Bab Peletakan Sekat
Bab Peletakan Sekat
Bab Peletakan Sekat
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perencanaan di dalam
penentuan dari semua ruangan yang dibutuhkan. Ruangan yang dimaksud adalah ruang
muat, ruang kamar mesin dan ruang akomodasi. Disamping itu juga dilakukan perencanaan
peletakan peralatan, peletakan jalan, beberapa sistem dan perlengkapan lain yang
dibutuhkan didalam kapal.
Desain rencana umum harus mempertimbangkan kesesuaian dengan rencana garis
yang telah dikembangkan, kesesuaian terhadap DWT, kapasitas dan kecepatan yang
dibutuhkan
Dalam membuat desain rencana umum juga harus memperhatikan beberapa faktor
yang berpengaruh diantaranya:
a. Untuk kapal cargo atau kapal barang harus bisa dipastikan bahwa muatan yang
direncanakan harus dimuat dengan biaya semurah mungkin didalam ruang muat yang
didesain, juga harus bisa dipastikan muatan dalam keadaan baik ditempat tujuan dan
dengan methode bongkar muat yang cepat dan ekonomis.
b. Untuk kapal penumpang, ruangan kabin, ruang publik dan pelayanan kepada penumpang
harus dapat menunjang kenyamanan penumpang selama dalam pelayaran sehingga
memungkinkan penumpang akan menggunakan kapal yang sama pada kesempatan
mendatang.
Langkah pertama yang dihadapi dalam membuat rencana umum adalah penentuan
lokasi ruang utama serta batas dari lambung kapal dan bangunan atas. Dan pada saat yang
bersamaan juga ditentukan kebutuhan lain seperti :
a. Sekat kedap masing-masing ruangan.
b. Stabilitas yang cukup.
c. Struktur atau konstruksi.
d. Penyediaan jalan yang cukup.
1.1.2 Tujuan :
Tujuan dari desain rencana umum ini adalah untuk menunjukan jenis kapal dan
peralatannya, untuk membuat perhitungan awal biaya pembangunan kapal, dan sebagai
dasar untuk membuat gambar detail yang digunakan dalam pembangunan kapal.
Cbwl : 0.69798
Vs : 14,8 knot
Radius pelayaran : Balikpapan Batam, Indonesia ( 2555,01 km )
BAB III
PERHITUNGAN DAN PENENTUAN JARAK GADING, TINGGI DASAR
GANDA, LEBAR LAMBUNG GANDA, PELETAKAN SEKAT,
PERENCANAAN JUMLAH DEK, DAN PERENCANAAN DAN
PERHITUNGAN MESIN KEMUDI
3.1 Perhitungan dan Penentuan Jarak Gading, Peletakan Sekat, Tinggi Dasar
Ganda, Lebar Lambung Ganda, dan Peletakan Sekat.
Panjang L adalah jarak dalam meter pada garis muat musim panas dari pinggir depan
linggi haluan ke pinggir belakang linggi kemudi, atau garis sumbu tongkat kemudi jika tidak
ada linggi kemudi. L tidak boleh kurang dari 96% dan tidak perlu lebih dari 97% panjang
garis muat musim panas. Pada kapal yang bentuk buritan dan haluannya tidak lazim,
panjang L akan dipertimbangkan secara khusus.( BKI 2006 volume 2 bab 1.H.2.1)
Alas ganda dapat dibangun dengan sistem konstruksi membujur atau melintang, tetapi
jika panjang kapal melebihi 120 m sebaiknya menggunakan sistem konstruksi membujur.
(D.J. Eyres. M.Sc., F.R.I.N.A., 2001, hal 157).
Jumlah sekat pada ruang muat tergantung pada tuntutan keamanan atau
pemisahan muatan. (Gaguk Suhardjito,2011.hal :4)
Jumlah minimum sekat ruang muat termasuk sekat tubrukan, Stern tube
bulkhead, sekat depan kamar mesin untuk kapal pada ruang muat adalah
Tabel 1. Jumlah sekat memanjang pada ruang muat.
L Letak ruang mesin
(m) belakang Lainnya
L 65 3 4
65 < L 85 4 4
85 < L 105 4 5
105 < L 125 5 6
125 < L 145 6 7
145 < L 165 7 8
165 < L 185 8 9
L > 185 Dipertimbangkan secara khusus
(BKI 2006 bab 11 subbab A.1.2)
Panjang tangki muatan kapal tangki minyak dan kapal tangki produk yang
diukur antara sekat-sekat kedap minyak tidak boleh lebih dari 10 m atau salah satu
dari nilai yang tertera dalam Tabel 24.1, yang mana yang lebih besar.
bi b
( + 0,1) Lc , bila i < 0,2
2B B
Tangki atau ruang samping harus membentang sepanjang tangki muat dan setinggi sisi
kapal atau dari puncak alas ganda sampai geladak teratas, tanpa memperhatikan
pembulatan pelat geladak (gunwale), jika ada. Tangki tersebut harus diatur sedemikian rupa
sehingga tangki muat terletak disebelah dalam dari garis bentuk pelat sisi, dan dimanapun
tidak boleh kurang dari jarak w yang diukur pada setiap penampang melintang tegak lurus
terhadap pelat sisi, seperti diuraikan dibawah ini:
kapal 5000 tdw atau lebih :
dwt
w = 0,5 + 20000 atau
235
ReH )0,75 untuk ReH
kr = > 235 [N/mm2]
235
ReH
kr = ReH untuk 235 [N/mm2]..................................................(3.7)
Dt = 4,2 3 QR k r ................................................................................................(3.8)
Steering gears utama dengan kemudi sepenuhnya tenggelam dalam air yang tenang,
mampu bergerak 35 ke kiri dan 35 ke kanan. Waktu yang digunakan untuk mengerakkan
kemudi dari 35 ke kiri sampai 30 ke kanan atau sebaliknya tidak boleh melebihi 28 detik.
(BKI volume 3 bab 14.A.3.2.1)
N rs
Nm= sg ............................................................................................................. (3.10)
Hasil Perhitungan
Tabel 3. Hasil perhitungan jarak gading, tinggi dasar ganda, lebar lambung ganda, peletakan
sekat, perencanaan jumlah dek, dan perencanaan dan perhitungan mesin kemudi.
Lampiran
Perhitungan Tahanan Kapal
L
a0 = 500 + 0,48...............................................................................................(3.1)
L nilainya tidak boleh kurang dari 96% LWL dan tidak boleh melebihi 97%. Karena
LPP berada diantara nilai tersebut, maka yang dipakai adalah LPP. Dan untuk
perhitungan selanjutnya L = LPP.
128
a0 = 500 + 0,48
2.2. Sekat
Kamar Mesin.
Sekat depan kamar mesin berjarak 17%LPP hingga 22%LPP didepan AP.
(Gaguk Suhardjito,2011.hal :4)
17% LPP = 21,76 m dan 22% LPP = 28,16 m. Sehingga jarak sekat depan
kamar mesin dan AP harus berada diantara 21,76 m dan 28,18 m.
Sekat depan kamar mesin didesain pada gading ke 38, sehingga jarak sekat
depan kamar mesin ke AP adalah penjumlahan dari jumlah gading dikalikan jarak
gading dibelakan sekat ceruk buritan, jumlah gading di kamar mesin dikalikan dengan
jarak gading di kamar mesin, dan adanya perbedaan jarak gading dibawah dudukan
mesin induk menyebabkan penambahan kalkulasi pada jarak gading di kamar mesin.
Jarak AP ke sekat ceruk buritan = (10 x 590) + (18x700) + (10x600)
= 5900 + 12600 + 6000
= 24.500 mm
= 24,5 m (memenuhi).
2.3. Sekat
Tabung Poros.
Sekat tabung poros (Stern tube bulkhead) bagian belakang ruang mesin paling
kurang harus berjarak 3 jarak gading dari ujung stern tube. Sekat tabung poros
didesain berjarak 4 jarak gading, sehingga jarak antara sekat tabung poros dan ujung
stern tube = 4 x 590
= 2360 mm
= 2,36 m
2.4. Sekat
Ruang Muat.
a0 = 700 mm
Kapal dengan LPP = 128 m, menurut BKI minimal harus memiliki 6 sekat kedap
air termasuk sekat tubrukan, Stern tube bulkhead, sekat depan kamar mesin. Kapal
didesain memiliki 4 sekat kedap air diruang muat, sehingga memiliki 5 ruang muat
disetiap sisinya. Dalam hal ini, kapal didesain dengan 1 sekat membujur dibagian
tengah kapal. Sehingga panjang setiap ruang muat adalah;
sekat depan kamar mesin ke AP
LPPLsekat tubrukan ke FP L
Lruang muat =
(128924,5)
= 5
= 18,9 m
Persyaratan panjang ruang muat dengan kapal yang memiliki 1 sekat membujur,
panjang maksimalnya :
bi
( + 0,15) L , maks 0,2 L
4B
= 20,59 m
Diambil yang paling kecil, sehingga panjang maksimal ruang muat adalah 20,59
m. Sehingga panjang ruang muat masih memenuhi.
23
= 15
= 1,533 mm diambil 1600 mm.
dwt
w = 0,5 + 20000 ....................................................................................................(3.3)
9240
= 0,5 + 20000
= 0,962 m
wmin = 1 m, sehingga diambil w = 1 m.
Warna kuning artinya jarang antar gading sebesar 590 mm, warna merah 600 mm
dibawah dudukan kamar mesin, warna hijau 600 mm didepan sekat tubrukan, dan putih
700mm.
Aturan perencanaan daun kemudi menurut BKI 2006 Volume II section 14.A.5
A = 20,16 m2
b = 5,9 m (dari linesplan)
c = 3,42 m
x1 = 1,5 m
x2 = 5,2 m
A
b = c
20,16
= 5,9
= 3,42 m
X1+ X 2
c = 2
1,5 + X 2
3,42 = 2
6,82 = 1,5 + x2
x2 = 5,34 m
(BKI 2006 Volume II section 14.A.5)
Daun kemudi pada kapal dengan single propeller memiliki luasan di depan sumbu
poros daun kemudi (balansir) kurang dari 23% A.
Maka Luas Balansir Af = 0,23A
= 0,23 x 20,16
= 4,6368 m2
(Van Lamerens, 20xx)
CR = 132 . A . v2 . k1 . k2 . k3 . kt (N)..........................................................................(3.5)
(BKI 2006 Volume II section 14.B.1.1)
Dimana :
A = 20,16 m2
v = 14,8 knot
= b2 / A total
= 5,92 / 20,16
= 1,73
+2
k1 =
( )
3
1,73+ 2
=
( )
3
= 1,267
k1 sudah sesuai menurut BKI 2006 Volume II section 14.B.1.1 karena tidak lebih dari 2.
k2 = 1,1 (untuk profil NACA-00 menurut BKI 2006 Volume II section 14.B.1.1)
Tabel 4. Koefisien k2
k3= 1,0 ( untuk kemudi tanpa propeler jet menurut BKI 2006 Volume II section 14.B.1.1)
0,8 for rudders outside the propeller jet
1,0 including also rudders within the propeller jet
1,15 for rudders aft of the propeller nozzle
kt = 1,0 ( koefisien daya dorong pada saat normal menurut BKI 2006 Volume II section
14.B.1.1)
CR = 132 . A . v2 . k1 . k2 . k3 . kt (N)
QR = CR . r.................................................................................................................. (3.6)
(BKI 2006 Volume II section 14.B.1.2)
Dimana :
r =c( kb)
dengan,
c = 3,42
= 0,33 untuk kondisi maju menurut BKI 2006 Volume II section 14.B.1.2.
Diameter tangkai daun kemudi (Rudder Stock) untuk mentransmisikan momen torque
tidak boleh kurang dari rumusan berikut ini :
REH = Minimum nominal upper yield point of material used in (N/mm2)
REH is not to be taken greater than 0,7 R or 450 N/mm 2, whichever is less. Rm =
tensile strenght of material used.
Untuk Jenis plat KI-A27S BKI Vol V Sect 4 table 4.11 dengan ReH 265 N/mm2
Rumus untuk kr menurut BKI 2006 Vol II Sect 14.4.2
235
ReH )0,75 untuk ReH
kr = > 235 [N/mm2]
235
ReH
kr= ReH untuk 235 [N/mm2]...........................(3.7)
Dt = 4,2 3 QR k r .....................................................................................................(3.8)
Qr x 2 x x
Nrs = t x 180 x 75
277832,66 x 2 x 35 x 3,14
= 25 x 180 x 75
= 180,94 Hp
Dimana Sg adalah efisiensi steering gear bernilai antara 0,1-0,35 untuk steering gear
dg penggerak elektrik, diambil 0,3. (Marine Auxiliary Machinery And System )
180,94
Nm = 0,3
= 603,133 Hp
Tinggi minimal seluruh bangunan atas adalah 7,16 meter. Kapal didesain dengan
tinggi poop deck 2,6 meter, tinggi boat deck 2,6 meter, bridge deck 2,5 meter, navigation
deck 2,6 meter, dan top deck berada 11,8 meter diatas poop deck.