Jurnal Tesiss
Jurnal Tesiss
Jurnal Tesiss
Oleh:
Dzaqi Hijrotin
Hijrotinatin8@gmail.com
ABSTRACT
The objectives obtained from this study are: 1) To describe and analyze the forms
of character built in thematic learning through the peer tutoring method at Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Lumajang. 2) Describe the learning process of the peer tutor
method in shaping the character of students at Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Lumajang. 3) Evaluating the thematic learning process using the peer tutor method.
This research uses a qualitative approach with a descriptive type. The technique
used to determine research subjects is a purposive technique. Data collection was taken
by means of observation, interviews, and documentation. Followed by analyzing the data
using the interactive analysis technique of the Miles, Huberman, and Saldana models
through 3 stages including data condensation, data presentation, and drawing
conclusions or verification. Data validity uses technical triangulation, source
triangulation, and time triangulation.
The results showed that: 1) the principal held a meeting in advance with the
teacher council to plan the method to be applied in grades IV and V. 2) To improve the
character of students to become more perfectionists, the results of the discussion were
learning using the peer tutor method as an alternative for students. 3) Many students still
lack the confidence to express their opinions, however, the peer tutoring method can
increase their willingness to speak in public, especially to their peers.
Adapun tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan dan
menganalisis bentuk-bentuk karakter yang dibangun dalam pembelajaran tematik melalui
metode tutor sebaya di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Lumajang. 2) Mendeskripsikan
proses pembelajaran metode tutor sebaya dalam membentuk karakter siswa/i di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Lumajang. 3) Mengevaluasi proses pembelajaran tematik dengan
menggunakan metode tutor sebaya.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Teknik yang digunakan untuk menentukan subyek penelitian adalah teknik purposive.
Pengambilan data diambil dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentsi.
Dilanjutkan dengan menganalisis data menggunakan teknik analisis interaktif model
Miles, Huberman, dan Saldana melalui 3 tahapan antara lain kondensasi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Keabsahan data menggunakan tringulasi
teknik, tringulasi sumber, dan tringulasi waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kepala sekolah mengadakan rapat
terlebih dahulu bersama dewan guru untuk merencanakan metode yang akan diterapkan
dikelas IV dan V. 2) Untuk meningkatkan karakter peserta didik menjadi lebih
perfeksionis, hasil diskusi adalah pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya
menjadi alternatif pelajar. 3) Banyak peserta didik yang masih kurang percaya diri untuk
mengutarakan pendapatnya namun, metode tutor sebaya dapat meningkatkan kemauan
mereka untuk berbicara didepan umum terutama pada teman seumurannya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai masalah.
Capaian hasil pendidikan masih belum memenuhi hasil yang diharapkan.
Pembelajaran di sekolah belum mampu membentuk secara utuh pribadi lulusan
yang mencerminkan karakter dan budaya bangsa. Proses pendidikan masih
menitikberatkan dan memfokuskan capaiannya secara kognitif. Sementara, aspek
afektif pada diri peserta didik yang merupakan bekal kuat untuk hidup di
masyarakat belum dikembangkan secara optimal. 1
Pendidikan sangatlah dibutuhkan oleh suatu bangsa, dengan pendidikan maka
akan terbentuk warga yang berkualitas. Yang akan mampu mengembangkan
dirinya sendiri dan bersama-sama membangun bangsa, salah satunya dengan
dengan pendidikan formal yaitu Sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal secara sistematis telah merencanakan lingkungan pendidikan yang
menyediakan bermacam kesempatan bagi siswanya untuk melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Dengan
demikian mendorong pertumbuhan serta perkembangan ke arah suatu tujuan yang
telah dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dalam bentuk kurikulum dan
metode pengajaran.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna,
dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan ini berangkat dari
teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Pembelajaran tematik
juga dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences).
Dengan pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
Secara filosofis pendidikan karakter merupakan kajian ilmu yang paling
rasional dan aktual karena membahas tentang tingkah laku manusia yang tidak
lekang oleh perubahan zaman. pendidikan karakter memiliki landasan filosofis
dan normatif sebagai pijakan dalam operasionalnya. Hal ini mengingat bahwa
karakter merupakan pengetahuan yang memikirkan hakikat kehidupan manusia
1Novilasari, Shella. Pendidikan karakter pada pembelajaran ips berbasis kearifan lokal di sekolah
dasar. (Medan : Digital Library Unimed,2018). 42
dalam bertingkah laku, sehingga diperlukan landasan sebagai pedoman dalam
berinteraksi dan berasosiasi. 2
Terkait dengan pendidikan karakter ditinjau dari pengaruh penerapan metode
yang dilakukan oleh guru pendidik, para ahli merekomendasikan agar
pembelajaran tematik dengan metode tutor sebaya ini harap diterapkan kepada
anak sejak usia Madrasah Ibtidaiyah serta sebaya angkatan usianya. Dari sinilah
akan terlihat sejauh mana prestasi belajar para siswa tersebut. 3
Salah satu upaya untuk meningkatkan karakter siswa pada pembelajaran
tematik adalah dengan pemilihan metode tutor sebaya. Metode tutor sebaya ini
bertujuan agar seluruh peserta didik dapat belajar bersama secara bekerja sama
atau berkelompok dengan teman-temannya, dimana unsur tersebut akan
meningkatkan motivasi dan karakter siswa ketika belajar yang otomatis
berpengaruh terhadap nilai hasil belajar (prestasi) yang diperoleh siswa.
A. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus-fokus penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana jenis-jenis karakter yang dibangun dalam pembelajaran tematik
dengan menggunakan metode tutor sebaya di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam Lumajang?
2. Bagaimana proses pembelajaran tematik dengan menggunakan metode tutor
sebaya dalam membentuk karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Islam Lumajang?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran tematik dengan menggunakan metode
tutor sebaya dalam membentuk karakter di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam
Lumajang?
4
Hasil observasi dan wawancara di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Lumajang pada tanggal 04
Oktober 2022.
bersangkutan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya lampiran yang
terdapat dalam tesis.
Langkah awal sebelum pelaksanaan adalah perencanaan yang
didiskusikan bersama dengan Kepala Sekolah, Wali Kelas IV dan V.
Setelah itu, siswa/i dalam kelas tersebut diberi pretest sebagai seleksi
bagi siswa/i yang akan ditunjuk menjadi tutor bagi teman-temannya.
Selanjutnya, akan dibentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
dimana antara satu kelompok tersebut dipilih siswa yang telah lolos
pretest akan dijadikan tutor bagi teman-temannya.
Langkah terakhir yaitu pengevaluasian terhadap pelaksanaan
pembelajaran. Dalam hal evaluasi, guru memberikan pertanyaan kepada
murid dan yang berhasil menjawab akan diberikan reward sebagai
bentuk apresiasi terhadap usaha yang dilakukan untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan giat.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, siswa diacukan untuk
berkontribusi penuh dalam hal sekecil apapun. Oleh karena itu, dalam
kegiatan tersebut dapat membentuk karakter siswa secara tidak
langsung. Pembentukan karakter dapat dirasakan oleh seluruh pihak
yang terlibat dalam pembelajaran tersebut. 5
2. Pembahasan
a. Implementasi metode tutor sebaya untuk membentuk karakter
siswa dalam pembelajaran tematik melalui metode tutor sebaya
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Lumajang meliputi:
kegiatan mendengarkan, menyimak, melihat dan mencatat
bagaimana proses atau implementasi penerapan pada materi
pembelajaran tematik dengan kegiatan belajar kelompok,
belajar bersama yang dibimbing oleh teman sebayanya.
5
Hasil observasi dan wawancara di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Lumajang pada tanggal 04
Oktober 2022.
b. Implementasi metode tutor sebaya untuk membentuk karakter
siswa dalam pembelajaran tematik melalui metode tutor sebaya
di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Lumajang meliputi:
kegiatan mendengarkan, menyimak, melihat dan mencatat
bagaimana proses atau implementasi penerapan pada materi
pembelajaran tematik dengan kegiatan belajar kelompok,
belajar bersama yang dibimbing oleh teman sebayanya.
c. evaluasi pembelajaran adalah proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasi informasi secara sistematis
untuk menetapkan ketercapaian tujuan pembelajaran. . Bentuk
bentuk evaluasi yang telah dirancang guna memperbaiki dan
mengukur hasil belajar peserta didik yang dapat dilakukan
adalah guru memberikan sebuah pertanyaan meliputi materi
yang telah disampaikan oleh tutor sebaya guna mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode tutor sebaya yang telah dilakukan.
Selain itu, juga menilai sejauh mana siswa melaksanakan
metode yang diterangakan oleh guru.
Selain hal tersebut, siswa dituntut untuk selalu berkontribusi
dalam seluruh kelompok yang ada bukan hanya pada
kelompoknya saja. Siswa juga diajak untuk saling bertukar
pendapat antar kelompok mengenai pembelajaran tematik dengan
menggunakan metode tutor sebaya sehingga rasa saling
menghargai akan timbul dalam diri siswa yang ikut andil dalam
proses pembelajaran tersebut, sehingga siswa dapat dengan
mudah bersosialisasi dan berinteraksi dengan sekitar.
Hasil observasi diperoleh dengan cara peneliti melihat dengan
seksama kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran metode tutor sebaya. ibu Asfiyah S.Pd sebagai wali
kelas telah selesai diwawancarai oleh peneliti dengan hasil
wawancara yang dapat disimpulkan bahwa guru tersebut
menjelaskan terlebih dahulu proses pembelajaran metode tutor
sebaya ini sehingga siswa- siswi memamhami proses
pembelajaran metode tutor sebaya tersebut. 6
Setelah proses wawancara selesai, guru melaksanakan evaluasi
guna mengukur dan menilai proses pembelajaran metode tutor
sebaya. dengan awalan guru tersebut memberikan sebuah
pertanyaan meliputi materi yang telah disampaikan oleh tutor
sebaya pada saat jam pembelajaran berlangsung setelah
penyampaian tutor sebayanya, guna mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran metode tutor
sebaya yang telah dilakukan. Guna menilai sejauh mana siswa
melaksanakan metode tutor sebaya yang diterangkan oleh guru.
Guru juga menerapkan barang siapa yang sering menjadi tutor
yang baik buat teman –temannya akan mendapatkan reward
tersendiri nantinya, sehingga akan lebih banyak siswa yang
tertarik akan reward tersebut yang menghasilkan siswa – siwi
akan berebut belajar dan menjadi tutor yang baik buat teman –
temannya.
6
Hasil wawancara dengan ibu Asfiyah S.Pd sebagai wali kelas IV MI Nurul Islam Mojosari pada
tanggal 04 Oktober 2022
dengan pelaksanaan metode pembelajaran tutor sebaya. Dimulai dari
kelas IV terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan kelas V.
Langkah selanjutnya adalah kepala sekolah menggerakkan wali
kelas untuk mengenalkan peneliti yang telah selesai diwawancarai,
setelah itu kepala sekolah mengutus para wali kelas untuk masuk ke
dalam kelas dan mengajar seperti biasa terutama bagi kelas IV dan V. ,
kepala sekolah selalu memperingatkan terhadap seluruh wali kelas
untuk mengkondusifkan kelas serta kebersihan kelas.
2. Peran Wali Kelas IV dalam Melaksanakan Metode Tutor Sebaya.
Peran wali kelas dalam menjalankan program ini, harus selalu
mengkondusifkan baik suara maupun hati. Selain itu, wali kelas juga
harus membimbing setiap murid yang ada di dalam kelasnya.
3. Peran Siswa sebagai Objek dalam Metode Pembelajaran Tutor Sebaya.
Peran seorang murid tentunya sangat mudah yaitu, sebagai objek
yang digunakan dalam metode tutor sebaya, menjunjung tinggi
persatuan Indonesia yang telah diperjuangkan oleh pahlawan.
2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang harus
diperhatikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
a. Bagi Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan hendaknya memperhatikan dengan
betul mengenai kompetensi pengajar serta kemampuan peserta didik
agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan
metode pembelajaran tutor sebaya tersebut.
b. Bagi Kepala Madrasah
Kepala Madrasah menjadi panutan utama baik bagi lembaga
pendidikan maupun seluruh penghuni sekolah. Kepala sekolah
tentunya ikut andil dalam keberlangsungan metode tutor sebaya
yang diterapkan agar dapat mengetahui secara rinci mengenai
perkembangan peserta didik dengan baik.
c. Bagi Pengajar
Sebagai pengajar, hendaknya memahami konsep berpikir
dan perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, dalam hal ini
sportifitas dan kepekaan pengajar terhadap peserta didik sangat
diperlukan sebagai acuan dalam mensukseskan metode
pembelajaran tutor sebaya.
d. Bagi Peneliti
Dalam pelaksanaan metode pembelajaran tutor sebaya,
peneliti harus memperhatikan dengan betul dan secara akurat pada
saat meneliti dan menulis data serta perkembangan peserta didik.
Hal tersebut bertujuan agar data yang diperoleh tersebut akurat dan
benar adanya.
e. Bagi pembaca
Setelah membaca hasil penelitian, pembaca diharapkan dan
hendaknya dapat memahami, meningkatkan pengetahuan, serta
menjadikan salah satu referensi yang nantinya dapat berfungsi
sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah dalam lingkup peserta
didik maupun pengajar.
DAFTAR PUSTAKA