19 dan 4.19, peserta didik diharapkan
mampu menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton serta
kebahasaan.
Wellek dan Austin Warren dengan menerapkan salah satu dari ketiga matriks
paradigma yang diklasifikasikan oleh Rene Wellek dan Austin Warren, yaitu
sosiologi karya sastra. Selain itu, dalam penerapan relevansi antara nilai sosial
63
terjadi melalui interpersonal (hubungan dengan lingkup sosial) dan
Naskah drama yang digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta didik
harus memiliki isi yang baik dan tidak mengandung nilai-nilai negatif dan
salah satu tulisan yang berpengaruh positif terhadap pola pikir peserta didik
karena mengandung nilai-nilai sosial. Maka dari itu, naskah drama ini dapat
peserta didik semakin peka terhadap karya sastra dan peduli akan fenomena
sosial yang dikemas dalam balutan komedi satire atau sindiran terhadap
didik lebih termotivasi untuk membaca dan mempelajari lebih dalam mengenai
nilai-nilai sosial.
didik kelas XI. Materi naskah drama ini terdapat dalam KD 3.19 dan 4.19
dengan materi yang akan dibahas dalam KD tersebut adalah 3.19 Menganalisis
isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton dengan indikator (a)
64
mementaskan drama. KD 4.19 dengan indikator Mempresentasikan sebuah
drama yang berkaitan dengan lingkungan, salah satunya adalah naskah drama
Dhemit karya Heru Kesawa Murti yang cocok digunakan sebagai sarana bahan
dasar dalam berinteraksi dengan orang lain. Nilai-nilai sosial yang terdapat
dalam naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti, seperti kepedulian,
Bentuk nilai sosial dalam naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa
Murti dapat dijadikan sebagai refleksi sosial peserta didik akan peduli terhadap
lingkup sosial. Dari nilai sosial tersebut, peserta didik dapat lebih peka
terhadap fenomena sosial yang terjadi dan mengambil kesimpulan dari kondisi
tersebut. Adapun kutipan terhadap nilai sosial yang dapat dipetik dalam naskah
65
1. Bentuk Kepedulian
didik mengenai sebuah konteks dan bentuk penyampaian atau gaya bahasa
satire bahwa makhluk halus lebih memiliki rasa empati dan kepedulian
2. Bentuk Kesopanan
dimaknai sebagai sikap sopan santun melalui tutur kata dan tingkah laku
yang baik. Hal tersebut dapat senantiasa menggugah dan menanamkan sikap
“Bukan begitu, pak Rajeg. Kita sebagai orang baru disini, sebaiknya
menghargai pemikiran penduduk di tempat ini.” (Murti, 1986: 3).
66
Melalui kutipan di atas, digambarkan sikap santun dari tokoh Suli
yang diyakini warga setempat bahwa terdapat sosok yang mendiami pohon
3. Bentuk Tolong-menolong
didasarkan adanya rasa peduli terhadap lingkup sosial. Hal tersebut dapat
mempelajari bahwa tidak perlu malu untuk mengucap kata “tolong” kepada
didik agar ringan tangan atau suka menolong ketika menjumpai orang di
67
4. Bentuk Kerja Sama
nilai-nilai sosial, di antaranya kerja sama. Bentuk kerja sama sendiri dapat
pendapat.
5. Bentuk Kekeluargaan
68
Berdasarkan kutipan di atas, guru dapat mengajarkan kepada peserta
didik mengenai sebuah konteks dan bentuk penyampaian atau gaya bahasa
6. Bentuk Toleransi
peserta didik.
“..Kepada manusia itu, kita harus penuh toleransi..” (Murti, 1986: 13).
didik mengenai sebuah konteks dan bentuk penyampaian atau gaya bahasa
satire bahwa makhluk halus pun memiliki rasa toleransi, hal tersebut pula
yang harus dimiliki peserta didik ketika menjumpai sebuah perbedaan dan
keberagaman.
69
BAB V
A. Simpulan
dalam naskah drama Dhemit karya Heru Kesawa Murti dan relevansinya
sebagai berikut.
Murti
70
2. Relevansi Nilai Sosial dalam Naskah Drama Dhemit dengan
dan 4.19 dalam menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca
Kesawa Murti ini dapat menjadi bahan ajar dalam menafsirkan karya
B. Implikasi
naskah drama sebagai bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Naskah
kurikulum 2013 pada kompetensi dasar 3.19 dan 4.19 yaitu menganalisis
71
Nilai sosial yang terkandung dalam naskah drama Dhemit karya
Heru Kesawa Murti dapat menjadi bahan ajar materi apresiasi drama di
C. Saran
72
DAFTAR PUSTAKA
Alfan, Muhammad. 2013. Pengantar Filsafat Nilai. 1st ed. Bandung, Jawa Barat:
Pustaka Setia.
Anwar, Febrina, dan Akhmad Syam. 2018. “Kritik Sosial dalam Naskah Drama
Alangkah Lucunya Negeri Ini karya Deddy Mizwar.” Jurnal Bahasa dan
Sastra 3 (6): 1.
Astuti, Rr D. 2016. “Nilai Sosial dalam Novel Gadis Pantai karya Pramoedya
Ananta Toer.” Jurnal Pesona 2 (Januari): 2.
Belseran, Christ. 2021. “Sabuai Banjir Kala Hutan Hancur, Pengusaha Pembalak
Liar Kena Vonis Ringan.” Mongabay.
Endraswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra Studi, Teori dan Interpretasi.
Yogyakarta, D.I.Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Grebstein, Sheldon N. 2008. Perspectives in Contemporary Criticism: A
Collection of Recent Essays. Digital ed. New York, New York: Harper &
Row.
Hawa, Masnuatul. 2019. “Pengembangan Model Pembelajaran Sosiologi Sastra
Dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kecerdasan Spiritual
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi Swasta Jawa Timur.” Disertasi, 17.
Indarwaty, Henny. 2013. “Nilai Sosial dalam Keluarga Cemara karya Arswendo
Atmowiloto dan Little House karya Laura Ingalls Wilder: Kajian
Perbandingan Sastra Anak.” Tesis, 25.
Iswantara, Nur. 2016. Drama: Teori dan Praktik Seni Peran. 1st ed. Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta: Media Kreatifa.
Kusuma, Muhammad A. 2021. “Nilai-Nilai Sosial pada Tari Budhe-Budhe Centil
di Industri Hiburan Hori Art & Entertainment.” Skripsi, 11.
Mardiko, Joko. 2018. “Konsep Pendidikan dalam Karya-Karya Andrea Hirata:
Kajian Sosiologi Sastra.” Tesis, 14-15.
Melati, Adinda F. 2021. “Makna Simbol dalam Naskah Drama Dhemit Karya
Heru Kesawa Murti: Tinjauan Semiotika.” Prosiding Seminar,
(December), 11-12.
Miles, Matthew B., dan A. M. Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif : Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta, DKI Jakarta: UI Press.
Murti, Heru K. 1986. Dhemit. Yogyakarta, DI Yogyakarta: Teater Gandrik.
Naskah Drama.
Musfiqon, and Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. 1st ed.
Yogyakarta, DI Yogyakarta: Nizamia Learning Center.
Nisak, Choirun. 2017. “Sosiokultural dalam Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar.” Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, (October), 6.
73
Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa. Surakarta, Jawa Tengah: Cakra Books.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta: UGM Press.
Oemarjati, Boen S. 1971. Bentuk Lakon Dalam Sastra Indonesia. Jakarta, DKI
Jakarta: Gunung Agung.
PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). 2022.
“Kompas.com.” Patroli Gabungan Temukan Aktivitas Pembalakan Liar di
Hutan Lindung Sumbawa (Sumbawa), June Tuesday, 2022.
Radhika, Fikar. 2018. “Nilai Sosial Budaya Jawa dalam Novel Ahmad Tohari
(Kajian Sosiologi Sastra)).” Tesis, 55.
Rahardjo, Mudjia. 2010. “Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif.” GEMA Media
Informasi dan Kebijakan Kampus, (October).
Rahmanto, Bernardus. 1993. Metode pengajaran sastra: pegangan guru pengajar
sastra. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ratna, Nyoman K. 2011. Teori, metode & teknik penelitian sastra: dari
strukturalisme hingga postrukturalisme : perspektif wacana naratif.
Yogyakarta, DI Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ridho, Muhammad. 2018. “Nilai-nilai Sosial dalam Naskah Drama "Balada
Sumarah" Karya Tentrem Lestari.” Skripsi, 2.
Risdi, Ahmad. 2019. Nilai-Nilai Sosial: Tinjauan dari Sebuah Novel. Pertama ed.
Metro, Lampung: CV. IQRO.
Satoto, Soediro. 2012. Analisis drama & teater. 1st ed. Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Schaefer, Richard T. 2012. Sosiologi: Sociology. Translated by Anton Novenanto
dan Diah T. Dwiandani. 12th ed. Jakarta, DKI Jakarta: Salemba
Humanika.
Semi, M. A. 2013. Kritik Sastra. Bandung, Jawa Barat: Angkasa.
Siyoto, Sandu, dan Ali Sodik. 2015. DASAR METODOLOGI PENELITIAN.
Edited by Ayup. 1st ed. Yogyakarta, DI Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, West Java: Alfabeta.
Sutejo, dan Kasnadi. 2016. Sosiologi Sastra Menguak Dimensionalitas Sosial
dalam Sastra. 1st ed. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta:
TERAKATA.
“Teori Kultur.” n.d. In Teori Kultural (Sosiokultural, Lev Vygotsky), 2.
Yogyakarta, DI Yogyakarta: UNY Press.
Ummah, Lulu F. 2021. “Konflik Sosial dalam Novel Lampuki karya Arafat Nur
dan Tanah Tabu karya Anindita Siswanto. Thayf: Tinjauan Sosiologi
Sastra.” Tesis, 14.
74
Waluyo, Herman J. 2007. Drama naskah, pementasan, dan pengajarannya.
Cetakan 1 ed. Surakarta, Jawa Tengah: Lembaga Pengembangan
Pendidikan Pendidikan (LPP).
Wellek, Rene, dan Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan. Diterjemahkan oleh
Melani Budianta. Jakarta, DKI Jakarta: Pustaka Utama.
Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia.
Yogyakarta, DI Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Yulianeta. 2016. “IDEOLOGI GENDER DALAM NOVEL INDONESIA:
Tinjauan Sosiologi Sastra dengan Perspektif Gender terhadap Novel-Novel
Era Reformasi.” Disertasi, 41.
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3.19 Menganalisis isi dan - Menjelaskan isi drama yang dibaca atau
kebahasaan drama yang dibaca ditonton.
atau ditonton.
- Mengidentifikasi kebahasaan drama yang
dibaca atau ditonton.
- Mendeskripsikan persiapan mementaskan
drama.
76
D. PROSES PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Mengetahui,
Kepala Madrasah Guru Pengampu
77
Lampiran 2 Temuan Data
“...Ini, lihatlah,
bagaimana
sesungguhnya kerabat
kita berjuang
habis-habisan NDD/NS/KEP/2/08
membentengi kita,
melawan manusia,
membuat mereka
berkelojotan kesakitan.”
(NDD/NS/KEP/2/08).
78
“Gendruwo, jangan
cemas. Kita mesti
membangun kehidupan
yang rapuh ini. Apa pun
dan bagaimanapun NDD/NS/KEP/2/11
adanya. Yang pasti aku
sangat bersyukur, kalian
memberikan keikhlasan
menjaga Jin Pohon Preh.
Saya tersentuh oleh
pengabdian itu…”
(NDD/NS/KEP/2/11).
“...Lihatlah, Lurahe,
mereka memakan apa
saja, gunung, hutan,
pulau, sungai, tanah,
telaga dan juga
memakan hati nurani
mereka sendiri.”
(NDD/NS/KEP/3/11).
NDD/NS/KEP/3/11
“Justru karena itu urusan
manusia, saya jadi
khawatir. Jika alam
mereka kuasai lalu
mereka rusak, sehingga
karena itu terjadi
bencana, pasti kita lagi
yang disalahkan..”
(NDD/NS/KEP/3/11).
79
“Jin… Pohon…. Preh….
Kini kami…. Datang….
Membawa sesaji NDD/NS/KES/2/18
secukupnyaaaaaa….”
(NDD/NS/KES/2/18).
“...Mau ketemu
pimpinan para demit itu NDD/NS/KES/3/04
mesti sopan...”
(NDD/NS/KES/3/04).
80
maka, sini saya beri
petunjuk…”
(NDD/NS/TM/2/07).
“....Gendruwo, tolong,
tolong, mereka
betul-betul datang. NDD/NS/TM/2/13
Tolong Gendruwo,
tolong.”
(NDD/NS/TM/2/13).
81
“...Kita kokohkan lagi
semangat kita dan kita
usir jika musuh datang.
Kita singkirkan rasa NDD/NS/KS/2/17
saling curiga. Kita
pertahankan kekuatan
kita ini.”
(NDD/NS/KS/2/17).
“...Ketahuilah Sesepuh
Desa, meskipun kami ini
cuma dhemit, kami juga
menganut azas
musyawarah dan
mufakat. Artinya segala NDD/NS/KS/2/19
keputusan tidak bisa
tiba-tiba dilahirkan.
Harus dirembuk dengan
staf lainnya.
Bersediakah sampeyan
menunggu?”
(NDD/NS/KK/2/19).
82
“Baiklah, kalau
memang begitu. Tapi
kalian sendiri yang
membikin janji lho. Kita NDD/NS/TL/1/21
memang harus saling
menghormati.”
(NDD/NS/TL/1/21)
83
Lampiran 3 Sinopsis Naskah Drama Dhemit
sekelompok demit yang tempat tinggalnya mulai terusik oleh kehadiran manusia.
Para demit bergerak tergesa menghadap Jin Pohon Preh selaku pimpinan para
Preh, takhta pimpinan kelompok demit tempat pengungsian para makhluk halus
yang kena gusur. Celakanya, beberapa pohon besar lainnya yang juga menjadi
tempat tinggal kaum demit telah digusur oleh Rajegwesi, selaku kontraktor
pimpinan proyek. Karena merasa terancam, demit lalu beraksi dan berusaha
pekerja tiba-tiba sakit, sementara Suli, selaku konsultan Rajegwesi telah diculik
mempertahankan pohon Preh yaitu satu-satunya menjadi istana bagi mereka. Tak
tetap enggan memercayai eksistensi demit. Ia pun lalu menuduh bahwa Sesepuh
kontraktor pun mati tertimpa pohon Preh yang ia ledakkan menggunakan dinamit.
84
Lampiran 4 Naskah Drama Dhemit
DHEMIT
Tokoh
85
Bagian Satu
Pohon yang tersebar di lereng bukit itu ditebangi, membuat para dhemit penghuni
pohon itu tercerai berai, jacau tidak keruan. Tempat tinggal mereka telah digusur.
Di daerah lereng bukit itu memang segera akan dibangun kompleks perumahan
modern. Oleh karenanya kawasan yang bagus itu mesti bersih. Dibersihkan. Para
dhemit akhirnya lari tunggang langgang, sementara traktor dan gergaji mesin tak
henti-hentinya menderu, meraung-raung merobohkan pepohonan tanpa peduli
sama sekali.
PARA DHEMIT
(Dengan koor)
Araketa Malaekat kalayan nambang,
Sedaya rupa peksi nucuki lara utawa impen ala
Upamane sedaya yekti cinucuk sirna
Rampas, papas, wus titi...........
Erangan dalam irama itu berlanjut kacau balau. Kali ini diikuti oleh karyawan
proyek pembukaan kawasan itu. Suara-suara yang menyayat hati. Para karyawan
itu tiba-tiba terserang musibah penyakit dengan mendadak.
RAJEGWESI
Suli ! Edan. Edan kamu. Kamu ini bukan juru tulis, tapi konsultan saya. Jadi tidak
hanya bermodal rajin saja. Kamu mesti menelorkan otakmu yang cemerlang.
Sebab selama ini tidak pernah memuaskan saya.
SULI
O, jadi selama ini pak Rajeg belum pernah merasa puas ya? Ngomong, pak Rajeg.
86
RAJEGWESI
Ya, kadang-kadang puas, ya kadang-kadang tidak. Sering tidaknya. Suli, kamu
selama ini belum pernah ikut memecahkan masalah mendesak proyek kita ini.
Yang kamu pecahkan hanya masalah teknis melulu. Tapi bagaimana dengan
penduduk desa yang berbondong-bondong ke sini minta pekerjaan, kamu ikut
memecahkan apa ? Tidak ! Terus soal pekerja-pekerja yang mendadak sakit, soal
pohon Preh 2 yang sulit ditebang, kamu ikut menyelesaikan apa ? Juga tidak !
SULI
Pak Rajeg, jangan hanya menyalahkan saya. Pak Rajeg tahu, tanah di kawasan ini
labil. Gampang longsor. Saya sudah mengusulkan agar dibuat sistem terasering.
Dan soal pohon Preh itu memang sulit ditebang, meskipun sudah menggunakan
traktor.
RAJEGWESI
Itu artinya kamu percaya dengan pemikiran penduduk desa.
SULI
Bukan begitu, pak Rajeg. Kita sebagai orang baru di sini, sebaiknya menghargai
pemikiran penduduk di tempat ini.
RAJEGWESI
Sama saja ! Artinya kamu sama dengan mereka, percaya bahwa pohon Preh itu
ada penunggunya. Ada dhemitnya. Katanya insinyur, lha kok percaya dhemit.
Katanya jujur, lha kok nggapit?
SULI
Baiklah, pak Rajeg. Bapak boleh tidak percaya kepada saya. Saya tidak akan sakit
hati. Tapi saya masih punya cara lain yang bisa digunakan untuk proyek kita ini.
RAJEGWESI
Soal teori, saya percaya kamu bisa canggih menggunakannya. Tapi yang penting
prakteknya. Buktikan cocok tidak dengan proyek kita ini.
87
SULI
(Sambil menyerahkan berkas rencana kerja) To the point. Sebaiknya pohon Preh
itu tidak usah ditebang. Dan sebagai gantinya, kita bikin jembatan masuk ke
kompleks ini. Toh membuat jembatan itu sudah ada dalam DIP, Daftar Isian
Proyek. Dan sudah dianggarkan.
RAJEGWESI
Kalau cuma usulan seperti itu saja, saya bisa. Lha saya ini pemborongnya. Saya
ini ikut mempengaruhi pembuatan DIP itu kok.
SULI
Kalau begitu tidak ada masalah kan ?
RAJEGWESI
Lha kok tidak ada masalah bagaimana ? Kalau jembatan itu jadi dibuat, saya tidak
bisa ngunthet. Lumayan lho ngunthet jembatan itu.
SULI
Tapi ingat pak Rajeg, proyek ini proyek besar. Perintis untuk yang lain. Dan pak
Rajeg kontraktor dikenal sebagai kontraktor bonafid. Saya sendiri sebagai
konsultan berharap dan ingin proyek ini betul-betul bisa berhasil baik.
RAJEGWESI
Tapi ingat, kamu ini konsultan saya. Artinya manut6 saya. Kontraktor untung,
konsultan bikin yang untung.
SULI
Tapi pak Rajeg harus ingat akibatnya nanti.
RAJEGWESI
Akibatnya, nanti. Yang penting untung, sekarang. Tidak usah banyak omong, yang
penting ini ! Surat dari Kabupaten. (Menyerahkan surat itu)
SULI
(Setelah membaca surat itu) Pak Rajeg, inilah kesempatan yang saya
tunggu-tunggu. Kalau pak Bupati datang kita beberkan saja kesulitan-kesulitan
yang kita hadapi ini.
88
RAJEGWESI
(Langsung gusar, marah) Goblog ! Itu namanya cari penyakit. Sama pak Bupati
dan kanca- kancanya itu, ngomong saja yang baik-baik. Kejelekan itu perkara
intern. Dan masalah ini sebenarnya bukan tugasmu. Tugasmu memecahkan semua
persoalan yang kita hadapi yang non-Bupati. Termasuk para pekerja yang sakit
mendadak itu. Selesaikan dengan cata yang tepat dan murah. Aku punya usul,
bagaimana kalau para pekerja yang sakit mendadk itu kita make up saja
wajahnya? Biar kelihatan waras. Sehat. Lantas mereka kita suruh mereka kerja
keras saat kunjungan Bupati itu. Habis itu mati nggak apa-apa.
SULI
Saya tidak setuju ! Itu pembunuhan !
RAJEGWESI
Tapi untung, Suli. Sudah ! Sejak tadi kamu Cuma ngomong terus. Padahal
persiapan kunjungan itu sama sekali belum ada, belum disiapkan. Sekarang
tugasmu, bikinkan aku teks pidato penyambutan.
SULI
Tidak bisa, pak Rajeg. Itu bukan wewenang saya, bukan bidang saya. Sebaiknya
pak Rajeg mencari tenaga khusus untuk membuat teks pidato. Bukan terus saya,
pak Rajeg.
Tiba-tiba Suli lenyap. Dhemit Sawan yang menculik perempuan itu, segera lalu
cepat-cepat menghilang. Rajegwesi kebingungan kehilangan konsultannya itu.
RAJEGWESI
Sepertinya kamu ini tidak tahu saja. Ini namanya poembatasan tenaga kerja. Jadi
kamu.....kamu..... ka. mu. Lho Suli. Suli. Suli. Ini, ini pasti sulapan.
Rajegwesi langsung pergi mencari Suli dengan kebingungan dan ketakutan yang
ditahan.
89
Bagian Dua
Pohon Preh menjulang ke angkasa. Suatu ketika, di alam lain, di alam para
dhemit, datang berbondong-bondong para dhemit, Wilwo, Egrang, Gendruwo
dan Kuntilanak, ke tempat tinggal Jin Pohon Preh. Mereka berniat melapor
tentang digusurnya para dhemit dan jagat dhemit yang tengah dirusak
manusia.
WILWO
(Kepada para dhemit) Katanya kalian ini dhemit priyayi, lha kok urakan? Mau
ketemu pimpinan para dhemit itu mesti sopan. Ada buku tamu ya diisi. Ada
Satpam ya lapor dulu.
GENDRUWO
Apa kamu bilang ? He, kenapa omonganmu sekarang jadi seperti itu ? Kita ini
baru kena musibah. Teman-teman kita banyak yang menderita. Ini keadaan
darurat, kok masih sempat- sempatnya kamu bicara birokratis seperti itu.
Memangnya kamu ini sudah kangslupan manusia ?
WILWO
Wo, edan ki ! Bicaramu tiba-tiba kok kekiri-kirian?
GENDRUWO
Apa ? Kekiri-kirian ? Ketahuilah, kekiri-kirikan, kekanan-kananan itu istilah
buatan manusia dari dunia kasar. Kita, kaum dhemit, tidak mengenal istilah
semcam itu. Sebab dhemit adalah universal!
EGRANG
Kita ini baru terdesak. Elu tahu ? Elu nggak usah banyak bacot14 ! Ayo, langsung
saja kita dobrak rumah Jin Pohon Preh !
90
GENDRUWO, EGRANG, WILSO, KUNTILANAK
(Serentak bersama-sama) Aaaaaa.............. Auuuuuuuuu......
Aaauuuuhhhhh...................
Mereka mendobrak tempat tinggal Jin Pohon Preh. Jin Pohon Preh lalu
muncul, menghadapi mereka.
91
WILWO, EGRANG, KUNTILANAK
Betul, Lurahe. Kita digusur. Kita sudah digusur. Digusur. Digusur. Digusur.
JIN POHON PREH
Digusur ? Digusur ? Lha ya pindah ta. Bukankah jagad kita ini luasnya bukan kepalang.
Apalagi kalian ini Cuma dhemit. Tugas kalian ini memang harus senantiasa menyediakan
diri untuk digusur-gusur melulu. Lha wong manusia saja bisa dengan gampang
dibegitukan kok. Sudahlah, terima kodrat itu dengan tulus ikhlas sehingga kelak kalian
bisa dikatakan “Dhemit yang berbudi luhur”.
GENDRUWO
Tapi harga diri kita, Lurahe. Kita tidak boleh hanya berdiam diri saja melihat kenyataan
ini. kita mesti mengadakan perlawanan kepada mereka. Harus !
WILWO
Benar, Lurahe. Jika kita Cuma pasif, lalu generasi muda dhemit mau ditaruh di mana.
Lurahe?
EGRANG
Lantas kita ini mau tinggal di mana dong?
JIN POHON PREH
(Sambil ketawa geli) Kalian ini lho, dhemit kok heroik banget. Sebaiknya
persoalan yang tampaknya gawat ini kita bnicarakan saja dengan hati yang lapang.
Kita bicarakan dengan face to face, heart to heart. Oke ?
GENDRUWO, EGRANG, WILWO, KUNTILANAK
(Serentak) Okeeeee............
JIN POHON PREH
Nah, mestinya begitu. Kompal. Persis penataran. Sekarang bicaralah yang gamblang. Apa
mau kalian ?
WILWO
(Mantap dan yakin) Jadi begini, Lurahe. Berdasarkan yang kami lihat sendiri dengan
mata telanjang, bahwa dengan berbagai sudut pandang dan segala cara pendekatan beserta
pisau analisis kami.......
KUNTILANAK
(Langsung menyambung dengan mantap) Tindakan manusia dari dunia kasar itu sudah
tidak lagi mengindahkan pertimbangan-pertimbangan etis dalam kerangka pemikiran dan
pranata sosial para dhemit, menurut.......
92
EGRANG
(Langsung menyambung dengan gayanya sendiri) Saya mencoba mempertajam
benang merah saudara Wilwo ini, bahwasanya status quo tatanan para dhemit
punya aspek kultural historis, secara eksplisit, persuasif, koheren,.......
JIN POHON PREH
(Langsung menghentikan) Stooooop!!! Kamu ini ngomong apa ? Omongan kalian
kokmalah berbusa-busa tidak karuan. Ingat, kalian ini cuma dhemit staf lho.
Kodrat kalian itu bicaranya yang sederhana, syukur bisa mencerminkan ketololan
kalian. Ayo, sekarang ngomong yang simpel.
WILWO, EGRANG, KUNTILANAK
Begini, Lurahe, kami mau numpang.
JIN POHON PREH
Nah, begitu saja kan bisa.
GENDRUWO
He.... he.... he, tidak sesederhana itu, Lurahe. Kita harus melihat kenyataan bahwa
dhemit sekarang sedang mengalami distorsi sosial yang gawat sehingga kita harus
menyikapi realitas ini dengan analisa yang jitu. Lurahe jangan simplikatif dong.....
JIN POHON PREH
e-E, Gendruwo. Lha kok kamu malah ikut-ikutan bicara berbusa-busa. Kamu ini
bagaimana ta ? Apa kamu sudah ketularan manusia dari jagad kasar ?
GENDRUWO
Lurahe jangan ambivalen dong.
JIN POHON PREH
Edan ! Sekarang para dhemit sudah tidak dhemitis lagi. Awas. Kalau kalian masih
bicara dengan juntrungannya yang kacau, nanti saya kirim ke
kelompok-kelompok diskusi mahasiswa, biar mampus kalian.
WILWO, EGRANG, KUNTILANAK
Jangan, Lurahe. Jangan. Jelasnya itu bagaimana ta ?
93
JIN POHON PREH
Jelasnya kalian ini generasi muda dhemit yang melempem. Bisanya Cuma
ngomong saja, tapi cuit nyalinya menghadapi kenyataan. Minger otak kalian.
(sambil memutar kepala Wilwo, Egrang dan Kuntilanak) Apa itu ! Baru
menghadapi persoalan seperti itu saja sudah mengeluh, sambat, sentimentil. Apa
itu ! Dhemit kok tidak revolusioner.
WILWO
Tapi kami butuh jalan keluar, bukan untuk diejek.
EGRANG
Iya, Lurahe. Jangan Cuma diejek. Beri kami jalan keluar, beri kami petuah,
berilah kami petunjuk, Lurahe.
JIN POHON PREH
Apa ? Kalian minta petuah ? Minta petunjuk ? Kok seperti yang sering muncul di
televisi itu lho. Tapi, baiklah, karena saya ini memang dhemit generasi tua yang
baik, maka, sini saya beri petunjuk. Pakai resep yang sudah klise. Wedeni manusia
dari jagad kasar itu.
GENDRUWO
Tapi manusia-manusia itu sekarang sudah tidak mempan lagi.alah sekarang ini,
manusia sudah mampu membuat dhemit-dhemit imitasi untuk dijadikan obyek
komoditi mereka.
JIN POHON PREH
Gendruwo ! Kita harus mempercayai bahwa kanca-kanca kita di jagad halus ini
tetap patuh. Tetap menunjukkan kesetiaannya untuk selalu membentengi
kehidupan kita.
GENDRUWO
Tapi berkali-kali saya turun langsung ke jagad manusia, nyatanya mereka tidak
takut lagi menghadapi perwujudan kita.
94
JIN POHON PREH
Pesmistis seperti kamu ini asrtinya meremehkan bakti yang diberikan
sahabat-sahabat kita. Bukankah mereka dengan tulus ikhlas, meneteskan keringat
untuk menjaga kelestarian kita. Berjuang habis-habisan tanpa pamrih. Kamu tahu
bagaimana Nyi Blorong masih mampu membikin manusia kalang kabut
ketakutan?
GENDRUWO
Lurahe jangan keliru pandang dalam persoalan ini. Nyi Blorong itu sekarang tidak
lagi membuat takut manusia tapi justru menjadikan manusia malah kepincut.
JIN POHON PREH
Tapi kemarin sore saya baru saja menerima laporan bahwa Thuyul masih tetap
menunjukkan kualitas ke-clemeran-nya dengan baik.
GENDRUWO
(Tertawa terbahak-bahak) Thuyul? Kenapa Lurahe justru simpati sama dia?
Bukankah Thuyul itu telah mencemarkan jagad kita yang sakral karena sifatnya
yang suka mencuri dan clemer itu.
JIN POHON PREH
Tapi Banaspati masih juga membakari hotel-hotel dan pusat-pusat pertokoan.
Kuntilanak dan kanca-kancanya semakin menguasai panti-panti pijat tradisional.
GENDRUWO
Lurahe tertipu. Semua itu sebetulnya bukan rekayasa kita, tapi hasil perbuatan
manusia yang menyalah gunakan eksistensi kita.
JIN POHON PREH
E-e, masih juga maido kamu ? (Mengambil kaca ajaib dan memperlihatkannya
kepada para dhemit) Ini, lihatlah, bagaimana sesungguhnya kerabat kita berjuang
habis-habisan membentengi kita, melawan manusia, membikin mereka
berkelejotan kesakitan.
GENDRUWO, EGRANG, WILSO, KUNTILANAK
(Sambil melihat dalam kaca ajaib itu dan berkomentar bersamaan) Tubuh-tubuh
manusia tak berkutik, sakit mendadak. Ha ha ha ha......
(Menyerahkan kembali kaca ajaib itu pada Jin Pohon Preh)
95
JIN POHON PREH
Nah, bagaimana? Pakah kalian masih ragu-ragu pada pancaran dedikasi mereka
itu? Bukankah dengan demikian sesungguhnya tidak ada lagi yang perlu
dirisaukan?
GENDRUWO, WILWO, EGRANG, KUNTILANAK
(Serentak bersama-sama) Nggih.
JIN POHON PREH
Stabilitas keamanannya terkendali.
GENDRUWO, WILWO, EGRANG, KUNTILANAK
(Serentak bersama-sama) Nggih.......
JIN POHON PREH
Tenteram. Tidak ada gangguan yang berarti. Makanya kalau kalian cuma kepingin
numpang, cari gratisan, mangga33 saja. Dengan senang hati kalian saya ijinkan
tinggal di tempat Jin Pohon Preh ini.
GENDRUWO, WILWO, EGRANG, KUNTILANAK
(Serentak bersama-sama) Terima kasih.
Para dhemit lalu bergerombol, mencermati tingkah laku manusia yang tengah
mengamuk di kejauhan.
96
JIN POHON PREH
Lho siapa orang itu ? Siapa yang bertopi kuning dan mengacung-acungkan
tinjunya ?
WILWO
Pitu pimpinan proyeknya, Lurahe.
JIN POHON PREH
Gendruwo ! Ada seorang lari terbirit-birit, ketakutan, menyelinap ke dalam hutan.
Siapa dia itu ?
GENDRUWO
O. Itu kawula cilik yang sedang dikejar-kejar wong gedhe35 untuk dimintai cap
jempol.
Gemuruh suara buldozer makin riuh menjadi-jadi. Para dhemit makin kalang
kabut. Tapi mereka berusaha melawan para manusia.
97
GENDRUWO
Uaduhhh...... kakiku kaku kaku.........
WILWO, EGRANG
Sakittt...... sakiiiiit mual, mual.
GENDRUWO
Lurahe...... di mana kamu, Lurahe.......
JIN POHON PREH
Di sini......
GENDRUWO
Di mana ?
JIN POHON PREH
Di depan......
98
JIN POHON PREH
Sudahlah Gendruwo, jangan bicara soal hati nurani. Itu bukan perkara kita. Kita
para lelembut ini dikodratkan tidak mengenal hati nurani. Hati nurani itu
urusannya manusia.
GENDRUWO
Justru karena itu urusan manusia, saya jadi khawatir. Jika alam mereka kuasai lalu
mereka rusak, sehingga karena itu terjadi bencana, pasti kita lagi yang disalahkan.
Kita semua terpojok, dinyanyah oleh manusia.
JIN POHON PREH
Gendruwo, jangan cemas. Kita mesti membangun kehidupan yang rapuh ini.
Apapun dan bagaimanapun adanya. Yang pasti aku sangat bersyukur, kalian
memberikan keikhlasan menjaga Jin Pohon Preh. Saya tersentuh oleh pengabdian
itu. Sepantasnya aku menjadi pimpinan di sini memberikan penghargaan
kepadamu. Besok pagi, saat kita menggelar upacara, ingin sekali aku sematkan di
dadamu bintang penghargaan, Bintang Jasa Maha Dhemit.
GENDRUWO
Jangan terlalu berlebihan, Lurahe. Saya tidak mau berstatus sebagai pahlawan.
JIN POHON PREH
Lho kenapa ?
GENDRUWO
Sebab bisa jadi sekarang saya menjadi pahlawan, tapi beberapa abad kemudian
ternyata bukan.
JIN POHON PREH
Tidak, Gendruwo. Sejauh kepahlawanan itu disematkan oleh Jin Pohon Preh,
kamu tetap akan menjadi pahlawan sepanjang jaman.
GENDRUWO
(Meledak gembira) O. dewata!
JIN POHON PREH
Hush ! Dhemit itu tidak punya dewata !
99
EGRANG
Lurahe, kita jangan sampai terlena. Kita harus bangkit membuat perhitungan
dengan para manusia. Waktu kita sangat mepet, Lurahe.
JIN POHON PREH
Ya, ya. Sebaiknya kita memang mesti tetap hati-hati. Jangan sampai terkecoh lagi
oleh muslihat manusia. Harus kita temukan strategi baru supaya eksistensi para
dhemit tetap terjaga. Manusia mesti dibikin kapok. Saya punya gagasan. Coba
dengarkan ; kita culik wanita dari jagad kasar itu, bagaimana ? Setuju ? Staf yang
baik dan benar mesti bilang setuju. Ketimbang nanti dimutasi. Wilwo, Egrang,
bagaimana pendapatmu ? Ini prioritas proyek lho.
WILWO
(Kepada Egrang: Bagaimana Grang ? Ini kesempatan baik lho. Siapa tahu kita
juga bisa mendapat tanda jasa seperti Gendruwo.
EGRANG
Enggak ah. Saya lagi repot kok.
JIN POHON PREH
Apa kamu bilang ?
EGRANG
O, enggak kok, enggak kok, enggak kok. Saya sanggup kok. Saya tidak repot kok.
Tidak repot kok.
JIN POHON PREH
Repot ah !
GENDRUWO
(Dengan ketakutan) Mereka datang lagi, Lurahe.
JIN POHON PREH
Ya kita bertahan. Ayo kita bertahan ! Bertahan !
100
Para dhemit langsung berjaga-jaga siap melawan. Tapi yang muncul justru
Sawan, sesama dhemit, kawan mereka sendiri. Ia datang dengan menggendong
sesuatu di punggungnya.
101
JIN POHON PREH
Para dhemit, kebijaksanaan-kebijaksanaan lancang seperti yang dilakukan
Gendruwo merupakan usaha penjegalan. Menohok teman seiring, musuh dalam
selimut. Laporan isyarat kewaspadaan tadi, dengan begitu bisa diartikan sebagai
muslihat. Sejarang saya paham dengan trik-trik kalian. Tabiat inilah yang akhirnya
memunculkan krisis kepercayaan. Saya tidak lagi dengan gampang mempercayai
laporan kalian. Harus ada perhitungan.
Jin pohon Preh memberanikan diri menghadapi sendiri ancaman itu, tapi
akhirnya keder juga, karena gemuruh itu benar-benar mengancamnya. Gendruwo
melangkah pergi, Jin Pohon Preh akhirnya menguntit di belakangnya dan
merengek minta perlindungan.
102
Bagian Tiga
Di tempat tinggal Sesepuh desa di desa di hutan yang sedang dibuka untuk
proyek pembangunan perumahan itu. Di hadapannya tampak Pembantu Sesepuh
Desa, mereka tengah membicarakan proyek itu.
SESEPUH DESA
Juragannya proyek itu memang sudah kebangeten. Edan betul. Sudah saya
peringatkan, mbok kalau nebang pohon di hutan itu jangan seenaknya, lha kok
sekarang malah nekad. Nebang seenaknya sendiri. Akibatnya bagaimana?
Tukang-tukangnya ngglethak semua. Sakit mendadak.
PEMBANTU SESEPUH DESA
Tapi itu bukan kesalahan kita.
SESEPUH DESA
Betul. Memang bukan kesalahan kita. Tapi saya kan sudah memperingatkan.
mBok ya diselamati dulu sebelum nebang. E lha kok sekarang malah menuduh
saya bikin kerusuhan, bikin gara-gara. Apa tidak edan itu namanya ?
RAJEGWESI
Maaf, saya terpaksa masuk ke sarang teroris !
PEMBANTU SESEPUH DESA
Kamu salah yang ke 169 kalinya !
SESEPUH DESA
Sejak sampeyan datang ke mari.
RAJEGWESI
Terus terang saja, proyek kami baru saja kena angi ribut. Termasuk daerah ini.
Kesempatan ini kalian gunakan untuk menculik Suli, konsultan saya.
103
PEMBANTU SESEPUH DESA
Kamu salah yang ke 170 kalinya !
SESEPUH DESA
Pak Rajeg, sejelek-jeleknya warga desa kami ini, sejelek-jeleknya saya ini, kami
masih punya martabat untuk tidak main culik-culikan. Ketahuilah, Suli, konsultan
sampayen itu hilang digondol dhemit.
RAJEGWESI
Digondol dhemit ? Sekarang ini apa-apa kok mesti dhemit. Dhemitnya ya kalian
berdua itu.
PEMBANTU SESEPUH DESA
Kamu salah yang ke 171 kalinya !
SESEPUH DESA
Saya bisa membuktikan kalau Suli digondol dhemit, pak Rajeg. Dan saya bisa
mengembalikannya hari ini juga. Tapi saya punya satu syarat !
RAJEGWESI
Apa ?
SESEPUH DESA
Mulut sampeyan !
RAJEGWESI
Minta dibayar berapa ?
SESEPUH DESA
Jangan bayar saya.
RAJEGWESI
Lantas sama siapa ?
SESEPUH DESA
Warga desa.
RAJEGWESI
Nah ini motivasinya ! Kamu culik suli supaya aku membutuhkan kamu. Lantas
kamu saya pekerjakan di proyek saya. Benar apa benar ?
PEMBANTU SESEPUH DESA
Kamu salah yang ke 172 kalinya !
104
SESEPUH DESA
Pak Rajeg, sekarang yang butuh siapa ? Sampeyan, saya atau sebaiknya sampeyan
minggat saja dari sini.
RAJEGWESI
Tidak. Ini tadi hanya bentakan formalitas. Jadi tidak ada maksud apa-apa. Yang
jelas, semua syarat sampeyan saya penuhi, asal Suli dikembalikan kepada kami
pada hari ini.
PEMBANTU SESEPUH DESA
Kalau begitu, mari ikut saya !
105
Bagian Empat
Di tempat tinggal Jin Pohon Preh. Gendruwo masuk ke tempat itu, diikuti
Egrang, wilwo dan Sawan. Gendruwo sedang gusar dan tegang.
Diungkapkannya kemarahan itu dengan tembang. Wilwo, Egrang dan Sawan
mencermati kemarahannya.
GENDRUWO
Kecengklok rasaning ati
Si Gendruwo dituduh mendahului pimpinane
Perih rasaning ati, perih rasaning ati
Apa tumon, apa tumon
106
memporak-porandakan tempat tinggal para dhemit. Kerajaan kita dirusak, harkat
kedhemitan kita diinjak-injak. Waktu itu kebetulan aku menjabat sebagai PPD.
Apa itu ? PPD adalah Panglima Pasukan Dhemit. Hiwaku menjadi terpanggil
untuk berjuang menghadapi agresor yang rakus itu. Aku bangkitkan semangat
para dhemit yang lesu, yang pasrah karena patah semangat. Sehingga sedikit demi
sedikit semangat para dhemit bangkit. Dan dengan lantang aku berani berkata
kepada para manusia : Iya, sakarepmu, kekejera kaya manuk branjangan, kopat
kapita kaya ula tapak angin, kena nenggalane Gendruwo, ajur dadi
sewalamg-walang6, saudara- saudara sekalian.
GENDRUWO
Tapi itu dulu. Sekarang semuanya sudah terbalik. Perjuangan dan pengorbanan
yang saya lakukan waktu itu kini telah dilupakan oleh Jin Pohon Preh. Aku
sebagai pemilik ide tidak lagi direken oleh Jin Pohon Preh. Bahkan sekarang
dengan gampang ia mencampakkan diri saya semena-mena. Pimpinan macam apa
itu! Ahistoris dia! Karena itu saudara-saudara, selagi kalian belum dicampakkan,
saya sarankan agar kalian jangan mau digunakan sebagai begundalnya oleh. Jin
Pohon Preh. Setujukah kalian?
EGRANG, WILWO, SAWAN
(Serempak) Setujuuuuu!.........
GENDRUWO
Kalian juga jangan mau dijadikan kambing hitam atau korban kesalahan oleh Jin
pohon Preh. Setujukah kalian ?
EGRANG, WILWO, SAWAN
(Serempak) Setujuuuuu!..........
GENDRUWO
Bagus ! kalian harus berani menunjukkan persatuan dan kesatuan para dhemit.
Siapa berani berkata bahwa kita telah kehilangan tenaga ? Siapa berani berkata
bahwa kita minder dan takut menghadapi manusia ? Tidak ! Aku berani berkata
kita masih mampu berbuat. Kita tidak pernah merasa minder dan takut. Kita tidak
107
pernah menggantungklan nasib kepada siapapun. Karena dhemit itu universal.
Oleh karena itu, sekarang aku ingin mengemukakan suatu gagasan, yaitu kita
dongkel kedudukan Jin Pohon Preh. Setujukah kalian ?!
108
GENDRUWO, EGRANG, WILWO, SAWAN
Kapok.... kapok.... kapok.... kapok.....
Jin Pohon Preh memimpin para dhemit mengkonsentrasikan diri mereka tembang.
GENDRUWO
Sesepuh Desa, Lurahe.
109
JIN POHON PREH
Sesepuh Desa ? Nah itu artinya kita bakal makan.
SESEPUH DESA
Jin..... Pohon Preeeeeeehhh....... Kini kami........ datang...... membawa sesaji
secukupnyaaaaaaaaaahhh...............(Menyodorkan sesajinya)
110
JIN POHON PREH
Terselip? Aneh lho. Wanita kok terselip. Biasanya wanita itu kan di, akhirannya
“I” kan?
SESEPUH DESA
Adapun nama wanita itu adalah,.....aduh,.....siapa ya ? Siapa namanya pak Rajeg?
RAJEGWESI
Suli.
SESEPUH DESA
Ya. Namanya Suli, Jin Pohon Preh.
GENDRUWO
Suli ? Aduh, jangan-jangan wanita yang dimaksud Sesepuh Desa ini, wanita yang
kemarin diculik Sawan itu, Lurahe.
EGRANG
Eh, aneh ya. Kok mereka, manusia-manusia itu bisa mengerti bahasa kita ya ?
GENDRUWO
Itu karena mereka sering menseminarkan kaum dhemit.
SAWAN
Ya tidak ta. Mereka itu kan sering baca koran mingguan yang isinya dhemit
semua.....
WILWO
Ya tidak ta. Ini akibat dari komputerisasi di segala bidang.
GENDRUWO
Soal wanita, saya usul, Lurahe. Tanyakan kepada dia, apakah wanita yang dibawa
Sawan kemarin itu tergolong manusia seutuhnya atau tidak. Ini penting untuk
menjaga agar jagad ini tetap setril, Lurahe.
JIN POHON PREH
Jika demikian aspirasi para bawahan, saya sebagai pimpinan yang baik, patuh
melaksanakannya. Selamat tinggal.
GENDRUWO, EGRANG, WILSO, SAWAN
Selamat jalan, bapak.
111
JIN POHON PREH
(Mendekati Sesepuh Desa) Saudara Sesepuh Desa, sebelum akhirnya memberikan
keputusan penting, saya perlu mengecek wanita itu. Apakah wanita yang kamu
maksudkan itu, tergolong manusia seutuhnya atau tidak, atau manusia yang sudah
utuh atau utuhnya sudah hilang.
SESEPUH DESA
Ya kadang-kadang utuh, kadang-kadang tidak.
JIN POHON PREH
Ini sangat perlu sekali saya ketahui secara persis. Supaya jagad kami tetap steril,
tidak tercemar.
SESEPUH DESA
Jika memang ada, perkenankan saya untuk meminta kembali wanita itu.
JIN POHON PREH
Apa ? Dikembalikan ? Enak saja. Ketahuilah Sesepuh Desa, meskipun kami ini
Cuma dhemit, kami juga menganut azas musyawarah dan mufakat. Artinya segala
keputusan tidak bisa tiba-tiba dilahirkan. Harus dirembug dengan staf lainnya.
Bersediakah sampeyan menunggu ?
SESEPUH DESA
Silahkan.
112
JIN POHON PREH
Baiklah, jika memang begitu. Sekarang saya akan ke sana lagi. Selamat tinggal
adik-adik, bapak akan berjuang.
Sesepuh desa yang sedang bicara kepada Rajegwesi dan Pembantunya langsung
kembali mendekati Jin Pohon Preh.
113
SESEPUH DESA
Tapi saya mengenalnya kok, ya mbah ya ?
PEMBANTU SESEPUH DESA
Ha-iya.
SESEPUH DESA
Jika usul saya tadi tidak berkenan, maka saya akan memperbaharui janji, yaitu
kami tidak akan lagi mengganggu kehidupan para dhemit. Kami betul-betul
berjanji.
JIN POHON PREH
Baiklah kalau memang begitu. Tapi kalian sendiri yang memnbikin janji lho. Kita
memang harus saling menghormati. Sawan ! Segera kembalikan wanita dari jagad
kasar itu.
SESEPUH DESA
Pak Rajeg, apakah sampeyan merasa ada sesuatu yang lain ?
RAJEGWESI
(Celingukan melihat sekitarnya) Tidak ada itu.
SESEPUH DESA
O ya, goblog. Lha wanita ini siapa? (Menunjuk kepada suli di dekatnya)
SULI
Lho kok saya ada di sini ?
RAJEGWESI
Iya. Tadi kamu di sana, saya tarik ke sini.
SULI
Saya takut, pak Rajeg
114
RAJEGWESI
Sekarang tidak perlu takut, semuanya sudah saya beresi.
SESEPUH DESA
Pak Rajeg, saya sudah memenuhi permintaan sampeyan.
RAJEGWESI
Terus mau apa ?
SESEPUH DESA
Penuhi permintaan saya.
RAJEGWESI
Untuk apa ?
SESEPUH DESA
Untuk warga desa
RAJEGWESI
Tidak bisa !
SESEPUH DESA
(Menahan marah luar biasa. Pembantu Sesepuh desa menahannya) Baik. Kalau
sampeyan ada apa-apa, tanggung sendiri ! (Pergi dari tempat itu diikuti Pembantu
Sesepuh Desa)
SULI
Pak Rajeg, ada urusan apa dengan Sesepuh desa ?
RAJEGWESI
Kamu tidak perlu ikut campur. Dia tadi mengajak saya di bawah pohon Preh itu,
lantas komat-kamit biar kelihatan angker, biar saya takut. Pinter kok sekarang ini
orang cari kerjaan semacam itu.
JIN POHON PREH
(Kepada Gendruwo) Masak kita dibilang pinter, aneh kan ? Kita ini dikodratkan
hidup sebagai sosok yang bodoh. Saya semakin tidak bisa memahami manusia.
Suatu saat saya menseminarkan manusia. Tapi Gendruwo, saya takut, manusia itu
tidak bisa menepati janjinya.
115
SULI
Dhemit atau bukan itu tidak penting. Sekarang masalahnya bagaimana kita bisa
menyelesaikan masalah itu.
GENDRUWO
Lurahe, tempat tinggal kita ini hanya tersisa sepotong-sepotong. Kita selalu
didesak-desak. Jadi mana mungkin kita punya waktu mensemibnarkan manusia ?
RAJEGWESI
Suli, aku lebih baik percaya pada otak dan tanganku. Dengan tangan dan otakku
ini alam bisa saya kembangkan.
JIN POHON PREH
Tidak Gendruwo, kita masih bisa menaruh harapan kepada Sesepuh desa. Dialah
salah seorang manusia di jagad kasar yang tidak bertangan dan berotak gombal.
RAJEGWESI
Yang jelas saya tidak ingin proyek saya ini menjadi gombal hanya lantaran pohon
Preh itu.
GENDRUWO
Tapi Lurahe, tidak semua manusia itu bisa diajak kerjasama seperti Sesepuh desa
itu. Apalagi, (Menunjuk Rajegwesi) Lihat itu, Lurahe. Manusia yang memakai
topi kuning itu. Dia sangat berbahaya.
SULI
Pak Rajeg, sekarang tidak usah berbelit-belit. Jelaskan apa maunya pak Rajeg
yang sebenarnya.
RAJEGWESI
Sudah jelas. Robohkan pohon Preh itu.
SULI
Pak Rajeg, kita sudah tidak mampu merobohkan pohon Preh itu dengan cara
apapun.
RAJEGWESI
Kamu ketinggalan jaman. Pakai dinamit !
116
Para dhemit langsung bereaksi, gusar, takut dan waspada. Bahkan kalang kabut.
Rajegwesi sibuk mengatur dinamitnya untuk dipasang di sekitar pohon Preh, siap
diledakkan.
SULI
Ingat pak Rajeg, akibatnya bisa gawat sekali. Tanah bisa longhsor semuanya.
RAJEGWESI
(Sambil membenahi dinamitnya) Hentikan konsultasimu, Suli ! Minggir sana !
SULI
Baik kalau begitu, akan saya panggil seluruh penduduk desa, akan saya panggil
Sesepuh desa.
RAJEGWESI
Panggil sana ! Panggil semua penduduk desa !
RAJEGWESI
Suliiiiiii…………. Lihat ini ! Suliiiiiii !.................
117
Lampiran 5 Turnitin
118