Proposal KP
Proposal KP
Proposal KP
YOGYAKARTA
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KERJA PRAKTIK
Disusun oleh:
ALDIN BAYU SEPTIADI
5150611009
Proposal Kerja Praktik ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
pendaftaran proses Kerja Praktik pada Program Studi Teknik Industri
Yogyakarta,
Ketua Program Studi Teknik Industri
ii
DAFTAR ISI
iii
1. LATAR BELAKANG
1
jenis siku sama kaki, kanal, wide flange, H Beam, dan I Beam dengan ukuran dan
spesifikasi yang berbeda-beda. Dari beberapa jenis produk baja tersebut masih
seringkali dijumpai produk cacat (defect) seperti over fill, Dimensi, dan Laps pada
produk baja profil.
Hal tersebut dapat ditinjau dari data-data historis yang dimiliki oleh pihak
Pengendalian Kualitas di PT. Krakatau Wajatama. Tingkat kecacatan cukup tinggi
akan menyebabkan pemborosan sumber daya perusahaan, baik dalam hal biaya,
tenaga kerja, waktu, dan bahan baku. Oleh karena nya perlu adanya perbaikan
proses produksi berdasarkan data inspeksi untuk mengetahui masalah, dan
merumuskan langkah-langkah perbaikan yang ada pada proses produksi produk
baja profil tersebut. Sehingga dapat diketahui jenis kecacatan, faktor penyebab
tingginya tingkat kecacatan, dan perbaikan proses produksi produk baja profil pada
PT. Krakatau Wajatama.
2
2. PERMASALAHAN
3
3. TUJUAN DAN MANFAAT
4
4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Pengertian Kualitas
Adapun pengertian kualitas menurut American Society For Quality yang
dikutip oleh Heizer & Render (2009:301):
“Quality is the totality of features and characteristic of a product or service that
bears on it’s ability to satisfy stated or implied need.”
Artinya kualitas/mutu adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau
jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun
yang tersembunyi.
Para ahli yang lainnya yang bisa disebut sebagai para pencetus kualitas juga
mempunyai pendapat yang berbeda tentang pengertian kualitas, diantaranya adalah:
Joseph Juran mempunyai suatu pendapat bahwa “quality is fitness for use” yang
bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (produk) berkaitan dengan enaknya
barang tersebut digunakan (Suyadi Prawirosentono, 2007).
Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas, tampak bahwa kualitas selalu
berfokus pada pelanggan (customer focused quality). Dengan demikian produk
yang dihasilkan mampu memenuhi kepuasan pelanggan dengan sedikit toleransi
terhadap produk tersebut.
4.2 Pengendalian Kualitas
pengertian kualitas menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian
adalah:
“Control can mean an evaluation to indicate needed corrective responses, the act
guilding, or the state of process in which the variability is attribute to a constant
system of chance causes”.
Jadi pengendalian dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai
dengan yang direncanakan. Selanjutnya, pengertian pengendalian kualitas dalam
arti menyeluruh adalah sebagai berikut:
Pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998, dalam Al-
Fakhri ,2010), adalah: Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan
mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk
yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
5
Menurut Vincent Gasperz (2005: 480, pengendalian kualitas adalah:
“Quality control is the operational techniques and activities used to fulfill
requirements for quality”. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan
yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan
meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
6
menganalisis masalah-masalah kualitas yang sedang dihadapi agar masalah tersebut
dapat dikendalikan.
Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan SPC dan SQC
mempunyai 7 alat statistik yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
mengendalikan kualitas, yaitu: check sheet, histogram, control chart, diagram
pareto, diagram sebab akibat, satter diagram, dan diagram proses (Heizer dan
Render, 2006). Dr. W. Edwards Deming mengajukan cara pemecahan masalah
dengan Statistical Process Control (SPC) dan Statistical Quality Control (SQC)
yang dilandasi 7 alat statistik utama, yaitu Check Sheet, histogram, scatter diagram,
control chart, grafik, diagram pareto, dan fishbone. Alat ini dijadikan dalam
pengumpulan informasi yang objektif untuk dijadikan dasar pengambil keputusan.
4.4.1 Lembar Periksa (Check Sheet)
Lembar periksa adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data serta memudahkan dalam proses analisis selanjutnya. Dalam lembar periksa
hanya bersifat pengamatan yang berkaitan dengan sifat-sifat mutu yang telah
ditetapkan untuk diperiksa apakah telah memenuhi persyaratan.
4.4.2 Histogram
Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi
dalam proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukka tabulasi dari data uamg
diatur berdasarkan ukurannya. Yabulasi data ini umunya dikenal seagai distribusi
frekuensi. Histogram menunjukkan karakteristik dari data yang dibagi-bagi
menjadi kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti
lonceng yang menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-
ratanya. Bentuk histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa
banyak data yang tidak berada pada nilai rata-ratanya tetapi kebanyakan datanya
berada pada batas atas atau batas bawah.
7
Gambar 1. Histogram
8
Gambar 2. Diagram Pareto
9
4.4.4 Peta Kendali P
Peta kendali merupakan salah satu alat terpenting dalam
pengendalian kualitas, atau sering disebut bagan kendali Shewart,
dinamakan demikian karena teknik ini dikembangkan oleh Dr. Walter
Andrew Shewart pada tahun 1920 sewaktu ia bekerja pada Bell Telefone
Laboratories. Dari seluruh bagan atau diagram yang ada , diagram yang
paling popular antara lain adalah diagram X, R, p, dan c.
3 𝑃(1−𝑝)
3σP = √
𝑛
UCL = P + 3σP
LCL = P - 3σP
Keterangan:
P= Centre line
10
4.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian pengendalian kualitas dengan metode peta kendali P bukan
merupakan hal baru, melainkan penelitian yang sudah pernah dilakukan
sebelumnya. Tentu saja setiap penelitian memiliki tujuan masing-masing
dimana tujuan tersebut adalah untuk meminimalisir produk reject atau gagal
untuk mengoptimalkan hasil produksi. Banyak sekali metode yang dipakai
dalam penelitian tentang pengendalian kualitas salah satunya adalah dengan
metode peta kendali P, berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu tentang
pengendalian kualitas dengan berbagai macam metode:
No Nama/Tahun Judul Metode Kesimpulan
1 Fajar Sidik N. Analisis Metode analisis Dari analisis tersebut dapat
dan Hotniar Cacat Produk dilakukan diketahui jenis cacat yang terjadi
Siringoringo Botol Milkuat menggunakan pada produk dan penyebabnya. Uji
(2008) 100 ml diagram tulang korelasi digunakan untuk menguji
ikan dan uji hipotesis mengenai ada atau
korelasi. tidaknya hubungan antara
penggunaan material bekas dengan
jumlah cacat yang terjadi. Dari
hasil pengujian menunjukkan
terjadinya penolakan terhadap
hipotesis nol (𝐻0 ) yang berarti
bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan antara penggunaan
material bekas dengan jumlah
cacat yang terjadi.
11
Produksi Roti penyimpangan standar mutu
Melalui produk yang telah ditetapkan oleh
Pendekatan perusahaan. Padahal perusahaan
Statistical telah melakukan pengawasan
Quality kualitas terhadap produk secara
Control intensif dengan menetapkan batas
(SQC) toleransi kerusakan produk.
Metode analisis menggunakan
Statistical Quality Control (SQC)
dengan metode diagram kendali P
(P-Charts). Hasil analisis
memberitahukan bahwa tingkat
pencapaian standar yang
diharapkan oleh perusahaan belum
tercapai. Hal tersebut dibuktikan
oleh proporsi rata-rata produk
yang rusak/cacat untuk produk
yang dijadikan sampel perhari
masih berada diluar batas toleransi
kerusakan produk. Sehingga
pengawasan kualitas produksi
produksi roti secara SQC belum
sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
4 Sulaeman Analisa Quality Control Beberapa faktor penyebab NG
pengendalian Circle (QCC) kotor debu yaitu faktor mesin,
kualitas untuk metode, lingkungan dan manusia.
mengurangi Setelah dilakukan perbaikan
produk cacat
spedometer
terhadap faktor-faktor penyebab
dengan masalah, NG kotor debu berhasil
menggunakan berkurang dari 0.78 % menjadi
metode qcc di 0.11% . Dengan demikian
PT INS aktivitas QCC yang dilakukan
berhasil menyelesaikan masalah
yang terjadi pada proses produksi
speedometer mobil type 2MD
Honda Mobilio.
5 Sri Hermawati Analisis Mean Chart Variabel penelitian yaitu
dan Sunarto Pengendalian terjadinya penolakan bebarapa
(2007) Mutu Produk produk oleh konsumen. Metode
PT. Meiwa Analisis menggunakan mean-chart
Indonesia 35 untuk memonitor proses
Plant II produksi dan uji Z untuk menguji
Depok hipotesis. Untuk mengetahui
apakah kualitas produk Seat R4
masih ada batas standar A (standar
yang ditetapkan oleh pemesan),
dengan asumsi perlakuan produk
selama pengiriman sudah tepat.
Penelitian ini menggunakan data
sekunder berupa jumlah klaim
bulanan selama 3 tahun. Dengan
menggunakan mean-chart
diketahui bahwa produk
perusahaan masih berada pada
batas pengendalian mutu dan
masih dibawah batas toleransi
yang ditetapkan, terlepas dari
12
selalu terjadinya klaim dari
pelanggan. Hasil dari uji Z
menunjukkan diterimanya H0
yang berarti tidak ada perbedaan
antara persentase klaim yang
distandarkan oleh perusahaan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk masih ada dalam
batas standar yang ditetapkan.
13
5. METODOLOGI PENELITIAN
14
2. Literatur
Dengan metode literatur ini penulis mengumpulkan, memilih, dan
menganalisis beberapa sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah
pengendalian kualitas.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik komunikasi penulis kepada orang-orang
yang ahli di PT. Krakatau Wajatama dengan mengadakan tanya jawab untuk
menggali data yang diperlukan yang berhubungan dengan pengendalian
kualitas.
Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data primer
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
dilapangan, berpartisipasi aktif dalam kegiatan dilapangan dan
wawancara dengan karyawan yang terkait untuk mendapatkan
gambaran tentang kondisi secara umum yang berlangsung
diperusahaan.
2. Data sekunder
Pengumpulan data yang diperoleh dari arsip-arsip dan catatan yang ada
di perusahaan dan referensi lain yang mendukung data primer.
15
5.5 Tahap Penelitian
Berikut tahapan-tahapan dalam penelitian mengenai pengendalian kualitas
menggunakan metode peta kendali P.
Mulai
Pengumpulan Data
Data Primer : Metode Wawancara
Data Sekunder : Metode Dokumentasi
Pengolahan Data
1. check cheet
2. Diagram Pareto
3. histogram
4. Peta Kendali P
5. fishbone
6. scatter diagram
7. diageam proses
8.5w+1h dan pembahasan
Selesai
16
1. Mulai
2. Studi Lapangan
Studi lapangan ini meliputi kegiatan observasi secara langsung guna
mengumpulkan data yang diperlukan.
3. Studi Literatur
Studi Literatur dilakukan untuk mebaca permasalahan yang ada pada
perusahaan dan mencari refrensi-refrensi mengenai permasalahaan tersebut
dengan metode yang sesuai. Kemudian dilakukan penyusunan proposal kerja
praktik dan merumuskan usulan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan
yang terdapat pada perusahaan.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan secara langsung pada tahap observasi dan
berikutu beberapa data yang dukumpulkan:
a) Data Primer (wawancara)
Melakukan tanya jawab secara langsung yang dapat memberikan
informasi untuk kepentingan penelitian.
b) Data Sekunder (Dokumentasi)
Melekukan pengamatan secara langsung atau masuk ke objek
penelitian.
5. Pengolahan Data
Adapun tahapan dalam pengolahan data yang akan dilakukan pada penelitian
ini adalah :
a) Check sheet
b) Diagram Pareto
c) Histogram
d) Peta Kendali P
e) Fishbone
f) Scatter diagram
g) Diagram proses
h) 5W+1H dan pembahasan
6. Analisis
Setelah data diperoleh dan diolah dengan beberapa metode lalu data di analisis..
17
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dilakukan untuk memberikan kejelasan dari hasil penelitian yang
dilakukan, sedangkan saran untuk memberikan usulan kepada pihak
perusahaan mengenai pengendalian kualitas.
Pelaksanaan kerja praktik ini akan dilakukan selama satu bulan, dimulai dari
tanggal 2 Juli 2018 hingga 31 Juli 2018. dengan rincian kegiatan dan waktu
penelitian pada tabel 6.1
18
DAFTAR PUSTAKA
Hatani, La. 2008. “Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui
Pendekatan Statistical Quality Control (SQC)”. Diakses 2 Juni 2018, dari
www.google.com
Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Nasution, M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia.
Fakhri, Al. 2010. “Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. Masscom Graphy
Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan
Alat Bantu Statistik”. Semarang : Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro.
Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu
terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta : Bumi
Aksara.
Nasutin, M. N.,. 2005, Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia, Bogor.
Heizer, Jay and Barry Render. 2009. Operations Management (Manajemen
Operasi) 9th Edition. Jakarta : Salemba Empat.
Deming, W. Edwards. 1982. Guide to Quality Control. Cambirdge Massachussetts
Institute Of Technology.
Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI
19