Neng Putri Amelia 5C - Artikel Ilmiah (EBT)

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

HEDER KAMI YANG SESUAIAKAN DENGAN JURNALNYA

KONTAK WENING +62 895-3957-33773


e-ISSN: XXXX-XXX; p-ISSN: XXXX-XXX, Hal 00-00
DOI: ..................................................

Analisis Dampak Positif Dan Negatif Terhadap Industri


Energi Baru Terbarukan (EBT) Di Indonesia
Neng Putri Amelia Pratama Nurtasabila
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yasa Anggana
Jl.Otista No.278 A.Sukagalih,Kecamatan.Tarogong Kidul,
Kabupaten.Garut,Jawa Barat 44151
Putriameliaa367@gmail.com

Abstract.
Indonesia, as a developing country with rapid economic growth, faces challenges in providing
sustainable energy needs to support this growth. In line with global awareness of the
importance of mitigating the impact of climate change and dependence on fossil energy
sources, the Indonesian government confirms its commitment to encouraging the transition to
environmentally friendly energy through the Presidential Regulation of the Republic of
Indonesia Number 112 of 2022 concerning the Acceleration of New Renewable Energy
Development.
This Presidential Regulation is a strategic step to accelerate the use of new renewable energy
sources, such as solar, wind, water and biomass energy, as sustainable and cleaner
alternatives. The implementation of this regulation is expected to not only make a significant
contribution to reducing greenhouse gas emissions, but also increase national energy security
and have a positive impact on the economy and the environment.
This research aims to investigate and analyze the contribution of the new renewable energy
industry in supporting the implementation of Presidential Regulation of the Republic of
Indonesia Number 112 of 2022 concerning the Acceleration of New Renewable Energy
Development. This regulation is the basis for the Indonesian government's policy to reduce
dependence on conventional energy sources and promote the use of new and renewable energy.

Keywords: Energy, Industry, New Renewable Energy (EBT)

Abstrak.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, menghadapi
tantangan dalam menyediakan kebutuhan energi yang berkelanjutan untuk mendukung
pertumbuhan tersebut. Seiring dengan kesadaran global akan pentingnya memitigasi dampak
perubahan iklim dan ketergantungan pada sumber energi fosil, pemerintah Indonesia
menegaskan komitmennya untuk mendorong transisi menuju energi yang ramah lingkungan
melalui peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2022 tentang Akselerasi
Pembangunan Energi Baru Terbarukan.
Peraturan Presiden ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat pemanfaatan sumber
energi baru terbarukan, seperti energi matahari, angin, air, dan biomassa, sebagai alternatif yang
berkelanjutan dan lebih bersih. Penerapan peraturan ini diharapkan tidak hanya memberikan
kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca, tetapi juga meningkatkan
ketahanan energi nasional serta memberikan dampak positif pada perekonomian dan
lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan menganalisis kontribusi industri energi baru
terbarukan dalam mendukung implementasi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112
Tahun 2022 tentang Akselerasi Pembangunan Energi Baru Terbarukan. Peraturan ini menjadi
landasan kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi
konvensional dan mempromosikan pemanfaatan energi baru terbarukan.

Received: August 29, 2023; Accepted: November 22, 2023; Published: February 28, 2024
*Corresponding author, e-mail address
ANALISIS DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) DI
INDONESIA

Kata kunci: Energi,Industri,Energi Baru Terbarukan (EBT)

LATAR BELAKANG

Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dapat mendukung


berbagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia. Seiring dengan
pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang rumit yang dilakukan orang,
kebutuhan akan energi terus meningkat. Banyak industri, termasuk transportasi,
bisnis, dan rumah tangga, membutuhkan banyak energi. Sistem kelistrikan dunia saat
ini telah mengalami perubahan yang sangat besar, terutama dibagian teknologi
pembangkitan dan distribusi. Perubahan ini terjadi untuk memerangi perubahan iklim
dan meningkatkan keamanan energi. Dalam meresponi hal tersebut dilakukan
berbagai upaya antara lain dengan menggunakan sumber energi terbarukan,
mengurangi emisi gas rumah kaca dan membangun ekonomi yang berkelanjutan
untuk memastikan ketersediaan energi di masa sekarang dan akan datang. Energi
baru terbarukan EBT merupakan sumber energi yang tidak terbatas dan dapat
diperbaharui secara terus-menerus, seperti energi surya, angin, air, geothermal, dan
biomassa.

Secara keseluruhan, perkembangan EBT di dunia menunjukkan potensi besar


dalam mengatasi masalah energi dan lingkungan global. Dengan dukungan
pemerintah dan investasi yang cukup, pengembangan EBT dapat menjadi solusi bagi
masa depan energi dunia yang lebih ramah lingkungan.

Sementara di Indonesia, Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2022


tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga
Listrik menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada
bahan bakar fosil dan mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT)
sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Khusus dalam hal EBT, Indonesia menawarkan berbagai macam sumber daya energi
yang kaya, antara lain energi matahari, energi angin, bioenergi, energi laut, energi
panas bumi, dan beberapa sumber EBT lainnya. Tergantung pada sifat dan kondisi
fisik masing-masing lokasi, Indonesia memiliki beberapa daerah dengan potensi
sumber daya EBT yang berbeda-beda.

2 KAMI YANG SESUAIKAN +62 895-3957-33773 - VOLUME 5, NO. 2, JANUARI 2024


KAJIAN TEORITIS

I. Pengertian Industri
Menurut Adam Smith (1776); industri merupakan aktifitas manusia yang
mengubah bahan mentah menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga
mesin, tenaga kerja dan kapital.\
Menurut Peter Drucker (1950); industri adalah suatu sistem sosial yang
mengorganisir dan mengintegrasikan sumberdaya manusia,modal,dan
teknologi untuk memberikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan
manusia.
Sedangkan menurut Paul Krugman (19992); industri merupakan suatu
kelompok perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang bersaing
satu sama lain melalui penggunaan faktor-faktor produksi yang serupa.
Dari beberapa pengertian industri menurut para ahli diatas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa industri merupakan suatu aktivitas yang dapat
menghasilkan suatu produk berupa barang atau jasa dari semula bahan
mentah menjadi bahan jadi melalui penggunaan sumberdaya yang ada baik
itu sumberdaya manusia maupun mesin / teknologi.
II. PengertianEnergi
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau
menyebabkan perubahan. Ini mencakup berbagai bentuk seperti energi
kinetik (energi Gerakan), energi potensial (energi yang tersimpan), energi
termal (energi panas), energi kimia (energi yang terkandung dalam zat
kimia), dan juga energi Listrik atau energi yang terkait dengan srus Listrik.
Menurut Albert Einstein pada tahun 1905, energi dapat di definisikan
sebagai massa yang dapat diubah menjadi energi, dan juga sebaliknya sesuai
dengan persamaan ikonik E = mc^2.
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
III. Industri Energi Baru Terbarukan (EBT)
ANALISIS DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) DI
INDONESIA

Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi semakin populer di dunia saat


ini karena adanya kebutuhan yang semakin meningkat akan energi bersih dan
ramah lingkungan. EBT merupakan sumber energi yang tidak terbatas dan dapat
diperbaharui secara terus-menerus, seperti energi surya, angin, air, geothermal,
dan biomassa.
Menurut World Bank, industri energi baru terbarukan adalah sektor yang
mencakup pembangkit listrik terbarukan, sistem energi terbarukan, dan
teknologi yang mendukung pemanfaatan energi terbarukan. World Bank
menekankan pentingnya investasi dan pengembangan infrastruktur dalam
mendukung pertumbuhan industri ini.
Energy Information Administration (EIA) mendefinisikan industri energi
baru terbarukan sebagai bagian dari sektor energi yang terlibat dalam produksi
dan pemanfaatan energi yang berasal dari sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Ini mencakup pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin,
tenaga air, biomassa, dan lainnya.
Di dalam Pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 3, menyatakan bahwa
"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat."
Penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui, seperti energi baru
terbarukan, dapat dilihat sebagai implementasi dari prinsip tersebut, dengan
tujuan untuk mendukung kesejahteraan rakyat dan melindungi kekayaan alam
secara berkelanjutan. Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan peraturan
dan kebijakan, seperti Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2022, untuk
mengarahkan dan mendukung pengembangan industri energi baru terbarukan
sesuai dengan prinsip-prinsip konstitusi.
IV. Jenis-jenis Energi Baru Terbarukan (EBT)
Berikut ini jenis-jenis Energi baru terbarukan (EBT) :
a. Energi Surya
Energi surya memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi yang
diubah menjadi listrik melalui panel surya yang terdiri dari sel-sel
fotovoltaik. Selain itu, energi surya juga dapat digunakan untuk pemanas air

4 KAMI YANG SESUAIKAN +62 895-3957-33773 - VOLUME 5, NO. 2, JANUARI 2024


dan pemanas ruangan melalui teknologi yang berbeda seperti solar water
heater dan solar thermal collector.
Penggunaan energi surya sebagai sumber energi alternatif yang lebih
ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin populer di seluruh dunia
karena potensi sumber energi surya yang melimpah dan dapat diperbarui
setiap hari.
b. Energi Angin
Merupakan Energi yang dihasilkan dari gerakan udara atau angin yang
dapat diubah menjadi listrik melalui turbin angin. Turbin angin yang
digunakan untuk menghasilkan listrik terdiri dari baling-baling yang diputar
oleh angin, dan gerakan ini kemudian menggerakkan generator listrik.
Turbin angin dapat berukuran kecil untuk penggunaan individu atau
berukuran besar untuk pembangkit listrik skala besar yang dapat memasok
listrik ke ribuan rumah atau industri. Penggunaan energi angin sebagai
sumber energi alternatif juga semakin populer di seluruh dunia karena
keberlangsungan sumber energi angin yang melimpah dan dapat diperbarui
setiap hari.
c. Energi Hidro
Energi yang dihasilkan dari air yang mengalir atau jatuh, dan dapat
dikonversi menjadi listrik melalui turbin hidro. Pembangkit listrik tenaga air
umumnya memanfaatkan bendungan dan waduk untuk menghasilkan energi.
Air yang disimpan di waduk dilepaskan melalui turbin hidro, yang kemudian
menggerakkan generator listrik.
Energi hidro merupakan sumber energi yang sangat melimpah dan dapat
diandalkan karena pergerakan air yang terus menerus dan dapat diperbarui
setiap kali hujan turun. Meskipun demikian, pembangunan pembangkit
listrik tenaga air dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitarnya, sehingga perlu dikelola dengan baik dan dilakukan
dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial.
d. Energi Biomassa
Energi yang dihasilkan dari bahan organik seperti kayu, jerami, limbah
tanaman, dan limbah organik lainnya. Bahan-bahan organik ini kemudian
ANALISIS DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) DI
INDONESIA

diolah menjadi bahan bakar seperti arang, bioetanol, biogas, dan lain-lain
untuk menghasilkan listrik dan panas.
Energi biomassa dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang
lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan karena bahan-bahan organik yang
digunakan dapat diperbarui setiap kali tanaman ditanam dan tumbuh
kembali. Selain itu, penggunaan energi biomassa juga dapat membantu
mengurangi limbah organik dan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan.
e. Energi Geothermal
Energi Geothermal merupakan energi yang dihasilkan dari panas bumi.
Air panas dan uap dapat digunakan untuk menghasilkan listrik melalui turbin
uap atau digunakan langsung untuk pemanasan dan pendinginan.
Setiap jenis energi terbarukan memiliki keuntungan dan tantangan
masing-masing dalam penggunaannya. Namun, semua energi terbarukan
memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan tinjauan literature (Kepustakaan). Secara


umum, tinjauan pustaka bisa didefinisikan selaku metode riset yang berlandaskan atas
sumber data berupa penelitian sebelumnya, artikel, jurnal, dan lain-lain. Guna
melakukan pengumpulan data, periset menggunakan metode penelitian kepustakaan
(Library Research) yang merupakan sebuah metode yang dipakai melalui jalan
mempelajari buku literatur, perundang-undangan, serta bahan-bahan tertulis yang lain
yang berkaitan terhadap materi pembahasan yang dipakai guna menunjang pembahasan
ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Perkembangan Energi Baru Terbarukan Di Indonesia

6 KAMI YANG SESUAIKAN +62 895-3957-33773 - VOLUME 5, NO. 2, JANUARI 2024


Indonesia merupakan sebuah negara yang terletak di garis khatulistiwa,
oleh karena itu Indonesia memiliki sumber daya energi yang berlimpah baik
sumber energi fosil maupun non fosil atau energi baru terbarukan (EBT).
Pemerintah bertujuan untuk memperluas pangsa EBT untuk memastikan
ketahanan dan kemandirian energi mengingat penurunan produksi energi
berbasis fosil, terutama minyak, dan komitmen dunia untuk menurunkan
dampak emisi gas rumah kaca. Setidaknya 23% dari campuran tersebut harus
EBT pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Arifin Tasrif, telah
menekankan kembali pentingnya pengembangan energi baru terbarukan (EBT)
di Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mewujudkan
Indonesia Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Potensi EBT
Indonesia mencapai 3.000 GW dengan potensi panas bumi sebesar 24 GW.
Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun perlu
mempercepat pengembangan industri dan transportasi dengan tingkat emisi
rendah melalui pemanfaatan teknologi bersih dan efisien serta pemanfaatan
energi terbarukan (renewable energy). Di samping itu, Indonesia perlu
meningkatkan kemampuan lahan dan hutan untuk menyerap GRK (Gas rumah
kaca).
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Energi Terbarukan mengatur tentang pengembangan, pemanfaatan, dan
pengelolaan energi terbarukan di Indonesia. Di samping itu, terdapat juga
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pengembangan Energi Angin Skala Kecil dan Menengah yang
memberikan panduan tentang pengembangan energi angin skala kecil dan
menengah di Indonesia.
Menurut SK Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia, Siaran Pers, Nomor: 229.Pers/04/Sji/2021, Tanggal: 7 Juli 2021,
Tentang Teknologi Digital dan EBT Jadi Pendorong Terkuat Transisi Energi
disebutkan bahwa “Transisi energi menjadi salah satu solusi dalam menjawab
tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Kehadiran digitalisasi
teknologi dan pemanfaatan energi bersih diyakini pemerintah sebagai salah satu
ANALISIS DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) DI
INDONESIA

faktor pendorong transisi energi terutama dalam menjaga stabilitas sistem


kelistrikan dan mengakomodir peningkatan variabel energi bersih”.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Energi Nasional, disebutkan bahwa arah kebijakan energi nasional diselaraskan
dengan arah pembangunan nasional berkelanjutan, pelestarian sumber daya
alam, konservasi sumber daya energi, dan pengendalian pencemaran
Lingkungan Hidup. Kebijakan energi nasional terdiri dari kebijakan utama dan
kebijakan pendukung.
Kebijakan utama meliputi 4 (empat) aspek yaitu: ketersediaan energi
untuk kebutuhan nasional, prioritas pengembangan energi, pemanfaatan sumber
daya energi nasional dan cadangan energi nasional. Sedangkan kebijakan
pendukung meliputi 6 (enam) komponen yaitu konservasi energi, konservasi
sumber daya energi, dan diverivikasi energi, lingkungan hidup dan keselamatan,
harga, subsidi, dan insentif energi, infrastruktur dan akses untuk masyarakat
terhadap energi dan industri energi, penelitian, pengembangan, dan penerapan
teknologi energi; dan kelembagaan dan pendanaan.
Untuk mengimplementasikan kebijakan energi nasional khususnya terkait
EBT, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan
Energi Nasional, pemerintah menyiapkan sejumlah strategi dan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menetapkan sasaran tercapainya bauran energi primer,dengan target pada
tahun 2025 peran energi baru dan energi Terbarukan paling sedikit 23% (dua
puluh tiga persen) dan pada tahun 2050 paling sedikit 31% (tiga puluh satu
persen) sepanjang keekonomiannya terpenuhi.
b. Mengoptimalkan penyediaan dan pemanfaatan EBT ,dengan cara
meningkatkan eksplorasi sumber daya, potensi dan/atau cadangan energi dari
jenis EBT, melakukan percepatan penyediaan dan pemanfaatan berbagai
jenis sumber EBT seperti energi sinar matahari, energi aliran dan terjunan
air, energi panas bumi, energi gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut,
energi angin, bahan bakar nabati, dan limbah sampah yang diarahkan untuk
memenuhi sumber energi listrik industri, rumah tangga, dan transportasi,
serta melakukan percepatan penyediaan infrastruktur pendukung EBT.

8 KAMI YANG SESUAIKAN +62 895-3957-33773 - VOLUME 5, NO. 2, JANUARI 2024


c. Pengembangan EBT berbasis riset
Dengan cara menyiapkan dan meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia dalam penguasaan dan penerapan teknologi EBT dalam negeri
melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi energi.
Mendorong terciptanya iklim pemanfaatan dan keberpihakan terhadap hasil
penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi Energi nasional yang
diarahkan untuk mendukung industri energi nasional, dan juga memfasilitasi
dan menyiapkan dana kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan
teknologi energi sampai kepada tahap komersial, serta meningkatkan kerja
sama dan koordinasi antarlembaga penelitian, universitas, industri,
pemnegang kebijakan, dan komunitas dalam rangka mempercepat
penguasaan dan pemanfaatan Energi.
Selanjutnya Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2022 tentang
Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga
Listrik menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengurangi ketergantungan
pada bahan bakar fosil dan mempercepat pengembangan energi baru
terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah
lingkungan dan berkelanjutan. Kajian bidang EBT dapat memberikan
kontribusi penting dalam mendukung implementasi peraturan tersebut.
Teknologi digital dan Energi Baru Terbarukan (EBT) dapat menjadi
pendorong utama dalam transisi energi di Indonesia. Digitalisasi teknologi
dan smart grid menjadi infrastruktur utama dalam mengakomodasi volatilitas
operasional EBT dan menjaga stabilitas sistem kelistrikan.
II. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Energi Baru Terbarukan
(EBT) Di Indonesia
1. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang mendukung dan mendorong pengembangan
EBT seperti pemberian insentif pajak, subsidi, dan pembebasan bea masuk
dapat mempengaruhi perkembangan EBT di Indonesia.
2. Teknologi
Kemajuan teknologi dalam bidang EBT seperti panel surya yang semakin
efisien dan murah, turbin angin yang semakin canggih, dan teknologi
ANALISIS DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) DI
INDONESIA

pengolahan limbah menjadi energi dapat mempengaruhi pengembangan


EBT di Indonesia.
3. Sumber Daya Alam
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti sinar matahari,
angin, air, dan biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi terbarukan.
4. Investasi
Investasi yang masuk ke sektor EBT di Indonesia dapat mempengaruhi
pengembangan EBT di Indonesia.
5. Ketersediaan Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan terlatih dalam bidang EBT
dapat mempengaruhi perkembangan EBT di Indonesia.
6. Faktor Ekonomi
Harga bahan bakar fosil yang naik dapat membuat EBT semakin
menguntungkan secara ekonomi dan dapat mempengaruhi perkembangan
EBT di Indonesia.
7. Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan energi terbarukan
untuk menjaga lingkungan hidup dapat mempengaruhi perkembangan EBT
di Indonesia.
III. Dampak Lingkungan Dan Perubahan Iklim EBT
Industri energi baru terbarukan (EBT) memiliki dampak positif dan negatif
terhadap lingkungan dan perubahan iklim, diantaranya yaitu:
a. Dampak Positif
1. Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca:
Penggunaan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan
hidro, menghasilkan sedikit atau bahkan tidak ada emisi gas rumah kaca.
Hal ini membantu mengurangi kontribusi sektor energi terhadap
pemanasan global dan perubahan iklim.
2. Kualitas Udara yang Lebih Baik:
Pembangkit listrik berbasis energi terbarukan tidak menghasilkan polusi
udara yang signifikan, berbeda dengan pembangkit listrik konvensional

10 KAMI YANG SESUAIKAN +62 895-3957-33773 - VOLUME 5, NO. 2, JANUARI 2024


yang menggunakan bahan bakar fosil. Hal ini mengurangi risiko polusi
udara dan dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia dan
ekosistem.
3. Konservasi Sumber Daya Alam:
Sumber daya alam yang digunakan oleh energi terbarukan, seperti
matahari dan angin, merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui.
Hal ini membantu dalam konservasi sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dan mengurangi tekanan eksploitasi terhadap lingkungan.
4. Perlindungan Ekosistem:
Proyek-proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga
angin, dapat diintegrasikan ke dalam lanskap tanah yang lebih baik
daripada infrastruktur besar untuk sumber energi konvensional. Hal ini
membantu melindungi ekosistem dan habitat alam.
5. Diversifikasi Energi:
Pemanfaatan energi terbarukan membantu diversifikasi portofolio energi,
mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional yang
terbatas. Hal ini meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi risiko
pasokan.
6. Inovasi Teknologi dan Pekerjaan Baru:
Pengembangan industri energi terbarukan mendorong inovasi teknologi
dan menciptakan peluang pekerjaan baru di sektor energi hijau. Ini dapat
memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi dan pengembangan
teknologi berkelanjutan.
b. Dampak Negatif
1. Dampak Ekologis Lokal:
Pembangunan infrastruktur energi terbarukan, seperti pembangkit listrik
tenaga angin atau hidro, dapat memiliki dampak lokal terhadap
ekosistem dan fauna setempat. Ini termasuk hilangnya habitat dan
perubahan pola migrasi.
2. Penggunaan Lahan:
Proyek-proyek energi terbarukan dapat memerlukan lahan yang luas,
terutama untuk pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Hal ini dapat
ANALISIS DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) DI
INDONESIA

menyebabkan konflik dengan penggunaan lahan lainnya, seperti


pertanian atau konservasi.
3. Pengaruh Visual dan Suara:
Struktur seperti turbin angin atau panel surya dapat memiliki dampak
visual pada lanskap dan menciptakan suara yang dapat mengganggu
lingkungan sekitar, terutama jika proyek-proyek tersebut dekat dengan
pemukiman manusia.
4. Penggunaan Bahan dan Limbah Elektronik:
Pembuatan panel surya dan turbin angin melibatkan penggunaan bahan
seperti logam langka dan plastik, serta pembuangan limbah elektronik.
Pengelolaan limbah ini dapat menjadi masalah lingkungan jika tidak
ditangani dengan benar.
5. Ketergantungan pada Sumber Daya Terbatas:
Meskipun energi terbarukan menggunakan sumber daya yang dapat
diperbaharui, beberapa komponen teknologi, seperti baterai, memerlukan
logam dan mineral tertentu yang dapat terbatas jumlahnya.
6. Variabilitas Energi Terbarukan:
Beberapa jenis energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, dapat
bervariabilitas. Ketersediaan sinar matahari atau kecepatan angin dapat
fluktuatif, memerlukan sistem penyimpanan energi yang efisien.
IV. Dampak Sosial Dan Ekonomi EBT
a. Dampak Sosial
1. Penciptaan Lapangan Kerja:
Industri energi baru terbarukan menciptakan lapangan kerja baru dalam
berbagai tahapan, mulai dari penelitian dan pengembangan hingga
konstruksi dan pemeliharaan infrastruktur. Ini dapat memberikan
manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.
2. Pemberdayaan Masyarakat Lokal:
Proyek-proyek energi terbarukan dapat meningkatkan kemandirian dan
pemberdayaan masyarakat lokal. Pengembangan sumber energi
terbarukan sering melibatkan pelibatan komunitas dalam pengambilan
keputusan, pemilikan bersama, dan pengelolaan proyek.

12 KAMI YANG SESUAIKAN +62 895-3957-33773 - VOLUME 5, NO. 2, JANUARI 2024


3. Peningkatan Akses Energi:
Pengembangan energi terbarukan dapat membantu meningkatkan akses
masyarakat terhadap energi, terutama di daerah terpencil atau yang
belum terjangkau oleh jaringan listrik konvensional. Ini berpotensi
meningkatkan kualitas hidup dan perkembangan ekonomi di daerah
tersebut.
4. Pendidikan dan Pelatihan:
Pertumbuhan industri energi terbarukan menciptakan permintaan akan
keahlian baru. Ini dapat mendorong pelatihan dan pendidikan di bidang
teknologi hijau dan energi terbarukan, meningkatkan keterampilan
tenaga kerja lokal.
5. Meningkatkan Kualitas Hidup:
Pemanfaatan energi terbarukan dapat membantu mengurangi dampak
negatif lingkungan dan polusi udara yang sering terkait dengan sumber
energi konvensional. Ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat.
b. Dampak Ekonomi
1. Pertumbuhan Ekonomi Lokal:
Investasi dalam proyek-proyek energi terbarukan dapat memicu
pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal dan regional. Pajak, royalti, dan
pendapatan dari proyek-proyek tersebut dapat memberikan kontribusi
signifikan kepada perekonomian daerah.
2. Diversifikasi Ekonomi:
Industri energi baru terbarukan membantu dalam diversifikasi ekonomi
daerah, mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor ekonomi tertentu.
Ini dapat meningkatkan ketahanan ekonomi terhadap fluktuasi pasar.
3. Peningkatan Investasi:
Pertumbuhan industri energi terbarukan dapat meningkatkan iklim
investasi, baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Ini menciptakan
peluang baru untuk perusahaan lokal dan internasional untuk
berkontribusi pada pembangunan infrastruktur energi bersih.
4. Stimulasi Inovasi Teknologi:
ANALISIS DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP ENERGI BARU TERBARUKAN (EBT) DI
INDONESIA

Investasi dalam industri energi baru terbarukan mendorong inovasi


dalam teknologi energi dan penyimpanan energi. Ini menciptakan
peluang untuk pengembangan dan penerapan teknologi baru yang dapat
meningkatkan efisiensi dan daya saing.
5. Keseimbangan Pembayaran:
Bergantinya fokus dari sumber energi impor ke produksi energi lokal
dapat mengurangi ketergantungan pada energi impor, memperbaiki
keseimbangan pembayaran negara.
6. Manfaat bagi Industri Terkait:
Pertumbuhan industri energi baru terbarukan dapat memberikan manfaat
kepada industri terkait seperti manufaktur peralatan energi terbarukan,
penelitian dan pengembangan, dan sektor jasa terkait.

KESIMPULAN DAN SARAN

Industri energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tentu saja membawa dampak
positif dan negative yang signifikan. Dampak positif yang signifikan, adopsi energi baru
terbarukan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, membantu
mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

14 KAMI YANG SESUAIKAN +62 895-3957-33773 - VOLUME 5, NO. 2, JANUARI 2024


Di sisi lain, selain dampak positif energi baru terbarukan juga memiliki dampak
negatif yaitu seperti Penggunaan Lahan Dimana Proyek-proyek energi terbarukan dapat
memerlukan lahan yang luas, terutama untuk pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
Hal ini dapat menyebabkan konflik dengan penggunaan lahan lainnya, seperti pertanian
atau konservasi.

Dengan mempertimbangkan kedua dampak tersebut maka penting untuk


mengembangkan kebijakan yang mendukung investasi dan inovasi dalam industri
energi baru terbarukan.

Bibliography
Dr. Budi Pramono, S. M. (2023). Transformasi Digital Manajemen Operasional
Industri EBT. Indonseia, Jawa Barat: CV.Aksara Global Akademia.

Ahsan, M. (2021). Tantangan dan peluang pembangunan proyek pembangkit listrik


energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Sutet, 11(2), 81-93.
Sidik, A., Lumbantobing, H., Indrawan, B., Edwinanto, E., Putra, Y., Imamulhak, Y., &
Rinaldi, R. (2023). Studi Potensi Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT)
untuk Mendukung Sistem Ketenagalistrikan di Wilayah IKN. Jurnal SISKOM-
KB (Sistem Komputer dan Kecerdasan Buatan), 6(2), 137-144.
Firdaus, I. (2022). DUKUNGAN KEBIJAKAN DAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN UNTUK MENGAKSELARASI AKTIVITAS RISET ENERGI
BARU TERBARUKAN DI INDONESIA. Jurnal Rechts Vinding: Media
Pembinaan Hukum Nasional, 11(3).
Sinaga, D. H., Sasue, R. R. O., & Hutahaean, H. D. (2021). Pemanfaatan Energi
Terbarukan Dengan Menerapkan Smart Grid Sebagai Jaringan Listrik Masa
Depan. Journal Zetroem, 3(1), 11-17.
Prahastono, S. A., Setiawan, A. A., & Wilopo, W. (2023). Perancangan pemanfaatan
energi baru terbarukan berbasis tenaga hibrida untuk meningkatkan rasio
elektrifikasi (studi kasus: Kecamatan tulakan, kabupaten pacitan). Journal
Altron; Journal of Electronics, Science & Energy systems, 2(02), 18-29.

You might also like