Optimized
Optimized
Optimized
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Disusun oleh:
Devi Widya Ayuningtyas
NIM 6411415096
ABSTRAK
ii
Public Health Science Department
Faculty of Sport Science
Universitas Negeri Semarang
September 2019
ABSTRACT
iii
PERNYATAAN
iv
PENGESAHAN
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Setiap orang mungkin pernah kalah atau pernah terjatuh. Tapi jatuh, bukan berarti
PERSEMBAHAN:
tercinta.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care di
Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
Pembimbing Skripsi.
4. Penguji Skripsi I, dr. RR. Sri Ratna Rahayu M.Kes., Ph.D atas saran dan
5. Penguji Skripsi II, drg. Yunita D.P.S., M.Kes (Epid) atas saran dan masukan
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
vii
7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, atas ijin pengambilan data dan
9. Kedua orang tua saya, Bapak Widi Sulistiyarno dan Ibu Rukmiati tercinta
yang telah membiayai saya serta memberikan doa, dukungan dan motivasi
10. Saudara saya Bripda Dimas Widya Mahardika, serta keluarga besar yang
11. Keluarga besar HIMA IKM yang telah memberikan dukungan, doa dan
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan yang
Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat dari
Allah SWT. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan guna
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
PENGESAHAN ...................................................................................................... v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
ix
1.4.2 Manfaat Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat................................ 10
BAB II ................................................................................................................... 16
x
3.4 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN ......................................... 44
VARIABEL .......................................................................................................... 44
3.6.2 Sampel..................................................................................................... 48
52
3.9.2 Penelitian................................................................................................. 54
BAB IV ................................................................................................................. 58
xi
4.1.1 Keadaan Geografis Puskesmas Tlogosari Kulon .................................... 58
BAB V................................................................................................................... 78
PEMBAHASAN ................................................................................................... 78
5.1.1 Hubungan Umur Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care78
5.1.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
5.1.3 Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
5.1.5 Hubungan Paritas dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care ... 83
5.1.6 Hubungan Jarak Kehamilan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal
Care......................................................................................................... 84
5.1.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
xii
5.1.10 Hubungan Sikap Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care 89
5.1.11 Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal
Care......................................................................................................... 91
5.1.12 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
5.1.13 Hubungan Dukungan Keluarga Lain dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
BAB VI ................................................................................................................. 97
xiii
DAFTAR TABEL
Lain ....................................................................................................................... 63
Care ....................................................................................................................... 66
Tabel 4. 15 Hubungan Umur Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care
............................................................................................................................... 66
xiv
Tabel 4. 16 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
Tabel 4. 17 Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
Tabel 4. 19 Hubungan Paritas dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care70
Tabel 4. 21 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
Tabel 4. 24 Hubungan Sikap Ibu dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care
............................................................................................................................... 74
Tabel 4. 27 Hubungan Dukungan Keluarga Lain dengan Perilaku Ibu Hamil dalam
xv
Tabel 4. 28 Hasil Rekapitulasi Analisis Bivariat .................................................. 77
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNNES untuk
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNNES untuk
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat)
kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan
RI, 2009). Pelayanan antenatal care (ANC) pada dasarnya tersedia bagi ibu hamil
melalui kegiatan program Puskesmas. Kegiatan ini merupakan bagian dari program
KIA yang berupaya mengubah sikap dan perilaku masyarakat kearah keamanan
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
(MDGs) pada tahun 2015 menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per
menetapkan agenda baru untuk kelanjutan dari apa yang telah dibangun dalam
akan dicapai adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) secara global hingga
1
2
Menurut WHO tahun 2011 tingginya angka kematian ibu yang terjadi
penting dalam upaya pencegahan karena merupakan momentum paling tepat untuk
mendeteksi secara dini kelainan ibu atau penyakit ibu hamil ataupun janinnya
kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu
hamil sesuai standar paling sedikit 4 kali (K4) dengan distribusi sekali pada
cakupan K1 dan K4. Kunjungan pertama (K1) adalah jumlah ibu hamil yang telah
kunjungan ke-4 (K4) adalah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan tiap
ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke
pelayanan antenatal. WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu
faktor pemungkin (jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga dan sarana media
informasi) dan faktor penguat (dukungan suami, dukungan keluarga dan sikap
ibu hamil dipengaruhi oleh faktor usia ibu (p=0,019), usia kehamilan (p=0,000),
kadar Hb (p=0,038). Hal ini sejalan dengan penelitian Nurmawati (2018) yang
dilakukan oleh Worku (2016) menunjukkan terdapat hubungan dengan usia ibu
bahwa terdapat hubungan antara ANC dengan pendidikan (AOR: 0,60; 95% CI
Secara nasional, angka cakupan ANC (K1 dan K4) pada tahun 2016 dan
2017 yaitu K1 mengalami penurunan sebesar 100% pada tahun 2016 dan 95,41%
85,35% pada tahun 2016 dan 87,30% pada tahun 2017. Data tersebut sudah
sebesar 76%, walaupun masih terdapat 11 provinsi yang belum mencapai target
cakupan kunjungan kehamilan (K1 dan K4) pada tahun 2017 mengalami sedikit
menunjukkan bahwa cakupan kunjungan ibu hamil sudah mencapai target Renstra
Kota Semarang merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Tengah yang
Kota Semarang tahun 2016 sebesar 95% dan 97,5%. Berbeda dengan tahun 2017,
cakupan K1 dan K4 sebesar 100% dan 97,57%. Dari data tersebut terjadi
Semarang yaitu sebesar 100% (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2018). Cakupan
Kecamatan Pedurungan yang memiliki luas wilayah yaitu 20,72 𝐾𝑚2 . Puskesmas
bahwa berkontur dataran rendah dan rata, sehingga jarak ke fasilitas kesehatan
dan Anak (PWS-KIA) Puskesmas Tlogosari Kulon, pada tahun 2016 cakupan K1
sebesar 100% dan mengalami penurunan cakupan K4 sebesar 89,75% pada tahun
2017. Kemudian data terbaru pada tahun 2018 mengalami kenaikan kembali
namun cakupan K4 belum mencapai target yang ditentukan yaitu sebesar 100%.
Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Tlogosari Kulon pada tahun
2018 terdapat 8309 PUS dan memiliki sebanyak 1331 ibu hamil. Dari 1331 ibu
hamil terdapat 99 ibu hamil yang memiliki riwayat abortus, 15 ibu hamil mengalami
perdarahan, dan terdapat ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis atau KEK
sebesar 99 kasus. Selain itu, dari 886 bayi lahir terdapat kasus berat badan lahir
6
rendah sebesar 32 kasus dan bayi lahir mati 4 kasus (Data Puskesmas Tlogosari
Kulon, 2018).
oleh ibu hamil. Karena dalam pemeriksaan kehamilan ibu dapat mengetahui
kandungan sehingga dapat dilakukan penanganan secara dini. Selain itu, ibu hamil
mendapat pengetahuan agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11-12 Februari 2019
terhadap 20 orang ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Kulon Kota
Kalicari, dan Kelurahan Gemah). Karakteristik ibu hamil yaitu usia ibu hamil rata-
rata 21-35 tahun sebesar 85%, pendidikan ibu hamil sebagian besar SMA/sederajat
sebesar 65%, status pekerjaan ibu hamil sebesar 55% bekerja, paritas ibu hamil
lebih dari 2 sebesar 70%, jarak kehamilan 3-5 tahun sebanyak 80% dan pendapatan
keluarga kurang dari Upah Minimum Regional (UMR) sebesar 35%. Dari hasil
wawancara pengetahuan ibu hamil tentang ANC diketahui bahwa 40% ibu hamil
kesehatan secara baik. Sedangkan untuk pemeriksaan kehamilan, 55% ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebanyak lebih dari 4 kali dan 45% ibu hamil melakukan
Perilaku Ibu Hamil dalam Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari
1. Apakah ada hubungan antara umur ibu dengan perilaku ibu hamil dalam
antenatal care?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan perilaku ibu
3. Apakah ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan perilaku ibu hamil
5. Apakah ada hubungan antara paritas dengan perilaku ibu hamil dalam
antenatal care?
6. Apakah ada hubungan antara jarak kehamilan dengan perilaku ibu hamil
7. Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
10. Apakah ada hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu hamil dalam
antenatal care?
11. Apakah ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku ibu hamil
12. Apakah ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku
13. Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga lain dengan perilaku ibu
sebagai berikut:
yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam antenatal care di Puskesmas
1. Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dengan perilaku ibu hamil
5. Untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan perilaku ibu hamil dalam
antenatal care.
10. Untuk mengetahui hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu hamil
11. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dengan perilaku ibu
1.4 MANFAAT
Kota Semarang.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian yang akan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan data tambahan
antenatal care, sehingga ibu hamil termotivasi untuk melakukan antenatal care
secara teratur sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya komplikasi kehamilan
dan persalinan.
11
Variabel
Terikat:
penggunaan
pelayanan
antenatal
sebelumnya yaitu:
media informasi.
study).
15
Semarang.
TINJAUAN PUSTAKA
tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat)
kepada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan
RI, 2009). Pelayanan antenatal care (ANC) pada dasarnya tersedia bagi ibu hamil
melalui kegiatan program Puskesmas. Kegiatan ini merupakan bagian dari program
KIA yang berupaya mengubah sikap dan perilaku masyarakat kearah keamanan
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
16
17
intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan)
wadah edukasi bagi ibu hamil dan keluarga mengenai pentingnya asupan makanan
yang adekuat, mengurangi pekerjaan yang berat, serta dukungan emosional yang
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh antenatal care yang
pemberian ASI.
hamil.
sedini mungkin.
18
yang diberikan kepada semua ibu hamil. Setiap kehamilan dalam perkembangannya
mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi, oleh karena itu antenatal
care harus dilakukan secara rutin, terpadu dan sesuai standar antenatal care yang
berkualitas.
pendidikan
1. Kunjungan Pertama
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesa pada ibu hamil yang meliputi:
a. Identitas diri ibu hamil (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama dan
alamat ibu) untuk mengenal ibu hamil dan menentukan status sosial ekonominya,
1) Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
dengan tindakan.
persalinan.
4) Riwayat hipertensi.
7) Bayi yang dilahirkan: jenis kelamin, berat dan panjang badan, hidup
f. Pemeriksaan obstetrik
h. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral
K4. Kunjungan K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan. Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan
2. Kunjungan kedua pada kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali
kunjungan.
penting yaitu:
seperti tetanus neonatorum, anemia dan kekurangan zat besi, dan mendorong
Sama seperti di atas, ditambah deteksi janin secara dini, melakukan rujukan
sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester
Masyarakat, 2010).
22
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali
minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke
24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai
kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini
menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil,
bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya
ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklamsia (hipertensi disertai edema wajah atau tungkai bawah;
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada
trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-
nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
25
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya
proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
pertama, sekali pada trimester kedua, sekali pada trimestes ketiga (terutama pada
Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan resiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin
pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling
26
h. Pemeriksaan BTA
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai
dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat
a. Kesehatan ibu
ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup
selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini
penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera
menghadapi komplikasi
kehamilan, persalinan, nifas misalnya perdarahan pada ibu hamil muda maupun
hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-
tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga
kesehatan.
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh
kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum
tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya.
28
(resiko tinggi).
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan
HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya
untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka
dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya
apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk
i. KB paska persalinan
persalinan untung menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat
j. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor
kesehatan yang dikenal dengan “health system model“. Model ini menjelaskan
pada:
1. Komponen Predisposing
yaitu:
2. Komponen Enabling
mendapatkan pelayanan kesehatan. Komponen ini terdiri dari sumber daya keluarga
3. Komponen Need
kesehatan akan terwujud kalau ada kebutuhan (need). Komponen need merupakan
kebutuhan. Penilaian ini dapat diperoleh dari dua sumber yaitu: pertama, penilaian
oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya rasa sakit yang
diderita dan kedua penilaian klinik (evaluated need) merupakan penilaian beratnya
31
penyakit yang dinilai dari berbagai kondisi dan gejala penyakit menurut diagnosa
Menurut teori Green (1980) terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi
Faktor penguat merupakan suatu faktor yang mengikuti suatu perilaku yang
Merupakan suatu faktor yang memfasilitasi penampilan dari suatu aksi atau
komitmen masyarakat/pemerintah.
yang berkenaan dengan motivasi seseorang untuk bertindak. Faktor ini mungkin
mendukung atau menghambat perilaku sehat dan faktor demografis meliputi: umur,
(Notoatmodjo, 2014).
Hal ini sejalan dengan Rachmawati (2017) yang menyatakan bahwa faktor
keluarga dan sarana media informasi) dan faktor penguat (dukungan suami,
Umur ibu dapat dijadikan salah satu alat ukur dalam menetapkan diagnosa
apakah kehamilan atau persalinan beresiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) atau tidak
beresiko (20 – 35 tahun). Semakin rendah umur seseorang dalam kehamilan, maka
optimalisasi ibu maupun janin pada persalinan yang akan dihadapi (Prawirohardjo,
2009).
dewasa akan lebih matang dalam berfikir. Semakin cukup usia maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
33
Hal ini disebabkan usia mempengaruhi seseorang dalam berpikir selain itu usia juga
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
masyarakat, bangsa, dan negara. Tingkat pendidikan adalah jenjang belajar formal
yang berpendidikan akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan untuk
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan selain menjadi ibu rumah tangga
untuk mencari atau mendapatkan nafkah dalam kurun waktu kehamilan sampai
pandang yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja. Ibu yang bekerja lebih
banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga lebih
34
dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Akan tetapi, status pekerjaan ibu akan
(Sumiati, 2012).
yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain
maupun dari pihak diri sendiri. Jadi yang dimaksud pendapatan dalam penelitian
ini adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan
pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan
keluarga yang memadai akan menunjang ANC yang baik dan kesadaran untuk
periksa, karena dapat menyediakan semua kebutuhan dirinya baik yang primer
2.1.3.5 Paritas
Paritas merupakan jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup, yaitu kondisi
Wiknjosastro (2005) paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin
lebih dari satu orang. Sueheilif paritas adalah status seorang wanita sehubungan
dengan jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Ibu yang baru pertama kali hamil
adalah jarak persalinan terakir dengan awal kehamilan sekarang > 2 tahun, bila
jarak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik, pada
persalinan lama atau perdarahan. Semakin tinggi resiko terjadi komplikasi akan
yang dekat dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada ibu hamil
(Riskesdas, 2013).
36
(panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah dengan
Pengetahuan adalah hal apa saja yang diketahui oleh orang atau responden
dengan dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut
antenatal pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam
melakukan kunjungan. Edukasi melalui media biasanya menjadi salah satu cara
tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Media yang digunakan dapat
berupa media cetak, seperti leaflet, poster, koran, majalah, dan lain-lain ataupun
37
media elektronik seperti televisi, internet, dan lain-lain (Padila, 2014). Menurut
yang lebih baik dari pada seseorang yang mengakses sedikit media informasi.
pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau
puskesmas dan sikap masyarakat yang lebih memilih pergi kebalai pengobatan
bidan atau praktek dokter yang ada di desa tersebut daripada ke puskesmas.
atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan). Setelah seseorang mengetahui
stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap
stimulus atau objek kesehatan tersebut. Sikap merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi yang terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan
hamil yang memiliki sikap positif terhadap antenatal care lebih banyak melakukan
antenatal care daripada ibu dengan sikap negatif terhadap antenatal care.
Suami adalah orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil. Banyak
bukti yang ditunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan
fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan sedikit resiko
komplikasi persalinan. Hal ini diyakini karena ada dua kebutuhan utama yang
ditunjukkan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan
(Rukiyah, 2014).
Dukungan suami penting untuk kehamilan istri karena suami adalah orang
yang paling dekat dan terkadang istri dihadapkan pada situasi ketakutan dan
ibu hamil, selain itu dukungan yang diberikan suami selama istri hamil juga dapat
utama untuk memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun
sakit. Adapun dukungan keluarga yang dimaksud disini adalah dukungan yang
diberikan baik dalam moril ataupun materil kepada anggota keluarga yang hamil
yang mengabdikan diri dan kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan
berupa tanya jawab tentang apa yang dirasakan ibu hamil, kapan harus meminum
obat dan vitamin, kapan harus melakukan kunjungan antenatal care dan
frekuensi kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka
semakin sering pula seorang ibu hamil menginjungi fasilitas kesehatan untuk
daerah terpencil juga dapat menurunkan akses ibu hamil untuk mendapatkan
Faktor Predisposing
Usia
Paritas
Jarak Kehamilan
Sikap Ibu
Faktor Enabling
Pendapatan Keluarga
Pemanfaatan Media
Informasi
Faktor Reinforcing
Dukungan Suami
Dukungan Tenaga
Kesehatan
METODE PENELITIAN
Variabel Bebas
Usia Ibu
Pendapatan Keluarga
Variabel Terikat
Paritas
Jarak Kehamilan
Perilaku Ibu Hamil dalam
Tingkat Pengetahuan Ibu
Antenatal Care
Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Lain
Pemanfaatan Media
Informasi
Sikap Ibu
Dukungan Suami
Dukungan Tenaga
Kesehatan
Dukungan keluarga
lain
41
42
Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, tingkat pendidikan ibu, status
ibu, dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan dan dukungan keluarga lain.
antenatal care.
Adapun hipotesis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat hubungan antara umur ibu dengan perilaku ibu hamil dalam
antenatal care.
43
2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan perilaku ibu hamil
3. Terdapat hubungan antara status pekerjaan ibu dengan perilaku ibu hamil
antenatal care.
6. Terdapat hubungan antara jarak kehamilan dengan perilaku ibu hamil dalam
antenatal care.
10. Terdapat hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu hamil dalam
antenatal care.
11. Terdapat hubungan antara dukungan suami dengan perilaku ibu hamil
12. Terdapat hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku ibu
13. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga lain dengan perilaku ibu
(faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok kasus dan
VARIABEL
Variabel Bebas
2 Umur ibu Kurun waktu yang Kuesioner 1. Berisiko: < 20 Ordinal
dihitung dalam tahun dan > 35
tahun sesudah tahun
dilahirkan sampai 2. Tidak berisiko:
pada saat ibu 20 – 35 tahun
mengalami (Prawirohardjo,
kehamilan anak 2009)
terakhir
45
kehamilan ≥ 2
tahun
(Depkes RI,
2006)
antenatal care
(Azwar, 2005)
ditetapkan oleh peneliti berdasarkan kualitas dan kriteria atau karakteristik tertentu
(Sastroasmoro, 2014).
Populasi kasus dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang tidak lengkap
tahun 2018.
Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
𝑂𝑅 𝑃1
P1= 𝑂𝑅+1 P2=𝑂𝑅(1−𝑃1)+𝑃1
Keterangan :
Zα = Nilai standar alpha. Nilai diperoleh dari nilai z kurva normal (1,96)
Zβ = Nilai standar beta. Nilai diperoleh dari nilai z kurva normal (1,64)
OR = Odd ratio dari penelitian yang dilakukan oleh (Mufida et al., 2010) pada
Perhitungan Sampel:
{(1,96√(2(0,5)(1−0,5))+1,64√(0,875(1−0,875))+(0,5)(1−0,5))}2
=
(0,875−0,5)2
50
5,602
=
0,14
sebesar 41 sampel. Untuk menghindari adanya kemungkinan sampel yang drop out,
Jadi besar sampel pada penelitian ini adalah 90 sampel, yaitu sebanyak 45
Sampel kasus dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang kunjungan
antenatal care tidak lengkap di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang, yang
Kriteria Inklusi:
2. Responden yang tercatat dalam buku kohort ibu dan melakukan kurang dari
4 kali kunjungan
Kriteria Eksklusi:
Sampel kontrol dalam penelitian ini adalah diambil semua ibu hamil yang
Kriteria Inklusi:
2. Responden yang tercatat dalam buku kohort ibu dan melakukan minimal 4
kali kunjungan
Kriteria Eksklusi:
Pertimbangan dalam hal ini adalah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari responden penelitian melalui
kuesioner dengan metode wawancara dan observasi. Sumber data primer dalam
penelitian ini meliputi: data hasil wawancara kepada ibu hamil di wilayah kerja
merupakan data yang diperoleh bukan dari reponden yang akan diteliti akan tetapi
dari sumber lain. Data sekunder diperoleh dari buku KIA responden, profil
kesehatan Indonesia, profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah, profil kesehatan Kota
Semarang, laporan tahunan wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang, data
laporan PWS KIA Kota Semarang, data laporan PWS KIA Puskesmas Tlogosari
Kulon.
data yang kemudian diolah dan dianalisis (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pentingnya kuesioner sebagai alat
pengumpul data adalah untuk memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan
penelitian tersebut. Oleh karena itu, isi dari kuesioner adalah sesuai dengan
mengumpulkan data berupa: usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status pernikahan,
pengetahuan ibu, media informasi, sikap ibu, dukungan suami, dukungan tenaga
kesehatan dan dukungan keluaga lain yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil
3.8.2.1 Wawancara
2011).
Teknik pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan melihat buku
KIA responden untuk mengetahui kunjungan antenatal ibu. Teknik ini bertujuan
3.8.2.3 Dokumentasi
Semarang.
3.9.2 Penelitian
1) Mengolah data hasil wawancara dan kuesioner dengan bantuan SPSS untuk
3.10.1.1 Editing
3.10.1.2 Coding
(Padila, 2014).
karakteristik variabel bebas dengan variabel terikat penelitian. Analisis ini hanya
2010).
56
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam antenatal care,
Uji chi square digunakan untuk data kategorik (nominal atau ordinal)
dengan menggunakan Confidence Interval (CI) sebesar 95% (α= 0,05). Untuk
mengetahui ada atau tidak adanya hubungan dua variabel dapat dilihat dari
dengan kata lain terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan
Selain itu analisis bivariate digunakan untuk mengetahui besar risiko/ odds
𝑎/(𝑎+𝑏) 𝒃/(𝒃+𝒅)
OR = : 𝒅/(𝒃+𝒅)
𝑐/(𝑎+𝑐)
𝑎𝑑
OR = 𝑏𝑐
Interpretasi nilai OR dan Confidence interval (CI) sebesar 95% sebagai berikut:
1) Bila nilai OR > 1 maka variabel yang diduga merupakan faktor risiko untuk
2) Bila nilai OR < 1 maka variabel yang diduga merupakan faktor protektif,
3) Bila nilai OR = 1 maka variabel yang diduga sebagai faktor risiko tersebut
6.1 Simpulan
dengan perilaku ibu hamil dalam antenatal care di Wilayah Puskesmas Tlogosari
1. Terdapat hubungan antara umur ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas, tingkat
kesehatan.
6.2 Saran
dengan perilaku ibu hamil dalam antenatal care di Wilayah Puskesmas Tlogosari
Kulon Kota Semarang, maka saran yang dapat diberikan antara lain :
care meskipun sudah berumur tua dan pernah mengalami kehamilan yang
97
98
kematian.
antenatal care khususnya pada kelas ibu hamil melalui berbagai bentuk media
dengan menjalin kerjasama yang baik dengan bidan setempat atau kader posyandu
diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan desain yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Y., & Horiuchi, S. (2012). Factors Influencing the use of Antenatal Care in
Rural West Sumatra, Indonesia. BMC Pregnancy and Childbirth, 12.
Asihani, D. (2010). Hubungan antara Persepsi dan Sikap Ibu Hamil Tentang
Antenatal Care dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Rumah
Bersalin Permata Bunda Sragen. Thesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Astuti, S., Susanti, A. I., Nurparidah, R., & Mandiri, A. (2017). Asuhan Ibu dalam
Masa Kehamilan: Buku Ajar Kebidanan-Antenatal Care (ANC). Bandung:
Erlangga.
Efendi, F., Ns, S., Rn, C. C., Skm, A. K., Maniar, S., & Sst, B. 2016. Determinants
of Utilization of Antenatal Care Services among Adolescent Girls and Young
Women in Indonesia. Women & health, 57(5), 614-629.
Fischer, M. G. (2012). Maternal Health White Paper World Youth Alliance. New
York.
Junga, M. R., Pondaag, L., & Kundre, R. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal. E-Journal Keperawatan, 5(1).
Kim, Y. A., Choi, S. Y., & Ryu, E. (2010). Social Support , Stress , and Practice of
Prenatal Care in Married Immigrant Women in Korea. Journal of
Transcultural Nursing, 4, 325–331.
Mufida, S. O., Virgianti, & Aris, A. (2010). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu
Hamil Dengan Keteraturan ANC Di Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan.
Jurnal Surya, 01.
Murti, B. (2003). Prinsip dan Metode Riset. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Nurmawati, N., & Indrawati, F. (2018). Cakupan Kunjungan Antenatal Care pada
Ibu Hamil. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development),
2(1), 113–124.
Rosliza, & Muhamad. 2011. Original Article Knowledge, Attitude and Practice on
102
Sari, K. I. P., & Efendy, H. V. (2013). Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan, 93–113.
Tasliah, Widagno, L., & P, P. N. 2017. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Padaibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Candi lama kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e -
Journal), 5(3), 637–644.
Umar, N., Masni, & Ikhsan, M. (2014). Faktor Determinan Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kecamatan Manggala Kota
Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Vanden Broeck, J., Feijen-De Jong, E., Klomp, T., Putman, K., & Beeckman, K.
(2016). Antenatal care use in urban areas in two European countries:
Predisposing, enabling and pregnancy-related determinants in Belgium and
the Netherlands. BMC Health Services Research, 16(1), 1–11.
Nata.
Y, Y., Y, Y., M, H.-O.-R., & J., S. (2010). Factors affecting the utilization of
antenatal care services among women in Kham District, Xiengkhouang
province, Lao PDR. Nagoya J Med, 22–33.
Zulfitria, D., Yuniar, N., & Yunawati, I. (2017). Faktor yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(7), 1–10.