Kelompok 1 (50, 78-87) - Laporan Akhir Modul 3
Kelompok 1 (50, 78-87) - Laporan Akhir Modul 3
Kelompok 1 (50, 78-87) - Laporan Akhir Modul 3
Disusun Oleh :
Dila Triarini 260110140050
Ayu Apriliani 260110140078
Putri Raraswati 260110140079
Ummi Habibah 260110140080
Ayyu Widyazmara 260110140081
Anggia Diani Amaliah 260110140082
Siti Nurrohmah 260110140083
Ai Siti Rika Fauziah 260110140084
Nisa Maulani Nuraliyah 260110140085
Tiffany Sabilla Ramadhani 260110140086
Nurmalia Saraswati 260110140087
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
I. Tujuan
Untuk mengetahui absorpsi obat secara perkutat
II. Prinsip
1. Difusi pasif
Difusi pasif adalah pergerakan molekul obat dari daerah berkonsentrasi
yang lebih tinggi (hipertonis) menuju daerah berkonsentrasi lebih rendah
(hipotonis) melalui membrane plasma hingga dicapainya distribusi molekul
yang homogen (Sumardjo, 2008). Pergerakan ini tidak memerlukan energi
dan didorong oleh sisten entropi, dimana kecepatannya tergantung
permeabilitas sel membran (Graydon, 2014).
2. Absorpsi perkutan
Absorpsi perkutan adalah masuknya suatu obat dari luar kulit
menuju ke dalam jaringan kulit melalui membran pembatas yaitu stratum
corneum. Dapat terjadi melalui proses difusi dengan mekanisme
transepidermal atau transappendage (Trommer, 2008). Absorpsi senyawa
perkutan berbanding terbalik dengan ketebalan stratum corneum dan
berbanding lurus dengan derajat hidrasi kulit (Behrman, 1999)
4.2. Bahan
1. Aquadest
2. Asam salisilat
3. Buffer
4. Kulit tikus (Membran)
5. Vaselin
Beaker Glass
Magnetic Stir
Spatel Spektrofotometer
Syringe Vial
V. Prosedur
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan kali
ini. Kulit tikus yang sudah disiapkan dalam percobaan sebelumnya adalah
membrane lipid buatan yang akan digunakan pada percobaan kali ini.
Membran Milipore dipotong bentuk lingkaran seukuran dengan besaran
lubang cincin penghubung antara kompartemen donor dan kompartemen
aseptor pada sel difusi lalu impregnasikan membrane tersebut selama lebih
kurang 15 menit dalam isopropyl miristat kemudian tempatkan membrane
tersebut pada kertas saring untuk menghisap kelebihan lipid selama lebih
kurang 5 menit.
Selanjutnya dilakukan uji difusi (berlaku untuk membrane kulit buatan
maupun kulit tikus). Rendamlah membrane pada larutan dapar fosfat untuk
proses hidrasi membrane selama 30 menit. Ambil membrane dan tempatkan
diantara kompartemen donor dan aseptor, untuk mencegah kebocoran
tempatkan ring karet atau silicon diantara kompartemen donor dan aseptor.
Pasanglah sel difusi dengan mengencangkan mur yang ada sehingga
terbentuk suatu sistem sel side by side (atau tipe vertical). Tempatkan
larutan donor asam salisilat (konsentrasi 1,5 mg/ml dalam air) pada
kompartemen donor. Jalankan magnetic stir pada kecepatan 120 rpm baik
pada sisi donor dan aseptor. Lakukan pengukuran transport obat ke
kompartemen aseptor pada rentang waktu 0, 15, 30, 45, dan 60 menit, setiap
waktu yang diukur diambil sampel dan dimasukan kedalam vial sebanyak 1
mL dan sebaga gantunya masukkan dapar sebanyak 2 mL pada sel difusi
tersbut. Setelah itu di ukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer
serta buatlah profil hubungan antara kumulatif transport terhadap waktu dan
tentukan flux berdasarkan nilai slope pada daerah linear. Gunakan
parameter farmakokinetik untuk memprediksikan profi kdar obat dalam
plasma.
2. Pembuatan Larutan
Pembuatan larutan stok
Larutan Stok A: 0.2 M larutan NaH2PO4 100 ml
1000
0.2 = x
120 100
gr= 2, 4 gram
gr=1,42 gram
X y pH
Perlakuan Hasil
Ditimbang 2.4 gram NaH2PO4 Didapat 2.4 gram NaH2PO4
Dilarutkan NaH2PO4 dalam 100 ml Didapatkan larutan NaH2PO4 0.2 M
aquades bebas CO2
Ditimbang 1.42 gram Na2HPO4 Didapat 1.42 gram Na2HPO4
Dilarutkan Na2HPO4 dalam 100 ml Didapatkan larutan Na2HPO4 0.1 M
aquades bebas CO2
Dicampurkan larutan NaH2PO4 Didapat larutan buffer posfat pH 7,4
sebanyak 19 ml dengan larutan
Na2HPO4 81 ml
3. Kurva Baku
Pembuatan Larutan Stok 100 ppm
100 100 10
100 ppm = = =
1 1000 100
Perhitungan Pengenceran
Untuk 40 ppm Untuk 30 ppm
Kurva Baku
0,9
0,8 y = 0,0209x - 0,0194
0,7 R = 0,9981
0,6
Axis Title
0,5
0,4 Kurva Baku
0,3
Linear (Kurva Baku)
0,2
0,1
0
0 10 20 30 40 50
Axis Title
Konsentrasi
baku (ppm) Absorbansi
20 0.402
25 0.5019
30 0.6129
35 0.702
40 0.8255
t(menit) Rata rata Absorbansi
0 0.0275
5 0.0136
10 0.0166
15 0.0119
30 0.0422
45 0.0617
60 0.0794
Konsentrasi vs Waktu
70
60 y = 5574,7x - 20,628
R = 0,8636
50
Axis Title
40
30 Series1
20 Linear (Series1)
10
0
0 0,005 0,01 0,015
Axis Title
4. Perhitungan membrane
Diameter membrane : 2 cm
Jari-jari membrane : 1 cm
Luas membrane : . r2
= 3,14 x 1 cm x 1 cm = 3,14 cm2
Persamaan Linier : y = 5574.7x - 20.628
Fluks =
(2)
5574.7
=
3,14 2
= 1775.38
2
VIII. Simpulan
Penentuan Absorbsi obat secara perkutan menggunakan sel difusi
franz dengan zat aktif berupa asam salisilat, didapatkan kadar dimana
semakin bertambahnya waktu terjadi pula peningkatan jumlah obat yang
berdifusi.
IX. Daftar pustaka
Behrman, R.E., R.M. Kliegman, Dan A.M. Arvin. 1999. Ilmu Kesehatan
Anak Edisi 15. Jakarta: EGC.
Graydon, C.W., J. Zhang, N.W. Oesch, A.A. Sousa, R.D. Leapman, And
J.S. Diamond. 2014. Passive Diffusion As A Mechanism Underlying
Ribbon Synapse Vesicle Release And Resupply. J Neuroscience.
34(27): 8948-8962.
Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran Dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta:
EGC.
Trommer, H And R.H.H. Neubert. 2008. Overcoming The Stratum
Corneum: The Modulation Of Skin Penetration. Skin Pharmacol
Physiol. 19: 106-121.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan :
Farida. Ibrahim. Edisi Keempat. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Martin, A., Bustamante, P., & Chun, A.H.C. 1993. Physical Pharmacy:
Physical Chemical Principles In The Pharmaceutical Sciences,
Fourth Edition. Philadelphia: Lea & Febiger.
Martini, F. H. 2001. Fundamentals Of Anatomy & Phisiology 5th Ed. New
Jersey: Prentice Hall.
Perdanakusuma, D.S. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit Dan Penyembuhan
Luka. Surabaya: Airlangga University School Of Medicine Dr.
Soetomo General Hospital.
Sharma S. 2008. Topical Drug Delivery System: A Review. Pharmaceutcal.
Rev.;6:1-29.