Atelektasis
Atelektasis
Atelektasis
LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN
DESEMBER 2014
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ATELEKTASIS
Oleh
Arnol Gosal
C111 11 021
C111 11 809
C111 11 882
C111 11 823
C111 11 864
Pembimbing Residen
dr. Darwin Horas
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp.Rad(K)
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa :
Nama :Arnol Gosal
(C11111021)
(C11111809)
(C11111882)
(C11111823)
(C11111864)
: UniversitasHasanuddin
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Radiologi Fakultus
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar,
Desember 2014
Mengetahui,
Penguji,
Supervisor,
Pembimbing,
Mengetahui,
KepalaBagianRadiologi
FakultaskedoteranUniversitasHasanuddin
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
II
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Identitas Pasien
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Laboratorium
Radiologi
Assesment
Terapi Awal
1
1
1
2
4
5
5
Definisi
Epidemiologi dan Insidens
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernapasan
Etiopatogenesis Atelektasis
Patofisiologi
Gambaran Klinis Atelektasis
Gambaaran Radiologi
Pemeriksaan Bronkoskopi
Pemeriksaan Analisa Gas Darah
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Diagnosa Banding
Pengobatan
Komplikasi
6
6
6
9
10
11
11
21
22
22
23
25
26
27
Daftar Pustaka
28
BAB I
3
Laporan kasus
A. Identitas pasien
Nama pasien/umur
Tanggal lahir
Jenis kelamin
No. Rekam medis
Perawatan bagian
: Tn. M / 59 tahun
: 28-8-1955
: Laki-laki
: 0069055
: Kardiologi
B. Anamnesis
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang : Sesak nafas dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk
: Sesak nafas
C. Pemeriksaan fisis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, gizi cukup
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah: 170/110 mmhg
Nadi
: 125x/min, regular
Suhu
: 36.9 C
Pernapasan : 32x/min
Status generalis
Mata
: Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (+)
Bunyi jantung : i/ii takikardi, bising (-)
Ekstremitas
EKG
: Eritem palmaris
: Irama sinus vr 125x/min
LAD, gelombang P : 0.085, PR Interval 0.165
QRS cap : 0.065, T-inverted V5-V6, low voltage
Primary survey
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure
D. Laboratorium
Pemeriksaan analisa gas darah
Nama tindakan
PH
pCO2
SO2
PO2
HCO3
ctO2
ctCO2
BE
Laktat darah
Hasil
7.642
23.6
99.8
140.9
25.7
18.1
28.4
4.6
1.3
Nilai rujukan
7.35-7.45
35-45 mmHg
95-100 %
80-100 mmHg
22-26 meq/l
23-27 mmol/l
-2 s/d +2
0-20 (darah vena)
Nama tindakan
Waktu prothrombine
Hasil
Nilai rujukan
PT
10-14 detik
INR
APTT
Glukose sewaktu
Ureum
Kreatinin
1.64
30.9 kontrol 25.2
149
90
2.30
22.0-30.0
140 mg/dl
10-50 mg/dl
L(<1.3) p(<1.1)
5.42
3.74
139
209
7.3
3.6
3.5
102.00
16.2
18.8
mg/dl
< 1.1 mg/dl
< 0.30 mg/dl
< 35 u/l
< 41 u/l
6.6-8.7 gr/dl
3.5-5.0 gr/dl
1.5-5 gr/dl
< 190 u/l
< 25 u/l
3.4-7.0 mg/dl
135
136-145 mmol/l
Bilirubin total
Bilirubin direk
SGOT
SGPT
Protein total
Albumin
Globulin
CK
CKMB
Asam urat
Elekrolit
Natrium
Kalium
3.9
3.5-9.1 mmol/l
Klorida
102
97-111 mmol
E. Radiologi
Perselubungan homogen pada lapangan atas paru kanan yang meretraksi trachea ke
kanan .
Bercak berawan pada lapangan atas paru kanan
Cor: membesar dengan CTI 0,7, aorta dilatasi
Kedua diafragma dan sinus kanan baik, sinus kiri tidak tervisualisasi
Tulang-tulang intak
F. Assesment
CHF et causa CAD & HHD + chronic liver disease
G. Terapi Awal
-
BAB II
Tinjauan pustaka
A. Definisi
Atelektasis adalah pengembangan yang tidak sempurna sebagian atau seluruh paruparu, mungkin terjadi secara kongenital ( primer ), sekunder atau sebagai kelainan yang
didapat.(1)
B. Epidemiologi dan insidens
Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi pada semua ras.
Atelektasis kemungkinan lebih sering terjadi pada anak-anak kurang dari 10 tahun karena
secara umum saluran pernapasannya lebih sempit dan lebih mudah terjadi obstruksi akibat
sekresi, inflamasi saluran pernapasan atau keduanya.(2)
Insidens dari atelektasis pasca operasi adalah 80%, tetapi hanya 20% yang secara
klinis signifikan. Dari hasil 200 pasien chest radiographs yang diperiksa secara berturutturut pada icu, ditemukan 18 kasus dari kolaps lobaris (8,5%). Sebagian besar kasus
melibatkan lobus kiri bawah (66%), kolaps lobus kanan bawah (22%) dan lobus kanan
atas (11%) juga tercatat. Insidens dan prevalensi mengenai penyakir ini tidak
didokumentasikan dengan baik.(3)
hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea, sinus bronkus, dan bronkiolus nonrespiratorius.
respiratorius, dan 17 juta duktus alveolaris dan sakus alveolaris dan 300 juta alveoli
dengan diameter 0,35-0,30 mm.
proses yang terpisah tetapi berkaitan : respirasi internal dan respirasi eksternal. Respirasi
internal merujuk kepada proses-proses metabolic intrasel yang dilakukan di dalam
mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selagi mengambil energy dari
molekul nutrient. Respirasi eksternal merujuk kepada seluruh rangkaian kejadian dalam
permukaan O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh.
Selain fungsi pernapasan, system pernapasan juga
menjalankan
fungsi
nonrespiratorik berikut :
- Rute untuk mengeluarkan air dan panas.
- Meningkatkan aliran balik vena
- Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengubah jumlah co2
-
D. Etiopatogenesis atelektasis
Penyebab atelektasis dapat dibagi menjadi :(7)
Relaksasi/kompresi/pasif
- Ekspansi paru dihambat oleh pneumothoraks atau efusi pleura
Absorpsi/obstruktif/resorbsi
- Akibat oklusi lumen bronkus yang diikuti oleh absorpsi udara di jaringan
-
E. Patofisiologi
Atelektasis mengacu pada ekspansi tidak lengkap dari paru-paru (atelectasis
neonatal) atau kolapsnya paru yang sebelumnya mengembang, menghasilkan daerah
parenkim paru yang relatif sedikit udara. Acquired atelektasis ditemui terutama pada
orang dewasa dibagi menjadi resorpsi (atau obstruksi), kompresi dan kontraksi
atelektasis.
Resorpsi atelektasis adalah konsekuensi dari obstruksi lengkap dari saluran
napas, yang pada pada saat itu resorpsi oksigen terjebak dalam alveoli tergantung,
tanpa gangguan aliran darah melalui dinding alveolar yang terkena. Karena volume
paru berkurang terjadi pergeseran mediastinum ke arah paru yang mengalami
atelektasis. Resorpsi atelektasis adalah disebabkan terutama oleh sekresi berlebihan
(misalnya, plak mukus), atau eksudat dalam bronkus yang lebih kecil dan oleh karena
itu paling sering ditemukan pada asma bronkial, bronkitis kronis, bronkiektasis, pasca
operasi, aspirasi benda asing dan neoplasma jarang ditemukan neoplasma bronkial.
Kompresi atelektasis hasil dari kavum pleura, sebagian atau seluruhnya diisi oleh
cairan eksudat, tumor, darah atau udara (yang terakhir mengarah ke pneumothorax)
atau, dengan tension pneuomothorax.
Ketika tekanan udara menekan dan mengancam fungsi paru-paru dan
mediastinum, terutama pembuluh utama. Dengan atelectasis kompresi
terjadi
Sesak
Batuk
Hemoptisis
12
Asimptomatis
Gejala yang berhubungan dengan penyakit yang mendasari (penurunan
berat badan, kaheksia, anoreksia dan keringat malam)
G. Gambaran radiologi
1. Secara umum tanda-tanda atelektasis dapat dibagi menjadi:(7, 9)
i.
ii.
Atelektasis komplit.11
Kolaps komplit pada paru memberikan gambaran opak pada
(A)
(B)
13
Gambar 4
(A) Foto thorax PA : Atelektasis komplit pada paru kiri. Pergeseran
mediastinum, opasifikasi, dan berkurangnya volume pada hemithorax kiri.
(10)
ii.
Atelektasis lobar.11
(A)
(B)
(A)
(B)
(C)
Gambaran 6.
(A) Foto thorax PA : Massa (panah putih) diatas hilus kanan dan elevasi fissura
horizontal (panah hitam). Ada hiperinflasi kompensatoar pada lobus kanan
paru atas.(11)
(B) Foto lateral : Perpindahan anterior bagian dari fissura horizontal (panah)10
(C) CT-Scan : Nampak kolaps lobus kanan paru atas.(11)
(A)
(B)
15
(A)
(B)
Gambar 8
(A) Foto
thorax
PA :
Tampak
hilangnya
batas
jantung
kanan
(A)
(B)
16
(A) Lobus berpindah ke arah posterior medial untuk menempati posisi pada
medial posterior sinus costophrenicus. (11)
(B) Pergeseran inferior setengah bagian atas fissura mayor dan pergeseran
posterior setengah bagian bawah, yang menghasilkan triangular opacity pada
bawah kanan paravertebral yang mengaburkan hemidiafragma tengah kanan
pada foto frontal.(11)
(A)
(B)
Gambar 10
(A) Foto thorax PA : Densitas triangular pada bagian medial bawah kanan
yang mengaburkan hemidiafragma kanan.(11)
(B) Foto lateral menunjukkan konsolidasi dibatasi oleh fisura horizontal
(panah) dan bagian bawah fisura obliq (panah).(11)
17
d.
(A)
(B)
(B) Dari pandangan lateral, awalnya celah tersebut bergerak tubuh ke depan,
lingula yang tersisa dalam kontak dengan diafragma. Dengan meningkatnya
kolaps lingula menyempit ke atas, dan sebagian besar lobus atas bergerak ke
posterior, dan menjadi terpisah dari sternum oleh aerasi paru-paru. Hal ini
biasanya terdorong lobus bawah, meskipun kadang-kadang sebagian dari paruparu kanan mungkin herniasi di garis tengah. (11)
18
(A)
(B)
(C)
Gambar 12
(A) Foto thorax PA : Tampak perkabutan pada lapangan paru atas kiri.
Hilangnya
silhouette
jantung
kiri.
Pergeseran
trachea
ke
kiri.(10)
(B) Foto lateral : Tampak kolaps pada lobus atas kiri ke anterior.(10)
(C) CT-scan : Tampak kolaps lobus atas kiri.(10)
kiri
bawah
dengan
hilangnya
garis
diaphragmatic
retrocardiac medial pada foto frontal. Terdapat elevasi diafragma dan jantung
bergeser ke arah kiri.(11)
19
(A)
(B)
Gambar 14
(A) Foto
Gambar 15
Foto thorax PA : Tampak perngurangan volume paru dan banyak garis opak
pada daerah tengah dan bawah bilateral paru.(7)
(A)
(B)
Gambar 17
(A) Foto thorax PA: Round atelektasis pada pasien dengan riwayat
pajanan abses.(7)
(B) Foto CT-Scan :Tampak massa bundar dengan bronkovaskular yang
mengarah ke hilus memberikan gambaran ekor komet.(7)
v. Atelektasis kompresif.
21
Gambar 18
Foto toraks PA: Atelektasis kompresif (pasif) akibat efusi pleura. Tidak
terdapat deviasi trakea dan jantung kerana peningkatan volume akibat efusi
pleura dikompensasi oleh penurunan volum dari atelektasis.(7)
H. Pemeriksaan bronkoskopi(12-14)
Pemeriksaan ini dapat menentukan tipe dari atelektasis samaada obstruktif atau nonobstruktif dan juga penyebab dari sumbatan samaada massa, corpus alienum dan
sebagainya.
Analisa gas darah arteri bagi pasien atelektasis menunjukkan tekanan parsial dari
oksigen rendah yaitu di bawah nilai 75 mmHg.
22
Tekanan parsial carbon dioxide selalunya normal pada pasien atelektasis yaitu 38-42
mmHg, namun bisa lebih rendah akibat dari tekanan ventilasi.
J. Diagnosis Banding
1. Tumor
23
(A)
(B)
Gambar 20
(A) Tumor : Tampak perselubungan homogen yang berbatas tegas pada bagian
tengah paru kiri .(11)
(B) Atelektasis :
(A)
(B)
Gambar 21
. (11)
3. Efusi pleura
24
(A)
(B)
Gambar 22
25
K. Pengobatan
Penanganan utama untuk akut massif atelektasis adalah : (13)
L. Komplikasi(13,17-19)
26
1. Pneumonia akut
Gambar 23
Tampak perselubungan homogen pada lapangan tengah dan bawah paru dextra.(17)
2. Bronchiectasis
Gambar 24
Tampak gambaran cincin lusen di lapangan paru bawah sinistra yang memberikan
gambaran honey comb.(18)
3. Efusi Pleura
Gambar 25
Tampak perselubungan homogen pada hemithorax kanan setinggi ICS V anterior yang
menutupi sinus dan diaphragma kanan.(19)
4. Sepsis
BAB III
27
Diskusi
Seorang laki-laki, 59 tahun masuk ke rumah sakit pada tanggal 26 november 2014
dengan keluhan dispneu. Pasien merasa dispneu 1 bulan sebelum masuk rumah sakit dan
memberat 1 hari sebelum masuk ke rumah sakit. Riwayat ortopneu tidak ada. Pasien ada
riwayat hipertensi namun tidak berobat secara teratur. Riwayat diabetes mellitus disangkal.
Pasien pernah diopname di Rumah Sakit Sayang Rakyat dengan penyakit jantung. Riwayat
pengobatan berupa omeprazole dan aspilet.
Dari hasil pemeriksaan fisis didapatkan pasien sakit sedang, gizi cukup, kesadaran
compos mentis GCS 15 (E4M6V5). Tanda vital: tekanan darah: 170/110 mmHg, nadi: 125
x/menit, suhu: 36.9C, pernapasan: 32 x/menit. Inspeksi didapatkan sklera ikterik.
Pemeriksaan gas darah kesan alkalosis respiratorik. Pemeriksaan laboratorium rutin
memberikan kesan homeostatis memanjang, penurunan fungsi ginjal, peningkatan enzim
transaminase, dan hiperurinemia.
Pemeriksaan radiologi tampak perselubungan homogen pada lapangan atas paru kanan
yang meretraksi trachea ke kanan, bercak berawan pada lapangan atas paru kanan, dan
jantung membesar dengan CTI 0.7, aorta dilatasi dengan kesan atelektasis lobus superior paru
kanan, tb paru aktif lesi luas, dan cardiomegaly dengan dilatatio aortae.
Penyebab
atelektasis
dapat
dibagi
menjadi
relaksasi/kompresi/pasif,
absorpsi/obstruktif/resorpsi, adesif dan sikatrik. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukam pada
pasien ini diduga etiologi dari atelektasis pasien ini adalah gangguan
Daftar Pustaka
28
1.
Dorland WAN. Kamus Kedokteran Dorland. 31 ed: Penerbit buku
kedokteran EGC Medical Publisher.; 2010. 171 p.
2.
Michael R Bye MD. Pulmonary Atelectasis 2013; Available from:
emedicine.medscape.com/article/296468-workup.
3.
Betty J. Tsuei MD PELD. Chest Radiography. Atlas of the Oral and
Maxillofacial Surgery Clinics. 2002.
4.
Prof Dr. H Tabrani Rab. Ilmu Penyakit Paru. Jak-Tim: CV. Trans Info Media;
2010. 3-13 p.
5.
musculoskeletal-system/2659/respiratory-system-5
6.
92 p.
8.
2010;vol 38:14955.
13.
The Merck Manual of Medical Information. 2nd Home edition ed. USA:
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/atl/diagnosis.
15.
www.emedicine.medscape.com.
16.
17.
http://radiopaediaorg/search?utf8=%E2%9C%93&q=bronchiectasis&scope=all31
19.
29
from :http://radiopaediaorg/search?utf8=%E2%9C
%93&q=pleural+effusion&scope=all21
30