Microemulsion 2
Microemulsion 2
Microemulsion 2
R (108114163)
Elizabeth Sita P. (106114165)
Naomita Joice Y. (106114168)
Devina Permatasari (106114170)
Kezia C.M.C (106114172)
Improvement of effect of water-in-oil microemulsion as an oral
delivery system for Fexofenadine:
in vitro and in vivo studies
Fexofenadine hydrochloride
Nonsedating antihistamin to treat allergic rhinitis
Rapid, long acting, H
1
receptor antagonist
Rute pemberian : oral
BCS (Class III) high solubility and low
permeability
The oral bioavailability of fexofenadine in humans
is not established. However, in other animals, it is
known to be as low as 4.2% (in rats)7 and 2.6%
(in horses)
Microemulsion
dipersi dari fase air & minyak yang terstabilkan
oleh surfaktan
meningkatkan bioavailabilitas pada saluran
gastrointestinal
KEUNTUNGAN
Kapasitas solubilisasi obat yang besar
Melindungi dari hidrolisis enzimatik
Laju difusi dan abropsi yang tinggi jika
dibandingkan dengan sediaan tanpa surfaktan
Jernih
Mudah dalam pembuatannya
Discussion
1. Optimation of w/o microemulsion system
pseudoternary phase diagram
2. Characterization of w/o microemulsion system
droplet size
viscosity
solubility
conductivity
polydispersity
3. Content of FEX
4. Stability test
5. In vitro (permeability) studies
Caco-2 cell monolayer
6. Pharmacokinetic parameters
investigated in rabbits and compared to Fexofen
syrup
Material and Method
Material :
Fexofenadine
Diphenylhydramine
Lutrol F 68
Span 80, oleic acid, and isopropyl alcohol
Cell culture reagents
Sodium dodecyl sulfate
Preparation of
Microemulsion
1. Solubility studies
mengetahui kelarutan fexofenadine dalam minyak
dan surfaktan
fexofenadine (berlebih) + 1 mL pembawa 1 mL, dikocok
(100 rpm), suhu 25C, 24 jam.
sampel disentrifugasi (10000 rpm) selama 10 menit untuk
menghilangkan fexofenadine berlebih
konsentrasi fexofenadine dalam supernatant, dilarutkan
dengan isopropil alkohol lalu dianalisis dengan HPLC.
Method
Isopropil Alkohol sebagai cosurfaktan karena memiliki kelarutan
yang paling tinggi untuk FEX
Asam oleat sebagai fase minyak karena memiliki kelarutan FEX
yang baik
Span 80 dan Lutrol F 68 sebagai surfaktan karena dapat
meningkatkan pelarutan FEX
Result
2. Construction of pseudoternary phase
diagram
Surfaktan : campuran Span 80 dan Lutrol F 68
pada b/b rasio 9.5:0.5 dengan HLB 5,53
co-surfaktan : isopropil alkohol
Pengaruh surfaktan dan co-surfaktan pada diagram
fase pseudoternary secara sistematis diamati pada
suhu kamar
Method
Lutrol F 68 dilelehkan pada suhu 50C60C dan dicampur
dengan span 80 untuk membuat campuran surfaktan.
Kemudian, fase minyak dan campuran surfaktan dicampur. The
boundaries of the microemulsion domains were determined for
different values of the S/coS (w/w) ratios. The S/coS weight
ratios were 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, and 5:1.
Distilled water ditambahkan setetes demi setetes to each clear
oil and surfactant mixture dengan pengadukan kuat untuk
mencapai kesetimbangan.
Kemudian dilakukan penambahan fase air, the mixture was
examined visually fortransparency. Based on the results of the
pseudoternary phase diagrams, one microemulsion was selected
for further experiments (Table 1).
Thereafter, the fexofenadine-loaded microemulsion was
prepared by adding 6 mg of fexofenadineper 1 mL of
microemulsion with vortexing.
Hasil optimum S/CoS 1: 1 surfaktan (Span 80 : Luterol F 68
9,5: 0,5 )
Result
Characterization of
Microemulsio
n
1. Determinasi ukuran droplet
Ukuran droplet dari mikroemulsi diukur
menggunakan zeta sizer (3000 HSA, Malvern
Instruments, Worcestershire, UK).
2. Viskositas
Viskositas dari mikroemulsi dapat diketahui
dengan menggunakan Brookfield digital
viscometer-III rheometer V 3.3 HB
(Middleboro,MA) dengan kecepatan 200 rpm
Method
3. Pengukuran Konduktivitas
Konduktivitas mikroemulsi dapat diukur/ketahui
dengan mengukur fase air dengan
menggunakan konduktometer WPA CM 35
(Cambridge, UK)
4. Pengukuran pH
Diukur menggunakan pH meter (Jenway 3040
Ion Analyze, Combined Glass Electrode,Mettler-
Toledo, Greifensee, Switzerland)
Method
Konduktivita
s elektrik
viskosita
s
Ukuran
droplet
polidispersitas Zeta potensial
A
Similiar values
Ukuran > B
Tanpa atau
dengan FEX
tidak
menpengaruhi
nilai index
transparansi dan
polidispersitas
mikroemulsi
sistem
Penambahan
FEX menaikkan
zeta potensial
dari sitem
mikroemulsi
(kenaikan tidak
signifikan secar
statistik
[P<0,05])
B
Menurunka
n ukran
droplet
(Ukuran < A
)
Result
HPLC Analysis of
Fexofenadine
digunakan untuk analisis kadar dan studi
permeabilitas FEX
Samples yang telah dilarutkan isopropyl alcohol,
kemudian di-inject ke dalam HPLC system.
Fase Gerak : acetonitrile : potassium dihydrogen
phosphate buffer solutions (60:40,
v/v)
Fase Diam : C18
Flow rate : 1.0 mL/min.
eksitasi & emisi :220 nm dan 290 nm
Content of
Fexofenadine
Stability Test of
Fexofenadine
Untuk mengevaluasi stabilitas dari formula
fexofenadine, microemulsi dimasukkan dalam botol
kaca yang disegel, kemudian disimpan pada suhu
25C - 40C selama 6 bulan.
The clarity, concentration of fexofenadine, and
droplet size were thereafter investigated at
predetermined intervals
Method
Penyimpanan pada suhu 25
o
C dan 40
o
C selama 6 bulan
jenuh dan transparan, tidak ada pemisahan fase
Result
Permeability Studies
in Caco-2 Cell
Monolayer
1. Kultur sel
The colonic adenocarcinoma cell line, Caco-2, diperoleh dari
American Type Culture Collection, dan dikulturkan dalam
Dulbeccos Modified Eagle Medium.
Monolayers disiapkan dengan seeding 4 105 cells/well on a 6-
well Transwell insert filter.
Kultur sel dijaga pada suhu 37C under 90% humidity and 5%
CO2. Monolayers digunakan1922 hari setelah seeding.
Integritas dari setiap monolayer diperiksa dengan mengukur
transepithelial electrical resistance (TEER) menggunakan
epithelial Volt-Ohm meter (EVOM, World Precision Instrument,
Sarasota, FL) sebelum dan sesudah percobaan.
Method
2. Permeabilitas fexofenadine from
microemulsion versus syrup
Dalam studi permeabilitas in vitro dikembangkan di Caco-2
cell monolayers grown in Transwell inserts dengan collagen-
coated polycarbonate membranes memiliki ukuran pori 0,4
m dan luas permukaan 4,7 cm
2
.
Sel tersebut dijaga pada suhu 37C.
The medium was replaced every second day for 3 weeks.
Untuk percobaan menggunakan Caco-2 cell monolayers, w/o
microemulsion (fexofenadine 6 mg/mL) dan commercial
syrup (6 mg/mL) formulations were diluted up to 95% (v/v)
with Hanks Buffered Salt Solution (HBSS).
Method
Studi permeabilitas were performed in both directions, from apical to
basolateral and basolateral to apical.
Setelah pencucian Caco-2 cell monolayer twice with prewarmed HBSS
medium (pH 7.4), microemulsi fexofenadine dilarutkan dengan HBSS
(95% v/v).
The transport experiments were done by adding the fexofenadine
microemulsion diluted with HBSS to either the apical 2.2 mL) or
basolateral side (3.2 mL), while the receiving chamber contained the
corresponding volume of transport medium.
Setelah digojog dengan kecepatan 50 rpm selama 2 jam dengan suhu
37C diatas water bath, sampel diperoleh dari kedua sisi monolayer
Caco-2 cell dan segera disimpan di bawah -20 C.
Method
Apparent permeability values (Papp)
untukkeduasisidapatdihitungberdasarkanpersama
anberikut:
Papp =
1
60
Keterangan : Papp = apparent permeability
(cm/sec), dQ/dt = the permeation rate,
A = diffusion area of
monolayers(cm2)
Co = initial concentration of drug in
the
donor compartment
Result
Permeabitas fexofenadine di Caco-2
cell monolayer
Result
Perbedaan nilai permeability dari
FEX dalam mikroemulsi dan sirup
Result
efek fexofenadine pada TEER across
Caco-2 cell monolayer
Result
Nilai permeabilitas
P
eff
: nilai permeabilitas eksperimental
P
dif
: komponen difusi pasif
Vm dan Km : parameter Michelis-Menten
A : faktor koreksi
Result
Snedecors F test
SSR1 : jumlah dari kuadrat residual dari model
sederhana
SSR2 : jumlah dari residual kuadrat model yang
lebih kompleks
df : derajat kebebasan fit (jumlah titik data dikurangi
jumlah parameter yang diestimasi).
Result
..........
Result
Pharmacokinetic
studies
in rabbits
1. Desain studi
Kelinci Studi farmakokinetik in vivo
Berat 1,82,5 kg
Puasa
Dipelihara dalam light-controlled room pada suhu 25C
0.5C
Method
Sampel darah (2 mL) diambil dari vena marginalis
telinga kelinci
Dengan interval waktu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, and 8 jam
Ditambahkan 75 L heparin pada tabung efendrof
Darah di sentrifugasi dengan kecepatan 10,000 rpm
selama 10 menit untuk mendapatkan plasma
Diambil 500 L plasma disimpan pada suhu 20C
Method
2. Plasma analysis
Konsentasi fexofenadine dalam plasma dianalisis menggunakan
HPLC
Plasma (500 L) ditambahkan dengan 2 g standar internal (DFN)
dan 1500 mL
methanol
Kemudian di vorteks selama 10 menit dan sentrifugasi dengan
kecepatan 4000 rpm selama 5 menit 5C 0.5C
Kemudian Supernatan di evaporasi to dryness under nitrogen pada
suhu 40C
The residue was reconstituted dengan 200 L fase gerak dan di-
injeksikan ke dalam HPLC system
Kurba kalibrasi was constructed pada range 0.530 g/mL
Koefisien korelasi (r2) untuk kurva kalibrasi 0.999.
Method
3. Analisis Farmakokinetik
Parameter farmakokinetik fexofenadine
dapatdihitungmenggunakan program WinNonlin
(Version 3.1, Pharsight Co, Mountainview, CA)
Analisis non-compartmental
digunakanuntukmenghitung the peak plasma
concentration, time taken to reach peak
concentration, dan area under the curve (AUC)
The relative bioavailability of the oral drug delivery
system was calculated as follows:
Relative bioavailability =
AUC microemulsion
AUC syrup
100
Method
Analisis Statistik
A two-tailed unpaired Students t-test was
performed, dengan nilai P < 0.05 dianggap
signifikan
Method
Studi farmakokinetik FEX pada
kelinci
Result
Parameter farmakokinetik
fexofenadine
Result
PEMBAHASAN
Bioavibilitas FEX pada manusia 30% untuk
meningkatkan bioavibilitas digunakan enhancer
dapat merusak jaringan intestinal diformulasikan
menjadi mikroemulsi w/o ( asam oleat, lutrol F 68,
span 80, dan isopropil alkohol) meningkatkan
bioavibilitas dari obat yang permeabilitasnya rendah
FEX yang diformulasikan menjadi mikroemulsi w/o
dengan pemberian oral secara signifikan
meningkatkan absorbsi dan bioavibilitas dibandingkan
dengan formulasi sirup merk fexoven pada kelinci
CONCLUSION
Sediaan mikroemulsi efektif meningkatkan absorpsi FEX melalui
rute oral.
Sediaan mikroemulsi FEX memiliki potensi yang besar untuk
aplikasi klinik.