Draft PKS BLUD Puskesmas Kota Bandung
Draft PKS BLUD Puskesmas Kota Bandung
Draft PKS BLUD Puskesmas Kota Bandung
ANTARA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
CABANG UTAMA BANDUNG
DENGAN
BLUD UPT PUSKESMAS ..............................
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA BAGI PESERTA
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Nomor : ...
Nomor :...
PASAL 1
DEFINISI
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-
istilah di bawah ini memiliki pengertian-pengertian sebagai berikut :
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
4. Identitas Peserta adalah nomor identitas Peserta BPJS Kesehatan yang
diberikan kepada setiap Peserta sebagai bukti yang sah untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disebutFaskes adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau Masyarakat.
6. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
2
Paraf I Paraf II
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
7. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan
rawat jalan dan rawat inap.
8. Jejaring Faskes adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan
kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)untuk
meningkatkan aksesibilitas dan/ataumenunjang pelayanankesehatan
di FKTP, meliputi laboratorium, apotek, bidan.
9. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik yang dilaksanakan pada
Faskes tingkat pertama untuk keperluan observasi, diagnosis,
pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
10. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik dan dilaksanakan pada
puskesmas perawatan, untuk keperluan observasi, perawatan,
diagnosis, pengobatan, dan/atau pelayanan medis lainnya, dimana
peserta dan/atau anggota keluarganya dirawat inap paling singkat 1
(satu) hari.
11. Formulir Pengajuan Klaim yang selanjutnya disebut FPK adalah
formulir baku yang dikeluarkan olehPIHAK KESATUyang wajib diisi
oleh PIHAK KEDUA dan disertakan sebagai salah satu syarat dalam
pengajuan klaim/tagihan atas biaya pelayanan kesehatan.
12. Tindakan Medis adalah tindakan yang bersifat operatif maupun non
operatif yang dilaksanakan baik untuk tujuan diagnostik maupun
pengobatan.
13. Pelayanan Obat adalah pemberian obat-obatan sesuai kebutuhan medis
bagi Peserta baik pelayanan obat Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
danRawat Inap Tingkat Pertama (RITP).
14. Kapitasi adalah sistem pembayaran pelayanan kesehatan kepada
Faskes tingkat pertama berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar
pada PIHAK KEDUA.
15. Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang
diberikan.
3
Paraf I Paraf II
16. Norma penetapan besaran Kapitasi adalah kriteria mengenai tingkat
kelengkapan sumber daya dan pelayanan FKTP yang digunakan untuk
penetapan besaran kapitasi bagi FKTP.
17. Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkanjenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
18. Klaimadalah besaran tagihan atas pelayanan rawat jalan maupun rawat
inap yang dibayarkan ke Fasilitas Kesehatan.
19. Asosiasi Fasilitas Kesehatan adalah asosiasi dan perhimpunan profesi
yang ditetapkan untuk melakukan negosiasi besaran pembayaran
pelayanan kesehatan, pelaksanaan seleksi dan kredensialing fasilitas
kesehatan yang akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan serta
pemberian masukan teknis dalam penyelenggaraan JKN, sesuai
ketentuan perundangan, yang terdiri dari Asosiasi Dinas Kesehatan
(ADINKES), Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN), Perhimpunan Klinik
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia (PKFI), Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
20. Pelayanan non kapitasi adalah pelayanan yang diberikan kepada
peserta dan tercakup dalam benefit yang berhak diterima oleh peserta
BPJS Kesehatan dan dibayarkan sesuai dengan jenis dan jumlah
pelayanan.
21. Pelayanan Rujuk Balik adalah adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada penderita di Fasilitas Kesehatan rujukan Tingkat
Lanjutan atas rekomendasi dari dokter spesialis/sub-spesialis yang
merawat.
22. Program Rujuk Balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada
bagi penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih
membutuhkan pengobatan atau asuhankeperawatan jangka
panjang yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertamaatas
rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub-spesialis yang
merawat.
23. Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta
untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan
bagi peserta dan keluarga.
24. Kontak pertama (First Contact) adalah fungsi Faskes tingkat pertama
sebagai tempat pertama yang dikunjungi peserta setiap kali mendapat
masalah kesehatan dan peserta mempercayakan pemenuhan
kebutuhan medis spesialistiknya berdasarkan rekomendasi dari FKTP.
4
Paraf I Paraf II
25. Kontinuitas pelayanan (Continuity) adalah hubungan Faskes tingkat
pertama dengan peserta yang berlangsung secara terus menerus
sehingga penanganan penyakit dapat berjalan optimal serta
monitoring/control kesehatan oleh FKTP peserta berkelanjutan.
26. Komprehensif (Comprehensiveness) adalah fungsi Faskes tingkat
pertama memberikan pelayanan secara komprehensif mencakup
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan
peserta untuk mengurangi angka morbiditas.
27. Koordinasi (Coordination) adalah fungsi Faskes tingkat pertama yang
berperan sebagai koordinator pelayanan bagi peserta untuk
mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya.
28. Komitmen pelayanan adalah komitmen Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui pencapaian
indikator pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati.
29. Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan adalah penyesuaian
besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator
pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa komitmen
pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan.
30. Angka kontak adalah indikator untuk mengetahui aksesabilitas dan
pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh Peserta dan kepedulian
serta upaya FKTP terhadap kesehatan Peserta pada setiap 1000 (seribu)
Peserta terdaftar di FKTP yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
31. Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah indikator
untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara FKTP
dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan sehingga sistem rujukan
terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya.
32. Program Pengelolaan Penyakit Kronis yang selanjutnya disebut Prolanis
adalah suatu sistem yang memadukan antara penatalaksanaan
pelayanan kesehatan dan komunikasi bagi sekelompok peserta dengan
kondisi penyakit tertentu melalui upaya penanganan penyakit secara
mandiri.
33. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP adalah indikator
untuk mengetahui pemanfaatan FKTP oleh Peserta Prolanis dan
kesinambungan FKTP dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan
Peserta Prolanis.
34. Rasio Kunjungan Rumah adalah perbandingan jumlahkeluarga
(berdasarkan Kartu Keluarga/KK) yang dikunjungidalam program
5
Paraf I Paraf II
pendekatan keluarga dengan jumlahkeluarga (KK) yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dikali serratus,perhitungan yang dihasilkan dalam
bentukpersentase.
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
6
Paraf I Paraf II
c. Menerima laporan pelayanan bulanan yang mencakup pencatatan
atas jumlah kunjungan Peserta, jumlah rujukan dan diagnosis baik
melalui aplikasi dan atau manual sesuai dengan Lampiran IV untuk
Laporan Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan
Lampiran V untuk Laporan Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama
(RITP) dan/atau laporan lainnya yang berkaitan dengan Program
Jaminan Kesehatan dari PIHAK KEDUA dan Jejaring Faskesnya;
d. Melihat bukti pelayanan peserta,
e. Menyesuaikan besaran kapitasi yang dibayarkan sesuai norma
penetapan besaran tarif kapitasi dan komitmen pelayanan PIHAK
KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Kewajiban PIHAK KESATU
a. Menyediakan data nama peserta terdaftar secara berkala setiap
bulan melalui aplikasi PIHAK KESATU;
b. Membayar kapitasi sesuai norma penetapan besaran tarif kapitasi
dan komitmen pelayanan PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang
berlaku dan/atau tarif non kapitasi atas pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada peserta sesuai kesepakatan
dengan Asosiasi Faskes;
c. Membayar biaya kapitasi kepadaPIHAK KEDUApaling lambat tanggal
15 (lima belas) bulan berjalan;
d. Melakukan pembayaran klaim non kapitasi kepada Fasilitas
Kesehatan atau Jejaring Faskesnya atas pelayanan yang diberikan
kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak
dokumen klaim diterima lengkap;
e. Menyediakan sistem informasi perekaman data pelayanan
pasienpada Faskes Tingkat Pertama dan user manualnya;
f. Menyediakan format pencatatan pelaporan pada Faskes;
g. Memberikan daftar Faskes rujukan dalam wilayah kerja yang
ditunjuk oleh PIHAK KESATU;
h. Memberikan informasi tentang ruang lingkup, pembayaran, prosedur
pelayanan kesehatan dan mekanisme kerja sama kepada PIHAK
KEDUA;
i. Memberikan informasi daftar pilihan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama yang telah bekerjasama dengan PIHAK KESATU kepada
peserta.
7
Paraf I Paraf II
3. HakPIHAK KEDUA
a. Mendapatkan data nama peserta terdaftar secara berkala setiap
bulan melalui aplikasi PIHAK KESATU;
b. Menerima pembayaran dari PIHAK KESATU berdasarkan tarif
kapitasi dan/atau tarif non kapitasi atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada peserta;
c. Menerima pembayaran biaya kapitasi sesuai norma penetapan
besaran tarif kapitasi dan komitmen pelayanan dari PIHAK
KESATUpaling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berjalan;
d. Menerima pembayaran klaim non kapitasi atas pelayanan yang
diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja
sejak dokumen klaim diterima lengkap oleh PIHAK KESATU;
e. Mendapatkansistem informasi perekaman data pelayanan pasien
pada Faskes Tingkat Pertama dan user manualnya;
f. Memperoleh informasi tentang ruang lingkup, pembayaran, prosedur
pelayanan kesehatan dan mekanisme kerja sama dari PIHAK
KESATU;
g. Memperoleh format pencatatan pelaporan;
h. Memperoleh daftar Faskes rujukan dalam wilayah kerja yang
ditunjuk atau bekerjasama dengan PIHAK KESATU.
4. KewajibanPIHAK KEDUA
a. Melakukan fungsi gate keeper sebagai kontak pertama (first contact),
kontinuitas pelayanan, pelayanan komprehensif dan koordinasi
(sebagai care manager);
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta dengan baik
sesuai Panduan Praktik Klinis (PPK) bagi dokter dan dokter gigi yang
telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan;
c. Memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta selain peserta
terdaftar, dalam kondisi kegawatdaruratan medis atau peserta
berada diluar wilayah FKTP tempat peserta terdaftar;
d. Memberikan data dan informasi tentang Sumber Daya Manusia dan
sarana prasarana PIHAK KEDUA dan informasi lain tentang
pelayanan kepada peserta (termasuk melihat resume medis untuk
kepentingan kesehatan peserta) yang dianggap perlu oleh PIHAK
KESATU pada tanggal 1 setiap bulannya;
e. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan kepada PIHAK
KESATU yang mencakup pencatatan atas jumlah kunjungan Peserta
8
Paraf I Paraf II
dan rujukan serta pelayanan lainnya yang diberikan oleh PIHAK
KEDUA dan jejaring faskesnya kepada Pesertadengan format
terlampir dan/atau laporan lainnya yang berkaitan dengan Program
Jaminan Kesehatan;
f. Menunjuk SDM Dokter pengganti, memberitahukan secara tertulis
serta mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATUapabila
PIHAK KEDUA tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
waktu praktik yang disepakati;
g. Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KESATU dalam hal
terjadi perubahan tempat praktik atau berhenti praktik;
h. Memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KESATU dalam hal
terjadi perubahan ketersediaan sumber daya manusia khususnya
tenaga kesehatan, kelengkapan sarana prasarana dan lingkup
pelayanan yang mempengaruhi kapasitas layanan dan besaran
kapitasi yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
i. Menyediakan perangkat keras (hardware) dan jaringan komunikasi
data yang berfungsi dengan baik;
j. Merekam seluruh data pelayanan kesehatan yang telah diberikan
kepada peserta melalui sistem informasi perekaman data pelayanan
pasien pada Faskes Tingkat Pertamayang diberikan PIHAK KESATU;
k. Melaksanakan dan mendukung seluruh program pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan PIHAK KESATU sesuai dengan
kompetensi dan sumber daya yang dimiliki;
l. Menyediakan jejaring pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan;
m. Menyampaikan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan jejaring
pelayanan kesehatan kepada PIHAK KESATU;
n. Bertanggungjawab terhadap pelayanan yang diberikan oleh Jejaring
Faskesnya kepada Peserta;
o. Memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pasien termasuk
mengenai pelayanan JKN.
PASAL 5
JEJARING FASKES
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA belum memiliki sarana dan prasarana
penunjang, wajib bekerjasama dengan Jejaring Faskes.
9
Paraf I Paraf II
(2) Jejaring Faskes PIHAK KEDUA berhak mengajukan klaim non kapitasi
yang akan dibayarkan oleh PIHAK KESATU.
(3) Jejaring Faskes wajib membuat dan menyampaikan laporan bulanan
kepada PIHAK KESATUmelalui PIHAK KEDUAyang mencakup
pencatatan atas jumlah kunjungan Peserta dan rujukan serta
pelayanan lainnya yang diberikan kepada Peserta dengan format
terlampirdan/atau laporan lainnya yang berkaitan dengan Program
Jaminan Kesehatan.
(4) Biaya dan tata cara pembayaran klaim non kapitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diuraikan sebagaimana pada Lampiran II
Perjanjian.
(5) Jejaring Faskes yang bekerjasama dengan PIHAK KEDUAsebagaimana
dimaksud pada ayat (1),tercantum pada Lampiran VI Perjanjian.
(6) Jejaring Faskes sebagaimana dimaksud pada ayat (5),menundukkan
diri pada perjanjian ini dengan menandatangani pernyataan
persetujuan yang tercantum pada Lampiran VII Perjanjian.
(7) Perjanjian Kerjasama antara PIHAK KEDUAdengan Jejaring Faskes
menjadi lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Perjanjian.
PASAL 6
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 7
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu satu tahun terhitung sejak
tanggal 01 Januari 2017 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.
(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian, PARA PIHAK sepakat untuk saling memberitahukan
maksudnya apabila hendak memperpanjang Perjanjian ini.
10
Paraf I Paraf II
(3) Pada jangka waktu sebagaimanadimaksud dalam ayat (2) Pasal ini PIHAK
KESATU akan melakukan penilaian kembali terhadap PIHAK KEDUA
atas :
a. fasilitas dan kemampuan pelayanan kesehatan;
b. penyelenggaraan pelayanan kesehatan selama jangka waktu Perjanjian;
c. kepatuhan dan komitmen terhadap Perjanjian.
(4) Keputusan untuk memperpanjang perjanjian ini atau tidak, merupakan
kewenangan masing-masing pihak.
PASAL 8
EVALUASI DAN PENILAIAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
PASAL 9
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
11
Paraf I Paraf II
PASAL 10
SANKSI
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. tidak melayani Peserta sesuai dengan kewajibannya;
b. tidak memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada Peserta
sesuai dengan haknya;
c. memungut biaya tambahan kepada Peserta;dan/ atau
d. tidak melaksanakan hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam
perjanjian ini namun tidak terbatas pada pasal 4.
Maka PIHAK KESATU berhak memberikan surat peringatan secara
tertulis kepada PIHAK KEDUA.
(2) Apabila PIHAK KESATU telah 3 (tiga) kali memberikan surat
peringatan kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK KESATU berhak
melakukan pengakhiran perjanjian ini sebagaimana diatur pada Pasal
11 ayat (1)b.
(3) Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang
dengan melakukan kegiatan moral hazard atau fraud seperti namun
tidak terbatas pada :
a. membuat klaim fiktif;
b. tidak memberitahukan adanya perubahan ketersediaan sumber
daya manusia khususnya tenaga kesehatan, kelengkapan sarana
prasarana dan lingkup pelayanan yang mempengaruhi kapasitas
layanan dan besaran kapitasi yang dibayarkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa Internal
maupun Eksternal yang merugikan pihak lainnya, maka pihak yang
menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk
memulihkan kerugian yang terjadi.
(4) Pihak yang dirugikan akibat penyalahgunaan wewenang sebagimana
ayat (3) dapat mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak.
(5) Pemulihan kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Apabila kerugian diketahui selama masa perjanjian, maka
pemulihan kerugian dilakukan dengan memperhitungkan
pembayaran kapitasi dan/atau non kapitasi yang dituangkan
dalam berita acara pemulihan kerugian;
12
Paraf I Paraf II
b. Apabila kerugian diketahui setelah masa perjanjian berakhir,
maka pemulihan kerugian dilakukan dengan pembayaran
langsung ke rekening pihak yang dirugikan yang dituangkan
dalam Berita Acara Pemulihan Kerugian.
(6) Pengakhiran Perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan/atau ayat (4) Pasal ini dapat dilakukan tanpa harus
memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada Pasal 7 Perjanjian ini
dan tidak membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan kewajiban
masing-masing yang masih ada kepada pihak lainnya.
(7) Dalam hal PIHAK KESATU tidak melakukan pembayaran kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam
Perjanjian ini PIHAK KEDUA berhak memberikan surat peringatan
secara tertulis kepada PIHAK KESATU.
(8) Dalam hal surat peringatan PIHAK KEDUA yang dimaksud pada ayat
(7) Pasal ini tidak ditanggapi oleh PIHAK KESATU, dapat
menyampaikan pengaduan kepada Menteri Kesehatan.
(9) Dalam hal keterlambatan pembayaran kapitasi oleh PIHAK KESATU
sebagaimana diatur dalam Pasal 6, maka PIHAK KESATUmembayar
ganti rugi kepada PIHAK KEDUA sebesar 1% (satu persen) dari jumlah
yang harus dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan.
PASAL 11
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum berakhirnya
Jangka Waktu Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Salah satu pihak telah menerima surat peringatan secara tertulis
sebanyak 3 (tiga) kali;
b. Salah satu pihak menyalahgunakan wewenang sebagaimana diatur
pada pasal 10 ayat (3);
c. Ijin operasional / ijin praktek PIHAK KEDUA dicabut oleh
Pemerintah atau asosiasi profesi. Pengakhiran berlaku efektif pada
tanggal pencabutan ijin usaha atau operasional Pihak atau ijin
praktek yang bersangkutan oleh Pemerintah atau asosiasi profesi;
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini
secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK
KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK
13
Paraf I Paraf II
KESATU mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga)
bulan sebelumnya.
(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya
ketentuan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
sejauh yang mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau
penetapan Hakim/Pengadilan terlebih dahulu untuk membatalkan/
mengakhiri suatu Perjanjian.
(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban
yang telah timbul dan tetap berlaku sampai terselesaikannya hak dan
kewajibannya tersebut.
PASAL 12
MALPRAKTEK
Dalam hal tenaga medis maupun paramedis pada PIHAK KEDUA maupun
jejaringnya, tidak melakukan kewajiban sebagaimana seharusnya, yaitu :
a. Melakukan kesalahan dalam tindakan medis, seperti kekeliruan
diagnosa, interpretasi hasil pemeriksaan penunjang, indikasi tindakan,
tindakan tidak sesuai dengan standar pelayanan, kesalahan pemberian
obat dan kesalahan lainnya;
b. Melakukan kelalaian berat. Tidak melakukan hal-hal yang seharusnya
dilakukan menurut asas-asas dan standar praktik kedokteran yang
baik.
sehingga mengakibatkan terjadinya cedera pada pasien, berupa cedera
fisik, psikologis, mental, cacat tetap atau meninggal, maka PIHAK KESATU
tidak bertanggungjawab atas akibat dari tindakan tersebut.
PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
14
Paraf I Paraf II
pemogokkan umum, kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang
berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang
terhalang untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh
Pihak lainnya. Pihak yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan
adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada Pihak yang lain secara
tertulis paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak saat
terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya
peristiwa Force Majeuretersebut. Pihak yang terkena Force Majeure
wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini
segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
(3) Apabila peristiwa Force Majeuretersebut berlangsung terus hingga
melebihi atau diduga oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan
melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA
PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Perjanjian ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai
akibat terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung
jawab pihak yang lain.
PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
15
Paraf I Paraf II
PASAL 15
PEMBERITAHUAN
atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh
PARA PIHAK, satu kepada yang lain, secara tertulis.
16
Paraf I Paraf II
c. Melalui faksimili dianggap telah diterima apabila telah dilakukan
konfirmasi oleh PIC dengan menggunakan sarana telekomunikasi;
dan/atau
d. Melalui email dianggap telah diterima apabila telah dilakukan
konfirmasi oleh PICdengan menggunakan sarana telekomunikasi.
PASAL 16
LAIN-LAIN
17
Paraf I Paraf II
memberikan indikasi medis atau kesalahan dalam memberikan
tindakan medis.
(5) Hukum Yang Berlaku
Interpretasi dan pelaksanaan dari syarat dan ketentuan dalam
Perjanjian ini adalah menurut hukum Republik Indonesia.
(6) Kesatuan
Setiap dan semua lampiran yang disebut dan/atau dilampirkan pada
Perjanjian ini, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.
18
Paraf I Paraf II
Lampiran I Perjanjian
Nomor :
Nomor :
I. RUANG LINGKUP
A. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
1. Jenis pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi
pendaftaran peserta untuk berobat, penyediaan dan pemberian
surat rujukan ke Faskes lanjutan untuk penyakit yang tidak
dapat ditangani di Faskes tingkat pertama;
b. pelayanan promotif preventif, meliputi kegiatan penyuluhan
kesehatan perorangan, imunisasi rutin, keluarga berencana,
skrining kesehatan;
c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
operatif;
e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
f. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat
pratama;
g. Pelayanan Program Rujuk Balik;
h. Pelayanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis;
i. Home visit.
2. Cakupan pelayanan medis rawat jalan tingkat pertama
a. kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
b. kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum
dilakukan rujukan;
c. kasus medis rujuk balik;
d. pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan
gigi tingkat pertama;
e. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak
balita oleh bidan atau dokter; dan
f. rehabilitasi medik dasar.
19
Paraf I Paraf II
3. Jenis pemeriksaan, pengobatan, konsultasi medis, tindakan
medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif,
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai serta pemeriksaan
penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama yang
dilakukan di Faskes tingkat pertama sesuai dengan Panduan
Praktik Klinis (PPK)bagi Dokter di Fasilitas pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama yang berlaku.
4. Pelayanan gigi
a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi
pendaftaran peserta untuk berobat, penyediaan dan pemberian
surat rujukan ke Faskes lanjutan untuk penyakit yang tidak
dapat ditangani di Faskes tingkat pertama
b. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
c. premedikasi
d. kegawatdaruratan oro-dental
e. pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi)
f. pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
g. obat pasca ekstraksi
h. tumpatan komposit/GIC
i. skelling (1 tahun sekali)
20
Paraf I Paraf II
a. rawat inap pada pengobatan/perawatan kasus yang dapat
diselesaikan secara tuntas di Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama;
b. pertolongan persalinan pervaginam bukan risiko tinggi;
c. pertolongan persalinan dengan komplikasi dan/atau penyulit
pervaginam bagi Puskesmas PONED; dan
d. pertolongan neonatal dengan komplikasi
3. Jenis pemeriksaan, pengobatan, konsultasi medis, tindakan
medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif,
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai serta pemeriksaan
penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama yang
dilakukan di Faskes tingkat pertama sesuai dengan Panduan
Praktik Klinis (PPK) bagi Dokter di Fasilitas pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama yang berlaku.
21
Paraf I Paraf II
i. Untuk kasus kronis surat rujukan dapat berlaku selama peserta
masih dalam masa perawatan dokter spesialis/subspesialis di
FKRTL yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang
merawat;
j. Surat rujukan disediakan oleh masing-masing Faskes dengan
format sesuai ketentuan PIHAK KESATU;
k. Faskes wajib menginput pelayanan yang diberikanke dalam sistem
informasi perekaman data pelayanan pasienpada Faskes Tingkat
Pertamayang diberikan PIHAK KESATU.
22
Paraf I Paraf II
Lampiran II Perjanjian
Nomor :
Nomor :
Dokter RS D
Puskesmas Klinik Pratama
No Norma Kapitasi Praktik Pratama
3.000 3.500 4.500 5.000 5.500 6.000 8.000 8.000 9.000 10.000 10.000
Ketersediaan
1 Dokter Umum
a. tidak ada
b. 1 Orang
b. minimal 2 orang
2 Dokter Gigi
a. tidak ada
b. ada
3 Bidan/perawat
4 Laboratorium sederhana
5 Apotek/Pelayanan Obat
23
Paraf I Paraf II
No Pemeriksaan Tarif Keterangan
24
Paraf I Paraf II
No Pemeriksaan Tarif Keterangan
26
Paraf I Paraf II
AK = jumlah Peserta terdaftar yang melakukan kontak x 1000
jumlah Peserta terdaftar di FKTP
28
Paraf I Paraf II
2) Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP
merupakan jumlah Peserta Prolanis yang rutin berkunjung
ke FKTP dibandingkan dengan jumlah Peserta Prolanis
terdaftar di FKTP dikali 100 (seratus) dengan hasil
perhitungan dalam persen.
3) Target pemenuhan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung
ke FKTP oleh FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS
Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama, sebagai berikut :
a) target pada zona aman paling sedikit sebesar 50% (lima
puluh persen) setiap bulan; dan
b) target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 90%
(sembilan puluh persen) setiap bulan.
4) Nilai rasio Peserta Prolanis yang rutin berkunjung ke FKTP
merupakan indikator untuk mengetahui pemanfaatan FKTP
oleh Peserta Prolanis dan kesinambungan FKTP dalam
melaksanakan pemeliharaan kesehatan Peserta Prolanis.
RKR = jumlah keluarga (KK) dikunjungi dalam program pendekatan keluargax 100
jumlah keluarga (KK) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
31
Paraf I Paraf II
pengurangan ketersediaan sumber daya manusia khususnya
tenaga kesehatan, kelengkapan sarana prasarana dan lingkup
pelayanan yang mempengaruhi kapasitas layanan dan besaran
kapitasi yang dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
penyesuaian norma penetapan besaran tarif kapitasi diberlakukan
sejak terjadinya pengurangan.
8. Kelebihan pembayaran kapitasi akibat kejadian sebagaimana
angka 6 diatas, akan dikembalikan oleh Pihak Kedua yang
dituangkan dalam Berita Acara.
9. Biaya pelayanan kesehatan yang dibayar dengan tarif non kapitasi
untuk pelayanan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA
maupun jejaringnya, diajukan secara kolektif oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK KESATUdengan kelengkapan administrasi sebagai
berikut:
a. Kelengkapan administrasi umum yaitu Formulir pengajuan
klaim (FPK) yang ditandatangani oleh Pimpinan FKTP atau
pejabat lain, softcopy luaran aplikasi BPJS Kesehatan, kuitansi
asli bermaterai cukup, Surat Tanggung Jawab Mutlak
bermaterai cukup yang ditandatangani oleh Pimpinan FKTP atau
pejabat lainnya dan bukti pelayanan yang sudah ditandatangani
oleh Peserta atau anggota keluarga, Berita Acara yang
ditandatangani oleh pimpinan FKTP atau pejabat lainnya
(apabila ada klaim susulan).
b. Klaim maternal dan neonatal
1. Kelengkapan administrasi umum
2. Rekapitulasi pelayanan
3. Salinan identitas peserta BPJS Kesehatan dan
4. Salinan lembar pelayanan pada buku kesehatan ibu dan anak
(KIA) sesuai pelayanan yang diberikan untuk pemeriksaan
kehamilan, pelayanan nifas termasuk pelayanan bayi baru
lahir dan KB pasca persalinan. Apabila peserta tidak memiliki
buku KIA dapat digunakan Kartu Ibu atau keterangan
pelayanan lainnya pengganti buku KIA yang ditandatangani
ibu hamil atau bersalin dan petugas yang menangani.
5. Dalam hal pengajuan klaim persalinan pervaginam normal,
persalinan pervaginam dengan tindakan emergensi dasar di
puskesmas PONED, pelayanan pra rujukan pada komplikasi
32
Paraf I Paraf II
kebidanan dan neonatal dilengkapi persyaratan sebagai
berikut :
a. Partograf yang ditandatangani oleh tenaga kesehatan
penolong persalinan untuk pertolongan persalinan atau
keterangan lain yang menjelaskan tentang pelayanan
persalinan yang diberikan;dan
b. Surat Keterangan kelahiran.
c. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
Pengajuan klaim Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)diajukan
kepada Kantor Cabang/Kantor wilayah/Kantor
LayananOperasional Kabupaten/KotaPIHAK KESATU yang
dilakukan oleh Faskes tingkat pertama secara kolektif setiap
bulan atas pelayanan yang sudah diberikan kepada peserta
pada bulan sebelumnya dengan menyampaikan kelengkapan
administrasi sebagai berikut :
1. Kelengkapan administrasi umum
2. Rekapitulasi pelayanan
3. Salinan identitas peserta BPJS kesehatan dan
4. Surat Perintah Rawat Inap dari dokter.
33
Paraf I Paraf II
F. Pembayaran dana kapitasi dan non kapitasi dari PIHAK KESATU
melalui rekening yang telah ditetapkan dalam Keputusan Kepala
Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
G. Rekening dana kapitasi JKN dan non kapitasi sebagaimana
dimaksud pada huruf F disampaikan oleh Kepala Puskesmas kepada
PIHAK KESATU;
H. Nomor rekening pembayaran dana kapitasi JKN dan tagihan non
kapitasi dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA, sebagai
berikut:
(diisikan dg Norek Lama posisi Des 2016)
Dana Kapitasi
Rekening Atas Nama :
Nama Bank : ....................
Nomor Rekening JKN :
Nama Bendahara JKN :
34
Paraf I Paraf II
K. Pembayaran klaim nonkapitasi kepada PIHAK KEDUA dan Jejaring
Faskes sebesar Netto setelah dikurangi biaya administrasi bank dan
pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
35
Paraf I Paraf II
Lampiran III Perjanjian
Nomor :
Nomor :
., 20..
Yang Membuat Pernyataan
( .)
Peserta
36
Paraf I Paraf II
Lampiran IV Perjanjian
Nomor :
Nomor :
LAPORAN PELAYANAN
RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA (RJTP)
BULAN ......... TAHUN ......
Nama Faskes :
Alamat :
TANDA
NO KARTU
NO TANGGAL NAMA PESERTA TANGAN
PESERTA
PASIEN
37
Paraf I Paraf II
Lampiran V Perjanjian
Nomor :
Nomor :
LAPORAN PELAYANAN
RAWAT INAP TINGKAT PERTAMA (RITP)
BULAN ......... TAHUN ......
Nama Faskes :
Alamat :
TANDA
NO KARTU DI
NO TANGGAL NAMA PESERTA DIAGNOSA LOS TANGAN
PESERTA RUJUK
PASIEN
38
Paraf I Paraf II
Lampiran VI Perjanjian
Nomor :
Nomor :
39
Paraf I Paraf II
Alamat praktik :
Surat Ijin Operasional :
Nomor telepon :
Nama Bank :
Nomor rekening :
Rekening Atas Nama :
NPWP :
e. Dst............
40
Paraf I Paraf II
Lampiran VII Perjanjian
Nomor :
Nomor :
........................................ ...................................
........................................ ...................................
........................................ ...................................
42
Paraf I Paraf II
Lampiran VII
Nomor :
Nomor :
43
Paraf I Paraf II
Lampiran VIII
Nomor :
Nomor :
44
Paraf I Paraf II