Laporan Kasus Atrial Fibrillasi
Laporan Kasus Atrial Fibrillasi
Laporan Kasus Atrial Fibrillasi
Pembimbing :
dr. Lendy Delyanto
Penyusun :
dr. Shelarosa Arumdita
RSUD Kota Cilegon
Maret 2015
Identitas Pasien
Nama
: Ny. Rohimah
Usia : 64 tahun
Jenis kelamin : P
Alamat
: Kp.Luwung Teja, RT02/01
Kel.Wanakarta, Kec.Bojonegara
Pekerjaan : IRT
Tanggal masuk RS : 29-03-2015,
melalui IGD
tanpa rujukan
Keluhan Utama
Sesak napas
Pemeriksaan fisik
Status generalis
Keadaan umum: baik, CM
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Frekuensi nadi
: 144 x/ menit,
irreguler
Frekuensi nafas: 28 x/menit
Suhu
: 36,5 oC
Kepala: CA -/- SI -/ Leher : JVP 5+3, KGB tidak teraba, tiroid tidak
teraba.
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : iktus kordis teraba pada sela iga 5,
linea midklavicula.
Perkusi : batas jantung kanan di sela iga 5, 2 jari
lateral linea sternalis dekstra,
batas jantung kiri di sela iga 5, 3 jari lateral linea
midklavikula sinistra,
pinggang jantung di sela iga 3 linea parasternal
kiri.
Kesan cardiomegaly (-)
Auskultasi : BJ I-II irreguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : hemitoraks simetris statis dinamis.
Palpasi
: ekspansi dada simetris, fremitus kanan =
kiri.
Perkusi : sonor/sonor.
Auskultasi : vesikuler +/+, rk +/+, wheezing /.
Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi
: supel, NT (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, edema /, CRT < 2
Pemeriksaan Penunjang
EKG 29/3/2015, pukul 22.30
Laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
9,4 g/dL
12-16 g/dL
17.840 /uL
5000-10.000 /uL
30,2 %
37-43 %
349.000 /uL
150.000-450.000 /uL
114 mg/dL
<200 mg/dL
27 mg/dL
17-43 mg/dL
Kreatinin
0,8
0,6-0,9
Natrium
137,2 mmol/L
135-155 mmol/L
Kalium
3,55 mmol/L
3,6-5,5 mmol/L
Klorida
99,4 mmol/L
95-107 mmol/L
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Gula Darah Sewaktu
Ureum
Diagnosis Kerja
Atrial
Fibrillasi
dengan
Ventricular Response
Rapid
Terapi
29/3/2015
O2 3-4 lpm NK
Inf. RL 500mL/24 jam
Bedrest
Amiodarone bolus IV 150mg,
dilanjutkan drip 1 mg/ menit dalam 6 jam pertama,
lalu 0,5mg/ menit dalam 18 jam kedua.
Monitor EKG (converted to sinus rythm?), konsul
ulang Sp.JP
30/3/2015
A/ AF RVR dengan RHD MS
P/
BR, O2 3 lpm NK
Infus jaga
Diet lunak 1500 kkal/hari
Inj. Furosemide 1x20mg IV
Spironolacton 1x25mg
Amiodarone STOP
Fargoxin 0,5mg IV diulang tiap 4 jam
(Fargoxin 0,25mg IV, s/d dosis max 1,5mg IV)
Aspilet 1x80mg
Bila HR < 100x/m ganti dengan digoxin 1x 0,25mg
p.o
Acc pindah ruang biasa bila HR <100x/m
31/3/2015
S/ sesak (-)
O/ KU sedang, CM
TD : 120/90 mmHg
HR : 93-107x/mnt
RR : 22x/m
t : 37
A/ AV RVR dengan RHD MS
P/
BR, O2 3 lpm NK
Infus jaga
Diet lunak 1500 kkal/hari
Inj. Furosemide 1x20mg IV
Spironolacton 1x25mg
Fargoxin STOP, ganti digoxin 1x 0,25mg po
Aspilet 1x 80mg
Acc masuk ruangan biasa
Atrial Fibrilasi
pacemaker
Sel khusus dengan sifat
automatisitas
Berbeda dengan sel miokard
biasa
No static resting potential
Atrial fibrilasi
1.
Definisi
6. Diagnosis
2.
Etiologi
7.
3.
Patofisiologi
Diagnosis
banding
4.
Epidemiologi
8.
Tatalaksana
5.
Klasifikasi
9.
Prognosis
1. Definisi
takiaritmia
atrial
yang
ditandai
dengan
tidak
terkontrolnya aktivasi atrium
dengan
konsekuensi
gangguan fungsi mekanis
atrium
Pada EKG
P normal menghilang
gelombang fibrilasi.
Respon ventrikel ireguler.
HR : 350-650 x/menit
Mechanically ineffecive low
cardiac output
2. Etiologi
Penyebab dari jantung
Tersering
Ischaemic Heart Disease
Rheumatic Heart Disease
Hypertension
Sick Sinus Syndrome
Pre-excitation Syndrome (contohnya Wolff-Parkinson-White)
Jarang
Cardiomiopathy
Pericardial disease (pericarditis dan efusi)
Atrial septal defect
Atrial myxoma
3. Patofisiologi
Mekanisme dasar aritmia
Patofisiologi mekanisme AF
A. Kanal K
kecil ->
resting
potesial
lebih
positif ->
ectopic
beat
B. Potensial
aksi
memanjan
g -> kanal
Ca aktif
lagi>influx
Ca
C. Tingginya
Ca intrasel
Ectopic focus
Circuit reentry
Syarat
Unidirectional block
Slow conduction
Mekanisme thromboemboli
AF
Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko terjadinya AF
adalah
a.meningkatnya usia
b.diabetes
c.hipertensi
d.penyakit katup
4. Epidemiologi
Prevalensi AF meningkat seiring usia.
1% pada <60tahun, >6% pada usia 80
tahun ke atas
Prevalensi seiring usia lebih tinggi pada
laki-laki
Frekuensi kejadian lone AF <12% dari
semua kasus AF
Prevalensi meningkat seiring severitas CHF
ataupun adanya penyakit katup jantung.
5. Klasifikasi
6. Diagnosis
Gejala
Gejala tersering pada AF pada di IGD
sesak nafas
palpitasi
nyeri dada
Gejala
Gejala tersering pada AF pada di IGD
sesak nafas,
palpitasi
nyeri dada
Tanda
pulsasi yang ireguler,
pulsasi vena jugularis ireguler,
variasi dari intensitas suara jantung
S1,
tanda-tanda lain penyebab AF
RHD
tirotoksikosis
EKG AF
- gel P absen
- R-R interval ireguler
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
Fungsi hati
Fungsi ginjal
Elektrolit
Profil lipid
Fungsi tiroid
Radiologi
Rontgen thorax
Echocardiography
Melihat tanda-tanda
CHF,
perbesaran atrium kiri
atau ventrikel kiri
7. Diagnosis Banding
Atrial flutter
Atrial tachycardia
Atrioventricular nodal reentry
trachycardia (AVNRT)
Multifocal atrial tachicardia
WPW syndrome
8. TATALAKSANA
Kontrol HR
Antiaritmia
Digitalis
BB
CCB
nondihydropirid
one
Verapamil
diltiazem
Farmakologis
Amiodarone(III
)
Quinidine(1A)
Propafenone
(1C)
Electric
cardioversion
Operatif
Profilaksis
tromboemboli
Warfarin
Aspirin
Agen Antiaritmia
Electrical Cardioversion
Catheter Ablation
9. PROGNOSIS
Peningkatan kematian 1,5 hingga 1,9 kali
berhubungan dengan komplikasi
tromboembolinya
AF meningkatkan risiko jangka panjang
terjadinya stroke iskemi dan gagal jantung ,
terutama pada wanita.
AF juga dihubungan dengan munculnya gagal
jantung dan memperburuk staging CHF
DAFTAR PUSTAKA
Terimakasih
Mohon saran dan asupan