Kepemimpinan Transformasional Yesus Sebagai Model
Kepemimpinan Transformasional Yesus Sebagai Model
Kepemimpinan Transformasional Yesus Sebagai Model
Abstract
The role of leadership in a religion is particularly important in building an attitude of altruism in the people it
leads. However, what is currently a problem is the intolerant attitude of religious leaders which has an impact
on the emergence of intolerant attitudes within the people they lead. Because of these problems, this article was
written with the aim of looking at the ideal attitudes and behavior that religious leaders should have in relation
to relations between religious communities. This article can be a contribution for leaders to have an attitude of
altruism in order to build harmonious relations between religious communities. In achieving this goal, the author
uses qualitative research methods using literature study. The results of this research are that the attitudes of
religious leaders must be reflected in transformational leadership such as the leadership of Jesus where universal
love was the basis of His leadership, which ultimately brought changes to His followers specifically in
establishing life relationships with others.
Keywords:
Conflict, Jesus, Leader, Religion, Tolerant, Transformational
DOI: 10.46494/psc.v19i2.276
Copyright:
Submited: 19 Apr 2023 © 2024. The Authors.
Accepted: 27 Nov 2023 Licensee: This work is licensed under
the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
Published: 31 Jan 2024
International License.
Abstrak
Peran kepemimpinan dalam sebuah agama menjadi sebuah hal penting secara khusus dalam membangun sikap
altruisme umat yang dipimpinnya. Namun, yang menjadi masalah dalam saat ini adalah sikap intoleran yang dimiliki
oleh para pemimpin beragama yang berdampak kepada munculnya sikap intoleransi dalam diri umat yang dipimpin.
Oleh karena permasalahan tersebut, sehingga tulisan ini dibuat dengan tujuan untuk melihat bagaimana sikap dan
perilaku ideal yang harusnya dimiliki oleh pemimpin agama dalam kaitannya dengan relasi antar umat beragama.
Sehingga tulisan ini dapat menjadi sumbangsih untuk para pemimpin agar memiliki sikap altruisme demi membangun
hubungan yang harmonis antar umat beragama. Dalam mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini yaitu sikap para pemimpin agama
harus tercermin dalam kepemimpinan yang transformasional seperti kepemimpinan Yesus yang di mana kasih universal
menjadi dasar kepempinan-Nya, yang akhirnya membawa perubahan kepada pengikut-Nya secara khusus dalam
menjalin relasi kehidupan dengan sesama.
Kata-kata kunci:
Agama, Pemimpin, Konflik, Toleran, Transformasional, Yesus
K
beragama.2 Di Indonesia sendiri, konflik dan
onflik dan kekerasan antar umat
kekerasan bernuansa keagamaan biasanya
beragama merupakan salah satu
identik dengan beberapa persoalan, yaitu
masalah yang sering terjadi dalam
misalnya masalah pendirian rumah ibadah
kehidupan manusia secara khusus
yang berujung kepada tindakan pengungusiran
dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
dan penganiayaan terhadap umat beragama
sehingga konflik antar umat beragama sering
lain yang sedang beribadah,3 pengusiran yang
dilihat sama tuanya dengan umat beragama itu
dilakukan oleh kelompok agama mayoritas
sendiri.1 Berbagai konflik yang
terhadap kelompok agama minoritas untuk
mengatasnamakan agama menunjukkan
tidak tinggal di wilayah mereka, atau bahkan
bahwa adanya sikap intoleran yang dapat
tindakan terorisme serta peledakan bom yang
melahirkan berbagai bentuk tindakan
menewaskan banyak orang.4 Hal ini akhirnya
1
Firdaus M Yunus, “Konflik Agama Di Indonesia Yusak B. Setyawan, “Konflik Dan Kekerasan
3
Problem Dan Solusi Pemecahannya,” Substantia: Jurnal Bernuansa Keagamaan Di Indonesia Dalam Perspektif
Ilmu-Ilmu Ushuluddin 16, no. 2 (2014): 217–228. Pandangan Yesus, Dalam Injil-Injil Kanonis Perjanjian
2
Elfiandri, Perdamaian Perdamaian, and Febri Rahmi, Baru,” in Perdamaian Dan Keadilan: Dalam Konteks
“Pemahaman Pemuka Agama (Kognisi, Afeksi, Konasi), Indonesia Yang Multikulturak Dan Beragam Tradisi
Sumber Daya Manusia Pemuka Agama, Regulasi, Sikap Iman, ed. Andri B. Setiawan and Veronica B. Vonny
Birokrat/Aparatur Pemerintah, Implementasi Peraturan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017), 7–8.
4
Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri No. K.H. Saidurrahman and H. Arifinsyah, Nalar
9/8 Tahun 2006,” Jurnal Dakwah Risalah 26, no. 3 Kerukunan - Merawat Keragaman Bangsa Melawan
(2015): 117–131. NKRI, pertama. (Jakarta: KENCANA, 2018).
menjadi pemicu konflik antar umat beragama berdampak kepada hubungan antar umat
dan tindakan tersebut hanya akan mengganggu beragama.
hubungan persatuan dan kesatuan yang Konflik dan kekerasan bernuasa
harmonis di antara masyarakat Indonesia.5 keagamaan tidak hanya dipengaruhi oleh
Berbagai konflik dan kekerasan persepsi umat saja, melainkan disebabkan juga
bernuansa keagamaan biasanya tidak terjadi oleh sikap dan perilaku pemimpin agama yang
begitu saja, melainkan banyak faktor yang intoleran terhadap keberadaan agama lain.
memengaruhinya, misalnya oleh karena Konsep pemahaman mengenai perilaku
menguatnya paham fundamentalisme, terhadap sesama yang keliru dan dimiliki oleh
radikalisme, terorisme serta hubungannya
pemimpin agama dapat dijadikan dasar
dengan kedewasaan beragama masyarakat
Indonesia yang belum optimal, yang pada pengajaran kepada umat yang dipimpinnya.9
akhirnya memicu berbagai tindakan Fakta yang terjadi sangat disayangkan karena
intoleransi di antara umat beragama.6 Salah melihat bahwa salah satu indikator sehingga
satu pihak yang memiliki peran sentral dalam terciptanya kerukunan dalam relasi sosial di
upaya penguatan paham keagamaan serta antara umat beragama adalah peran
kedewasaan beragama sebuah umat adalah pemimpinnya.10 Berdasarkan kenyataan akan
para pemimpin agama. Sikap dan perilaku pentingnya peran pemimpin agama dalam
yang ditunjukkan serta ajaran yang diberikan relasi yang terjalin dalam umat beragama,
oleh para pemimpin agama dapat menjadi maka artikel ini ditulis untuk menjawab
contoh bagi para penganut agama, karena bagi
pertanyaan tentang bagaimana sikap dan
umat beragama, para pemimpin mereka dilihat
sebagai teladan dalam segala hal, termasuk di perilaku ideal yang harusnya dimiliki oleh
antaranya menyangkut relasi sosial.7 Oleh pemimpin agama dalam kaitannya dengan
karena itu, sikap yang dimiliki oleh umat relasi antar umat beragama. Oleh karena itu,
beragama baik sikap toleran maupun intoleran untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis
dapat dipengaruhi oleh sikap, perilaku serta menggunakan pendekatan kepemimpinan
ajaran yang ditampilkan oleh para pemimpin Yesus sebagai pisau analisis terhadap
agama. Hal ini dapat dibuktikan dari salah satu persoalan yang diungkapkan di atas. Pada
kasus yang terjadi, yaitu pemberhentian faktanya, tulisan mengenai peran pemimpin
ibadah umat Kristiani yang dilakukan oleh agama dalam menjaga kerukunan umat
seorang Ustad di Bekasi. Peristiwa ini terjadi
beragama sudah ada sebelumnya, misalnya
karena ketidaknyamanan yang dirasakan oleh
ustad tersebut atas ibadah yang dilakukan oleh tulisan dari Y.F. Ali dengan judul “Upaya
satu keluarga di rumah mereka, sehingga ia Tokoh Agama dalam Mengembangkan Sikap
mengajak beberapa umatnya untuk melakukan Toleransi Umat Beragama”,11 atau pun tulisan
demo sebagai langkah pemberhentian ibadah dari Z. Imran dengan “Peran Pemuka Agama
umat Kristiani yang sedang berlangsung dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama di
tersebut.8 Kasus ini menunjukkan bahwa sikap Kelurahan Mangga Kecamatan Medan
dan tindakan intolerasi yang dipimpin oleh
pemimpin agama masih sering terjadi dan
5
Setyawan, “Konflik Dan Kekerasan Bernuansa 9
Elfiandri, Perdamaian, and Rahmi, “Pemahaman
Keagamaan Di Indonesia Dalam Perspektif Pandangan Pemuka Agama (Kognisi, Afeksi, Konasi), Sumber Daya
Yesus, Dalam Injil-Injil Kanonis Perjanjian Baru.” Manusia Pemuka Agama, Regulasi, Sikap
6
Wa Wa Wa, Abu Hapsin, and M Arja Imroni, Urgensi Birokrat/Aparatur Pemerintah, Implementasi Peraturan
Regulasi Penyelesaian Konflik Umat Beragama: Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri No.
Perspektif Tokoh Lintas Agama, Walisongo Lisongo 9/8 Tahun 2006.”
Lisongo Lisongo, vol. 22, 2014. 10
Yonatan Alex Arifianto, “Peran Gembala
7
Silva Ardiyanti and Sepma Pulthinka Nur Hanip, Menanamkan Nilai Kerukunan Dalam Masyarakat
“Akulturasi Psikologis Dan Inovasi Pemuka Agama,” Majemuk,” Voice of HAMI: Jurnal Teologi Dan
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN 18, no. 2 (December Pendidikan Agama Kristen 3, no. 1 (2020): 1–13.
2022): 85–100. 11
Yusuf Faisal Ali, “Upaya Tokoh Agama Dalam
8
Gema Nusa, “Satu Keluarga Di Rumah Beribadah Mengembangkan Sikap Toleransi Antarumat Beragama,”
Dilarang Karena Perbedaan Keyakinan,” Skandal: Lugas, Untirta Civic Education Journal 2, no. 1 (2017).
Fakta Dan Nyata!
12
Zulfi Imran, “Peran Pemuka Agama Dalam Menjaga Ludfi Arifin and Dingot Hamonangan Ismail (Jakarta:
Kerukunan Umat Beragama Di Kelurahan Mangga Gramedia, 2020), 5–6.
Kecamatan Medan Tuntungan,” Jurnal Hukum Responsif 15
Paronogyo, “Servant Leadership: Be Ideal Service.”
16
6, no. 6 (2019): 93–104. H. Syaiful Sagala, Pendekatan & Model
13
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, 3rd ed. Kepemimpinan , Pertama. (Jakarta: DIVISI KENCANA,
(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014). 2018).
14
Antiawan Bowo Paronogyo, “Servant Leadership: Be 17
Eka Darmaputera, Kepemimpinan Dalam Perspektif
Ideal Service,” in Kepemimpinan Cendekia, ed. Antoni Alkitab (Yogyakarta: Kairos, 2005).
merupakan sosok yang dipandang layak untuk karena ceramahnya mengandung unsur
dijadikan panutan dalam masyarakat secara mengolok dan menjelek-jelekan simbol agama
khusus bagi umatnya. Misalnya di agama Islam dari umat Kristiani. Selain itu, tindakan yang
dikenal dengan Ustad atau Da’I, dalam dilakukan oleh Ustad tersebut dianggap
Kekristenan ada Pendeta, dalam agama sebagai sebuah bibit radikalisme yang
Khatolik biasa dikenal dengan Pastor, Uskup menumbuhkan rasa kebencian terhadap umat
atau Paus dan lain sebagainya.18 Pemimpin beragama lain.22 Perilaku pemimpin agama ini
agama dapat menjadi ujung tombak dalam pun memengaruhi pandangan umatnya
membangun hubungan altruisme antar umat terhadap keberadaan agama lain di sekitar
beragama karena jika pemimpin agama mereka.
berbicara, maka pembicaraannya dapat Masalah lain terkait perilaku pemimpin
mewakili umat dan agama yang dipeluknya. umat beragama dalam melihat agama lain
Pemimpin agama dapat menjadi sebuah agen yaitu adanya larangan yang disampaikan oleh
perubahan yang memainkan peran strategis Ustad terhadap umat Muslim untuk
dalam umat yang dipimpinnya, dalam hal ini memberikan selamat pada hari raya umat
membangun hubungan yang harmonis dengan Kristiani, yaitu hari Natal. Tindakan
umat beragama lain.19 Namun, pada faktanya, mengucapkan selamat hari natal akan
dalam sepuluh tahun terakhir, tidak sedikit dianggap sebagai tindakan yang haram karena
masalah yang terjadi di Indonesia yang tidak sesuai dengan akidah dalam ajaran
disebabkan oleh ajaran dan perilaku pemimpin agama Islam.23 Berdasarkan pemahaman
agama dalam melihat keberadaan agama lain bahwa mengucapkan ucapan selamat hari raya
di sekitarnya dan pada akhirnya menganggu agama lain adalah haram dan tidak sesuai
keharmonisan hubungan antar umat dengan nilai agama mereka, sehingga
beragama. pemimpin agama mengecam tindakan
Pada tahun 2019 berbagai berita umatnya ketika mengucapkan selamat hari
muncul di media sosial yang menunjukkan raya kepada umat beragama lain.
bahwa adanya tindakan penghinaan simbol Masalah menyangkut sikap pemimpin
agama umat Kristiani yang dilakukan oleh agama yang intoleran juga terjadi pada tahun
salah seorang pemimpin umat agama Islam 2012, yang di mana pada masa itu masyarakat
yang cukup terkenal di Indonesia. Kejadian Indonesia sedang memasuki masa pemilihan
tersebut berawal ketika seorang Ustad yang pemimpin daerah. Pada masa itu, hangat
sedang melakukan ceramah kepada umatnya dibicarakan tentang ajaran agama yang
dengan mengeluarkan pernyataan bahwa di diberikan oleh pemimpin agama kepada
salib (simbol keagamaan orang Kristen) umatnya untuk tidak boleh memilih pemimpin
terdapat jin kafir (bermakna negatif),20 dan masyarakat yang bukan seagama dengan
Alkitab atau Kitab Suci umat Kristiani adalah mereka. Bahkan larangan tersebut diikuti
palsu.21 Pernyataan Ustad tersebut langsung dengan aksi demo yang dilakukan oleh
dikecam oleh berbagai pihak, baik itu pihak berbagai pemimpin agama dan mereka
agama Kristen maupun para pemimpin dan mengajak ribuan massa dari sejumlah
umat beragama Islam karena hal tersebut organisasi kemasyarakatan (ormas). Dalam
dianggap sebagai bentuk penistaan agama dan melakukan demo, mereka membentangkan
18
Hubul Hoir, “Pemberdayaan Oleh Tokoh Agama Dan 21
Tim Detikcom, “Jejak Kasus Ujaran Kebencian
Kontribusinya Terhadap Toleransi Antar Umat Beragama SARAJejak Kasus Ujaran Kebencian SARA Hingga
Di Kelurahan Penyengat Rendah…,” Pascasarjana UIN Yahya Waloni Bebas Dari Penjara,” Detiknews.
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (2019). 22
JIBI, “Muhammadiyah Sebut Ustaz Abdul Somad
19
Hoir, “Pemberdayaan Oleh Tokoh Agama Dan Menghina Simbol Agama Artikel Ini TelaMuhammadiyah
Kontribusinya Terhadap Toleransi Antar Umat Beragama Sebut Ustaz Abdul Somad Menghina Simbol Agama,”
Di Kelurahan Penyengat Rendah….” JIBI-Bisnis.Com.
20
Bin Manto Kamal, “Viral.!! Inilah Ceramah UAS 23
Nashih Nashrullah, “Ulama Yang Melarang Dan
Yang Dianggap Menghina Salib Dan Dilaporkan Ke Polda Membolehkan Ucapan Selamat Natal,” REPUBLIK.
NTT” (Manto Bin Kamal, August 2019).
spanduk yang menulis “haram memilih dampak negatif yaitu adanya stigma terhadap
pemimpin kafir”.24 Tindakan penolakkan umat beragama lain. Kedua, penafsiran
pemimpin yang berbeda agama tersebut tehadap teks-teks kitab Suci masing-masing
dilandaskan oleh ayat dari Kitab Suci mereka agama pun menjadi salah satu faktor lahirnya
yang dengan jelas melarang pemimpin berbeda sikap intoleran. Penafsiran terhadap teks Kitab
agama. Oleh karena itu, secara tegas para Suci yang ekslusif, secara khusus pada ayat-
pemimpin agama menjadikan ayat tersebut ayat problematik dalam teks Kitab Suci tetapi
sebagai standar dalam berperilaku dan dengan wawasan yang sempit acapkali
akhirnya memengaruhi perspektif umat yang melahirkan aksi-aksi destruktif serta
menunjukkan kurang adanya sikap intoleran menyalahkan pihak lain bahkan menolak
dalam hubungan antar umat beragama. keberadaan pihak di luar agama yang dianut.27
Berbagai contoh kasus yang terjadi di Hal tersebut dapat memengaruhi sikap yang
Indonesia berkaitan dengan masalah dimiliki oleh para pemimpin agama. Oleh
pemimpin agama yang menunjukkan sikap karena faktor-faktor penyebab inilah sehingga
intoleransi lalu mengajarkan kepada umatnya para pemimpin agama memiliki
menjadi salah satu masalah yang perlu diberi kecenderungan untuk memiliki sikap
perhatian lebih mendalam. Sikap dan perilaku intoleransi. Jika sikap intoleransi terbentuk
pemimpin agama yang intoleran pun dalam diri para pemimpin agama lalu
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diajarkan kepada umat yang dipimpinnya,
pertama, karena adanya perbedaan ajaran dan maka akan memengaruhi perspektif umat
doktrin yang dimiliki oleh masing-masing dalam melihat sesama mereka secara khusus
agama. Oleh karena perbedaan ajaran agama umat beragama lain. Tindakan yang
yang dimiliki, sehingga setiap umat beragama menunjukkan nilai intoleransi akan menjadi
memiliki kecenderungan untuk mengklaim salah satu pemicu munculnya sikap
ajaran dan doktrin mereka yang paling benar radikalisme dalam kehidupan masyarakat
dan paling unggul, lalu mempertentangkan Indonesia.
secara tajam nilai-nilai yang dimiliki oleh
agama lain dengan menggunakan tatanan nilai
Teori Kepemimpinan Transformasional
yang mereka pegang sebagai alat pengukur.25
Klaim bahwa apa yang dianut adalah sesuatu Teori kepemimpinan transformasional
yang paling unggul dengan sendirinya dapat merupakan sebuah pendekatan terakhir dari
memposisikan umat agama lain berada lebih teori kepemimpinan yang selama dua dekade
rendah dibandingkan dengan agama mereka. terakhir hangat dibicarakan. Teori ini pertama
Pada akhirnya segala keyakinan yang bertolak kali diusung oleh James McGregor Burn
belakang dari klaim kebenaran yang dianutnya dengan berfokus kepada latar belakang
akan dianggap sebagai ancaman dan kehidupan politiknya, dan kemudian
kesalahan. Setiap pemahaman tersebut digunakan juga oleh Bernard M. Bass dalam
berdampak kepada peniadaan kelompok konteks kehidupan organisasi. Pada akhirnya,
keyakinan atau agama yang lain, atau dapat seiring dengan berjalannya waktu banyak
juga menjadi alasan bahwa penganut agama praktisi maupun para akademis yang
lain adalah pihak yang harus diberitakan menggunakan dan menerapkan teori ini pada
kebenaran yaitu ajaran agama yang dimiliki organisasi, misalnya pendidikan maupun
oleh kelompok tertentu.26 Perbedaan doktrin
ini dapat menimbulkan adanya rasa egoisme,
fanatisme dan eksklusivisme yang membawa
24
Krakling, “Aksi Massa Tolak Ahok: Alquran Tegas 26
Andreas Anangguru Yewangoe, Iman, Agama, Dan
Melarang Memilih Pemimpin Kafir,” KASKUS. Masyarakat Dalam Negara Pancasila (Jakarta: BPK
25
Priyantoro Widodo et al., “PASCA: Jurnal Teologi Gunung Mulia, 2002).
Dan Pendidikan Agama Kristen Moderasi Agama Dan 27
Junaidi Abdillah, “Radikalisme Agama: Dekonstruksi
Pemahaman Radikalisme Di Indonesia” (n.d.). Tafsir Ayat-Ayat ‘Kekerasan’ Dalam Al-Qur’an,” Kalam
8, no. 2 (2014): 281–300.
28
Bakhtiar Bakhtiar, “Kategori Kepemimpinan 31
Bass and Riggio, Transformational Leadership.
Transformational,” At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi 32
Bakhtiar, “Kategori Kepemimpinan
Pendidikan Agama Islam (2019): 38–47. Transformational.”
29
Bakhtiar, “Kategori Kepemimpinan 33
Bass and Riggio, Transformational Leadership.
Transformational.” 34
Bass and Riggio, Transformational Leadership.
30
Bernard M. Bass and Ronald E. Riggio,
Transformational Leadership, Second. (London:
Lawrence Erlbaum Associates, 2006).
kepemimpinan Yesus yang dapat dipelajari tindakan mengasihi tanpa menuntut balasan
dalam kehidupan kita sekarang.35 Beberapa dari orang lain, rela untuk berkorban serta
gaya kepemimpinan Yesus yaitu pertama, mampu untuk memperhatikan kepentingan
mengajar. Salah satu cirri khas dalam orang lain di sekitar (Yohanes 15:9-17).40 Yesus
pelayanan Yesus adalah mengajar. Yesus juga mengubah pemahaman yang dimiliki oleh
menjadikan pengajaran sebagai alat untuk bangsa Yahudi pada saat itu berkaitan dengan
memberikan pemahaman yang benar kepada pemahaman bahwa keselamatan hanya
para pengikut-Nya.36 Yesus juga sering didapat oleh orang Yahudi saja dan ini berarti
dipanggil sebagai “Rabbi” yaitu istilah Yahudi bahwa orang-orang di luar agama Yahudi
yang berarti guru.37 Kehadiran dari Yesus dianggap sebagai orang berdosa yang tidak
sebagai guru sangat dikagumi oleh banyak mendapatkan keselamatan. Pengajaran yang
orang hingga orang takjub ketika mendengar Yesus ajarkan yaitu kasih Yesus tidak tebatas
pengajaran-Nya (Matius 7:28-29). Dalam hanya kepada bangsa Yahudi saja, melainkan
Matius 4:23 juga menjelaskan tentang bersifat universal. Yesus dengan jelas bergaul
bagamana Yesus melayani serta memberikan dengan orang berdosa.41 Yesus melawan sikap
pengajaran tentang kerajaan Allah serta inkusivisme yang menutup diri dari
melakukan penyembuhan kepada orang- kemajemukan kebudayaan yang ada.42 Dalam
orang. Yesus selalu mengajar kepada orang Lukas 5:27-32, Yesus secara terbuka bergaul
banyak tanpa membeda-bedakan. Perempuan dengan pemungut cukai dan orang-orang
atau laki-laki, orang Yahudi atau non-Yahudi, berdosa. Pemungut cukai merupakan orang
orang dewasa atau anak-anak, selalu dianggap yang bekerja untuk menarik pajak dari
setara di hadapan-Nya.38 Melalui pengajaran- masyarakat yang berada di bawah kekuasaan
Nya, Yesus selalu membuat orang takjub dan Romawi. Pajak yang diambil dari masyarakat
percaya kepada-Nya. pun terkadang melewati target yang telah
Gaya kepemimpinan Yesus yang kedua ditentukan.43 Dalam realitas bahwa orang
yaitu, menjadi teladan. Berbagai kisah di dalam Yahudi tidak suka bergaul dengan para
Alkitab, secara khusus dalam Injil-injil sinoptik pemungut cukai yang dianggap berdosa, Yesus
dengan jelas menjelaskan tentang bagaimana melakukan perubahan yang nyata. Dalam ayat
sikap Yesus terhadap orang-orang di sekitar- 30 dikatakan bahwa Yesus pun turut makan
Nya yang dapat dijadikan sebagai sebuah bersama dengan para pemungut cukai dan
teladan bagi murid-murid-Nya.39 Yesus dalam orang berdosa. Yesus meruntuhkan tembok
pelayanan-Nya ketika berada di dunia, Ia pemisah di antara orang Yahudi dan para
sangat menekankan rasa kasih yang harus juga pemungut cukai. Tindakan Yesus memberi
dimiliki oleh para pengikut-Nya. Kasih yang pemahaman kepada orang-orang bahwa kasih
Yesus tekankan adalah kasih Agape, yang di Yesus tidak terbatas pada siapapun (ayat 31-
mana kasih tersebut diperhitungkan sebagai 32).44 Selain itu juga, masih banyak kisah di
35
Jermia Djadi and Yoseph Christian Thomassoyan, 39
Djadi and Thomassoyan, “Kepemimpinan Yesus
“Kepemimpinan Yesus Kristus Menurut Injil Sinoptik Dan Kristus Menurut Injil Sinoptik Dan Relevansinya Terhadap
Relevansinya Terhadap Kepemimpinan Rohani Masa Kepemimpinan Rohani Masa Kini.”
Kini,” Jurnal jaffray 9, no. 1 (2011): 60–85. 40
Djadi and Thomassoyan, “Kepemimpinan Yesus
36
Djadi and Thomassoyan, “Kepemimpinan Yesus Kristus Menurut Injil Sinoptik Dan Relevansinya Terhadap
Kristus Menurut Injil Sinoptik Dan Relevansinya Terhadap Kepemimpinan Rohani Masa Kini.”
Kepemimpinan Rohani Masa Kini.” 41
Marlen Tineke Alakaman, “Relevansi Sikap Pluralis
37
Alfons Renaldo Tampenawas, Erna Ngala, and Maria Yesus Dalam Injil Lukas,” KENOSIS: Jurnal Kajian
Taliwuna, “Teladan Tuhan Yesus Menurut Injil Matius Teologi 2, no. 2 (2016): 160–179.
Dan Implementasinya Bagi Guru Kristen Masa Kini,” 42
Dwi Ariefin et al., “Online) 33 Dwi Ariefin,” Peran
EDULEAD: Journal of Christian Education and Serta Menjaga Kemajemukan… 15, no. 2 (2019): 2622–
Leadership 1, no. 2 (2020): 214–231. 1144.
38
Tampenawas, Ngala, and Taliwuna, “Teladan Tuhan 43
Alakaman, “Relevansi Sikap Pluralis Yesus Dalam
Yesus Menurut Injil Matius Dan Implementasinya Bagi Injil Lukas.”
Guru Kristen Masa Kini.” 44
Alakaman, “Relevansi Sikap Pluralis Yesus Dalam
Injil Lukas.”
45
I Made Suardana, “Identitas Kristen Dalam Realitas 48
Tampenawas, Ngala, and Taliwuna, “Teladan Tuhan
Hidup Berbelaskasihan: Memaknai Kisah Orang Samaria Yesus Menurut Injil Matius Dan Implementasinya Bagi
Yang Murah Hati,” Jurnal Jaffray 13, no. 1 (2015): 121– Guru Kristen Masa Kini.”
49
138. Tampenawas, Ngala, and Taliwuna, “Teladan Tuhan
46
Tampenawas, Ngala, and Taliwuna, “Teladan Tuhan Yesus Menurut Injil Matius Dan Implementasinya Bagi
Yesus Menurut Injil Matius Dan Implementasinya Bagi Guru Kristen Masa Kini.”
Guru Kristen Masa Kini.”
47
Tampenawas, Ngala, and Taliwuna, “Teladan Tuhan
Yesus Menurut Injil Matius Dan Implementasinya Bagi
Guru Kristen Masa Kini.”
dalam memberikan inspirasi kepada umatnya. pemimpin harus bisa memotivasi dan
Tidak sedikit pemimpin agama yang hanya memberikan inspirasi kepada umatnya.
memberikan rangsangan dengan tidak Namun berdasarkan fakta yang terjadi,
memperhatikan nilai-nilai universal dari pemimpin agama memang pada dasarnya
agama mereka dalam memperlakukan umat memberikan motivasi tetapi tidak memberikan
beragama lain. Sehingga masih banyak motivasi yang mengandung nilai toleransi
tindakan dan sikap para pemimpin yang yaitu umatnya harus memiliki sikap yang
memunculkan sikap intoleran dalam relasi seharusnya baik dengan umat beragama lain.
dengan umat beragama lain. Padahal dalam menjawab masalah yang terjadi
Empat komponen penting dalam akhir-akhir ini, para pemimpin umat beragama
kepemimpinan transformasional pun menjadi seharusnya dapat memberikan motivasi dan
kunci keberhasilan sebuah organisasi, inspirasi agar para umat memiliki nilai dan
termasuk di dalamnya sebuah agama. sikap altruism dalam relasinya dengan umat
Komponen perilaku pertama yang ditekankan beragama lain. Selain itu, nilai yang harus
oleh Bass yaitu Idealized Influence (Pengaruh dimiliki oleh pemimpin transfomasional yaitu
Ideal) yang di mana para pemimpin dalam sikap yang mampu merangsang para pengikut
tindakannya harus berperilaku dengan cara untuk memiliki sikap kreatif serta kritis
yang baik sehingga memungkinkannya terhadap sebuah asumsi yang berkembang lalu
menjadi seorang panutan bagi para pengikut harus terlibat dalam memecahkan
pengikutnya. Melalui sikap dan perilakunya sebuah masalah. Jadi, melalui tindakan
pun ia dapat dikagumi serta dihormati oleh transformasional ini para pemimpin agama
para pengikutnya karena sikapnya harus mengajari umatnya untuk dapat berpikir
menunjukan standar dalam berperilaku secara kritis terhadap asumsi dan ajaran yang
etis dengan moral yang baik. Tetapi jika dilihat diterimanya. Melalui pemikiran yang kreatif,
dengan fakta yang dijelaskan mengenai para umat harus bisa mengkritisi apapun yang
problem pemimpin agama saat ini maka didapatnya sehingga para pengikut tidak hanya
terlihat bahwa sikap yang ditunjukan oleh para menerima ajaran yang dapat
pemimpin agama dalam melihat umat mengesampingkan nilai kemanusiaan. Ini
beragama lain masih kurang adanya sikap merupakan tugas daripada seorang pemimpin
menerima. Sikap tersebut akhirnya transformasional yang harus dimiliki juga oleh
berpengaruh juga terhadap sikap umatnya para pemimpin agama.
karena para pemimpin agama sering dilihat Komponen keempat dalam
sebagai sosok panutan yang memberikan suatu kepemimpinan transformasional yang harus
perintah yang harus diikuti oleh umatnya. ada dalam diri pemimpin agama yaitu
Namun, yang kurang ditekankan dalam berkaitan dengan pemimpin yang juga harus
kepemimpinan para pemimpin agama yaitu mempertimbangkan kepentingan individu baik
sikap etis dan juga nilai moralitas yang tinggi. anggotanya maupun orang lain. Melalui tugas
Tindakan penghinaan dan ucapan mengolok- yang diberikan oleh pemimpin, maka umat
olok simbol keagamaan agama lain merupakan harus mengikuti dan akan diawasi oleh
tidakan yang tidak beretika dan bermoral. pemimpin. Sikap ini seharusnya juga dimiliki
Tindakan penghinaan simbol agama lain tidak oleh setiap pemimpin umat beragama. Para
dapat dijadikan sebagai sebuah perilaku yang pemimpin seharusnya dapat mengajari nilai-
benar apalagi dilakukan oleh pemimpin umat nilai altruisme kepada umatnya. Tetapi tidak
beragama yang melalui kepemimpinannya, ia berhenti sampai situ saja, melainkan sikap dan
dapat dijadikan sebagai panutan oleh umatnya. tindakan umat harus dibimbing dan diawasi
Para pemimpin harus berperilaku dengan nilai untuk mecapai tujuan dan visi dari nilai
moral yang baik sehingga melalui sikapnya ia keagamaan masing-masing agama. Melalui
dapat dihormati dan dapat dijadikan panutan pengajarannya para pemimpin dapat
yang membawa perubahan baik dalam memberikan pengajaran bagi umatnya dengan
kehidupan bersama dengan umatnya. nilai moral dan etika. Inilah yang harus dimiliki
Kedua, Inspirational Motivation oleh setiap pemimpin agama sehingga
(Motivasi Inspirasi) yang di mana para transformasi atau perubahan sikap dan
perilaku pemimpin serta umatnya dapat terjadi sungguh menunjukkan sikap kepemimpinan
dan meminimalisir konflik antar umat Transformasional yang membawa perubahan
beragama dan terciptanya rasa persaudaraan yang baik kepada para pengikut-Nya.
di dalam kehidupan umat beragama.
Berdasarkan fakta yang terlihat bahwa
sikap pemimpin agama yang kurang intolerasi Konklusi
dan dibandingkan dengan apa yang ditawarkan
Konflik antar umat beragama yang terjadi di
Bass dan teori kepemimpinan
Indonesia merupakan sebuah isu penting yang
Transformasional, maka tawaran yang bisa
perlu diberikan perhatian oleh berbagai pihak.
diberikan sebagai sebuah jawaban bagaimana
Konflik antar umat beragama tidak hanya telah
pemimpin agama harus bersikap di tengah
terjadi pada masa dahulu, tetapi terjadi juga
masyarakat yang majemuk yaitu dapat belajar
sekarang ini bahkan dapat terjadi dikemudian
dari kepemimpinan Yesus. Seperti yang telah
hari. Oleh karena itu, salah satu sosok yang
dijelaskan sebelumnya bahwa Yesus
memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam
merupakan sosok pemimpin yang patut
meminimalisir terjadinya konflik antar umat
dijadikan contoh dalam menjalankan
beragama yaitu para pemimpin agama. Salah
kepemimpinan sebuah umat. Yesus dalam
satu faktor penyebab terjadinya konflik antar
pengajaran-Nya, tidak pernah membatasi diri-
umat beragama adalah pengajaran yang
Nya untuk bergaul dengan siapa saja. Ia
ekslusif dan radikal terhadap para umat
bergaul dengan orang Yahudi, maupun non
dengan didasakan pada penafsiran yang keliru
Yahudi, orang benar atau pun orang berdosa,
terhadap teks-teks kitab keagamaan masing-
orang kaya atau pun orang miskin. Semua
masing agama. Pengajaran yang mengandung
diperlakukan sama oleh Yesus. Ia terus
unsur radikal terhadap para umat akan
melakukan dialog sebagai jalan tengah bergaul
memengaruhi sikap intoleran dan radikal yang
bersama dengan orang yang dianggap berdosa
akan dimiliki oleh para umat. Berdasakan hal
dan hal ini dijadikan sebagai sebuah teladan
tersebut, sehingga tidak sedikit umat yang juga
tentang bagaimana memandang sesama
akhirnya memiliki sikap yang radikal terhadap
manusia yang adalah setara di hadapan Tuhan.
keberadaan agama lain. Namun, saat ini tidak
Kisah Yesus yang suka memberikan
sedikit juga fakta yang menunjukkan bahwa
pengajaran dan teladan tentang nilai
adanya sikap intoleran yang dimiliki oleh
kerendahan hati dan mengasihi setiap
beberapa pemimpin agama di Indonesia.
manusia, sangat bertolak belakang dengan
Melalui pengajarannya, pemimpin umat
realitas kehidupan pemimpin agama saat ini.
beragama sering mengajarkan nila intoleran
Tidak sedikit pemimpin agama yang cenderung
terhadap para umatnya dan akhirnya
hanya berfokus kepada pengajaran untuk
pengajaran tersebut berakhir kepada sikap
mengasihi Allah yang disembah saja, tanpa
ekslusif yang dimiliki para umat dalam
menekankan juga sikap tebuka terhadap orang
memandang sesamanya.
yang berbeda agama. Hal tersebut yang pada
Sikap intoleran yang dimiliki oleh
akhirnya membawa dapa kepada sikap
pemimpin agama di Indonesia sangat bertolak-
pemimpin agama yang intoleransi terhadap
belakang dengan teori kepemimpinan
keberadaan umat beragama lain. Sikap dan
transformasional yang menekankan
keteladanan Yesus menunjukkan bahwa Yesus
perubahan kepada arah yang baik dengan
adalah pemimpin yang transformasional, yang
memperhatikan nilai moralitas. Sehingga
memberikan perubahan kepada para pengikut-
sebuah tawaran yang dapat sejalan dengan
Nya. Ia meruntuhkan tembok pemisah yang
kepemimpinan transformasional adalah
ada dalam kehidupan bangsa Yahudi dengan
kepemimpinan Yesus. Dalam pengajaran-Nya,
non Yahudi, Ia memberikan teladan untuk
Yesus tidak pernah membatasi hubungannya
mengasihi setiap orang tanpa terkecuali,
dengan orang non-Yahudi seperti kebiasaan
menginsiprasi para pengikut-Nya untuk hidup
orang-orang Yahudi. Yesus terus bergaul
peduli terhadap sesama serta Ia pun
dengan sesama manusia, tanpa memandang
memberdayakan para pengikut-Nya sebelum
latar-belakang mereka. Yesus juga terus
Ia mati dan naik ke surga. Keteladan Yesus
memberikan teladan kepada para pengikut- KEISLAMAN 18, no. 2 (December 2022): 85–
Nya untuk memiliki rasa yang rendah hati serta 100.
penuh kasih tehadap sesama manusia. Ariefin, Dwi, Sekolah Tinggi, Teologi Baptis, and
Pelayanan Yesus membawa perubahan yang Indonesia Semarang. “Online) 33 Dwi
baik berkaitan dengan pemahaman yang Ariefin.” Peran Serta Menjaga
Kemajemukan… 15, no. 2 (2019): 2622–1144.
dimiliki oleh para pengikut-Nya. Pemahaman
yang tidak ekslusif tehadap keberadaan orang Arifianto, Yonatan Alex. “Peran Gembala
Menanamkan Nilai Kerukunan Dalam
lain di sekitarnya. Pelayanan Yesus sangat
Masyarakat Majemuk.” Voice of HAMI:
menekankan nilai-nilai altruisme yang sangat Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama
terbuka dengan keberadaan orang lain di Kristen 3, no. 1 (2020): 1–13.
sekitar yang memiliki berbagai perbedaan latar Bakhtiar, Bakhtiar. “Kategori Kepemimpinan
belakang. Transformational.” At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah
Sikap altruisme yang Yesus ajarkan Prodi Pendidikan Agama Islam (2019): 38–
juga telah terlihat dari beberapa pemimpin 47.
agama di Indonesia, misalnya para pemimpin Bass, Bernard M., and Ronald E. Riggio.
agama yang tergabung dalam Forum Transformational Leadership. Second.
Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Forum London: Lawrence Erlbaum Associates, 2006.
ini menjadi salah satu wadah pertemuan oleh Darmaputera, Eka. Kepemimpinan Dalam
berbagai pemimpin agama yang datang dari Perspektif Alkitab. Yogyakarta: Kairos, 2005.
latar belakang agama yang berbeda dengan Djadi, Jermia, and Yoseph Christian Thomassoyan.
memiliki tujuan yang sama yaitu “Kepemimpinan Yesus Kristus Menurut Injil
meningkatkan kerukunan umat beragama di Sinoptik Dan Relevansinya Terhadap
Kepemimpinan Rohani Masa Kini.” Jurnal
Indonesia. Hubungan yang terbentuk dalam jaffray 9, no. 1 (2011): 60–85.
FKUB tidak terbatas pada satu agama saja,
Elfiandri, Perdamaian Perdamaian, and Febri
melainkan adanya kerjasama yang baik antar
Rahmi. “Pemahaman Pemuka Agama
pemimpin agama untuk membangun (Kognisi, Afeksi, Konasi), Sumber Daya
hubungan yang hamonis antar umat beragama. Manusia Pemuka Agama, Regulasi, Sikap
Tindakan para pemimpin agama yang Birokrat/Aparatur Pemerintah, Implementasi
tergabung dalam FKUB menunjukkan sikap Peraturan Bersama Menteri Agama Dan
Menteri Dalam Negeri No. 9/8 Tahun 2006.”
altruisme yang dimiliki sehingga tidak terpusat
Jurnal Dakwah Risalah 26, no. 3 (2015): 117–
pada sikap ekslusif yang dapat memengaruhi 131.
hubungan antar umat beragama. Sikap seperti
Gema Nusa. “Satu Keluarga Di Rumah Beribadah
ini yang perlu dimiliki oleh para pemimpin Dilarang Karena Perbedaan Keyakinan.”
agama sehingga terciptanya sikap toleran antar Skandal: Lugas, Fakta Dan Nyata!
umat beragama.
Hoir, Hubul. “Pemberdayaan Oleh Tokoh Agama
Dan Kontribusinya Terhadap Toleransi Antar
Umat Beragama Di Kelurahan Penyengat
Referensi Rendah….” Pascasarjana UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi (2019).
Abdillah, Junaidi. “Radikalisme Agama:
Dekonstruksi Tafsir Ayat-Ayat ‘Kekerasan’ Imran, Zulfi. “Peran Pemuka Agama Dalam
Dalam Al-Qur’an.” Kalam 8, no. 2 (2014): Menjaga Kerukunan Umat Beragama Di
281–300. Kelurahan Mangga Kecamatan Medan
Tuntungan.” Jurnal Hukum Responsif 6, no. 6
Alakaman, Marlen Tineke. “Relevansi Sikap Pluralis (2019): 93–104.
Yesus Dalam Injil Lukas.” KENOSIS: Jurnal
Kajian Teologi 2, no. 2 (2016): 160–179. JIBI. “Muhammadiyah Sebut Ustaz Abdul Somad
Menghina Simbol Agama Artikel Ini
Ali, Yusuf Faisal. “Upaya Tokoh Agama Dalam TelaMuhammadiyah Sebut Ustaz Abdul
Mengembangkan Sikap Toleransi Antarumat Somad Menghina Simbol Agama.” JIBI-
Beragama.” Untirta Civic Education Journal Bisnis.Com.
2, no. 1 (2017).
Kamal, Bin Manto. “Viral.!! Inilah Ceramah UAS
Ardiyanti, Silva, and Sepma Pulthinka Nur Hanip. Yang Dianggap Menghina Salib Dan
“Akulturasi Psikologis Dan Inovasi Pemuka Dilaporkan Ke Polda NTT.” Manto Bin Kamal,
Agama.” JURNAL PENELITIAN August 2019.
Krakling. “Aksi Massa Tolak Ahok: Alquran Tegas Problem Dan Solusi Pemecahannya.”
Melarang Memilih Pemimpin Kafir.” Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 16,
KASKUS. no. 2 (2014): 217–228.
Nashrullah, Nashih. “Ulama Yang Melarang Dan Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. 3rd
Membolehkan Ucapan Selamat Natal.” ed. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
REPUBLIK. 2014.
Paronogyo, Antiawan Bowo. “Servant Leadership:
Be Ideal Service.” In Kepemimpinan
Cendekia, edited by Antoni Ludfi Arifin and
Dingot Hamonangan Ismail, 5–6. Jakarta:
Gramedia, 2020.
Sagala, H. Syaiful. Pendekatan & Model
Kepemimpinan . Pertama. Jakarta: DIVISI
KENCANA, 2018.
Saidurrahman, K.H., and H. Arifinsyah. Nalar
Kerukunan - Merawat Keragaman Bangsa
Melawan NKRI. Pertama. Jakarta:
KENCANA, 2018.
Setyawan, Yusak B. “Konflik Dan Kekerasan
Bernuansa Keagamaan Di Indonesia Dalam
Perspektif Pandangan Yesus, Dalam Injil-Injil
Kanonis Perjanjian Baru.” In Perdamaian
Dan Keadilan: Dalam Konteks Indonesia
Yang Multikulturak Dan Beragam Tradisi
Iman, edited by Andri B. Setiawan and
Veronica B. Vonny, 7–8. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2017.
Suardana, I Made. “Identitas Kristen Dalam
Realitas Hidup Berbelaskasihan: Memaknai
Kisah Orang Samaria Yang Murah Hati.”
Jurnal Jaffray 13, no. 1 (2015): 121–138.
Tampenawas, Alfons Renaldo, Erna Ngala, and
Maria Taliwuna. “Teladan Tuhan Yesus
Menurut Injil Matius Dan Implementasinya
Bagi Guru Kristen Masa Kini.” EDULEAD:
Journal of Christian Education and
Leadership 1, no. 2 (2020): 214–231.
Tim Detikcom. “Jejak Kasus Ujaran Kebencian
SARAJejak Kasus Ujaran Kebencian SARA
Hingga Yahya Waloni Bebas Dari Penjara.”
Detiknews.
Wa Wa, Wa, Abu Hapsin, and M Arja Imroni.
Urgensi Regulasi Penyelesaian Konflik Umat
Beragama: Perspektif Tokoh Lintas Agama.
Walisongo Lisongo Lisongo Lisongo. Vol. 22,
2014.
Widodo, Priyantoro, Karnawati Sekolah, Tinggi
Teologi Baptis, and Indonesia Semarang.
“PASCA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan
Agama Kristen Moderasi Agama Dan
Pemahaman Radikalisme Di Indonesia”
(n.d.).
Yewangoe, Andreas Anangguru. Iman, Agama, Dan
Masyarakat Dalam Negara Pancasila.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.
Yunus, Firdaus M. “Konflik Agama Di Indonesia