Artikel Ilmiah Iza 1
Artikel Ilmiah Iza 1
Artikel Ilmiah Iza 1
Hafizah
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Abstract
The aims of this research to know and to understand about (1) the process of improving
the students writing speech skill through inquiry training and (2) the effect of its
implementation towards the students writing speech skill. This research is an action
research. The characteristic of this action research was partisipative and collaboartive
research. The research was done in three cycles. In which each cycle consisted of plan,
action, observation, and reflection. The data was collected by using of writing test and
observation. The result of writng test by using the rubric of writing speech scoring guide.
The research finding shown that the implementation of inquiry training model had
improve the students writing speech skill. The mean of pretest was 62.3, this result also
showed that 25% of students in total have been to achieve the score ≥75. In the postest,
the mean gained was 86.65 of students in total have been to achieve the score ≥75 based
on the writing speech skill scoring guide. Thus, can be concluded that the implementation
of the inquiry training model can improve the students writing skill of speech.
Intisari
Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh pemahaman
(1)proses peningkatkan keterampilan menulis naskah melalui model pembelajaran inquiry
training, dan (2)efek penerapan model pembelajaran inquiry training terhadap
peningkatkan keterampilan menulis naskah pidato. Penelitian menggunakan model
penelitian tindakan. Penelitian ini bersifat partisipatif dan kolaboratif. Penelitian
berlangsung selama tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penilain hasil tes menulis menggunakan penilaian menulis
naskah pidato. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
inquiry training dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah
pidato siswa. Rerata skor pada tes awal adalah 62,3. Hasil ini menunjukkan hanya 25%
siswa yang memeroleh skor ≥75. Pada tes akhir, rerata skor yang diperoleh adalah 86,65
dan 90% siswa memeroleh skor ≥75. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran inquiry training mampu meningkatkan keterampilan
menulis naskah pidato siswa.
Kata kunci: Model pembelajaran inquiry training, keterampilan menulis naskah pidato,
penelitian tindakan
PENDAHULUAN
Menulis merupakan kegiatan memahami, mengikat makna, dan
memberikan keindahan pada tulisan yang dibuat agar menarik untuk dibaca serta
bersifat produktif dalam menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Oleh karena
itu, seorang penulis harus mahir dalam menerapkan kaidah-kaidah penulisan,
1049
struktur bahasa, dan memiliki penguasaan kosakata yang banyak. Kegiatan
menulis memerlukan tingkat konsentrasi yang cukup baik dengan memanfaatkan
seluruh kapasitas kedua belah otak.
Salah satu materi dalam keterampilan menulis yang diajarkan pada siswa
kelas X (Sekolah Menengah Atas) SMA adalah menulis pidato. Keterampilan
menulis pidato ialah keterampilan siswa dalam menyusun gagasan dengan
sistematika dan bahasa yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak
melalui bahasa tulisan yang berupa komunikasi satu arah dan digunakan dalam
forum resmi, dengan ditopang oleh kemampuan gagasan atau ide, paragraf,
tatanan, wahana, dan orisinalitas. Kemampuan dalam mengungkapkan gagasan
atau ide, paragraf, tatanan, wahana, dan orisinalitas ini dijadikan sebagai kriteria
penilaian yang digunakan dalam penulisan pidato. Kelima kritera inilah yang akan
digunakan untuk melihat keterampilan menulis pidato siswa. Namun, dalam
pembelajarannya, keterampilan menulis pidato siswa masih rendah. Hal ini
disebabkan karena siswa masih mengalami kesulitan, misalnya kesulitan dalam
mengembangkan dan mengungkapkan inspirasi serta batasan-batasan dalam
penyusunan pidato. Beberapa hambatan lainnya berupa keterbatasan waktu atau
karena keterbatasan pengetahuan dan penguasaan terhadap kaidah-kaidah menulis
pidato, juga kurangnya sarana yang mendukung untuk pembelajaran semacam ini.
Teori-teori tentang cara menulis pidato juga masih sulit didapatkan, sehingga
aktivitas siswa masih sangat kurang. Kesulitan lain yang dihadapi siswa kelas X
SMA Global Persada Mandiri Bekasi dalam menulis pidato terlihat dari
ketidakmampuan siswa dalam mengungkapkan ide/gagasan mereka dalam bahasa
yang terstruktur, tatanan naskah pidato yang masih berantakan, serta penggunaan
ejaan, kosakata, gramatika, dan retorika yang tidak tepat. Melihat fenomena
tersebut, diketahui bahwa pembelajaran menulis naskah pidato di sekolah masih
stagnan sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang tidak monoton dan
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis naskah pidato. Model
pembelajaran yang peneliti gunakan adalah model pembelajaran inquiry training
yang bersifat kooperatif
Model pembelajaran inquiry training merupakan perpaduan antara
cooperative learning dan inquiry learning. Pemilihan model pembelajaran inquiry
training dalam meningkatkan keterampilan menulis naskah pidato siswa
didasarkan pada tujuan model pembelajaran ini, yaitu melatih kemampuan siswa
dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah
karena pada dasarnya secara intuitif setiap individu cenderung melakukan
kegiatan ilmiah (mencari tahu atau memecahkan masalah). Selain menjadi bagian
dari pembelajaran kooperatif, model ini juga merupakan bagian dari pembelajaran
inkuiri. Strategi (model) pembelajaran inkuiri (SPI) merupakan rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan (Sanjaya, 2009:194). Model pembelajaran inquiry training mampu
memenuhi kriteria pemilihan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan jenis
materi, karakteristik peserta didik, serta situasi atau kondisi proses pembelajaran
tersebut akan berlangsung. Pada model pembelajaran inquiry training terdapat
lima tahap yang harus dijalani. Tahap pertama, siswa dihadapkan pada situasi
yang membingungkan (teka-teki), yaitu tentang menulis pidato. Tahap kedua dan
ketiga, pengumpulan data untuk verifikasi dan eksperimentasi. Tahap keempat,
1050
ialah tahap merumuskan penjelasan atau peristiwa yang dialami siswa. Langkah
terakhir yaitu tahap kelima, ialah menganalisis proses penelitian yang telah
mereka lakukan. Pada tahap ini, siswa diminta menganalisis pola penelitian yang
mereka lakukan.
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Richard Suchman dengan
meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu
terhadap segala sesuatu. Melalui model pembelajaran ini dalam penulisan naskah
pidato, siswa dituntut lebih kreatif dalam kegiatan pembelajarannya, kreatif dalam
memunculkan ide/gagasan, kreatif dalam menyusun struktur pidatonya, serta
kreatif dalam penggunaan bahasanya dan ini sangat sesuai diterapkan dalam
penulisan naskah pidato. Dengan adanya penggunaan model pembelajaran inquiry
training, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
naskah pidato. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka guru perlu memilih
strategi yang sesuai dan menyenangkan. Dengan demikian pelajaran menulis
pidato yang awalnya sulit, dapat menjadi lebih mudah dilaksanakan.
METODE
Penelitian ini dilakukan di SMA Global Persada Mandiri yang berlokasi di
Komplek GPM School Jalan Mekar sari No. 05, Rt. 010/003 Kelurahan Bekasi
Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Penelitian dilaksanakan pada
semester ganjil dan genap tahun ajaran 2015/2016, dimulai pada bulan November
sampai dengan April 2016. Rentang waktu ini dimulai dari praobservasi sampai
penelitian selesai dilakukan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian tindakan (action research). Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan tes menulis naskah pidato sebanyak empat kali, satu kali pada
saat pretes yang dilakukan pada praobservasi dan tiga kali pada saat postes di
setiap akhir silkus pembalajaran pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Prosedur
penelitian diadaptasi dari Kemmis dan Taggart (Kusumah dan Dwitagama, 2009:
21). Analisis data dimulai dari kegiatan praobservasi dan pengumpulan data
selama pelaksanaan tindakan. Data tersebut akan dianalisis dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif menjelaskan peristiwa atau proses
yang dilakukan dalam penelitian sehingga mendapat gambaran dan penjelasan
yang lengkap dalam pelaksanaan penelitian tindakan. Dari pendekatan kualitatif
ini diperoleh data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari sumber yang diamati,
sedangkan kuantitatif digunakan dalam menganalisis data hasil proses belajar
mengajar atau membandingkan nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian
tidakan dilakukan. Nilai ini akan diuji kebenarannya melaui metode tersebut untuk
melihat seberapa besar peningkatan nilai sebelum dan sesudah penelitian tindakan
dilakukan. Untuk pengecekan keabsahan data, peneliti merujuk pada kriteria
validitas yang dikemukakan oleh Guba dalam Mills, yaitu credibility,
trasferability, dependability, dan confirmability (Mills, 2000: 73-75).
1053
Grafik 2. Peningkatan Jumlah dan Nilai Siswa Siklus 2
Pada grafik di atas terlihat peningkatan nilai rata-rata pada tiap kriteria
menulis naskah pidato siswa. Nilai rata-rata pada ide/gagasan pretes 64,
meningkat pada siklus 1 menjadi 70,33, siklus 2 adalah 76,33, dan siklus 3
menjadi 85,33. Unsur paragraf juga terus meningkat dari pretes, siklus 1, siklus 2,
dan siklus 3 dengan nilai masing-masing 63,25, 70,5, 79,75, dan 86,75. Nilai rata-
rata unsur tatanan juga mengalami peningkatan, dari 63,2 pada pretes meningkat
menjadi 72 pada siklus 1, terus meningkat menjadi 82 pada siklus 2, dan menjadi
90 pada siklus 3. Nilai rata-rata unsur wahana juga mengalami peningkatan, dari
60,6 pada pretes meningkat menjadi 65,8 pada siklus 1, terus meningkat menjadi
75,8 pada siklus 2, dan menjadi 85,8 pada siklus 3. Terakhir, nilai rata-rata unsur
orisinalitas juga mengalami peningkatan. Pada pretes 60,33, siklus 1 menjadi
71,67, meningkat pada siklus 2 menjadi 73,33, dan terus meningkat pada siklus 3
menjadi 83,67.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
2008.
Brown, H. Douglas. Language Assessment: Principle and Classroom Practice.
San Francisco State University, Longman. 2004.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta. 2000.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. 2011.
Finoza, Lamuddin . Komposisi Bahasa Indonesia . Jakarta: Diksi Insan Mulia.
2005.
Gie, The Liang. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
1995.
Kemmis, Stephen and robin Mc Taggart. The Action Research Planner 3 rd Ed.
Victoria: Deakin University. 1988.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Jakarta: Indeks. 2009.
Madya, Suwarsih. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research.
Bandung: Alfabeta. 2006.
Mills, Geofferey. Action Research: A Guide for the Teacher Researcher. Ohio:
Merril an Imprint of Prentice-Hall International Inc. 2000.
Nurgiantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE. 2001.
Sutarno. Menulis yang Efektif. Jakarta: Sagung Seto. 2008.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. 2001.
1056