Aditia Gunawan

Ecole Pratique des Hautes Etudes, Asian Studies, PhD Student

INALCO Paris, Asie du Sud-Est, Graduate Student

Followers

1,057

Following

424

Co-authors

Public Views

I am working with the texts in Old Sundanese and Old Javanese. I have enjoyed writing in Sundanese, but also in Indonesian. It is a little bit difficult to write an article in English or French, but sometimes it works. My Ph.D. research focused on the religion in the Sundanese region in the 15th century by studying three major works of religious treatises in Old Javanese and Old Sundanese, namely Śikṣā Guru, Sasana Mahaguru, and Siksa Kandaṅ Karǝsian. By making the edition and translating these texts, I will analyze these texts in the broader context of manuscript culture, religious aspiration, and the dynamic socio-linguistic situation in the western part of Java during the 15th century.
Address: Paris

less

University of Pittsburgh

bagus yuka

Ahmad Muzzammil Ibnu Tasmiyah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara STAN

Muh Randi Rj

Dhika Lapepo

Roymon Panjaitan

Universitas Dian Nuswantoro

hairul hairul rahman

InterestsView All (34)

Uploads

Papers by Aditia Gunawan

Tinjauan Buku: A. Teeuw dan Kajian Sunda Kuna

TIDAK seperti kajian terhadap teks Jawa Kuna, kajian terhadap teks-teks Sunda Kuna sungguh sangat... more TIDAK seperti kajian terhadap teks Jawa Kuna, kajian terhadap teks-teks Sunda Kuna sungguh sangat terbatas. Meski para sarjana Belanda seperti K.F. Holle dan C.M. Pleyte telah memulai penelitian terhadap teks-teks tersebut sejak lama, tetapi aspek-aspek penting dari teks seperti bahasa, sejarah, dan bentuk kesusastraan belum terungkap dengan memadai. Hingga pada tahun 1960-an, hadirlah Jacobus Noorduyn (1926–1994), sarjana Belanda yang mulai melakukan kajian terhadap teks-teks Sunda kuna, di antaranya tiga puisi yang disajikan dalam buku yang akan kita bahas, yaitu Para Putera Rama dan Rahwana (PRR), Pendakian Sri Ajnyana (SA), dan Kisah Bujangga Manik: jejak langkah peziarah (BM). Sangat disayangkan, penyakit fatal Noorduyn merintanginya menyelesaikan penelitian atas ketiga puisi Sunda Kuna tersebut. Sejumlah aspek dari ketiga puisi tersebut memang sempat dicatat oleh Noorduyn dalam beberapa artikel, tetapi edisi lengkapnya belum sempat diselesaikan dan dipublikasikan. Di sinilah ...

Flora Sunda: Tafsir ‘Cultural Studies’ Idiom Dan Peribahasa Sunda

Tulisan ini memaparkan hasil telaah atas idiom dan peribahasa Sunda. Penelaahan berfokus pada kon... more Tulisan ini memaparkan hasil telaah atas idiom dan peribahasa Sunda. Penelaahan berfokus pada konstruk kultural manusia Sunda dalam memaknai kekayaan flora berdasarkan pengalaman inderawi (sensouous)-nya yang kemudian diungkapkan dalam bentuk idiom dan peribahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan flora dalam idiom dan peribahasa Sunda beserta konstruksi budaya didalamnya. Konstruksi budaya dibaca melalui pembacaan cermat dengan mengamati nama dan karakteristik flora yang terdapat dalam idiom dan peribahasa Sunda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 64,86% dari idiom dan peribahasa menunjukan stereotip masyarakat Sunda saat ini. Stereotip tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi empat kategori. Satu sampel dari masing-masing kategori ditelaah dan ditafsirkan dengan pendekatan 'cultural studies'. Tulisan ini mengungkap keterkaitan antara nama dan karakteristik flora dengan makna idiom yang digunakan oleh masyarakat Sunda. (Penulis : Mahasiswa Universitas Pend...

Produksi Naskah dan Mistisisme Aksara dalam Bhīma Svarga

As in other parts of Asia, the figure of Bhīma also been cult in Java. The popularity of this fig... more As in other parts of Asia, the figure of Bhīma also been cult in Java. The popularity of this figure has been recorded in the spread of archaeological heritages such as inscriptions, statues, and reliefs, as well as textual legacies by Bhīma as the main character. The text that is discussed in this article, Bhīma Svarga, is one version of which 'might' contain the oldest text. This text was written in the 16th century and has never been satisfactorily studied. This text contains a dialogue between Bhaṭāra Guru and Bhīma who wants to save his father, Pāndu, from hell. All of Bhaṭāra Guru’s questions can be answered perfectly. The Bhīma’s answers is the core of the text, the doctrines of Śivaisme with many aspects of cosmological and philosophical. This article introduces the manuscript sources containing the text of Bhīma Svarga from the scriptorium of West Java that has been ignored in terms of Bhīma Svarga’s manuscript tradition in Bali. Additionally, this article also prov...

Mobilisasi Pengetahuan Naskah Nusantara: Refleksi dan Proyeksi

Mobilisasi Pengetahuan dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan manfaat penelitian dari masyaraka... more Mobilisasi Pengetahuan dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan manfaat penelitian dari masyarakat umum karena penelitian-penelitian itu didanai oleh dana masyarakat. Dengan menggerakkan hasil riset filologis kepada masyarakat, MP dapat meningkatkan dampaknya secara intelektual, ekonomi, sosial dan budaya. Tulisan ini merupakan risalah atas usaha-usaha yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang diwakili oleh Perpusnas dan asosiasi akademia filologi, Manassa, dalam upayanya untuk mobilisasi pengetahuan. Dapat dikatakan, bahwa secara umum, meskipun banyak sekali upaya untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang pernaskahan, gerakan-gerakan MP di bidang pernaskahan nusantara tidak dikonseptualisasikan secara matang. Tulisan ini merupakan refleksi terhadap upaya-upaya penyebarluasan hasil penelitian naskah serta proyeksi bagaimana Mobilisasi Pengetahuan Pernaskahan (MPP) dapat diterapkan secara operasional di bidang Pernaskahan Nusantara.

Old Sundanese Inscriptions: Renewing the Philological Approach

by Aditia Gunawan and Arlo Griffiths

Arhipel, 2021

Old Sundanese inscriptions had already been studied by the end of the 19th century by the Dutch s... more Old Sundanese inscriptions had already been studied by the end of the 19th century by the Dutch scholars, and post-Independence Indonesian scholars have continued to make occasional contributions. However, the epigraphic corpus still leaves many problems without a compelling solution, while the available editions are of uneven quality. This article’s objective is to present new editions of fifteen Old Sundanese inscriptions, based on direct reading from the original artefacts and on newly made photos and estampages, and to interpret the contents of these inscriptions by renewing the philological approach, pioneered by some Dutch scholars in the 19th century, of making systematic use of Old Sundanese sources preserved in manuscripts, in order to elucidate the meaning of the inscriptions. Our study shows that the inscriptions are related to the social and political contexts of the Sunda region from the late 15th into the 16th century, and that they are predominantly commemorative in nature rather than being records of contemporary events.

Aditia Gunawan

Uploads

Papers by Aditia Gunawan

Log In