190 385 1 SM
190 385 1 SM
190 385 1 SM
Abstract
General and Test is a branch of knowledge that is included in the field of artificial
intelligence. Success in using the system is the basic goal of artificial intelligence itself.
General and test works in solving problems and finding the best solution which is used as
a reference in determining the path to find the smallest value so that you can quickly go
to the place to be visited and can save time and money while traveling to the location.
General and test has the concept of looking for the smallest alternative path by how to
find all the path values to be visited, after being processed as a whole for each path,
alternative starling values will be obtained which can be used as directions. The way the
General and test method works is to combine Depth First Search with a backracking
system. All solutions must be discussed in full prior to testing. The procedure for working
with this method must be carried out systematically in order to get a good solution.
General and test has a working principle (1). Generate possible solutions (2). Test
whether the solution is correct according to the required criteria. (3). If a solution has
been found then exit, but if it has not been found then the next step is to repeat the steps
until you find the highest result that can be used as a reference in finding the path with
the least or shortest distance. The problem in this study is the lack of information in
passing the smallest path because there are many paths that must be chosen to get to the
destination. The benefit of this research is to help the user in providing information on
the path to be passed so as to save time and costs. Alternative results are obtained that
can be used as a solution, namely the A-B-G-J-M-T line = 23+15+5+11=54 KM. This
discussion can be used as a reference by traders in finding the shortest alternative so as
to save travel costs and time
Keywords: Artificial Intelligence; Searching, General and Test, Best First search
method. Final Solution
Abstrak
General and Test merupakan cabang ilmu yang termasuk kedalam bidang ilmu
kecerdasan buatan. Keberhasilan dalam penggunaan system merupakan tujuan dasar
dari kecerdasan buatan itu sendiri. General and test bekerja dalam menyelesaikan
permasalahan dan mencari solusi terbaik yang dijadikan acuan dalam penentuan jalur
untuk mencari nilai terkecil sehingga cepat menuju tempat yang akan dikunjungi serta
mampu menghemat waktu dan biaya dalam saat perjalanan menuju lokasi.General and
test mempunyai konsep mencari jalur alternatif terkecil dengan cara mencari semuan
nilai jalur yang akan dikunjungi, setelah diproses secara keseluruhan masing masing
jalur maka akan diperoleh alternatif alternatif nilai jalak yang mampu dijadikan sebagai
petunjuk arah.Cara kerja metode General and test ini yaitu menggabungkan antara
Depth First Search dengan system pelacakan mundur (backracking) semua solusi harus
dibahas secara lengka sebelum dilakukan pengujian/ test. Prosedur pengerjaan metode
ini harus dilakukan secara sistematis agar mendapatkan solusi yang baik. General and
test memiliki prinsip kerja (1). Bangkitkan kemukinan solusi (2). Uji apakah solusi
tersebut apakah solusi tersebut benar sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. (3). Jika
solusi sudah ditemukan maka keluar, namun jika belum ditemukan maka Langkah
ISSN: 2715-9906
Copyright ⓒ BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
selanjutnya yaitu ulangi Langkah sampai menemukan hasil ternaik yang bisa dijadikan
acuan dalam mencari jalur yang jarak nya paling sedikit atau pendek. Masalah pada
penelitian ini yaitu kurangnya informasi dalam melewati jalur terkecil karena banyak
jalur yang harus dipilih untuk sampai ke tempat tujuan. Manfaat penelitian ini yaitu
mambantu user dalam memberikan informasi jalur yang akan dilewati sehingga mampu
menghemat wajtu, biaya. Diperoleh hasil hasil alternatif yang dapat dijadikan solusi
yaitu jalur A-B-G-J-M-T= 23+15+5+11=54 KM. Dengan pembahasan ini dapat
dijadikan acuan oleh pedagang dalam mencari alternatif terpendek sehingga mampu
menghemat biaya perjalanan dan waktu
Kata Kunci: Kecerdasan Buatan; Searching, General and Test, Metode Best First
search. Solusi Akhir
1. Pendahuluan
Artificial Intelligence atau AI merupakan salah satu teknologi yang sedang populer
saat ini. Berbagai bidang industri sudah memanfaatkan teknologi tersebut, mulai dari
kesehatan, keuangan, dan lain- lain. Menurut John Mc Carthy, 1956, Artificial
Intelligence adalah untuk mengetahui dan memodelkan proses–proses berpikir manusia
dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Cerdas, berarti memiliki
pengetahuan ditambah pengalaman, penalaran (bagaimana membuat keputusan dan
mengambil tindakan), moral yang baik [1]. Tujuan dari AI untuk memecahkan persoalan
dunia nyata (bersifat praktis) dan memahami intelijensia (bersifat memahami). AI
merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang mempelajari tentang bagaimana cara
membuat agar komputer dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh
manusia. Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin
mendominasi kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai
alat hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk
mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia. Manusia bisa menjadi
pandai dalam menyelesaikan segala permasalahan di dunia ini karena manusia
mempunyai pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh dari belajar. Semakin
banyak bekal pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja diharapkan akan lebih
mampu dalam menyelesaikan permasalahan. Namun bekal pengetahuan saja tidak cukup,
manusia juga diberi akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Tanpa memiliki kemampuan menalar
yang baik, manusia dengan segudang pengalaman dan pengetahuan tidak akan dapat
menyelesaikan masalah dengan baik. Demikian pula, dengan kemampuan menalar yang
sangat baik, namun tanpa bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai, manusia
juga tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik [2].
Perkembangan teknologi dewasa ini khususnya internet berkembang sangat pesat.
Hal ini diiringi juga dengan semakin berkembangnya Teknologi Informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna sehingga mengakibatkan munculnya suatu cabang ilmu
baru dalam teknologi informasi, yaitu pencarian informasi (information retrieval).
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka perkembangan peralatan juga ikut
mengambil andil yang besar untuk mendukung perkembangan pertukaran informasi yang
semakin hari semakin canggih. Hampir semua kecanggihan teknologi yang memberikan
kemudahan kepada user dalam menemukan apa yang diinginkannya. Salah satu
kemudahan yang diberikan adalah menyediakan fasilitas searching yang digunakan untuk
memberikan kemudahan mendapatkan lebih banyak informasi yang berbentuk dokumen
kebutuhan menjadi sangat penting dengan semakin mudahnya memperoleh informasi dari
seluruh dunia sebagai akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin pesat. Oleh karena itu, teknik untuk memperoleh dokumen dengan isi yang
sesuai dengan kebutuhan informasi sangat diperlukan [3]. Kecerdasan buatan dapat
155
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
menjadi pelengkap dari para manusia untuk dapat mengurangi tingkat pengambilan
keputusan yang berdasarkan keyakinan pribadi[4].
DFS singkatan dari Depth First Search algoritma pencarian pada sebuah pohon atau
tree. Pencarian DFS ini adalah dengan menelusuri satu cabang sebuah pohon sampai ke
bawah (menemukan solusi) sebelum melakukan backtracking. Ilustrasi pencarian
dengan DFS seperti ditunjukkan gambar 2.1, pencarian dimulai dari akar (level 0) dan
pencarian dilanjutkan dengan melacak node yang berada paling kiri[5].
Dalam metode pencarian terbagi menjadi dua jenis yaitu pencarian buta (blind
search) dan heuristic search. Pada pencarian buta terbagi menjadi dua macam yaitu
pencarian BFS dan DFS. Pada dasarnya, ada dua teknik pencarian dan pelacakan yaitu
[6]:
1. Pencarian buta (blind search), terdiri atas:
a. Pencarian melebar pertama (Breadth First Search);
b. Pencarian mendalam pertama (Depth First Search).
2. Pencarian terbimbing (heuristic search).
Ada 4 hal yang harus diperhatikan menurut [7] diantaranya[7]:
a. Membuat sebuah defenisi dengan tepat dan jelas;
b. Menganaisis bentuk permasalahan;
c. Mampu mempresentasikan permasalahan menggunakan konsep knowledge;
d. Menyeleksi teknik penyelesaian masalah menggunakan teknik terbaik.
Algoritma Depth First Search (DFS) Pencarian dilakukan pada satu node dalam
setiap level dari yang paling kiri dan dilanjutkan pada node sebelah kanan. Jika solusi
ditemukan maka tidak diperlukan proses backtracking yaitu penelusuran balik untuk
mendapatkan jalur yang diinginkan. Pada metode DFS pemakaian memori tidak banyak
karena hanya node-node pada lintasan yang akktif saja yang disimpan. Selain itu, jika
solusi yang dicari berada pada level yang dalam dan paling kiri, maka DFS akan
menemukannya secara cepat [8]. Adapun beberapa penelitian yang terkait adalah
pencarian rute terpendek dengan menggunakan algoritma depth first, breath first dan
hill climbing (study comparative) yang membahas mengenai pencarian rute dengan
menerapkan tiga algoritma di dalamnya untuk mendapat rute terpendek yang efektif
(Feddy dan angraini, 2010). Mobile robot navigation using Depth First Search algorithm
yang membahas mengenai pergerakan robot sangat dipengaruhi oleh nilai dari sensor
jarak, pengenalan node pada track juga dipengaruhi oleh sensor jarak dengan
menerapkan algoritma Depth First Search (Frederick dkk). A appraisal paper on
Breadth-first search, Depth-first search and Red black tree yang membahas mengenai
penerapan algoritma bread first search, Depth First Search dan red black tree [6].
Hasil penelitian yang dipaparkan [9] memaparkan bahwa Algoritma Depth First
Search (DFS) digunakan pada proses pencarian yang tersedia. Hasil penelitian ini adalah
156
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
dapat membantu pemain untuk mengasah otak pemain. Hasil penelitian [10] Sistem yang
dirancang dapat memberikan list tampilan lokasi bimbingan belajar yang dekat dengan
user. Sistem akan menampilkan lokasi bimbingan belajar pada maps. Untuk
mendukung hal tersebut, maka akan dikembangkan penelitian yang berjudul Rancang
Bangun Sistem Pencarian Lokasi Bimbingan Belajar Area Pontianak Berbasis Web
Menggunakan Metode Depth First Search (DFS).
2. Metodologi Penelitian
Untuk menyelesaian permasalahan dalam penyelesaian kasus pencarian rute terpendek
dapat dilakukan secara sistematis. Untuk mendapatkan hasil yang baik dilakakan tahap
demi tahap.Langkah langkah tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
157
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
158
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
D. Iterasi ke 4
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-B
A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-J-M-T=23+15+5+11=54KM
E. Iterasi ke 5
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-B
A-B-G-H-I-K-M-T=23+15+3+7+8+4+5=65 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
F. Iterasi ke 6
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-B
A-B-G-H-I-L-M-T=23+15+3+7+23+7+5=75KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
G. Iterasi ke 7
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-B
A-B-G-H-I-L-T=23+15+3+7+23+6=77KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
H. Iterasi ke 8
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-C
21+19+5+23=68KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-J-M-T=23+15+5+11=54KM
I. Iterasi ke 9
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-C
A-C-G-J-M-T=21+19+9+4+5= 58 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
J. Iterasi ke 10
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-C
A-C-G-K-M-T=21+19+9+4+5=58 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
K. Iterasi ke 11
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-C
159
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
A-C-G-H-I-K-M-T=21+19+3+7+8+4+5=61 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
L. Iterasi ke 12
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-C
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-J-M-T=23+15+5+11=54KM
M. Iterasi ke 13
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-C
A-C-G-H-I-L-T=21+19+3+7+23+6=79 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
N. Iterasi ke 14
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-D
A-D-H-I-K-M-T=27+11+7+8+4+5=64KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
O. Iterasi ke 15
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-D
A-D-H-I-L-M-T=27+11+7+23+7+5=80 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
P. Iterasi ke 16
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-D
A-D-H-I-L-T=27+11+7+23+6=74 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-J-M-T=23+15+5+11=54KM
Q. Iterasi ke 17
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-E
A-E-H-I-K-M-T=29+13+7+8+4+5=66 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
R. Iterasi ke 18
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-E
A-E-H-I-L-M-T=29+13+7+7+5=61 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
160
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
S. Iterasi ke 19
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-E
A-E-H-I-L-T=29+13+7+27+6=82 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
T. Iterasi ke 20
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-F
A-F-I-K-M-T=24+16+8+4+5=57 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
U. Iterasi ke 21
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-F
A-F-I-L-M-T=24+16+23+7+5=75 KM
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
V. Iterasi ke 22
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-F
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-
A-F-I-L-T=24+16+23+6= 69 KM
W. Iterasi ke 23
Hitung semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search (Solusi awal
jalur yang digunakan
Jalur A-F
A-F-T=24+32=56
Bangkitkan semua solusi menggunakan algoritma Depth First Search( Solusi
kedua jalur) A-B-G-K-M-T=23+15+9+4+5=56KM
161
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
Dari keseluruhan rute yang di proses terdapat 23 rute untuk menuju jalur T. Untuk
melihat alternatif masing masing nilai bisa dibuat pembagian nilai rute dengan
memisahkan jarak antar masing masing rute yang dapat pada Tabel 2 ini:
Hasil Jalur rute yang bisa dijadikan sebagai alternatif dapat dilihat pada Gambar 4
berikut ini:
Dari hasil di dapat disimpulkan bahwa hasil alternatif yang dapat dijadikan solusi
yaitu jalur A-B-G-J-M-T= 23+15+5+11=54 KM. Sehingga pedagang bisa mengambil
alternatif nilai 54 KM jarak yang harus ditempuh untuk menghemat waktu dan biaya
perjalanan yang sangat membantu pedagang dalam menemukan solusi terbaik.
162
BRAHMANA: Jurnal Penerapan Kecerdasan Buatan
Terakreditasi Nomor 204/E/KPT/2022 | Vol. 4, No. 2, Juni (2023), pp. 154-163
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pencarian Rute terpendek menggunakan konsep Generate and test
serta algoritma Depth First Search maka dapat disimpulkan bahwa pada kasus penelitian
ini terdapat 14 jalur untuk sampai ke kota yang akan dituju, yaitu Rute Kota A, B, C, D,
E, F, G, H, I, J, K, L, M, T. Untuk memperoleh alternatif dibutuhkan perhitungan
menggunakan algoritma Depth First Search dengan cara mencari jalur awal A dengan
jalur akhir T. Diperoleh hasil hasil alternatif yang dapat dijadikan solusi yaitu jalur A-B-
G-J-M-T= 23+15+5+11= 54 KM. Dengan pembahasan ini dapat dijadikan acuan oleh
pedagang dalam mencari alternatif terpendek sehingga mampu menghemat biaya
perjalanan dan waktu. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan nilai jarak yang
akurat agar bisa dijadikan acuan.Metode Depth First Search mampu menghasilkan solusi
yang tepat dalam pemilihan alternatif rute terkecil.
Ucapan Terimakasih
Terima kasih penulis ucapkan kepada Kampus Ibnu Sina Batam yang sudah
mendukung dan memotivasi sehingga penulis bisa mempublikasikan jurnal ini dengan
baik. Dan terima kasih juga penulis ucapkan kepada penerbit publikasi ilmiah sehingga
jurnal ini bisa terbit tepat waktu.
Daftar Pustaka
[1] M. Sobron dan Lubis, “Implementasi Artificial Intelligence Pada System
Manufaktur Terpadu,” Seminar Nasional Teknik (SEMNASTEK) UISU, vol. 4, no.
1, hal. 1–7, 2021.
[2] E. Gauss-jordan, K. Karim, dan A. P. Linear, “Penerapan Algoritma Breadth First
Search pada,” vol. 12, hal. 171–182, 2016.
[3] S. Lailiyah, A. Yusnita, dan T. A. Panotogomo, “Penerapan Algoritma Depth First
Search Pada Sistem Pencarian Dokumen,” Snitt, hal. 174–179, 2017.
[4] I. Fauzan, “Artificial Intelligence (Ai) Pada Proses Pengawasan Dan Pengendalian
Kepegawaian – Sebuah Eksplorasi Konsep Setelah Masa Pandemi Berakhir,” Civil
Service, vol. 14, no. 1, hal. 31–42, 2020.
[5] N. Juliasari dan J. C. Sitompul, “Aplikasi Search Engine Dengan Metode Depth
First Search (DFS),” Jurnal Teknik Informatika Universitas Budi Luhur. ISSN :
1693 -9166, vol. 9, no. 1, hal. 9–12, 2012.
[6] A. Rismayani, “Aplikasi Berbasis Mobile untuk Pencarian Rute Angkutan Umum
Kota Makassar Menggunakan Algoritma Depth First Search,” vol. 18, no. 3, hal.
171–180, 2015.
[7] M. Febri Mayang Sari dan D. Permata Sari, “Artificial Intelegence Perbandingan
Algoritma Simple Hill Climbing Dan Steepest Ascent Hill Climbing Dalam Media
Pembelajaran Alfabert,” Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI, vol. 6,
no. September, hal. 1256, 2022.
[8] B. Prasetiyo dan M. R. Hidayah, “Penggunaan Metode Depth First Search (DFS)
dan Breadth First Search (BFS) pada Strategi Game Kamen Rider Decade Versi
0.3,” vol. 1, no. 2, hal. 161–167, 2014.
[9] A. Y. Prasetyo, “Penerapan Algoritma Depth First Search (DFS) Pada Aplikasi
Game Traffic Plaze,” Jurnal Informatika, vol. 8, no. 1, hal. 33–41, 2021.
[10] K. Kristina, K. Kartono, dan U. Wardana, “Penerapan Metode Depth First Search
Pada Perancangan Sistem Pencarian Lokasi Bimbingan Belajar,” Inteksis, vol. 9,
no. 1, hal. 1–10, 2022.
163