KIE METODE Kanguru Stase BBL
KIE METODE Kanguru Stase BBL
KIE METODE Kanguru Stase BBL
A. Latar Belakang
Berat badan lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai neonatus yang
lahir terlalu kecil yaitu bayi yang lahir terlalu kecil yang lahir dengan berat
badan antara 500 gram sampai kurang dari 2500 gram (Daswati, 2021).
Berat badan lahir rendah membutuhkan bantuan yang lebih intensif dan
waktu yang lebih lama untuk penyesuaian kehidupan di luar rahim dan juga
memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan mendapatkan ASI yang cukup
untuk pertumbuhannya. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan
kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit secara langsung dengan
ibunya (Daswati, 2021).
Beberapa faktor risiko terjadinya bayi berat lahir rendah yaitu umur ibu,
paritas, dan status ekonomi. Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah tertinggi pada
pada kelompok umur ibu 35 tahun, pada paritas >3, dan ibu dengan status
ekonomi rendah. Penelitian lain yang dilakukan Hajizadeh et al, mengatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR antara lain adalah usia
kehamilan, usia ibu, riwayat abortus dan tingkat pendidikan (Trisnawati,
2021).
Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka
kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur
dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar
sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per
tahun. Menurut data badan kesehatan dunia WHO (World Health
Organization), menyatakan bahwa prevalensi bayi dengan berat lahir rendah
di dunia yaitu 15,5% atau sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap tahun, sekitar
96,5% diantaranya terjadi di negara berkembang (Novitasari, dkk, 2020).
Salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi kesakitan dan
kematian yang disebabkan oleh BBLR adalah dengan menggunakan
perawatan metode kanguru. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat
guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan apabila fasilitas untuk
perawatan BBLR sangat terbatas. Namun di kalangan masyarakat Indonesia,
metode kanguru belum banyak dikenal, padahal metode ini cukup efektif dan
mudah dilakukan (Ridho, 2021).
Menurut Penelitian Sulistyowati, (2015) menyebutkan dalam
pelaksanaan tindakan Perawatan Metode Kanguru di Rumah Sakit Margono
Soekarjo Purwokerto terdapat beberapa hambatan antara lain rendahnya
kemauan pasien untuk menerapkan metode kanguru.
Perawatan Metode Kanguru (PMK) bermanfaat dalam menurunkan
secara bermakna jumlah neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal,
menghindari bayi berat lahir rendah dari kedinginan (hipotermia),
menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya infeksi, meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan pemberian ASI, dan
meningkatkan ikatan (bonding) antara ibu dan bayi. Guna meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap metode perawatan kanguru perlu
dikenalkan lebih lanjut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi Praktik
Tentang Perawatan Metode Kanguru (PMK) Pada Ibu Nifas Dengan Bayi
Berat Lahir Rendah sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan serta
menganalisa efektifitas Praktik Tentang Perawatan Metode Kanguru (PMK)
Pada Ibu Nifas Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (Ridho,2021).
Dampak jika tidak dilakukan penkes metode kanguru yaitu kurang
pengetahuan tentang metode kanguru (Yulianti,dkk. 2019).
Alasan pentingnya dilakukan KIE metode kanguru akan meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang metode kanguru.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan Tindakan KIE metode kanguru
2. Untuk membuat kondisinya lebih kuat dan stabil, metode kanguru juga
baik untuk meningkatkan fungsi organ tubuh bayi premature.
3. Metode ini juga diketahui dapat membuat detak jantung bayi prematur
menjadi lebih stabil dibandingkan dengan bayi prematur yang tidak
menjalani metode
C. Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan Tindakan KIE metode kanguru
2. Manfaat Perawatan metode kangguru adalah sebagai berikut :
Manfaat Perawatan Metode Kangguru bagi bayi
Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa manfaat perawatan metode
kangguru pada bayi adalah sebagai berikut :
a. Suhu tubuh bayi, denyut jantung dan frekuensi pernapasan relatif
terdapat dalam batas normal
b. BBLR lebih cepat mencapai suhu yang 36,5° C terutama dalam waktu
1 jam pertama.
c. ASI selalu tersedia dan mudah didapatkan sehingga memperkuat
sistem imun bayi karena meningkatnya produksi ASI.
d. Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan sehingga
menurunkan stres ditandai dengan kadar kortisol yang rendah.
e. Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku yang ditandai dengan
waktu pemulihan yang lebih singkat.
f. Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat.
g. Meningkatkan ikatan bayi-ibu.
h. Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan
kognitif yang dilihat dari lebih tingginya skor Indeks Perkembangan
Mental Bayley.
i. Waktu tidur menjadi lebih lama yang antara lain ditandai dengan
jumlah waktu terbangun yang lebih rendah.
j. Menurunkan infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran
pernapasan bawah.
k. Memperpendek masa rawat.
l. Menurunkan risiko kematian dini pada bayi.
m. Memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur.
n. Dapat menjadi intervensi yang baik dalam mengangani kolik.
o. Memiliki pengaruh positif dalam perkembangan motorik bayi.
p. Kelangsungan hidup pada bayi BBLR lebih cepat membaik pada
kelompok PMK daripada bayi dengan metode konvensional pada 12
jam pertama dan seterusnya.
q. Bayi yang sangat prematur tampaknya memiliki mekanisme endogen
yang diakibatkan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi dalam
menurunkan respon nyeri.
r. Waktu pemulihan yang lebih singkat pada PMK secara klinis penting
dalam mempertahankan homeostasis.
D. Indikasi
1. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
2. Tidak terdapat kelainan atau penyakit menyertai
3. Refleks isap dan koordinasi menelan baik
4. Suhu tubuh stabil
5. Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, ini sangat mendukung dalam
keberhasilan
E. Kontra Indikasi
Tidak ada
F. Persiapan Alat dan Bahan
1. SAP
2. LEAFLET
G. Prosedur
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengidentifikasi kebutuhan atau indikasi klien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan prosedur Tindakan
c. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
3. Tahap kerja
a. Menjelaskan pengertian metode kanguru
Meski menggunakan nama kangguru, metode ini bukan berasal
dari Australia. Rey dan Martinez dari Kolumbia yang pertama kali
memperkenalkan metode ini pada tahun 1979. Dinamakan kangaroo
mother care karena metode ini meniru perilaku binatang asal Australia
yang menyimpan anaknya dikantung perutnya (HTAI, 2008).
Perawatan metode kangguru adalah perawatan untuk bayi berat
badan lahir rendah dengan melakukan kontak langsung antara kulit
bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact). Metode ini sangat tepat
dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan
bayi dengan BBLR.Prinsip dasar Perawatan metode kangguru adalah
mengganti perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam inkubator
dengan metode kangguru. Hal ini disebabkan karena kurangnya
fasilitas terutama inkubator dan tenaga kesehatan perawatan BBLR,
penggunaan inkubator memiliki keterbatasan yaitu memerlukan
tenaga listrik (Mitayani, 2009).
b. Cara Melakukan Perawatan Metode Kanguru
1) Beri bayi topi, popok, dan kaos kaki
2) Letakkan bayi di antara payudara ibu, dengan posisi tegak
langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi
pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk,
kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak
sedikit mendongak atau ekstensi.
3) Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan
ibu, dan bayi diletakkan di antara payudara ibu, baju
ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di
perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
4) Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan
handuk atu kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat
sedemikian rupa untuk menjaga tubuh bayi.
5) Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bergerak bebas walau
berdiri, duduk, jalan, makan,dan mengobrol. Pada waktu tidur,
posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa
bantal di belakang punggung ibu
6) Bila ibu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.
(Kementerian Kesehatan RI, 2010)
c. Prosedur Metode Kanguru
Tahapan penggunaan metode kangguru menurut Kementerian
Kesehatan RI (2017) meliputi :
1) Persiapan Ibu
a) Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi
menggunakan sabun 2-3 kali sehari
b) Membersihkan kuku dan tangan
c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
d) Selama pelaksanaan Perawatan metode kangguru ibu tidak
memakai bra
e) Memakai kain baju yang dapat direnggangkan atau
dilonggarkan
2) Persiapan Bayi
a) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan
kain bersih dan hangat.
b) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama
penggunaan metode ini.
c) Posisi bayi vertikal ditengah payudara atau sedikit kesamping
kanan/kiri sesuai dengan kenyamanan bayi dan ibu. Usahakan
kulit bayi dan ibu saling kontak.
d) Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap
ibu. Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain
selendang di sekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi.
4. Terminasi
a. Merapikan klien dan alat
b. Mengevaluasi respon pasien
c. Mengucapkan salam
d. Mencuci tangan
e. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien
H. Referensi
Daswati. 2021. Menurunkan Kecemasan Ibu Nifas Dengan Metode Kanguru.
Bandung : Media Sains Indonesia.
Novitasari, A., M.S, Hutami, dan TYR Pristya. 2020. Pencegahan dan
Pengendalian BBLR di Indonesia: Systematic Review. Indonesian Journal
of Health Development, Tahun MMXX, Volume 2, Nomor 3,: 176-178
Novitasari, A., M.S, Hutami, dan TYR Pristya. 2020. Pencegahan dan
Pengendalian BBLR di Indonesia: Systematic Review. Indonesian Journal
of Health Development, Tahun MMXX, Volume 2, Nomor 3,: 176-178
Ridho. 2021. Perawatan pada bayi dengan BBLR. Sulawesi Selatan : Pustaka
Taman Ilmu.
Trisnawati, Reineldis E., dkk. 2021. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Kebidanan. Tahun MMXX,
Volume 10, Nomor 1,: 38.
Yulianti, N.T., dan Karnilan LNS. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi
Baru Lahir. Makasar: Cendekia Publiser.
Mengetahui
Plt. Ka prodi pendidikan profesi bidan