Done Skripsi - Wilda

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 62

HUBUNGAN PENGETAHUAN WUS TENTANG GDM

DENGAN GAYA HIDUP DI DESA KEMANG


INDAH WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS TAMBANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana S1 Kebidanan Program Studi S1 Kebidanan

Disusun Oleh

WILDA AMELIA
NIM.2015201030

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2024
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan Hasil Penelitian yang Berjudul
HUBUNGAN PENGETAHUAN WUS TENTANG GDM DENGAN
GAYA HIDUP DI DESA KEMANG INDAH WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS TAMBANG

Disusun oleh

Nama : Wilda Amelia


Nim : 2015201030
Program Studi : S1 Kebidanan
Bangkinang, Juni 2024

Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II

Nila Kusumawati, S.Kep, MPH Sri Hardianti, SST, M.Si


NIDN. 1021068305 NIDN. 1011119002

Mengetahui
Program Studi S1 Kebidanan
Ketua,

Fitri Apriyanti, M.Keb


NIDN. 1029048902
ABSTRAK

Wilda Amelia. (2024): Hubungan Pengetahuan WUS tentang GDM dengan


Gaya Hidup di Desa Kemang Indah Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Tambang
Gaya hidup yang sehat dapat menjadi salah satu faktor yang bisa
mencegah terjadinya resiko GDM pada masa kehamilan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan tentang
GDM dengan gaya hidup seorang WUS. Penelitian ini dilakukan di desa
Kemang Indah Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tambang, Kecamatan
Tambang pada tanggal 5-12 Mei 2024. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Teknik
pegambilan sampel menggunakan teknik concetutive sampling dengan
total sampel berjumlah 156 WUS. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner elektronik. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan
bahwa ada hubungan pengetahuan tentang GDM dengan gaya hidup
seorang WUS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara pengetahuan dan gaya hidup seorang WUS. Dengan
adanya penelitian ini peneliti berharap untuk dilakukan pendidikan
kesehatan yang intensif oleh tenaga kesehatan terhadap WUS sehingga
WUS dapat meningkatkan pengetahuan dan melakukan perubahan gaya
hidup guna untuk menghindari resiko GDM pada kehamilan dan untuk
WUS yang sudah terdiagnosis GDM pada kehamilan sebelumnya untuk
dapat mengubah gaya hidup supaya nanti pada kehamilan selanjutnya
resiko GDM ini tidak terjadi lagi.
Kata kunci : WUS, Pengetahuan, Gaya Hidup, GDM

PAGE \* MERGEFORMAT ix
ABSTRACK

Wilda Amelia. (2024): Relationships WUS Knowledge about GDM with


Village Lifestyle Kemang Indah, Mining Health
Center UPT Working Area
A healthy lifestyle can be one of the factors that can prevent the risk of
GDM during pregnancy. This research aims to identify the relationship
between knowledge about GDM and the lifestyle of a WUS. This
research was conducted in Kemang Indah village, Tambang Health
Center UPT Working Area, Tambang District on 5-12 May 2024. This
type of research is quantitative with a cross sectional approach design.
The sampling technique used continuous sampling technique with a total
sample of 156 WUS. The data collection technique uses an electronic
questionnaire. The Chi-Square Test results show that there is a
relationship between knowledge about GDM and the lifestyle of a WUS.
The results of this study show that there is a relationship between
knowledge and the lifestyle of a WUS. With this research, researchers
hope that intensive health education will be carried out by health workers
for WUS so that WUS can increase their knowledge and make lifestyle
changes in order to avoid the risk of GDM in pregnancy and for WUS
who have been diagnosed with GDM in previous pregnancies to be able
to change their lifestyle so that Later in the next pregnancy the risk of
GDM will no longer occur.
Keywords : WUS, Knowledge , Lifestyle , GDM

PAGE \* MERGEFORMAT ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan WUS Tentang

GDM Dengan Gaya Hidup Di Desa Kemang Indah Wilayah Kerja UPTS

Puskesmas Tambang”

Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan Program Studi S1 Kebidanan Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai. Dalam menyelesaikan Skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Amir Lutfi selaku Rektor Universitas Pahlawan Tuanku

Tambusai.

2. Ibu Dewi Anggriani Harahap, S.ST, M.Keb selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.

3. Ibu Fitri Apriyanti, M.Keb selaku Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.

4. Ibu Nila Kusumawati, S.Kep, MPH selaku Pembimbing I yang telah banyak

memberikan masukan dalam materi, meluangkan waktu, pikiran, bimbingan

serta arahan dan membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

5. Ibu Sri Hardianti, S.ST, M.Si selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan dalam materi, meluangkan waktu, pikiran, bimbingan

serta arahan dan membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.

6. Ibu Dewi Anggriani Harahap S.ST, M.Keb selaku Penguji I yang telah

PAGE \* MERGEFORMAT ix
membantu dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini.

7. Ibu Dhini Anggraini Dhilon S.ST, M.Keb selaku Penguji II yang telah

membantu dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini.

8. Bapak dan ibu Dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peneliti dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

9. Ibu Nurafridani, S.Tr.Keb selaku Bidan Desa Kemang Indah yang telah

memberikan izin dalam pengambilan data.

10. Responden yang telah memberikan dukungan kerja sama dalam pengambilan

data yang diteliti.

11. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga

peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik.

12. Rekan-rekan seperjuangan di Prodi S1 Kebidanan Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai yang telah memberikan dukungan, masukan dan membantu

peneliti dalam menyelesaikan Skripsi.

Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu, peneliti senantiasa mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.

Bangkinang, Juli 2024


Peneliti

Wilda Amelia

DAFTAR ISI
Halaman

PAGE \* MERGEFORMAT ix
ABSTRAK.................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Teoritis.................................................................... 10
2.2 Penelitian Relevan ................................................................. 30
2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................. 31
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian.................................................................... 32
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................. 32
3.3 Etika Penelitian...................................................................... 35
3.4 Instrumen Penelitian............................................................... 36
3.5 Prosedur Penelitian................................................................. 38
3.6 Definisi Operasional............................................................... 40
3.7 Analisis Data.......................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian....................................................................... 43
4.2 Pembahasan............................................................................. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan............................................................................. 49
5.2 Saran....................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................... 40
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Status
Perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Pernah Didiagnosa GDM,
Jumlah Anak.................................................................................. 44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan WUS Tentang GDM di Desa
Kemang Indah................................................................................ 45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi WUS Berdasarkan Gaya Hidup di Desa
Kemang Indah................................................................................ 45
Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan WUS Tentang GDM dengan Gaya Hidup
di Desa Kemang Indah................................................................... 46

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR SKEMA

Halaman
Skema 2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 31
Skema 3.1 Rancangan Penelitian…………………………......................... 32

PAGE \* MERGEFORMAT ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format Pengajuan Judul Penelitian


Lampiran 2 : Surat Izin Pengambilan Data di Dinas Kesehatan Kabupaten
Kampar
Lampiran 3 : Surat Balasan Izin Pengambilan Data Dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kampar
Lampiran 4 : Surat Izin Survey Pendahuluan di Desa Kemang Indah
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian di Desa Kemang Indah
Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian Di Desa Kemang Indah
Lampiran 7 : Pernyataan Persetujuan Responden
Lampiran 8 : Kuesioner
Lampiran 9 : Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 10 : Hasil Turnitin
Lampiran 11 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 12 : Output SPSS
Lampiran 13 : Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 14 : Lembar Konsultasi Pembimbing I dan II

PAGE \* MERGEFORMAT ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berumur 15-49 tahun

baik yang berstatus kawin, belum kawin atau janda (BKKBN, 2017). WUS

adalah wanita yang memasuki usia 15-49 tahun tanpa memperhitungkan

status perkawinannya. WUS mempunyai organ reproduksi yang masih

berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Usia subur pada wanita

berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada berada rentang

usia 20-29 tahun, dimana pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95%

untuk hamil. Persentase peluang untuk hamil terus berkurang dengan

bertambahnya usia. Pada usia 30 tahun persentasenya menurun hingga 90%,

memasuki usia 40 tahun kesempatan hamil berkurang menjadi 40%, dan

setelah usia 40 tahun wanita hanya memiliki maksimal 10% kesempatan

untuk hamil (Sianturi, 2019).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun

terakhir yaitu tahun 2020 WUS di Indonesia mencapai 71.570.465 juta jiwa

dengan perbandingan jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 adalah

sebesar 271.066.366 jiwa. Dapat dilihat dari jumlah tersebut bahwa sebanyak

26% penduduk Indonesia adalah WUS. Salah satu permasalahan yang dialami

oleh WUS ialah GDM. GDM adalah diabetes yang berlangsung selama masa

kehamilan sampai proses persalinan. Kondisi ini umumnya terjadi pada

trimester kedua atau trimester ketiga (Pittara, 2022). GDM sangat berisiko

PAGE \* MERGEFORMAT 1
PAGE \* MERGEFORMAT 48

karena merupakan penyebab utama kematian ibu dan bayi serta menyebabkan

komplikasi serius selama persalinan dan melahirkan. Menurut data dari

Lancet pada tahun 2011, GDM menyebabkan hingga 3 juta bayi lahir mati

setiap tahunnya. Kehamilan yang disertai dengan GDM berisiko

menyebabkan kematian ibu hingga 4 kali lipat (Yusri, 2020).

Penyebab GDM belum diketahui secara pasti. Namun demikian

kondisi ini diduga terjadi karena tubuh memproduksi lebih banyak hormon

estrogen, human placental lactogen, growth hormone, dan kortisol, selama

kehamilan. Peningkatan jumlah hormon tersebut membuat tubuh lebih sulit

memproses glukosa darah. Kondisi tersebut dinamakan dengan resistensi

insulin, yang menyebabkan kadar gula darah meningkat dan menimbulkan

keluhan GDM (Riza, 2022). GDM dapat terjadi karena suatu intoleransi

karbohidrat ringan maupun berat yang berkembang selama kehamilan tetapi

biasanya menghilang setelah melahirkan. GDM dapat menyebabkan masalah

bagi ibu dan bayi selama kehamilan dan setelah lahir. Namun risiko tersebut

dapat dikurangi jika kondisi tersebut terdeteksi sejak dini dan dikelola dengan

baik (Mitra, 2023).

Faktor risiko untuk GDM antara lain adalah usia ibu pada saat hamil

yang semakin tua, obesitas serta riwayat keluarga dengan DM. Risiko GDM

lebih tinggi pada suku tertentu, seperti Amerika pribumi, Asia, Hispanik, dan

Afrika-Amerika dibanding orang kulit putih nonhispanik (Katarina, 2021).

GDM dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek dan jangka panjang

baik pada ibu maupun bayi. Komplikasi jangka pendek pada ibu meliputi
PAGE \* MERGEFORMAT 48

preeklamsia/eklamsia, persalinan yang sulit, dan operasi sesar. Komplikasi

jangka panjang adalah GDM pada kehamilan berikutnya, DM tipe 2,

prematur dan penyakit jantung koroner (PJK). Komplikasi jangka pendek

pada bayi meliputi hipoglikemia neonatal, hiperbilirubin neonatal,

makrosomia, distosia bahu, dan perawatan intensif neonatal. Komplikasi pada

bayi jangka panjang adalah obesitas, DM tipe 2, hipertensi dan PJK

(Windarwati, 2023).

Pada tahun 2017 International Diabetes Federation (IDF)

mengungkapkan bahwa lebih dari 199 juta perempuan di dunia hidup dengan

GDM. Studi di Amerika Serikat menemukan bahwa prevalensi GDM

meningkat dari 4,6 per 100 orang pada tahun 2006 menjadi 8,2 per 100 orang

pada tahun 2016. Peningkatan cenderung lebih nyata diantara populasi

minoritas, kelebihan berat badan, dan kurang melakukan aktivitas fisik.

World Health Organization (WHO, 2019) memprediksi peningkatan

jumlah GDM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3

juta pada tahun 2030. Prevalensi GDM di Indonesia pada tahun 2019

mencapai 1,9‒3,6%. Sebanyak 40- 60% wanita yang pernah mengalami DMG

pada pasca persalinan akan mengidap DM atau gangguan toleransi glukosa.

Kejadian DM tipe 2 dan Impaired Glucose Tolerance (IGT) 6 tahun setelah

persalinan adalah sebanyak 56,6% (Purnamasari, 2019). Melalui

penelitiannya, Fitria (2018) dengan judul penelitian “The burden of pregnancy

in Indonesian women“ melakukan skrining terhadap 3536 wanita hamil. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa 655 orang (19%) mengalami GDM


PAGE \* MERGEFORMAT 48

pada tahun 2014-2015 dari dua rumah sakit di Sumatra Barat.

Pengelolaan utama pada penderita GDM yaitu melalui penerapan gaya

hidup sehat, kepatuhan dalam pengaturan nutrisi, dan aktifitas fisik pada ibu

hamil (Putranto, 2020). Peningkatan kepatuhan pada ibu hamil dalam

pencegahan GDM bisa dilakukan dengan pemberian penyuluhan atau

informasi melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) yang digalakkan oleh pemerintah (Ariani, 2022).

Penyuluhan atau konseling yang diberikan kepada ibu hamil di setiap

kunjungan dapat dilakukan dengan menganjurkan ibu hamil untuk tetap

menjaga status gizi yang baik, mengatur pola makan sehat, melakukan

aktifitas fisik seperti olahraga kecil di waktu luang. Penyuluhan kesehatan

yang diberikan dapat membantu meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait

pencegahan GDM (Munawaroh, 2020). Pengetahuan merupakan suatu

pemahaman terkait subjek yang didapat baik melalui pengalaman pribadi

maupun dari studi yang diketahui oleh satu orang atau lebih (Swarjana, 2022).

Penelitian yang dilakukan di Nigeria juga menunjukkan bahwa 26,2%

WUS memiliki pengetahuan tentang GDM. Selain itu, bukti dari berbagai

penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor seperti status pendidikan

responden, tempat tinggal, usia di bawah 30 tahun, kelompok berpenghasilan

tinggi, memiliki riwayat keluarga diabetes, dan WUS dengan diabetes

berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan tentang GDM. Memiliki

pengetahuan tentang GDM akan mengarahkan pada penerapan gaya hidup

sehat, perilaku mencari kesehatan yang lebih baik, perawatan diri yang lebih
PAGE \* MERGEFORMAT 48

baik dan dengan demikian diagnosis dini dan pencegahan penyakit ini

(Dissassa et al, 2023).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar prevalensi

DM tertinggi berada di Puskesmas Tambang dengan jumlah 734 kasus

meningkat dari tahun 2022 yaitu berjumlah 549 kasus. Berdasarkan data dari

Puskesmas Tambang jumlah penderita DM tipe 2 menurut kategori umur yaitu

anak usia dini diatas 10 tahun berjumlah 134 orang penderita, usia remaja

diatas 15-18 tahun berjumlah 336 orang dan usia lanjut > 60 tahun berjumlah

246 orang penderita. Berdasarkan data kunjungan penderita DM Tipe II di

Puskesmas Tambang di Desa Kemang Indah tahun 2020 penderita DM Tipe

II berjumlah 93 orang.

DM merupakan penyakit yang dapat diturunkan atau genetika. Jika

ada keluarga dari WUS yang menderita DM tipe 2, dapat menjadi faktor

resiko terjadinya GDM pada WUS tersebut. (Saldah, 2019). Keluarga yang

terdiagnosis DM mempunyai gen diabetes yang merupakan gen resesif. Pada

orang yang memiliki sifat homozigot dengan gen resesif tersebut dapat

menderita DM (Fatimah, 2018). WUS dengan keluarga riwayat DM bisa saja

terkena diabetes ketika tidak bisa mengontrol pola hidup, pola makan seperti

yang dilakukan oleh anggota keluarga yang memiliki riwayat diabetes,

terlebih lagi DM adalah penyakit herediter.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada saat Praktik

Belajar Lapangan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai bersama Tim

Indonesian Diabetes Center di Desa Kemang Indah Kecamatan Tambang,


PAGE \* MERGEFORMAT 48

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau pada tanggal 08 Maret 2024, diperoleh data

sebanyak 428 KK, usia 15-49 tahun sebanyak 256 adalah WUS. Pengetahuan

WUS tentang GDM di Desa Kemang Indah dikatakan kurang karena berada

pada persentase 82%, yang mana persentase 82% ini berada pada level

berpengetahuan kurang, 15% WUS yang berpengetahuan cukup, dan hanya

3% WUS yang berpengetahuan baik.

Adapun distribusi frekuensi sikap WUS tentang informasi GDM yaitu

51% WUS memiliki sikap buruk, 37% sikap sedang, dan 12% sikap baik. 7

dari 10 responden memiliki gaya hidup tidak sehat, dikarenakan kebanyakan

WUS mengikuti gaya hidup sesuai perkembangan zaman yang dimana WUS

lebih sering mengonsumsi makanan siap saji tanpa memperhatikan pola

makan yang sehat, dan WUS di Desa Kemang indah juga jarang untuk

melakukan olahraga. 6 dari 10 responden diketahui mengalami riwayat

penyakit GDM pada kehamilan. 6 dari 10 responden mengatakan riwayat DM

pada keluarga, 6 dari 10 responden melahirkan bayi makrosomia dengan

persalinan cesarea. Menurut Irmansyah dan Maryunani (2018) makrosomia

yaitu berat badan bayi lebih dari 4000 gram.

Provinsi Riau khususnya di Kabupaten Kampar masih kurang

penelitian terkait bagaimana pengetahuan, dan gaya hidup WUS terhadap

GDM. Hal Ini penting dilakukan untuk membantu pemangku kepentingan

(stakeholder) seperti puskesmas, organisasi diabetes, dan institusi pendidikan

agar bisa menjadikan penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk menurunkan

prevalensi kejadian GDM khususnya di Provinsi Riau Kabupaten Kampar.


PAGE \* MERGEFORMAT 48

Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti “hubungan antara pengetahuan WUS

tentang GDM dan gaya hidup yang ada pada Desa Kemang Indah, Wilayah

Kerja Puskesmas Tambang.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Apakah ada hubungan pengetahuan WUS tentang GDM di Desa

Kemang Indah wilayah kerja UPT Puskesmas Tambang?

1.2.2 Apakah ada hubungan GDM dengan gaya hidup WUS di Desa

Kemang Indah wilayah kerja UPT Puskesmas Tambang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan WUS tentang GDM

dengan gaya hidup di Desa Kemang Indah wilayah kerja UPT

Puskesmas Tambang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan WUS tentang

GDM di Desa Kemang Indah wilayah kerja UPT Puskesmas

Tambang.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi gaya hidup WUS tentang

GDM di Desa Kemang Indah wilayah kerja UPT Puskesmas

Tambang.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan gaya hidup WUS di


PAGE \* MERGEFORMAT 48

Desa Kemang Indah.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan lebih luas mengenai kejadian GDM pada WUS. Hasil

penelitian ini juga dapat diharapkan untuk menyusun hipotesis baru

dalam penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis.

a. Bagi Puskesmas dan Organisasi Diabetes

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk

menurunkan kejadian GDM pada WUS. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai sumber referensi untuk menentukan intervensi

yang tepat dalam penatalaksaan pada kejadian GDM.

b. Bagi Responden

Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui gaya hidup,

menambah wawasan atau pengetahuan mengenai kejadian GDM.

c. Bagi Insitusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan referensi

dan bahan bacaan di pustaka yang terkait dengan kejadian GDM.


PAGE \* MERGEFORMAT 48

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan referensi untuk

menyusun penelitian selanjutnya dengan variabel dan metode

penelitian yang berbeda.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Melalui penelitian ini, peneliti meneliti tentang hubungan antara

pengetahuan WUS tentang GDM dan gaya hidup di Desa Kemang Indah

Wilayah Kerja Puskesmas Tambang, Kecamatan Tambang, Kabupaten

Kampar, Provinsi Riau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan design

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WUS yang

berusia 15-49 tahun.

Alasan peneliti memilih tempat penelitian di Desa Kemang Indah

dikarenakan 83% WUS mempunyai pengetahuan yang buruk tentang konsep

GDM. Lokasi dalam penelitian bertempat di dusun I, II, III, IV, dan V.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara concecutive sampling,

hingga target jumlah sampel terpenuhi. Metode pengumpulan data

menggunakan penyebaran kuesioner melalui Google form. Prosedur

pengumpulan data melibatkan bidan desa. Pengolahan dan analisis data

menggunakan metode komputerisasi. Analisis data menggunakan analisa

univariat dan analisa bivariat pada derajat kepercayaan 95%.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjaun Teoritis


2.1.1 Wanita Usia Subur (WUS)
a. Definisi

WUS adalah wanita yang memasuki usia 15- 49 tahun tanpa

memperhitungkan status perkawinannya. Usia subur pada wanita

berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada

rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan

95% untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga

90%. Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang

hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 tahun wanita hanya punya

maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat

reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui.

Dalam masa WUS ini, harus menjaga dan merawat kesehatan dan

personal hygiene alat reproduksinya (Farhan, 2020).

b. Langkah-langkah Menetukan Tanda-Tanda WUS

1. Siklus Haid

Wanita yang mempunyai siklus haid teratur pada setiap

bulannya biasanya wanita tersebut subur. Oleh karena itu siklus

haid dapat menjadi suatu tanda pertama untuk mengetahui

wanita tersebut subur atau tidak.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 48

2. Track record

Wanita yang pernah mengalami keguguran baik disengaja atau

tidak, peluang untuk terjangkit cuman sangat tinggi dan kuman

ini akan menyebabkan penyumbatan saluran reproduksi.

c. Kejadian Masa Subur

Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi

perempuan di mana terdapat sel telur matang yang siap dibuahi,

sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual

maka dimungkinkan terjadi kehamilan. Masa subur merupakan

rentang waktu pada wanita yang terjadi “sebulan” sekali.

Masa subur disebut juga ovulasi, masa di mana sel telur

dilepaskan dari ovarium. Pada waktu pelepasan, telur sudah dalam

keadaan matang dan menunggu dibuahi oleh sperma. Apabila tidak

dibuahi, maka ia akan terlepas dari rahim, dan mengalami

pendarahan serta dibuang melalui tuba falopi serta lewat ke saluran

rahim untuk dibuang dalam bentuk darah menstruasi. Dalam siklus

menstruasi perempuan terdapat sel telur matang yang siap dibuahi,

sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual

maka dimungkinkan akan terjadi kehamilan (Mayssara, 2014).

Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil, pada setiap

bulannya akan secara teratur mengeluarkan darah dari alat

kandungannya, kejadian seperti ini disebut dengan menstruasi atau

haid. Siklus menstruasi menurut Prawirohardjo (2005), dibedakan


PAGE \* MERGEFORMAT 48

dalam 3 masa, yaitu:

1. Masa haid, yang biasanya terjadi selama dua sampai delapan

hari. Pada saat itu endometrium akan dilepaskan, sedangkan

hormon-hormon ovarium keluar secara minimum atau paling

rendah.

2. Masa proliferasi terjadi sampai hari keempat belas. Sehingga

pada waktu itu endometrium tumbuh kembali, antara hari ke-12

dan ke-14 terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang di sebut

dengan ovulasi.

3. Masa sekresi terjadi di hari ke-14 sampai dengan hari ke-28.

Masa dimana sesudah ovulasi yang berlangsung dari hari ke-14

sampai ke-28 masa ini adalah masa korpus rubrum yang

menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Masa

ini adalah masa dimana endometrium mempersiapkan diri

untuk menerima telur yang akan dibuahi.

2.1.2 Diabetes Melitus Gestasional (GDM)

a. Definisi

GDM adalah intoleransi karbohidrat yang mengakibatkan

hiperglikemia dengan tingkat keparahan yang bervariasi, yang

timbul atau pertama kali diketahui selama kehamilan. GDM

umumnya didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan

sebagai akibat dari peran hormon plasenta yang berdampak buruk

pada glukosa metabolisme. Seiring dengan perkembangan


PAGE \* MERGEFORMAT 48

kehamilan, berbagai hormon seperti estrogen, progesteron, leptin,

kortisol, laktogen plasenta, dan hormon pertumbuhan plasenta

meningkatkan keadaan resistensi insulin. Terutama, laktogen

plasenta manusia yang diproduksi oleh plasenta meningkatkan

kadar glukosa darah ibu dan membuat tubuh wanita menjadi

kurang terhadap insulin, sehingga menyebabkan peningkatan kadar

glukosa darah dan kemungkinan GDM (Leta et al, 2023).

WHO mendefinisikan GDM sebagai derajat intoleransi

glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan.

Kehamilan sendiri merupakan stres bagi metabolisme karbohidrat

ibu. Pada kehamilan terjadi peningkatan produksi hormon

antagonis insulin, antara lain: progesteron, estrogen, human

placenta lactogen, dan kortisol. Peningkatan hormon-hormon

tersebut menyebabkan terjadinya resistensi insulin dan peningkatan

kadar glukosa darah.

GDM didefinisikan sebagai salah satu komplikasi umum

yang terjadi saat seorang wanita hamil yang ditandai dengan

gangguan toleransi glukosa yang berkembang secara spontan.

GDM terdiagnosis setelah kehamilan 20 minggu ketika hormon

pada plasenta yang memiliki efek berlawanan dari insulin yang

terdapat pada metabolisme glukosa meningkat secara signifikan.

Efek merugikan yang dapat ditimbulkan oleh GDM

kebanyakan berhubungan dengan makrosomia yang disebabkan


PAGE \* MERGEFORMAT 48

oleh hiperinsulinemia fetus sebagai respon terhadap kadar glukosa

tinggi yang muncul dari kondisi hiperglikemia pada ibu. Pada

diabetes pra-gestasional dimana diabetes akan muncul sebelum

kehamilan, juga terdapat risiko cacat janin karena efek teratogenik

dari glukosa atau hubungannya dengan abnormalitas metabolik

pada masa penting pembentukan organ (organogenesis) pada awal

kehamilan (Mulianda, 2017).

Kehamilan merupakan suatu kondisi dimana spermatozoa

dan ovum mengalami fertilisasi, kehamilan normal berlangsung

selama 40 minggu. Kehamilan merupakan proses yang normal

dialami oleh perempuan usia subur, perubahan yang dapat terjadi

bukan berupa perubahan patologis melainkan perubahan yang

bersifat fisiologis (Lit & Limoy, 2020). Kehamilan diawali dengan

bertemunya sel sperma dan sel telur (ovum), dimana proses

fertilisasi terjadi dibagian ampula tuba fallopi. Ovum yang dibuahi

akan membelah diri sambil bergerak menuju uterus dan tertanam

pada endometrium uterus.

b. Tanda-tanda GDM

GDM adalah bentuk sementara (dalam banyak kasus)

diabetes dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah

yang cukup untuk menangani gula selama kehamilan. Hal ini juga

bisa disebut intoleransi glukosa atau intoleransi karbohidrat. Tanda

dan gejala GDM yaitu terdapat gula dalam urin, selalu merasa
PAGE \* MERGEFORMAT 48

haus, sering buang air kecil, kelelahan, mual, penglihatan kabur,

dan sering terjadi infeksi pada kandung kemih, vagina, dan kulit.

c. Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terkena GDM

selama kehamilan yaitu kelebihan berat badan sebelum hamil

dimana berat badannya lebih dari 20% dari berat badan ideal,

memiliki riwayat diabetes, pernah melahirkan bayi dengan berat

lebih dari empat kg atau bayi lahir mati, atau bahkan pernah

mengalami diabetes pada kehamilan sebelumnya, serta memiliki

cairan ketuban yang terlalu banyak.

d. Komplikasi

Menurut Damm (2016), komplikasi yang akan diperoleh

pada ibu, janin, dan neonatal yang terkait dengan GDM yaitu ibu

memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes

tipe-2 dikemudian hari, meskipun toleransi glukosa ibu setelah

melahirkan telah menjadi normal.

Hasil penelitian yang telah dilakukan melaporkan bahwa

wanita lebih mungkin terkena diabetes lebih dari tujuh kali setelah

GDM, dan ibu dengan GDM akan mengembangkan diabetes dalam

sepuluh tahun menjadikan GDM salah satu prediktor terkuat dari

diabetes tipe-2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

risiko obesitas, sindrom metabolik, diabetes tipe-2 dan gangguan

sensitivitas dan sekresi insulin pada keturunan ibu dengan GDM


PAGE \* MERGEFORMAT 48

adalah dua hingga delapan kali lipat dari pada keturunan ibu tanpa

GDM. Komplikasi yang terjadi pada bayi setelah lahir yaitu ikterus

neonatorum (bayi kuning) sindrom gangguan pernafasan

hipoglikemia akut, peningkatan risiko obesitas dan diabetes saat

anak-anak dan remaja, berat bayi baru lahir >4000 gram.

Komplikasi yang terjadi pada ibu pasca bersalin yaitu risiko infeksi

kandung kemih, memperberat komplikasi diabetes yang sudah ada

sebelumnya (jantung, ginjal, saraf, dan gangguan penglihatan),

serta berisiko menderita diabetes melitus tipe-2 dalam jangka

waktu sepuluh tahun dari masa kehamilan (Arfianto. 2017).

e. Pencegahan GDM

Diabetes melitus gestasional dapat dicegah dengan cara

mendeteksi faktor resiko yang dimiliki dan mencegah timbulnya

faktor riesiko baru. Perawatan awal untuk GDM adalah intervensi

gaya hidup, yang meliputi terapi nutrisi medis dan berolahraga.

Pasien diharuskan untuk sering memeriksa kadar glukosa mereka

dirumah untuk memastikan bahwa target glikemik tercapai (Adli,

2021).

Intervensi dini untuk GDM bisa menjadi penting untuk

mencegah kerusakan berikutnya pada ibu dan janin. Wanita dengan

GDM dianjurkan untuk memulai perubahan gaya hidup, serta

pengobatan farmasi, jika diperlukan. Untuk wanita non-obesitas

dengan GDM, diet yang mengandung 30-35 kkal per kg berat


PAGE \* MERGEFORMAT 48

badan, dengan 33-40% kalori dari karbohidrat, disarankan juga

latihan praktis sebelum dan selama kehamilan dapat

mempertahankan hemostasis glukosa dan memperbaiki patologi

GDM. Secara khusus, olahraga sedang (5 kali dalam seminngu

selama 30 menit) telah menunjukkan penurunan resistensi insulin,

GDM dan makrosomia janin pada wanita obesitas dan non-

obesitas. Namun, aktivitas yang lebih intens (>60 menit) dapat

memicu hipoglikemia (Sianturi. 2019).

Terapi nutrisi dengan intervensi diet sangat baik dimulai

sejak awal kehamilan. Hal ini dapat menurunkan angka kejadian

GDM secara signifikan. Diet yang dianjurkan adalah seperti diet

Mediterranean, Dietary Approaches to Stop Hypertension

(DASH), dan Alternate Healthy Eating Index diet (AHEI). Asupan

makanan tambahan berupa vitamin (A,B kompleks, dan C), serat,

asam folat, kalsium dan kalium sangat berkaitan juga dengan

penurunan angka terjadinya kejadian GDM (Zendrato, 2023).

Olahraga ringan setiap hari selama 30 menit atau lebih

dianjurkan untuk wanita dengan GDM, menyarankan untuk

berjalan cepat atau melakukan latihan lengan sambil duduk dikursi

setidaknya selama 10 menit setelah makan, untuk memfasilitasi

dalam mengurangi kenaikan glukosa setelah makan, dan membantu

dalam mencapai tujuan glikemik (Azis et al., 2020).


PAGE \* MERGEFORMAT 48

Faktor kunci dalam pengelolaan GDM adalah kontrol

glikemik yang ketat, termasuk pemantauan kadar glukosa darah

yang sering dilakukan setiap hari. Level target adalah 5,0-5,3

mmol/L atau lebih rendah (90-95 mg/dL) untuk glukosa puasa, 7,8

mmol/L atau lebih rendah (140 mg/dL) 1 jam setelah makan, atau

6,7 atau lebih rendah mmol/L (120 mg/dL) 2 jam setelah makan.

Kontrol diet biasanya merupakan pengobatan pertama, umumnya

melibatkan pembatasan asupan karbohidrat antara 35% dan 45%

dari total kalori. Jika kontrol nutrisi tidak berhasil dalam 2 minggu

pertama, farmakoterapi dimulai. Apabila pengobatan dan

pencegahan perubahan gaya hidup berhasil maka pengobatan

secara farmakologi dimulai (Kamali, 2022).

f. Klasifikasi

Kadar gula darah pada tubuh dapat diperiksa melalui cara

sebelum dan setelah puasa 8 jam. Sebelum tidur atau 2 jam setelah

makan dan pemeriksaan gula darah sewaktu. Berikut klasifikasi

kadar gula darah:

1) Sebelum makan dan setelah puasa selama 8 jam yaitu

a) Normal apabila kadar gula darah 70 – 100 mg/dl

b) Tidak normal atau diabetes melitus apabila kadar gula

darah >100 mg/dl

2) Sebelum tidur atau 2 jam setelah makan yaitu

a) apabila kadar gula darah < 140 mg/dl


PAGE \* MERGEFORMAT 48

b) Tidak normal atau diabetes melitus apabila kadar gula

darah ≥ 140 mg/dl

3) Gula darah sewaktu yaitu

a) Normal apabila kadar gula darah < 200 mg/dl

b) Tidak normal apabila kadar gula darah ≥ 200 mg/dl

2.1.3 Faktor-Faktor Penyabab GDM

a. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu pemahaman terkait subjek

yang didapat baik melalui pengalaman pribadi maupun dari

studi yang diketahui oleh satu orang atau lebih (Swarjana,

2022). Menurut Notoatmodjo (2018) mengatkan bahwa

pengetahuan atau kognitif adalah dominan yang sangat cerah

dalam terbentuknya tindakan seseorang, dimana pengetahuan

merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan pengindraan

seperti mendengar, melihat, merasakan, mencium, dan meraba

terhadap suatu objek (Aspilayuni, 2023).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2018) pengetahuan seseorang

mempunyai tingkat yang berbeda yaitu:

a. Tahu/Know dikatakan sebagai mengingat kembali segala

sesuatu secara spesifik dari semua yang telah dipelajari atau

rangsangan yang diterima. Sebuah kata kerja yang dipakai


PAGE \* MERGEFORMAT 48

seperti menyebutkan, menyatakan, menjelaskan, meninjau,

dan menguraikan dapat mengukur bahwa seseorang sudah

tahu ataupun belum tahu tentang apa yang sudah dipelajari.

b. Memahami/Chomprehension diartikan sebagai tingkatan di

mana seseorang bukan hanya tahu terhadap suatu objek

namun juga harus mampu menjelaskan, menginterpretasikan

secara tepat.

c. Aplikasi/Application yaitu kemampuan seseorang yang telah

memahami materi yang dipelajari sehingga dapat

mengaplikasikannya pada situasi sebenarnya. Aplikasi juga

dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, metode,

rumus dan prinsip dalam konteks atau situasi lain.

d. Analisis/Analysis diartikan sebagai kemampuan menjelaskan

seseorang dalam menjabarkan materi tertentu dalam

kelompok-kelompok yang terdapat pada suatu masalah dan

masih berkaitan satu dengan yang lainnya. Pada tahap ini

seseorang bisa membedakan memisahkan menggambarkan

dan mengelompokkan objek tersebut.

e. Sintesis/Synthesis mengarah pada kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk yang baru.

Seseorang yang ada pada tahap ini sudah mampu merangkum

semua komponen pengetahuan yang dimilikinya menjadi

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Kemampuan seseorang


PAGE \* MERGEFORMAT 48

yang harus dimiliki pada tahap ini yaitu menyusun,

merencanakan, meringkas dan menyesuaikan.

f. Evaluasi/Evaluation Pada tahap ini seseorang sudah mampu

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian

tersebut berdasarkan kriteria sendiri atau menggunakan

kriteria yang sudah ada.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2021) menjelaksan faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Pengetahuan biasanya diperoleh dari berbagai informasi baik

itu dari yang disampaikan oleh orang tua, guru maupun

media masa. Pendidikan dan pengetahuan sangat erat

kaitannya, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang

maka akan semakin mudah menerima informasi tentang

suatu objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan.

b. Informasi

Seseorang yang lebih banyak mempunyai atau mendapatkan

informasi maka orang tersebut mempunyai pengetahuan

yang lebih luas.

c. Budaya

Budaya dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku manusia

atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang


PAGE \* MERGEFORMAT 48

meliputi suatu kepercayaan dan sikap.

d. Pengalaman

Pengalaman dapat mempengaruhi pengetahuan, dimana

semakin banyak pengalaman seseorang terhadap suatu hal

maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang

terebut. Melakukan pengukuran dapat dilakukan dengan

wawancara maupun dengan angket atau kuesioner yang

menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

responden (Hipertensiva, 2017).

4. Pengukuran Pengetahuan

Pertanyaan berupa pilihan ganda jika jawaban diisi benar

maka diberi skor 10, jika jawaban salah maka diberi skor 0.

Pengukuran pengetahuan menggunakan skala nominal bisa

dilakukan dengan mengonversi dari total skor atau berupa

persen menjadi bentuk ordinal menggunakan Bloom’s cut off

point (Zendrato, 2023):

a) Pengetahuan baik jika skor ≥70 %

b) Pengetahuan Kurang jika skor <70 %

b. Gaya Hidup

1. Definisi Gaya Hidup


PAGE \* MERGEFORMAT 48

Faktor resiko yang tidak kalah penting yaitu gaya hidup

ibu hamil pada sebelum dan selama kehamilan. Gaya hidup

sangat berpengaruh yaitu asupan nitrisi dan aktifitas fisik ibu

hamil. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan intensitas lebih

tinggi sebelum dan selama kehamilan dikaitkan dengan

pengurangan 20% dalam risiko relative GDM (Arfianto, 2017).

Gaya hidup adalah segala upaya menerapkan litus

gestasional. Sedangkan aktivitas fisik yang lebih tinggi sebelum

kebiasaan yang baik dalam menciptakan gaya hidup sehat dan

menghindari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan

(Yundhi, 2017).

Gaya hidup pada ibu hamil yang berpengaruh pada

kejadian GDM yaitu asupan nutrisi dan aktivitas fisik. Aktivitas

fisik yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan dikaitkan

dengan penurunan risiko relatif GDM sebesar 20%. Ibu sebelum

hamil yang melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dikaitkan

dengan penurunan sebesar 36% terhadap risiko relatif GDM,

sedangkan pada hubungan aktivitas fisik total pada ibu hamil

mengarah pada penurunan resiko GDM namun belum signifikan

secara statistik. Secara sistematis memeriksa hubungan antara

kebiasaan makan pra-kehamilan dan risiko GDM. Selama

bertahun-tahun, banyak faktor makanan pra-kehamilan telah

ditemukan bahwa adanya hubungan yang signifikan dengan risiko


PAGE \* MERGEFORMAT 48

GDM. Diantaranya, faktor yang berpotensi berbahaya yaitu

minuman yang dimaniskan dengan gula, asupan zat besi, makanan

yang digoreng, lemak hewani dan protein, diet rendah karbohidrat

tetapi tinggi lemak berbasis hewani, protein hewani, dan pola makan

fast food keseluruhan ditandai dengan asupan daging yang tinggi

baik itu daging merah maupun yang olahan, produk biji-bijian

olahan, permen, keripik, dan pizza. Jika perempuan bisa menerapkan

pola makan dan gaya hidup sehat keseluruhan dan menjaga berat

badan kesehatan sebelum hamil makan lebih dari 45% kejadian

GDM mungkin dapat dicegah pada wanita (Suhartika, 2023).

Terdapat beberapa indikator gaya hidup, yang mana

diantara lain:

a) Makan dengan menu seimbang

Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap

orang memerlukan zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang cukup. Ragam

pangan yang dikonsumsi harus dapat memenuhi tiga fungsi

makanan (dikenal dengan istilah tri guna makanan), yaitu zat

tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat

pengatur (vitamin dan mineral). Untuk dapat mencukupinya,

pangan yang dikonsumsi sehari-hari harus beraneka ragam

karena konsumsi pangan yang beraneka ragam dapat

melengkapi kekurangan zat gizi pada pangan lain sehingga


PAGE \* MERGEFORMAT 48

diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Pola makan

seimbang adalah pangan yang dikonsumsi harus memenuhi

kualitas (mutu) maupun kuantitas (jumlah) dan terdiri dari

sumber karbohidrat (kelompok pangan padi-padian dan umbi-

umbian), sumber protein hewani dan nabati (pangan hewani

dan kacang-kacangan), penambah citarasa/pelarut vitamin

(minyak dan lemak, buah biji berminyak, gula), serta sumber

vitamin dan mineral.

b) Aktifitas fisik

Aktifitas fisik adalah pergerakan tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga (pembakaran kalori) yang

meliputi aktifitas sehari-hari dan berolah raga. aktifitas fisik

yang ideal adalah aktifitas yang dapat meningkatkan ketahanan

jantung respirasi (pernafasan) disamping melatih ketahanan

dan kekuatanan otot (Bustan, 2017). Melakukan kegiatan

aktifitas fisik yang teratur dapat mencegah penyakit jantung

koroner, hipertensi, kanker, depresi, kegemukan, osreoporosis

dan diabetues mellitus.

Aktifitas fisik yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain:

1) Berjalan kaki merupakan aktifitas sederhana dan paling

mudah dilakukan oleh ibu hamil dimana saja dan kapan

saja. selain menyehatkan jika dilakukan secara teratur

maka akan memperlancar perdaran darah serta jantung


PAGE \* MERGEFORMAT 48

janin dalam kandungan dan dapat memperlancar proses

saat melahirkan. Ibu hamil bisa berjalan kaki selama 15

sampai 30 menit beberapa kali dalam seminggu dengan

frekuensi secukupnya.

2) Melakukan senam hamil merupakan aktifitas fisik untuk

menjaga kebugaran. Variasi senam yang bisa dilakukan

antara lain,senam kegel untuk melatih otot panggul bawah,

enam yophotta untuk (gabungan dari yoga, tai chi, pilates)

bisa meningkatkan kestabilan emosi.

3) Fitness yang boleh dilakukan oleh ibu hamil tentu saja

disesuaikan dengan kemampuan dan tidak berlebihan,

misal sepeda statis.

4) Berenang bisa menjadi pilihan aktifitas fisik ibu hamil

terutama renang gaya punggung karena gaya ini dapat

menghilangkan nyeri punggung, mengurangi ketegangan

dan tubuh menjadi lebih rileks.

5) Melakukan yoga bisa menjadi pilihan aktifitas fisik

selanjutnya yang bisa berdampak baik bagi tubuh ibu hamil

maupun janin yang ada dalam kandungan. yoga bisa

membuat tubuh menjadi rileks, mengurangi sakit

punggung, melatih pinggul ibu hamil dan melaith tehnik

pernafasan yang baik.

6) Pilates bisa menjadi pilihan aktifitas yang tepat ibu hamil


PAGE \* MERGEFORMAT 48

jika ibu hamil sering merasakan keluhan seperti kram.

Pilate juga bisa melancarkan proses melahirkn nantinya,

meningkatkan keseimbangan serta memperkuat otot perut.

Ibu hamil yang melakukan Pilates sama seperti yoga.

Melakukan pilates harus didampingi oleh instruktur ahli

agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

c) Tidak merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan atau pola

hidup tidak sehat yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-

hari. Perokok aktif yang merokok didalam rumah bersama

anggota keluarga dapat berakibat buruk terhadap kesehatan

anggota keluarga lain khususnya anak-anak dan ibu yang

sedang hamil. Anak & ibu hamil dapat terpapar asap rokok

atau sebagai perokok pasif sehingga dapat menyebabkan

gangguan kesehatan seperti mudah terkena bronchitis, kanker

paru, penyakit jantung kemandulan, melahirkan bayi cacat,

keguguran bayi, batuk, kanker payudara, kanker mulut dan

lain-lain. oleh karena itu sebaiknya ibu hamil tidak menjadi

perokok aktif atau pasif.

d) Istirahat yang cukup

Tidak semua orang bisa mengatur waktu tidurnya.

Padahal istirahat yang cukup sangat penting bagi tubuh.


PAGE \* MERGEFORMAT 48

Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan

kebutuhan makan, aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya.

Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk

memulihkan kembali kesehatannya. Tidur adalah suatu

keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa

kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang

dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan fisik

yang berbeda. Lama tidur setiap hari bervariasi pada setiap

orang. Rata-rata 7-8 jam setiap hari. Namun yang lebih penting

dari sekadar menghitung jam tidur adalah menilai bagaimana

perasaan kita masing-masing di siang hari, jika tubuh terasa

segar berfungsi dengan baik dan tidak lelah sekalipun ketika

sedang duduk dan santai selama beberapa menit, itu menandakan

kalau tidur kita cukup dan berkualitas. Manfaat istirahat yang

cukup tidak hanya untuk kebugaran fisik, tetapi juga

memengaruhi mental, emosional, dan spiritual (Tarwoto, 2017).

2. Hasil ukur gaya hidup

Tiap item pertanyaan memiliki skor dengan tingkat skala

kejadian. Bila jawabannya tidak pernah maka akan diberi skor 1.

Bila jawabannya jarang maka diberi skor 2. Bila jawabannya

kadang-kadang maka maka diberi skor 3. Bila jawabannya selalu

maka diberi skor 4. Bila jawabannya lebih sering maka diberi

skor 5. Nilai akhir kuesioner didapatkan dari penjumlahan total


PAGE \* MERGEFORMAT 48

skor jawaban yang dipilih. Responden yang mendapatkan nilai

≥60 maka gaya hidup sehat. Responden yang mendapatkan nilai

<60 maka gaya hidup tidak sehat (Suhartika, 2023).

2.2 Penelitian Relevan

a. Peneliti melakukan studi literatur yang menunjukan hasil bahwa masih ada

ibu hamil yang menderita GDM di Indonesia. Penelitian yang di lakukan

oleh Dewi, dkk. (2018) di rumah sakit Robert Wolter Mongosidi Manado

menunjukkan bahwa 2,70 % ibu hamil yang memiliki kadar glukosa di

atas normal (Dewi, dkk., 2018). Selain itu pada penelitian yang dilakukan

oleh Rahmawati, dkk (2016), di wilayah kerja Puskesmas Simpang

Timbangan Kabupaten Ogan Ilir menunjukkan bahwa 5,6 % ibu hamil

yang menderita GDM.

b. Beberapa penelitian menunjukan tingkat pengetahuan tentang DM masih

cukup banyak yang berpengetahuan cukup bahkan rendah. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Afin Ambarwati Mega Saputra (2017),

tingkat pengetahuan ibu hamil tentang GDM di BPS Anas Kusuma Desa

Pilangsari Sragen yang didiminasi oleh ibu hamil mayoritas memiliki

pengetahuan cukup. Hal ini juga didukung oleh Madinah Munawaroh dan

Hafizzurachman (2020), Pencegahan penyakit GDM adalah upaya yang

secara sengaja dilakukan individu untuk menghindari atau mengendalikan

kadar gula darah agar tidak menggangu kehamilan dan kesehatan ibu dan

bayi.

c. Di Etiopia, gabungan prevalensi GDM adalah 12,04% (95% CI (8,17%


PAGE \* MERGEFORMAT 48

hingga 15,90%)). Dalam hal ini, telah diakui bahwa tingkat pengetahuan

GDM yang tidak memadai dikalangan perempuan hamil telah

berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan prevalensi DMG.

kasus pada populasi ini. Meskipun terdapat bukti-bukti ini, belum ada

penelitian yang dilakukan di Ethiopia untuk menyelidiki pengetahuan

wanita hamil tentang GDM. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menilai pengetahuan wanita hamil tentang GDM dan faktor-

faktor terkait di klinik perawatan antenatal (ANC) di rumah sakit umum

zona Shewa Utara, wilayah Oromia, Ethiopia Tengah. Oleh karena itu,

temuan penelitian ini akan memberikan bukti dasar dan berkontribusi

dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

2.3 Kerangka Pemikiran

Gaya hidup
Makan dengan menu seimbang
Pengetahuan WUS Aktifivitas fisik
Tentang GDM Tidak merokok
Istirahat yang cukup

Skema 2.1. Kerangka Teori hubungan pengetahuan WUS dengan GDM dan gaya
hidup sehat
Sumber: WHO, 2019; CDC, 2017; Suhartika, 2023

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep, maka peneliti membuat hipotesis sebagai

berikut :
PAGE \* MERGEFORMAT 48

Ha: Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang GDM dengan gaya hidup

WUS.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross

sectional (potong lintang), yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali

saja dan pengukuran masing-masing variabel dilakukan pada waktu yang

sama (Notoatmodjo, 2010). Rancangan penelitian dapat dilihat pada skema

3.1 berikut ini :


Penelitian dimulai

Melakukan
Pengetahuan WUS tentang pengamatan
GDM dengan
menyebarkan Hasil
kuesioner pengamatan /
secara pengukuran
Gaya hidup
bersamaan /
sekali

Hasil analisis

Skema 3.1 Rancangan Penelitian

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo,

2015). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh WUS yang berusia

15-49 tahun di Desa Kemang Indah Wilayah Kerja Puskesmas

Tambang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Mei tahun 2024. Jumlah populasi dari penelitian adalah 256 WUS.

PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 48

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan

objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Hidayat,

2014). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian WUS yang

berusia 15-49 tahun di Desa Kemang Indah dusun I, II, III, IV dan V

Wilayah Kerja Puskesmas Tambang, Kecamatan Tambang,

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dengan kriteria:

a. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2020). Sampel penelitian yang memenuhi syarat

sebagai berikut :

a) Bersedia menjadi responden

b) Bersedia mengisi Google form

c) WUS yang sudah menikah

2) Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek

dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2020). Adapun

kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu :

a) Tidak mempunyai smartphone.

b) Tidak mengisi angket di Google form dengan lengkap.


PAGE \* MERGEFORMAT 48

3) Jumlah Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

Slovin:

n=

n=

n=

n=156 sampel

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 156 orang.

Keterangan:

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = tingkat kepercayaan yang digunakan = 0,5

4) Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik concecutive sampling dimana pemilihan

sampel dengan cara menetapkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dan dimasukkan dalam penelitian sampai kurun

waktu tertentu (Nursalam, 2017). Dengan teknik consecutive

sampling siapapun memiliki hak dan kesempatan untuk

mengisi Google form. Namun demikian peneliti memastikan

bahwa jumlah sampel yang telah ditetapkan terpenuhi, dengan

cara berkoordinasi dengan Bidan desa, menyebarkan link


PAGE \* MERGEFORMAT 48

Google form pada Whatsapp Grup Desa Kemang Indah.

3.3 Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika peneltian harus diperhatikan. Masalah etika

penelitian yang harus di perhatikan antara lain:

3.3.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan Informed

consent adalah subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dengan

mengetahui dampak penelitian. Jika calon responden bersedia, maka

mereka akan menandatangani lembaran persetujuan tersebut. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

responden, tidak memaksa responden untuk ikut dalam penelitian ini.

3.3.2 Tanpa Nama (Anomity)

Untuk menjaga kerahasian responden maka peneliti tidak akan

mencantumkan namanya pada lembaran pengumpulan data, cukup

dengan memberikan nomor kode pada lembar pengumpulan data.


PAGE \* MERGEFORMAT 48

3.3.3 Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti (Hidayat,

2014).

3.4 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2020). Alat pengumpulan data pada penelitian ini

adalah kuesioner elektronik yang dapat diisi melalui Google form. Tipe

pertanyaan dalam angket dibagi menjadi dua yaitu terbuka dan tertutup.

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk

menuliskan jawabannya berbentuk uraian sesuatu hal. Sebaliknya pertanyaan

tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau

mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari

setiap pertanyaan yang telah tersedia. Pertanyaan terbuka terdiri dari 8 item

yang berisi tentang data sosio demografi. Pertanyaan tertutup terdiri dari 23

item yang berisi 10 item untuk pertanyaan tentang pengetahuan tentang

konsep DMG dan 13 item untuk pernyataan tentang gaya hidup. Kuesioner

ini memiliki 31 item pertanyaan.

3.4.1 Uji validitas dan reliabilitas

Sebelum alat ukur digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya

dilakukan uji coba kepada sejumlah responden yang memiliki

karakteristik yang sama dengan karakterisitik populasi penelitian. Hal


PAGE \* MERGEFORMAT 48

ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan

kekonsistenan (realibilitas) agar mendapatkan instrumen yang benar-

benar mengukur apa yang ingin diukur.

a. Uji Validitas

Dalam pengujian validitas, instrumen diuji dengan menghit

ung koefisien antara skor item dan skor totalnya dalam taraf signifi

kansi 0,05 dengan rumus korelasi Product Moment Pearson (Ariku

nto,2010).

Keterangan :
r= koefisiensi korelasi
n= banyak sampel
x= skor item X
y= Skor item Y

Instrumen bisa dikataan valid mempunyai nilai r hitung > r t

abel dengan tingkat signifikansi korelasi dibawah 0,05. Uji validita

s kuesioner ini dilakukan pada WUS di Desa Sipungguk dengan ju

mlah sampel 10% dari total sampel dengan karekteristik yang sama

dengan objek penelitian. Uji valid diilakukan pada tanggal 28 Mei

2024 dengan menggunakan kuesioner elektronik yaitu google form

https://forms.gle/8YdAnDwA6TNMa1Bg6. Pada 10 responden r tabel

yaitu 0,63. Dari hasil uji valid didapatkan hasil p-value ˂ 0,05 pada
PAGE \* MERGEFORMAT 48

semua item pertanyaan dengan taraf signifikan 0,05. Hal ini menun

jukan bahwa semua kuesioner valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menujukan sejauh ma

na hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukur

an yang sama. Uji reliabilitas dapat diukur menggunakan Cronbac

h Alpha dengan menggunakan komputerisasi. Dinyatakan reliabel j

ika nilai Cronbach Alpha > 0,70 dan dinyatakan tidak reliebel jika

Cronbach Alpha < 0,70 (Hastono, 2016). Uji reliabilitas pada penel

itian ini diperoleh hasil koefisien Cronbach Alpha > 0,70. Hal ini

menandakan bahwa semua pertanyaan kuesioner reliabel.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Mengajukan permohonan pembuatan surat izin pengambilan data

kepada bagian prodi S1 Kebidanan.

3.5.2 Setelah mendapat surat izin pengambilan data dari bagian program

studi S1 Kebidanan surat tersebut diberikan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar.

3.5.3 Tembusan disampaikan kepada bagian Program Pengendalian dan

Pemberantasan Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan Kabupaten

Kampar.

3.5.4 Mengajukan surat permohonan pengambilan data di Desa kemang

Indah.
PAGE \* MERGEFORMAT 48

3.5.5 Mengajukan surat permohonan untuk melakukan survey pendahuluan

di Desa Kemang Indah.

3.5.6 Melakukan survey pendahuluan di Desa Kemang Indah.

3.5.7 Membuat proposal penelitian.

3.5.8 Ujian seminar proposal penelitian.

3.5.9 Uji validitas dan reliabilitas.

3.5.10 Mengajukan surat permohonan izin penelitian di Desa Kemang Indah

pada bagian Prodi S1 Kebidanan.

3.5.11 Menyebarkan kuesioner elektronik melalui Google form, dan peneliti

memastikan bahwa jumlah sampel yang telah ditetapkan terpenuhi.

3.5.12 Berkoordinasi dengan bantuan Bidan desa, dengan cara menyebarkan

kuesioner elektronik ke WhatsApp Grup Desa Kemang Indah.

3.5.13 Memantau persentase pengisian kuesioner yang telah diisi oleh

responden, untuk menentukan apakah target sudah terpenuhi atau

belum.

3.5.14 Saat target sampel belum terpenuhi maka peneliti berkoordinasi

kembali atau meminta bantuan Bidan desa untuk mengingatkan

kembali calon responden untuk mengisi Google form yang telah

disebar sebelumnya.

3.5.15 Mengumpulkan kuesioner elektronik yang telah diisi oleh responden

yang secara otomatis hasilnya masuk ke dalam Microsoft excel.

3.5.16 Mengolah data hasil penelitian.

3.5.17 Ujian hasil penelitian.


PAGE \* MERGEFORMAT 48

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati sehiingga memungkinkan peneliti

melakukan observasi secara cermat terhadap fenomena (Hidayat, 2014).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur
Variabel Independen

1 Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Ordinal 0. Buruk, jika


WUS tentang responden ketahui skor <70%
GDM tentang konsep GDM 1. Baik jika skor
≥70%
1. Pengertian GDM (Zendrato, 2023)
2. Tanda-tanda GDM
3. Faktor risiko GDM
4. Komplikasi GDM
5. Pencegahan GDM
6. Klasifikasi GDM
Variabel Dependen

2 Gaya Hidup Pola dimana seseorang Kuesioner Ordinal 0. Tidak sehat


dapat menerapkan jika skor nilai
kebiasaan yang baik <60%
dalam menciptakan 1. Sehat jika skor
hidup yang sehat dan nilai ≥ 60%
menghindari kebiasaan (Suhartika, 2023)
buruk yang dapat
mengganggu
kesehatan. Indikator
gaya hidup sehat :

1. Makan dengan
menu seimbang
2. Olahraga Teratur
3. Perilaku tidak
merokok
4. Istirahat yang
cukup

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diolah menggunakan


PAGE \* MERGEFORMAT 48

komputerisasi, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisa data

dilakukan dengan analisa univariat dan analisa bivariat:

3.7.1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian, analisis ini menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisis ini

bermanfaat untuk memberi gambaran karakteristik subjek penelitian

dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi. Perhitungan

data dilakukan setelah data terkumpul. Data tersebut klasifikasikan

menurut variabel yang diteliti dan data diolah secara manual dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P=

Keterangan

P= Persentase

F= Frekuensi

N= Jumlah seluruh observasi

3.7.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk meliihat hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Analisa bivariate akan

menggunkan Uji Chi-Square (X2) menggunakan komputerisasi

dengan tingkat kepercayaan 95%. Dasar pengambilan keputusan yaitu

berdasarkan probabilitas sebagai berikut :


PAGE \* MERGEFORMAT 48

a. Jika Probabilitas (p) ≤ α (0,05) Ha diterima dan Ho ditolak

b. Jika Probabilitas (p) > α (0,05) Ha tidak terbukti dan Ho gagal

ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan

Cross Sectional untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan WUS ten

tang GDM dengan gaya hidup di desa Kemang Indah wilayah kerja UPT P

uskesmas Tambang. Penelitian ini dilakukan di desa Kemang Indah pada t

anggal 8 Maret 2024 dengan jumlah responden sebanyak 156 WUS. Pene

litian ini melakukan pengolahan data dengan analisis univariat dan bivaria

t. Hasil penelitian disusun dalam bentuk tabel yang kemudian diintepretasi

kan kedalam bentuk narasi.

4.1.1 Karakteristik Responden

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan distribusi freku

ensi karakteristik responden berdasarkan usia, status perkawinan, p

endidikan, pekerjaan, pernah didiagnosa GDM, kehamilan, dan ju

mlah anak. Kemudian juga dilakukan analisis untuk mendapatkan

distribusi frekuensi penerimaan diri sebagai variabel independen da

n stress sebagai variabel dependen. Setelah penelitian dilaksanakan

maka diperoleh data sebagai berikut:

PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 48

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Status


Perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Pernah Didiagnosa
GDM, Jumlah Anak
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Usia
15-25 Tahun 123 78,8
26-35 Tahun 32 20,5
36-49 Tahun 1 0,6
Status Perkawinan
Belum Kawin 67 42,9
Kawin 81 51,9
Janda 8 5,1
Pendidikan
Tamat SD 1 0,6
Tamat SMP/Sederajat 8 5,1
Tamat SMA/Sederajat 115 73,7
Sarjana/Diploma 32 20,5
Pekerjaan
IRT 49 31,4
Guru 11 7,1
PNS 8 5,1
Petani 23 14,7
Pedagang 52 33,3
Mahasiswi 13 8,3
Pernah didiagnosa GDM
Pernah 19 12,2
Tidak Pernah 137 87,8
Jumlah Anak
Belum Ada 68 43,6
1 Orang 32 20,5
2 Orang 31 19,9
3 Orang 20 12,8
4 Orang 5 3,2
Total 156 100

Berdasarkan table 4.1 dapat dilihat bahwa dari 156 responden,

didapatkan responden kategori umur (15-25) sebanyak 123 orang

(78,8%) berstatus kawin sebanyak 81 orang (51,9%), pendidikan tamat

SMA sebanyak 115 orang (73,7%), pedagang sebanyak 52 orang

(33,3%) terdapat 137 responden yang tidak pernah didiagnosa GDM

dan 68 responden belum mempunyai anak (43,6%).


PAGE \* MERGEFORMAT 48

4.1.2 Analisa Univariat

Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji chi-square dengan tujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu

hubungan pengetahuan WUS tentang GDM dengan gaya hidup

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Adapun hasil analisa univariat

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan WUS tentang GDM


No Pengetahuan Frekuensi Persentase %
1. Buruk 92 59
2. Baik 64 41
Total 156 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 156 WUS di

desa Kemang Indah, 92 WUS (59 %) memiliki pengetahuan buruk.

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi WUS Berdasarkan Gaya Hidup


No Gaya Hidup Frekuensi Persentase %
1. Tidak Sehat 95 60,9
2. Sehat 61 39,1
Total 156 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 156 WUS di desa

Kemang Indah, 95 WUS (60,9 %) memiliki gaya hidup tidak sehat.

4.1.3 Analisa Bivariat

Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan uji chi-square dengan tujuan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu

hubungan pengetahuan WUS tentang GDM dengan gaya hidup di desa

Kembang Indah. Adapun hasil analisa bivariat dalam penelitian ini


PAGE \* MERGEFORMAT 48

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4: Hubungan Pengetahuan WUS tentang GDM dengan Gaya


Hidup
Pengetahuan Gaya Hidup Total P POR
Tidak Sehat Sehat Value (95%CI)
n % n % n % 5,913
Buruk 85 56 7 36 92 100 0,000 (3,336-10,480)
Baik 10 39 54 25 64 100
Total 95 95 61 61 156 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 92 responden

yang mempunyai pengetahuan buruk terdapat 7 responden (36%) yang

memiliki gaya hidup sehat, sedangkan dari 64 responden yang

mengalami pengetahuan baik terdapat 10 responden (39%) yang

mengalami gaya hidup tidak sehat. Berdasarkan hasil uji statistik Chi-

Square diperoleh nilai p-value 0,000 < alpha (0,05) yang artinya ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan WUS tetang GDM

dengan gaya hidup. Sedangkan nilai Prevalensi Odds Ratio = 5,913.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada

156 WUS tentang GDM di Desa Kemang Indah Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Tambang dapat diketahui bahwa dari 92 responden yang

mempunyai pengetahuan buruk terdapat 7 responden (36%) yang

memiliki gaya hidup sehat, sedangkan dari 64 responden yang mengalami

pengetahuan baik terdapat 10 responden (39%) yang mengalami gaya

hidup tidak sehat. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value

0,000 < alpha (0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara
PAGE \* MERGEFORMAT 48

pengetahuan WUS tentang GDM dengan gaya hidup.

Pada penelitian ini ditemukan kesenjangan dari 92 responden

yang mempunyai pengetahuan buruk terdapat 7 responden (36%) yang

memiliki gaya hidup sehat. Hal ini dapat terjadi, salah satunya karena

faktor sosial atau lingkungan, misalnya lingkungan yang mendukung gaya

hidup aktif dapat mendorong individu untuk mengadopsi kebiasaan yang

positif, meskipun pengetahuannya terbatas. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wale et al (2019) menyatakan bahwa

seseorang yang berpengetahuan buruk mempunyai perubahan perilaku

untuk melakukan gaya hidup sehat yang bisa disebabkan oleh pengaruh

lingkungan. Dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti ditemukan bahwa WUS yang pengetahuan buruk tetapi memiliki

gaya hidup yang sehat karena dipengaruhi oleh faktor sosial seperti WUS

yang keluarganya memang sudah sejak lama menerapkan gaya hidup

sehat seperti memiliki kebiasaan makan dengan menu seimbang,

menghindari makanan cepat saji dan selalu aktif melakukan aktivitas fisik

seperti olahraga 150x/menit sebanyak 3 kali dalam seminggu, aktivitas

sehari-hari sebagai pedagang dan petani juga mendorong agar WUS tetap

melakukan aktivitas fisik yang baik untuk tubuh.

Selanjutnya, WUS yang memiliki gaya hidup sehat dipengaruhi

juga oleh faktor lingkungan. Sebagian WUS berprofesi sebagai petani dan

pedagang yang hasil kebun berupa tanaman jagung, umbi-umbian,

singkong dan sayuran-sayuran yang hasilnya akan dijual dan dijadikan


PAGE \* MERGEFORMAT 48

juga untuk bahan pangan sehari-hari. Sayuran yang dikonsumsi yaitu

sayuran yang organik tanpa menggunakan bahan kimia, sehingga sayuran

mengandung flavonoid dan antioksidan yang tinggi bagus untuk

kesehatan tubuh. Sebagian desa Kemang Indah ditumbuhi oleh tumbuhan

singkong, sehingga salah satu makanan yang bisa dikonsumsi yaitu daun

singkong, manfaat daun singkong salah satunya bisa meningkatkan

kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini.

Sedangkan dari 64 responden yang mengalami pengetahuan baik

terdapat 10 responden (39%) yang mengalami gaya hidup tidak sehat.

Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat memerlukan komitmen dan

usaha yang besar. Terkadang, meskipun WUS tersebut tahu resiko GDM,

perubahan seperti mengadopsi pola makan sehat atau meningkatkan

aktivitas fisik dapat sulit dilakukan karena berbagai alasan, seperti

kebiasaan yang sulit diubah atau tekanan lingkungan. Hal ini sejalan

dengan penelitian Alfiani et al (2017) menyatakan bahwa keinginan untuk

melakukan perubahan gaya hidup sehat harus didasari oleh keinginan dari

diri. Dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

ditemukan bahwa WUS yang mempunyai pengetahuan baik tetapi

memiliki gaya hidup yang tidak sehat karena kurangnya keinginan untuk

merubah kebiasaan seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji, sulit

termotivasi untuk berolahraga dan sering mengahabiskan waktu luang

untuk bersantai.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kemang indah

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tambang pada tanggal 8 Maret 2024 tentang

hubungan pengetahuan WUS tentang GDM dengan gaya hidup dengan

jumlah sampel 156 responden yang dianalisis dengan menggunakan analisis

univariat dan bivariat, maka diketahui kesimpulan sebagai berikut

a. Sebagian responden di Desa Kemang Indah Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Tambang memiliki pengetahuan buruk

b. Sebagian responden di Desa Kemang Indah Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Tambang memiliki gaya hidup tidak sehat

c. Ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan WUS tentang GDM

di Desa Kemang Indah Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tambang

5.2 Saran
a. Bagi Responden

Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pendidikan kesehatan.

Responden sebaiknya aktif mencari informasi terkait GDM dan gaya

hidup sehat yang dapat mengurangi risiko GDM. Menghadiri program-

program edukasi kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas atau

institusi kesehatan setempat dapat membantu dalam memperoleh

pengetahuan yang lebih baik, serta membuat perubahan positif dalam

gaya hidup sehat seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengonsumsi

makanan sehat, dan mengurangi faktor risiko seperti merokok atau

PAGE \* MERGEFORMAT 49
PAGE \* MERGEFORMAT 50

konsumsi alkohol yang dapat membantu mengurangi risiko terkena GDM.

Mengintegrasikan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari akan

memberikan dampak positif jangka panjang terhadap kesehatan secara

keseluruhan.

b. Bagi Puskesmas (UPT Puskesmas Tambang)

Diharapkan kepada Puskesmas untuk menyediakan lebih banyak program

edukasi kesehatan tentang GDM dan gaya hidup sehat yang dapat diakses

oleh masyarakat, terutama WUS di Desa Kemang Indah. Program ini

dapat mencakup seminar, lokakarya, atau konsultasi individual dengan

tenaga kesehatan. Melakukan kolaborasi dengan institusi pendidikan

setempat dan organisasi masyarakat untuk menyebarkan informasi tentang

GDM dan mendorong gaya hidup sehat. Ini dapat dilakukan melalui

kerjasama dalam penyuluhan, penelitian, atau program-program

komunitas yang bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi acuan awal bagi

peneliti selanjutnya untuk menyelidiki lebih lanjut faktor-faktor risiko

spesifik apa saja yang berkontribusi terhadap GDM di masyarakat

pedesaan seperti Desa Kemang Indah. Studi ini dapat memberikan

wawasan yang lebih dalam tentang intervensi yang dapat dilakukan untuk

mengurangi prevalensi GDM ditingkat populasi terutama pada WUS.


DAFTAR PUSTAKA

Aspilayuni. (2023). Literature Review : Faktor Yang Mempengaruhi Diabetes


Mellitus Gestasional. JIMPK : Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian
Keperawatan, 3(4), 2023.
Annisa. (2018). Konsep Gestasional Diabetes Mellitus
Berry,. 2015. Monitoring and Managing Mothers with Gestasional Diabetes
Mellitus: a Nurisng Perspective. Nursing Research and Reviews:5 91-97.
BKKBN. (2017).Pengertian Wanita Usia Subur
Aspilayuni, Suhartik, & Mato, R. (2023). Literature Review : Faktor Yang
Mempengaruhi Diabetes Mellitus Gestasional. JIMPK : Jurnal Ilmiah
Mahasiswa & Penelitian Keperawatan, 3(4), 2023.
Azis, W. A., Muriman, L. Y., & Burhan, S. R. (2020). Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 2(1), 105–114.
https://doi.org/10.37287/jppp.v2i1.52
Dissassa, H. D., Tufa, D. G., Geleta, L. A., Dabalo, Y. A., & Oyato, B. T. (2023).
Knowledge on gestational diabetes mellitus and associated factors among
pregnant women attending antenatal care clinics of North Shewa zone public
hospitals, Oromia region, Central Ethiopia: A cross-sectional study. BMJ
Open, 13(9), 1–9. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2023-073339
Farhan Kamali Adli. (2021). Diabetes Melitus Gestasional: Diagnosis Dan
Faktor Risiko. 03(01), 1260–1265.
Fitriani, R. (2017). Analisis Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Gestasional
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
Tahun 2016. Molucca Medica, 10, 110–126.
https://doi.org/10.30598/molmed.2017.10.2.110
Hayatullah, M. M., & Hafizzurachman, H. (2020). Konfirmasi Lima Faktor yang
Berpengaruh terhadap Pencegahan Diabetes Mellitus Pada Ibu Hamil. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 19(01), 15–23. https://doi.org/10.33221/jikes.v19i01.388
Istiyana DT, Hartoyo E, Sukmana BI. 2016. Hubugan antara Ibu Penderita pre-
Gestasional Diabetes Mellitus dengan Risiko Kelahiran Bayi Cleft Lip and
Palate. Dentino, J Kedokt eran Gigi;I(1):32–6.
Katarina Podlogar. (2021). Diabetes Melitus Gestasional. Dm, 8–30.
Loho M, Mongan S. 2015. Kaitan Makrosomia dengan Diabetes Mellitus
Gestasional di Bagian Obsgin BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau Manado
Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, A. (2014). Masa Subur. STIKOM
Surabaya, 7–12.
Mitra. (2023). Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil, Ini Tanda dan
Penyebabnyale.
Maryunani. 2013. Diabetes Pada Kehamilan edisi kedua. Jakarta. TIM
Mulianda, Resy Tesya. 2017. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang penyakit
diabetes melitus pada kehamilan di dusun IV desa Cinta Rakyat kecamatan
Percru Sei Tuan kabupaten Deli Serdang. Jurnal ilmiah kebidananIMELDA
Vol 3 No,1
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (5th ed.). Salemba
Medika.
Pittara. (2022). No Title. Kesehatan.
Purnamasari. (2019). data diabetes gestasional. Kesehatan.
Riza Marlina. (2022). Penyebab Diabetes Melitus Gestasional. KLIKDOKTER.
Sianturi. (2019). Wus Dan Reproduksi. Kesehatan Olahraga, 1–8.
Sugianto. 2016. Diabetes Melitus dalam Kehamilan. Dewi EK, Astikawati R,
editors. Jakarta: Erlangga
Windarwati. (2023). Prevalence of Gestational Diabetes Mellitus in the Special
Region of Yogyakarta. Medikora, 22(2), 1–9.
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/view/64266/pdf
Yundhi Arfianto. (2017). Hubungan Antara Gaya Hidup Sehat Dengan Kejadian
Diabetes Mellitus Gestasional., 32.
Zendrato, M. S. (2023). Karya Tulis Ilmiah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Pencegahan Diabetes Melitus Gestasional.

You might also like