0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
88 tayangan9 halaman

Fisika Bangunan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 9

TUGAS FISIKA BANGUNAN

RANGKUMAN TENTANG DASAR FISIKA BANGUNAN

NAMA : FAISAL RAMADHAN


NPM : 201445500178

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


FISIKA BANGUNAN

A. PENGERTIAN FISIKA BANGUNAN


Setiap bangunan memiliki beberapa elemen penting sebagai pemenuh kebutuhan
aktivitas pada masing masing bangunan. karna elemen tersebut dapat mempengaruhi
bangunan itu sendiri. Elemen tersebut terdiri dari ventilasi, jendela, dinding dsb. Dihadirkan
nya elemen-elemen tersebut di setiap banguanan tergantung pada kebutuhan pengguna.
Contoh ; pemilik bangunan menginginkan udara yang masuk itu banyak, maka hal yang harus
dilakukan adalah dengan membuat ventilasi yang besar.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BANGUNAN


Beberapa faktor yang mempengaruhi bangunan diantaranya ;
1. Faktor pencahayaan
A. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal darisinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat
energi listrik juga dapat membunuh kuman. Pencahayaan alami dapat juga
diartikan sebagi cahaya yang masuk kedalam ruangan pada bangunan yang
berasal dari cahaya matahari. Sebelum masuk kedalam ruangan melalui
bukaan, cahaya ini dapat diproses terlebih dahulu dengan menggunakan
“shading” .Shading dimaksud sebagai penyaring cahaya yang masuk kedalam
ruangan sehingga menghasilkan kualitas pencahayaan pada ruangan yang
diinginkan. Pencahayaan alami memberikan manfaat yang baik bagi psikologis
dan fisik, disamping kegunaan praktis berupa pengurangan energi untuk
pencahayaan buatan. Akan tetapi pencahayaan alami kadang dirasa kurang
efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena
intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama
saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar
alami mendapat keuntungan, yaitu:
▪ Variasi intensitas cahaya matahari
▪ Distribusi dari terangnya cahaya
▪ Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
▪ Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
B. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami (matahari), namun cahaya tersebut berasal dari hasil karya
manusia berupa lampu yang berfungsi menyinari ruangan sebagai pengganti
jika sinar matahari tidak ada. Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan
mengganggu aktivitas keseharian kita, misalnya ditempat kita bekerja. Bahkan,
ada kalanya dengan cahaya buatan yang baik akan mempertinggi aktivitas kita
dalam bekerja jika dibandingkan pada saat beraktivitas pada cahaya siang hari
(alamiah). Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara
tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah
sebagai berikut:
▪ Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail
serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
▪ Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
▪ Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
▪ Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang
▪ Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat


dibedakan atas 3 macam diantaranya :

1. Sistem Pencahayaan Merata


Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas
visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh
langilangit.

2. Sistem Pencahayaan Terarah


Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan
tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui
mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem
pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin
ditimbulkan oleh pencahayaan merata.

3. Sistem Pencahayaan Setempat


Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat
kerja yang memerlukan tugas visual. Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai
dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan
kebutuhannya
2. Faktor penghawaan
Agar bangunan memiliki tingkat kenyamanan yang baik maka sangat perlu
adanya faktor udara di dalam ruangan. Beberapa diantaranya ;
A. Penghawaan alami
Penghawaan alami adalah udara yang dihasilkan langsung dari alam sekitar,
udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya.
Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.
udara tersebut dapat dimanfaatkan untuk penghawaan dalam bangunan.
biasanya bangunan yang dikelilingi oleh banyak pohon maka semakin baik udara
yang akan dihasilkan. contohnya rumah-rumah di daerah pegunungan. .
Penempatan bukaan yang tepat dapat memberikan jalur untuk angin dapat
memasuki ruangan dan kemudian keluar lagi membawa udara dari dalam
rumah, sehingga ruangan di dalam rumah dapat ´bernafas´ melalui pertukaran
udara tersebut.

B. Penghawaan buatan
Selain memanfaatkan udara alami, di dalam bangunan biasanya penguna
menambahkan sistem udara buatan untuk menstabilkan temperatur dalam
ruang. Biasanya hal ini dilakukan terhadap ruang-ruang yang tidak dapat
dijangkau oleh udara alami yang masuk melalui ventilasi. Sistem udara buatan
ini bisa mengunakan AC, Kipas angin dsb. Untuk mendapatkan kondisi ruangan
yang memenuhi thermal comfort atau kondisi yang harus memenuhi
persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya
ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan buatan
(air conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara
dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan
tersebut. Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam
suatu bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan
keseimbangan antara kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-
kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan
itu sendiri. Jika suasana panas, sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk
mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin, ia harus
memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang..
Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah memberikan kondisi-
kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan
mendistribusikan udara yang disejukkan ke seluruh bangunan.

Hal yang dapat dilakukan agar ruangan mencapai temperatur yang nyaman :

 Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara


 Penempatan bukaan secara horizontal maupun vertikal
 Penempatan ruangan yang lebih besar ke arah aliran angin
 Hindari penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini
menyebabkan perputaran angin telalu cepat
 Hindari penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini
menyebabkan angin yang masuk langsung keluar begitu saja
 Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur
tidak boleh menghadap ke barat
 Memakai menara angin, yang berfungsi menangkap dan menghisap angin,
sehingga udara dapat terus bersirkulasi
 Memakai material alami yang lebih banyak menyerap panas, seperti
perlengkapan interior dari kayu, pagar dan dinding tanaman.

3. Faktor akustik
Akustik adalah ilmu tentang bunyi. Bunyi adalah gelombang getaran mekanis
dalam udara atau benda padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga normal
manusia. Rentang frekuensi 20-20.000 Hz Grend piano 25-4.200 Hz Percakapan
manusia 600-4.000 Hz

Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang
terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti
gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik
ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat
akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.
Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu :

 Perubahan suara karena pemantulan dan


 Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.

pada intinya sistem akustik ruang adalah cara menata suatu ruang agar suara tidak
terjadinya gangguan suara pada ruangan-ruangan seperti hall, panggung,
auditorium, atau studio, itu menurut saya (pemikiran simple saja, hehehe). ada
beberapa cara mendesain akustik ruang yaitu dengan material penutup dinding,
bentuk dinding dan ceilling, pengaturan tata suaranya sendiri, tekstur permukaan
dinding, dan lain-lain.

 pantulan dinding : merupakan bidang masiv yang akan memantulkan jika tidak
terdapat bahan yang bisa menyerap gelombang cahaya pada dinding tersebut.

untuk menghindari suara pantul yang bisa mengaburkan suara langsung maka
diperlukan bahan penyerap suara untuk melapisi dinding, bahan dan material bisa
bermacam-macam seperi gypsum, kalsiboard, polyester. selain material, tekstur
juga bisa digunakan untuk mengakali pemantulan suara, menggunakan tekstur
bergerigi bisa membuat bias pemantulan suara menjadi pecah dan tidak terdengar
lagi di telinga. Contoh tekstur akustik pengendalian bising di sydney opera house.

tekstur plafond sydney opera house

Salah satu tujuan rekayasa akustik adalah pengurangan kebisingan yang tidak
diinginkan, yang bisa disebut dengan pengendalian kebisingan Kebisingan yang
tidak diinginkan bisa memiliki dampak bagi kesehatan hewan dan manusia hingga
hilangnya pendengaran
4. Faktor gempa
Bangunan anti gempa yang mempunyai kualitas yang baik, hendaknya tidak hanya
di bangun di daerah rawan gempa. Kematian yang diakibatkan oleh gempa
kebanyakan karena bahan bangunan atau konstruksi bangunan yang tidak
memenuhi standar baku. Cacat dan luka parah tertimpa beton menambah deretan
korban gempa.

 Standar bangunan anti gempa


Bangunan anti atau tahan gempa adalah sebuah bangunan dengan konstruksi
struktur bangunan yang kuat. Bangunan ini diharapkan mampu bertahan dari
gempa hingga berkekuatan 7 skala Ritcher. Kalaupun ada gempa yang lebih keras
lagi, diharapkan bahwa bangunan tidak langsung roboh tapi roboh perlahan
sehingga member waktu untuk menyelamatkan diri.
Untuk mendapatkan bangunan tahan gempa yang baik, maka struktur bangunan
harus simetris. Bangunan dengan struktur simetris sudah terbukti kuat
dibandingkan dengan struktur yang tidak simetris. Estetika bangunan memang
penting sebagai upaya memperindah lingkungan dan enak dipandang mata. Tapi
yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah kerangka bangunan yang kuat.
Salah satu bahan bangunan yang bagus untuk bangunan anti gempa adalah baja
ringan dan semen mortar. Sudah saatnya orang-orang yang berkecimpung di
bidang pembangunan memikirkan untuk memakai bahan bangunan yang seringan
mungkin. Penggunaan bahan yang ringan ini merupakan syarat bagi bangunan anti
gempa. Baja ringan yang pertisi dapat membuat penggunaan genting lebih optimal.
Tiang bangunan berdiameter kecil juga bisa menggunakan baja ringan. Selain baja
ringan, semen mortar cukup bagus dipakai pada bangunan anti gempa. Selain tahan
api, jenis semen ini dapat menahan panas matahari. Harganya memang lebih
mahal. Tapi investasi untuk keselamatan jiwa ini tidak aka nada ruginya.

 Struktur Bangunan Tahan Gempa


Bangunan yang di katakan tahan gempa adalah bangunan yang merespon gempa
dengan sifat dakilitas yang mampu bertahan dari keruntuhan, dan fleksibilitas
dalam meredam getaran gempa.
1. Dirancang dan diperhitungkan
2. Kombinasi beban dan analisis struktur
3. Penggunaan matrial yang ringan
4. Penempatan massa struktur yang terpisah namun saling berinteraksi

 Ciri-ciri umum fisik bangunan tahan gempa


1. Struktur memiliki sistem penahan gaya dinakik gempa.
2. Kekuatan sistem penahan gempa
3. Konfigurasi strukturnnya memenuhi syarat bangunan tahan gempa
 Hal yang harus diperhatikan saat membangun bangunan tahan gempa
- Pondasi
Pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk
menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada tanah
yang keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 6- – 75 cm.
Pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan
aanstamping selesai dipasang.Pondasi juga harus mempunyai hubungan yang
kuat dengan sloof. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan angkur antara
sloof dan pondasi dengan jarak 1 m. Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter
12 mm dengan panjang 20 -25 cm. Pondasi salah satu hal yang harus di
perhatikan pada saat membangun, karena pondasi termausk kalah satu bagian
penting dalam bangunan.

gambaran pondasi dan sloof

- Beton
Beton adalah bagian umum pada bangunan, beton dapat di buat dengan
mencapur Pasir(ageregat halus, kerikil (ageregat kasar) air dan semen
Salah satu jenis beton adalah beton bertulang
Beton bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah menjadi
tahan gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat
diperhatikan karena dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya korosi.
Para pekerja atau tukang suka menganggap remeh fungsinya. Penggunaan alat
bantu seperti molen atau vibrator sangat disarankan untuk menghasilkan beton
dengan kualitas tinggi.

Gambaran beton bertulang


Filosofi perencanaan bangunan tahan gempa yang diadopsi hampir seluruh negara
di dunia mengikuti ketentuan berikut ini (Daniel Rumbi Teruna, 2007):

1. Pada gempa kecil bangunan tidak boleh mengalami kerusakan


2. Pada gempa menengah komponen struktural tidak boleh rusak, namun
komponen non-struktural diijinkan mengalami kerusakan
3. Pada gempa kuat komponen struktural boleh mengalami kerusakan, namun
bangunan tidak boleh mengalami keruntuhan.

Oleh karena itu, merujuk revisi peraturan baru bangunan tahan gempa di Indonesia,
dalam perancangan suatu gedung beton setidaknya harus mengacu pada peraturan
SNI 03-2847-2002, yaitu Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan
gedung, dan SNI 03-1726-2002, yaitu Tata cara perencanaan ketahana gempa
untuk bangunan gedung, sedangkan untuk bagian-bagian yang tidak ada dalam
peraturan SNI 2002, selama belum terbit peraturan baru dapat menggunakan
referensi yang lain.

C. TUJUAN FISIKA BANGUNAN


Tujuan fisika bangunan adalah agar perancang memiliki konsep atau dasar dalam
merancang dan mengetahui bagaimana cara pengaplikasian elemen-elemen
bangunan tersebut terhadap rancang bangunannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulaninfosipil.blogspot.co.id/2012/02/pencahayaan-alami-dan-buatan.html

www.slideshare.net/ZurainahSaid/2-sistem-pengudaraan

https://jfkoernia.wordpress.com/category/gubuk-audio/page/2/

http://rerewidi.blogspot.co.id/2012/03/konstruksi-bangunan-tahan-gempa.html

Anda mungkin juga menyukai