44771-Article Text-249529-1-10-20231123
44771-Article Text-249529-1-10-20231123
44771-Article Text-249529-1-10-20231123
Oleh:
Muhammad Arifnur1, Tri Wiji Nurani2, Iin Solihin2
1Mahasiswa Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat 16680, Arifnur989@gmail.com
2Dosen Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
* Korespondensi: tri_wiji@apps.ipb.ac.id
ABSTRACT
The Natuna Integrated Maritime and Fisheries Center (IMFC) was established to integrate fish
landing, processing, and marketing activities. However, until 2019, the operation of IMFC had not
been optimized, hence the objectives of its establishment had not been achieved. This study aims to
assess the operational effectiveness of IMFC Natuna and develop strategies for its improvement.
The research was carried out by identifying port facilities and capacities that have been built and
assessing their operational performance. The strategy for increasing IMFC Natuna's operational
activities was prepared using a SWOT analysis. The results show that the facilities at IMFC Natuna
have been built completely and are currently in good, clean, and well-maintained condition. IMFC
operational performance results from negative gap analysis on fish unloading parameters, namely
fish production indicators and ship visits; the parameter of preparation of supplies on ice provision
indicator; and marketing parameters on the indicator of the number of fish marketed. The service
satisfaction assessment obtained an unsatisfactory rating on the provision of integrated cold storage
facilities, provision and marketing services, as well as facilities for fish auctions. Strategies for
increasing the operational activities of IMFC Natuna include empowering and improving fishers' skills,
making regulations so that trading activities and business activities are centered in IMFC Natuna,
inviting investors to develop fisheries investment, and bringing in fishing fleets from outside Natuna.
Keywords: Gap, Natuna, operational, IMFC, Strategy.
ABSTRAK
Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna bertujuan
mengintegrasikan aktivitas pendaratan ikan, pengolahan hingga pemasaran. Tujuan dari
pembangunan SKPT tersebut hingga tahun 2019 belum tercapai, SKPT belum beroperasi secara
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas operasional SKPT Natuna dan menyusun
strategi untuk peningkatannya. Penelitian dilakukan melalui identifikasi fasilitas dan kapasitas
kepelabuhanan yang sudah dibangun dan menilai kinerja operasionalnya. Strategi peningkatan
aktivitas operasional SKPT Natuna disusun dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, fasilitas di SKPT Natuna telah dibangun cukup lengkap dan secara
keseluruhan saat ini dalam kondisi baik, bersih dan terawat. Kinerja operasional SKPT hasil analisis
gap negatif pada parameter bongkar ikan, yaitu indikator produksi ikan dan kunjungan kapal;
132 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023
parameter persiapan perbekalan pada indikator penyediaan es; dan parameter pemasaran pada
indikator jumlah ikan yang dipasarkan. Penilaian kepuasan pelayanan didapatkan penilaian kurang
puas pada penyediaan fasilitas integrated cold storage, penyediaan dan pelayanan pemasaran,
serta fasilitas tempat pelelangan ikan. Strategi untuk peningkatan aktivitas operasional SKPT Natuna
yaitu pemberdayaan dan meningkatkan keterampilan nelayan, membuat peraturan agar aktivitas
perdagangan dan kegiatan bisnis terpusat di SKPT Natuna, mengundang investor untuk
mengembangkan investasi perikanan, dan mendatangkan armada penangkapan ikan dari luar
Natuna.
Kata kunci: Gap, Natuna, operasional, SKPT, Strategi
yang langsung berkaitan dengan operasi dipasarkan, tujuan pasar, dan integrated cold
penangkapan ikan di SKPT Natuna, dan (3) storage (ICS) diambil dari petugas pengelola
menyusun strategi untuk peningkatan aktivitas SKPT Natuna dan petugas Perum Perindo.
operasional SKPT Natuna. Data wawancara tentang kepuasan fasilitas
bongkar ikan, perbekalan, dan pemasaran
Pendekatan yang dilakukan yaitu
diambil dari 19 nelayan (9 nelayan bagan
melalui identifikasi fasilitas dan kapasitas
perahu, 8 nelayan pompong kecil (kapal 0-5
kepelabuhanan yang sudah dibagun dan
GT), 2 nelayan rawai 19 GT), dan 2 pengumpul
kinerja operasional dari fasilitas pokok,
ikan (tauke) masing-masing sebagai
fungsional, dan penunjang yang langsung
responden dengan teknik accidental sampling
berkaitan dengan operasi penangkapan ikan di
melalui metode perhitungan likert.
SKPT Natuna, seperti bongkar ikan, persiapan
perbekalan, pemasaran, dan pelayanan. Pengolahan data dilakukan secara
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data
masukan kepada Pengelola SKPT dalam secara kualitatif digunakan untuk mengolah
meningkatkan aktivitas operasional di SKPT data wawancara. Pengolahan data secara
Natuna. kuantitatif digunakan untuk mengolah
kepuasan penyediaan fasilitas bongkar ikan,
perbekalan, dan pemasaran serta perhitungan
METODE bobot, rating dan skor pada SWOT. Pengolah-
an data dilakukan dengan menggunakan
Pengambilan data lapang dilakukan software excel.
pada pada 23-31 Januari 2020. Lokasi
penelitian terletak di Pelabuhan Perikanan Analisis data untuk tujuan pertama
Selat Lampa atau biasa disebut SKPT Natuna dilakukan secara deskriptif. Analisis dilakukan
yang berada di Jl. Abdullah, Desa Sabang dengan mendeskripsikan dan menilai kondisi
Mawang Balai, Kecamatan Pulau Tiga, aktual untuk mengetahui fasilitas dan
Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau kapasitas kepelabuhanan yang sudah dibagun
(Gambar 1). dan beroperasi di SKPT Natuna melalui
metode deskriptif kualitatif.
Data jenis fasilitas dan kapasitas
kepelabuhanan yang sudah dibangun di SKPT Analisis data untuk tujuan kedua
Natuna dikumpulkan melalui wawancara dan dilakukan dengan menggunakan analisis gap
observasi lapang didampingi oleh dua petugas (kesenjangan) (Jienardy 2017; Fain et al. 2019;
pengelola SKPT Natuna, yaitu petugas sarana Yania et al. 2022). Analisis dilakukan melalui
dan prasarana dan petugas kesyahbandaran penilaian kinerja operasional dari fasilitas
SKPT Natuna. Data kinerja operasional dari pokok, fungsional, dan penunjang yang
fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang langsung berkaitan dengan operasi penang-
yang langsung berkaitan dengan operasi kapan ikan, seperti bongkar ikan, persiapan
penangkapan ikan seperti produksi ikan (ton), perbekalan melaut, pemasaran, dan
kunjungan kapal (unit), penyediaan perbekalan pelayanan.
(BBM, es, dan air bersih), jumlah ikan yang
3. Kolam pelabuhan
- Pertama (terbuka) 2015 15 meter Beroperasi baik, bersih,
- Kedua (kanopi) 2017 5 meter dan terawat
4. Jalan komplek dan trotoar 2016 1.250 × 8 meter Beroperasi baik, bersih,
dan terawat
5. Drainase 2017 Panjang 1.150 meter, lebar 1,2 Beroperasi baik, bersih,
meter, dan kedalaman 1 meter dan terawat
6. Causeway
- Depan 2015 57 × 6 meter Beroperasi baik, bersih,
- Belakang 2017 120 × 8 meter dan terawat
7. Trestle
- Dermaga pertama (terbuka) 2015 15 × 4 meter Beroperasi baik, bersih,
- Dermaga kedua (kanopi) 2017 10 × 8 meter dan terawat
Sumber: Data primer hasil wawancara (2020)
Peluang (opportunities)
Ikan yang didaratkan memiliki kualitas yang baik 0,09 3,71 0,34
Akan adanya pasar ikan di Ranai dan bantuan investasi pabrik es 30 ton dari JICA di 0,09 3,52 0,32
SKPT Natuna
Potensi perikanan tangkap yang besar dan masih belum termanfaatkan secara optimal 0,12 3,81 0,46
Berdekatan dengan Pelabuhan Tol Laut Selat Lampa, sehingga mempermudah 0,09 3,67 0,33
distribusi hasil perikanan untuk dipasarkan
Ekspor hasil perikanan ke negara lain sudah dilakukan 0,09 3,90 0,35
Subtotal 1,81
Ancaman (threats)
Lokasi SKPT Natuna terlalu jauh untuk nelayan yang berada di luar Pulau Natuna Besar 0,12 1,62 0,20
Musim angin utara menyebabkan banyak nelayan yang tidak berani melaut karena 0,12 1,52 0,18
gelombang besar
Konflik dengan nelayan andon karena alat tangkap yang tidak ramah lingkungan 0,06 1,86 0,11
0,12 1,95 0,24
Nelayan memiliki ketergantungan tinggi kepada tauke untuk pemodalan melaut
Distribusi hasil perikanan terkendala jadwal Tol Laut yang hanya dua kali sebulan 0,09 1,38 0,13
Subtotal 0,86
Total 1
2. Lokasi terlalu jauh untuk 2. Membangun Unit Pengolahan Ikan 1. Pemerintah melakukan bantuan
nelayan yang berada di luar (UPI) modern di SKPT Natuna permodalan, pelatihan, dan
Pulau Natuna Besar (S2,S5,T1,T2,T5) subsidi saat musim angin utara
3. Musim angin utara (W3,T2,T3,T4)
menyebabkan banyak 3. Membuat peraturan untuk nelayan 2. Menambah kapasitas infrastruktur
nelayan yang tidak melaut andon yang akan melakukan dan sarana bongkar ikan,
karena gelombang besar penangkapan di WPP 711 (S1,S2,T3) perbekalan, dan pemasaran
4. Konflik dengan nelayan andon 4. Memperbanyak jadwal pelayaran jasa (W1,W5,T4)
karena alat tangkap yang tidak angkut Tol Laut (S4,T5) 3. Pemerintah memberikan bantuan
ramah lingkungan 5. Merangkul tauke sebagai mitra penting kapal perikanan sesuai kebutuhan
5. Nelayan memiliki dari pemasaran bersama Perum nelayan Natuna (W3,T1)
ketergantungan tinggi kepada Perindo di SKPT Natuna 4. Pemerintah Daerah Kabupaten
tauke untuk permodalan (S1,S2,S3,S4,T4) Natuna membentuk KUD untuk
melaut pelelangan ikan di TPI yang
6. Distribusi hasil perikanan menguntungkan
terkendala jadwal Tol Laut (W1,W2,W3,T1,T4)
yang hanya dua kali sebulan 5. Membentuk jalur distribusi selain
Tol Laut (W2,W3,W4,T5)
meningkatkan nilai guna dari fasilitas pokok Belitung, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau,
sehingga menunjang aktivitas sesuai dengan Riau, dan Sumatera Selatan yang dapat di
kebutuhan operasionalnya. Sementara, dorong untuk segera memanfaatkan SKPT
fasilitas penunjang adalah fasilitas yang Natuna (Zulham 2018).
secara tidak langsung dapat meningkatkan
Saat ini, dermaga pertama (terbuka)
peranan pelabuhan perikanan sehingga para
telah dimanfaatkan untuk bersandarnya 8 unit
pelaku mendapat kenyamanan yang lebih
kapal izin pusat dan 62 unit kapal izin provinsi.
saat melakukan aktivitas di pelabuhan
Ikan dominan yang didaratkan di SKPT
perikanan.
Natuna adalah ikan selayang, gurita, tongkol,
Berbagai bantuan telah diberikan oleh tamban, anggoli, dan cumi dengan alat
pemerintah untuk mendukung operasional tangkap yang dominan digunakan nelayan
SKPT Natuna (Pregiwati 2019). Pada tahun adalah bubu, bagan, pancing ulur, dan rawai
2017, KKP memberikan bantuan kapal (Triyono dan Ramadona 2018).
penangkap ikan, berbahan fiberglass
Tujuan pemasaran ikan terbagi atas
sebanyak 60 unit kapal. Kementerian PUPR
pasar lokal, regional, dan ekspor (Zulham
melalui Direktorat Jederal Bina Marga
2018). Tujuan pasar lokal terletak di pasar
membangun jalan akses sepanjang 5 km ke
ikan tradisional Ranai yang didistribusikan
Selat Lampa dari SP Sekunyam dan
oleh tauke. Tujuan pasar regional/nasional
pembangunan jalan akses ke lokasi SKPT
yaitu Tanjung Pinang, Batam, Pontianak, dan
Natuna dari Ibu Kota Ranai (Ranai-Selat
Karimun untuk komoditas ikan tuna dan
Lampa). Kementerian Kominfo memberikan
tongkol. Tujuan pasar ekspor/internasional
dukungan internet 4G yang beroperasi sejak
adalah Singapura dan Jepang untuk
31 Maret 2018 serta parabola Very Small
komoditas kakap merah dan gurita. Namun
Aperture Terminal (VSAT) sebagai penerima
sangat disayangkan karena saat ini belum
sinyal dari satelit. Kementerian ESDM
dapat melakukan ekspor komoditas perikanan
membantu pasokan BBM subsidi dan
dari SKPT Natuna ke negara tujuan karena
komersial untuk nelayan melalui PT
belum memiliki izin ekspor (exit entri point)
Pertamina dan suplai tenaga listrik dengan
dari Kabupaten Natuna langsung ke negara
memasang gardu induk di SKPT Natuna
tujuan (Suriwahyudi et al. 2022). Saat ini
dengan kapasitas 5000 kVa melalui PT PLN.
proses ekspor masih dilakukan melalui Batam
Bank Negara Indonesia juga turut serta
dan Jakarta menggunakan armada kapal Tol
menghadirkan mobil layanan gerak BNI untuk
Laut yang melakukan pemuatan dua kali
membantu akses perbankan bagi nelayan.
dalam satu bulan (Mawanto 2020).
Perum Perindo turut andil memberikan
dukungan kegiatan operasional pemasaran Hasil analisis kesenjangan (gap
hasil perikanan melalui integrated cold analysis) menunjukkan bahwa produksi ikan
storage (ICS) berkapasitas 200 ton. di SKPT Natuna di bawah standar produksi
Kementerian Perhubungan dalam bentuk ikan yang seharusnya. Hal ini terjadi karena
dukungan transportasi distribusi pemasaran banyak nelayan non-mitra Perum Perindo
hasil perikanan Kabupaten Natuna (melalui yang tidak lagi mendaratkan ikan ke
Tol Laut) dan fasilitas penerbitan dokumen integrated cold storage (ICS) yang dikelola
kapal bantuan pemerintah bagi nelayan oleh Perum Perindo karena masalah
(Mawanto 2020). pembayaran yang tidak langsung didapatkan.
SKPT Natuna belum menarik bagi banyak
Bantuan tersebut di atas dimaksudkan
nelayan karena telah memiliki tempat-tempat
agar kegiatan operasional SKPT dapat
pendaratan ikan tetap sesuai dengan
segera meningkat, namun berbagai kendala
kerjasama bersama tauke di dermaga-
masih dihadapi diantaranya yaitu keberadaan
dermaga kecil atau dermaga milik swasta
SKPT yang cukup jauh dari pusat-pusat
(tangkahan).
pendaratan ikan yang biasa nelayan gunakan
saat ini. Tercatat 199 kapal yang melakukan Kunjungan kapal di SKPT Natuna
aktivitas kepelabuhanan di SKPT Natuna, kurang dari 10 unit/hari sesuai dengan
dengan rincian: 73 unit kapal ukuran < 10 GT; standar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP).
50 unit kapal ukuran 10 - 30 GT; 16 unit kapal Hal tersebut terjadi karena penggunaan
ukuran > 30 GT; dan 60 unit kapal bantuan ukuran kapal yang masih terbatas. Kapal-
berbahan fiberglass untuk SKPT Natuna. kapal besar belum tertarik mendaratkan ikan
Data Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) yang di SKPT Natuna karena belum terjadinya
mempunyai pelabuhan pangkalan di SKPT aktivitas pelelangan ikan di tempat pelelangan
Natuna di Selat Lampa sejumlah 88 unit kapal ikan (TPI). Pemerintah melalui KKP telah
dengan domisili pelaku usaha di Bangka memberikan kapal bantuan kepada nelayan
140 Marine Fisheries 14(2): 131-142, November 2023
Pregiwati LA. 2019. Jadi Garda Depan Utara Suriwahyudi, Adhyanto O, Gunawan D. 2022.
Indonesia, SKPT Natuna Diresmikan. Analisis Transnational Organaized
[diakses 13 Desember 2021]. Crimess (TOCS) dalam
https://maritim.go.id/jadi-garda-depan- Pengembangan Ekspor Perikanan di
utara-indonesia-skpt-natuna- Sentra Kelautan dan Perikanan
diresmikan. Terpadu (SKPT) Kabupaten Natuna
Tahun 2018-2020. Student Online
Presiden Republik Indonesia. 2016. Instruksi Journal. 3(1): 922-931.
Presiden Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2016 Tentang Percepatan Tampi B. 2017. Konflik Kepulauan Natuna
Pembangunan Industri Perikanan Antara Indonesia dengan China (Suatu
Nasional. Jakarta (ID): Sekretariat Kajian Yuridis). Jurnal Hukum Unsrat.
Kabinet RI Deputi Bidang Kemaritiman. 23(10): 1-16.