44771-Article Text-249529-1-10-20231123

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Marine Fisheries P-ISSN 2087-4235

Vol. 14, No. 2, November 2023 E-ISSN 2541-1659


Hal: 131-142

STRATEGI PENINGKATAN EFEKTIVITAS OPERASIONAL SENTRA


KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU NATUNA
Strategies for Increasing the Operational Effectiveness of the Natuna Integrated Marine
and Fisheries Center

Oleh:
Muhammad Arifnur1, Tri Wiji Nurani2, Iin Solihin2
1Mahasiswa Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680, Arifnur989@gmail.com
2Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.


Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680. tri_wiji@apps.ipb.ac.id, iin_solihin@apps.ipb.ac.id.

* Korespondensi: tri_wiji@apps.ipb.ac.id

Diterima: 10 Desember 202; Direvisi: 21 Juni 2023 Disetujui: 11 Juli 2023

ABSTRACT
The Natuna Integrated Maritime and Fisheries Center (IMFC) was established to integrate fish
landing, processing, and marketing activities. However, until 2019, the operation of IMFC had not
been optimized, hence the objectives of its establishment had not been achieved. This study aims to
assess the operational effectiveness of IMFC Natuna and develop strategies for its improvement.
The research was carried out by identifying port facilities and capacities that have been built and
assessing their operational performance. The strategy for increasing IMFC Natuna's operational
activities was prepared using a SWOT analysis. The results show that the facilities at IMFC Natuna
have been built completely and are currently in good, clean, and well-maintained condition. IMFC
operational performance results from negative gap analysis on fish unloading parameters, namely
fish production indicators and ship visits; the parameter of preparation of supplies on ice provision
indicator; and marketing parameters on the indicator of the number of fish marketed. The service
satisfaction assessment obtained an unsatisfactory rating on the provision of integrated cold storage
facilities, provision and marketing services, as well as facilities for fish auctions. Strategies for
increasing the operational activities of IMFC Natuna include empowering and improving fishers' skills,
making regulations so that trading activities and business activities are centered in IMFC Natuna,
inviting investors to develop fisheries investment, and bringing in fishing fleets from outside Natuna.
Keywords: Gap, Natuna, operational, IMFC, Strategy.

ABSTRAK
Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna bertujuan
mengintegrasikan aktivitas pendaratan ikan, pengolahan hingga pemasaran. Tujuan dari
pembangunan SKPT tersebut hingga tahun 2019 belum tercapai, SKPT belum beroperasi secara
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas operasional SKPT Natuna dan menyusun
strategi untuk peningkatannya. Penelitian dilakukan melalui identifikasi fasilitas dan kapasitas
kepelabuhanan yang sudah dibangun dan menilai kinerja operasionalnya. Strategi peningkatan
aktivitas operasional SKPT Natuna disusun dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, fasilitas di SKPT Natuna telah dibangun cukup lengkap dan secara
keseluruhan saat ini dalam kondisi baik, bersih dan terawat. Kinerja operasional SKPT hasil analisis
gap negatif pada parameter bongkar ikan, yaitu indikator produksi ikan dan kunjungan kapal;
132 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023

parameter persiapan perbekalan pada indikator penyediaan es; dan parameter pemasaran pada
indikator jumlah ikan yang dipasarkan. Penilaian kepuasan pelayanan didapatkan penilaian kurang
puas pada penyediaan fasilitas integrated cold storage, penyediaan dan pelayanan pemasaran,
serta fasilitas tempat pelelangan ikan. Strategi untuk peningkatan aktivitas operasional SKPT Natuna
yaitu pemberdayaan dan meningkatkan keterampilan nelayan, membuat peraturan agar aktivitas
perdagangan dan kegiatan bisnis terpusat di SKPT Natuna, mengundang investor untuk
mengembangkan investasi perikanan, dan mendatangkan armada penangkapan ikan dari luar
Natuna.
Kata kunci: Gap, Natuna, operasional, SKPT, Strategi

PENDAHULUAN Perikanan (KKP) sejak Juni 2017 selanjutnya


diresmikan pada tanggal 7 Oktober 2019.
Pembangunan Sentra Kelautan dan Pembangunan SKPT Natuna dirancang
Perikanan Terpadu (SKPT) merupakan menjadi lokasi penting sebagai pusat
program prioritas Pemerintah melalui pendaratan dan menghimpun hasil tangkapan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ikan, yang dilengkapi berbagai fasilitas sejak
yang berbasis di Pulau-Pulau Kecil Terluar ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan
(PPKT) dan/atau Kawasan Perbatasan sesuai untuk armada penangkapan ikan yang
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 beroperasi di WPPNRI 711 (Laut Natuna
tentang Percepatan Pembangunan Industri Utara, Laut Cina Selatan, Selat Karimata)
Perikanan Nasional. Pembangunan SKPT (Pratama et al. 2020).
bertujuan membangun dan mengintegrasikan Hingga saat ini, pembangunan SKPT
aktivitas bisnis perikanan dan kelautan Natuna masih belum dimanfaatkan dengan
bersama dengan masyarakat. Berdasarkan baik karena kemampuan dan fungsi entitas
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan bisnis yang ada di Kabupaten Natuna belum
Nomor 51 Tahun 2016 terdapat 20 lokasi terintegrasi dan masih tersebar di berbagai
strategis pembangunan SKPT dan salah desa di pulau Bunguran, Pulau Tiga, dan
satunya adalah Natuna. Wilayah Laut Natuna Sedanau (Zulham 2018). Lokasi SKPT Natuna
Utara merupakan jalur pelayaran internasional di Selat Lampa sangat jauh untuk dijangkau
sehingga memiliki peran yang strategis baik bagi nelayan di beberapa daerah seperti
dari sisi ekonomi, pertahanan, keamanan, dan Serasan Timur, Serasan Barat, dan Subi
politik. Laut Natuna Utara juga memiliki daya sehingga nelayan lebih memilih mendaratkan
tarik kuat bagi negara tetangga dengan potensi dan memasarkan hasil tangkapan ikan ke
sumberdaya ikan yang melimpah, sehingga Pemangkat (Kalimantan Barat) karena
banyak terjadi penangkapan ikan ilegal dan memiliki jarak relatif lebih dekat sehingga
pelanggaran batas wilayah (Mira et al. 2013; dapat menghemat waktu dan biaya untuk
Fravel 2016; Tampi 2017; Triyono dan bahan bakar (Nurani et al. 2020). Hingga
Ramadona 2018; Winarto 2018; Fauzan et al. Januari 2020 aktivitas kepelabuhanan di SKPT
2019; Riyadi dan Sari 2019; Mawanto 2020; Natuna masih belum berjalan secara efektif.
Putranto et al. 2019). Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pelelangan
Pembangunan SKPT Natuna dikerjakan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) yang tidak
selama periode tahun 2015-2019 di atas lahan berjalan. Padahal bangunan TPI sudah
seluas 5,8 hektar. Area seluas 3 hektar dibangun sejak tahun 2016 dan operasional
didapatkan melalui reklamasi, sedangkan 2,8 SKPT Natuna sudah berlangsung sejak Juni
hektar area sisanya memanfaatkan daratan 2017.
yang telah ada sebelumnya. Alokasi dana dari Penelitian perlu dilakukan untuk
pusat untuk penyediaan sarana dan prasarana mengetahui sejauh mana SKPT Natuna
di SKPT Natuna mencapai Rp 221,7 miliar menjalankan fungsi dan peranannya sehingga
meliputi fasilitas pokok, fasilitas fungsional, tujuan awal tercapai. Penelitian ini bertujuan
dan fasilitas penunjang untuk menilai efektivitas dan menyusun strategi
mengintegrasikan berbagai aktivitas kelautan untuk peningkatan fungsi dan peranan SKPT
dan perikanan mulai dari pendaratan hasil Natuna. Secara rinci tujuan penelitian yaitu: (1)
perikanan, pengolahan, hingga pemasaran mendeskripsikan jenis fasilitas dan kapasitas
(Pregiwati 2019). SKPT Natuna sudah dikelola kepelabuhanan yang sudah dibangun di SKPT
operasionalnya oleh Unit Pelaksana Teknis Natuna, (2) menilai kinerja operasional dari
(UPT) Pusat pada Kementerian Kelautan dan fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang
Arifnur et al. – Strategi Peningkatan Efektivitas Operasional ….. 133

yang langsung berkaitan dengan operasi dipasarkan, tujuan pasar, dan integrated cold
penangkapan ikan di SKPT Natuna, dan (3) storage (ICS) diambil dari petugas pengelola
menyusun strategi untuk peningkatan aktivitas SKPT Natuna dan petugas Perum Perindo.
operasional SKPT Natuna. Data wawancara tentang kepuasan fasilitas
bongkar ikan, perbekalan, dan pemasaran
Pendekatan yang dilakukan yaitu
diambil dari 19 nelayan (9 nelayan bagan
melalui identifikasi fasilitas dan kapasitas
perahu, 8 nelayan pompong kecil (kapal 0-5
kepelabuhanan yang sudah dibagun dan
GT), 2 nelayan rawai 19 GT), dan 2 pengumpul
kinerja operasional dari fasilitas pokok,
ikan (tauke) masing-masing sebagai
fungsional, dan penunjang yang langsung
responden dengan teknik accidental sampling
berkaitan dengan operasi penangkapan ikan di
melalui metode perhitungan likert.
SKPT Natuna, seperti bongkar ikan, persiapan
perbekalan, pemasaran, dan pelayanan. Pengolahan data dilakukan secara
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data
masukan kepada Pengelola SKPT dalam secara kualitatif digunakan untuk mengolah
meningkatkan aktivitas operasional di SKPT data wawancara. Pengolahan data secara
Natuna. kuantitatif digunakan untuk mengolah
kepuasan penyediaan fasilitas bongkar ikan,
perbekalan, dan pemasaran serta perhitungan
METODE bobot, rating dan skor pada SWOT. Pengolah-
an data dilakukan dengan menggunakan
Pengambilan data lapang dilakukan software excel.
pada pada 23-31 Januari 2020. Lokasi
penelitian terletak di Pelabuhan Perikanan Analisis data untuk tujuan pertama
Selat Lampa atau biasa disebut SKPT Natuna dilakukan secara deskriptif. Analisis dilakukan
yang berada di Jl. Abdullah, Desa Sabang dengan mendeskripsikan dan menilai kondisi
Mawang Balai, Kecamatan Pulau Tiga, aktual untuk mengetahui fasilitas dan
Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau kapasitas kepelabuhanan yang sudah dibagun
(Gambar 1). dan beroperasi di SKPT Natuna melalui
metode deskriptif kualitatif.
Data jenis fasilitas dan kapasitas
kepelabuhanan yang sudah dibangun di SKPT Analisis data untuk tujuan kedua
Natuna dikumpulkan melalui wawancara dan dilakukan dengan menggunakan analisis gap
observasi lapang didampingi oleh dua petugas (kesenjangan) (Jienardy 2017; Fain et al. 2019;
pengelola SKPT Natuna, yaitu petugas sarana Yania et al. 2022). Analisis dilakukan melalui
dan prasarana dan petugas kesyahbandaran penilaian kinerja operasional dari fasilitas
SKPT Natuna. Data kinerja operasional dari pokok, fungsional, dan penunjang yang
fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang langsung berkaitan dengan operasi penang-
yang langsung berkaitan dengan operasi kapan ikan, seperti bongkar ikan, persiapan
penangkapan ikan seperti produksi ikan (ton), perbekalan melaut, pemasaran, dan
kunjungan kapal (unit), penyediaan perbekalan pelayanan.
(BBM, es, dan air bersih), jumlah ikan yang

Gambar 1 Peta lokasi penelitian. Kabupaten Natuna


134 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023

Analisis gap dilakukan melalui membongkar ikan hasil tangkapan, memuat


pendekatan deskriptif kuantitatif sesuai perbekalan, dan tempat tambat labuh kapal-
standar Keputusan Direktorat Jenderal kapal. Persentase ketersediaan fasilitas pokok
Perikanan Tangkap Nomor 20 Tahun 2015 yang sudah dibangun jika dibandingkan
tentang Pedoman Evaluasi Kinerja dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27
Operasional Pelabuhan Perikanan dan Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan yaitu sebesar
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 77,777%. Fasilitas pokok dan kapasitas yang
tentang Kepelabuhanan Perikanan, kemudian sudah dibangun di SKPT Natuna bisa dilihat
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Gap pada Tabel 1.
dihitung berdasarkan formula sederhana
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang
sebagai berikut:
berfungsi meningkatkan nilai guna dari fasilitas
Gap = Kondisi operasional - Standar operasional.(1) pokok sehingga menunjang aktivitas sesuai
dengan: dengan kebutuhan operasional di pelabuhan
Gap : Kesenjangan atau perbandingan kondisi perikanan. Persentase ketersediaan fasilitas
aktual dengan kinerja yang diharapkan; fungsional yang sudah dibangun jika
Kondisi operasional : Kondisi aktual operasional di dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah
SKPT Natuna; dan Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyeleng-
Standar operasional : Kinerja potensial atau yang garaan Bidang Kelautan dan Perikanan yaitu
diharapkan sebesar 81,818%. Fasilitas fungsional yang
Analisis data pada tujuan ketiga meng- sudah dibangun di SKPT Natuna dapat dilihat
gunakan analisis SWOT, untuk mendapatkan pada Tabel 2.
berbagai alternatif strategi peningkatan Fasilitas penunjang atau fasilitas
operasional SKPT Natuna, berdasarkan pada tambahan adalah fasilitas yang mendukung
pertimbangan faktor internal (kekuatan/- aktivitas operasional pelabuhan. Persentase
strengths dan kelemahan/weakness) dan ketersediaan fasilitas penunjang yang sudah
faktor eksternal (peluang/opportunities dan dibangun jika dibandingkan dengan Peraturan
ancaman/threats). Analisis SWOT dilakukan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2021 tentang
melalui penyusunan matriks IFAS (Internal Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan
Factor Analysis Summary) untuk menguraikan Perikanan yaitu sebesar 62,5%. Fasilitas
faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang penunjang yang sudah dibangun di SKPT
menunjukkan dimana posisi saat ini dan Natuna dapat dilihat pada Tabel 3.
matriks EFAS (External Factor Analysis
Summary) yang menguraikan faktor-faktor Kinerja operasional SKPT Natuna
peluang dan acaman (Mira et al. 2013;
Kusbandono 2019; Reza et al. 2019; Hutapea Analisis kesenjangan telah dilakukan
et al. 2019; Astuti dan Ratnawati 2020; Mashuri untuk menilai kinerja operasional mengacu
dan Nurjannah 2020). pada standar. Hasil analisis kesenjangan
(gap) untuk setiap parameter dan indikator
dapat dilihat pada Tabel 4.
HASIL
Strategi Peningkatan Aktivitas
Jenis Fasilitas dan Kapasitas
Operasional SKPT Natuna
Kepelabuhanan yang sudah dibangun di
SKPT Natuna Strategi peningkatan aktivitas
operasional SKPT Natuna disusun untuk
Fasilitas kepelabuhanan meliputi mendukung kegiatan bisnis perikanan tangkap
fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang atau yang berkelanjutan. Penyusunan strategi telah
tambahan. Berbagai fasilitas kepelabuhanan dilakukan dengan menggunakan analisis
tersebut secara umum sudah dibangun di SWOT berdasarkan pertimbangan faktor-
SKPT Natuna. Pembangunan dilakukan faktor internal dan eksternal SKPT Natuna.
secara bertahap sejak tahun 2015. Penjelasan
terkait dengan keberadaan fasilitas dengan Faktor Internal
kapasitas dan kondisinya dapat dijabarkan
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis
sebagai berikut.
Summary) dapat dilihat pada Tabel 5. Hasil
Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar subtotal skor kekuatan (strengths) sebesar
yang harus terpenuhi oleh sebuah pelabuhan 1,89 dan subtotal kelemahan (weakness)
perikanan agar operasional dan fungsi sebesar 0,77. Total skor faktor internal adalah
pelabuhan perikanan berjalan sesuai dengan 1,12.
tujuan utamanya, yaitu untuk tempat
Arifnur et al. – Strategi Peningkatan Efektivitas Operasional ….. 135

Faktor Eksternal subtotal skor peluang (opportunities) sebesar


1,81 dan subtotal ancaman (threats) sebesar
Matriks EFAS (External Factor Analysis 0,86. Total skor dalam faktor eksternal adalah
Summary) dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil 0,95.
Tabel 1 Fasilitas pokok dan kapasitas di SKPT Natuna
Tahun Ukuran/
No Fasilitas Pokok Kondisi
Pembangunan Kapasitas
1. Luas lahan 2015 5,8 hektar Beroperasi baik, bersih,
(3 hektar reklamasi dan 2,8 dan terawat
hektar lahan daratan yang sudah
ada)
2. Dermaga
- Pertama (terbuka) 2015 100 × 8 meter Beroperasi baik, bersih,
(5–1000 GT, menampung dan terawat
30 GT = 20 kapal, 1000 GT = 3
kapal)
120 × 8 meter
(3–5 GT, menampung
- Kedua (kanopi) 2017 >25 kapal) Beroperasi baik, bersih,
dan terawat

3. Kolam pelabuhan
- Pertama (terbuka) 2015 15 meter Beroperasi baik, bersih,
- Kedua (kanopi) 2017 5 meter dan terawat

4. Jalan komplek dan trotoar 2016 1.250 × 8 meter Beroperasi baik, bersih,
dan terawat
5. Drainase 2017 Panjang 1.150 meter, lebar 1,2 Beroperasi baik, bersih,
meter, dan kedalaman 1 meter dan terawat
6. Causeway
- Depan 2015 57 × 6 meter Beroperasi baik, bersih,
- Belakang 2017 120 × 8 meter dan terawat
7. Trestle
- Dermaga pertama (terbuka) 2015 15 × 4 meter Beroperasi baik, bersih,
- Dermaga kedua (kanopi) 2017 10 × 8 meter dan terawat
Sumber: Data primer hasil wawancara (2020)

Tabel 2 Fasilitas fungsional dan kapasitas di SKPT Natuna


Ukuran/
No Fasilitas Fungsional Tahun Pembangunan Kondisi
Kapasitas
1. Tempat pelelangan ikan (TPI) 2016 20 × 40 meter Belum beroperasi,
bersih, dan terawat
2. Integrated cold storage (ICS) 2016 200 ton Beroperasi baik,
bersih, dan terawat
3. Pengolahan air bersih BWRO 2016 250 ton/10 Beroperasi baik,
jam bersih, dan terawat
4. Instalasi listrik
- PLN 2016 5.000 kVA Beroperasi baik (baru
digunakan 865 kVA)
dan terawat
Beroperasi baik, dan
- Genset SKPT Natuna 2016 200 HP terawat
- Genset Perum Perindo 2016 150 HP
5. Kantor Administrasi 2016 15 × 10 meter Beroperasi baik,
Pelabuhan bersih, dan terawat
6. Kios Bahan Bakar Minyak 2016 12 kl/hari Beroperasi baik,
(BBM) (2 tangki dan bersih, dan terawat
6 kl/tangki)
7. Mesin es
- 1 mesin ice flake 2017 3 ton/hari Beroperasi baik,
- 1 mesin es balok 2017 1 ton/hari bersih, dan terawat
- 1 mesin ice flake 2018 5 ton/hari
8. Tempat perbaikan jaring 2016 20 × 40 meter Beroperasi baik (baru
tiga kali), bersih, dan
terawat
9. Kios perbekalan melaut
- 1 kantin 2016 5 × 3 meter Beroperasi baik,
- 1 kios sembako 2016 5 × 3 meter bersih, dan terawat
10. Internet 2018 Signal 4G, wifi Beroperasi baik dan
gratis terawat
136 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023

Tabel 3 Fasilitas penunjang dan kapasitas di SKPT Natuna


Tahun
Ukuran/
No Fasilitas Penunjang Pembangunan/ Kondisi
Kapasitas
Pengadaan
1. Kantor koperasi 2016 2 unit: Beroperasi baik,
5 × 3 meter bersih, dan terawat
2. Rumah ibadah/masjid 2017 20 × 20 meter Beroperasi baik,
bersih, dan terawat
3. Rumah pegawai 2017 5 unit: 5 × 6 meter Beroperasi baik,
dan 1 unit: 10 × 8 bersih, dan terawat
meter
4. Pos jaga 2017 3 unit: 2 × 3 meter Beroperasi baik,
bersih, dan terawat
5. MCK 2016 3 unit: 6 × 6 meter Beroperasi baik,
(setiap 1 unit bersih, dan terawat
terdapat 4 kamar
mandi)
6. Mobil tangki air 2017 5 ton Beroperasi baik dan
terawat
7. Truk mini crane 2017 Angkat maksimal 1 Beroperasi baik dan
ton terawat
8. Mobil layanan gerak BNI 2018 1 mobil Beroperasi baik dan
terawat
9. Truk pengangkut sampah dan 2017 2 ton dan Beroperasi baik dan
motor bak roda tiga 500 kg terawat

Tabel 4 Hasil analisis gap, kinerja operasional SKPT Natuna


Parameter Indikator Standar Kondisi di SKPT Natuna
Produksi ikan: 1,569 ton/hari (2017); 2,847 ton/hari
- Produksi ikan (ton) >5 ton/hari
(2018); dan 1,705 ton/hari (2019)
Bongkar ikan
- Kunjungan kapal Kunjungan kapal: 8 unit/hari (2017); 9 unit/hari
>10 unit/hari
(unit) (2018); dan 3 unit/hari (2019)
Sesuai Kapasitas SPBUN sebesar 12.000 liter/hari dan
- Penyediaan BBM kebutuhan tersalurkan 1.659,159 liter/hari
(100%)
Persiapan Sesuai Kapasitas ice flake 9 ton/hari atau 270 ton/bulan,
- Penyediaan es kebutuhan namun masih ada nelayan yang membeli es dari luar
perbekalan
(100%) SKPT Natuna melalui tauke
Sesuai Kapasitas air bersih sebanyak 250 ton/10 jam dan
- Penyediaan air
kebutuhan beroperasi setiap hari selama 24 jam
bersih
(100%)
Pemasaran - Jumlah ikan yang Ikan yang dipasarkan: 1,569 ton/hari (2017); 2,847
>5 ton/hari
dipasarkan ton/hari (2018); dan 1,705 ton/hari (2019)
Luar daerah Tiga jalur tujuan pasar, yaitu lokal (Ranai), regional
- Tujuan pasar (lokal dan (Pontianak, Batam, Tanjung Pinang, Jakarta), dan
regional) internasional (Jepang dan Singapura)
- Integrated cold Tersedia dan Beroperasi dengan kapasitas 200 ton
storage (ICS) beroperasi
-Pelayanan dan penyediaan bongkar ikan (cukup
Tersedia, puas)
- Penyediaan dan
termanfaatkan, -Fasilitas dermaga (puas)
Pelayanan pelayanan bongkar
dan dalam -Fasilitas kolam pelabuhan (puas)
ikan
kondisi baik -Fasilitas jalan komplek dan drainase (sangat puas)
-Fasilitas causeway dan trestle (sangat puas)
- Penyediaan dan Tersedia, -Pelayanan dan penyediaan perbekalan (puas)
pelayanan termanfaatkan, -Fasilitas air bersih (puas)
persiapan dan dalam -Fasilitas BBM (cukup puas)
perbekalan kondisi baik -Fasilitas es (puas)
-Pelayanan dan penyediaan pemasaran (kurang
- Penyediaan dan Tersedia, puas)
pelayanan termanfaatkan, -Fasilitas tempat pelelangan ikan (TPI) (kurang
dan dalam puas)
pemasaran kondisi baik -Fasilitas integrated cold storage (ICS) (kurang
puas)
Sumber : data sekunder (Surat Keputusan Direktur Jendral Perikanan Tangkap Nomor 20 Tahun 2015,
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan)
(dimodifikasi) dan data primer hasil wawancara
Arifnur et al. – Strategi Peningkatan Efektivitas Operasional ….. 137

Tabel 5 Matriks IFAS


Faktor-Faktor Strategis Bobot Rating Skor
Kekuatan (strengths)
SKPT Natuna memiliki fasilitas pelabuhan perikanan yang baik 0,12 3,90 0,46
Adanya UPT Pusat sebagai petugas pengelola aktivitas kesyahbandaran di SKPT 0,12 3,48 0,41
Natuna
Terjadi pencatatan ikan yang didaratkan di SKPT Natuna 0,09 3,62 0,32
Memiliki integrated cold storage (ICS) berkapasitas 200 ton 0,12 3,33 0,39
Memiliki lahan pelabuhan yang luas dengan tata letak fasilitas yang baik 0,09 3,52 0,31
Subtotal 1,89
Kelemahan (weakness)
Aktivitas bongkar muat hasil perikanan masih belum optimal 0,09 1,52 0,13
Pelelangan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) belum berjalan 0,12 1,86 0,22
Kapal yang mendarat di SKPT Natuna masih terbatas dengan ukuran kapal < 30 GT 0,09 1,38 0,12
Belum dapat melakukan ekspor langsung dari SKPT Natuna (harus melalui Batam 0,09 1,71 0,15
atau Jakarta terlebih dahulu)
Es tidak mencukupi kebutuhan perbekalan nelayan, sehingga harus mengambil dari 0,09 1,67 0,15
luar SKPT Natuna
Subtotal 0,77
Total 1
Nilai Total Skor (x) 1,12

Tabel 6 Matriks EFAS


Faktor-Faktor Strategis Bobot Rating Skor

Peluang (opportunities)
Ikan yang didaratkan memiliki kualitas yang baik 0,09 3,71 0,34
Akan adanya pasar ikan di Ranai dan bantuan investasi pabrik es 30 ton dari JICA di 0,09 3,52 0,32
SKPT Natuna
Potensi perikanan tangkap yang besar dan masih belum termanfaatkan secara optimal 0,12 3,81 0,46
Berdekatan dengan Pelabuhan Tol Laut Selat Lampa, sehingga mempermudah 0,09 3,67 0,33
distribusi hasil perikanan untuk dipasarkan
Ekspor hasil perikanan ke negara lain sudah dilakukan 0,09 3,90 0,35

Subtotal 1,81

Ancaman (threats)
Lokasi SKPT Natuna terlalu jauh untuk nelayan yang berada di luar Pulau Natuna Besar 0,12 1,62 0,20
Musim angin utara menyebabkan banyak nelayan yang tidak berani melaut karena 0,12 1,52 0,18
gelombang besar
Konflik dengan nelayan andon karena alat tangkap yang tidak ramah lingkungan 0,06 1,86 0,11
0,12 1,95 0,24
Nelayan memiliki ketergantungan tinggi kepada tauke untuk pemodalan melaut
Distribusi hasil perikanan terkendala jadwal Tol Laut yang hanya dua kali sebulan 0,09 1,38 0,13

Subtotal 0,86

Total 1

Nilai Total Skor (y) 0,95

Matriks SWOT Natuna yaitu mengacu pada kondisi SKPT


Natuna saat ini yang berada dalam kondisi
Penyusunan rekomendasi strategi memiliki kekuatan dan peluang. Strategi yang
dilakukan dengan memadukan faktor-faktor tepat yaitu: 1) Pemberdayaan dan
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, meningkatkan keterampilan nelayan; 2)
dan ancaman (Tabel 7). Hasil analisis SWOT Membuat peraturan agar aktivitas
diperoleh 18 strategi, yaitu empat strategi SO, perdagangan dan kegiatan bisnis terpusat di
empat strategi ST, lima strategi WO, dan lima SKPT Natuna; 3) Mengundang investor untuk
strategi WT. mengembangkan investasi perikanan; dan 4)
Rekomendasi yang tepat untuk Mendatangkan armada penangkapan ikan dari
peningkatan aktivitas operasional SKPT luar Natuna.
138 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023

Tabel 7 Matriks SWOT


STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
1. SKPT Natuna memiliki fasilitas 1. Aktivitas bongkar muat hasil
pelabuhan perikanan yang baik perikanan masih belum optimal
2. Adanya UPT Pusat sebagai petugas 2. Pelelangan ikan di tempat
pengelola aktivitas kesyahbandaran di pelelangan ikan (TPI) belum
SKPT Natuna berjalan
3. Terjadi pencatatan ikan yang 3. Kapal yang mendarat di SKPT
didaratkan di SKPT Natuna Natuna masih terbatas dengan
4. Memiliki integrated cold storage (ICS) ukuran kapal <30 GT
IFAS berkapasitas 200 ton 4. Belum dapat melakukan ekspor
5. Memiliki lahan pelabuhan yang luas langsung dari SKPT Natuna (harus
dengan tata letak fasilitas yang baik melalui Batam atau Jakarta terlebih
dahulu)
5. Es tidak mencukupi kebutuhan
perbekalan nelayan, sehingga
nelayan harus mengambil dari luar
SKPT Natuna
EFAS

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)


1. Ikan yang didaratkan memiliki 1. Pemberdayaan dan meningkatkan 1. Penguatan fasilitas SKPT Natuna
kualitas yang baik keterampilan nelayan Kabupaten (W1,W2,W5,O1,O2,O3,
2. Akan adanya pasar ikan di Natuna (S1,S2,S3,S4,S5,O1,O2,O3, O4,O5)
Ranai dan bantuan investasi O5) 2. Mempercepat kegiatan pelelangan
pabrik es 30 ton dari JICA di 2. Membuat peraturan agar pendaratan ikan dan ekspor langsung dari
SKPT Natuna ikan terpusat di SKPT Natuna SKPT Natuna
3. Potensi perikanan tangkap (S1,S2,S3,S4,S5,O1,O2,O3, (W2,W3,W4,O1,O3,O4,
yang besar dan masih belum O4,O5) O5)
termanfaatkan secara optimal 3. Mengundang investor untuk 3. Operasionalisasi kapal bantuan
4. Berdekatan dengan mengembangkan investasi perikanan pemerintah (W3,O2,O3)
Pelabuhan Tol Laut Selat (S1,S2,O1,O2,O3,O5) 4. Peningkatan kualitas
Lampa, sehingga 4. Mendatangkan armada penangkapan kelembagaan KUB/koperasi
mempermudah distribusi hasil ikan dari luar Natuna nelayan (W1,W2,W3,O1,O2,O3)
perikanan untuk dipasarkan (S1,S2,S3,S4,O1,O2,O3,O4, 5. Mepercepat pembangunan
5. Ekspor hasil perikanan ke O5) investasi pabrik es 30 ton dari JICA
negara lain sudah dilakukan (W1,W2,W5,O1,O2,O3,
O5)
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
1. Lokasi terlalu jauh untuk 1. Membangun Unit Pengolahan Ikan 1. Pemerintah melakukan bantuan
nelayan yang berada di luar (UPI) modern di SKPT Natuna permodalan, pelatihan, dan
Pulau Natuna Besar (S2,S5,T1,T2,T5) subsidi saat musim angin utara
(W3,T2,T3,T4)

2. Lokasi terlalu jauh untuk 2. Membangun Unit Pengolahan Ikan 1. Pemerintah melakukan bantuan
nelayan yang berada di luar (UPI) modern di SKPT Natuna permodalan, pelatihan, dan
Pulau Natuna Besar (S2,S5,T1,T2,T5) subsidi saat musim angin utara
3. Musim angin utara (W3,T2,T3,T4)
menyebabkan banyak 3. Membuat peraturan untuk nelayan 2. Menambah kapasitas infrastruktur
nelayan yang tidak melaut andon yang akan melakukan dan sarana bongkar ikan,
karena gelombang besar penangkapan di WPP 711 (S1,S2,T3) perbekalan, dan pemasaran
4. Konflik dengan nelayan andon 4. Memperbanyak jadwal pelayaran jasa (W1,W5,T4)
karena alat tangkap yang tidak angkut Tol Laut (S4,T5) 3. Pemerintah memberikan bantuan
ramah lingkungan 5. Merangkul tauke sebagai mitra penting kapal perikanan sesuai kebutuhan
5. Nelayan memiliki dari pemasaran bersama Perum nelayan Natuna (W3,T1)
ketergantungan tinggi kepada Perindo di SKPT Natuna 4. Pemerintah Daerah Kabupaten
tauke untuk permodalan (S1,S2,S3,S4,T4) Natuna membentuk KUD untuk
melaut pelelangan ikan di TPI yang
6. Distribusi hasil perikanan menguntungkan
terkendala jadwal Tol Laut (W1,W2,W3,T1,T4)
yang hanya dua kali sebulan 5. Membentuk jalur distribusi selain
Tol Laut (W2,W3,W4,T5)

PEMBAHASAN lengkap. Menurut Lubis (2012) fasilitas pokok


berfungsi untuk menjamin kelancaran dan
SKPT Natuna memiliki fasilitas pokok, keamanan kapal, baik sewaktu berlayar
fungsional, dan penunjang untuk menginte- keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu
grasikan berbagai kegiatan kepelabuhanan melakukan tambat dan labuh di pelabuhan
dalam kondisi baik, walaupun belum 100% perikanan. Fasilitas fungsional berfungsi
Arifnur et al. – Strategi Peningkatan Efektivitas Operasional ….. 139

meningkatkan nilai guna dari fasilitas pokok Belitung, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau,
sehingga menunjang aktivitas sesuai dengan Riau, dan Sumatera Selatan yang dapat di
kebutuhan operasionalnya. Sementara, dorong untuk segera memanfaatkan SKPT
fasilitas penunjang adalah fasilitas yang Natuna (Zulham 2018).
secara tidak langsung dapat meningkatkan
Saat ini, dermaga pertama (terbuka)
peranan pelabuhan perikanan sehingga para
telah dimanfaatkan untuk bersandarnya 8 unit
pelaku mendapat kenyamanan yang lebih
kapal izin pusat dan 62 unit kapal izin provinsi.
saat melakukan aktivitas di pelabuhan
Ikan dominan yang didaratkan di SKPT
perikanan.
Natuna adalah ikan selayang, gurita, tongkol,
Berbagai bantuan telah diberikan oleh tamban, anggoli, dan cumi dengan alat
pemerintah untuk mendukung operasional tangkap yang dominan digunakan nelayan
SKPT Natuna (Pregiwati 2019). Pada tahun adalah bubu, bagan, pancing ulur, dan rawai
2017, KKP memberikan bantuan kapal (Triyono dan Ramadona 2018).
penangkap ikan, berbahan fiberglass
Tujuan pemasaran ikan terbagi atas
sebanyak 60 unit kapal. Kementerian PUPR
pasar lokal, regional, dan ekspor (Zulham
melalui Direktorat Jederal Bina Marga
2018). Tujuan pasar lokal terletak di pasar
membangun jalan akses sepanjang 5 km ke
ikan tradisional Ranai yang didistribusikan
Selat Lampa dari SP Sekunyam dan
oleh tauke. Tujuan pasar regional/nasional
pembangunan jalan akses ke lokasi SKPT
yaitu Tanjung Pinang, Batam, Pontianak, dan
Natuna dari Ibu Kota Ranai (Ranai-Selat
Karimun untuk komoditas ikan tuna dan
Lampa). Kementerian Kominfo memberikan
tongkol. Tujuan pasar ekspor/internasional
dukungan internet 4G yang beroperasi sejak
adalah Singapura dan Jepang untuk
31 Maret 2018 serta parabola Very Small
komoditas kakap merah dan gurita. Namun
Aperture Terminal (VSAT) sebagai penerima
sangat disayangkan karena saat ini belum
sinyal dari satelit. Kementerian ESDM
dapat melakukan ekspor komoditas perikanan
membantu pasokan BBM subsidi dan
dari SKPT Natuna ke negara tujuan karena
komersial untuk nelayan melalui PT
belum memiliki izin ekspor (exit entri point)
Pertamina dan suplai tenaga listrik dengan
dari Kabupaten Natuna langsung ke negara
memasang gardu induk di SKPT Natuna
tujuan (Suriwahyudi et al. 2022). Saat ini
dengan kapasitas 5000 kVa melalui PT PLN.
proses ekspor masih dilakukan melalui Batam
Bank Negara Indonesia juga turut serta
dan Jakarta menggunakan armada kapal Tol
menghadirkan mobil layanan gerak BNI untuk
Laut yang melakukan pemuatan dua kali
membantu akses perbankan bagi nelayan.
dalam satu bulan (Mawanto 2020).
Perum Perindo turut andil memberikan
dukungan kegiatan operasional pemasaran Hasil analisis kesenjangan (gap
hasil perikanan melalui integrated cold analysis) menunjukkan bahwa produksi ikan
storage (ICS) berkapasitas 200 ton. di SKPT Natuna di bawah standar produksi
Kementerian Perhubungan dalam bentuk ikan yang seharusnya. Hal ini terjadi karena
dukungan transportasi distribusi pemasaran banyak nelayan non-mitra Perum Perindo
hasil perikanan Kabupaten Natuna (melalui yang tidak lagi mendaratkan ikan ke
Tol Laut) dan fasilitas penerbitan dokumen integrated cold storage (ICS) yang dikelola
kapal bantuan pemerintah bagi nelayan oleh Perum Perindo karena masalah
(Mawanto 2020). pembayaran yang tidak langsung didapatkan.
SKPT Natuna belum menarik bagi banyak
Bantuan tersebut di atas dimaksudkan
nelayan karena telah memiliki tempat-tempat
agar kegiatan operasional SKPT dapat
pendaratan ikan tetap sesuai dengan
segera meningkat, namun berbagai kendala
kerjasama bersama tauke di dermaga-
masih dihadapi diantaranya yaitu keberadaan
dermaga kecil atau dermaga milik swasta
SKPT yang cukup jauh dari pusat-pusat
(tangkahan).
pendaratan ikan yang biasa nelayan gunakan
saat ini. Tercatat 199 kapal yang melakukan Kunjungan kapal di SKPT Natuna
aktivitas kepelabuhanan di SKPT Natuna, kurang dari 10 unit/hari sesuai dengan
dengan rincian: 73 unit kapal ukuran < 10 GT; standar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP).
50 unit kapal ukuran 10 - 30 GT; 16 unit kapal Hal tersebut terjadi karena penggunaan
ukuran > 30 GT; dan 60 unit kapal bantuan ukuran kapal yang masih terbatas. Kapal-
berbahan fiberglass untuk SKPT Natuna. kapal besar belum tertarik mendaratkan ikan
Data Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) yang di SKPT Natuna karena belum terjadinya
mempunyai pelabuhan pangkalan di SKPT aktivitas pelelangan ikan di tempat pelelangan
Natuna di Selat Lampa sejumlah 88 unit kapal ikan (TPI). Pemerintah melalui KKP telah
dengan domisili pelaku usaha di Bangka memberikan kapal bantuan kepada nelayan
140 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023

melalui koperasi nelayan, namun kapal di pelabuhan-pelabuhan kecil atau pelabuhan


bantuan dengan bahan fiberglass tersebut tangkahan yang menyebabkan ikan yang
tidak dioperasikan oleh nelayan karena didaratkan tidak tercatat (unreported).
perairan Natuna dan Natuna Utara memiliki
Strategi ketiga adalah mengundang
gelombang yang besar dan nelayan tidak
investor untuk mengembangkan investasi
terbiasa dengan kapal berbahan fiberglass.
perikanan. Investasi dari hulu sampai hilir,
Sebenarnya kapal fiberglass memiliki
mencakup investasi kapal, investasi di
beberapa keuanggulan diantaranya lebih
pengolahan dan pemasaran.
ringan, tahan terhadap cuaca, perawatan
lebih mudah dan waktu produksi lebih singkat. Strategi keempat yaitu mendatangkan
Kapal fiberglass juga lebih ekonomis armada penangkapan ikan dari luar Natuna.
dibandingkan dengan kayu maupun logam Pelaksanaan strategi ini akan berpengaruh
untuk bahan pembuatan kapal berukuran pada pengembangan pasar dan penyerapan
kecil (Pambudi et al. 2021; Siswandi et al. hasil tangkapan nelayan, tentunya perlu
2021). didukung oleh kemudahan input produksi dan
tenaga kerja yang kompeten (Nurani et al.
Perbekalan es yang tersedia di SKPT
2020). Strategi mendatangkan armada dari
Natuna tersedia dalam bentuk es curah (ice
luar Natuna, telah dilakukan oleh pemerintah.
flake) dengan kapasitas 9 ton/hari. Es curah
Namun kebijakan ini masih perlu dipertim-
didominasi peruntukannya bagi nelayan mitra
bangkan karena memungkinkan timbul konflik
Perum Perindo sebagai penyedia es untuk
dengan nelayan lokal (Wijaksono et al. 2021).
kebutuhan melaut dan integrated cold storage
(ICS), serta dijual juga kepada nelayan non-
mitra dengan harga Rp 600 per kilogram.
Meskipun memiliki kapsitas es curah dengan KESIMPULAN
kapasitas 9 ton/hari atau 270 ton/bulan,
banyak nelayan non-mitra Perum Perindo Fasilitas di SKPT Natuna telah
yang mendapatkan es dari luar SKPT Natuna dibangun cukup lengkap yang mencakup
melalui tauke. fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang.
Fasilitas secara keseluruhan saat ini dalam
Jumlah ikan yang dipasarkan belum beroperasi kondisi baik, bersih dan terawat.
sesuai dengan standar, yaitu >5 ton/hari. Kinerja operasional SKPT, masih terdapat
Terjadi kesenjangan (gap) dengan nilai kesenjangan pada produksi ikan dan
negatif dari tahun 2017–2019 dengan nilai kunjungan kapal, penyediaan es, dan jumlah
berturut-turut, yaitu -68,62%, -43,06%, dan - ikan yang dipasarkan. Pada penilaian
65,9%. Salah satu akibat rendahnya jumlah kepuasan pelayanan didapatkan penilaian
ikan yang dipasarkan di SKPT Natuna adalah kurang puas pada penyediaan fasilitas
belum beroperasinya aktivitas pelelangan integrated cold storage (ICS), penyediaan dan
ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) yang pelayanan pemasaran, serta fasilitas tempat
membuat nelayan masih bergantung kepada pelelangan ikan (TPI).
tauke dan Perum Perindo untuk memasarkan
ikan ke pasar tujuan masing-masing. Strategi yang direkomendasikan untuk
peningkatan aktivitas operasional SKPT
Strategi pertama yang perlu Natuna yaitu 1) pemberdayaan dan
dilakukan untuk pengembangan SKPT meningkatkan keterampilan nelayan, 2)
Natuna yaitu pemberdayaan dan mening- membuat peraturan agar aktivitas
katkan keterampilan nelayan, agar nelayan perdagangan dan kegiatan bisnis terpusat di
memiliki kapasitas penggunaan alat tangkap SKPT Natuna, 3) mengundang investor untuk
dan armada kapal yang lebih modern mengembangkan investasi perikanan, dan
sehingga dapat meningkatkan hasil tang- mendatangkan armada penangkapan ikan
kapan. Hal tersebut sudah beberapa kali dari luar Natuna.
dilakukan, seperti pelatihan alat tangkap bubu
lipat yang sudah dilakukan KKP. Pelatihan
dan transfer pengetahuan harus diagendakan SARAN
secara regular.
Strategi kedua yaitu membuat Pemerintah perlu mengadakan
peraturan agar aktivitas perdagangan dan kegiatan pelatihan dan transfer pengetahuan
kegiatan bisnis terpusat di SKPT Natuna. penangkapan ikan secara rutin kepada
Kebijakan atau peraturan perlu dibuat agar nelayan Kabupaten Natuna. Selain itu, perlu
kapal-kapal yang beroperasi di WPP 711 adanya peraturan untuk ikan hasil tangkapan
mendaratkan ikan di SKPT Natuna, tidak lagi nelayan didaratkan di SKPT Natuna dengan
Arifnur et al. – Strategi Peningkatan Efektivitas Operasional ….. 141

merangkul tauke sebagai kunci pemasaran Teknologi Perikanan dan Kelautan.


bersama Perum Perindo. 10(2): 233-245.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan


UCAPAN TERIMA KASIH Republik Indonesia. 2012. Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan RI
Penulis mengucapkan terima kasih Nomor 8 Tahun 2012 tentang
kepada pengelola Pelabuhan Perikanan Selat Kepelabuhanan Perikanan. Jakarta
Lampa atau disebut Sentra Kelautan dan (ID): Sekretariat Menteri Kelautan dan
Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna atas Perikanan.
kerjasama dalam penyediaan data untuk
kebutuhan penelitian. [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia. 2016. Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan
DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2016. Jakarta (ID): Sekretariat Menteri
Astuti AMI, Ratnawati S. 2020. Analisis SWOT Kelautan dan Perikanan.
dalam Menentukan Strategi
Pemasaran (Studi Kasus di Kantor Pos Kusbandono D. 2019. Analisis SWOT sebagai
Kota Magelang 56100). Jurnal Ilmu Upaya Pengembangan dan Penguatan
Manajemen. 17(2): 58-70. Strategi Bisnis. Jurnal Penelitian Ilmu
Manajemen (JPIM). 4(2): 921-932.
Jienardy C. 2017. Gap Analisis Persepsi dan
Ekspektasi Konsumen terhadap Mashuri, Nurjannah D. 2020. Analisis SWOT
Kualitas Layanan, Harga, Kualitas sebagai Strategi Meningkatkan Daya
Produk Esus. PERFORMA: Jurnal Saing. JPS (Jurnal Perbankan
Manajemen dan Start-Up Bisnis. 1(6): Syariah). 1(1): 97-112.
703-710.
Mawanto A. 2020. Pengaruh Dukungan
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Logistik Terpadu di Wilayah Natuna
2015. Keputusan Direktur Jenderal terhadap Kesiapan Operasi
Perikanan Tangkap Nomor 20 Tahun KOGABWILHAN I. Jurnal Logistik
2015 tentang Pedoman Evaluasi Indonesia. 4(2): 146-153.
Kinerja Pelabuhan Perikanan. Jakarta
(ID): Sekretariat Jendral Perikanan Mira, Solihin A, Tajerin. 2013. Strategi
Tangkap. Peningkatan Ekonomi Wilayah
Perbatasan Berbasisi Kelautan dan
Fauzan, Abdullah K, Ahmad MZ. 2019. Border Perikanan (Studi Kasus di Nanusa,
Security Problems in the Waters of the Natuna dan Nunukan).
Natuna Island: Between National Sosiokonsepsia. 18(3): 255-278.
Boundaries and Illegal Fishing. AEGIS.
3(2): 95-114. Nurani TW, Oktariza W, Tardoyo T, Trilaksani
W, Adrianto L, Ahmad M, Muawanah U,
Fain H, Suwandi R, Nurani TW. 2019. GAP Pratama CD. 2020. Strategi
Analysis of Good Manufacturing Percepatan Fungsionalisasi Sentra
Practice on Lobster Supply Chain in Kelautan Perikanan Terpadu Natuna.
Lombok. International Journal of Jurnal Teknologi dan Manajemen
Science and Engineering Applications. Perikanan Laut. 11(2): 147-160.
8(08): 291-294. doi:https://doi.org/10.29244/jmf.v11i2.3
6278.
Fravel MT. 2016. Traditional Fishing Grounds
and China’s Historic Rights Claims in Pambudi S, Asrofi M, Triono A, Tsabit MZB,
the South China Sea. Maritime Murtadho N. 2021. Perahu fiberglass
Awareness Project Analysis. 31: 51-66. untuk penunjang alat penangkap ikan
dan sektor pariwisata Desa Sumberasri
Hutapea RYF, Solihin I, Nurani TW, Rosalia Kecamatan Purwoharjo Banyuwangi.
AA, Putri AS. 2019. Strategi Jurnal Pengabdian Masyarakat
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Berkemajuan. 4(3): 723-727.
Nizam Zachman dalam Mendukung
Industri Perikanan Tuna. Jurnal Pratama GB, Nurani TW, Wahju RI. 2020.
Rancang Bangun Sistem Basis Data
untuk Menunjang Pengelolaan
142 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023

Perikanan Tuna Cakalang dan Tongkol Pembangunan Kapal Nelayan Daerah


di Perairan Natuna. Jurnal Akuatika Bengkalis Pesisir. Borobudur
Indonesia. 5(2): 77-85. Engineering Review. 1(2): 56-64.

Pregiwati LA. 2019. Jadi Garda Depan Utara Suriwahyudi, Adhyanto O, Gunawan D. 2022.
Indonesia, SKPT Natuna Diresmikan. Analisis Transnational Organaized
[diakses 13 Desember 2021]. Crimess (TOCS) dalam
https://maritim.go.id/jadi-garda-depan- Pengembangan Ekspor Perikanan di
utara-indonesia-skpt-natuna- Sentra Kelautan dan Perikanan
diresmikan. Terpadu (SKPT) Kabupaten Natuna
Tahun 2018-2020. Student Online
Presiden Republik Indonesia. 2016. Instruksi Journal. 3(1): 922-931.
Presiden Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2016 Tentang Percepatan Tampi B. 2017. Konflik Kepulauan Natuna
Pembangunan Industri Perikanan Antara Indonesia dengan China (Suatu
Nasional. Jakarta (ID): Sekretariat Kajian Yuridis). Jurnal Hukum Unsrat.
Kabinet RI Deputi Bidang Kemaritiman. 23(10): 1-16.

Presiden Republik Indonesia. 2021. Triyono, Ramadona T. 2018. Penentuan


Peraturan Pemerintah Republik Produk Unggulan Perikanan dan
Indonesia Nomor 27 Tahun 2021 Pengembangannya di Pulau Terdepan
Tentang Penyelenggaraan Bidang Indonesia (Kasus di Kabupaten
Kelautan dan Perikanan. Jakarta (ID): Natuna). Jurnal Techno-Fish. 2(2): 41-
Sekretariat Kabinet Republik 53.
Indonesia.
Wijaksono MM, Suwarno P, Supryadi. 2021.
Putranto GNW, Zid M, Miarsyah M. 2019. Evaluasi Strategi Kelautan Republik
Konflik Batas Maritim, Illegal Fishing Indonesia dalam Pengerahan Nelayan
dan Upaya Pengekannya di Wilayah Pantura di Laut Natuna. NUSANTARA:
Laut Natuna antara Indonesia dan Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. 8(3):
China. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 219-226.
9(2): 185-193.
Winarto KRL. 2018. Respon Indonesia
Reza M, Nurani TW, Solihin I. 2019. Strategi Menghadapi Ancaman China di
Pemenuhan Kebutuhan Industri Perairan Natuna. Jurnal Demokrasi &
Pengolahan Ikan di Pelabuhan Otonomi Daerah. 16(2): 109-114.
Perikanan Samudera Belawan. Jurnal
Teknologi Perikanan dan Kelautan. Yania WL, Winarko, Sutanto S. 2022.
10(2): 123-124. Penerapan ISO 45001:2018
Menggunakan Analisis GAP. GEMA
Riyadi RA, Sari DAA. 2019. Pemutakhiran Lingkungan Kesehatan. 20(02): 82-89.
Peta di Kawasan Laut Natuna Utara
sebagai Langkah Indonesia Menjadi Zulham A. 2018. Penilaian Sosial dalam
Poros Maritim Dunia. Belli Ac Pacis. Membangun Entitas Bisnis Perikanan
5(1): 18-31. pada SKPT Selat Lampa, Natuna.
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi
Siswandi B, Jamal, Jupri, Asrofi M, Pambudi Kelautan dan Perikanan. 8(1): 77-90.
S. 2021. Studi Kelayakan Fiberglass https://doi.org/10.15578/jksekp.v8i1.71
sebagai Pengganti Kayu dalam 02.

You might also like