Maulana 2018

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT KULIT JAGUNG TERHADAP KEKUATAN

TARIK DAN PENYERAPAN AIR KOMPOSIT POLYURETHANE


Rahmat Maulana*, Emmy Dyah Sulistyowati **, Salman**
*
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
**
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jln. Majapahit No. 62 Mataram Nusa Tenggara Barat Kode Pos : 83125
Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087

ABSTRACT
Composite is one kind of material created by the merger of two or more kinds of materials that
have different properties into one new material with different properties, one of which is the
incorporation of resin with fiber. The purpose of this study was to determine the effect of fraction of
the composite fiber tensile strength and moisture absorption.
The main ingredient of this research is polyurethane as matiks and corn fiber as
reinforcement (fiber). The research was done by mixing matrix composites with fibers, wherein the
matrix used in this study is a polyurethane resin and fiber reinforcement of corn husk. But before corn
fibers used as reinforcement in composites, fiber surface treatment is given in advance by performing
immersion in a solution of NaOH for 2 hours, then the fiber rinsed clean NaOH solution and fiber sun
dried. This experiment is tensile testing with ASTM D 3039 and tests of water absorption.
The results showed that the higher the fraction of the fiber of the specimen, the tensile
strength of the specimen will increase but did not give a significant effect on tensile strength. The
tensile strength of the lowest to the highest row in the specimen with fiber fraction of 20%, 30%, 40%,
50%, 60% and 70% respectively of 1.68 MPa, 1.82 MPa, 1.99 MPa, 4.72 MPa, 7.08 MPa and 7.78
MPa. And for water absorption of specimens from highest to lowest in a row is in the specimen with
fiber fraction of 70%, 20%, 50%, 30%, 60% and 40% respectively by 184.35%, 165.81 %, 165.10%,
161.65%, 144.09% and 136.10%.

Keywords: Polyurethane resin, corn fiber, fiber fraction, tensile strength and water absorption.

PENDAHULUAN kendaraaan darat, laut maupun udara, alat-


Perkembangan teknologi material di alat olah raga, kesehatan dan rompi anti
Indonesia yang meningkat pesat sejalan peluru. Namun, penggunaan serat sintetis
dengan pertumbuhan ekonomi nasional, sebagai penguat komposit memiliki dampak
harus diimbangi dengan penyediaan negatif pada lingkungan karena limbahnya
material itu sendiri. Komponen utama tidak dapat terurai secara alami dan dapat
dalam membuat suatu barang adalah mengganggu hingga beberapa generasi.
material yang juga ikut menentukan kualitas Penggunaan serat alami sebagai penguat
barang yang diproduksi. Bila tidak ada komposit merupakan langkah bijak,
perkembangan teknologi dan penemuan mengingat untuk serat alami dapat terurai
bahan baru maka tidak akan ada inovasi secara alami dan banyak ragam serat alami
atau produk baru (Setiabudy,Rudy, 2007). yang tersedia misalnya serat goni, serat
Seiring dengan berkembangnya teknologi, nanas, serat ijuk, serat sabut kelapa dan
manusia mampu menemukan hal baru baik serat kulit jagung.
yang belum pernah terungkap dan bahkan Sejumlah penelitian menjelaskan sifat
yang merupakan kombinasi dari bahan mekanik komponen jagung sebagai bahan
yang sudah ada seperti komposit.Komposit isian komposit. Tarik dan bending komposit
merupakan salah satu jenis bahan yang klobot jagung dengan perekat resin
dibuat dengan penggabungan dua atau polyester diteliti oleh (Wiyono dan Supardi,
lebih macam bahan yang mempunyai sifat 2013) dengan fraksi berat serat 10%
berbeda menjadi satu material baru dengan sampai 25%. Komposit yang memiliki
sifat yang berbeda pula. Komposit kekuatan tarik tertinggi pada fraksi berat
mempunyai keunggulan seperti kuat, serat 20% dengan kekuatan tarik 27 MPa
ringan, tahan korosi, ekonomis dan dan yang terendah pada fraksi berat serat
sebagainya (Zainuddin,1996). 10% dengan kekuatan tarik 13 MPa.
Pada saat ini komposit dengan bahan Modulus elastisitas tertinggi pada fraksi
penguat serat sintesis telah digunakan berat serat 20% sebesar 1810 MPa,
dalam berbagai aspek kehidupan, dimulai sedangkan modulus elastisitas yang
dari kebutuhan rumah tangga, industri

1
terendah pada fraksi berat 10% sebesar menyiapkan alat dan bahan seperti resin
783 MPa. polyurethane, serat, pelumas, cetakan dan
Sementara itu karakterisasi lain-lain.
komposit serat kulit jagung - matriks Selanjutnya cetakan dioles dengan
poliester dilakukan oleh (Silalahi dkk, pelumas dengan rata, kemudian masukkan
2013), Komposit ini dibuat dengan serat jagung pada cetakan tersebut.
komposisi serat 0 sampai 5 %. Komposit Kemudian menuangkan polyurethane ke
serat kulit jagung meliputi nilai densitas dari cetakan yang sudah berisi dengan serat
0,84 sampai 1,21 gr/cm3, nilai daya serap jagung. Selanjutnya cetakan ditutup dan
air dari 1,38 sampai 2,46%, nilai kadar air diberi tekanan sebesar 10,4 kg. Spesimen
dari 2,59 sampai 4,65%. Sifat mekanik dibiarkan sampai kering, baru dikeluarkan
meliputi, nilai kekuatan lentur dari 49,29 dari cetakan
sampai 70,88 MPa, nilai kekuatan tarik dari Pengujian Spesimen
3,9 sampai 11,49 MPa dan nilai kekuatan Sifat-sifat spesimen yang diuji
impak dari 24,30 sampai 33,20 kJ/m2. mengacu pada standard yang baku yakni
Pembuatan dan karakterisasi Standard Association Society of Testing
komposit serat kulit jagung dengan matriks Material (ASTM).
epoksi dengan metode yang sama telah Uji Mekanik
dilakukan oleh (Surbakti dkk, 2013). Pengujian mekanik yang dilakukan
Komposisi serat 0 sampai 5%. Adapun pada penelitian ini adalah uji tarik dengan
sifat fisis dan sifat mekanik komposit yang ASTM D 3039. Pengujian tarik dilakukan
diperoleh adalah Densitas 1,07 - dengan alat uji tensilon RTG-1310 dengan
1,25g/cm3, daya serap air 0,75 - 3,55 %, kapasitas load cell 10 kN. Untuk spesimen
kadar air 0,90- 4,33 %, kuat tarik 7,73 - tarik, spesimen ditarik dengan kecepatan
10,02 MPa, kuat lentur 28,62 - 55,62 MPa, simpangan (displacement) sebesar 5
kuat impak 3 kJ/m2 - 18,6 kJ/m2. mm/menit.
Dari uraian di atas akan diteliti tentang Penyerapan air (water absorption)
kekuatan tarik dan peyerapan air komposit Proses penyerapan air pada suatu
polyurethane yang diperkuat serat kulit material tergantung waktu yang mana
jagung. Pengetahuan tentang sifat mekanis materi ditransfer dari satu tempat ke tempat
komposit kulit jagung dapat bermanfaat lain dengan gerakan molekul random
bagi masyarakat khususnya dunia industri (Crank, 1975). Pengujian water absorption
dengan mempertimbangkan pemakaian dilakukan untuk mengetahui penyerapan air
komposit sebagai pengganti material optimum yang dimiliki spesimen dengan
kontruksi. filler yang berbeda-beda. Adapun metode
yang digunakan dengan merendam seluruh
METODE PENELITIAN bagian spesimen pada wadah berisi air
Pengambilan Serat pada suhu kamar. Perendaman spesimen
Bahan yang digunakan jadi serat dilakukan selama 72 jam dan melakukan
adalah serat jagung yang baru panen dan penimbangan setiap 2 jam. ASTM yang
kulit yang diambil adalah kulit terluar digunakan pada pengujian penyerapan air
sampai dengan lapisan keempat. Setelah ini adalah ASTM D 5229.
itu kulit jagung direndam selama 7 hari dan
diambil seratnya menggunakan sisir kutu. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah serat jagung terkumpul, serat ini Kekuatan Tarik
dikeringkan dibawah terik matahari sampai Pengujian tarik dilakukan pada
kering. spesimen komposit dengan fraksi volume
Serat jagung tidak langsung dijadikan serat yang berbeda-beda yaitu 20%, 30%,
sebagai serat tapi serat jagung diberi 40%, 50%, 60% dan 70%. Dari hasil
perlakuan permukaan terlebih dahulu yaitu pengujian tarik didapat grafik load -
melakukan perendaman pada larutan elongation pada spesimen dengan fraksi
NaOH selama 2 jam, kemudian diangkat serat yang telah ditetapkan seperti pada
dan dibilas sampai serat jagung bersih dari gambar 4.1.
larutan NaOH tersebut dan serat jagung
dijemur sampai kering.
Pembuatan Spesimen Uji Mekanik dan
Penyerapan Air
Hal pertama yang dilakukan dalam
pembuatan spesimen ini adalah

2
1400 serat pada komposit maka kekuatan tarik
1200 akan meningkat.
1000
Fs 20% Untuk mengetahui pengaruh fraksi
Fs 30% serat terhadap kekuatan tarik, maka
800
Fs 40% dilakukanlah analisa variasi (Anova) satu
Load (N)

600 arah, seperti yang bisa dilihat pada Tabel


Fs 50%
400 4.2 dengan tingkat signifikasi anova adalah
Fs 60%
200 5%.
Fs 70% Tabel 4.1 Analisa varian (Anova) satu
0
arah
0 10 20 30 40
Fraksi serat
Elongation (mm) σ (MPa)
(%)
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara load 20 1.68
dengan elongation pada uji tarik pada
30 1.82
spesimen dengan fraksi serat.
40 1.99
Dari grafik load-elongation uji tarik baik
pada Gambar 4.1 terlihat pada awal 50 4.72
pembebanan tegangan naik secara linier
dengan elongation dan kemudian setelah 60 7.08
itu mulai menunjukkan perubahan dari linier
70 7.78
menjadi non-linier sampai spesimen patah.
Fraksi serat (Fs) 70% memiliki nilai
load yang paling tinggi dan fraksi serat 20%
memiliki nilai load yang paling rendah. ni
k
T*2*
Semakin tinggi fraksi serat spesimen maka
nilai load akan semakin meningkat yang

i =1 j 1
x 
N
2
ij

disebabkan serat pada spesimen JKT =


meningkatkan kekakuan spesimen dengan
matriks poliuretan. = (202 + 302 + 402 + 502+ 602 + 702
+ 1,682 + 1,822 + 1,992 + 4,722 +
7,082 + 7,782) – (295,072/12)
10
9
8
= 14043,03 – 7255,525
7
6 = 6787,503
5
σ (MPa)

4
k
T*2i T*2*
 
3
2
1 i = i ni N
0 JKK =
20 30 40 50 60 70
= (2702/6 + 25,072/6) - (295,072/12)
Fraksi Serat (%)
= 12254,75 – 7255,525
= 4999,225
JKG = JKT – JKK
Gambar 4.2 Grafik kekuatan tarik spesimen = 6787,503 - 4999,225
= 1788,277
dengan masing fraksi serat.
KTK = JKK/k-1
= 4999,225/(2-1)
Dari Gambar 4.2 bisa dilihat bahwa
kekuatan tarik dari yang terendah sampai = 4999,225
yang tertinggi berturut-turut pada spesimen KTG = JKG/N-k
dengan fraksi serat 20%, 30%, 40%, 50%, = 1788,277/(12-2)
= 178,8277
60% dan 70% masing-masing sebesar 1,68
fhitung = KTK / KTG
MPa, 1,82 MPa, 1,99 MPa, 4,72 MPa, 7,08
= 4999,225/178,8277= 27,95554
MPa dan 7,78 MPa. Hasil penelitian
Ftabel = 4,96
kekuatan tarik ini sesuai dengan penelitian
(Surbakti, 2013) yang mana dalam
Tabel 4.2 Hasil analisa varian (anova) satu
penelitiannya didapat semakin tinggi fraksi
arah pada spesimen uji tarik. Tabel 4.3.

3
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat
F 200
Keragama Kuadrat Bebas Tengah Fhitung
tabel 180
n (JK) (db) (KT) fs 70%

Penambahan Berat (%)


160
Fraksi 140
4999,23 1 4999,23 27,96 4,96 Fs 60%
Serat 120
Eror, E 1788,28 10 178,83 100 fs 50%
80
60 fs 40%
Total 6787,50 11
40
fs 30%
20
Hipotesis untuk menguji data : 0 fs 20%
Ho : Fraksi serat tidak berpengaruh 0 20 40 60 80
terhadap kekuatan tarik spesimen. Waktu (jam)
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai
FHitung (27,95) > FTabel (4,96), maka Ho Gambar 4.3 Grafik penyerapan air
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada spesimen.
fraksi serat berpengaruh terhadap kekuatan
tarik pada spesimen. Pada Gambar 4.3 menunjukan
Dari Gambar 4.2 bisa dilihat bahwa penambahan berat dari yang paling tinggi
kekuatan tarik dari yang terendah sampai ke yang terendah secara berturut-turut
yang tertinggi berturut-turut pada spesimen adalah pada spesimen dengan fraksi serat
dengan fraksi serat 20%, 30%, 40%, 50%, 70%, 20%, 50%, 30%, 60% dan 40%
60% dan 70% masing-masing sebesar 1,68 masing-masing sebesar 184,35%,
MPa, 1,82 MPa, 1,99 MPa, 4,72 MPa, 7,08 165,81%, 165,10%, 161,65%, 144,09% dan
MPa dan 7,78 MPa. Hal ini menunjukkan 136,10%. Bisa dilihat bahwa penambahan
bahwa semakin banyak fraksi serat yang berat pada spesimen bertambah secara
digunakan maka kekuatan tarik spesimen acak atau tidak tergantung dari fraksi serat
semakin meningkat. Dan berdasarkan yang digunakan.
perhitungan anova satu arah, peningkatan Spesimen dengan fraksi serat 70%
kekuatan tarik akibat perbedaan jumlah memiliki nilai penambahan berat yang tinggi
fraksi serat berpengaruh terhadap kekuatan hal ini disebabkan kurang melekatnya
tarik. polyurethane pada serat kulit jagung
Spesimen dengan fraksi serat 70% menyebabkan banyak rongga spesimen
memiliki nilai kekuatan tarik paling tinggi dapat mengakibatkan spesimen cepat
dan spesimen dengan fraksi berat 20% menyerap air yang membuat terjadinya
memiliki kekuatan tarik paling rendah, hal pembengkakan dan perubahan volume
ini menunjukkan adanya peningkatan spesimen.
kekuatan tarik saat penambahan fraksi Untuk mengetahui pengaruh fraksi
Semakin tinggi fraksi serat spesimen serat terhadap penambahan berat
semakin tinggi pula kekuatan tarik spesimen, maka dilakukanlah analisa
spesimen, hal ini disebabkan karena serat variasi (Anova) satu arah, seperti yang bisa
pada spesimen meningkatkan kekakuan dilihat pada Tabel 4.5 dengan tingkat
spesimen dengan matriks poliuretan. signifikasi anova adalah 5%.
Dengan meningkatnya kekakuan pada Tabel 4.5 Analisa varian (Anova) satu
spesimen maka kekuatan spesimen juga arah pada penambahan berat spesimen.
akan meningkat. Kekuatan tarik pada
komposit serat ini juga dipengaruhi oleh k ni
T*2*
tata letak dan arah serat spesimen, karena
pada penelitian ini menggunakan tata letak
 xij2  N
JKT = i =1 j 1
dan arah serat secara acak (random). = (202 + 302 + 402 + 502+ 602 + 702
+ 165,812 + 161,652 + 136,362 +
Penyerapan Air 165,102 + 144,092 + 184,352) –
Dari hasil pengujian penyerapan air (1227,362/12)
pada spesimen dengan fraksi serat yang = 168122,5888 – 125534,3808
berbeda didapatkan hubungan antara = 42588,208
penambahan berat dengan waktu seperti
T*2i T*2* k
pada gambar 4.3.
n N 
JKK = i =i i
= (2702/6 + 957,362/6) - (1227.362/12)
= 164906,3616– 125534,3808
= 39371,9808

4
JKG = JKT – JKK turut pada spesimen dengan fraksi serat
= 42588,208- 39371,9808 20%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%
= 3216,2272 masing-masing sebesar 1,68 MPa, 1,82
KTK = JKK/k-1 MPa, 1,99 MPa, 4,72 MPa, 7,08 MPa
= 39371,9808/(2-1) = 39371,9808 dan 7,78 MPa.
KTG = JKG/N-k 2. Penambahan berat dari yang paling
= 3216,2272/(12-2) tinggi ke yang terendah secara berturut-
= 321,6227 turut adalah pada spesimen dengan
Fhitung = KTK / KTG fraksi serat 70%, 20%, 50%, 30%, 60%
=39371,9808 /321,6227 dan 40% masing-masing sebesar
= 122,4166651 184,35%, 165,81%, 165,10%, 161,65%,
Ftabel = 4,96 144,09% dan 136,10%.

Tabel 4.3 Hasil analisa varian satu arah UCAPAN TERIMA KASIH
pada penembahan berat spesimen. Tugas akhir ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan dan dorongan
Sumber Jumlah
Deraja
Kuadrat baik ril maupun materil dari berbagai pihak.
t F Penyusun dengan hati yang tulus
Keragama Kuadrat Tengah Fhitung
Bebas tabel
n (JK)
(db)
(KT) menyampaikan terima kasih yang sebesar-
Fraksi 39371,9 besarnya kepada :
39371,99 1 122,42 4,96
Serat 9 1. Buat sang motivator yaitu kedua orang
Eror, E 3216,22 10 321,63 tua yang tercinta terima kasih atas
dukungan, motivasi dan doanya selama
Total 42588,20 11
ini.
2. Terima kasih kepada bapak/ibu
Hipotesis untuk menguji data :
pembimbing I dan II atas bantuan dan
Ho : Fraksi serat berpengaruh terhadap
bimbingannya selama mengerjakan
penambahan berat spesimen.
tugas akhir.
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai
3. Buat Mahmuddin, Muhtar, dan Andriady
FHitung (122,42) > FTabel (4,38), maka Ho
Juliansyah terima kasih atas bantuan,
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dukungan dan doa-nya selama ini.
fraksi serat berpengaruh terhadap
4. Teman-teman seperjuangan mahasiswa
penambahan berat spesimen.
Teknik Mesin 2011 dan HMM yang ikut
Berdasarkan hasil anova satu arah
membantu penulis dalam melakukan
diatas menunjukkan bahwa perbedaan
penelitian dan memberikan motivasi dan
jumlah fraksi serat pada spesimen
doa sehingga menyelesaikan skripsi ini.
memberikan pengaruh. Hal ini terjadi
5. Buat teman-teman, sahabat dan
karena poliuretan mempunyai sifat
keluarga di kampung, terima kasih atas
menyerap air sangat tinggi. Dari Tabel 4.4
dukungan dan doa-nya.
bisa dilihat bahwa penambahan berat pada
spesimen bertambah secara acak atau
DAFTAR PUSTAKA
tidak tergantung dari fraksi serat yang
Crank, J.,1975, The Mathematics Of
digunakan. Persentase penyerapan air
Diffusion, Clarendon Press,
pada poliuretan ini akan dipengaruhi oleh
Universitas Michigan.
pengembangan poliuretan saat dibentuk
Setiabudy, Rudy., 2007, Material Teknik
jadi spesimen, karena semakin
Listrik, UI-Press, Jakarta.
mengembang spesimen maka rongga-
Silalahi, R.,Sinuhaji, P., Simbolon, R.T.,
rongga pada spesimen banyak dan
2013, Pembuatan Dan Karakterisasi
kemampuan menyerap air tinggi.
Komposit Serat Kulit Jagung -
Poliester Dengan Metode Chopped
KESIMPULAN
Strand Mat, FMIPA, Universitas
Dari hasil penelitian dan pembahasan
Sumatera Utara.
tersebut dapat disimpulkan beberapa hal
Sugiman, and Setyawan, P.D., 2013,
sebagai berikut :
Surface Treatment of Fly Ash for
1. Semakin tinggi fraksi serat pada
Improving the Tensile Strength of Fly
spesimen, kekuatan tarik spesimen akan
Ash/Unsaturated Polyester
meningkat tetapi tidak memberikan
Composites, Makara Seri Teknologi,
pengaruh yang signifikan terhadap
17(3): In Press DOI:
kekuatan tarik. Kekuatan tarik dari yang
10.7454/mst.v17i3.xxxx.
terendah sampai yang tertinggi berturut-

5
Supardi, Wiyono, T., 2013, Kekuatan Tarik
dan Bending Komposit Klobot
Jagung dengan Perekat Resin
Polyester, Teknik Mesin, Politeknik
Pratama Mulia Surakarta dan
Akademi Teknologi Warga Surakarta.
Surbakti, E.J., Sinuhaji, P., Simbolon, T.R.,
2013, Pembuatan Dan Karakterisasi
Komposit Serat Kulit Jagung Dengan
Matriks Epoksi, FMIPA, Universitas
Sumatera Utara.
Zainnuddin., 1996, Komposit Ijuk Serat
Panjang Dengan Resin Polyester,
Skripsi, Medan: FMIPA,USU.

You might also like