Essai Iccha
Essai Iccha
Essai Iccha
- yang memotivasi saya menjadi Guru Penggerak adalah saya ingin mempelajari hal-hal
baru di program Pendidikan Guru Penggerak. saya ingin meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi atau kemampuan saya sebagai seorang guru khususnya guru
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. saya yakin ketika mengikuti pendidikan Guru
Penggerak banyak wawasan dan pengetahuan baru yang akan saya peroleh dan dapat saya
tularkan nantinya kepada rekan-rekan sejawat/guru di sekolah saya. Dengan menjadi Guru
Penggerak saya akan lebih siap mengikuti perkembangan jaman dan teknologi dalam
dunia pendidikan. sehingga saya bisa menjadi guru yang dapat membimbing peserta didik
dengan tepat.
-yang saya lakukan dalam mewujudkan motivasi tersebut adalah berusaha semaksimal
mungkin mengikuti setiap kegiatan dalam program pendidikan guru penggerak nantinya
jika saya lulus tahap seleksi. Dengan harapan setelah saya mengikuti pendidikan guru
penggerak saya dapat memiliki kemampuan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik, serta dapat memovasi dan memberi contoh baik bagi
rekan sejawat saya di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
- Di sekolah tempat saya bertugas dulu di kabupaten oku selatan, belum terdapat fasilitas
ibadah seperti mushola. saya melihat banyak siswa yang memiliki perilaku yang kurang
pantas seperti mencuri, merokok membolos, melawan dengan guru dan jahil dengan
teman. melihat hal itu saya mengusulkan di rapat sekolah untuk pembangunan mushola
sebagai fasilitas ibadah dengan harapan semakin peserta didik mendapatkan pengajaran
agama yang baik maka perlaku mereka akan berubah ke arah lebih baik. usul saya diterima
oleh pihak sekolah, kemudian dimulailah penggalangan dana untuk pembangunan
mushola, baik dai infaq siswa yang dikumpulkan setiap hari jumat maupun dari dana
sekolah. Setelah mushola di bangun dibuatlah jadwal shalat jumat berjamaah, bergantian
setiap kelas perminggu. dan hal itu tetap berjalan sampai sekarang. saya melihat sudah ada
perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik, meskipun tentunya masih perlu
dibimbing setiap saat.
- di sekolah tersebut juga, sampah plastik menjadi masalah yang menggunung. sampah
bekas minuman gelas kemasan saya lihat berserak di setiap sudut sekolah. setiap hari
tempat sampah penuh dengan sampah plastik yang kemudian di bakar sehingga
menimbulkan asap yang mencemari udara. melihat hal tersebut saya mengajak wakil
kepala sekolah bidang kurikulum dan kesswaan untuk berdiskusi mencari solusinya.
karena masalah itu berkaitan dengan pihak kantin yang menjual makanan dan minuman
kemasan plastik. saya mengusulkan pemberhentian penggunaan plastik sebagai kemasan
dan pemberhentian penjualan makanan plastik. hal tersebut kemudian kami bahas dalam
rapat bersama pihak kantin. karena demi kebaikan sekolah, pihak kantin menyetujui dan
akhirnya merka beralih menjadi berjualan tanpa kemasan plastik, atau dengan
menggunakan gelas dan piring plastik yang bisa dicuci dan dipakai berulang kali.
Dampaknya sangat terlihat nyata, sampah kemasan plastik lambat laun menghilang dari
lingkungan sekolah, sehingga sekolah manjadi terlihat lebih bersih dan jauh dari polusi
udara.
-di sekolah baru tempat saya bertugas di kabupaten oku timur, untuk masalah sampah
plastik sudah tidak menjadi masalah karena kantin tidak menjual makanan kemasan.
mushola juga sudah ada karena kebetulan sekolah saya adalah sekolah penggerak jadi
sudah jauh lebih baik dari sekolah tempat saya bertugas yang sebelumnya. tapi karena
kantin yang diperbolehkan berjualan hanya satu, sering saya melihat anak berdesak-
desakan untuk membeli makanan. maka dari itu saya secara pribadi memberikan contoh
kepada siswa di kelas untuk membawa minuman dan makanan sendiri dari rumah. setiap
masuk kelas saya selalu membawa botol minuman agar siswa melihat secara langsung
contoh yang saya berikan. Kemudian kadang-kadang saya juga membawa bekal makanan
dari rumah untuk dimakan bersama-sama dengan siswa saya sehingga mereka bisa melihat
contoh baik, yang kebetulan sejalan dengan materi yang sedang saya ajarkan di kelas 8
mengenai Nutrisi Makanan.
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran
dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang
Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Di awal semester ini saya mulai bertugas di sekolah yang baru di kabupaten ogan
komering ulu timur. Sekolah saya adalah sekolah penggerak yang mana di kelas 7 dan 8
sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Dalam masa adaptasi, saya memperhatikan
siswa-siswa di kelas. ada beberapa siswa yang saya temui di beberapa kelas yang saya
curigai mengalami hambatan, misalnya Slow Learner dan lainnya. Siswa tersebut saya
lihat lamban memahami materi pelajaran dan kesulitan untuk mengikuti pelajaran seperti
siswa lainnya dikelas. Beberapa siswa juga mengalami hambatan membaca (Diskleksia)
dan hambatan menulis (Disgrafia) serta hambatan berhitung (Diskalkulia)
Kebetulan saat itu saya juga sedang mengikuti Bimtek GURU PEMBMBING KHUSUS
Tahap Penguasaan Keterampilan. Sehingga saya menerapkan keterampilan yang saya
dapatkan ketika Bimtek yaitu keterampilan Mengidentifikasi Peserta Didik yang di
curigai mempunyai hambatan.
Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang
telah direncanakan?
Saya tidak menghadapi kesulitan yang cukup berarti dalam proses mengidentifikasi
hingga mengaplikasikan pengetahuan yang saya peroleh melalui BIMTEK Guru
Pembimbing Khusus dalam membantu Peserta Didik Berkebutuhan Khusus mengatasi
hambatan mereka.
Pihak-pihak terkait juga tidak memberikan penolakan. Orang tua justru sangat
mendukung kami karena mereka secara pribadi merasa tidak cukup mampu untuk
membantu anak mereka dikarenakan latar belakang pendidikan maupun kesibukan
bekerja mencari nafkah.
saya sangat senang dengan respon orang tua serta pihak lain seperti Guru Mata pelajaran
dan Guru Bimbingan Konseling yang turut mendukung dan membantu saya dalam
mencapai tujuan yaitu memfasilitasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus dalam
mengatasi hambatan mereka.
Upaya yang saya lakukan untuk mencapai tujuan yang telah direcanakan yaitu:
1) melakukan identifikasi terhadap siswa yang di curigai sebagai PDBK
2) melakukan asesmen sesuai hasil identifikasi
3)menyusun planning Matrix sehingg dapat memetakan kelemahan atau hambatan
PDBK
4) membuat Program Pembelajaran Individual yang sesuai dengan hambatan PDBK
5) membuat RPP akomodatif yang dapat memfasilitasi kebutuhan PDBK
6) menerapkan pembelajaran akomodatif dan menyediakan bimbingan khusus bagi
PDBK sesuai dengan hambatan masing-masing.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?
Upaya yang saya lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk
bekerja sama yaitu:
1) bersikap profesional. sebagai guru saya harus bersikap profesional terhadap pekerjaan
saya. Ketika melihat peserta didik mengalami kesulitan atau hambatan belajar saya wajib
tanggap mencari solusi untuk permasalahan tersebut demi kebaikan Peserta didik.
2) melaporan kepada kepala sekolah mengenai BIMTEK GPK yang telah saya
selesaikan, sehingga Kepala Sekolah mengetahui bahwa saya telah memiliki pemahaman
dan kemampuan penguasaan keterampilan dalam menjadi Guru Pembimbing Khusus
bagi Peserta didik berkebutuhan khusus.
3) menyusun bahan sosialisasi tentang peran dan fungsi GPK yang nantinya bahan
tersebut akan disosialisaskan kepada rekan guru sehingga Guru lain akan dapat ikut
memahami dan mendukung upaya yang saya lakukan dalam mencapai tujuan saya.
4) mensosialisasikan tentang peran dan fungsi Guru Pembimbing Khusus kepada rekan
guru. Mensosialisasikan dilakukan dengan cara In House Training. penjabaran materi
serta diskusi tanya jawab di antara sesama rekan guru guna menularkan pemahaman dan
keterampilan menjadi guru pembimbing khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
5) bersama-sama dengan rekan guru lain terkait berkesinambungan memfasilitasi peserta
didik berkebutuhan khusus dalam upaya mengatasi hambatan belajar mereka. Saya
meminta bantuan guru Bimbingan Konseling untuk memberikan perhatian khusus ke
PDBK agar pdbk tersebut dapat secara konsisten mengatasi hambatan mereka. Saya juga
meminta bantuan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika untuk
memberikan bimbingan khusus kepada pdbk agar dapat mengatasi hamabatan belajar
mereka.
Bagaimana hasilnya?
Dari upaya kerjasama dan koordinasi yang terjalin baik antara saya Guru Pembimbing
Khusus, guru Bimbingan Konseling dan Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan guru
Matematika, serta wali murid, hasilnya saat ini peserta didik berkebutuhan khusus
tersebut mengalami kemajuan dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang menjadi
hambatan seperti ketidakmampuan siswa membaca lancar, memahami bacaan serta
ketidakmampuan siswa melakukan penghitungan bilangan ratusan saat ini secara
berangsur berkurang. Peserta didik tersebut mulai lancar membaca kata bahkan kata
KVV yang dulunya peserta didik tersebut kebingungan dalam membaca. Begitu juga
dalam hal berhitung. Akan tetapi tentunya masih terus membutuhkan upaya yang
berkesinambungan dalam membantu peserta didik berkebutuhan khusus tersebut.
3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui
dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi
situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.
(500 ) Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang
Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Permasalahan yang pernah saya hadapi yang menjadi tantangan yang saya temui dalam
menjalankan tugas pekerjaan terjadi di awal pandemi covid 19 di awal tahun 2020.
Sebelum pandemi covid 19 sistem belajar mengajar di sekolah dilaksanakan secara tatap
muka, akan tetapi karena adanya pembatasan saat pandemi maka kegiatan belajar
mengajar tidak mungkin dilaksanakan secara tatap muka. Saat itu sekolah diliburkan di
awal pandemi, sedangkan kegiatan belajar mengajar wajib tetap harus terlaksana. kami
guru-guru dan saya khususnya bingung mengatasi hal tersebut. Karena kewajiban kami
untuk memfasilitasi dan membimbing siswa dalam kegiatan belajar mereka. Saat itu di
minggu kedua setelah satu minggu kami persiapan antara lain membuat grub kelas di
whatsapp, kami mencoba melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan cara penugasan
melalui grub whastapp.
Masalah sedikit teratasi akan tetapi muncul masalah baru, dimana kegiatan belajar siswa
tidak terpantau dengan baik, selain itu juga siswa cenderung pasif, kerena pembelajaran
benar-benar hanya berpatokan pada buku paket sebagai pegangan siswa, siswa hanya di
beri waktu untuk membaca, mengerjakan tugas, berdiskusi dan bertanya di grub tanpa
adanya tatap muka dengan guru dan antar siswa. Oleh sebab itu saya tertantang untuk
mengubah cara belajar mengajar saya agar siswa dapat terbimbing secara tepat. Dalam
mencari solusi dari permasalahan tersebut saya berdiskusi dengan rekan kerja untuk
mencapai solusi yang terbaik bagi peserta didik.
(1000 karakter) Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut
secara komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam
situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Belajar mengajar dengan sistem penugasan melalui grub whatsapp tidak dapat memantau
siswa dengan tepat dalam proses pembelajarannya. Seringkali siswa mengumpulkan tugas
yang entah dari mana jawabannya dan terkadang bukan siswa tersebut yang mengerjakan.
Peserta didik cenderung tidak aktif dalam kegiatan belajar, karena mereka hanya
mengandalkan buku paket dari sekolah. Upaya yang saya lakukan yaitu saya
berkolaborasi degan guru lain di sekolah, bertukar pendapat dan pikiran tentang
bagaimana cara mengelola kelas dan melaksanakan pembelajaran daring yang baik dan
efektif untuk peserta didik. Saya berliterasi melalui internet baik di google maupun
youtube tetang cara efektif mengelola kelas daring agar peserta didik aktif mengikuti
pembelajaran meskipun dari rumah. Selain itu saya juga meminta saran dan masukan dari
teman guru dari sekolah lain bakhkan dari kabpaten lain mengenai cara mereka
melaksanakan pembelajaran daring. Saya juga mengikuti pelatihan-pelatihan atau
workshop yang terkait dengan sistem pembelajaran daring agar dapat menunjang kegiatan
belajar
Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?
4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman
Anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan Anda.
Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?
Pengalaman saya mendapatkan masukan atau umpan balik terjadi di akhir tahun 2019,
ketika itu saya mengikuti Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) pada tanggal 18
November 2019 sampai 30 Desember 2019 di SMAN 1 Runjung Agung. PKP adalah
program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru
dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS).
Umpan balik yang saya dapatkan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS). Menurut Guru Inti (GI) rencana pelaksanaan pembelajaran yang saya buat
belum berorientasi HOTS, dilikan dari belum terpenuhinya keterampilan abad 21 4C
yaitu keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan
masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan
berkolaborasi (collaboration).
Menerima masukan dan umpan balik tersebut saya merasa senang dan berterima kasih
karena tentunya masukan tersebut demi kemajuan perkembangan keterampilan mengajar
saya.
Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan
diri Anda?
Sikap saya dalam menerima masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan diri
saya yaitu saya menerima dengan senang hati karena masukan tersebut dapat memperbaiki
kekurangan saya dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
berorientasi HOTS atau High Order Thingking Skill. Berdasarkan arahan dari Guru Inti
saya mulai memahami bagaimana penyusunan RPP HOTS. Kemudian saya mulai
mencoba memperbaiki RPP yang saya buat dengan membuat beberapa penyesuaian atau
perbaikan diantaranya penyesuaian kata kerja operasional pada tujuan pembelajaran
sehingga peserta didik diharapkan dapat berpikir tingkat tinggi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
penyesuaian selanjutnya yaitu pada model dan metode pembelajaran yang terpusat pada
peserta didik yang tergambar dari tahapan pembelajaran yaitu pada kegiatan pembelajaran,
sehingga peserta didik lebih aktif dalam menemukan konsep materi.
pada kegiatan pembelajaran langkah-langkahnya harus dapat membimbing peserta didik
untuk berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical
thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi
(collaboration), yang juga mengarahkan peserta didik untuk secara aktif berliterasi secara
mandiri.
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda,
Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda?
Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat
Anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran Anda?
Untuk mendukung pengembangan diri saya sebagai seorang guru ada beberapa hal yang
saya lakukan selain daripada memperbaiki kekurangan saya berdasarkan dari masukan
guru inti, yaitu:
1) saya mencoba mengenali kelebihan dan kekurangan diri saya sebagai seorang
pendidik. kekurangan yang ada saya minimalisir agar lebih memaksialkan kemampuan
saya. kelebihan yang saya miliki tentunya dapat mendukung saya dalam proses
pengembangan diri pada kemampuan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
berorientasi HOTS.
2)mengevalusi kinerja saya sebagai seorang pendidik. bagaimana saya selama ini dalam
proses membimbing peserta didik dalam menguasai keterampilan abad 21.
3)belajar sepanjang hayat. dengan menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat saya terus
menggali kompetensi yang seharusnya saya miliki sebagai seorang pendidik. Saya
mengikuti pelatihan-pelatihan atau workshop yang mendukung perkembangan diri saya
sebagai seorang pendidik.
4)Berani keluar dari zona nyaman. saya mencoba hal-hal baru seperti menerapkan
pengetahuan yang saya peroleh dari pelatihan, berani merubah kebiasaan lama menjadi
kebiasaan baru yang khususnya dalam merancang kegiatan pembelajaran yang
berorientasi HOTS.
Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan
Anda?
Setelah proses pembelajaran pada program PKP, saya menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang berorientasi hots. Kemudian dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas saya menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang berorientasi HOTS.
Kepala Sekolah mengapresiasi perubahan yang saya terapkan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Peserta didik juga menjadi lebih antusias dan aktif selama kegiatan pembelajaran,
meskipun di awal mereka harus dibimbing untuk mengemukakan pertanyaan terkait
permasalahan yang hadirkan, membimbing mereka untuk berpikir krestif dan kritis, serta
berkolaborasi untuk mencapai pemecahan masalah.
akan tetapi seiring berjalannya waktu mereka semakin membiasakan diri untuk menjadi
kritis ketika mempelajari suatu konsep.
Beberapa rekan guru, atas arahan kepala sekolah, meminta saya untuk menularkan hasil
dari program pelatihan PKP. saya dengan senang hati berbagi pengalaman dan
pengetahuan yang saya dapatkan selama pelatihan. Saya juga berbagi RPP yang telah saya
buat sebagai referansi mereka untuk menyusun rpp yang berorientasi hots. kami juga
berdiskusi dan berkolaborasi demi terciptanya suasana belajar yang aktif dan efektif.
Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun
kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Hal yang menjadi fokus pengembangan saya adalah membimbing bapak saya membuat
video pembelajaran. Proses pembuatan video pembelajaran di lakukan secara bersama,
kolaborasi antara saya, Bapak dan Ibu. Prosesnya dimulai dari persiapan materi ajar,
dimana disini yang mempersiapkan materi ajar adalah ibu. Setelah materi ajar siap, kami
melakukan proses perekaman.
Proses perekaman dilakukan oleh bapak. Kemudian hasilrekaman tersebut tentunya perlu
di edit agar hasilnya lebih baik, saat itulah saya membimbing Bapak dalam proses editing
video. Editing video disini menggunakan aplikasi camtasia.
Untuk mencapai hasil pengembangan yang di harapkan perlu di bangun sebuah
kesepakatan di antara pihak-pihak yang berkolaborasi. Oleh karena itu kami membangun
kesepakatan bersama. yang pertama, saya pribadi berkomitmen membimbing dan
membantu Bapak sampai Bapak dapat memproduksi video sendiri dengan lancar. Untuk
menjalankan komitmen itu saya perlu mengatur jadwal pekerjaan rumah saya dengan lebih
tepat. Menjadwalkan waktu latihan setiap hari setelah kami pulang sekolah, dan di malam
hari. Bapak juga berkomitmen untuk giat berlatih sampai bisa mengedit video sendiri.
Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda
temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda
lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Beberapa dukungan yang saya berikan kepada Bapak yaitu yang pertama yaitu saya
memberikan motivasi atau dorongan dan bimbingan ke bapak agar tetap semangat.
Untungnya bapak pribadi meyakini bahwa umur tidak menjadi penghalang bagi seseorang
untuk bisa maju dan berkembang. dengan keyakinan yang kuat, tekun dalam mencoba dan
berlatih, rajin mengulang-ulang kembali apa yang telah dipelajari bukan tidak mustahil
pengunaan aplikasi camtasia yang awalnya tidak bisa menjadi bisa dan lihai dalam
pengoprasiannya, sehingga beliau dapat menjadi mahir dalam mengedit video.
Yang kedua saya membimbing bapak secara perlahan-lahan dengan memberikan contoh
terlebih dahulu dan meminta beliau untuk memperhatikan tahap demi tahap apa yang saya
kerjakan di aplikasi camtasia. setelah selesai barulah beliau mencoba sendiri setiap
tahapannya dengan masih dibawah pengawasan saya. Membimbing orang tua yang sudah
hampir mendekati pensiun bukanlah hal yang mudah. bagi saya pribadi perlu kesabaran
yang ekstra dan merupakan tantangan tersendiri untuk bisa membimbing beliau sampai
bisa.
Hambatan yang saya temui selama membimbing beliau yaitu karena bapak usia nya sudah
mendekati pensiun, maka bapak sering lupa menu apa yang harus dipilih selama mengedit
video menggunakan camtasia, misalnya untuk mengedit background atau menghilangkan
backsound pada hasil rekaman. Hambatan lain yang kami temui yaitu sinyal internet yang
tidak stabil. Karena ketika merendering video membutuhkan jaringan internet, maka
ketika jaringan tidak stabil proses rendering membutuhkan waktu yang lama.
Upaya yang saya lakukan untuk mempertahankan motivasi bapak yaitu tetap terus sabar
dalam membimbing bapak, serta selalu memantau kemajuan beliau dalam memproduksi
video pembelajaran dengan cara menanyakan sampai sejauh mana kemajuan beliau dalam
menggunakan aplikasi, memberikan perhatian serta pendampingan.
Bagaimana hasilnya?
Dengan ketekunan beliau dalam mempelajari proses produksi video pembelajaran sesuai
dengan bimbingan saya selama proses produksi, beliau mula dapat memproduksi video
pembelajaran sendiri yang akhirnya dapat di gunakan Ibu untuk mengajar daring di kelas
grub whatsApp. selain itu bapak juga mulai memproduksi video pembelajaran sendiri
dengan materi Bimbingan Konseling di tingkap SMP. Selain itu karena beliau rajin
berliterasi di google dan youtube akhirnya setalah melihat saya membagikan video
pembelajaran yang saya buat melalui channel youtube, secara mandiri beliau juga
membuat channel youtube sendiri yang di dalamnya di upload video pembelajaran.