Modul Training PLC Mitsubishi FX Series

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

MODUL TRAINING PLC

MITSUBISHI FX SERIES

MAINTENANCE DEPT. CDW BUSINESS UNIT

PT. TEMBAGA MULIA SEMANAN, Tbk


Jakarta, Desember 2014

PT. TEMBAGA MULIA SEMANAN, Tbk

DAFTAR ISI
LESSON 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6

Sejarah PLC..................................................................................................
Pengertian PLC
Struktur dasar PLC.......................................................................................
Jenis-jenis PLC.............................................................................................
Input..............................................................................................................
Output ..........................................................................................................

LESSON 1
2

5
8
8
10
12

PENGETAHUAN UMUM
1.1 SEJARAH PLC
Secara historis, PLC pertama kali dirancang oleh perusahaan General Motor (GM)
sekitar tahun 1968 untuk menggantikan control relay pada proses sekuensial yang dirasakan
tidak fleksibel dan berbiaya tinggi. Pada saat itu, hasil rancangan telah benar-benar berbasis
komponen solid state dan memiliki fleksibilitas tinggi, hanya secara fungsional masih terbatas
pada fungsi-fungsi kontrol relay saja. Seiring perkembangan teknologi solid state, saat ini PLC
telah mengalami perkembangan luar biasa, balk dari ukuran. kepadatan komponen serta dari
segi fungsionalnya. Beberapa peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak ini di
antaranya adalah:
1.
2.
3.
4.

Ukuran semakin kecil dan kompak.


Jumlah input output yang semakin banyak dan padat.
Waktu eksekusi program yang semakin cepat.
Pemrograman relatif semakin mudah. Hal ini terkait dengan perangkat lunak

pemrograman yang semakin user friendly.


5. Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yang semakin baik.
6. Jenis instruksi/fungsi semakin banyak dan lengkap.
7. Beberapa jenis dan tipe PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk tujuan kontrol
kontinu. misalnya modul ADC/DAC, PID, modul Fuzzy dan lain-lain.
1.2 PANEL KONVENSIONAL
Pada awal revolusi industri terutama pada tahun 1960 & 1970, mesin otomatis
dikontrol oleh relay elektromekanis. Relay-relay tersebut ada di dalam panel kontrol yang
begitu besar sehingga bisa menutupi seluruh rangkaian kontrol. Setiap koneksi di relay harus
tersambung dengan kabel yang tidak selalu sempurna, dibutuhkan waktu untuk mengatasi
persoalan jika sistem tergangga. Ini akan memakan waktu dan jika modifikasi diperlukan,
mesin harus

dihentikan, ruang panel kontrol mungkin tidak mencukupi untuk

mengakomodasi perubahan.
Panel kontrol hanya dapat digunakan untuk proses tertentu, jika dilakukan perubahan
tidak memungkinkan untuk ditambahkan relay baru. Dalam hal pemeliharaan, enggineer
harus terlatih dan terampil dalam mengatasi masalah sistem kontrol yang ada dipanel kontrol
relay konvensional. Sebuah contoh dari panel kontrol konvensional ditunjukkan pada berikut:

Gambar 1.1 Panel Kontrol Mesin Dengan Relay


Kerugian Panel Konvensional
Dalam panel ini kita dapat mengamati hal-hal berikut:
Ada terlalu banyak kabel bekerja di panel
Modifikasi bisa sangat sulit
Mengatasi masalah bisa sangat merepotkan karena Anda mungkin memerlukan orang
dengan ketrampilan khusus
Konsumsi daya bisa cukup boros karena kumparan yang digunakan memerlukan daya
yang besar
Machine downtime biasanya lama ketika terjadi masalah, karena membutuhkan waktu
lebih lama untuk memecahkan masalah panel kontrol
Gambar diagram listrik jarang diperbarui selama bertahun-tahun jika terjadi perubahan
rangkaian. Hal ini menyebabkan downtime yang lebih dalam pemeliharaan dan
modifikasi.
1.3 PENGERTIAN PLC
PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor
keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam
sistem berbasis mikroprosesor integral. PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran
sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran
fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal
listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya.
1.4 KONSEP PLC

Konsep dari Programmable Logic Controller (PLC) sesuai dengan namanya adalah
sebagai berikut :
Programmable :
Menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan mudah diubah-ubah sesuai program yang
dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat.
Logic :
Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara aritmetik (ALU), yaitu
melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi dan
negasi (logika anonim).
Controller :
Menunjukkan

kemampuannya

dalam

mengontrol

dan

mengatur

proses

sehingga

menghasilkan output yang diinginkan.


1.5 FUNGSI DARI PLC
Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi dalam
prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus. Secara umum fungsi dari PLC adalah
sebagai berikut :
Kontrol Sequensial :
Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya
bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan.
Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan
berjalan sesudah subproses sebelumnya terjadi.
Monitoring Plant :
PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat
ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang
dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

Berdasarkan bagiannya, PLC dibagi menjadi 2 macam, yaitu :


a. PLC COMPACT, yaitu semua bagian di dalam 1 unit
5

Gambar 1.2 Contoh PLC Compact


b. PLC MODULAR, yaitu bagian-bagian PLC masing-masing terpisah

Gambar 1.3 Contoh PLC Modular


Sedangkan berdasarkan tipe dari outputnya, PLC dibedakan menjadi :
a. Tipe Relay, ini yang paling umum sering digunakan, ini merupakan jenis output yang
sangat flexible, karena dapat digunakan untuk output dengan jenis tegangan AC
ataupun output dengan tegangan DC ( sesuai dengan tegangan eksternal yang kita
gunakan), keuntungan lainnya output jenis ini lebih awet / output jenis ini akan aus
setelah bekerja hampir sejuta siklus, satu kelemahan dari tipe output PLC jenis ini
ialah memerlukan waktu untuk proses perubahan logika nya yaitu 10 ms.
b. Tipe Transistor, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang menggunakan
level tegangan DC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan tegangan DC pada
jenis output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal.

c. Tipe Triacs, output jenis ini biasanya terbatas pada peralatan yang menggunakan level
tegangan AC saja, untuk mengendalikan peralatan dengan tegangan AC pada jenis
output ini maka tidak memerlukan tegangan eksternal.
Keuntungan Dari PLC (Progammable Logic Controller)
Ada beberapa keuntungan menggunakan PLC, diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Waktu implementasi proyek dipersingkat.
b) Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan
c) Biaya proyek dapat dikalkulasi secara akurat.
d) Training penguasaan teknik lebih cepat.
e) Perancangan dengan mudah diubah dengan software, perubahan dan penambahan
dapat dengan mudah dilakukan dalam software.
f) Aplikasi control yang luas serta maintenance atau perawatan yang mudah.
g) Keandalan yang tinggi, perangkat controller standar, serta dapat menerima kondisi
lingkungan industri yang berat.
1.6 STRUKTUR DASAR PLC
PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka saat ini
biasanya mempunyai ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan sistemnya, baik dari
segi aplikasi (perangkat tambahan) maupun modul utama sistemnya. Meskipun demikian
pada umumnya setiap PLC (sebagaimana komputer pribadi Anda yang cenderung
mengalami standarisasi dan kompatibel satu sama lain) mengandung empat bagian
(piranti) berikut ini:
a. Modul Central Prosesing Unit ( CPU ) : Modul Central Prosesing Unit ( CPU )
yang disebut juga modul controller atau prosesor terdiri dari dua bagian:
Prosesor, berfungsi untuk :
Mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui busbus serial atau paralel yang ada
Mengeksekusi program kontrol.
Memori, yang berfungsi:
Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data,
register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program
pengendali proses.
b. Modul Power Supply : Power Supply memberikan tegangan DC ke berbagai modul
PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar 20A
7

sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan sebagai
memory backup). Seandainya Power Supply ini gagal atau tegangan bolak balik
masukannya turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga.
c. Modul Input : Modul Input berfungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera
periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indikator
keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari piranti periferal akan di-scan dan
keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam PLC.
Input dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Input Digital, contoh : limit switch, proximity, pressure switch, counter, relay,
kontaktor, dll
b. Input Analog, contoh : Temperature sensor (thermocouple), Resistansi meter
(Potentiometer), Encoder, dll
d. Modul Output : Modul output mengaktivasi berbagai macam piranti seperti aktuator
hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan status titik-titik periferal
yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul keluaran lainnya mencakup
conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-sinyal yang ada. Proses
aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog
yang relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital.
Output PLC dibagi menjadi 2 yaitu output Analog dan output Digital.

1.7 BAHASA PEMROGRAMAN


Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC. Masingmasing bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian tergantung dari sudut pandang kita
sebagai user/pemogram. Pada umumnya terdapat 2 bahasa pemograman sederhana dari
PLC, yaitu pemograman diagram ladder dan bahasa instruction list atau (mnemonic
code). Diagram Ladder adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC.
Diagram Ladder menggambarkan program dalam bentuk grafik. Diagram ini
dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur yang menggambarkan aliran
arus listrik. Dalam diagram ladder terdapat dua buah garis vertical dimana garis vertical
sebelah kiri dihubungkan dengan sumber tegangan positip catu daya dan garis sebelah
kanan dihubungkan dengan sumber tegangan negatip catu daya.
8

Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial atau simbol yang secara
umum mirip dengan rangkaian kontrol relay. Program ditampilkan pada layar dengan
elemen-elemen seperti normally open contact, normally closed contact, Timer, counter,
sequencer dll ditampilkan seperti dalam bentuk pictorial.
Dibawah kondisi yang benar, listrik dapat mengalir dari rel sebelah kiri ke rel
sebelah kanan, jalur rel seperti ini disebut sebagai ladder line (garis tangga). Peraturan
secara umum di dalam menggambarkan program ladder diagram adalah :

Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan


Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel sebelah kiri.

Tidak ada kontak yang diletakkan disebelah kanan output coil

Hanya diperbolehkan satu output koil pada ladder line.

LESSON 2
DASAR PEMROGRAMAN PLC
2.1 PENGERTIAN LADDER
Untuk membuat program PLC harus anda harus mempunyai latar belakang dalam
pembuatan ladder diagram kontrol mesin. Alasanya adalah pada level dasar pemrogrman
ladder untuk PLC adalah sama dengan ladder diagram electrical. Seorang engineer yang
mengembangkan bahasa pemrograman PLC harus peka dengan kenyataan bahwa
kebanyakan engineer, teknisi, dan tukang listrik yang bekerja dengan mesin mesin listrik
akan terbiasa dengan metode ini untuk merepresentasikan control logic. Ini
mengharuskan seseorang pendatang baru di PLC untuk terbiasa dengan control diagram
9

agar bisa dapat dengan cepat beradaptasi dengan bahasa pemrograman. Bahasa
pemrograman PLC adalah salah satu bahasa pemrograman yang mudah untuk dipelajari.
Bahasa Ladder adalah bahasa yang sering digunakan untuk memprogram PLC.
Bahasa ini disupport oleh semua jenis PLC. Diagram ladder mengadopsi logika saklar
pada rangkaian listrik. Sebagai contoh :
Saklar

Lampu

Vac

Gambar 2.1 Rangkaian Listrik dengan Saklar


Rangkaian pada gambar 10 bisa diwakili dengan diagram ladder sebagai berikut:

Gambar 2.2 Diagram Ladder Ekivalen untuk Gambar 2.1


Pada diagram ladder, bisa dibayangkan arus listrik mengalir dari power rail
menuju neutral rail. Dalam istilah diagram ladder, simbol yang mewakili saklar disebut
input dan simbol yang mewakili lampu disebut output

Gambar 2.3 (a) Simbol Input. (b) Simbol output


a. External Input
External input yaitu input yang secara langsung berhubungan dengan peralatan
eksternal (tombol, sensor, counter, dll)
Input PLC secara dasar ada 2, yaitu normally Open dan normally Close. Dalam
penggunaan PLC Mitsubishi, input biasa diberi nama X dan kemudian dilanjutkan

10

dengan penomoran input. Contoh : X0 adalah input untuk nomor 0, X1 adalah input
untuk nomor 1.
Simbol ladder yang telah dibicarakan pada bagian 2.1 adalah ladder normally
open. normally open artinya pada saat PLC di-start, input tersebut dalam keadaan
terbuka atau OFF. Sedangkan normally close artinya pada saat start, input sudah
dalam keadaan ON.

Gambar 2.4 (a) Simbol Input normally Open dan Ekivalen saklarnya.
(b) Simbol Input normally Close dan Ekivalen saklarnya
b. External Output
External output yaitu output yang secara langsung berhubungan dengan
peralatan eksternal (solenoid valve, relay, lampu, dll)
Dalam penggunaan PLC Mitsubishi, input biasa diberi nama Y dan kemudian
dilanjutkan dengan penomoran input. Contoh : Y0 adalah output untuk nomor 0, Y1
adalah output untuk nomor 1.

Gambar 2.5 Simbol output


c. Internal Relay
Internal relay adalah relay yang tidak ada dalam fisik dari PLC. Nama lain
dari internal relay adalah Relay Bantu, Relay Auxiliary, Marker, Bendera, Relay
Khusus, dll.
Di dalam pemrograman di PLC Mitsubishi, internal relay biasa diberi nama
atau simbol dengan huruf M kemudian diikuti dengan urutan penomoran. Contoh :
M000 yaitu internal relay nomor 0, M001 yaitu internal relay nomor 1.
Contoh ladder program PLC dengan internal relay:

11

Gambar 2.6 Contoh ladder program PLC dengan internal relay


2.2 INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC
a. Instruksi Counter

Gambar 2.7 Ladder Counter


Berdasar timing diagram, hitungan pada counter akan mulai saat sinyal input naik.
Setelah nilai counter tercapai, sinyal input berikutnya tidak akan terhitung oleh
counter atau nilai default counter tidak akan berubah hingga intruksi RST di eksekusi.
Dengan intruksi RST, maka nilai counter akan berubah menjadi 0 (nol). Batas
hitungan pada counter yang diperbolehkan dari K0 hingga K32767.
b. Timer (T)
Timer On Delay : Timer ini akan hidup setelah suatu periode waktu tunda yang
telah ditetapkan. Nilai Timer 0,1 s/d 3276,7 detik (K1 sampai K32767).

12

Gambar 2.8 Ladder Diagram dan Timing Diagram Timer On Delay


Timer Off Delay : Timer ini (T6) akan beroperasi ketika X5 di-OFF-kan.

Gambar 2.9 Ladder Diagram dan Timing Diagram Timer Off Delay
One Shoot Timer : Timer ini akan berada dalam kondisi hidup selama periode
waktu yang telah ditetapkan dan kemudian mati.

Gambar 2.10 Ladder Diagram dan Timing Diagram One Shoot Timer
Flip-flop : Timer ini mengatur waktu ON dan OFF output (Y70 dan Y71) secara
bergantian.

Gambar 2.11 Ladder Diagram dan Timing Diagram Flip-flop

13

c. SET dan RST

Gambar 2.9. Set dan Reset

Gambar 2.12 Timing Chart SET dan RST


Intruksi SET berfungsi mengaktifkan output jika menerima input X0 dan
output akan tetap ON, meskipun input X0 dalam keadaan OFF. Untuk mengOFFkan
output, maka digunakan intruksi RST, dengan cara mengaktifkan input X1.

d. PLS (Pulse) dan PLF (Pulf)

Gambar 2.13 Ladder PLS dan PLF


PLS yaitu aktif ketika menerima input sesaat sinyal dalam kondisi naik.

Gambar 2.14 Timing Chart intruksi PLS


PLF yaitu aktif ketika menerima input sesaat sinyal dalam kondisi turun.

14

Gambar 2.15 Timing Chart intruksi PLF


e. ATLP (Atternate State)
Atternate State yaitu sebuah bentuk perintah di dalam pemrograman PLC dimana
perintah ini membuat sebuah output (baik internal relay maupun external output)
dapat menyala jika ada perubahan pada pulsa inputannya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 2.16

Gambar 2.16
e. Jika input X0 bekerja, maka output Y0 akan bekerja terus sampai output Y0 kembali
mendapat sinyal/perintah dari input X0. Cara membuatnya yaitu Masukkan alamat
output dengan mengetikkan ALTP Y0 pada kotak yang tersedia (perhatikan gambar
5.15).

Gambar 2.17
2.3 RANGKAIAN PENGUNSI (LATCHING)
Seringkali terdapat situasi-situasi di mana output harus tetap berada dalam keadaan
hidup meskipun input telah terputus. Istilah rangkaian latching (pengunci) dipergunakan
untuk rangkaian-rangkaian yang mampu mempertahankan dirinya sendiri (self15

maintaining), dalam artian bahwa setelah dihidupkan, rangkaian akan mempertahankan


kondisi ini hingga input lainnya diterima.
Contoh sebuah rangkaian latching diperlihatkan pada Gambar 2.18

Gambar 2.18 Rangkaian latching.


Ketika saklar input A menutup, dihasilkan sebuah output. Akan tetapi, ketika
terdapat sebuah output, saklar lain yang diasosiasikan dengan output juga menutup.
Saklar ini bersama dengan saklar input A membentuk suatu sistem gerbang logika OR.
Sehingga, walaupun input A membuka, rangkaian akan tetap mempertahankan output
dalam keadaan menyala. Satu-satunya cara untuk melepaskan kontak-kontak saklar
output adalah dengan mengaktifkan kontak B yang normal-menutup.

LESSON 3
CARA MENGGUNAKAN SOFTWARE GX DEVELOPER VER. 8
Software pemrograman yang dipakai untuk PLC mitsubishi antara lain adalah GX
Developer Ver. 8 atau SW 8.

16

Gambar 3.1 Tampilan Software GX Developer Ver. 8


Cara Pemrogramannya Adalah Sebagai Berikut :
3. 1 MELIHAT PROGRAM YANG SUDAH ADA DI MESIN
(MENG-UPLOAD PROGRAM DARI PLC KE PC)
3.1. 1

Transfer Setup
Klik New Project

Gambar 3.2 Klik New Project


Kemudian kita sesuaikan jenis PLC yang kita gunakan dengan merubah
PLC Series dan PLC Type. Setelah kita pilih kemudian klik tombol OK.
Klik Online pada menubar kemudian pilih Transfer setup (perhatikan
tanda panah pada gambar 3.3).

17

Gambar 3.3
Setelah Transfer setup ... diklik muncul tampilan seperti gambar 3.4

Gambar 3.4

Klik Connection test (perhatikan ellips pada gambar 3.4). Bila


pengaturan (setting) serial port sudah sesuai dengan yang digunakan, akan
muncul pesan seperti ditunjukkan gambar 3.5. Artinya antara komputer dan
PLC sudah terkoneksi dengan baik dan proses berikutnya dapat dilanjutkan.

18

Gambar 3.5

Bila pengaturan serial port-nya tidak cocok, maka akan muncul pesan
seperti ditunjukkan gambar 3.6. Berarti harus dilakukan pengaturan ulang
serial port.

Gambar 3.6
Sebelum melakukan pengaturan (setting) ulang serial port, pastikan terlebih
dahulu nomor port yang digunakan dengan jalan klik start, kemudian
Control Panel, temukan dan klik Device Manager, akan muncul
tampilan seperti gambar 3.7

19

Gambar 3.7
Dengan mencermati gambar 3.7, diketahui bahwa port yang digunakan
adalah COM18 (Perhatikan lingkaran pada gambar 3.7).
Untuk melakukan pengaturan (setting) ulang serial port agar sesuai dengan
yang digunakan, double click icon serial pada gambar 3.4, maka akan
muncul tampilan seperti gambar 3.8

Gambar 3.8
Klik tanda pada kotak sebelah kanan COM port (perhatikan lingkaran
pada gambar 3.8) akan muncul tampilan seperti gambar 3.9.

20

Gambar 3.9
Pilih COM port yang sesuai dengan pengaturan (setting) pada komputer
(dalam kasus ini COM 18), kemudian klik OK. Setelah itu lakukan
pengujian ulang dengan kembali mengklik Connection test. Bila koneksi
sukses maka dapat dilanjutkan pada proses berikutnya.
3.1. 2
Read Program
Klik Online Cursor Ke Read From PLC

Gambar 3.10 Klik Online Cursor Di Read From PLC


Kita pilih menu toolbar Online kemudia pilih menu Read From PLC
untuk membaca program yang ada di dalam PLC.

21

Klik Pada Kotak Centang Main, PLC/Network

Gambar 3.11 Read From PLC


Kemudia akan muncul pilihan apa saja yang akan kita download dari PLC.
Kita disarankan untuk hanya memilih item Main di Program dan
PLC/Network di Parameter. Hal ini karena untuk item Device Data di
Device Memory, biasanya akan menyebabkan PLC menjadi error.
Klik Execute Dan Tunggu Sampai Cursor Berjalan 100%

Gambar 3.12 Proses eksekusi Read From PLC

Ladder Diagram PLC Mitsubishi Telah Tampil


22

Gambar 3.13 Bentuk Ladder Diagram PLC Mitsubishi


Bila Ingin Monitor Ladder Sambil Mesin Jalan Silakan Klik Online,
Monitor, Monitor (Write Mode)

Gambar 3.14 Monitoring Sambil MC Running


Jika memilih monitor mode / menekan F3, maka kita hanya dapat melihat
kondisi program ladder yang ada di PLC secara online. Tetapi jika kita
ingin memonitor sekaligus meng-edit program, kita dapat memilih mode
monitor (write mode). Dan akan muncul tampilan seperti di bawah ini :

23

Gambar 3.15 Tampilan Mode Monitor (Write Mode)

Note : Apabila akan merubah ladder, kondisi mesin adalah STOP. Hal ini
berbahaya jika ladder yang kita rubah ternyata berpengaruh pada sistem kerja
mesin yang sifatnya membahayakan. Karena jika menggunakan mode ini,

mesin otomatis akan mengeksekusi program ladder yang baru kita edit.
Hasilnya Monitoring Dan Edit Mode Sebagai Berikut

Gambar 3.16 Monitor dan Edit Mode

3.1. 3

Menyimpan Program

Untuk menyimpan program dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

24

Klik Project pada menubar, kumudian pilih Save (perhatikan tanda


panah pada gambar 3.17 ). Setelah diklik Save muncul tampilan seperti
gambar 3.18.

Gambar 3.17
Pilih drive untuk menyimpan program kemudian tempatkan cursor pada
kotak Project name dan ketikkan nama file, misal Latihan (perhatikan
lingkaran pada gambar 3.18).

Gambar 3.18
Klik Save, akan muncul tampilan seperti gambar 3.19

25

Gambar 3.19
Konfirmasi dengan mengklik Yes, maka file akan tersimpan. Perhatikan
lingkaran pada gambar 3.20. Terlihat bahwa file program tersimpan pada
drive C, direktori MELSEC\GPPW dengan nama file Latihan.

Gamabr 3.20

3.2 MENTRANSFER PROGRAM KE DALAM MESIN


(MENG-DOWNLOAD PROGRAM DARI PLC KE PLC)
Sebelum melakukan transfer program, terlebih dahulu kita melakutan Transfer
Setup seperti petunjuk sebelumnya. Selanjutnya lakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
3.2.1

Transfer Program (Write Program)

26

Klik Online pada menubar kemudian pilih Write to PLC ... (perhatikan
tanda panah pada gambar 3.21)

Gambar 3.21
Setelah diklik Write to PLC ... akan muncul tampilan seperti gambar 3.22

Gambar 3.22
Beri tanda cek () pada kotak MAIN (perhatikan lingkaran pada gambar 3.22)
kemudian klik Execute, akan muncul tampilan seperti gambar 3.23.
Konfirmasi dengan mengklik Yes, maka akan muncul tampilan seperti gambar
3.24 sebagai indikator proses download atau writing sedang berlangsung.

27

Gambar 3.23

Gambar 3.24

Bila proses downlaod berjalan dengan sukses, akan muncul tampilan seperti gambar
3.25.

Gambar 3.25
Konfirmasi dengan mengklik OK. Sekarang program sudah berada pada CPU
PLC dan siap dijalankan.

3.2.2

Menjalankan Program
Langkah-langkah menjalankan program PLC :
Untuk menjalankan program, pindahkan switch pada CPU PLC pada posisi
RUN sehingga LED indikator run menyala. Sekarang program siapkan
dijalankan.
28

Agar bekerjanya rangkaian dapat dipantau pada monitor komputer, klik


Online pada menu bar, kemudian pilih monitor dan klik start
monitor (perhatikan lingkaran pada gambar 3.26.

Gambar 3.26
Setelah Start monitor (All windows) diklik, tampilan ladder diagram
berubah menjadi seperti gambar 3.27

Gambar 3.27
Perhatikan kontak X2 dan Y2, sekarang berubah warna menjadi biru, ini
menandakan bahwa kontak X2 conductive (bit 1) atau ON, sehingga output
Y2 aktif atau ON (bit 1).

29

Bila input X1 diaktifkan (ON), maka kontak X1 akan berubah warna


menjadi biru, begitu pula dengan output Y1 juga berubah warna jadi biru,
yang berarti aktif (ON), seperti terlihat pada gambar 3.28

Gambar 3.28
Untuk menghentikan program, klik kembali Online pada menubar,
kemudian pilih monitor dan klik Stop monitor (All windows)
(Perhatikan lingkaran pada gambar 3.29), akan muncul pesan seperti
gambar 3.30.

Gambar 3.29
Untuk mengakhiri, konfirmasi dengan mengklik Yes sebagai persetujuan
keluar dari project.

30

Gambar 3.30

LESSON 4

31

LANGKAH-LANGKAH MEMODIFIKASI ATAU MERANCANG BANGUN


PROGRAM PLC SEBUAH MESIN
Untuk memahami tentang sebuah mesin atau membuat program modifikasi dari
mesin, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Mesin Minuman Otomatis


4.1 PAHAMI KEBUTUHAN KONTROL DARI SISTEM
Dalam point ini kita harus tahu bagian serta fungsi dari mesin, cara kerja dari
bagian-bagian mesin tersebut, hubungan antara bagian 1 dengan lainnya, serta part yang
digunakan di tiap-tiap bagian.
4.2 BUAT FLOW CHART UMUM
Flow Chart adalah adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses
(instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 4.2 tentang flow chart mesin minuman otomatis.

32

Gambar 4.2 Contoh Flow Chart


4.3 DAFTARKAN INPUT DAN OUTPUT SISTEM
Pada point ini kita diminta untuk me-mapping atau menyusun daftar dari input dan
output yang akan digunakan didalam modifikasi atau perakitan mesin.
Contoh :

Gambar 4.3 Contoh Flow Chart Modifikasi

33

Dari gambar 4.3 diketahui bahwa ada modifikasi dari sistem kerja mesin
sebelumnya. Dimana pada flowchart kedua ditambahkan program untuk perintah untuk
pembatalan pembelian minuman.
Pertanyaannya adalah dimana kita memasukan modifikasi program untuk
pemilihan kode minuman dan pembatalan pembelian minuman?
Pertama-tama kita harus tahu input / output apa saja yang digunakan.
I/O Assignment :
INPUT
X0
X1
X2
X3
OUTPU
T
Y0
Y2

FUNCTION
Sensor pembaca koin atau
kartu
Limit switch detektor koin
Tombol pilihan minuman
Limit stopper minuman
FUNCTION
Motor conveyor minuman
Gate minuman

Tabel 4.1 Tabel I/O Assignment


Kedua, dengan melihat flowchart pertama kita mengetahui bahwa perintah/program
untuk pembatalan minuman dapat kita berikan setelah pilih minuman.
Sehingga didapatkan I/O Assignment yang baru sebagai berikut:
INPUT
X0
X1
X2
X3
X4
OUTPU
T
Y0
Y2
Y3

FUNCTION
Sensor pembaca koin atau kartu
Limit switch detektor koin
Tombol pilihan minuman
Limit stopper minuman
Tombol Cancel
FUNCTION
Motor conveyor minuman
Gate minuman
Gate coil

Tabel 4.2 Tabel I/O Assignment Modifikasi


4.4 TERJEMAHKAN FLOW CHART KE PROGRAM PLC
Setelah flow chart telah fix dan tidak ada perubahan lagi, kita dapat
menerjemahkannya dalam bentuk program / ladder PLC.
4.5 SIMULASIKAN PROGRAM PLC
4.6 HUBUNGKAN INPUT/OUTPUT DEVICE DENGAN PLC
4.7 JALANKAN SISTEM/MESIN DENGAN PLC
LESSON 5
PEMROGRAMAN PLC
34

5.1 LANGKAH MEMBUAT PROGRAM PLC


Sebagai contoh akan dibuat program seperti gambar 5.1 berikut ini.

Gambar 5.1
Untuk membuat program seperti gambar 5.1 ikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Langkah pertama adalah membuat kontak NO. Ada dua cara yang bisa ditempuh
yaitu dengan mengklik simbol NO (I I) pada toolbar atau dengan menekan F5
pada keyboard. Setelah salah satu dari dua cara tersebut dilakukan akan muncul
tampilan seperti gambar 5.2.

Gambar 5.2
b. Setelah muncul tampilan seperti gambar 5.2. Masukkan alamat input dengan
mengetikkan X1 pada kotak yang tersedia (Perhatikan gambar 5.3).

Gambar 5.3
c. Selanjutnya klik OK atau tekan Enter, akan muncul tampilan seperti gambar 5.5.

Gambar 5.4
d. Selanjutnya untuk memasukkan simbol output klik simbol output (-O-) pada toolbar
atau tekan F7 pada keyboard. Akan muncul tampilan seperti gambar 5.5
35

Gambar 5.5
f. Masukkan alamat output dengan mengetikkan Y1 pada kotak yang tersedia
(perhatikan gambar 5.6).

Gambar 5.6
g. Selanjutnya klik OK atau tekan Enter, akan muncul tampilan seperti gambar 5.7

Gambar 5.7
Bila sudah muncul tampilan seperti gambar 5.7, berarti program sudah selesai
5.2 VALIDASI PROGRAM
Langkah selanjutnya sebelum program bisa ditransfer atau di-download ke PLC dan
dijalankan, terlebih dahulu harus dilakukan validasi dengan cara mengklik Convert pada
menubar kemudian pilih Convert (perhatikan gambar 5.8)

Gambar 5.8

Gambar 5.9

36

Gambar 5.10
Indikator suatu program sudah di-convert adalah tampilan ladder editor berubah dari
yang semula seperti gambar 5.9 menjadi seperti gambar 5.10. Perhatikan latar belakang baris
program, yang tadinya terdapat shading warna abu-abu, setelah di-convert shading-nya
hilang.
5.3 CARA MENGEDIT PROGRAM
Misalkan kita mempunyai program seperti ditunjukkan gambar 5.1. Pada program
tersebut terdapat beberapa kesalahan antara lain: Input X0 mestinya adalah X1 Output Y1
mestinya adalah Y21 Input X3 mestinya adalah kontak dari output Y21 Setelah input X2
mestinya terdapat kontak NC input X3.

Gambar 5.11

Untuk mengedit atau memperbaiki kesalahan tersebut, lakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut.
5.3. 1

Mengganti adress input X0 menjadi X1

Tempatkan cursor pada kontak X0, kemudian double click akan muncul
tampilan seperti gambar 2.2.

37

Gambar 5.12
Tempatkan cursor pada kotak Enter symbol kemudian ganti X0 dengan
X1 (perhatikan lingkaran pada gambar 5.12) dan kilik OK atau tekan enter,
maka akan muncul tampilan seperti gambar 5.13. Perhatikan input X0
sekarang sudah berubah jadi X1.

Gambar 5.13

5.3.2

Mengganti address output Y1 menjadi Y21.


Tempatkan cursor pada output Y1, kemudian double click akan muncul
tampilan seperti gambar 5.14.

38

Gambar 5.14
Tempatkan cursor pada kotak Enter symbol kemudian ganti Y1 dengan
Y21 (perhatikan lingkaran pada gambar 5.14) dan kilik OK atau tekan
enter, maka akan muncul tampilan seperti gambar 5.15. Perhatikan address
output Y1 sekarang sudah berubah jadi Y21.

Gambar 5.15

5.3.3

Mengganti input X3 dengan kontak Y21


Tempatkan cursor pada input X3, kemudian double click akan muncul
tampilan seperti gambar 5.16.
39

Gambar 5.16
Tempatkan cursor pada kotak Enter symbol kemudian ganti X3 dengan
Y21 (perhatikan lingkaran pada gambar 5.16) dan kilik OK atau tekan
enter, maka akan muncul tampilan seperti gambar 5.17. Perhatikan address
input X3 sekarang sudah berubah jadi Y21.

Gambar 5.17

5.3.4

Meng-insert kontak NC X3 setelah kontak X2


Tempatkan cursor sebelah kanan kontak X2, lalu tekan F6 untuk
menambahkan kontak NC, akan muncul tampilan seperti gambar 5.18.
40

Gambar 5.18
Tempatkan cursor pada kotak Enter symbol dan ketikkan X3, kemudian
klik OK atau tekan enter, maka akan muncul tampilan seperti gambar 5.19.
Perhatikan setelah kontak X2, sekarang sudah terdapat kontak X3.

Gambar 5.19
5.3.5

Meng-copy
Misalkan baris program pada gambar 5.19 akan di-copy pada baris
berikutnya. Untuk itu, lakukan dengan langkah seperti berikut:
Tempatkan cursor pada awal baris (kontak X1), kemudia blok baris
program yang akan di-copy dengan cara menekan tombol shift dan panah
kanan atau panah bawah secara bersamaan, sampai semua baris yang dicopy terblok. Sekarang blok baris yang akan dicopy berubah warna jadi
biru, seperti ditunjukkan gambar 5.20.

41

Gambar 5.20
Kemudian klik Edit pada menubar dan pilih Copy (perhatikan tanda panah
pada gambar 5.21).

Gambar 2.22

Gambar 2.23

Tempatkan cursor pada baris yang menjadi target menempatkan hasil copy.
Klik Edit pada menu bar, kemudian pilih Paste (perhatikan tanda panah
pada gambar 5.23), maka akan muncul tampilan seperti gambar 5.24.
Perhatikan sekarang terdapat dua baris program yang sama.

42

Gambar 5.24
5.3.6

Menghapus atau Memotong


Misalkan kontak NC X3 pada baris kedua gambar 5.24 akan dihapus. Untuk
itu lakukan dengan cara sebagai berikut. Tempatkan cursor pada kontak NC X3
yang akan dihapus, kemudian tekan delete pada keyboard. Akan muncul
tampilan seperti gambar 5.25. Perhatikan, sekarang kontak NC X3 pada baris
program kedua sudah tidak ada.

Gambar 5.25
Bila seluruh elemen baris kedua pada gambar 5.24 ingin dihapus, dapat
dilakukan dengan perintah potong (cut). Untuk itu lakukan dengan cara sebagai
berikut:
Blok baris yang hendak dipotong sampai semua elemen yang akan dipotong
berubah warna jadi biru seperti ditunjukkan gambar 5.26.

43

Gambar 5.26
Klik Edit pada menubar, kemudian pilih cut (perhatikan tanda panah pada
gambar 5.27)

Gambar 5.27

44

Setelah diklik cut, maka tampilan layar akan berubah menjadi seperti
gambar 5.28. Perhatikan sekarang baris sudah tidak ada atau terhapus.

Gambar 5.28
5.3.7

Memprogram output direct, set, dan reset.


Misalkan akan dibuat program seperti gambar 5.29.

Gambar 5.29
Untuk membuat ladder diagram seperti gambar 3.1, ikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
Jalankan GX Developer dan panggil ladder editor sampai muncul tampilan
seperti gambar 5.30

45

Gambar 5.30
Masukan input X1, kemudian klik simbol output ( -0- ) pada toolbar atau
tekan F7 pada keyboard akan muncul tampilan seperti gambar 5.31.

Gambar 5.31
Untuk memberi alamat (address) output, tempatkan cursor pada kotak
Entery symbol kemudian ketik Y1 (perhatikan tanda panah dan lingkaran
pada gambar 5.31). Kemudian tekan enter atau klik OK, muncul tampilan
seperti gambar 5.32.

Gambar 5.32

46

Untuk memprogram output set. Masukkan input X2, kemudian klik simbol
Function block ( -[ ]- ) pada toolbar atau tekan F8 pada keyboard akan
muncul tampilan seperti gambar 5.33

Gambar 5.33
Masukkan alamat output dengan mengetikkan SET Y2 pada kotak Entry
symbol (perhatikan tanda panah dan lingkaran pada gambar 5.33)
kemudian tekan enter atau klik OK, maka akan muncul tampilan seperti
gambar 5.34.

Gambar 5.34
Untuk

memprogram

output

reset,

langkahnya

sama

seperti

saat

memprogram output set. Sehingga tampilannya akan seperti gambar 5.35.

Gambar 5.35
5.3.8

Memprogram Timer
47

Gambar 5.36
Misalkan akan dibuat program seperti ditunjukkan gambar 5.36. Untuk itu, ikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
Setelah menjalankan program GX Developer, masukkan input X1,
kemudian klik simbol output ( -O- ) pada toolbar atau tekan F7 pada
keyboard sehingga muncul tampilan seperti gambar 5.37.

Gambar 5.37
Masukkan alamat Timer dan time value-nya dengan mengetikkan T1 K50
pada kotak Entry symbol (perhatikan tanda panah dan lingkaran pada
gambar 5.37) kemudian tekan enter atau klik OK, maka akan muncul
tampilan seperti gambar 5.38.

Gambar 5.38
Note : Pemberian address T1 berarti Timer yang digunakan adalah Timer
nomor 1. Sedangkan K50 di belakang address T1 berarti time
value diprogram selama 50 x 100ms. Berarti kontak T1 akan
bekerja (aktif) 5s setelah X1 diaktifkan.

48

Selanjutnya kontak Timer T1 dapat digunakan untuk mengendalikan suatu


output (misal Y1). Untuk itu Klik simbol kontak ( -I I- ) pada toolbar atau
tekan F5 pada keyboard, beri address T1. Kemudian masukkan output Y1
sehingga tampilan ladder editor berubah menjadi seperti ditunjukkan
gambar 5.39.

Gambar 5.39
5.3.9

Memprogram Counter

Gambar 5.40
Misalkan akan dibuat program menggunakan counter seperti gambar 5.40.
Untuk itu, ikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Setelah menjalankan program GX Developer, masukkan input X1,


kemudian klik simbol output ( -O- ) pada toolbar atau tekan F7 pada
keyboard sehingga muncul tampilan seperti gambar 5.41.

Gambar 5.41

49

Masukkan alamat counter dan count value-nya dengan mengetikkan C1 K5


pada kotak Entry symbol (perhatikan tanda panah dan lingkaran pada
gambar 5.41) kemudian tekan enter atau klik OK, maka akan muncul
tampilan seperti gambar 5.42.

Gambar 5.42
Note : Pemberian address C1 berarti counter yang digunakan adalah
counter nomor 1. Sedangkan K5 di belakang address C1 berarti
count value diprogram 5 kali. Artinya kontak C1 akan bekerja
(aktif) setelah input X1 diaktifkan sebanyak 5 kali.
Selanjutnya kontak counter C1 dapat digunakan untuk mengendalikan suatu
output (misal Y1). Untuk itu Klik simbol kontak ( -I I- ) pada toolbar atau
tekan F5 pada keyboard, beri address C1. Kemudian masukkan output Y1
sehingga tampilan ladder editor berubah menjadi seperti ditunjukkan
gambar 5.43.

Gambar 5.43
Untuk mereset agar count value counter bisa kembali ke nol dan counter
dapat digunakan kembali. Tambahkan baris baru, masukkan kontak NO beri
address (misal X2) kemudian klik simbol function block ( -[ ]-) pada
toolbar atau F8 pada keyboard, sehingga muncul tampilan seperti gambar
5.44.

50

Gambar 5.44
Masukkan address dengan format RST C1 pada kotak Enter symbol
(perhatikan tanda panah dan lingkaran pada gambar 5.44). Kemudian tekan
enter atau klik OK, sehingga tampilan ladder editor berubah menjadi seperti
ditunjukkan gambar 5.45.

Gambar 5.45

5.4 BIT DEVICE FORCED ON/OFF


Dalam software PLC GX-Developer, dilengkapi dengan instruksi untuk mengetes
sebuah kontak atau coil suatu internal relay. Instruksi ini sering kali sangat membantu saat
terjadi troubleshooting pada mesin. Instruksi ini dilakukan tanpa menggunakan bantuan
switch atau device lain sebagai triggernya. Instruksi ini umumnya dinamakan FORCING.
Langkah-langkah menggunakan instruksi forcing adalah sebagai berikut :
5.4. 1
Select [Online] _ [Monitor] _[Monitor (Write mode)] atau (Tombol
Shift+ F3) atau klik ( ).

51

Gambar 5.46
5.4.2

Select [Online] _ [Debug] _ [Device test] atau ( tombol Alt+1).

Gambar 5.47

5.4.3

Kemudian pilih Device test dan selanjutnya akan tampil tampilan seperti
gambar 5.48

52

Gambar 5.48
5.4.4

Setelah muncul tampilan seperti gambar 5.48, selanjutnya masukan alamat


(kontak/coil) mana yang akan di forcing. Dan tekan tombol FORCE ON untuk
menyalakan dan tombol FORCE OFF untuk mematikan. Atau dapat pula
dengan mengklik tombol Toggle force untuk ON dan OFF.
Sebagai contoh, pada gambar 5.48 akan mem-forcing kontak internal relay M0.

LESSON 6
INSTALASI WIRING PADA MODUL TRAINING PLC
53

Sebelum kita melakukan instalasi wiring pada modul training PLC, terlebih dahulu kita
coba

memahami

bagian-bagiannya.

Untuk

lebih

jelasnya

lihat

gambar

6.1

4
6

Gambar 6.1
Bagian 1 : PLC dan Power Supply
Terdiri dari 1 unit PLC, 2 pcs MCB, 5 terminal power suplly 220 VAC, dan 5 terminal
power supply 24 VDC.
Bagian 2 : Modul Kontaktor
Merupakan modul untuk simulasi penggunaan kontaktor. Kontaktor mempunyai
spesifikasi power 220 VAC.
Bagian 3 : Modul Relay
Terdiri dari 3 pcs relay dengan power 220 VAC. Modul relay ini dapat digunakan untuk
simulasi program Star Delta pada pengasutan/starting motor 3 phase.
Bagian 4 : Terminal Input
54

Terminal yang terhubung dengan input PLC.


Bagian 5 : Terminal Output
Terminal yang terhubung dengan output PLC.
Bagian 6 : Modul Input
Pada bagian ini terdapat 3 buah input yaitu input push button, input toggle switch, dan
input proximity.
Bagian 7 : Modul Output
Untuk yang dipakai untuk modul ini adalah lampu 220 VAC.
6.1.

INSTALASI MODUL INPUT

55

Anda mungkin juga menyukai